Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TENTANG

BENTUK DAN PRINSIP KEDAULATAN

KELAS: IX A
KELOMPOK II
KETUA : ELVIRA PUTRI NUGRAHA
ANGGOTA KELOMPOK:
1. YEMI NOLA
2. ASYIFFA RAHMADANIA
3. CACA PADILAH

SMP NEGRI 1 BELIMBING


KABUPATEN MELAWI PROPINSI KALIMANTAN BARAT
TAHUN 2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana telah memberikan kami semua
kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan yang berjudul “Makalah tentang Bentuk dan Prinsip
Kedaulatan” dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan. Tersusunnya makalah
ini tentunya tidak lepas dari peran serta berbagai pihak yang telah memberikan bantuan
secara materil dan spiritual, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Guru Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan SMP 1 Belimbing
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis sehingga
makalah ini dapat terselesaikan
3. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar makalah
ini dapat kami selesaikan

Semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang membalas budi baik yang tulus
dan ihklas kepada semua pihak yang penulis sebutkan di atas. Tak ada gading yang tak retak,
untuk itu kamipun menyadari bahwa makalah yang telah kami susun dan kami kemas masih
memiliki banyak kelemahan serta kekurangan-kekurangan baik dari segi teknis maupun non-
teknis. Untuk itu penulis membuka pintu yang selebar-lebarnya kepada semua pihak agar
dapat memberikan saran dan kritik yang membangun demi penyempurnaan penulisan-
penulisan mendatang. Dan apabila di dalam makalah ini terdapat hal-hal yang dianggap tidak
berkenan di hati pembaca mohon dimaafkan.

Pemuar, 23 Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Istilah dan Pengertian Kedaulatan .......................................................................... 2
B. Macam-Macam Kedaulatan .................................................................................... 2
C. Bentuk Kedaulatan yang Sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945 ........................... 5
D. Prinsip Kedaulatan .................................................................................................. 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 8
B. Saran ....................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kedaulatan (sovereigniteit) adalah ciri, pertanda atau atribut hukum dari Negara.
Sebagai atribut Negara, kedaulatan mempunyai sejarah yang tidak sebaya, maksudnya
bahwa kedaulatan lebih tua secara konseptual dari pada konsep Negara itu sendiri.
Kedaulatan sendiri memiliki banyak teori yang hingga saat ini masih diperdebatkan.
Dan dari para ahli banyak menyumbangkan pikirannya dalam member anggapan mengenai
kedaulatan. Seperti, Charles Benoist menganggap kedaulatan sebagai suatu konsep yang
palsu sejak semula yang kemudian dipalsukan dalam sejarah, tanpa manfaat dan lebih-
lebih lagi, kedaultan adalah konsep yang berbahaya. Sedangkan Esmein memandang
bahwa kedaulatan sebagai suatu “chimere anarchiste” dan kedaulatan hanya
menimbulkan pemerintahan yang berdasar kekuasaan belaka. Hal ini dapat dilakukan
pembenaran, karena semua peperangan besar dan konflik antar-negara secara umum
bersumber dari persoalan kedaulatan politik Negara yang berperang itu. Sedangkan
menurut Jean Bodin, sesungguhnya tidak terdapat kedaulatan mutlak,yang ada hanya
kedaulatan terbatas, baik kedalam maupun di luar wilayah Negara.

B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah istilah dan pengertian kedaulatan?
2. Apa sajakah macam-macam kedaulatan?
3. Bagaimanakah bentuk kedaulatan yang sesuai dengan uud nri tahun 1945
4. Bagaimanakah prinsip kedaulatan?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui berbagai ajaran kedaulatan yang pernah ada
2. Siswa-siswi dapat memahami macam-macam kedaulatan
3. Siswa-siswi dapat memahami bentuk kedaulatan yang sesuia dengan UUD Tahun 1945
4. Siswa-siswi dapat memehami prinsip kedaulatan.

