Anda di halaman 1dari 11

REVIEW BAB III

PENGANTAR ILMU NEGARA

Di Susun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Negara


Dosen Pengampu : Dr. Hariyanto, S. H. I, M. Hum. , M. Pd

Disusun oleh:
1.

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARI'AH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI PURWOKERTO
2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kita dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang mana
penulisan makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah Ilmu Negara. Dalam
penyusunan makalah ini kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu, terutama kepada dosen yang telah memberi kami petunjuk, sehingga
kami bisa menyelesaikan makalah ini.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak


kekurangan baik dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan demi penyempurna dalam
pembuatan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat memberi manfaat kepada
semua pihak

Purwokerto, 13 April 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ii


DAFTAR ISI ...................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 4
A. Latar Belakang....................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................


6
A. Kelemahan dan kelebihan ....………………... ................................................................. 6
B. Kritik dan referensinya ………….. .................................................................................... 8
C. Masukan atau saran ………. .............................................................................................. 10

BAB III PENUTUP ...........................................................................................................


12
A. Kesimpulan.......................................................................................................................... 12
B. Saran ................................................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................


15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah "negara yang dikenal sekarang" muncul di Eropa pada abad pertengahan. Lo
Stato yang berasal dari bahasa Italia, kemudian berkembang menjadi L'etat dalam
bahasa Prancis, The State dalam bahasa Inggris, der Staat dalam bahasa Jerman, dan
de Staat dalam bahasa Belanda pada saat itu.
Pemikiran awal tentang negara berasal dari bangsa Yunani pada abad ke-5 SM di
Athena. Fakta bahwa orang Yunani adalah orang pertama yang berpikir tentang
negara adalah lebih karena lingkungan yang memungkinkan semua orang berpikir
kritis dan menyatakan pendapat mereka.
Namun, tidak dapat disangkal bahwa suatu sifat agama yang tidak mengenal ajaran
Tuhan yang ditetapkan sebagai kaidah (kanon) merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan adanya kebebasan berpikir dan menyatakan pendapat saat itu.
- Republik demokrasi adalah bentuk negara yang memungkinkan rakyat
memerintah sendiri,
- Yunani memiliki kesempatan untuk berdagang dan berinteraksi dengan orang
lain karena keadaan geografisnya yang menarik.

B. Rumusan Masalah
1. Kelemahan dan Kelebihan Bab III
2. Kritik dan referensinya Bab III
3. Masukan atau saran Bab III

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui Kelemahan dan kelebihan
2. Untuk mengetahui Kritik dan referensinya
3. Untuk mengetahui Masukan atau saran

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Kelemahan dan Kelebihan Bab 1


Kelemahan :
Poin 1 : Dibagian Pengertian dan Istilah Ilmu Negara
Yaitu tidak adanya sumber lain tentang syarat – syarat ilmu menjadi dari suatu
pengetahuan, Jikalau hanya dilihat dari satu sumber saja yang dipaparkan ( Ralph
Ross dan Ernest Van Der Haag ) maka tidak bisa dijadikan acuan karena pemikir
sekarang menyesuaikan zaman. .

Poin 2: Dibagian Pengertian dan Istilah Ilmu Negara


Yaitu bagian pengistilahan ilmu negara dari istilah belanda halaman 5 dan 7.
seharusnya tidak perlu diulang dibagian lembar selanjutnya, karena tidak efektif dan
membuat boros kertas. Dalam poin tersebut harusnya dijadikan satu pembahasan
jangan terpisah karena hanya memuat 1 poin penting saja.

Poin 3; Dibagian Pengertian dan Istilah Ilmu Negara


Yaitu bagian perbedaan pandangan mengenai istilah ilmu negara di Universitas
Gadjah Mada Yogyakarta tahun 1946 dan akhirnya bisa disepakati, perlu dijelaskan
sejarah awal mula masuknya istilah ilmu negara di Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta tahun 1946

Point 4 : Dibagian Pengertian dan Istilah Ilmu Negara


Yaitu tidak adanya Ahli Negara yaitu Kelsen, karena dia juga merupakan satu ahli
dengan George Jellinek dan Krannenburg jadi pendapat dari Kelsen juga perlu
disajikan untuk pertimbangan dan penambahan mengenai istilah ilmu negara

5
Kelebihan ;
Poin 1 ; Dibagian Pengertian dan Istilah Ilmu Negara
Yaitu dibagian syarat ilmu dari suatu pengetahuan, itu sudah tepat dan mecakup
semua poin – poin yang dijelaskan seperti Rasional, Empiris, Umum dan Akumulatif
isatu per satu, membuat pembaca menjadi paham tentang poin tersebut.

Poin 2 ; Dibagian Pengertian dan Istilah Ilmu Negara


Yaitu bagian teori timbulnya ilmu negara di Indonesia itu merupakan poin penting
bagi mahasiswa sendiri karena dengan penjelasan tersebut mahasiswa menjadi
berpengatahuan luas dan mengetahui asal muasal timbulnya teori tersebut yaitu saat
berkobarnya api revolusi sejak proklamasi.

