Anda di halaman 1dari 17

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, karena atas rahmat dan
hidayahnya sehingga makalah yang berjudul “Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Sebagai Upaya Menjaga dan Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia”
sehingga dapat diselesaikan dengan baik.
Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi, memberikan
dukungan dan motifasinya, dalam pembuatan makalah ini, terutama kepada:
1. Bapak Zubair, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan yang telah memberikan arahan dan membantu dalam proses pembuatan
makalah ini.
2. Ibu Rita Junianti, S.Pd., selaku guru mata pelajaran Bahasa Indonesia yang telah
membimbing serta mengarahkan kami dalam penggunaan bahasa maupun dalam penggunaan
EYD yang baik dan benar dalam penulisan makalah ini.
3. Bapak Rachmad Hidayat, S.Sos., selaku guru pembimbing pengetikan yang telah
membimbing kami dalam sistematika penyusunan makalah.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki kekurangan. Untuk itu, kami
harapkan kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya kami dapat menulis makalah yang
lebih baik lagi. semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.

Terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................... iv
DAFTAR ISI.......................................................................................................... v
BAB I PENDAHULAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan........................................................................................ 2
1.3 Manfaat Penulisan..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia........................................... 3
2.1.1 Tujuan NKRI.................................................................................... 4
2.1.2 Fungsi NKRI.................................................................................... 4
2.1.3 Sifat Negara...................................................................................... 5
2.1.4 Unsur-Unsur Negara......................................................................... 6
2.1.5 Bentuk Negara.................................................................................. 8
2.2 Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari Masa ke Masa............... 10
2.2.1 Pengertian Persatuan dan Kesatuan................................................ 11
2.2.2 Makna dan Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Bangsa............... 12
2.2.3 Prinsip-Prinsip Persatuan dan Kesatuan Bangsa............................. 13
2.2.4 Pengamalan Nilai-Nilai Persatuan dan Kesatuan............................ 14
2.2.5 Makna Bhinneka Tunggal Ika......................................................... 16
2.2.6 Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa...................... 17
2.2.7Menampilkan Sikap Cinta Tanah Air dengan Memahami
Sejarah............................................................................................ 19
2.2.8 Sikap dan Perilaku dalam Mempertahankan NKRI....................... 24
2.2.9 Memupuk Sikap Cinta Tanah Air dalam Berbagai
Kehidupan...................................................................................... 26
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................ 28
3.2 Saran.......................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 30
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persatuan dan kesatuan merupakan senjata yang paling ampuh bagi bangsa Indonesia
baik dalam rangka merebut, mempertahankan maupun mengisi kemerdekaan. Persatuan
mengandung arti bersatunya macam-macam corak yang beraneka ragam menjadi satu
kebulatan yang utuh dan serasi. Persatuan Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami
wilayah Indonesia Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini terjadi
dalam proses yang dinamis dan berlangsung lama karena persatuan dan kesatuan bangsa
terbentuk dari proses yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia
sendiri, yang ditempuh dalam jangkauan waktu yang lama sekali.
(http://kamuspkn.upi.edu/materi-148-memahami-makna-negarakesatuan-republik indonesia-
nkri.html?m=1)
Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-
royong. Kedua unsur itu merupakan sifat-sifat pokok bangsa Indonesia yang dituntun oleh
asas kemanusiaan dan kebudayaan. Masuknya kebudayaan dari luar terjadi melalui proses
akulturasi (percampuran kebudayaan). Kebudayaan dari luar itu adalah kebudayaan Hindu,
Islam, Kristen, dan unsur-unsur kebudayaan lain yang beraneka ragam. Semua unsur-unsur
kebudayaan yang datang dari luar diseleksi oleh bangsa Indonesia.
(http://noviaasti.blogspot.co.id/2010/negarakesatuanrepublikindonesia-nkri.html).

1.2 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Untuk mengetahui persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dari masa ke masa.

1.3 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat khusus penyusunan makalah ini yaitu:
a. Agar dapat mengetahui hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Agar dapat mengetahui persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia dari masa ke masa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia
Untuk memahami mengenai negara, maka terlebih dahulu akan diawali dengan
penelusuran kata negara secara literal. Istilah negara merupakan terjemahan dari kata-kata
asing, yakni state(bahasa Inggris), staat (bahasa Belanda dan Jerman), dan etat (bahasa
Prancis). Kata staat, state, etat diambil dari bahasa Latin statusatau satum yang berarti
keadaan yang tegak dan tetap atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tetap.
Kata status atau satum lazim diartikan sebagai standing atau station (kedudukan).
Istilah ini dihubungkan dengan kedudukan persekutuan hidup manusia, yang juga sama
dengan istilah status civitasi atau status republicae.Dari pengertian yang terakhir inilah, kata
status pada abad ke-16 dikaitkan dengan kata negara. (Hartati, Atik., Sarwono. 2011.
Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Marsmedia)

Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah negara kebangsaan modern.
Pembentukan negara kebangsaan modern didasarkan pada semangat kebangsaan atau disebut
nasionalisme. Nasionalisme merupakan tekad dari orang-orang yang ada di wilayah itu
(masyarakat bangsa) untuk membangun masa depan bersama di bawah satu negara yang
sama walaupun warga masyarakat itu berbeda dalam ras, etnik, budaya, agama, bahkan dalam
sejarah sekalipun.Istilah negara di ambil dari bahasa Inggris, yakni state istilah ini sudah di
gunakan sejak zaman Yunani kuno. Aristoteles dalam bukunya Politica sudah merumuskan
pengertian negara. Saat itu, Polisyang berarti sebagai negara kota yang berfungsi sebagai
tempat tinggal bersama warga negara dengan pemerintah dan benteng untuk menjaga
keamanan dari serangan musuh. Selain itu, Plato memandang bahwa negara timbul karena
adanya keinginan dan kebutuhan manusia yang beraneka ragam dan mendorong mereka
untuk bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan.
Negara disebut organisasi kekuasaan politik karena dapat memaksakan kekuasaan
tersebut secara sah pada semua orang yang ada didalam wilayahnya, mengatur hubungan,
menyelanggarakan ketertiban dan menetapkan tujuan bersama.
(https://www.scribd.com/document/362113057/dinamika-persatuan-dan-kesatuan-bangsa-
sebagai-upaya-menjaga-dan-mempertahankan-nkri-docx).

