Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

GEOGRAFI POLITIK

Oleh :

1. Marna Adisa Pitri (21045047)


2. Widya Syakira (21045071)

Dosen Pengampu: Dr. Afdal, M.Pd

PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah pada matakuliah Geografi Politik yang berjudul “Teori
Pembentukan Negara”.
Makalah ini dibuat untuk mememnuhi tugas matakuliah Geografi Politik pada
semester 5 dengan dosen pengampu matakuliah Dr. Afdal M.Pd. Tidak lupa kami
sampaikan terimakasih kepada dosen pengampu matakuliah Geografi Politik yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam pembuatan makalah ini dan terimakasih juga
pada orang tua yang selalu memberikan dukungan atas kelancaran tugas kami.
Akhirnya, penulis sampaikan terimakasih atas perhatiannya terhadap makalah ini
dan kami berharap makalh ini bermanfaat bagi kami khususnya dan pembaca pada
umumnya, dengan segara kerendahan hati, saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan dari pembaca guna meningkatkan pembuatan makalah ini pada waktu
mendatang.

Padang, 17 September 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................................. 1
C. Tujuan ............................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Teori Pembentukan Negara ............................................................................................... 2

1. Teori Hukum Alam ..................................................................................................

2. Teori Ketuhanan.......................................................................................................

3. Teori Teori Kontrak Sosial (Social Contract) .........................................................

4. Teori Kekuatan.........................................................................................................
B. Bentuk Bentuk Negara .........................................................................................................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................................ 9
B. Saran ...................................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara layaknya sebuah organisasi yang didalamnya terdasesuai tujuan, anggotak


danjuga peraturan. Anggotanya adalah warga masyarakat, tujuan negara dimuat
dalamMundang undang dan peraturannya dikenal dengan hukum
Beberapa ahli ilmu kenegaraan mendefinisikan negara sebagai sebuuah
organisasiyang menuungi semua pihak dalam suatu wilayah tertentu. Jadi, negara
berkuasa padaindividu, organisasi, dan wilayah tertentu
Dalam makalah ini kita akan membahas teori terbentuknya negara, unsur-
unsurnegara dan berbagai bentuk negarakarena dengan mempelajari ilmu negara kita
badalahmengetahui sejarah tentang asal usul muasal, hakikat, dan perkebangan pemikiran
negarayang bersifat universal.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dipaparkan, maka dapat diambil rumusan masalah yang
akan dibahas yaitu:
1) Apa saja teori yang terkait dengan pembentukan negara ?
2) Apa sajakah bentuk bentuk negara?

C. Tujuan
1) Mengetahui dan memahami tentang teori pembentukan negara;
2) Memahami bentuk bentuk negara;
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara

Istilah negara merupakan terjemahan dari beberapa kata asing di antaranya state
(bahasa Inggris), etat (bahasa Prancis), atau staat (bahasa Belanda dan Jerman). Adapun
secara terminologi, negara didefinisikan sebagai organisasi tertinggi di antara satu
kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk bersatu. Caranya, dengan hidup
bersama dalam suatu kawasan yang memiliki pemerintahan yang berdaulat.Suatu negara
dapat berdiri jika memenuhi tiga unsur, yakni masyarakat (rakyat), wilayah, dan
pemerintahan yang berdaulat. Ketiga unsur tersebut harus didukung dengan unsur
lainnya berupa konstitusi dan pengakuan negara-negara lainnya yang disebut dengan
unsur deklaratif.

Rakyat dalam definisi suatu negara merupakan sekumpulan manusia yang


dipersatukan oleh persamaan dan bersama-sama bertempat tinggal di suatu wilayah
tertentu. Rakyat dalam negara memegang peranan penting sehingga disebut dengan
substratum personel dari negara.Adapun wilayah menjadi unsur negara yang harus
dipenuhi karena tidak mungkin suatu negara dapat berdiri tanpa memiliki wilayah
dengan batas-batas teritorial yang jelas. Dalam konsep negara modern, batas-batas
wilayah tersebut diatur dalam perjanjian dan perundang-undangan internasional.

Pemerintah didefinisikan sebagai alat kelengkapan negara yang berfungsi


memiimpin organisasi negara untuk mencapai tujuan bersama didirikannya suatu negara.
Aparat dan alat-alat negara yang menetapkan hukum dijadikan sebagai cara untuk
melaksanakan ketertiban dan keamanan, mengadakan perdamaian dan lainnya dalam
rangka mewujudkan kepentingan warga negaranya yang beragam. Untuk mewujudkan
cita-cita bersama tersebut maka diperlukan adanya bentuk-bentuk negara dan
pemerintahan. Pada umumnya, nama sebuah negara identic dengan model pemerintahan
yang dijalankannya. Seperti negara demokrasi dengan sistem pemerintahan parlementer
atau presidensial. Ketiga unsur tersebut didukung dengan unsur lainnya, yakni
konstitusi.
B. Teori Pembentukan Negara

1) Teori Hukum Alam

Terbentuknya negara dapat terjadi karena adanya hukum alam. Teori hukum
alam mengungkapkan jika hukum alam tidak dibuat oleh negara, tetapi karena adanya
kehendak dari alam. Thomas Aquinas memaparkan jika pembentukan serta keberadaan
negara tidak dapat lepas dari hukum alam.