Point 3 : Dibagian Objek Ilmu Negara


Yaitu dipembahasan mengenai hal tersebut sudah cukup relevan dan mudah
dipahami karena dalam kalimat tersebut menggunakan kalimat pertanyaan, jawaban
dan penjelasan yang membuat mudah dimengerti bagi mahasiswa. Ini juga menjadi
trik dalam kepenulisan agar pembaca merasa tertarik untuk mengetahui.

Point 4 : Dibagian Objek Ilmu Negara


Yaitu saat pembahasan UNESCO mengenai ilmu negara, UNESCO menyeragamkan
ilmu negara. Ini menjadi bukti bahwa penulis juga tidak hanya meletakan informasi
dari local melainkan juga internasional untuk menyakinkan dan menambahkan
pengetahuan bagi mahasiswa kalau UNESCO juga berperan dalam membahas ilmu
negara.

Point 5 : Dibagian Ruang lingkup Ilmu Negara


Yaitu dipembahasan tersebut sudah benar dan tepat karena disajikan zaman
mengenai ilmu negara sendiri dengan dibuktikan seorang penulis Georg Jellinek
yang menulis buku tentang konsepsi ilmu negara menjadi sistematis, lengkap , dan
teratur. Dalam bukunya yang ditulis lalu disajikan dalam buku ini sangat spesifik
karena satu per satu dijelaskan seperti ilmu kenegaraan dibagi menjadi 2 ( sempit
dan ilmu pengetahuan hukum ) lalu ilmu negara yang sempit menjadi 3 bagian
terpecah kembali dan masih banyak lagi.

6
2. Kritik dan referensinya Bab III
Poin 1 : Dibagian Pengertian Negara menurut Ahli
Yaitu tidak adanya sumber lain pendapat pemikiran ahli dari islam, seharusnya
disajikan karena pemikiran mengenai negara tidak hanya dari barat saja melainkan
islam juga berperan dalam memberikan kontribusinya.
Referensinya : Ahmad Azhar Basyir, Negara dan Pemerintahan dalam Islam, Edisi
kedua, Yogyakarta, UII Press, 2000, hlm.42.
https://research.unissula.ac.id/file/publikasi/
210389018/998ILMU_NEGARA_LENGKAP_+_HAKI.pdf

Poin 2 ; Dibagian Pengertian Negara menurut Ahli Max Webber


Yaitu tidak dijelaskan secara detail mengenai apa yang dimaksud dalam tindakan
kekerasan secara fisik sah dalam suatu wilayah yang dipaparkan oleh ahli tersebut,
jikalau tidak dijelaskan maka akan menimbulkan pandangan terkait kekerasan secara
fisik yang sah.
Referensinya : https://id.wikipedia.org/wiki/Kekerasan
(Inggris) Weber, Max (1994). "The President of the Reich". Dalam Peter Lassman,
Ronald Speirs. Political writings. Cambridge University Press. hlm. 390. ISBN
0521397197, 9780521397193

Poin 3 ; Dibagian Pengertian Negara menurut Ahli Mac Iver


Yaitu tidak dijelaskan secara detail mengenai pendapatnya sendiri yang memiliki
kesamaan dengan pengertian negara hukum materil, membuat pembaca atau
mahasiswa kebingunan dalam memahami teksnya.
Referensinya ; https://e-journal.uajy.ac.id/7870/3/2MIH01283.pdf

7
8
3. Masukan atau saran
Poin 1: Penambahan Materi Pendapat Sifat Negara menurut Miriam
Budiardjo
Oleh sebab itu negara memiliki sifat negara menurut Miriam Budiardjo adalah:
(1)Sifat memaksa, agar peraturan perundang-undangan ditaati dan dengan demikian
penertiban dalam masyarakat tercapai dan serta timbulnya anarkhi dapat dicegah,
dalam arti mempunyai kekuasaan untuk memakai kekuasaan fisik secara legal,
sarana untuk itu adalah polisi, tentara dan sebagainya,
(2)Sifat Monopoli, negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama
dalam masyarakat,
(3)Sifat mencakup semua (all-encompassing-all-embracing), semua peraturan
perundang-undangan berlaku untuk semua orang tanpa kecuali. Keadaan demikian
memang perlu, sebab kalau seseorang dibiarkan berada di luar ruang lingkup
aktifitas negara, maka usaha negara kearah tercapainya masyarakat yang dicita-
citakan akan gagal.1
Referensinya: Miriam Budiardjo, op.cit. hlm 49-50.
https://research.unissula.ac.id/file/publikasi/
210389018/998ILMU_NEGARA_LENGKAP_+_HAKI.pdf
Point 2 ; Penambahan Materi mengenai Pengertian suatu Negara Hukum
Materil saat dijelaskan oleh ahli Robert Mac Iver
Tipe Negara hukum materil merupakan pengertian Negara hukum dalam arti luas,
yang sering di sebut dengan Negara hukum modern (modern rechtsstaat). Pada tipe
Negara hukum materil, lingkup tugas pemerintah bukan saja melaksanakan
ketentuan undang-undang semata, melainkan juga turut membuat undang-undang
atau berbagai peraturan pelaksanaannya. Negara tidak hanya bertugas sebagai
penjaga malam, melainkan berkewajiban pula secara aktif untuk terlibat dalam
berbagai bidang kehidupan masyarakat demi tercapainya tujuan bernegara.
Referensinya ; https://e-journal.uajy.ac.id/7870/3/2MIH01283.pdf
Point 3 ; Penambahan Materi mengenai Pengertian Negara Menurut Max
Webber saat dijelaskan melakukan Tindakan kekerasan fisik secara sah dalam
suatu wilayah.