2.1.1 Tujuan NKRI


Charles E. Merriam, dalam bukunya A History Of American
PoliticalTheories mengemukakan lima tujuan yang ingin dicapai oleh negara kesatuan, yaitu
keamanan ekstern, ketertiban intern, keadilan, kesejahteraan, dan kebebasan. Kelima tujuan
tersebut dapat direduksi menjadi kesejahteraan atau kemakmuran bersama. (Erwin,
Muhammad. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia. Bandung: Refika
Aditama).
Tujuan dibentuknya negara Indonesia tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 di alinea
IV. Terdapat empat tujuan nasional negara Indonesia, yaitu sebagai berikut:
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
b. Memajukan kesejahteraan umum.
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.

2.1.2 Fungsi NKRI


Sejalan dengan tujuan nasional dan tujuan pembangunan nasional bangsa, NKRI
memiliki fungsi-fungsi antara lain:
a. Fungsi pertahanan, yaitu menyelenggarakan pertahanan dalam rangka menjaga kedaulatan
wilayah dan kemerdekaan bangsa.
b. Fungsi keamanan, yaitu menyelenggarakan tindakan pengaman dan penertiban untuk
menciptakan tertib kehidupan yang aman.
c. Fungsi pemerintahan, yaitu menyelenggarakan dan menjalankan tugas-tugas pemerintah,
birokrasi, dan pelayanan kepada masyarakat.
d. Fungsi kesejahteraan, yaitu menyelenggarakan pembangunan di berbagai bidang untuk
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.
e. Fungsi keadilan, yaitu membuat dan melaksanakan peraturan dalam kebijakan secara adil
serta memberi rasa keadilan kepada masyarakat.

2.1.3 Sifat Negara


Negara sebagai organisasi kekuasaan memiliki beberapa sifat yang tidak dimiliki oleh
organisasi lainnya. Menurut Miriam Budiarjo, masing-masing negara memiliki sifat-sifat
antara lain:
a. Memaksa, peraturan perundangan yang telah ditetapkan harus ditaati oleh seluruh warga
negara maupun aparatur negara. Karena apabila dilanggar alat-alat negara dapat memaksa
dengan menerapkan sanksi hukum yang tegas.
b. Memonopoli, negara dapat memonopoli tujuan bersama dalam negara. Seperti contoh
negara dapat melarang pendirian organisasi atau agama baru yang dilarang oleh Undang-
undang.
c. Mencakup semua, hal ini mengandung maksud bahwa peraturan perundang-undangan
berlaku pada semua orang. (http://nurnazilahpkn.blogspot.co.id/2010/07/hakekatfungsitujuan-
dan-sifat-negara.html).

2.1.4 Unsur-Unsur Negara


Menurut Konvensi Montevideo tahun 1933, yang diselenggarakan oleh negara-
negara Pan-Amerika di kota Montevideo, bahwa negara harus memiliki unsur :
a. Rakyat adalah semua orang yang berada diwilayah suatu negara. Rakyat dalam suatu
negara meliputi penduduk atau bukan penduduk atau orang asing. Penduduk terdiri atas
warga negara dan bukan warga negara. Warga negara ada dua, yaitu warga negara asing atau
warga negara keturunan atau warga negara yang ditetapkan dengan undang-undang.
Penduduk adalah setiap orang yang mempunyai tempat tinggal tetap disuatu negara.
Penduduk terdiri atas warga negara (Mayoritas) atau bukan warga negara (Minoritas). Warga
negara adalah setiap orang yang terikat dengan peraturan negara dan penduduk terikat karena
tempat tinggal.
b. Wilayah Negara
Suatu yang disebut dengan negara harus memiliki wilayah. Wilayah adalah seluruh tempat
baik berupa daratan, lautan, dan juga udara yang ada diatasnya yang memiliki batas-batas
tertentu. Wilayah negara terdiri atas daratan, perairan, udara dan wilayah ekstra teritorial.
c. Pemerintah yang Berdaulat
Pemerintah adalah seluruh perangkat atau alat perlengkapan negara sesuai dengan yang
ditentukan dalam undang-undang dasar negara tersebut. Secara teori bentuk pemerintahan
dapat dikelompokkan atas bentuk republik dan bentuk kerajaan.
Bentuk pemerintahan menunjuk pada bagaimana pemerintahan diangkat atau dipilih.
d. Pengakuan dari negara lain
Pengakuan dari suatu negara lain memiliki dampak positif antara lain akan memberi
kemudahan dalam pergaulan internasional, terbinanya persahabatan dan terpenuhinya
kebutuhan. Pengakuan dari negara lain ada dua macam, yaitu:
1. Pengakuan De Facto, adalah pengakuan secara kenyataan bahwa secara fisik di sebuah
wilayah telah berdiri sebuah negara.
2. Pengakuan De Jure, yaitu pernyataan secara resmi menurut hukum tentang berdirinya
sebuah negara.(https://www.scribd.com/document/362113057/dinamikpersatuan-dan-
kesatuan-bangsa-sebagai-upaya-menjaga-dan-mempertahankan-nkri-docx.)
2.1.5 Bentuk Negara
Bentuk negara adalah pengelompokkan negara berdasarkan kriteria distribusi
kekuasaan antara berbagai tingkat pemerintahan dalam suatu negara. Semua negara bebas
menentukan bentuk negaranya masing-masing. Bentuk negara secara umum dibagi atas
negara kesatuan dan negara serikat (Federasi).
a. Negara Kesatuan
Negara kesatuan ialah negara yang merdeka dan berdaulat di mana di seluruh negara yang
berkuasa hanyalah satu pemerintah yang mengatur seluruh daerah.
b. Negara Serikat
negara serikat ialah suatu negara yang merupakan gabungan dari beberapa negara, yang
disebut negara bagian. Tiap negara bagian berstatus tidak berdaulat, namun kekuasaan asli
tetap ada di negara bagian.
berikut ini adalah tabel mengenai Hakikat Negara Indonesia
No Aspek Informasi Uraian
1. Pengertian negara Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah
tertentu dan di organisasi oleh pemerintah negara yang sah,
yang umumnya memiliki kedaulatan, baik kedaulatan kedalam
maupun kedaulatan keluar.

