Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH IAD, IBD, ISD

“KONSEP NEGARA, WARGA NEGARA, DEMOKRASI”

Dosen Pembimbing :

Disusun Oleh (Kelompok 8) :


1. LISIA NURMAI KHOIROT
2. MITA ANJARSARI
3. TIARA ANGGRAINI MAGHFIROH

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH (PGMI)


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN (UNISLA)
TAHUN PELAJARAN 2017/218
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-NYA, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-NYA kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah IAD, IBD, dan ISD tentang “Konsep Negara,
Warga Negara, dan Demokrasi”.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tentang bahasanya. Oleh
karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan
dan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Lamongan, 4 Desember 2017

Penulis
DAFTAR ISI

COVER.............................................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
A. LATAR BELAKANG..............................................................................
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................
C. TUJUAN...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................
A. KONSEP NEGARA..................................................................................
A.1. Pengertian Negara..............................................................................
A.2. Syarat Berdirinya Negara..................................................................
A.3. Teori Terbentuknya Negara...............................................................
A.4. Bentuk-Bentuk Negara......................................................................
A.5. Hakekat dan Sifat Negara..................................................................
A.6. Tujuan Negara..................................................................................
A.7. Tugas Negara....................................................................................
B. KONSEP WARGA NEGARA................................................................
B.1. Pengertian Warga Negara.................................................................
B.2. Macam-Macam Negara....................................................................
B.3. Dasar Hukum Yang Mengatur Warga Negara.................................
B.4. Asas Kewarganegaraan.....................................................................
B.5. Stelsel Kewarganegaraan..................................................................
B.6. Syarat Menjadi Warga Negara.........................................................
B.7. Teori Status Warga Negara..............................................................
B.8. Ciri-Ciri Warga Negara....................................................................
B.9. Peran Warga Negara........................................................................
B.10. Hak dan Kewajiban Warga Negara...............................................
C. KONSEP DEMOKRASI........................................................................
C.1. Pengertian Demokrasi.....................................................................
C.2. Sejarah Demokrasi............................................................................
C.3. Bentuk-Bentuk Demokrasi................................................................
C.4. Prinsip-Prinsip Demokrasi................................................................
C.5. Asas Pokok Demokrasi.....................................................................
C.6. Ciri-Ciri Demokrasi..........................................................................
BAB III PENUTUP..........................................................................................
A. KESIMPULAN......................................................................................
B. SARAN....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada pembahasan makalah kami kali ini akan membahas tentang konsep Negara,
Warga Negara dan demokrasi . Pada waktu sebelum terbentuknya Negara, setiap
Individu mempunyai kebebasan penuh untuk melaksanakan keinginannya. Dalam
keadaan dimana manusia di dunia masih sedikit hal ini bisa berlangsung tetapi
dengan makin banyaknya manusia berarti akan semakin sering terjadi
persinggungan dan bentrokan antara Individu satu dengan lainnya.
Masalah Warga negara dan Negara perlu dikaji lebih lanjut, serta kaitannya
dengan konsep demokrasi di Indonesia. Mengingat Demokrasi yang ditegakkan
adalah Demokrasi berdasarkan Pancasila. Aspek yang terkandung dalam
Demokrasi Pancasila antara lain adalah adanya kaidah yang mengikat Negara dan
Warga negara dalam bertindak dan menyelenggarakan hak dan kewajiban serta
wewenangnya. Secara material adalah mengakui harkat dan martabat Manusia
sebagai makhluk Tuhan, yang menghendaki Pemerintahan untuk
membahagiakannya, dan memanusiakan Warga negara dalam Masyarakat Negara
dan masyarakat bangsa-bangsa.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan rumusan
masalah dalam makalah kami sebagai berikut :
1. Apa Pengertian dan Konsep dari Negara itu ?
2. Apa Pengertian dan Konsep dari Warga Negara itu ?
3. Apa Pengertian dan Konsep dari Demokrasi itu ?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dan konsep negara.
2. Untuk mengetahui pengertian dan konsep warga negara.
3. Untuk mengetahui pengertian dan konsep demokrasi.
BAB I
PEMBAHASAN

