DOSEN PEMBIMBING
Dr. Drs.Abdul Rahman Pakaya, M.Si
DISUSUN OLEH:
HAMDI LAPANANDA (9119421042)
FAKULTAS EKONOMI
PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga Kami dapat memenuhi kewajiban sebagai mahasiswa untuk
membuat sebuah makalah dengan judul “Komponen Pendidikan”.
Semoga makalah ini dapat membantu rekan-rekan pembaca untuk mengetahui dan
lebih memahami lagi mengenai HUBUNGAN ILMU FILSAFAT DAN
FILSAFAT ILMU
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang.................................................1
Rumusan masalah............................................2
Tujuan penulisan..............................................2
BAB II PEMBAHASAN
1. Kesimpulan..............................................................................................23
2. Daftar Pustaka........................................................................................24
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ditinjau dari segi historis, hubungan antara filsafat
dengan ilmu pengetahuan mengalami perkembangan yang
menyolok. Pada permulaan sejarah filsafat di Yunani,
filsafat meliputi hampir seluruh pemikiran teoritis. Filsafat
Yunani kuno yang awalnya merupakan suatu kesatuan
kemudian terpecah-pecah. Sebelum abad ke 17 ilmu
pengetahuan identik dengan filsafat. Pada perkembangan
selanjutanya, yaitu pada abad ke 17 mulai muncul
perpisahan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan.
Pendapat tersebut sejalan dengan pemikiran Van Peursen
(Ismaun 2001) yang mengemukakan bahwa dahulu ilmu
merupakan bagian dari filsafat dan ilmu bergantung pada
sistem filsafat yang dianut.
Dalam perkembangannya filsafat melahirkan
konfigurasi yang menunjukkan “pohon ilmu pengetahuan”
telah tumbuh mekar bercabang subur. Masing-masing
cabang melepaskan diri dari batang filsafatnya,
berkembang mandiri dan masing-masing mengikuti
metodologinya sendiri. Perkembangan ilmu pengetahuan
semakin lama semakin maju dengan munculnya ilmu-ilmu
baru yang pada akhirnya memunculkan pula sub-sub ilmu
pengetahuan baru. Bahkan ke arah ilmu pengetahuan yang
lebih khusus lagi, seperti spesialisasi-spesialisasi. Hal ini
menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan suatu
sistem yang saling menjalin dan taat asas (konsisten).
Untuk mengatasi perbedaan antara ilmu satu dengan ilmu
lainnya dibutuhkan suatu bidang ilmu yang dapat
menjembatani serta mewadahi perbedaan yang muncul,
yaitu dijembatani oleh filsafat. Pernyataan tersebut sesuai
dengan pendapat Imanuel Kant (Anton Bakker,1994:2)
yang menyatakan bahwa filsafat merupakan disiplin ilmu
yang mampu menunjukkan batas-batas dan ruang lingkup
pengetahuan manusia secara tepat. Oleh sebab itu, filsafat
disebut sebagai ibu agung dari ilmu-ilmu (The Great
Mother of The Science).
Filsafat merupakan pengetahuan ilmiah dan sebagai
penerus pengembangan filsafat pengetahuan. Filsafat ilmu
menempatkan objek sasarannya pada ilmu. Filsafat ilmu
mencari pengetahuan umum tentang ilmu atau tentang
dunia sebagaimana ditunjukkan oleh ilmu. Interaksi antara
ilmu dan filsafat mengandung arti bahwa filsafat dewasa ini
tidak dapat berkembang dengan baik jika terpisah dari ilmu.
Ilmu tidak dapat tumbuh dengan baik tanpa kritik dari
filsafat. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
menguraikan tentang hubungan filsafat dengan ilmu.
B. RUMUSAN MASLAH
1. Bagaimanakah hubungan antara ilmu filsafat dan
filsafat ilmu ?
2. Bagaimanakah sejarah perkembangan ilmu dari zaman
yunani kuno sampai klasik dan abad pertengahan
sampai kontemporer?
C. TUJUAN PENULISAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Filsafat Ilmu dan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan tentang apa itu filsafat, apa itu ilmu,
sejarah perkembangan dan hubungan antara filsafat dan
ilmu.
BAB II
PEMBAHASAN
b. Zaman Klasik
Dalam bukuHistory of philosophy of sciencekarya L.W.H
hull menjelaskan bahwa sejarah filsafat dan ilmu pengetahuan
dibagi menjadi empat zaman atau empat periode
pembentukannya, yaitu Zaman Filsafat Yunani,Zaman
Pertengahan,Zaman Kebangkitan Islam, Zaman Kebangkitan
Eropa11
Pertama, masa filsafat Yunani merupakan masa dimana filsafat
dan ilmupengetahuan dilahirkan, seperti kita tahu dizaman ini
banyak filsuf. mulai dari Thales, Socrates, Aristoteles, Plato dll.
Zaman ini filsafat tumbuh bagai jamur dimusim semi, ditandai
banyak melahirkan aliran-aliran filsafat klasik yang
mempengaruhi pemikiran umat manusia sampai sekarang. Tidak
dapat dipungkiri bahwa orang Yunani selalu memikirkan alam
semesta dan sistim sosial masyarakat, termasuk asalusul alam
semesta, hakikat manusia, hakikat masyarakat sampai metafisika.
