DOSEN PENGAMPU:
Dr. Tunggul Ashari Setianegara, S.H., M.H
DISUSUN OLEH:
Dinda Sabrina (202110110311354)
Shaqila Latifa (202110110311355)
M. Rizki Adhi M. (202110110311356)
Michael Fikriansyah (202110110311358)
Putri Farah A. (202110110311359)
Rizaldi Aldo B. (202110110311360)
Novita Cahya D. P. (202110110311361)
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini berjudul hubungan
Penulisan ini merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Hubungan Tata Nagara I. Dalam penulisan makalah ini kami merasa
masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi yang
tertuang dalam makalah ini, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini.
Akhir kata kami berharap agar makalah ini berguna bagi semua pihak dalam
memberi tambahan informasi tentang hubungan demokrasi dengan Hak Asasi Manusia
BAB I ......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN .................................................................................................................. 4
BAB II .................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .....................................................................................................................6
PENUTUP ............................................................................................................................ 24
BAB VI .................................................................................................................................25
PENDAHULUAN
HAM merupakan hak dasar manusia yang secara kodrati melekat pada diri manusia
dan bersifat universal. Oleh karena itu HAM harus dilindungi, dihormati, dipertahankan,
dan tidak boleh dirampas oleh siapapun. HAM dan demokrasi merupakan konsepsi
kemanusiaan dan relasi sosial yang dilahirkan dari sejarah peradaban manusia di dunia.
HAM dan demokrasi juga dapat dimaknai sebagai hasil perjuangan manusia untuk
untuk kuat terhadap pengakuan dan perlindungan HAM menempatkan hak asasi
1.3.6 Untuk mengetahui hubungan negara demokrasi dengan Hak Asasi Manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
Negara merupakan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan
masyarakat. Unsur-unsur suatu negara yaitu adanya rakyat, wilayah, pemerintah yang
berdaulat, dan pengakuan dari negara lain. Menurut pendapat Aristoteles, seorang ahli
filsafat Yunani kuno mengatakan bahwa manusia itu adalah zoon politicon atau makhluk
sosialyang selalu hidup bermasyarakat. Marcus Tullius Cicero atau Marsilius menegaskan
teori “Ubi sosietas ibi ius”. Teori ini diartikan bahwa di mana ada masyarakat maka disitu
ada hukum. Sebelum negara berdiri, masyarakat telah diikat oleh hukum yang berada di
Secara historis pengertian Negara berkembang sesuai dengan kondisi yang ada di
masyarakat pada saat ini. Pengertian tentang Negara telah banyak didefinisikan baik oleh
para filsuf kuno, ahli abad pertengahan dan abad modern. Beberapa pendapat para ahli
suatu kekuasaan masyarakat (persekutuan dari pada keluarga dan desa/kampung” yang
1
G.S. Diponalo, Ilmu Negara, jilid 1, (Jakarta: Balai Pustaka,1975), h. 23
b) Logemann, seorang sarjana dan pemikir abad pertengahan mengatakan bahwa negara
c) Riger Soltau, (Budiardjo, 2007; Agustino, 2007; Kaelan dan Achmad Zubaidi, 2007),
negara adalah alat atau wewenang yang mengatur atau mengendalikan persoalan
d) Jean Bodin (Schmandt, 2002), negara sebagai pemerintahan yang tertata dengan baik
dari beberapa keluarga serta kepentingan bersama mereka oleh kekuasaan berdaulat.
memandang, negara sebagai suatu badan atau organisme yang mempunyai dasar-dasar
perdamaian.3
f) Ibnu Khaldun (1332-1406), sebagai seorang pemikir islam tentang masyarakat dan dan
kekuasaan.4
g) H.J Laski, seorang pemikir negara dan hukum zaman berkembangnya teori kekuatan
abad ke-20, juga mengatakan bahwa negara adalah suatu masyarakat yang
diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat memaksa dan secara sah
lebih agung dari pada individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat
itu. Masyarakat merupakan negara yang harus ditaati baik oleh individu maupun oleh
2
Mukhtar Affandi, Ilmu-ilmu Kenegaraan, (Bandung: Alumni, 1971), h. 93
3
Suhino, Ilmu Negara, (Jogyakarta: Liberty, 1980), h. 64
4
Deliar Nur, Pemikiran Politik di Negara Barat, (Jakarta: Rajawali Press, 1982), h.54
asosiasi-asosiasi, ditentukan oleh suatu wewenang yang bersifat memaksa dan
mengikat.5
Pengertian negara yang dikemukakan oleh beberapa ahli itu berbeda-beda. Banyak
dikarenakan perbedaan sudut pandang mereka dalam melihat konsep suatu negara.