A. KONSEP NEGARA
A.1. Pengertian Negara
Para ahli mendefinisikan negara berdasarkan latar belakang dan titik pandang
masing-masing. Berbagai pengertian tentang negara menurut para ahli sebagai
berikut:
1) Menurut Aristoteles, negara (polis) adalah suatu persekutuan dari keluarga dan
desa untuk mencapai kehidupan yang sebaikbaiknya. Setiap negara mempunyai
sifat-sifat khusus yang hakiki sebagai perwujudan kedaulatan yang dimilikinya.
Sifat ini sama di semua negara meskipun negara tersebut memiliki corak yang
berbeda. Sifat ini membedakannya dengan organisasi lainnya. Berdasarkan
kenyataan ini cobalah Anda menganalisis sifat negara yang membedakannya
dengan organisasi lainnya.
2) Menurut ahli filsafat politik dari Prancis bernama Jean Bodin, negara adalah
persekutuan dari berbagai keluarga dengan segala kepentingannya yang dipimpin
oleh atau dari suatu lembaga yang berdaulat.
3) Menurut seorang pemikir negara dan hukum dari Amerika, bernama Marsilius,
negara adalah suatu badan atau organisme yang mempunyai dasar-dasar hidup dan
mempunyai tujuan tertinggi, yaitu menyelenggarakan dan mempertahankan
perdamaian.
4) Menurut seorang politikus Belanda bernama Logemann, negara adalah suatu
organisasi kemasyarakatan yang bertujuan dengan kekuasaannya mengatur serta
menyelenggarakan suatu masyarakat.
5) Ibnu Chaldun, seorang pemikir Islam tentang masyarakat dan negara, negara
adalah masyarakat yang mempunyai wazi’ dan mulk (kewibawaan dan
kekuasaan).
6) Bellefroid, seorang ahli hukum dari Belanda, berpendapat bahwa negara adalah
suatu masyarakat hukum yang secara kekal menempati suatu daerah tertentu yang
diperlengkapi dengan kekuasaan tertinggi untuk mengurus kepentingan umum.
7) Menurut Miriam Budiardjo, pakar ilmu politik Indonesia, negara mempunyai
sifat-sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan yang dimilikinya
dan hanya terdapat pada negara saja serta tidak terdapat pada asosiasi atau
organisasi lainnya.
8) Harold J. Laski, seorang ahli politik dari Inggris berpendapat bahwa negara
adalah suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang
bersifat memaksa dan yang secara sah lebih agung daripada individu atau
kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat.
9) Menurut Roger H. Soltau, seorang ahli politik dari Prancis, negara adalah alat
(agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan
bersama atas nama rakyat.
Di Indonesia, istilah negara berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu nagari atau
nagara yang berarti wilayah atau penguasa. Istilah negara dalam bahasa Belanda
dan Jerman adalah staat, dalam bahasa Inggris yaitu state, dan dalam bahasa
Prancis yaitu etat. Kata tersebut berasal dari Latin, yaitu statum yang berarti
menempatkan dalam keadaan berdiri atau membuat berdiri.
Berdasarkan berbagai pendapat dan istilah negara tersebut dapat disimpulkan
bahwa negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu dan
diorganisasi oleh pemerintah negara yang sah, yang umumnya memiliki
kedaulatan.Negara merupakan kesatuan sosial yang diatur secara konstitusional
untuk mewujudkan kepentingan bersama.