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Istilah dan Pengertian Kedaulatan


Kedaulatan merupakan hasil terjemahan dari kata “sovereignty” (bahasa inggris), “
souverainete” (bahasa prancis), “sovranus” (bahasa italia). Istilah ini diturunkan dari
kata latin “superanus” yang berarti yang tertinggi. Para pemikir Negara dan hukum pada
abad pertengahan, menggunakan makna “superanus” dengan istilah “summa
potestas” atau “plenitudo potestatis” yang artinya “kedaulatan tertinggi dari suatu
kesatuan politik”.
Jean Bodin (1530- 1596) merupakan bapak ajaran kedaulatan atau peletak dasar
kedaulatan, menurut Jean Bodin, kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi terhadap para
warga Negara dan rakyatnya,tanpa ada suatu pembatasan apapun dari undang-undang.
Kedaulatan menurut Jean Bodin adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat hukum
didalam suatu Negara yang sifatnya:
1. Tunggal, berarti bahwa di dalam Negara itu tidak ada kekuasaan lainnya lagi yang
berhak menentukan atau membuat undang-undang atau hukum.
2. Asli, berarti bahwa kekuasaan itu tidak berasal dari kekuasaan lain
3. Abadi, berarti bahwa yang mempunyai kekuasaan tertinggi atau kedaulatan itu adalah
Negara
4. Tidak dapat dibagi-bagi, berarti bahwa kedaulatan itu tidak dapat diserahkan kepada
orang atau badan lain, baik sebagian maupun seluruhnya.
Kedaulatan adalah kekuasaaan yang tertinggi dalam setiap Negara. Kedaulatan tidak
mengizinkan adanya saingan. Kedaulatan tidak mengenal batas, karena membatasi
kedaulatan berarti adanya kedaulatan yang lebih tinggi. Kedaulatan itu lengkap,
sempurna, karena tidak ada manusia dan organisasi yang diperkecualikan dari kekuasaan
yang berdaulat.

B. Macam-Macam Kedaulatan
Kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi dalam Negara, dan untuk mengetahui
siapakah pemegang kedaulatan itu, maka kedaulatan dapat dikelompokkan kedalam
beberapa teori kedaulatan yakni :

2
1. Kedaulatan Tuhan
Kedaulatan Tuhan adalah kekuasaan tertinggi suatu negara berasal dari Tuhan.
Penguasa negara merupakan wakil Tuhan di dunia yang berhak mengatur Negara.
Teori kedaulatan Tuhan menurut sejarahnya berkembang pada zaman abad
pertengahan, yaitu antara abad ke-5 sampai abad ke-15. Didalam perkembangannya
teori ini sangat erat hubungannya dengan perkembangan agama baru yang timbul
pada saat itu yaitu agama Kristen, yang kemudian dioraganisasi dalam satu organisasi
keagamaan, yaitu gereja yang dikepalai seorang paus. Tokoh-tokoh penganut teokrasi
antara lain; Agustinus, Thomas Aquinas, dan Marsillius.
Sedangkan, menurut Ahmad Azhar Basyir, predikat teokrasi tidak dapat
diterima sebab islam tidak mengenal adanya kekuasaan Negara yang menerima
limpahan dari Tuhan, menurutnya kekuasaan Negara berasal dari umat dan
penguasanya bertanggung jawab kepada umat-umat. Menurut ajaran islam, kedaulatan
hanya milik Allah semata, dan hanya Dia-lah pemberi hukum. Dalam Negara Islam,
organisasi-organisasi politik itu disebut khilafah. Manusia merupakan khalifah Tuhan
di muka bumi dan memiliki tugas untuk melaksanakan dan menegakkan perintah dari
pemegang kedaulatan.

2. Kedaulatan Raja
Kedaulatan raja (the kings of souveregnty) berarti dalam Negara itu, yang
berdaulat adalah raja, raja dianggap sebagai orang yang suci, bijaksana sehingga
dianggap berbeda dengan rakyat (warga negaranya) meskipun sama-sama manusia.
Posisi raja dalam hal ini adalah sangat kuat dan tidak ada yang menandingi pada saat
itu.
Menurut Marsilius, kekuasaan tertinggi dalam Negara berada di tangan raja,
karena raja adalah wakil Tuhan atau semacam diberi amanah dari Tuhan untuk
berkuasa atas rakyat dan berhak melakukan apa saja karena menurutnya semua
tindakannya itu sesuai dengan apa yang dikehendaki Tuhan. bahkan raja merasa
berkuasa menetapkan kepercayaan atau agama yang harus dianut oleh rakyatnya atau
warga negaranya.
Kekuasaan mutlak yang ada pada raja, sehingga terjadi penyelewengan
kekuasaan kedalamtyranny. Seperti yang terjadi di Prancis pada masa pemerintahan
raja Louis IV yang menyatakan “Negara adalah saya (I’etat cest moi)”. Pada saat itu
banyak keluarga raja yang berpesta pora diatas kesengsaraan rakyat, yang
3
menyebabkan rakyat tidak lagi percaya pada kekuasaan tertinggi yang berada
ditangan raja. "Ahmad Azhar Basyir yang dipetik dalam: ni;matul huda, Ilmu Negara
(yogyakarta: UII)" Kemudian rakyat mulai memberontak terhadap kekuasaan raja dan
mulai menyadari kekuatannya sendiri sebagai “rakyat” yang beridentitas dan berhak.

