Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

NATURALISASI

Dosen Pengampu : Dr.Mardinal Tarigan, MA

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Dari Filsafat Ilmu

DISUSUN OLEH :

Kelompok 8

Atikah Zahrani Purba (0306212124)


Tiara Ramadhani (0306211007)
Nurul Handini (0306212106)

Kelas : PGMI-3/ Semester 2

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Alhamdulilllah, kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya,

makalah ini dapat kami selesaikan. Salawat dan salam kepada nabi Muhammad SAW,

pembimbing umat menuju cahaya kebenaran illahi.

Adapun pembuatan makalah ini dimaksudkan untuk diajukan sebagai syarat dalam

diskusi kelompok pada mata kuliah Filsafat Ilmu di Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

(UINSU) dan atas dasar itulah maka kami mengharapkan semoga makalah ini bisa

digunakan sebagai bahan diskusi kelompok sebagaimana mestinya.

Mengingat isinya sangat penting sebagai bahan pembelajaran agar tercapainya tujuan

dalam menghadapi dan memecahkan masalah, baik masalah individu ataupun masalah

kelompok.

Mudah-mudahan makalah ini besar manfaatnya bagi para pembaca dan khususnya

bagi penulis menjadi amal yang sholeh yang bisa menghantarkan kesuksesan dalam belajar.

Medan,10 Mei 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

JUDUL ...................................................................................................................................

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1

1. Latar Belakang .......................................................................................................... 1


2. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3
3. Tujuan ............................ ............................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 5

A. Naturalisasi Biasa dan Istimewa ................................................................................. 5


B. Hilangnya Kewarganegaraan ...................................................................................... 6
C. Persamaan Kedudukan WNI dalam kehidupan berbangsa dan bernegara ............ 8
D. Sikap dalam melaksanakan Prinsip Kebersamaan dan Persamaan .......................... 11

BAB III PENUTUP ............................................................................................................... 12

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 12
B. Saran .......................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Bangsa adalah suatu komunitas etnik yang ciri-cirinya adalah: memiliki nama,

wilayah tertentu, mitos leluhur bersama, kenangan bersama, satu atau beberapa budaya

yang sama dan solidaritas tertentu. Bangsa juga merupakan doktrin etika dan filsafat, dan

merupakan awal dari ideology nasionalisme.

Berikut pendapat beberapa para ahli tentang pengertian bangsa:

 Ernest Renan (Perancis) = Bangsa adalah suatu nyawa, suatu akal yang

terjadi dari 2 hal, yaitu rakyat yang harus hidup bersama-sama menjalankan

satu riwayat, dan rakyat yang kemudian harus mempunyai kemauan atau

keinginan hidup untuk menjadi satu.

tempat tinggalnya (paham geopolitik).

Secara etimologis, “Negara” berasal dari bahasa asing Staat (Belanda,

Jerman), atau State (Inggris). Kata Staat atau State pun berasal dari bahasa Latin, yaitu

status atau statum yang berarti “menempatkan dalam keadaan berdiri, membuat berdiri,

dan menempatkan”. Kata status juga diartikan sebagai tegak dan tetap. Menurut KBBI

(1996:685) dinyatakan bahwa Negara adalah: (1) organissi disuatu wilayah yang

mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat; 92) kelompok social

yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi dibawah lembaga politik

dan pemerintah yang efektif, mempunyai kesatuan politik, berdaulat sehingga berhak

menentukan tujuan nasionalnya.

Berikut ini beberapa pengertian Negara menurut pakar kenegaraan :

a. George Jellinek = Negara adalah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia

yang mendiami wilayah tertentu.

1
b. G.W.F Hegel = Negara adalah organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesis

dari kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal.

Warga Negara menurut KBBI (1996:1125) adalah penduduk sebuah Negara

atau bangsa yang berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dsb yang mempunyai

kewajiban dan hak penuh sebagai warga dari Negara itu. Tetapi seperti kita ketahui tidak

sedikit pula yang bukan merupakan warga Negara bisa tinggal di suatu Negara lain yang

bukan merupakan Negaranya. Suatu Negara pasti mempunyai suatu undang-undang atau

peraturan yang mengatur tentang kewarganegaraan. Peraturan tersebut memuat tentang

siapa saja kah yang bisa dianggap sebagai warga Negara. Di Indonesia juga salah satu

Negara yang mempunyai peraturan tentang kewarganegaraan tersebut.