2. Unsur-unsur Menurut Konvensi Montevideo tahun 1933, yang


negara diselenggarakan oleh negara-negara Pan-Amerika di kota
Montevideo, bahwa negara harus memiliki unsur :
a. Penduduk yang tetap.
b. Wilayah tertentu.
c. Pemerintah.
d. Kemampuan mengadakan hubungan dengan negara lain.
3. Bentuk negara a. Negara kesatuan ialah negara yang merdeka dan berdaulat di
mana di seluruh negara yang berkuasa hanyalah satu
pemerintah yang mengatur seluruh daerah.
b. Negara Serikat ialah suatu negara yang merupakan gabungan
dari beberapa negara, yang disebut negara bagian.
4. Tujuan negara Tujuan negara merupakan pedoman dalam menyusun dan
mengendalikan alat perlengkapan negara serta mengatur
kehidupan rakyatnya.
5. Tujuan Negara Dari Pembukaan Alinea keempat tersebut, tujuan Negara
Indonesia Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari:
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia

2. Memajukan kesejahteraan umum


3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan perdamaian abadi dan keadilan sosial

2.2 Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia dari Masa ke Masa


Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa majemuk, ditandai dengan banyaknya etnis,
suku, agama, budaya, kebiasaan, di dalamnya. Di sisi lain, masyarakat Indonesia dikenal
sebagai masyarakat multikultural, masyarakat yang anggotanya memiliki latar belakang
budaya (cultural background) beragam. Kemajemukan dan multikulturalitas mengisyaratkan
adanya perbedaan. Bila dikelola secara benar, kemajemukan dan multikulturalitas
menghasilkan energi hebat. Sebaliknya, bila tidak dikelola secara benar, kemajemukan dan
multikulturalitas bisa menimbulkan bencana dahsyat.
Nation And Character Building sebagai cita-cita membentuk kebudayaan nasional
sebagai wahana pemersatu bangsa cenderung belum terwujud. Malah akhir-akhir ini
semangat yang menjurus pada kesukubangsaan semakin bertambah besar sepertinya
semangat mengutamakan paham suku bangsa lebih beradab dan maju ketimbang suku bangsa
yang lainnya cenderung tumbuh.
Padahal semangat Kesukubangsaan yang lebih mengutamakan kebesaran suku-
bangsanya di tengah-tengah negara yang multikultur ini tentunya tidak sejalan dengan paham
kebangsaan yang dikembangkan sejak negara ini berdiri.
Pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara yang sarat dengan itikad menjaga,
melindungi, mempersatukan dan membangun bangsa untuk mampu meraih kemajuan adab,
setara dengan bangsa-bangsa maju lainnya di dunia seolah-olah menjadi barang usang yang
sudah ditinggalkan. Manifesto kultural Bhinneka Tunggal Ika yang merupakan tekat untuk
membentuk kohesi sosial dan integrasi sosial, serta menyiratkan landasan mutualisme
(kebersamaan, dalam perasaan maupun perilaku) dan kerjasama yang didasarkan atas
kepentingan bersama dan perasaan kebersamaan, itu pun semakin pudar. Padahal makna dari
manifesto kultural itu adalah tertanamnya perasaan saling memiliki dan menghargai sesama
warganegara Indonesia, meski dengan latar belakang etnik dan kebudayaan yang berbeda-
beda.

2.2.1 Pengertian Persatuan dan Kesatuan Bangsa


Persatuan dan kesatuan berasal dari kata satu yang berarti utuh atau tidak terpecah-
belah. Persatuan dan kesatuan mengandung arti “bersatunya macam-macam corak yang
beraneka ragam menjadi satu kebulatan yang utuh dan serasi.” Indonesia. Mengandung dua
pengertian, yaitu pengertian Indonesia ditinjau dari segi geografis dan dari segi bangsa. Dari
segi geografis, Indonesia berarti bagian bumi yang membentang dari 95° sampai
141° Bujur Timur dan 6° Lintang Utara sampai 11° Lintang Selatan atau wilayah yang
terbentang dari Sabang sampai Merauke.
Indonesia dalam arti luas adalah seluruh rakyat yang merasa senasib dan
sepenanggungan yang bermukim di dalam wilayah itu. Persatuan dan kesatuan Bangsa
Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong
untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah negara yang merdeka dan berdaulat.