3. Kedaulatan Negara
Kedaulatan Negara adalah kekuasaan yang berasal dari negara itu sendiri.
Segala hukum berasal dari Negara. Dalam teori kedaulatan Negara ini menganggap
Negara sebagai suatu “rechtsperson” atau “badan hukum” yang dianggap memiliki
berbagai hak dan kewajiban serta dapat melakukan perbuatan atau tindakan hukum,
tidak ubahnya seperti juga seorang “natuurlijkpersoon” yang menjadi pendukung hak
dan kewajiban yang sekaligus dapat melakukan perbuatan atau tindakan hukum.
Negara sebagai badan hukum inilah yang memiliki kekuasaan tertinggi didalam
kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat.
Menurut Georg Jellineck yang menciptakan hukum bukan tuhan dan bukan pula
raja, tetapi Negara. Adanya hukum karena adanya Negara. Jellineck juga mengatakan
bahwa hukum merupakan penjelmaan dari kemauan Negara. Negara adalah satu-
satunya sumber hukum. Oleh sebab itu, kekuasaan tertinggi harus dimiliki oleh
Negara.
Namun ada pula yang beranggapan bahwa kedaulatan Negara merupakan
kelanjutan dari kedaulatan raja, dimana pada pelaksanaanya yang menjadi penguasa
atau yang memegang kekuasaan dalam suatu Negara adalah raja sendiri, seperti yang
disebut dengan ajaran “verkulpringstheorie” yang artinnya Negara menjelma dalam
tubuh raja. Penganut teori kedaulatan Negara ini antara lain Jean Bodin dan Georg
Jellineck.

4. Kedaulatan Hukum
Kekuasaan tertinggi negara berasal dari hukum. Hukum mengatur segalanya.
Tokoh: Hugo Krabbe, Imannuel Kant, Leon Duguit.

5. Kedaulatan Rakyat
Kekuasaan tertinggi berasal dari rakyat. Rakyat sebagai pemegang kedaulatan
tertinggi melimpahkan kewenangan kepada wakil rakyat yang dipilih oleh rakyat
melalui pemilihan umum.
4
Paham kedaulatan rakyat itu sudah dikemukakan oleh kaum monarchomachen
seperti Marsilio, William Ockham, Buchanan, Hotman dan lain-lain. Mereka inilah
yang mula-mula sekali mengemukakan ajaran bahwa, rakyatlah yang berdaulat penuh
dan bukan raja, karena raja berkuasa atas persetujuan rakyat. Ajaran kaum
monarchomachen ini kemudian dilanjutkan oleh John Locke dan kemudian J.J
Rousseau.
Menurut Locke, memang rakyat menyerahkan kekuasaan-kekuasaannya kepada
Negara. Dengan demikian Negara memiliki kekuasaan yang besar. Tetapi kekuasaan
ini ada batasnya, batas itu adalah hak alamiah dari manusia, yang melekat padanya
ketika manusia itu lahir. Hak ini sudah ada sebelum Negara terbentuk. karena itu,
Negara tidak bisa mengambil atau mengurangi hak alamiah itu.

C. Bentuk Kedaulatan yang Sesuai dengan UUD NRI Tahun 1945


1. Indonesia sebagai Negara yang Berkedaulatan Rakyat
NKRI berdiri berkat perjuangan seluruh rakyat Indonesia.Keberadaan NKRI
karena ada rakyat yang menghuni wilayah Indonesia.Oleh karena itu para pendiri
negara pada saat merumuskan negara Indonesia memilih berkedaulatan Rakyat. Hal
itu secara nyata dirumuskan dalam Pancasila sila ke empat.Selain itu juga didalam
pembukaan UUD NRI 1945 alinea ke empat dan pasal 1 ayat (2).
Dalam perwujudan kedaulatan rakyat, kekuasaan lembaga perwakilan rakyat
yang menyelenggarakan negara bedasarkan UUD NRI 1945 juga dibagi menjadi
kekuasaan legistatif (DPR,MPR,DPD), eksekutif (di pegang oleh Presiden, Wakil
Presiden beserta Mentri-Mentrinya), yudikatif (Mahkama Agung, Mahkama
Konstitusi, Komisi Yudisial), dan eksaminatif (Badan Pemeriksa Keuangan atau
BPK).