A.2. Syarat Berdirinya Negara


1. Syarat Primer :
ㆍ Adanya rakyat
ㆍ Adanya wilayah
ㆍ Adanya pemerintahan yang berdaulat
2. Syarat Sekunder :
ㆍ Mendapat pengakuan dari negara lain.
A.3 Teori Terbentuknya Negara
Sebuah negara tidak terbentuk dengan sendirinya, melainkan melalui sebuah
proses yang sangat panjang. Ada beragam teori yang dikemukakan para ahli ilmu
negara dan hukum yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan asal mula
terjadinya negara. Teoriteori tersebut sebagai berikut :
1. Secara Faktual
Asal mula terbentuknya negara dapat diketahui dengan cara faktual. Artinya,
asal mula terjadinya negara dianalisis berdasarkan fakta nyata yang dapat
diketahui melalui sejarah lahirnya negara tersebut. Berdasarkan hal tersebut, asal
mula terbentuknya negara sebagai berikut:
1. Occupatie (pendudukan). Artinya, sebuah daerah bebas diduduki oleh
suatu bangsa yang selanjutnya mendirikan negara di daerah tersebut.
Contohnya, Liberia diduduki oleh budak-budak Negro dan dimerdekakan
pada tahun 1947.
2. Separatie(pemisahan). Artinya, Suatu daerah yang semula termasuk
daerah-daerah negara kemudian melepaskan diri dan menyatakan dirinya
sebagai sebuah negara. Contohnya, Bangladesh terhadap Pakistan tahun
1971 dan Timor Leste terhadap Indonesia tahun 1999.
3. Proklamasi. Artinya, Sebuah daerah yang tadinya merupakan tanah
jajahan dari negara lain kemudian menyatakan kemerdekaannya.
Contohnya, Indonesia atas Belanda dan Jepang pada tanggal 17 Agustus
1945.
4. Innovation (pembentukan baru). Artinya, Munculnya sebuah negara
baru di atas wilayah sebuah negara yang pecah dan lenyap karena suatu
hal. Contohnya, lenyapnya negara Uni Soviet kemudian di negara
tersebut muncul negara baru, seperti Rusia dan Uzbekistan.
5. Cessie (penyerahan). Artinya, suatu wilayah diserahkan kepada negara
lain berdasarkan perjanjian tertentu. Contohnya wilayah Sleeswijk
diserahkan oleh Austria kepada Prusia (Jerman) karena ada perjanjian
bahwa negara yang kalah perang harus memberikan negara yang
dikuasainya kepada negara yang menang. Austria adalah salah satu
negara yang kalah dalam Perang Dunia I.
6. Fusi (peleburan). Artinya, Beberapa negara mengadakan fusi
(peleburan) dan menjadi satu negara baru. Contohnya, Jerman Barat dan
Jerman Timur bersatu menjadi Jerman pada tanggal 3 Oktober 1990.
7. Accesie (penaikan). Artinya, suatu wilayah terbentuk akibat penaikan
lumpur sungai atau timbul dari dasar laut (delta) kemudian wilayah
tersebut dihuni oleh sekelompok orang sehingga terbentuklah negara.
Contohnya, wilayah negara Mesir yang terbentuk dari delta Sungai Nil.
8. Anexatie (pencaplokan/penguasaan). Artinya, sebuah negara berdiri di
sebuah wilayah yang dikuasai (dicaplok) dari bangsa lain tanpa reaksi
berarti. Contohnya, ketika pembentukan negara Israel pada tahun 1948
wilayahnya banyak mencaplok daerah Palestina, Suria, Yordania, dan
Mesir.
2. Secara Teoretis
Menganalisis asal mula terbentuknya negara dapat pula dilakukan secara
teoretis (kajian teoretis). Beberapa teori terbentuknya negara sebagai berikut :
1. Teori ketuhanan, beranggapan bahwa terbentuknya negara atas dasar
kehendak Tuhan. Tanpa adanya kehendak Tuhan segala sesuatu tidak
mungkin terjadi. Teori ketuhanan berdasarkan pada determinisme
religius, yaitu segala sesuatunya sudah ditakdirkan Tuhan. Hal ini tampak
dari kalimat by the grace of God (berkat rahmat Tuhan) di berbagai UUD
negara.
2. Teori perjanjian, beranggapan bahwa negara terbentuk berdasarkan
perjanjian bersama/masyarakat. Perjanjian dapat terjadi antara orang-
orang yang sepakat mendirikan suatu negara ataupun antara orang-orang
yang menjajah dengan yang dijajah.
3. Teori kekuasaan. Beranggapan bahwa negara terbentuk atas dasar
kekuasaan dan kekuasaan adalah ciptaan orang yang paling kuat dan
berkuasa.
4. Teori hukum alam. Menurut hukum alam, terjadinya negara karena
kekuasaan alam dan berlakunya abadi serta universal, berlaku setiap
waktu.
3. Berdasarkan Proses Pertumbuhan
Dalam hal ini, dianalisis cara mengetahui tahap-tahap perkembangan negara,
mulai asal mula terjadinya, proses pertumbuhannya hingga mencapai bentuk yang
kita kenal sekarang. Asal mula terjadinya negara dapat dilihat dari dua
proses sebagai berikut :
1. Secara primer, negara terjadi secara bertahap dan tidak dihubungkan
dengan negara yang telah ada sebelumnya. Menurut teori ini pertumbuhan
negara melalui empat fase yaitu fase genootschaft, kerajaan (rijk), negara
nasional (staat), dan negara demokrasi. Pertama, fase genootschaft. Tahap
ini diawali dari keluarga kemudian berkembang menjadi kelompok
masyarakat hukum tertentu yang disebut suku. Suku dipimpin oleh
seorang kepala suku yang merupakan primus interpares, yaitu orang
pertama di antara mereka yang sederajat. Satu suku ini terus mengalami
perkembangan bisa karena faktor alami atau penaklukan-penaklukan
antarsuku sehingga menjadi besar dan kompleks menuju tahap yang
disebut bangsa. Kedua, fase kerajaan (rijk). Pada tahap ini kepala suku
yang semula berkuasa di masyarakat hukumnya, mengadakan ekspansi
(perluasan kekuasaan) dengan melakukan penaklukan-penaklukan ke
daerah lain. Hal ini menyebabkan berubahnya fungsi kepala suku dari
primus interpares menjadi seorang raja dengan cakupan wilayah yang
lebih luas dalam bentuk kerajaan. Ketiga, fase negara nasional (staat).
Pada tahap ini kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang memegang
kekuasaan secara absolut dan tersentralisasi. Semua kebijakan
pemerintahan berasal dari raja. Sebaliknya, rakyat harus patuh dan tunduk
kepada perintah raja. Oleh karena itu, hanya ada satu corak atau identitas
kebangsaan. Tahap ini disebut fase negara nasional dalam terjadinya
negara. Keempat, fase negara demokrasi. Adanya kekuasaan raja yang
absolut menimbulkan keinginan rakyat untuk memegang pemerintahan
sendiri. Artinya, kedaulatan/kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat.
Rakyat berhak memilih pemimpinnya yang dianggap mampu
mewujudkan aspirasinya. Hal tersebut mendorong lahirnya negara
demokrasi.
2. Secara sekunder, pertumbuhan negara dihubungkan dengan negara yang
sudah ada sebelumnya. Pertumbuhan negara secara sekunder ini
dipengaruhi oleh sebab-sebab tertentu seperti revolusi, intervensi, atau
penaklukan. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa munculnya negara
menggantikan negara yang ada tersebut. Contohnya, adanya negara Rusia,
Lithuania, dan Estonia yang lahir dari negara sebelumnya, yaitu Uni
Soviet. Biasanya munculnya negara baru ini berkaitan dengan pengakuan
dari negara lain.