2.2.2 Makna dan Pentingnya Persatuan dan Kesatuan Bangsa


Cita-cita bangsa indonesia adalah mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini sebagaimana tercantum dalam Pembukaan
UUD 1945 alinea kedua. Penjabaran secara terperinci tentang tujuan negara Indonesia adalah
tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alineia keempat, yaitu:
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
b. Memajukan kesejahteraan umum.
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
Penjabaran selanjutnya mengenai tujuan negara Indonesia terdapat dalam tujuan
pembangunan nasional Indonesia, penetapan visi, misi, strategis, dan agenda pembangunan
nasional untuk tiap lima tahun ke depan akan dituangkan dalam tiap rencana pembangunan
jangka menengah (rpjm) tiap lima tahun sekali. (Hartati, Atik., Sarwono. 2011. Pendidikan
Kewarganegaraan. Jakarta: Marsmedia).
Kesatuan bangsa Indonesia yang kita rasakan saat ini, itu terjadi dalam proses yang
dinamis dan berlangsung lama, karena persatuan dan kesatuan bangsa terbentuk dari proses
yang tumbuh dari unsur-unsur sosial budaya masyarakat Indonesia sendiri, yang ditempa
dalam jangkauan waktu yang lama sekali. Unsur-unsur sosial budaya itu antara lain seperti
sifat kekeluargaan dan jiwa gotong-royong. Kedua unsur itu merupakan sifat-sifat pokok
bangsa Indonesia yang dituntun oleh asas kemanusiaan dan kebudayaan. Karena masuknya
kebudayaan dari luar, maka terjadi proses Akulturasi (percampuran kebudayaan).
Kebudayaan dari luar itu adalah kebudayaan Hindu, Islam, Kristen dan unsur-unsur
kebudayaan lain yang beraneka ragam. Semua unsur-unsur kebudayaan dari luar yang masuk
diseleksi oleh bangsa Indonesia. Kemudian sifat-sifat lain terlihat dalam setiap pengambilan
keputusan yang menyangkut kehidupan bersama yang senantiasa dilakukan dengan
jalanmusyawarah dan mufakat. Hal itulah yang mendorong terwujudnya persatuan bangsa
Indonesia. Jadi makna dan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa dapat mewujudkan
sifat kekeluargaan, jiwa gotong-royong, musyawarah dan lain sebagainya. Tahap-tahap
pembinaan persatuan bangsa Indonesia itu yang paling menonjol ialah sebagai berikut:
a. Perasaan senasib.
b. Kebangkitan Nasional.
c. Sumpah Pemuda.
d. Proklamasi. (http://www.lebahganteng.com/2017/01/makna-persatuan-dan-kesatuan-
bangsa.html).

2.2.3 Prinsip-Prinsip Persatuan dan Kesatuan Bangsa


Hal-hal yang berhubungan dengan arti dan makna persatuan Indonesia apabila dikaji
lebih jauh, terdapat beberapa prinsip yang juga harus kita hayati serta kita pahami lalu kita
amalkan. Prinsip-prinsip itu adalah:
a. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika, Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa
Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama dan adat
kebiasaan yang majemuk. Hal ini mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa Indonesia.
b. Prinsip Nasionalisme Indonesia, kita mencintai bangsa kita, tidak berarti bahwa kita
mengagung-agungkan bangsa kita sendiri.Nasionalisme Indonesia tidak berarti bahwa kita
merasa lebih unggul daripada bangsa lain. Kita tidak ingin memaksakan kehendak kita
kepada bangsa lain, sebab pandangan semacam ini hanya mencelakakan kita. Selain tidak
realistis, sikap seperti itu juga bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan
Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Prinsip Kebebasan yang Bertanggung jawab, manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa. yang memiliki kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap
dirinya, terhadap sesamanya dan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang maha Esa.
d. Prinsip Wawasan Nusantara, dengan wawasan itu, kedudukan manusia Indonesia
ditempatkan dalam kerangka kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan
keamanan. Dengan wawasan itu manusia Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan,
sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita nasional.
e. Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan Reformasi, dengan semangat
persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi kemerdekaan serta melanjutkan pembangunan
menuju masyarakat yang adil dan makmur.

2.2.4 Pengamalan Nilai-Nilai Persatuan dan Kesatuan


Pengamalan Nilai-nilai Persatuan dan Kesatuan antara lain Mempertahankan Persatuan
dan Kesatuan Wilayah Indonesia. Pepatah mengatakan “Bersatu Kita Teguh, Bercerai Kita
Runtuh”. Oleh karena itu yang perlu kita tegakkan dan lakukan adalah:
a. Meningkatkan semangat kekeluargaan, gotong-royong dan musyawarah. Meningkatkan
kualitas hidup bangsa Indonesia dalam berbagai aspek kehidupan.
b. Pembangunan yang merata serta berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
c. Memberikan otonomi daerah.
d. Memperkuat sendi-sendi hukum nasional serta adanya kepastian hukum.
e. perlindungan, jaminan serta menjunjung tinggi hak asasi manusia.
f. Memperkuat sistem pertahanan dan keamanan sehingga masyarakat merasa terlindungi.
g. Meningkatkan semangat Bhinneka Tunggal Ika.
h. Mengembangkan semangat kekeluargaan, yang perlu kita lakukan setiap hari usahakan
atau “budayakan saling bertegur sapa”.
i. Menghindari penonjolan sara dan perbedaan. Karena bangsa Indonesia terdiri dari
berbagai macam suku, bahasa, agama serta adat istiadat kebiasaan yang berbeda-beda, maka
kita tidak boleh melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan perpecahan. Oleh karena itu
yang harus kita hindari antara lain, egoisme, ekstrimisme, sukuisme, profinsialisme, acuh tak
acuh tidak peduli terhadap lingkungan, fanatisme yang berlebih-lebihan dan lain
sebagainya.(http://www.markijar.com/2015/11/persatuan-dan-kesatuan-bangsa.html)

