Makalah
Makalah diajukan untuk Memenuhi Tugas pada Mata Kuliah Fiqh
Siyasah 2 Fakultas Syariah dan Hukum Islam Program
Studi Hukum Tata Negara Kelompok 1
Oleh :
FETY FERA
NIM.742352021013
HERMILYA PUTRI
NIM.742352021010
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis senantiasa tercurah atas kehadirat Allah Subhana
Wa Ta’ala sehingga makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana waktu yang telah
Makalah ini disusun guna memenuhi salah-satu tugas kelompok pada mata
kuliah Fiqh Siyasah 2. Ucapan terima kasih kepada dosen pengajar, Bapak Dr.
Lukman Arake, Lc. MA. , atas penjabaran materi dalam perkuliahan ini.
Sebagaimana kebenaran datangnya dari Allah dan kesalahan datang dari diri pribadi
penulis, oleh karena itu kritik maupun saran dari pembaca yang budiman
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
C. Tujuan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ............................................................................................... 17
B. Saran .......................................................................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
untuk menata kembali agama samawi yang telah diubah dari bentuk aslinya.
Dari agama monoteis menjadi bentuk agama politeis. Akan tetapi, ada
asumsi kuat terutama dari kalangan orientalis Barat bahwa Islam tidak
tatanan dunia saat ini. Lebih jauh, Islam dianggap sebagai agama yang kuno,
saja, hal ini bertolak belakang dengan realitas sejarah Islam masa silam.
lebih beradab dan modern. Hal ini dapat kita baca dalam dokumen Piagam
Caranya adalah membuat sebuah sistem untuk mengatur negara secara satu.
1
2
1945 sistem tersebut adalah sistem yang paling cocok dengan negara
Indonesia.
kedaulatan dalam dua perspektif yang agak berbeda, yaitu Islam dan Barat.
B. Rumusan Masalah
kedaulatan Islam?
C. Tujuan
sebagai berikut:
3
kedaulatan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi Kedaulatan
diadopsi dari bahasa Inggris, Perancis, Jerman, dan Belanda, yang banyak
pengertian kekuasaan tertinggi dalam atau dari negara yang dalam bahasa
kedaulatan itu sendiri sebenarnya me- rupakan pinjaman dari bahasa Arab
yang berasal dari akar kata 'daulat atau 'dulatan" yang dalam makna
dan lain- lain, biasa dipergunakan untuk menunjuk pengertian 'dinasti' atau
memberikan makna dasar dari kata duwal ini, seperti berganti atau
4
5
bersifat tetap selama negara itu berdiri, kedua, asli atau kedaulatan tidak
berasal dari kekuasaan lain yang lebih tinggi, ketiga, bulat, tidak dibagi-
dalam negara, keempat, tak terbatas, yang berarti kekuasaan itu tidak
dibatasi oleh siapa pun, sebab apabila kekuasaan itu terbatas, tentu ciri
oleh negara tersebut. Kedua, kedaulatan ke luar, arti dari kedaulatan ke luar
tidak tunduk kepada kekuatan lain selain ketentuan yang sudah ditetapkan.
dari mana asalnya. Terhadap persoalan ini ada beberapa paham atau
6
menimbulkan suatu ajaran atau teori, yaitu ajaran atau teori kedaulatan.
dan oleh karena itu maka manusia diperintahkan Tuhan harus tunduk
bahwa kekuasaan itu berasal dari suatu perjanjian antara raja dan
tertinggi di dalam suatu negara itu adalah hukum itu sendiri. Karena
baik raja atau penguasa maupun rakyat bahkan negara itu sendiri
Tuhanan atau teori lainnya. Untuk mengetahui hal ini hanya bisa
dan Ibn Khaldun lebih mungkin ditarik kepada faham teori kontrak
bahwa kepala negara atau Sultan adalah bayangan Allah diatas bumi.
menentangnya.
Islam
sistem yang pas dan sesuai dengan Islam dan realitas masyarakat
9
semua aspek dalam kedaulatan terutama rakyat yang lebih tepat untuk
penguasa itu sebagai wakil Tuhan di bumi. Oleh sebab itu, dalam
antara lain;
10
1) Tauhid
3) Toleransi
5) Ijtihad
7) Syura (musyawarah)
sistem yang mendekati apa yang dimaksud dalam Islam sebagai syura,
ْواْلْذْينْْاستْجْابْواْْلْرْبْهْمْوْأْقامواْْالصلْوةْْوْأْمرْهْمْشْورْىْبْينهمْومماْرزقنهمْينفقون
Artinya: Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan
kemanusiaan.
kehakiman.
perwakilan". Maka dari itu terdapat dua ciri utama perwujudkan konsep
dasar tidak hanya satu lembaga saja, yakni MPR, melainkan semua
undang dasar.
13
terkait hanya dengan satu subjek, itu artinya semua lembaga negara atau
jabatan publik baik secara langsung atau tidak langsung juga dianggap
berdaulat, maka bukan saja tugas dan wewenang jabatan itu harus
perkara yang digunakan dalam rumusan Pasal 29 ayat (1) adalah "Ke-
Tuhanan Yang Maha Esa". Itu artinya dalam UUD 1945 ini diakui juga
Karena itu sangatlah tepat jika dikatakan bahwa UUD 1945 itu,
"Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan
Ketiga, kata "Allah" dalam rumusan Pasal 9 ayat (1) UUD 1945,
negeri maupun luar negeri atau politik dalam negeri maupun politik
dalam negeri, yakni dengan kata lain, mengatur kehidupan umum atas
Undang Dasar Negara, tetap banyak masyarakat, para ahli agama, para
PENUTUP
A. Kesimpulan
terlebih lagi pada era globalisasi saat ini, faktanya yang menjadi sebuah
bersama sama dengan aturan yang sudah ditentukan, maka disinilah Islam
ketaatan rakyat.
mana kedaulatan dan agama adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
agama terletak pada keseimbangan antara dua hal, yaitu kedaulatan rakyat
B. Saran
17
18
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, untuk
19