Ketentuan mengenai kewarganegaraan di negara kita telah diatur dalam

Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan RI sebagai pengganti

Undang-undang Nomor 62 Tahun 1958. Ada beberapa cara bagi Warga Negara Asing

untuk mendapatkan kewarganegaraan Republik Indonesia, yaitu :

a. Menyampaikan pernyataan menjadi WNI karena perkawinan campuran (Pasal

19)

Bagi Warga Negara Asing yang kawin secara sah dengan Warga

Negara Indonesia dapat memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia

dengan menyampaikan pernyataan menjadi Warga Negara Indonesia apabila

yang bersangkutan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik

Indonesia paling singkat 5 (lima) tahun berturut-turut atau paling singkat 10

(sepuluh) tahun tidak berturut-turut, kecuali dengan perolehan kewarganegaraan

tersebut mengakibatkan berkewarganegaraan ganda.

Adapun mekanismenya adalah dengan mengajukan permohonan

kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI melalui Kepala Kantor

2
Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia di mana pemohon

berdomisili. Waktu yang diperlukan dari pengajuan permohonan hingga

penyerahan surat keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI kurang

lebih 3 (tiga) bulan.

Cara memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia ini cocok

ditujukan bagi pesepakbola asing yang kawin secara sah dengan Warga Negara

Indonesia seperti pemain Persib Bandung asal Uruguay, Christian Gonzalez

yang telah menikah dengan Eva Siregar. Namun demikian perlu diteliti lebih

detil apakah Christian Gonzalez sudah mengantongi Kartu Izin Tinggal Tetap

(KITAB) dan Surat Keterangan Keimigrasian (SKIM) dari Kantor Imigrasi

sebagai bukti formal bahwa yang bersangkutan telah 5 (lima) tahun berturut-

turut tinggal di Indonesia.

b. Pewarganegaraan atau naturalisasi (Pasal 8)

Naturalisasi adalah pemerolehan kewarganegaraan bagi penduduk

asing; hal menjadikan warga negara; pewarganegaraan yg diperoleh setelah

memenuhi syarat sebagaimana yg ditetapkan dl peraturan perundang-undangan

c. Karena telah berjasa bagi negara RI atau dengan alasan kepentingan negara

(Pasal 20)

Hal ini membuat penulis tertarik untuk mengetahui faktor apa sajakah yang

menyebabkan WNA menjadi WNI.

2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari pembahasan makalah ini, yaitu:

a. Apa pengertian naturalisasi biasa dan istimewa?

b. Apa yang menyebabkan hilangnya kewarganegaraan?

c. Bagaimana persamaan kedudukan WNI dalam kehidupan berbangsa dan bernegara?

d. Bagaimana sikap dalam melaksanakan prinsif kebersamaan dan persamaan?

3
3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah

sebagai berikut:

a. Mengetahui pengertian naturalisasi biasa dan istimewa.

b. Mengetahui penyebab hilangnya kewarganegaraan.

c. Mengetahui persamaan kedudukan WNI dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

d. Mengetahui sikap dalam melaksanakan prinsif kebersamaan dan persamaan.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Naturalisasi Biasa dan Istimewa

Naturalisasi Adalah suatu perbuatan hukum yang dapat menyebabkan seseorang

memperoleh status kewarganegaraan, Misal : seseorang memperoleh status kewarganegaraan

akibat dari pernikahan, mengajukan permohonan, memilih/menolak status kewarganegaraan

 Naturalisasi Biasa

Syarat – syarat naturalisasi biasa :

1. Telah berusia 21 Tahun

2. Lahir di wilayah RI / bertempat tinggal yang paling akhir min. 5 thn berturut-turut atau 10

tahun tidak berturut-turut

3. Apabila ia seorang laki-laki yg sdh kawin, ia perlu mendpt persetujuan istrinya

4. Dapat berbahasa Indonesia

5. Sehat jasmani & rokhani

6. Bersedia membayar kepada kas negara uang sejumlah Rp.500 sampai 10.000 bergantung

kepada penghasilan setiap bulan

7. Mempunyai mata pencaharian tetap

8. Tidak mempunyai kewarganegaraan lain apabila ia memperoleh kewarganegaraan atau

kehilangan kewarganegaraan RI

 Naturalisasi Istimewa

Naturalisasi ini dapat diberikan bagi mereka (warga asing) yang telah berjasa kepada

negara RI dengan penyataan sendiri (permohonan) untuk menjadi WNI, atau dapat diminta oleh

negara RI.