2.2.5 Makna Bhinneka Tunggal Ika


Arti Bhinneka Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal dari buku
atau Kitab Sutasoma karangan Empu Tantular. Secara mendalam Bhinneka Tunggal Ika
memiliki makna walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat,
bahasa, dan lain sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air.
Dipersatukan dengan bendera, lagu kebangsaan, mata uang, bahasa dan lain-lain yang sama.
Kata-kata Bhinneka Tunggal Ika juga terdapat pada lambang negara Republik Indonesia,
yaitu Burung Garuda Pancasila. Di kaki Burung Garuda Pancasila mencengkram sebuah pita
yang bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika. Kata-kata tersebut dapat pula diartikan Berbeda-
beda tetapi tetap satu jua.
Bhinneka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan Indonesia. Frasa ini berasal
dari bahasa Jawa Kuno dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat “Berbeda-beda tetapi
tetap satu”. Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah Kakawin Jawa Kuno, yaitu Kakawin
Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14. Kakawin
ini istimewa karena mengajarkan toleransi antar umat.
Sejak Negara Republik Indonesia ini didirikan (merdeka), para pendiri bangsa dengan
dukungan penuh seluruh rakyat telah sepakat mencantumkan kalimat “Bhinneka Tunggal
Ika” pada lambang negara Garuda Pancasila. Kalimat itu sendiri diambil dari falsafah
Nusantara yang sejak jaman Kerajaan Majapahit juga sudah dipakai sebagai motto pemersatu
wilayah di kawasan Nusantara. Ini artinya, bahwa sudah sejak dulu sekali, jauh sebelum
jaman menjadi modern seperti sekarang, jauh sebelum bangsa ini menjadi terdidik dengan
tingkat intelektualitas tinggi seperti sekarang, kesadaran akan hidup bersama di dalam
keberagaman sudah tumbuh dan menjadi jiwa serta semangat anak-anak banga di negeri ini.
Tetapi memasuki abad 21, di mana anak-anak bangsa Indonesia telah menjadi bangsa
yang terdidik, bangsa yang banyak sekali punya orang pintar alias kaum inteletual yang
ilmunya bahkan diperoleh dari sekolah-sekolah tinggi di luar negeri, sebuah kata, yaitu
“pluralisme” yang artinya sama dengan keberagaman, tiba-tiba saja menjadi istilah yang
begitu gencar disebut. Setiap orang seakan kurang yakin dengan keintelekannya bila tidak
menyebut kata pluralisme setiap kali bicara, berdiskusi, berpidato dan lain
sebagainya.(http://dedimulyana96.blogspot.co.id/2015/03/makna-persatuan-dan-kesatuan-
bangsa.html).
2.2.6 Cara Mewujudkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa
Padahal salah satu misi utama kedatangan Islam di muka bumi ini adalah
menyebarluaskan rasa kasih sayang, kerukunan, kedamaian, persatuan dan kesatuan. Tak
hanya antar-sesama manusia, tetapi juga pada makhluk-makhluk Allah lainnya, seperti
binatang, tumbuh-tumbuhan, air, bumi, hutan, dan lain sebagainya. Karena itu sulit dipahami
jika manusia yang satu dengan yang lainnya tidak berusaha mewujudkan perdamaian. Misi
perdamaian Islam juga tercermin dalam kata „Islam‟ itu sendiri yang berarti selamat,
sejahtera, aman, dan damai.
Tetapi menyatakan Islam berarti salam damai saja tak cukup. Setiap individu Muslim
harus membuktikan tak hanya dengan perkataan, tetapi lebih penting lagi dengan amal
perbuatan, bahwa Islam dan kaum Muslimin adalah cinta damai dan betul-betul
mengorientasikan diri dengan cara damai pula. merupakan perintah Islam yang harus
dilakukan dengan cara-cara yang baik, damai, persuasif, hikmah, kebijaksanaan dan
pengajaran yang baik. bukan dengan cara yang justru mengandung kemungkaran, seperti
pemaksaan, kekerasan, apalagi terorisme.
Membangun Persatuan dan kesatuan mencakup upaya memperbaiki kondisi
kemanusiaan lebih baik dari hari kemarin. Semangat untuk senantiasa memperbaiki kualitas
diri ini amat sejalan dengan perlunya menyiapkan diri menghadapi tantangan masa depan
yang kian kompetitif. Untuk dapat memacu diri, agar terbina persatuan dan kesatuan paling
kurang terdapat sepuluh hal yang perlu dilakukan:
a. Berorientasi ke depan dan memiliki perspektif kemajuan.
b. Bersikap realistis, menghargai waktu, konsisten, dan sistematik dalam bekerja.
c. Bersedia terus belajar untuk menghadapi lingkungan yang selalu berubah.
d. Selalu membuat perencanaan.
e. Memiliki keyakinan, segala tindakan mesti konsekuensi.
f. Menyadari dan menghargai harkat dan pendapat orang lain.
g. Rasional dan percaya kepada kemampuan iptek.
h. Menjunjung tinggi keadilan.
i. Berorientasi kepada produktivitas, efektivitas dan
efisiensi.(http://www.aguscs.com/2016/11/arti-penting-persatuan-dan-kesatuan-bangsa.html).