A.4. Bentuk-Bentuk Negara


Ada dua bentuk negara yang dikenal di dunia saat ini, yakni kesatuan (Unitaris)
dan serikat (federasi).
1. Negara Kesatuan (Unitaris)
Negara kesatuan merupakan merupakan bentuk negara yang kekuasaan
tertingginya berada di pemerintahan pusat. Secara hirarkinya, negara kesatuan
merupakan negara yang bersusunan tunggal yang berarti tidak ada negara didalam
negara. Negara kesatuan dibedakan kembali menjadi dua yaitu sistem sentralisasi
dan desentralisasi. Dalam sistem sentralisasi, semua persoalan diatur oleh
pemerintah pusat. Daerah bertugas menjalankan perintah dari pusat tanpa
diberikan kewenangan. Sedangkan dalam desentralisasi, daerah diberikan
kewenangan untuk mengatur urusan rumah tangga sendiri (hak otonomi) sesuai
kebutuhan dan peraturan yang juga diatur oleh pemerintah pusat.
Ciri - Ciri Negara Kesatuan :
l Hanya terdiri satu undang-undang dasar, kepala negara, dewan menteri
dan dewan perwakilan rakyat.
l Kedaulatan negara mencakup kedaulatan ke dalam dan kedaulatan ke luar
yang telah ditandatangani oleh pemerintah bagian pusat.
l Menganut dua sistem, yaitu sentralistik atau dari pusat dan desentralistik
atau dari daerah.
l Hanya menggunakan satu kebijakan terhadap masalah yang dihadapi
seperti ekonomi, sosial, politik, budaya, keamanan dan pertahanan.
2. Negara Serikat (Federasi)
Negara serikat merupakan bentuk negara yang didalamnya terdapat beberapa
negara yang disebut negara bagian. Negara - negara tersebut ada yang merupakan
penggabungan diri atau hasil pemekeran bagian. Dalam negara serikat, dikenal 2
macam pemerintahan didalamnya yaitu pemerintahan federal dan pemerintahan
negara bagian. Pemerintahan federal biasanya mengatur urusan bersama dari
semua anggota negara bagian seperti hubungan Internasional, pertahanan, mata
uang, dan komunikasi.
Ciri - Ciri Negara Federasi :
l Kepala negara yang telah dipilih rakyat dan bertanggung jawab terhadap
rakyatnya.
l Kepala negara memiliki hak veto yang dapat diajukan oleh parlemen.
l Masing-masing negara bagian mempunyai kekuasaan asli namun tidak
memiliki kedaulatan.
l Tiap-tiap negara bagian mempunyai wewenang menyusun undang-
undang dasar sendiri.
l Pemerintah pusat mempunyai kedaulatan terhadap negara bagian dalam
urusan dalam maupun luar.

A.5. Hakekat dan Sifat Negara


Pada dasarnya berdirinya suatu Negara yaitu karena keinginan manusia yang
membentuk suatu bangsa karena adanya berbagai kesamaan ras, bahasa, adat dan
sebagainya. Sifat hakikat Negara mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Sifat Memaksa, yaitu Negara memiliki sifat memaksa, dalam arti
mempunyai kekuatan fisik secara legal. Dan sarananya adalah Polisi,
tentara, dan alat penjamin hukum lainnya. Sehingga diharapkan semua
peraturan perundangan yang berlaku ditaati supaya keamanan dan
ketertiban Negara tercapai. Contoh bentuk paksaannya adalah UU
perpajakan yang memaksa setiap warga Negara untuk membayar pajak,
bila melanggar maka akan di kenai sangsi.
2. Sifat Monopoli, yaitu dalam menetapkan tujuan bersama masyarakat.
Misalnya Negara dapat mengatakan bahwa aliran kepercayaan atau partai
politik tertentu dilarang karena dianggap bertentangan dengan tujuan
masyarakat.
3. Sifat Mencakup Semua, semua peraturan perundang-undangan yang
berlaku adalah untuk semua orang tanpa terkecuali. Sebab kalau seorang
dibiarkan berada di luar ruang lingkup aktivitas Negara, maka usaha
Negara kearah tercapainya masyarakat yang dicita-citakan akan gagal.

A.6. Tujuan Negara


Tujuan negara secara umum adalah menyelenggarakan kesejahteraan dan
kebahagiaan rakyatnya. Tujuan negara merupakan pedoman dalam menyusun dan
mengendalikan alat perlengkapan negara serta mengatur kehidupan rakyatnya.
Tujuan dari tiap-tiap negara dipengaruhi oleh tempat, sejarah pembentukan, dan
pengaruh dari penguasa negara yang bersangkutan. Dengan mengetahui tujuan
negara, kita juga dapat mengetahui sifat organisasi negara dan legitimasi
kekuasaan negara tersebut.
Secara umum ada dua tujuan negara yaitu negara penjaga malam, yaitu bahwa
tujuan negara adalah melindungi/menjaga keamanan rakyatnya, negara
kesejahteraan (welfarestaats) yaitu bahwa tujuan negara bukan semata – mata
menjaga keamanan rakyatnya tapi juga ikut mensejahterakan rakyatnya tersebut.
Sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 bahwa tujuan negara RI adalah :
1. Melindungi seluruh dan segenap bangsa Indonesia.
2. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
3. Memajukan kesejahteraan umun.
4. Ikut serta melaksanakn ketertiban dunia.
A.7. Tugas Negara
Negara merupakan alat (agency) atau wewenang (authory) yagn mengatur atau
mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat. Oleh karena
itu Negara mempunyai dua tugas yaitu :
1. Mengatur dan mengendalikan gejala-gejala kekuasaan yang asosial,
artinya yang bertentangan satu sama lain supaya tidak menjadi
antagonisme yang membahayakan.
2. Mengorganisasi dan mengintegrasikan kegiatan manusia dan golongan-
golongan kearah tercapainya tujuan-tujuan dari masyarakat seluruhnya
atau tujuan sosial.