1
Miriam Budiardjo, op.cit. hlm 49-50.
9
yakni dengan alasan untuk melaksanakan putusan pengadilan, menjaga ketertiban
umum atau dalam keadaan perang yang dapat berubah menjadi semacam
perbuatanan terorisme yang dilakukan oleh negara atau kelompok yang dapat
menjadi salah satu bentuk kekerasan ekstrem (antara lain, genosida, dll.2
Referensinya : https://id.wikipedia.org/wiki/Kekerasan
(Inggris) Weber, Max (1994). "The President of the Reich". Dalam Peter Lassman,
Ronald Speirs. Political writings. Cambridge University Press. hlm. 390. ISBN
0521397197, 9780521397193
Poin 4 : Penambahan mengenai Pengertian negara menurut pemikiran ahli
Islam
Negara dalam pandangan Islam diberi bermacam-macam predikat yang predikat ini
tidak bersumber dari Al Qur’an dan Hadist Nabi, namun dari pikiran yang tidak
mengikat. Ahmad Azhar Basyir menyebut beberapa predikat negara yaitu
a. Negara ideology (Daulah Fikrah), Negara yang berasas cita-cita, yaitu
terlaksananya ajaran-ajaran Al Qur’an dan Sunah Rasul dalam kehidupan
masyarakat, menuju tercapainya kesejahteraan hidup di dunia, jasmani dan rohani,
materiil dan spiritual, perseorangan dan kelompok, serta menghantarkan kepada
tercapainya kebahagiaan hidup di akhirat.
b. Negara hukum (Daulat Qanuniyah), Negara yang tunduk kepada aturanaturan
hukum Al Qur’an dan Sunah Rasul, penguasa yang mengelola kehidupan Negara
maupun rakyatnya tunduk kepada ketentuan-ketentuan Al Qur’an dan Sunah Rasul.
c. Negara Teo-demokrasi, Negara yang berasas ajaran-ajaran Tuhan (dan RasulNya)
yang dalam realisasinya berlandaskan prinsip musyawarah. Predikat teokrasi tidak
dapat diterima sebab Islam tidak mengenal adanya kekuasaan negara yang menerima
limpahan dari Tuhan, asal kekuasaan negara berasal dari umat dan penguasa
bertanggung jawab kepada umat.
d. Negara Islam (Darul Islam) predikat negara Islam dalam kitab-kitab fiqh
dipergunakan untuk membedakan dengan negara-negara bukan Islam, yaitu negara
sahabat atau negara perjanjian (Darul Ahdi ) dan negara-negara perang atau negara
musuh (Darul Harbi) dalam rangka pembahasan hubungan antar negara.3
Referensinya : Ahmad Azhar Basyir, Negara dan Pemerintahan dalam Islam, Edisi
kedua, Yogyakarta, UII Press, 2000, hlm.42.
2
(Inggris) Weber, Max (1994). "The President of the Reich". Dalam Peter Lassman, Ronald Speirs. Political
writings. Cambridge University Press. hlm. 390. ISBN 0521397197, 9780521397193
3
Ahmad Azhar Basyir, Negara dan Pemerintahan dalam Islam, Edisi kedua, Yogyakarta, UII Press,
2000, hlm.42.
10
https://research.unissula.ac.id/file/publikasi/
210389018/998ILMU_NEGARA_LENGKAP_+_HAKI.pdf

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

B. Saran
Penulis meyakini makalah singkat ini masih jauh dari kesempurnaan, kehadiran
makalah ini menjadi acuan buat penulis pribadi dan juga kiranya pembaca sekalian
untuk menelusuri khazanah keilmuan. Karena itu penulis mengharapkan saran dan
kritikan demi penyempurnaan makalah ini. Terima kasih kepada Dr. Hariyanto, S. H. I,
M. Hum. , M. Pdselaku dosen pengampu mata kuliah Ilmu Negara . Atas bimbingan
dan arahannya, penulis banyak mendapat pelajaran istifadah darinya. Jazakumullahu
kulla khair..!

DAFTAR PUSTAKA

11

Anda mungkin juga menyukai