2.2.7 Menampilkan Sikap Cinta Tanah Air dengan Memahami Sejarah NKRI
Cinta tanah air berarti cinta pada negeri tempat kita memperoleh penghidupan dan
mengalami kehidupan semenjak lahir sampai akhir hayat. Seseorang yang cinta kepada tanah
aimya senantiasa berusaha agar negerinya tetap aman, sentosa, dan sejahtera.Cinta tanah air
dan bangsa adalah suatu sikap yang ketulusan dan keikhlasan yang diwujudkan
dalam perbuatan untuk kejayaan tanah air dan kebahagiaan bangsanya. Sebagaiwarga negara
Indonesia kita wajib mempunyai rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa, yaitu dengan cara :
a. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia.
b. Tidak akan melakukan perbuatan dan tindakan yang merugikan tanah air.
c. Setia dan taat kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bangsa yang cinta kepada tanah airnya akan selalu tanggap dan waspada terhadap
setiap kemungkinan adanya unsur-unsur yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa.
Unsur-unsur tersebut dapat berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri yang dapat
membahayakan keamanan negara serta kelangsungan hidup bangsa. Oleh karena itu sebagai
warga negarayang baik, rasa kebanggaan itu hendaknya diwujudkan dalam karsa dan karya
yang baik untuk kemajuan bangsanya. Setiap warga negara harus merasa terpanggil untuk
memelihara dan mempertahankan jengkal demi jengkal tanah air apabila ada bangsa-bangsa
lain yang mencoba menjajah kembali negara kita.
Dikemukakan dalam Pasal 26 Ayat (1) UUD 1945 bahwa,yang menjadi warga negara
Indonesia ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang
disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. Yang dimaksud dengan penduduk
Republik Indonesia ialahwarga negara Republik Indonesia yang bertempat tinggal di
Indonesia dan orarrg asing yang menetap atau bertempat tinggal dan bekerja di Indonesia.Isi
pasal di atas menyatakan bahwa warga negara Indonesia sudah selayaknya tidak memandang
suku atau melihat dari mana asalnya.
Sikap membeda-bedakan itu dapat merugikan persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara. Sebagai warga negara Republik Indonesia harus mampu menggalang rasa persatuan
dan kesatuan bangsa dan negara dalam mengisi kemerdekaan. Dalam hubungan itu, perasaan
cinta tanah air dapat diwujudkan dengan cara menjaga nama baik bangsa dan tanah
air Indonesia, berjiwa dan berkepribadian Indonesia, bangga bertanah air Indonesia, dengan
penduduk dan adat istiadat yangberbhinneka, tidak akan melakukan perbuatan dan tindakan
yang merugikan tanah air dan bangsa, serta setia dan taat kepada peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Demikian pula, adanya Ikrar Sumpah Pemuda yang mengakui bahwa kita. Bertanah air
satu, tanah air Indonesia, berbangsa satu, bangsa Indonesia, dan Menjunjung tinggi bahasa
persatuan, bahasa Indonesia.Sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat, kita harus bangga
mempunyai tanah air Indonesia, di mana pun kita berada. Keberadaan Indonesia dalam
hubungannya dengan bangsa lain dapat kita lihat di antaranya adanya kerja sama yang saling
menguntungkan dengan negara-negara lain, baik di kawasan ASEAN maupun tingkat dunia.
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 menandai lahirnya negara bangsaIndonesia.
Sejak saat itu, Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan berhak menentukan nasib dan
arah bangsanya sendiri.Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri bangsa adalah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia pernah terjadi
upaya untuk menggantikan bentuk negara. Misalnyamenggantikan bentuk negara kesatuan
menjadi negara serikat. Hal ini terjadi pada tahun 1949 sampai dengan tahun 1950. Akan
tetapi, upaya untuk menggantikan bentuk negara itu selalu tidak bertahan lama. Indonesia
kembali kepada negara kesatuan. Hingga saat ini negara kesatuan itu tetap dipertahankan.
Daerah juga memiliki peranan yang penting dalam perjuangan merebut dan
mempertahankan kemerdekaan. Sejarah telah membuktikan bahwa tanpa peran rakyat di
seluruh daerah belum tentu tercapai perjuangan kemerdekaan. Demikian juga peran daerah
pada saat ini memiliki peran yang sangat penting. Kekayaan alam yang dimiliki daerah
merupakan kekayaan bersama seluruh rakyat Indonesia dan dipergunakan sebesar-besarnya
untuk kemakmuran rakyat. Untuk mewujudkan pemerintahan yang lebih berkeadilan dan
lebih merata, maka prinsip desentralisasi atau otonomi daerah diharapkan mampu mengatasi
persoalan yang muncul dalam kerangka NKRI.
Sejarah perjuangan bangsa dan peran daerah dalam perjuangan berdiri NKRI
mengandung nilai-nilai yang sangat penting diwarisi oleh generasi muda, seperti Perjuangan
melawan penjajah oleh daerah memiliki arah tujuan yang sama, yaitu kemerdekaan
Indonesia. Tokoh pejuang daerah merupakan tokoh pejuang bangsa Indonesia, persatuan dan
kesatuan telah terbukti menjadi kekuatan bagi bangsaIndonesia dalam merebut dan
mempertahankan kemerdekaan, Bangsa Indonesia telah sepakat membentuk negara Kesatuan
Republik Indonesia sebagai pilihan yang tepat. Mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara di atas kepentingan pribadi dan golongan dan sikap rela berkorban demi kepentingan
bangsa dan negara.
Kebanggaan terhadap daerah masing-masing perlu terus ditanamkan dan
ditumbuhkembangkan dalam masyarakat. Kekhususan dan keragaman daerah tetap terus
dipelihara baik di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya. Namun, dikembangkan sesuai
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini
mengandung makna kebanggaan dan kemandirian tidak mengakibatkan proses
perpecahanbangsa dan negara.
Kewenangan mengurus urusan pemerintahan sendiri tidak berarti tidak mentaati
peraturan pemerintah pusat, apalagi mengarah pada pemisahan daerah dari negara
kesatuan.Sikap etnosentrisme yang mengandung makna sikap yang menganggap budaya
daerahnya sebagai budaya yang tertinggi secara berlebihan dan budaya daerah lain dianggap
lebih rendah. Sikap ini dalam kehidupan nampak antara lain sikap mengutamakan kelompok
daerahnya, memilih pemimpin atas dasar asal daerah, memaksakan budaya daerah kepada
orang lain, dan sebagainya.
Beberapa kerusuhan dalam masyarakat terkadang dapat dipengaruhi oleh faktor
kedaerahan, seperti kerusuhan antarpenonton sepakbola, antarwarga dalam masyarakat, dan
sebagainya. Oleh karena itu sikap etnosentrisme yang sempit harus di hindari.Upaya bela
negara danpertahanan keamanan negara ditujukan untuk mempertahankan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap
keutuhan bangsa dan negara.
Ancaman adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam maupun luar negeri yang
dinilai membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa. Setiap
warga negara, tanpa kecuali sesuai dengan kedudukannya masing-masing memiliki hak dan
kewajiban untuk turut serta dalam upaya bela negara, pertahanan, dan keamanan negara.
Kita sebagai pelajar dan generasi muda berkewajiban mewujudkan nilai-nilai perjuangan
daerah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam berbagai lingkungan
kehidupan secara nyata. (http://kamuspkn.upi.edu/materi-148-memahami-makna-negara-
kesatuan-republik indonesia-nkri.html?m=1)