B. KONSEP WARGA NEGARA


B.1. Pengertian Warga Negara
Warga Negara adalah orang-orang yang secara resmi ikut menjadi bagian dari
penduduk yang dimana mereka menjadi salah satu unsur negara.Warga negara
diartikan sebagai orang-orang yang menjadi bagian dari suatu penduduk yang
menjadi unsur negara. Istilah warga negara lebih sesuai dengan kedudukannya
sebagai orang merdeka dibandingkan dengan istilah hamba atau kawula negara
karena warga negara mengandung arti peserta, anggota, atau warga dari suatu
negara, yakni peserta dari suatu persekutuan yang didirikan dengan kekuatan
bersama. Untuk itu, setiap warga negara mempunyai persamaan hak di hadapan
hukum. Semua warga negara memiliki kepastian hak, privasi, dan tanggung
jawab.
Pengertian lain dari warga negara :
1. Warga Negara adalah orang yang terkait dengan sistem hukum Negara
dan mendapat perlindungan Negara.
2. Warga Negara secara umum ada Anggota suatu negara yang mempunyai
keterikatan timbal balik dengan negaranya.
3. Warga negara adalah orang yg tinggal di dalam sebuah negara dan
mengakui semua peraturan yg terkandung di dalam negara tersebut.Setiap
warga Negara adalah penduduk.
4. Warga Negara Indonesia menurut Pasal 26 UUD 1945 adalah : Orang-
orang bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang disahkan Undang-
undang sebagai warga Negara.

B.2. Macam-Macam Negara


a. Golongan Warga Negara Indonesia (WNI).
b. Golongan Warga Negara Asing (WNI).

B.3. Dasar Hukum Yang Mengatur Warga Negara


Dasar hukum yang mengatur warga negara adalah UU yang mengatur
kewarganegaraan :
l UU No.3 Th 1946 tentang kewarganegaraan Indonesia.
l UU No. 2 Th 1958 tentang penyelesaian dwi kewarganegaraan antara
Indonesia dengan RRC.
l UU No. 62 Th 1958 tentang kewarganegaraan Indonesia sebagai
penyempurnaan UU No. 3 Th 1946.
l UU No. 4 Th 1969 tentang pencabutan UU No. 2 Th 1958 dan dinyatakan
tidak berlaku.
l UU No. 3 Th 1976 tentang perubahan pasal 18 UU No.62 Th 1958.
l UU No. 12 Th 2006 tentang kewarganegaraan Indonesia.

B.4. Asas Kewarganegaraan


Berikut adalah asas kewarganegaraan yang berlaku di Indonesia & beberapa
negara di dunia yang harus kita ketahui.
1. Asas Kewarganegaraan Ius Soli dan Ius Sanguinis
Asas Ius Soli merupakan asas kewarganegaraan seseorang ditentukan
berdasarkan Negara ataupun daerah dimana seorang tersebut di
lahirkan. Sebagai contoh ketika ada 1 orang yang lahir di Indonesia,
maka secara otomatis ia akan memiliki warga negara Indonesia.
Walaupun disisi lain ia memiliki orang tua dengan warga negara
asing seperti Malaysia atau Australia. Ada beberapa negara yang
menganut paham asas Ius Soli seperti Mesir , Amerika Serikat dan
Inggris.
Asas Ius Sanguinis mengatur kewarganegaran berdasarkan
hubungan darah atau tali keturunan dari orang tuanya. Jadi sebagai
orang tua ia bisa menentukan kewarganegaraan anaknya sendiri tanpa
perlu memberlakukan Asas Ius Soli yang menentukan
kewarganegaraan berdasarkan tempat ia dilahirkan. Sebagai contoh
orang tua anda melahirkan anda di Indonesia dan orang tua anda
berwarganegara Thailand, maka anda akan tetap berstatus warga
negara thailand.
2. Asas kewarganegaraan Bipatride dan Apatride
Pengertian Apatride dan Bipatride adalah terdapatnya perbedaan ketika
menentukan status kewarganegaraan di beberaa negara di dunia, baik itu negara
yang meberlakukan asas ius soli ataupun ius sanguinis, sehingga dapat
mengakibatkan adanya 2 kemungkinan yaitu Bipatride dan apatride
Apatride terjadi ketika adanya penduduk yang tidak memiliki status
kewarganegaraan di negara yang ia tempati. Sebagai contoh,
seseorang yang keturunan bangsa Ius Soli yang lahir dinegara dengan
asas ius sanguinis. Maka orang itu tidak mendapatkan
kewarganegaran dari negara yang menggunakan asas Ius Soli atau
Ius Sanguinis dan orang tersebut tidak memiliki kewarganegaraan
manapun dan hal tersebut biasa di sebut dengan Apatride.
Bipatride adalah orang yang memiliki dua macam kewarganegraan
secara bersamaan atau merangkap dua kewarganegaraan. Sebagai
contoh anda yang berketurunan bangsa Ius Sanguinis lahir di negara
Ius Soli. Maka dari itu anda di anggap mempunyai dua
kewarganegaran yaitu sebagai warganegara dengan asas Ius Soli atau
Ius Sanguinis.

B.5. Stelsel Kewarganegaraan


Untuk menentukan pewarganegaraan seseorang terdapat dua macam stelsel
yaitu :
l Stelsel Aktif : Untuk menjadi warga negara, seseorang harus
menggunakan hak opsi atau hak untuk memilih menjadi warga negara.
l Stelsel Pasif : semua penduduk diakui sebagai warga negara kecuali ia
menyatakan menolak menjadi warga negara / hak repudiasi.