Naturalisasi istimewa di negara RI dapat diberikan kepada warga negara asing yang

status kewarganegaraannya dalam kondisi sebagai berikut:

5
1. Anak WNI yang lahir di luar perkawinan yang sah, belum berusia 18 tahun atau belum

kawin diakui secara sah oleh ayahnya yang berkewarganegaraan asing.

2. Anak WNI yang belum berusia 5 tahun meskipun telah secara sah sebagai anak oleh WNA

berdasarkan penetapan pengadilan, tetap sebagai WNI

3. Perkawinan WNI dengan WNA, baik sah maupun tidak sah dan diakui orang tuanya yang

WNI, atau perkawinan yang melahirkan anak di wilayah RI meskipun status

kewarganegaraan orang tuanya tidak jelas berakibat anak berkewarganegaraan ganda hingga

usia 18 tahun atau sudah kawin.

4. Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan dibuat secara tertulis dan disampaikan kepada

pejabat dengan melampirkan dokumen sebagaimana ditentukan di dalam perundang-

undangan.

5. Pernyataan untuk memilih kewarganegaraan disampaikan dalam waktu paling lambat 3

tahun setelah anak berusia 18 tahun atau sudah kawin.

6. Warga asing yang telah berjasa kepada negara RI dengan pernyataan sendiri (permohonan)

untuk menjadi warga negara RI, atau dapat di minta oleh negara RI, kemudian mereka

mengucapkan janji setia dan sumpah (tidak perlu memenuhi semua syarat sebagaimana

dalam naturalisasi biasa). Cara ini diberikan oleh Presiden dengan persetujuan DPR.

B. Hilangnya Kewarganegaraan

Kehilangan kewarganegaraan Indonesia dapat terjadi akibat perkawinan dikarenakan

bekerjanya hukum kewarganegaraan negara pasangannya tersebut. Bagi mereka ini, jika ingin

tetap berkewarganegaraan Indonesia, dapat mengajukan pernyataan tertulis kepada Pejabat atau

Perwakilan RI kecuali berakibat berkewarganegaraan ganda.

 Penyebab Hilangnya Kewarganegaraan

Penyebab hilangnya kewarganegaraan seseorang menurut hukum yang berlaku di Indonesia,

yaitu Pasal 23 UU RI No. 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan yaitu

1. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauannya sendiri.

6
2. Tidak menolak atau tidak melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan orang yang

bersangkutan mendapat kesempatan untuk itu.

3. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh Presiden atas permohonannya sendiri, apabila

yang bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di luar

negeri, dan dengan dinyatakan hilang kewarganegaraan RI tidak menjadi tanpa

kewarganegaraan.

4. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin terlebih dahulu oleh presiden.

5. Secara sukarela masuk dalam dinas negara asing, yang jabatan dalam dinas semacam itu di

Indonesia sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan hanya dapat dijabat oleh WNI.

6. Secara suka rela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau

bagian dari negara asing tersebut.

7. Tidak diwajibkan tetapi turut serta dalam pemilihan sesuatu yang bersifat ketatanegaraan

untuk suatu negara asing

8. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau surat yang dapat

diartikan sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya

9. Bertempat tinggal diluar NKRI selama 5 tahun terus menerus bukan dalam rangka dinas

negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya untuk

tetap menjadi WNI kepada perwakilan RI yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal

yang bersangkutan

 Sedangkan pasal 26 UU RI No.12 tahun 2006, juga menyebutkan kehilangan

kewarganegaraan bagi suami atau istri WNI dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Perempuan WNI yang kawin dengan laki-laki WNA kehilangan kewarganegaraannya, jika

menurut hukum negara asal suaminya kewarganegaraan istri mengikuti kewarganegaraan

suami sebagai akibat perkawinan tersebut

7
2. Laki-laki WNI yang kawin dengan perempuan WNA kehilangan kewarganegaran RI, jika

menurut hukum asal istrinya kewarganegaraan suami mengikuti kewarganegaraan istri

sebagai akibat dari perkawinan tsb.