Kedua, Zaman Pertengahan atau orang biasa menyebutnya
zaman kegelapan, dimana masa ini otoritas raja dan gereja
menjadi otoritas kebenaran mutlak, tidak ada kebenaran kalau
bukan dari kerajaan dan gereja yang mengatakan, sehingga ada
monopoli kebenaran di masa ini, hal ini membuat kemandekan
dalam perkembangan pemikiran filsafat. Ini menjadi alasan kenapa
zaman ini disebut zaman kegelapan, karena zaman ini pemikiran
manusia dipasung dengan sangat kuatnya sehingga membuat filsafat
dan ilmu pengetahuan menjadi mati suri. Ilmu pengetahuan
dikontrol dengan kuat oleh kekuasaan.
Ketiga, ketika di barat ilmu pengetahuan dan filsafat begitu
muram dan gelap, justru di dunia Islam ilmu
pengetahuan mengalami perkembangan yang luar biasa, banyak
pemikir muslim zaman itu yang mampu melahirkan karya karya
fenomenal. Dizaman itu banyak ilmuan dengan berbagai bidang
ilmunya hadir mewarnai khazanah intelektual islam sebagai
contoh adalah Hanafi, Maliki, Syafii dan Hanbali yang ahli
dalam hukum islam; Al Farabi ahli dalam astronomi dan matematika;
Ibnu Sina ahli dalam kedokteran; Al Kindi ahli filsafat; Ibnu
Khaldul ahli sosiologi, filsafat sejarah dan politik, ekonomi
dan kenegaraan; dan Anzahel ahli dan penemu teori peredaran
planet.
Keempat, periode kebangkitan Eropa (abad 14-20). Diabad ini terjadi
sebuahpemutar balikan zaman, ketika di abad pertengahan
kekuatan gereja dan raja sebagai otoritas penentu kebenaran absolut,
zaman ini mulai terjadi penentangan terhadap kekuasaan gereja dan
raja. Di abad ini lahirlah banyak tokoh-tokoh yang membawa eropa
memasuk zaman kebangkitan kembali filsafat dan ilmu pengetahuan,
sebut saja Fransiscan Bacon dengan aliran pemikiran empirisme
dan realism; Newton dengan teori gravitasinya; John Lock menentang
kekuasaan gereja dengan menyebarkan ide bahwa manusia bebas
untuk mengeluarkan pendapat, hak untuk hidup, hak untuk
merdeka dan hak berfikir, Immanuel Kant seorang filsuf terkemuka
dari jerman memberikan kritik terhadap akal budi dalam
bukunyaCritique of Pure Reason.Pasca perang salib yang berkecamuk
di Yerusalem, para pemikir dan seniman mulai meninggalkan
Romawi Timur menuju Eropa barat. Mereka menyadari ada sesuatu
perubahan besar yang tak bisa dihindari, yaitu munculnya teknologi
perang dari mesiu peledak, sebuah lompatan teknologi yang luar
biasa. Dan untuk menguasai teknologi tersebut mereka berkeyakinan
kuat meruntuhkan mistisme zaman pertengahan dimana kebekuan
berfikir manusia mencapai puncaknya. Para pemikir dan seniman
mulai mengkaji dan menghidupkan kembali sains dan filsafat abad
klasik yang sebelumnya mendapat larangan keras karena
bersebrangan dengan misi ketuhanan.Renaisans pertama berkembang di
kota Firenze, dimana keluargaMedici yan tersohor menjadi penyokong
keuangan dengan perdagangannya di wilayah Mediterania. Keluarga
Medici memang mempunyai masalaah dengan sistim kepausan saat
itu. Maka tidaklah heran kalau keluarga Medici inilah yang
memfasilitasi para seniman dan intelektual untuk mengeluarkan karya
pemikirannya dengan bebas dalam lindungan keuarga medici dari
sistem gereja. Selain itu kota Firenze memang disokong oleh para
pedagang dan bangsawan.Kebebasan berekspresi dan berfikir
membuat seniman dan intelektual mampu mendirikan gilda-gilda
seni yang melahirkan banyak seniman dan intelektual terkemuka.