Perbedaan lingkungan, perbedaan zaman dan kondisi politik serta pengaruh keyakinan yang
negara.
Tujuan dan Fungsi Negara Pada umumnya negara itu hadir sebagai wadah politik
dengan tujuan untuk mendapatkan kehidupan yang terbaik, di Indonesia dikenal dengan
pepatah gemah ripah lo jinawi atau adil dan makmur. Negara juga dibentuk sebagai alat
politik dalam upaya untuk mencapai polity (masyarakat politik) yang terbaik atau ed dam
onia (Plato dan Aristoteles) atau dengan tujuan menciptakan keadaan dimana rakyat dapat
tujuan akhir semua negara adalah menciptakan kebahagiaan bagi rakyatnya atau bonum
publicum, common good, common wealth. Tujuan negara menunjukkan apa yang secara
ideal hendak dicapai oleh negara itu. Pada umumnya tujuan negara yang terpenting adalah:
5
Moh. Kusnadi dan Bintang Saragi, Ilmu Negara, (Jakarta: Perintis Press, 1985), h.48
6
Ellya Rosana, (2016), Negara Demokrasi dan Hak Asasi Manusia, Jurnal TAPIs, No. 1 Vol. 12. h. 41
1. Melindungi masyarakat dan bangsanya dari berbagai bahaya kehancuran yang
datangnya dari luar.7
3. Keadilan: Justice.
5. Kebebasan: Freedom.
Kelima tujuan negara ini dapat disimpulkan dengan pengertian “kemakmuran bersama”
selalu ada, apabila kita mengamat-amati di sekitar aktivitas negara atau berdasarkan
7
Ibid., hlm 41
8
Ibid.
9
Ibid., hlm 42
10
Ibid.
Tujuan Negara Indonesia
1945 ialah: Untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi
kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial dengan berdasar kepada : Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin
Tujuan negara tersebut harus diraih oleh negara sebagai organisasi tertinggi bangsa
Indonesia yang penyelenggaraannya didasarkan pada lima dasar negara (Pancasila). Sila
“Ketuhanan Yang Maha Esa” menjadi landasan politik hukum yang berbasis moral agama;
sila “Kemanusiaan yang adil dan beradab” menjadi landasan politik hukum yang
menghargai dan melindungi hak-hak asasi manusia yang nondiskriminatif; sila “Persatuan
Indonesia” menjadi landasan politik hukum untuk mempersatukan seluruh unsur bangsa
dengan berbagai ikatan primordialnya masing-masing; sila “Kerakyatan yang dipimpin oleh
hukum yang meletakkan kekuasaan di bawah kekuasaan rakyat (demokratis); dan sila
“Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia” menjadi landasan politik hukum dalam
hidup bermasyarakat yang berkeadilan sosial sehingga mereka yang lemah secara sosial
dan ekonomi tidak ditindas oleh mereka yang kuat secara sewenang-wenang.
Fungsi Negara
1. Melaksanakan penertiban (law and order); untuk mencapai tujuan bersama dan
“stabilisator”.
3. Pertahanan; hal ini diperlukan untuk menjaga kemungkinan serangan dari luar,
Kata demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu “demos” dan “kratos”. Demos mempunyai
arti rakyat sedangkan kratos artinya pemerintahan. Sehingga dapat diartikan jika demokrasi
merupakan pemerintahan yang dilaksanakan dari rakyat, untuk rakyat dan oleh rakyat.
Sebagai negara yang menganut sistem pemerintahan negara kesatuan, Indonesia juga dapat
dikatakan sebagai negara demokratis. Negara demokrasi merupakan suatu negara yang
untuk menjalankan hak dan wewenangnya atas nama rakyat. Demokrasi juga dapat
diartikan sebagai sebuah sistem pemerintahan di mana seluruh masyarakat negara memiliki
hak serta kesempatan yang sama atau setara dalam berkontribusi untuk pengambilan
Bisa dikatakan jika rakyat memiliki kekuasaan tertinggi dalam proses pengambilan
keputusan hingga akhirnya memberikan dampak pada keseluruhan kehidupan. Maka tidak
heran jika sistem demokratis memberikan kesempatan kepada rakyatnya untuk turut
penetapan undang – undang baik secara langsung maupun melalui perwakilan rakyat.
1. Abraham Lincoln
Demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan dalam proses diselenggarakan dari rakyat,
oleh rakyat dan untuk rakyat. Artinya rakyat merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di
dalam pemerintahan. Selain itu setiap rakyat mempunyai hak yang sama untuk mengatur
kebijakan pemerintahan.