2. Indonesia merupakan Negara yang Berkedaulatan Hukum


Dalam pembukaan alinea keempat dan pasal 1 ayat (2) dan ayat (3) sangat jelas
bahwa kedaulatan negara Indonesia juga merupakan negara hukum. Kedaulatan
rakyat dijalankan menurut hukum yang berlaku. Hukum penyelenggaraan Indonesia
yang pokok adalah UUD NRI 1945.

5
D. Prinsip Kedaulatan
Indonesia merupakan negara demokrasi yang berkedaulatan rakyat. Dalam UUD
NRI Tahun 1945 Pasal 1 Ayat (2) disebutkan, “Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan
dilaksanakan menurut Undang Undang Dasar”. Prinsip – prinsip kedaulatan rakyat dan
hukum berdasarkan UUD NRI Tahun 1945:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


Pasal 29 Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945. Berdirinya negara Indonesia merupakan
perjuangan seluruh rakyat Indonesia yang diridai oleh Tuhan Yang Maha Esa.

2. Negara Kesatuan
Pasal 1 Ayat (1) UUD NRI Tahun 1945. Bentuk negara adalah kesatuan, sedangkan
bentuk pemerintahannya republik.

3. Kedaulatan Rakyat dan Demokrasi


Pasal 1 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945. Ketentuan tersebut dimaksudkan untuk
mengoptimalkan dan meneguhkan paham kedaulatan rakyat yang dianut negara
Indonesia.

4. Negara Hukum
Pasal 1 Ayat (3) UUD NRI Tahun 1945. Negara hukum adalah negara yang
menegakkan supremasi hukum untuk menegakkan kebenaran dan keadilan, dan tidak
ada kekuasaan yang tidak dipertanggungjawabkan.

5. Pemisah Kekuasaan dan Prinsip Check and Balance


Dalam kekuasaan negara di Indonesia dipisahkan menjadi eksekutif, legistatif,
yudikatif, dan eksaminatif.

6. Sistem Pemerintahan Presidensiil


Pasal 17 Ayat (2) UUD NRI Tahun 1945. Presiden merupakan lembaga negara yang
menjalankan pemerintahan.

6
7. Demokrasi Langsung dan Demokrasi Perwakilan
Dalam pelaksanaan kedaulatan rakyat dilakukan melalui sistem demokrasi baik secara
langsung maupun perwakilan.

8. Demokrasi Ekonomi dan Ekonomi Pasar Sosial


Kedaulatan rakyat dan hukum juga berlaku dalam pergolongan ekonomi. Kehidupan
ekonomi untuk kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

9. Cita Masyarakat Madani


Kedaulatan rakyat dan hukum di negara Indonesia harus menghargai hak asasi
manusia. Hak-hak setiap warga negara dijamin oleh negara.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Polemik tentang siapakah sebenarnya pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu
Negara masih menjadi perdebatan para ahli, dengan mempertahankan argument masing-
masing yang kemudian menjadi tombak lahirnya berbagai teori mengenai kedaulatan
(kekuasaan tertinggi dalam negara). Kedaulatan yang menurut istilah yang berarti
kekuasaan tertinggi dari suatu kesatuan politik atau menurut Jean Bodin kedaulatan
adalah kekuasaan tertinggi untuk membuat hukum didalam suatu Negara yang bersifat:
tunggal yang berarti bahwa hanya negaralah yang memiliki, asli yang berarti kekuasaan
yang tidak berasal dari kekuasaan lain, kemudian, abadi yang berarti memiliki kekuasaan
tertinggi dan abadi, serta tidak dapat dibagi-bagi yang berarti bahwa kedaulataan itu tidak
dapat diserahterimahkan baik sebagian maupun seluruhnya.

B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini siswa-siswi dapat memahami dengan baik tentang
bentuk Kedaulatan berserta prinsip kedaulatan agar dapat menambah ilmu pengetahuan
dengan cara rajin membaca dan mencari sumber pengetahuan dari berbagai macam
referensi atau buku.

8
DAFTAR PUSTAKA
http://www.tugasku4u.com/2013/07/makalah-kedaulatan.html
Gde Pantja Astawa & Suprin Na’a. Memahami Ilmu Negara dan Teori Negara. Bandung:
refika aditama. 2012.
Ahmad Azhar Basyir. Ilmu Negara. yogyakarta: UII. 2012
https://kelas9apkm.wordpress.com/2018/10/20/ringkasan-ppkn-bab-3-selena-9a-31/.

Anda mungkin juga menyukai