Dari gilda-gilda inilah para intelektual danseniman juga mendidik
penerus mereka Gerakan renaisans memberikan dampak yang luar
biasa bagi Eropa, terutama pada usaha mengembangkan ilmu
pengetahuan yang telah lama mati. Jasa besar juga dilakukan oleh para
Polymath (orang yang memiliki ilmu tinggi dari berbagia
hal) sepertiLeonardo da VincidanMichelangelo, dari merekalah
munculnya sebutanrenaissance men. Sebenarnya kalau kita telaah lebih
dalam mengenai kata renaisans, kata renasians sendiri berasal dari
bahasa prancisRenaissanceyang artinya “lahir kembali” atau
“kelahiran kembali”. Yang dimaksud kelahiran kembali adalah
kelahiran kembali budaya klasik yunani kuno dimana semua orang
bebas melakukan kegiatan pemikiran tentang segala hal, baik
memikirkan alam semesta, kehidupan bermasyarakat, berbangsa
bernegara, termasuk dalam bertuhan. Masa yunani kuno
dipandang sebagai masa keemasan eropa waktu itu, kebebasan yang
dirindukan bangsa eropa berabad abad lamanya setelah datangnya masa
kegelapan.Di Zaman renaisans, kesusastraan, seni dan filsafat mulai
dihidupkan kembali dengan mencari sumbernya dari kebudayan klasik
yunani. Zaman ini ada sebuah pembaharuan filsafat yang radikal, yaitu
pusat pemikiran tidak lagi kosmos, seperti dalam zaman kuno, atau
Tuhan, seperti di abad pertengahan, namun yang menjadi pusatnya
adalah manusia. Di zaman renaisans inilah resmi ditetapkan bahwa
manusia sebagai titik folus dari kenyataan. Manusia menjadi
pusat sejarah, pemikiran, kehendak, kebebasan dan dunia. Pada
tahun 132H/750M, keturunan bani Umayyah di tumpas habis dan
menandai berkahirnya dinasti tersebut. Hanya Abdurrahman, satu
satunya keturunan bani Umayah yang berhasil melarikan diri ke
Andalusia dan mendirikan dinasti Umayyah II di daratan Eropa tersebut.
Sejalan dengan pesatnya perkembangan Islam di Asia dan Afrika, Islam
juga menyebar ke Eropa.
b. Zaman Kontemporer
Bidang ilmu fisika, bagi para ahli pikir merupakan ilmu yang
menempati kedudukan tertinggi. Fisika dipandang sebagai dasar
ilmu pengetahuan yang subjek materinya mengandung unsur-unsur
fundamental yang membentuk alam semesta.
Fisikawan termasyhur pada abad ke-20 adalah Albert Einstein
dengan teori relativitasnya. Ia berpendapat bahwa alam semesta itu
tidak terhingga besarnya dan tidak berbatas, tetapi juga tidak
berubah status totalitasnya atau bersifat statis dari waktu ke waktu.
Pada abad ini, teknologi komunikasi dan informasi mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Mulai dari penemuan komputer,
internet, satelit komunikasi dan sebagainya. Ilmu kedokteran
makin menajam dalam spesialisasi maupun subspesialisasinya.
Munculnya kecenderungan ilmu yang merupakan ilmu sintesis
antara bidang ilmu satu dan lainnya, sehingga muncul ilmu baru
seperti bioteknologi yang kemudian dikenal dengan teknologi
kloning.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Filsafat adalah ilmu yang memberikan suatu integrasi guna
mendekatkan manusia pada nilai-nilai kehidupan yang sebenarnya
dan dapat memilah hal yang baik serta hal yang buruk. Sebagai
ilmu, filsafat telah melahirkan berbagai cabang ilmu yang
mengkaji masalah pemikiran yang berkaitan dengan teori besar
maupun berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Hubungan antara ilmu dan filsafat telah berlangsung dalam
rentang sejarah yang begitu panjang. Sejak lahirnya filsafat sekitar
abad ke 6 SM. Ilmu dipandang identik dengan filsafat dalam
jalinan yang tidak terpisahkan, tetapi sejak pertengahan abad ke 19
ilmu dibedakan dengan filsafat karena ilmu sudah berdiri sendiri
terlepas dari filsafat. Perbedaan ini terjadi secara dikotomis yang
memicu pertentangan antara ilmu dan filsafat sehingga hubungan
ilmu dan filsafat menjadi tidak harmonis.
Harmonisasi hubungan antara ilmu dan filsafat kembali terjalin
ketika filsafat ilmu mulai berkembang, terutama pada abad ke 20.Melalui
filsafat ilmu yang berobjek formal filsafat dan terobjek material
ilmu.Filsafat dan ilmu dapat berinteraksi secara positif. Saling menopang,
dan saling berdialog tanpa saling mereduksi satu sama lain. Perkembangan
dan kemajuan ilmu tanpa saling mereduksi satu sama lain. Perkembangan
dan kemajuan ilmu menuntut peran dan keterlibatan filsafat (filsafat
ilmu).Terutama kritik filosofis yang sangat berguna bagi pengembangan
ilmu-ilmu.Perkembangan filsafat(filsafat ilmu) juga tidak terlepas dari
andil perkembangan ilmu yang semakin pesat sebagai lahan
penyelidikannya. Pola interaksi ini berlangsung tanpa mengganggu
otonomi, eksistensi dan otoritas ilmu maupun filsafat, sehingga ilmu dan
filsafat dapat beriring-bersandung dalam proses perjalanannya sejarahnya
masing-masing.
DAFTAR PUSTAKA
Suriasumantri, Jujun S.
(1990) Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Popular. Jakarta:
Pustaka Sinar.
http://www.anakciremai.com/2008/04/makalah-filsafat-ilmu-
tentang-perbedaan.html
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/13/hubungan-
antara-filsafat-dengan-ilmu/
https://smp3kedungwuni.com/artikel-6-sejarah-perkembangan-
ilmu-pengetahuan.html