2. Hans Kelsen
Demokrasi diartikan sebagai pemerintahan dari rakyat dan untuk rakyat. Artinya setiap
wakil rakyat yang sudah dipilih merupakan pelaksana kekuasaan negara sebab rakyat telah
yakin bahwa segal kehendak serta kepentingan mereka, akan selalu mendapat perhatian
3. Harris Soche
Menurut Soche, demokrasi yaitu suatu bentuk pemerintahan rakyat. Bisa dikatakan jika
rakyat adalah pemegang kekuasaan di dalam pemerintahan serta mempunyai hak untuk
mengatur, mempertahankan dan juga melindungi diri mereka dari paksaan wakil – wakil
mereka.
Manusia dan HAM adalah dua kata yang sulit untuk dipisahkan. Sejak kelahirannya
di bumi manusia lahir dengan membawa hak-hak kodrat yang melekat integral dalam
hidupnya. Pada dasarnya manusia adalah makhluk bebas. Sebagaimana pendapat Jean
Jaquas Rousseau bahwa manusia akan semakin berkembang potensinya dan merasakan
Hak asasi manusia adalah sebuah konsep hukum dan normatif yang menyatakan
bahwa manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang manusia.
Hak asasi manusia berlaku kapan saja, di mana saja, dan kepada siapa saja, sehingga
a) Mariam Budiardjo, menurutnya HAM adalah hak-hak yang dimiliki oleh manusia
yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahiran dan kehadirannya
dinyatakan bahwa HAM adalah hak kodrati yang diperoleh oleh setiap manusia
berkat pemberian Tuhan Seru Sekalian Alam, sesungguhnya tidak dapat dipisahkan
hak alamiah karunia Tuhan yang dimiliki oleh semua manusia dan tidak dapat
e) Ketetapan MPR-RI Nomor XVII/MPR/1998 Hak asasi adalah hak dasar yang
melekat pada diri manusia yang sifatnya kodrati, universal dan abadi sebagai
karunia Tuhan Yang Maha Esa yang berfungsi untuk menjamin kelangsungan hidup,
peradaban, seharusnya semakin maju peradaban manusia semakin kuat tuntutan untuk
Para ahli sepakat sejarah perjuangan penegakan hak asasi manusia dimulai sejak
adanya piagam madinah, sementara di dunia barat baru mulai sekitar abad ke XIII, dengan
Piagam Madinah (627 M), piagam madinah merupakan perjanjian yang mengatur
hubungan antara masyarakat yang sangat majemuk pada saat itu, dari segi asal keturunan,
budaya, dan agama yang dianut. Piagam ini mengikat masyarakat dengan nilai
kemanusiaan dan penghormatan atas hak yang berorientasi pada pencapain cita-cita
bersama. Piagam madinah terdiri dari 10 Bab dan 47 pasal. Piagam ini dibuat atau
dipelopori oleh Nabi Muhammad SAW, yang berisi sebuah kesepakatan damai yang
Magna Charta (1215), piagam ini lahir atau muncul di Inggris, piagam ini memuat
tentang pembatasan kekuasaan raja yang awalnya memiliki kekuasaan absolute. Setelah
piagam ini mucul, raja dapat dimintai pertanggungjawaban dimuka umum, raja tidak boleh
memungut pajak tanpa persetujuan great council, orang tidak boleh ditangkap, tidak boleh
dipenjara, tidak boleh disiksa, dan tidak boleh disita miliknya tanpa cukup alasan menurut
hukum.
Habeas Corpus (1679), piagam ini lahir di Inggris pada masa pemerintahan Carles II,
piagam ini berisi jika diminta, hakim dapat menunjuk orang yang ditangkapnya lengkap
dengan alasan penengkapannya itu, orang yang ditangkap harus diperiksa selambat-
lambatnya 2 hari setelah ditangkap. Ini merupakan sebuah penghormatan, pengakuan, dan
Bill of Rights (1689), undang-undang ini dibuat di Inggris, undang-undang ini berisi
seizing parlemen, hak warga negara untuk memeluk agama menurut kepercayaan masing-
Declaration des roits de’lhomme et du citoyen (1799), naskah ini dirumuskan pada
awal revolusi prancis mengenai hak asasi manusia. Naskah ini berisi tentang pernyataan
mengenai hak-hak manusia dan warga negara, hak atas kebebasan, kesamaan, dan
perkembangan dari pengakuan hak asasi manusia dengan disahkannya dokumen ini.