2.2.8 Sikap dan Perilaku dalam Mempertahankan NKRI


Bangsa Indonesia dalam kehidupan negaranya memiliki sesuatu wawasan nasional
yang disebut Wawasan Nusantara. Hakikat Wawasan Nusantara adalah cara pandang yang
utuh dan menyeluruh dalam lingkup Nusantara demi kepentingan nasional Indonesia.
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia megenai diri dan
lingkungannya yang serba beragan dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan
dan kesatuan dengan tetap menghargai dan menghormati ke-Bhinnekaan di dalam setiap
aspek kehidupan nasional untuk mencapai tujuan nasional Indonesia.
Kita memandang bangsa Indonesia dengan nusantara merupakan satu kesatuan. Jadi,
hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan dan kesatuan wilayah nasional. Dengan kata
lain, hakikat Wawasan Nusantara adalah “persatuan bangsa dan kesatuan wilayah”. Dalam
GBHN disebutkan bahwa hakikat wawasan nusantara di wujudkan dengan menyatakan
kepulauan nusantasa sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan
keamanan. (Nugroho Suryo., Pangalih Fajar., Dkk. 2013. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Bandung: Pratama Mitra Aksara).
Bangsa Indonesia terdiri atas berbagai suku bangsa dengan latar belakang budaya yang
berbeda-beda. Perbedaan suku bangsa ini bisa menjadi sumber konflik yang dapat
menyebabkan perpecahan di tubuh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keragaman tersebut
seharusnya dapat menjadi sebuah kekuatanuntuk menangkal semua gangguan atau ancaman
yang ingin memecah belah persatuan bangsa sebagai ketahanan nasional. Berikut beberapa
sikap dan perilaku mempertahankan NKRI.
a.

Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, yang artinyamenjaga seluruh kekayaan alam
yang terkandung di dalamnya.
b. Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga keutuhan,
kedaulatan negara, dan mempererat persatuan bangsa.
c. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki bangsa, bahasa
persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945,
dan Sang Saka Merah Putih. Kebersamaan dapat diwujudkan dalam bentuk mengamalkan
nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
d. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan Nusantara, yaitu semangat mewujudkan
persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik alamiah maupun aspek sosial
yang menyangkut kehidupan bermasyarakat. Wawasan Nusantara meliputi kepentingan yang
sama, tujuan yang sama, keadilan, solidaritas, kerja sama, dan kesetiakawanan terhadap ikrar
bersama.
e. Memiliki Wawasan Nusantara berarti memiliki ketentuan-ketentuan dasar yang harus
dipatuhi, ditaati, dan dipelihara oleh semua komponen masyarakat. Ketentuan-ketentuan itu,
antara lain Pancasila sebagai landasan dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusional.
Ketentuan lainnya dapat berupa peraturan-peraturan yang berlaku di daerah yang mengatur
kehidupan bermasyarakat.

2.2.9 Memupuk Sikap Cinta Tanah Air dalam Berbagai Kehidupan


Sebagai generasi muda, hal yang seharusnya dilakukan saat ini sebagai persiapan untuk
menggantikan generasi tua di masa yang akan datang, yaitu dengan membina persatuan dan
kesatuan. Dalam rangka membina persatuan dan kesatuan bangsa, berbagai cara dapat
dilakukan untuk menumbuhkan sikap cinta tanah air. Rasa cinta terhadap tanah air diawali
dengan rasa memiliki sense of belongingterhadap negara kita. Hal ini didasarkan atas rasa
bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia. Sebagai bangsa yang berbudaya dan beradab,
tentunya kita harus memelihara dan mengembangkan kebudayaan warisan nenek moyang.
Rasa semangat kebangsaan menyuburkan rasa cinta tanah air yang akan
membangkitkan kemauan untuk membela dan mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia dengan dasar negara Pancasila dan UUD 1945. Kecintaan tersebut akan
menghapuskan rasa kesukuan yang sempit dan mendorong usaha untuk meratakan
pembangunan.Semuanya itu akan menjadi benteng kemungkinan tumbuhnya pikiran-pikiran
yang berbau separatisme (memisahkan diri dan mendirikan negara baru) ataupun rasialisme
(menonjolkan suku sendiri).
Cinta tanah air dan semangat kebangsaan adalah suatu sikap yang berlandaskaan
ketulusan dan keikhlasan hati dengan perwujudan tindakanyang nyata demi terbentuknya
keutuhan dan kemakmuran bangsa. Maka dari itu, warga negara memiliki kewajiban
berperilaku cinta tanah air di antaranya adalah sebagai berikut:
a. Berusaha menjaga dan mengharumkan nama baik negara dengan memberikan kontribusi
nyata melalui prestasi-prestasi yang dihasilkan serta tidak mencemarkan nama baik negara.
b. Memberikan bantuan, baik moral maupun materil demi kepentingan negara, salah satu
contohnya adalah dengan membayar pajak.
c. Mencintai dan senantiasa menggunakan produk dalam negeri.
d. Selalu bangga menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai EYD.
e. Senantiasa berusaha menjaga, mempertahankan, dan mengembangkan budayaIndonesia
hingga tataraninternasional.(http://dedimulyana96.blogspot.co.id/2015/03/makalah-
persatuan-dan-kesatuan-bangsa.html).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia berarti persatuan bangsa yang mendiami
wilayah Indonesia. Persatuan itu didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam
wadah negara yang merdeka dan berdaulat. Makna dan pentingnya persatuan dan kesatuan
bangsa dapat mewujudkan sifat kekeluargaan, jiwa gotong-royong, musyawarah dan lain
sebagainya. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika, Nasionalisme Indonesia, kebebasan bertanggung
jawab, wawasan nusantara dan prinsip untuk mewujudkan cita-cita pada era reformasi.