PASAL 25

Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi seorang ayah tidak dengan

sendirinya berlaku terhadap anaknya yang mempunyai hubungan hukum dengan ayahnya

sampai dengan anak tersebut berusia 18(delapan belas) tahun atau sudah kawin.

Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi

seorang ibu tidak dengan sendirinya berlaku terhadap

anaknya yang tidak mempunyai hubungan hukum

dengan ayahnya sampai dengan anak tersebut berusia

18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.

(3) Kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia karena memperoleh kewarganegaraan

lain bagi seorang ibu yang putus perkawinannya, tidak dengan sendirinya berlaku terhadap

anaknya sampai dengan anak tersebut berusia 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin.

C. Persamaan Kedudukan WNI dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

 Persamaan Kedudukan dalam Hukum dan Pemerintah

1. Pasal 27 ayat (1) menyatakan bahwa “segala warga negara bersamaan kedudukannya

didalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu

dengan tidak ada kecualinya.” Pasal ini juga memperlihatkan kepada kita adanya kepedulian

adanya hak asasi dalam bidang hukum dan politik.

2. Persamaan atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan

Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Pasal ini memencarkan persamaan akan

keadilan sosial dan kerakyatan. Ini berarti hak asasi ekonomi warga negara dijamin dan

diatur pelaksanaanya.

8
3. Persamaan dalam hal kemerdekaan berserikat dan berkumpul (politik).

Pasal 28 E ayat (3) menetapkan warga negara dan setiap orang untuk berserikat,

berkumpul, dan mengeluarkan pendapat. Pasal ini mencerminkan bahwa negara

Indonesia bersifat demokratis dan memberi kebebasan yang bertanggung jawab bagi

setiap warga negaranya untuk melaksanakan hak dan kewajibannya dalam bidang

politik.

4. Persamaan dalam HAM

Dalam Bab X A tentang hak asai manusia dijelaskan secara tertulis bahwa negara

memberikan dan mengakui persamaan setiap warga negara dalam menjalankan HAM.

Mekanisme pelaksanaan HAM secara jelas ditetapkan melalui pasal 28 A sampai dengan

pasal 28 J.

5. Persamaan dalam agama

Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa “negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap

penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut

agamanya dan kepercayaannya itu.” Berdasar pasal ini tersurat jelas bahwa begara

menjamin persamaan setiap penduduk untuk memeluk agama sesuai dengan keinginannya.

Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME dijalankan tanpa ada paksaan dari pihak

manapun.

6. Persamaan dalam upaya pembelaan negara

Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa “setiap warga negara berhak dan wajib ikut

serta dalam upaya pembelaan negara”. Lebih lanjut, pasal 30 UUD 1945 memuat ketentuan

pertahanan dan keamanan negara. Kedua pasal tersebut secara jelas dapat kita ketahui

bahwa negara memberikan kesempatan yang sama kepada setiap warga negara yang ingin

membela Indonesia.

7. Persamaan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan

Pasal 31 dan 32 UUD 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak dan

kedudukan yang sama dalam masalah pendidikan dan kebudayaan. Kedua pasal ini

9
menunjukan bahwa begitu konsen dan peduli terhadap pendidikan dan kebudayaan warga

negara Indonesia. Setiap warga negara mendapat porsi yang sama dalam kedua masalah ini.

8. Persamaan dalam perekonomian dan kesejahteraan sosial.

Persamaan kedudukan warga negara dalam perekonomian dan kesejahteraan diatur dalam

Bab XIV pasal 33 dan 34. pasal 33 mengatur masalah perekonomian nasional yang

diselenggarakan berdasar atas asas kekeluargaan dengan prinsip demokrasi ekonomi untuk

kemakmuran rakyat secara keseluruhan. Selanjutnya pasal 34 memuat ketentuan tentang

kesejahteraan sosial dan jaminan sosial diman fakir miskin dan anak-anak terlantar

dipelihara oleh negara (pasal 1) dan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas

pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak (pasal 3).