B.6. Syarat Menjadi Warga Negara RI


1. Naturalisasi Biasa
Persyaratan menjadi kewarganegaraan RI menurut UU kewarganegaraan
adalah sebagai berikut :
l Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin.
l Pada waktu pengajuan permohonan sudah bertempat tinggal diwilayah
negara sedikitnya 5 tahun berturut-turut atau 10 tahun tidak berturut-turut.
l Sehat jasmani dan rohani.Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui
dasar negara Pancasila dan UUD 1945.
l Tidak pernah dijatuhi pidana karena tindak pidana yang diancam sanksi
penjara 1 tahun atau lebih.
l Tidak menjadi berkewarganegaraan ganda.Mempunyai pekerjaan dan /
atau berpenghasilan tetap.
l Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara sebesar ketentuan
peraturan pemerintah.
2. Naturalisasi Istimewa (luar biasa)
Naturalisasi istimewa di negara RI dapat diberikan kepada warga negara asing
yang status kewarganegaraannya dalam kondisi sebagai berikut :
l Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18
tahun atau belum kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang
berkewarganegaraan asing.
l Anak WNI yang belum berusia 5 tahun meskipun telah secara sah sebagai
anak oleh WNA berdasarkan penetapan pengadilan, tetap sebagai WNI.
l Perkawinan WNI dengan WNA, baik sah maupun tidak sah dan diakui
orang tuanya yang WNI, atau perkawinan yang melahirkan anak di
wilayah RI meskipun status kewarganegaraan orang tuanya tidak jelas
berakibat anak berkewarganegaraan ganda hingga usia 18 tahun atau
sudah kawin.
l Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan dibuat secara tertulis dan
disampaikan kepada pejabat dengan melampirkan dokumen sebagaimana
ditentukan di dalam perundang-undangan.
l Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan disampaikan dalam waktu
paling lambat 3 tahun setelah anak berusia 18 tahun atau sudah kawin.
l Warga asing yang telah berjasa kepada negara RI dengan pernyataan
sendiri (permohonan) untuk menjadi warga negara RI, atau dapat di minta
oleh negara RI, kemudian mereka mengucapkan janji setia dan sumpah
(tidak perlu memenuhi semua syarat sebagaimana dalam naturalisasi
biasa). Cara ini diberikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR.
B.7. Teori Status Warga Negara
1. Status Positif/Peran Positif, merupakan kegiatan warga negara dimana
berhak untuk mendapatkan sesuatu yang positif dari organisasi negara
atau untuk meminta pelayanan dari negara untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
2. Status Negatif/Peran Negatif, merupakan segala bentuk kegiatan warga
negara untuk menolak campur tangan negara dalam urusan pribadi
ataupun dalam hal terentu.
3. Status Aktif/Peran Aktif, merupakan pelaksanaan hak dan kewajiban
yang merupakan hal paling utama, adalah suatu kegiatan warga negara
agar ikut untuk terlibat serta ambil bagian dalam kehidupan bernegara.
4. Status Pasif/Peran Pasif, yang memiliki arti untuk patuh kepada
pimpinan penyelenggara negara, kepatuhan warga negara terhadap
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

B.8. Ciri-Ciri Warga Negara


a. Memperoleh keaman dari negera tersebut.
b. Ikut aktif serta dalam pembangunan negera.
c. Ikut serta dalam pemilihan umum.
d. Sadar akan pajak.
e. Memiliki identitas yang jelas, sebagai alat sah diakuinya dalam negara.

B.9. Peran Warga Negara


1. Peran pasif adalah kepatuhan warga negara terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Peran aktif merupakan aktivitas warga negara untuk terlibat
(berpartisipasi) serta ambil bagian dalam kehidupan bernegara, terutama
dalam mempengaruhi keputusan publik.
3. Peran positif merupakan aktivitas warga negara untuk meminta
pelayanan dari negara untuk memenuhi kebutuhan hidup.
4. Peran negatif merupakan aktivitas warga negara untuk menolak campur
tangan negara dalam persoalan pribadi.