Meningkatkan keadilan dan tidak membeda bedakan antar suku bangsa. Arti Bhinneka
Tunggal Ika adalah berbeda-beda tetapi satu jua yang berasal dari buku atau Kitab Sutasoma
karangan Empu Tantular. Secara mendalam Bhinneka Tunggal Ika memiliki makna
walaupun di Indonesia terdapat banyak suku, agama, ras, kesenian, adat, bahasa, dan lain
sebagainya namun tetap satu kesatuan yang sebangsa dan setanah air. Membangun persatuan
dan kesatuan mencakup upaya memperbaiki kondisi kemanusiaan lebih baik dari hari
kemarin. Semangat untuk senantiasa memperbaiki kualitas diri ini amat sejalan dengan
perlunya menyiapkan diri menghadapi tantangan masa depan yang kian kompetitif. Bangsa
Indonesia terdiri dari kolektifitas kelompok-kelompok masyarakat yang bersifat majemuk.
Dari segi etnitasnya terdapat 656 suku bangsa (Hidayat, 1997) dengan tidak kurang dari 300
jenis bahasa-bahasa daerah, dan di Irian Jaya saja lebih 200 bahasa-bahasa suku bangsa
(Koentjaraningrat,1993). Penduduknya sudah mencapai 200 juta, yang menempatkan
Indonesia pada urutan keempat dunia. Suatu masyarakat yang multikultural tidak dapat
disamakan dengan masyarakat yang memiliki unit-unit kekerabatan yang bersifat segmenter,
akan tetapi sekaligus juga tidak dapat disamakan pula dengan masyarakat yang memiliki
diferensiasi atau spesialiasi yang tinggi.
Multikultural bangsa sebagai sesuatu yang lebih dari hanya keragaman kebudayaan.
Masyarakat yang benar-benar bersifat plural hanyalah apabila ada sesuatu keanekaragaman
yang resmi diakui di dalam sistem dasar dari kelembagaan-kelembagaan yang diwajibkan.
Multikultural dapat terjadi di Indonesia karena Letak geografis Indonesia, perkawinan
campur dan iklim.(http://nurnazilahpkn.blogspot.co.id/2010/07/hakekat-fungsi-tujuan-
dansifat-negara.html).

3.2 Saran
Indonesia memang suatu bangsa yang multicultural, bangsa yang berdiri dari bebagai
macam suku, budaya, ras dan berbagai bahasa. Namun hal tersebut tidak menutup
kemungkinan bagi kita sebagai bangsa indonesia untuk bersatu dan berjuang untuk bangsa
yang terdiri dari bermacam-macam kultur ini. Kita harus bersatu dengan bangsa yang lain dan
bersama-sama, bergotong royong untuk mengangkat martabat bangsa Indonesia di mata
dunia.
DAFTAR PUSTAKA
Civicpedia, 2017. Sikap Cinta Tanah Air dengan Memahami Sejarah.
http://civicpedia.blogspot.co.id/2017/03sika-tanahair-dengan-memahami sejarah.html.
Diakses pada tanggal 19 Januari 2018, pukul 15:00 WITA.
Dwiadjayu, 2017. Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa Sebahai Upaya Menjaga dan
Mempertahankan NKRI.
https://www.scribd.com/document/362113057/dinamika-persatuan-dan-kesatuan-bangsa-
sebagai-upaya-menjaga-dan-mempertahankan-nkri-docx. Diakses pada tanggal 15 Januari
2018, pukul 15:30 WITA.
Hartati, Atik., Dan Sarwono. 2011. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Marsmedia.
Halimi, Muhammad, Dadang. 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Republik
Indonesia. Jakarta: Pusat Kurikulum Dan Pembukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Kristina, Febiola., Istiqomah., Dan Sa‟idah. 2017. Makalah Integrasi Nasional dalam Bingkai
Bhinneka Tunggal Ika. Tanjung Selor: SMA NEGERI 1 Tanjung Selor.
Lukman, 2017. Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia.
http://www.mikirbae.com/2017/01/hakikat-negara-kesatuan-republik.html
Diakses pada tanggal 15 Januari 2018, pukul 15:45 WITA.
Manaruh, Ahmad. 2017. Makna Persatuan dan Kesatuan Bangsa.
http://www.lebahganteng.com/2017/01/makna-persatuan-dan-kesatuan-bangsa.html. Diakses
pada tanggal 20 Januari 2018, pukul 09:05 WITA.
Mulana, Rafik. 2015. Memahami Makna Negara Kesatuan Republik Indonesia.
http://kamuspkn.upi.edu/materi-148-memahami-makna-negarakesatuan-republik indonesia-
nkri.html?m=1. Diakses pada tanggal 14 Januari 2018. pukul 18:30 WITA.
Mulyana, Dedi. 2015. Makalah persatuan dan Kestuan Bangsa.
http://dedimulyana96.blogspot.co.id/2015/03/makalah-persatuan-dan-kesatuan-bangsa.html.
Diakses pada tanggal 16 Januari 2018, pukul 16:07 WITA.
Nazilah, Nur. 2010. Hakikat Fungsi, Tujuan, Tujuan, dan Sifat Negara.
http://nurnazilahpkn.blogspot.co.id/2010/07/hakekat-fungsi-tujuan-dansifat-negara.html.
Diakses pada tanggal 16 Januari 2018, pukul 16:00 WITA.
Noviasi, 2010. Negara Kesatuan Republik Indonesia.
http://noviaasti.blogspot.co.id/2010/12/negara-kesatuan-republik-indonesia-nkri.html.
Diakses pada tanggal 16 Januari 2018, pukul 15:50 WITA.
Nugroho, Suryo., Pangalih, Fajar., Dkk. 2013. Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan.
Bandung: Pratama Mitra Aksara.
Pramono, Agus. 2016. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan Bangsa.
http://www.aguscs.com/2016/11/arti-penting-persatuan-dan-kesatuan-bangsa.html. Diakses
pada tanggal 20 Januari 2018, pukul 09:00 WITA.
Sriwati, 2015. Persatuan dan Kesatuan Bangsa.
http://www.markijar.com/2015/11/persatuan-dan-kesatuan-bangsa.html
Diakses pada tanggal 16 Januari 2018, pukul 16:05 WITA.
Utamidarojah, Nur. 2016. Arti Penting Persatuan dan Kesatuan.
https://nurutamidarojah.wordpress.com/sesi-3/bab-3-memelihara-semengat-persatuan/b-arti-
penting-persatuan-dan-kesatuan-indonesia/. Diakses pada tanggal 16 Januari 2018, pukul
16:06 WITA.

Anda mungkin juga menyukai