 Landasan Persamaan Kedudukan Wni Dalam Kehidupan Bermasyarakat Berbangsa

Dan Bernegara

Landasan Persamaan hidup dalam Konstitusi Negara:

1. Pembukaan UUD 1945

2. Sila- sila Pancasila

3. UUD 1945

 Makna persamaan

1. Perwujudan kehidupan di dalam masyarakat yang saling menghormati dan menghargai

orang lain tanpa membedakan SARA.

2. Kurangnya pengetahuan dan pemahaman kehidupan yang beradab dan

sosial mengakibatkan budaya menyebabkan makna persamaan menjadi makna

diskriminasi.

3. Warga Negara adalah sama kedudukanya, hak dan kewajibannya. Setiap individu

mendapat perlakuan yang sama dari negara. Ketentuan ini secara tegas termuat dalam

konstitusi tertinggi kita, yaitu UUD 1945 Bab X sampai Bab XIV pasal 27 sampai pasal

34.

10
D. Sikap dalam Melaksanakan Prinsip Kebersamaan dan Persamaan

Prinsip yang dapat kita tanamkan dalam diri untuk mendukung upaya menghormati

persamaan kedudukan warga negara. Upaya yang dapat dilakukan tidak akan sia-sia dan pasti

mendatangkan manfaat. Prinsip-prinsip tersebut dapat kita wujudkan dalam beberapa sikap

sebagai berikut.

a. Saling membantu dalam bidang kemanusiaan atau sosial;

b. Memberi kesempatan kepada pemeluk agama lain untuk melaksanakan ibadah;

c. Menciptakan suasana damai dan tentram dalam kehidupan

d. Meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan;

e. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

Apabila upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan sungguh-sunggu niscaya kehidupan

bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia akan makin sesuai dengan prinsip

persamaan kedudukan warga negara.

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Naturalisasi Adalah suatu perbuatan hukum yang dapat menyebabkan seseorang memperoleh

status kewarganegaraan. Kehilangan kewarganegaraan Indonesia dapat terjadi akibat

perkawinan dikarenakan bekerjanya hukum kewarganegaraan negara pasangannya tersebut

atau bisa mengacu pada hukum yang berlaku di Indonesia, yaitu Pasal 23 UU RI No. 12

tahun 2006 tentang kewarganegaraan. Sedangkan pasal 26 UU RI No.12 tahun 2006, juga

mengatur kehilangan kewarganegaraan bagi suami atau istri WNI. Menghargai Persamaan

Kedudukan Warga Negara Tanpa Membedakan Ras, Agama, Gender, Golongan, Budaya

dan Suku. Sebagaimana kita ketahui, semboyan bangsa Indonesia adalah Bhineka Tunggal

Ika. Perbedaan yang ada hendaknya tidak dianggap sebagai ancaman tetapi lebih merupakan

anugerah. Untuk meningkatkan kesatuan dan persatuan diantara semua komponen bangsa,

maka perbedaan itu harus disikapi sedemikian rupa sehingga terjalin keserasian hidup.

B. Saran

1. Pemerintah supaya lebih selektif dalam memberikan kewarganegaraan Indonesia dengan

mempertimbangkan dampak dan maknanya.

2. Pemerintah harus terbuka dan membuka ruang kepada masyarakat berperan serta dalam

pembangunan nasional tanpa membeda-bedakan sara, gender, budaya.

3. Produk hukum atau peraturan perundang-undangan harus menjamin persamaan warga

Negara.

4. Dan saran bagi pembaca agar dapat saling menghormati dan menghargai sesama

warganegara Indonesia supaya tercipta sauasana damai dan tentram dalam kehidupan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Budiono Kusumohamidjojo, 1999 Ketertiban Yang Adil : Problematik Filsafat Hukum, (Jakarta :
Grasindo,),

Achmad Ali, , 2002Menguak Tabir Hukum (Suatu Kajian Filosofis dan Sosiologis), (Jakarta, :
Gunung Agung)

Fachmiulilmaulana,2010 pengertian-bangsa-negara-warga-negara (Bandung)

13

Anda mungkin juga menyukai