B.10. Hak dan Kewajiban Warga Negara


Hak Warga Negara :
1. Kebebasan mengeluarkan pendapat dan berorganisasi.
2. Prestasi dan aktualisasi diri.
3. Kesamaan kedudukan sebagai warga negara.
4. Perlindungan hukum.
5. Penghidupan / pekerjaan dan pendidikan yang layak.
6. Kebebasan untuk memeluk agama.
Kewajiban Warga Negara :
1. Berperan serta dalam membela, mempertahankan kedaulatan negara
indonesia dari serangan musuh.
2. Wajib membayar pajak yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan
pemerintah daerah (pemda).
3. Mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan pemerintahan
tanpa terkecuali.
4. Turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa.
C. KONSEP DEMOKRASI
C.1. Pengertian Demokrasi
Kata Demorasi berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία (dēmokratía)
"kekuasaan rakyat",[1] yang terbentuk dari δῆμος (dêmos) "rakyat" dan κράτος
(kratos) "kekuatan" atau "kekuasaan" pada abad ke-5 SM untuk menyebut sistem
politik negara-kota Yunani, salah satunya Athena; kata ini merupakan antonim
dari ἀριστοκρατία (aristocratie) "kekuasaan elit". Secara teoretis, kedua definisi
tersebut saling bertentangan, namun kenyataannya sudah tidak jelas lagi.[2]
Sistem politik Athena Klasik, misalnya, memberikan kewarganegaraan
demokratis kepada pria elit yang bebas dan tidak menyertakan budak dan wanita
dalam partisipasi politik. Di semua pemerintahan demokrasi sepanjang sejarah
kuno dan modern, kewarganegaraan demokratis tetap ditempati kaum elit sampai
semua penduduk dewasa di sebagian besar negara demokrasi modern benar-benar
bebas setelah perjuangan gerakan hak suara pada abad ke-19 dan 20. Kata
demokrasi (democracy) sendiri sudah ada sejak abad ke-16 dan berasal dari
bahasa Perancis Pertengahan dan Latin Pertengahan lama.
Pengertian Demokrasi Menurut Para Ahli :
1. Abraham Lincoln
Demokrasi adalah sistem pemerintahan yang diselenggarakan dari rakyat, oleh
rakyat, dan untuk rakyat.
2. Charles Costello
Demokrasi adalah sistem sosial dan politik pemerintahan diri dengan kekuasaan-
kekuasaan pemerintah yang dibatasi hukum dan kebiasaan untuk melindungi hak-
hak perorangan warga negara.
3 John L. Esposito
Demokrasi pada dasarnya adalah kekuasaan dari dan untuk rakyat. Oleh
karenanya, semuanya berhak untuk berpartisipasi, baik terlibat aktif maupun
mengontrol kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Selain itu, tentu saja
lembaga resmi pemerintah terdapat pemisahan yang jelas antara unsur eksekutif,
legislatif, maupun yudikatif.
4. Hans Kelsen
Demokrasi adalah pemerintahan oleh rakyat dan untuk rakyat. Yang
melaksanakan kekuasaan Negara ialah wakil-wakil rakyat yang terpilih. Di mana
rakyat telah yakin, bahwa segala kehendak dan kepentingannya akan diperhatikan
di dalam melaksanakan kekuasaan Negara.
5. Sidney Hook
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana keputusan-keputusan pemerintah
yang penting secara langsung atau tidak didasarkan pada kesepakatan mayoritas
yang diberikan secara bebas dari rakyat dewasa.
6. C.F. Strong
Demokrasi adalah Suatu sistem pemerintahan di mana mayoritas anggota dewan
dari masyarakat ikut serta dalam politik atas dasar sistem perwakilan yang
menjamin pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan-tindakannya
pada mayoritas tersebut.
7. Hannry B. Mayo
Kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang
diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan yang didasarkan
atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana di mana terjadi
kebebasan politik.
8. Merriem
Demokrasi dapat didefinisikan sebagai pemerintahan oleh rakyat; khususnya,
oleh mayoritas; pemerintahan di mana kekuasaan tertinggi tetap pada rakyat dan
dilakukan oleh mereka baik langsung atau tidak langsung melalui sebuah sistem
perwakilan yang biasanya dilakukan dengan cara mengadakan pemilu bebas yang
diadakan secara periodik; rakyat umum khususnya untuk mengangkat sumber
otoritas politik; tiadanya distingsi kelas atau privelese berdasarkan keturunan atau
kesewenang-wenangan.
9. Samuel Huntington
Demokrasi ada jika para pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam
sebuah sistem dipilih melalui suatu pemilihan umum yang adil, jujur dan berkala
dan di dalam sistem itu para calon bebas bersaing untuk memperoleh suara dan
hampir seluruh penduduk dewasa dapat memberikan suara.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa pengertian Demokrasi adalah bentuk
pemerintahan di mana semua warga negaranya memiliki hak setara dalam
pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi
mengizinkan warga negara berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui
perwakilan—dalam perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum.
Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan
adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara. Secara luas, pengertian
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan
pemerintahannya berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

C.2. Sejarah Demokrasi


Sebelum istilah demokrasi ditemukan oleh penduduk Yunani, bentuk sederhana
dari demokrasi telah ditemukan sejak 4000 SM di Mesopotamia. Ketika itu,
bangsa Sumeria memiliki beberapa negara kota yang independen. Di setiap negara
kota tersebut para rakyat seringkali berkumpul untuk mendiskusikan suatu
permasalahan dan keputusan pun diambil berdasarkan konsensus ataumufakat.
Barulah pada 508 SM, penduduk Athena di Yunani membentuk sistem
pemerintahan yang merupakan cikal bakal dari demokrasi modern. Yunani kala
itu terdiri dari 1,500 negara kota (poleis) yang kecil dan independen. Negara kota
tersebut memiliki sistem pemerintahan yang berbeda-beda, ada yang oligarki,
monarki, tirani dan juga demokrasi. Diantaranya terdapat Athena, negara kota
yang mencoba sebuah model pemerintahan yang baru masa itu yaitu demokrasi
langsung. Penggagas dari demokrasi tersebut pertama kali adalah Solon, seorang
penyair dan negarawan. Paket pembaruankonstitusi yang ditulisnya pada 594 SM
menjadi dasar bagi demokrasi di Athena namun Solon tidak berhasil membuat
perubahan. Demokrasi baru dapat tercapai seratus tahun kemudian oleh
Kleisthenes, seorang bangsawanAthena. Dalam demokrasi tersebut, tidak ada
perwakilan dalam pemerintahan sebaliknya setiap orang mewakili dirinya sendiri
dengan mengeluarkan pendapat dan memilih kebijakan. Namun dari sekitar
150,000 penduduk Athena, hanya seperlimanya yang dapat menjadi rakyat dan
menyuarakan pendapat mereka.
Demokrasi ini kemudian dicontoh oleh bangsa Romawi pada 510 SM hingga
27 SM. Sistem demokrasi yang dipakai adalah demokrasi perwakilan dimana
terdapat beberapa perwakilan dari bangsawan di Senat dan perwakilan dari rakyat
biasa di Majelis.