Dokumen ini sahkan pada tanggal 10 desember. Isi pokok dari deklarasi ini adalah
kebebasan atas pembedaan warna kulit, jenis kelamin, bahasa, agama, kedudukan politik,
hukum, asal-usul kebangsaan, hak milik kelahiran ataupun kedudukan lain (pasal 2), hak
hidup (pasal 3), bebas dari perbudakan (pasal 4), bebas dari penyiksaan dan kekejaman
(pasal 5).
Resolusi 2200A (XXI) pada tanggal 16 desember 1966. Hak-hak yang diatur dalam
perjanjian ini yaitu: hak hidup, hak bebas dari penyiksaan dan perlakuan tidak manusiawi,
hak bebas dari perbudakan dan kerja paksa, hak atas kebebasan dan keamanan pribadi, hak
atas kebebasan bergerak dan berpindah, dan hak atas pengakuan dan perlakuan yang sama
The universal declaration of human rights (1946) ini memiliki turunan yaitu:
Pekembangan HAM di Indonesia sebagai tatanan nilai, norma, sikap, dan acuan.
Secara garis besar perkembangan pemikiran dan pengaturan HAM di Indonesia dibagi ke
pergerakan nasional. Beberapa organisasi yang muncul atau lahir pada periode ini adalah
Boedi Utomo (1908), Sarekat Islam (1911), Indische Partij (1912), Perhimpunan Indonesia
(1925), dan Pendidikan Nasional Indonesia (1931). Lahirnya berbagai organisasi tersebut
tidak lepas dari sejarah pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh penjajah.
1. Boedi Utomo
2. Serikat Islam
Organisasi ini memperjuangkan hak penghidupan yang layak dan bebas dari penindasan
3. Indische Partij
Organisasi ini memperjuangkan hak untuk mendapatkan kemerdekaan dan perlakuan yang
sama
4. Perhimpunan Indonesia
Organisasi ini memperjuangkan hak untuk menentukan nasib sendiri, hak untuk berserikat
dan berkumpul, hak persamaan di muka hukum, dan hak untuk turut dalam
penyelenggaraan negara.
Periode ini dibagi menjadi 5 kurun waktu, yaitu Periode 1945-1950, periode 1950-1959,
Periode 1945-1950
Pemikiran hak asasi manusia pada periode awal kemerdekaan masih menekankan pada hak
untuk merdeka, hak kebebasan untuk berserikat dan berkumpul melalui organisasi politik,
dan hak kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen. Hal terpenting
dengan HAM adalah adanya perubahan mendasar dan signifikan terhadap pemerintahan
Legitimasi hak asasi manusia secara formal tercantum dalam UUD NRI tahun 1945 dan
Periode 1950-1959
Periode ini dikenal sebagai masa pemerintahan parlementer yang menganut prinsip
demokrasi liberal. Sejalan dengan prinsip tersebut, implementasi pemikiran hak asasi
manusia pada periode ini lebih memberikan ruang bagi perkembangan lembaga demokrasi,
seperti kemunculan partai polotik dengan beragam ideologi, adanya kebebasan pers, pemilu
dengan sistem multipartai, kendali parlemen atas pemerintah, dan wacana pemikiran hak
Pada periode ini Indonesia ikut serta menandatangani dan mengesahkan atau
meratifikasi 2 konvensi hak asasi manusia internasional, yaitu konvensi Geneva dan
Periode 1959-1966
Periode ini merupakan awal masa demokrasi terpimpin dimana kekuasaan terpusat pada
presiden, parlemen tidak lagi memiliki kewenangan mengontrol presiden. Akibat dari
model pemerintahan ini adalah tidak adanya pemikiran hak asasi manusia. Pemerintah
membatasi hak sipil dan hak politik warga negara seperti hak untuk berserikat, berkumpul
Periode ini dikenal dengan masa pemerintahan orde baru, pemikiran hak asasi manusia
pada periode ini dibagi dalam tiga kurun waktu yaitu, tahun 1967, tahun 1970-1980, dan
tahun 1990-an.
Tahun 1967, pemerintah berusaha melindungi kebebasan dasar manusia yang ditandai
dengan adanya hak uji material yang diberikan kepada mahkama agung.
Tahun 1970 sampai 1980, pemerintah cenderung melakukan pemansungan hak asasi
manusia dengan sikap defensive yang tercermin dalam produk hukum yang bersifat
restrictive atau membatasi hak asasi manusia. Kebijakan pemerintah tersebut didasarkan
antara lain pada alasan bahwa hak asasi manusia adalah produk pemikiran barat dan
dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam
Pancasila.