Karena secara hukum alam, manusia harus saling berdampingan serta bekerja
sama untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tidak hanya itu, secara alami, manusia
merupakan makhluk sosial dan politis yang perlu mendirikan komunitas untuk
mengemukakan pendapat serta menyumbangkan pemikiran.

2) Teori Ketuhanan

Doktrin ini memiliki pandangan bahwa hak memerintah yang dimiliki raja
bersumber dari Tuhan. Mereka mendapat mandate Tuhan untuk bertakhta sebagai
penguasa. Para raja merasa dirinya sebagai wakil Tuhan di dunia yang diberikan
tanggung jawab kekuasaan dan mempertanggungjawabkannya hanya kepada Tuhan,
bukan manusia. Praktik model kekuasaan seperti ini, ditentang oleh kalangan
monarchomach (penentang raja). Menurut mereka, raja menjadi tirani yang dapat
diturunkan atau dilengserkan dari tahtanya. Bahkan dapat dibunuh. Mereka menganggap
bahwa kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat.

Dalam sejarah tata negara Islam, pandangan teokritis serupa pernah dijalankan
raja-raja Muslim sepeninggal Nabi Muhammad. Dengan mengklaim diri mereka sebagai
wakil Tuhan atau bayang-bayang Allah di dunia (khalifatullah fi al-ard, dzilullah fi al-
ard), raja-raja muslim tersebut umumnya menjalankan kekuasaannya secara tiran.

Keadaan tidak jauh berbeda dengan para raja-raja di Eropa pada abad
pertengahan, raja-raja muslim merasa tidak harus mempertanggungjawabkan
kekuasaannya kepada rakyat, tetapi langsung kepada Allah. Paham teokrasi Islam ini
pada akhirnya melahirkan doktrin politik Islam sebagai agama sekaligus kekuasaan (dien
wa dawlah).
3) Teori Kontrak Sosial (Social Contract)

Teori kontrak sosial atau teori perjanjian masyarakat menganggap bahwa negara
dibentuk berdasarkan perjanjian-perjanjian masyarakat dalam tradisi sosial masyarakat.
Teori ini menitikberatkan negara untuk tidak berpotensi menjadi negara tirani. Hal
tersebut disebabkan oleh keberlangsungannya ada pada kontrak-kontrak sosial antara
warga negara dengan lembaga negara.

4) Teori Kekuatan

Secara sederhana, teori kekuatan dapat diartikan sebagai negara terbentuk


disebabkan adanya dominasi negara kuat yang menjajah. Kekuatan menjadi pembenaran
(raison d’etre) dari terbentuknya sebuah negara. Melalui proses penaklukan dan
pendudukan oleh suatu kelompok (etnis) atas kelompok tertentu maka dimulailah proses
pembentukan suatu negara Atau dapat diasumsikan bahwa terbentuknya suatu negara
disebabkan oleh adanya pertarungan kekuatan, yang mana pemenangnya yang akan
membentuk sebuah negara.

Awalnya, teori ini bersumber dari kajian antropologis atas pertikaian di kalangan
suku-suku primitif. Yang mana, sang pemenang akan menjadi penentu uatama kehidupan
suku yang dikalahkan.Sebagai contoh dalam kehidupan modern adalah penaklukkan
dalam bentuk penjajahan bangsa-bangsa barat kepada bangsa-bangsa timur. Setelah masa
penjaajahan selesai pada awal abad ke-20, dijumpai banyak negara baru yang
kemerdekaannya ditentukan oleh penguasa kolonial. Misalnya negara Brunei Darussalam
dan Malaysia.