C.3. Bentuk-Bentuk Demokrasi


Secara umum terdapat dua bentuk demokrasi yaitu demokrasi langsung dan
demokrasi perwakilan.
1. Demokrasi Langsung, merupakan suatu bentuk demokrasi dimana setiap
rakyat memberikan suara atau pendapat dalam menentukan suatu
keputusan. Dalam sistem ini, setiap rakyat mewakili dirinya sendiri dalam
memilih suatu kebijakan sehingga mereka memiliki pengaruh langsung
terhadap keadaan politik yang terjadi. Sistem demokrasi langsung
digunakan pada masa awal terbentuknya demokrasi di Athena dimana
ketika terdapat suatu permasalahan yang harus diselesaikan, seluruh
rakyat berkumpul untuk membahasnya. Di era modern sistem ini menjadi
tidak praktis karena umumnya populasi suatu negara cukup besar dan
mengumpulkan seluruh rakyat dalam satu forum merupakan hal yang
sulit. Selain itu, sistem ini menuntut partisipasi yang tinggi dari rakyat
sedangkan rakyat modern cenderung tidak memiliki waktu untuk
mempelajari semua permasalahan politik negara.
2. Demokrasi Perwakilan. Dalam demokrasi perwakilan, seluruh rakyat
memilih perwakilan melalui pemilihan umum untuk menyampaikan
pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka.

C.4. Prinsip-Prinsip Demokrasi


Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi telah
terakomodasi dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Prinsip-
prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat Almadudi yang kemudian dikenal
dengan "soko guru demokrasi". Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah :
1. Kedaulatan rakyat;
2. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
3. Kekuasaan mayoritas;
4. Hak-hak minoritas;
5. Jaminan hak asasi manusia;
6. Pemilihan yang bebas dan jujur;
7. Persamaan di depan hukum;
8. Proses hukum yang wajar;
9. Pembatasan pemerintah secara konstitusional;
10. Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;
11. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.

C.5. Asas Pokok Demokrasi


Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi adalah
pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia mempunyai
kemampuan yang sama dalam hubungan sosial. Berdasarkan gagasan dasar
tersebut terdapat dua asas pokok demokrasi, yaitu :
1. Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya pemilihan
wakil-wakil rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat secara
langsung,umum, bebas, dan rahasia serta jujur dan adil.
2. Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan
pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi kepentingan
bersama.
C.6. Ciri-ciri Pemerintahan Demokratis
Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan
dipakai oleh hampir seluruh negara didunia. Ciri-ciri suatu pemerintahan
demokrasi adalah sebagai berikut :
1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan
politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).
2. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak
asasi rakyat (warga negara).
3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.
4. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen
sebagai alat penegakan hukum
5. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
6. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan informasi
dan mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
7. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di
lembaga perwakilan rakyat.
8. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan
(memilih) pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga
perwakilan rakyat.
9. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama,
golongan, dan sebagainya).
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Suatu Negara akan maju atau terbelakang tergantung dari Warga Negaranya.
Dalam suatu Negara Hukum harus bersikap tegas karena tanpa adanya ketegasan
Hukum terhadap Warga Negaranya maka Warga Negara tersebut akan sulit
menyadari bahwa hidupnya diatur oleh Negara, bila suatu Negara maju maka
Warga Negaranyalah yang akan merasakan keuntungannya, begitu juga
sebaliknya. Dan untuk menjadi Negara maju haruslah kita sebagai warga Negara
membudayakan demokrasi berdasarkan pancasila.

B. SARAN
Tugas pokok dari setiap warga Negara Indonesia adalah membudayakan
demokrasi yang berdasarkan pancasila, agar Negara kita menjadi Negara yang
maju dan mampu mencapai tujuan/cita-cita bangsa ini.
DAFTAR PUSTAKA

Gompes.id. Rangkuman Artikel Pendidikan “Pengertian Lengkap Penduduk dan


Warga Negara”. Diambil dari: http://gamepos.id/pengertian-lengkap-penduduk-
dan-warga-negara/. Diakses pada: 29 November 2017

Sugeng. 2016. Edukasi PPKN “Hakekat Negara dan Asal Mula Terbentuknya
Negara”. Diambil dari: http://www.edukasippkn.com/2015/09/hakikat-negara-
dan-asal-mula.html?m=1. Diakses pada: 30 November 2017

Sugeng. 2016. Edukasi PPKN “Pengertian Warga Negara dan Kewarganegaraan”.


Diambil dari: http://www.edukasippkn.com/2015/09/pengertian-warga-negara-
kewarganegaraan.html?m=1. Diakses pada: 30 November 2017

Sugeng. 2016. Edukasi PPKN “Tujuan Negara”. Diambil dari:


http://www.edukasippkn.com/2015/09/tujuan-negara.html?m=1. Diakses pada: 30
November 2017

Wikipedia Bahasa Indonesia. “Negara”. Diambil dari:


https://id.m.wikipedia.org/wiki/negara. Diakses pada: 28 November 2017

Wikipedia Bahasa Indonesia. “Demokrasi”. Diambil


dari:https://id.m.wikipedia.org/wiki/demokrasi. Diakses pada: 28 November 2017

Anda mungkin juga menyukai