Pada tahun 1990-an, pembentukan lembaga penegak hak asasi manusia seperti Komisi
Pergantian pemerintahan dari orde baru ke reformasi memberikan dampak yang sangat
besar terhadap penegakan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia. Pada periode
ini pemerintah melakukan amandemen UUD NRI tahun 1945 untuk menjamin hak asasi
manusia.
manusia dan Undang-Undang nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan hak asasi manusia.
Selain itu juga dibentuk juga kantor menteri negara urusan HAM yang kemudian
kehakiman dan HAM, yang kemudian sekarnag kita kenal sebagai kementrian Hukum dan
HAM.
Pada tanggal 22 juni 2015, telah ditandatangani peraturan presiden nomor 75 tentang
rencana aksi nasional hak asasi manusia tahun 2015-2019. RANHAM adalah dokumen
yang memuat sasaran strategi dan focus kegiatan prioritas rencana aksi nasional hak asasi
manusia Indonisa. Ranham merupakan tindak lanjut dari konvensi Wina mengenai
implementasi hak asasi manusia dan HAM dilaksanakan sesuai dengan peraturan presiden
penegakan dan pemajuan hak asasi manusia bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia oleh
melakukan pemajuan, penghormatan dan perlindungan hak asasi manusia dalam berbagai
aspek yaitu aspek politik, sosial, ekonomi, budaya, keamanan, hukum, dan pemerintahan.
Negara demokrasi adalah negara yang menganut bentuk atau mekanisme sistem
pemerintahan dengan mewujudkan kedaulatan rakyat atas negara untuk dijalankan oleh
pemerintah negara tersebut.11Isu mengenai demokrasi akan selalu berhubungan dengan isu
mengenai hak asasi manusia. Perjuangan menegakkan demokrasi merupakan upaya umat
11
Ibid., hlm 37.
manusia dalam rangka menjamin dan melindungi hak asasinya, karena demokrasi
merupakan salah satu sistem politik yang memberi penghargaan atas hak dasar manusia.12
Demokrasi bukanlah hanya sebatas hak sipil dan politik rakyat, namun dalam
perkembangannya demokrasi juga terkait erat dengan sejauh mana terjaminnya hak-hak
ekonomi dan sosial budaya dari rakyatnya.13 Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan
bahwa pelaksanaan HAM bergantung pada kualitas demokrasi sebuah Negara, jika
demokrasi suatu Negara maju maka maju pula pelaksanaan HAM di Negara tersebut.
Dengan demikian hak asasi manusia akan terwujud dan terjamin oleh negara yang
14
demokratis dan demikian sebaliknya, demokrasi akan terwujud apabila negara mampu
12
Ibid.
13
Ibid.
14
Ibid.
15
Ibid.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi telah berlangsung berabad-abad. Nilai-
nilai HAM dan demokrasi sama-sama telah menjadi terma universal sejak kedua istilah
itu dicantumkan ke dalam konstitusi sebuah negara. Ham merupakan hak dasar manusia
yang secara kodrati melekat pada diri manusia dan berfsifat universal. HAM dan
demokrasi merupakan konsepsi kemanusiaan dan relasi sosial yang dilahirkan dari
sejarah peradaban manusia. HAM dan demokrasi dimaknai sebagai hasilk perjuangan
manusia dan kemutlakan Tuhan. Taka da manusia yang dianggap menempati posisi
lebih tinggi, karena hanya satu yang mutlak dan merupakan prima facie, mungkin
kebenaran mutlak dimiliki oleh manusia, karena yang benar secara mutlak hanya Tuhan.
Prinsip demokrasi atau kedaulatan rakyat menjamin peran serta masyarakat dalam
masyarakat.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Bahar, Safroedin. (1997). Hak Asasi Manusia: Analisis KOMNAS HAM dan Jajaran
Handajani, Sri, (2001), Hukum, Demokrasi dan Hak Asasi Manusia : Makna dan
Rosana, Ellya, (2016), Negara Demokrasi dan Hak Asasi Manusia, Jurnal TAPIs, No. 1
Vol. 12.
Rosana, Ellya. (2016). Negara Demokrasi dan Hak Asasi Manusia. Lampung : Jurnal
Nur, Deliar, Pemikiran Politik di Negara Barat, (Jakarta: Rajawali Press, 1982)
Sulisworo, Dwi, Tri Wahyuningsih & Baehaqi arif, (2012) Hibah Materi Pembelajaran
Yuliarso, Kurniawan Kunto, (2005), Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia : Menuju
Democratic Governances, Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, No. 3, Vol. 8