C. Bentuk Bentuk Negara


Bentuk negara sangat beragam. Secara umum, dalam konsep teori modern, negara
terbagi ke dalam dua bentuk, yakni negara kesatuan dan negara serikat. Negara kesatuan
merupakan bentuk negara yang merdeka, berdaulat, dengan satu pemerintah pusat yang
berkuasa dan mengatur seluruh daerah. Namun, dalam pelaksanaannya, negara kesatuan
dikelompokkan menjadi dua macam sistem pemerintahan, yakni sentral dan otonomi.
Berikut penjelasan keduanya.
1. Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi merupakan sistem pemerintahan
yang langsung dipimpin oleh pemerintah pusat. Sementara itu, pemerintah
daerah di bawahnya melaksanakan kebijakan pemerintah pusat. Sebagai
contoh adalah model pemerintahan orde baru di bawah pemerintahan Presiden
Soeharto.
2. Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi merupakan kepala daerah
diberikan kesempatan dan kewenangan untuk mengurus seluruh urusan
pemerintah di wilayahnya sendiri. Sistem ini, dikenal dengan istilah otonomi
daerah atau swantantra. Sistem pemerintahan negara Malaysia dan
pemerintahan pasca orde baru di Indonesia dengan sistem otonomi khusus
dapat tergolong ke dalam model ini.

Adapun negara serikat atau federasi merupakan bentuk negara gabungan yang
terdiri dari beberapa negara bagian dari sebuah negara serikat. Pada mulanya, negara-
negara bagian tersebut merupakan negara merdeka, berdiri sendiri, dan berdaulat. Lalu,
setelah menggabungkan diri dengan negara serikat, dengan sendirinya melepaskan
sebagian kekuasannya dan menyerahkannya kepada negara serikat.

Sementara itu, dari sisi pelaksana dan mekanisme pemilihan, bentuk negara dapat
digolongkan menjadi tiga kelompok di antaranya monarki, oligarki, dan demokrasi.
Berikut rincian ketiganya.
1. Pemerintahan Monarki
Pemerintahan monarki merupakan model pemerintahan yang dikepalai oleh raja
dan ratu. Dalam praktiknya, monarki memiliki dua jenis, yakni monarko absolut dan
monarki konstitusional. Monarki absolut merupakan model pemerintahan dengan
kekuasaan tertinggi di tangan satu orang ratu atau raja. Sebagai contoh negara Arab
Saudi. Sementara, pemerintahan monarki konstitusional merupakan pemerintahan
yang kekuasaan kepala pemerintahannya ada pada perdana menteri yang dibatasi oleh
ketentuan-ketentuan konstitusi negara.
Praktik monarki konstitusional monarki ini menjadi yang paling banyak dilakukan
oleh beberapa negara di antaranya Thailand, Malaysia, Jepang, dan Inggris. Dalam
model monarki konstitusional ini, kedudukan raja hanya sebagai simbol negara.

2. Pemerintahan Oligarki
Model pemerintahan oligarki merupakan model pemerintahan yang dijalankan oleh
beberapa orang yang berkuasa dari golongan tertentu.

3. Pemerintahan Demokrasi
Pemerintahan model demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang
menitikberatkan kedaulatan tertinggi ada pada rakyat atau mendasarkan kekuasannya
pada pilihan dan kehendak rakyat melalui mekanisme pemilihan umum (pemilu).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Secara terminologi, negara didefinisikan sebagai organisasi tertinggi di antara satu


kelompok masyarakat yang memiliki cita-cita untuk bersatu. Caranya, dengan hidup bersama
dalam suatu kawasan yang memiliki pemerintahan yang berdaulat.Suatu negara dapat berdiri jika
memenuhi tiga unsur, yakni masyarakat (rakyat), wilayah, dan pemerintahan yang
berdaulat.beberapa teori tentang penbentukan negara yaitu Teori Hukum AlamTerbentuknya
negara dapat terjadi karena adanya hukum alam, Teori Ketuhanan memiliki pandangan bahwa
hak memerintah yang dimiliki raja bersumber dari Tuhan, Teori Kontrak Sosial (Social Contract)
menganggap bahwa negara dibentuk berdasarkan perjanjian-perjanjian masyarakat dalam tradisi
sosial masyarakat. Teori Kekuatan dapat diartikan sebagai negara terbentuk disebabkan adanya
dominasi negara kuat yang menjajah.

B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasa Oleh karena itu dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar penulis dapat memperbaiki makalah ini
Datar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA

Hayati, R., & Nasution, A. Z. (2023). Konsep Dasar Negara dalam Sistem Kenegaraan. JURNAL
JURNAL RISET, PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL, 1(1), 30-36.

https://www.gramedia.com/literasi/teori-terbentuknya-negara-dan-bentuk-bentuk-negara/

https://www.studocu.com/id/document/universitas-mulawarman/pendidikan-agama-
islam/pkn-kel1-teori-terbentuknya-negara/48110546

https://bobo.grid.id/read/083466614/4-teori-terbentuknya-negara-menurut-para-ahli-mulai-
teori-kekuasaan-hingga-perjanjian-masyarakat?page=all

https://elib.unikom.ac.id/download.php?id=106353

Anda mungkin juga menyukai