KEWARGANEGARAAN GANDA
Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah: Kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Roedy Susanto, ST, M.Sos
Oleh Kelompok 8:
1. PUTRI NUR ANISA (P17440213043)
2. QURROTU A’YUNIN (P17440213049)
3. TRI TANAYA KENAKA (P17440213050)
4. MARSEKAL ORION TORAYA PIRADE (P17440214053)
5. MUHAMMAD DIMAS AFFANDI (P17440214061)
6. SYNDIKA RAYA ANGGRARETA (P17440214062)
7. ABDUL HADI PURNAMA (P17440214068)
8. TIARA WAHYU ARIANTI (P17440214069)
9. GALUH NISAULKHOIRIYAH FATHAH (P17440214073)
KELAS 1B
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI BANK DARAH
JURUSAN KESEHATAN TERAPAN
POLTEKKES KEMENKES MALANG
2021
KATA PENGANTAR
Penulis
Daftar Isi
JUDUL …………………………………………………………………………. i
4.1 Kesimpulan
Bahwa jika ditinjau dari perspektif Hak Asasi Manusia (HAM), maka
pemberian status kewarganegaraan ganda tidak terbatas maupun yang terbatas
terhadap anak diaspora pada prinsipnya tidak melanggar/bertentangan dengan
HAM, karena setiap orang berhak atas status kewarganegaraan sebagaimana
dijamin dalam instrument hukum internasional dan nasional. Namun demikian
masing-masing Negara berhak pula untuk menentukan siapa yang menjadi warga
Negara berdasarkan asas-asas yang dianutnya sepanjang tidak bertentangan
dengan Hukum Internasional, Kebiasaan Internasional dan Perjanjian
Internasional. Ketentuan kewarganegaraan ganda sebagaimana ditentukan dalam
Pasal 6 UU No. 12 Tahun 2006 masih mengandung problem hukum, yakni jika
anak tidak melakukan pilihan hukum sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 6
ayat (1) UU No. 12 Tahun 2006.
4.2 Saran
Untuk memperjelas ketentuan dalam UU No. 12 Tahun 2006, dan juga
untuk mengakomodir perkembangan terkait diaspora maka perlu diberi
kesempatan bagi anak-anak memiliki kewarganegaraan ganda terbatas, hanya saja
terbatas yang dimaksud tidak semata-mata pada batasan umur tetapi juga materi
misalnya terkait ekonomi ataupun sosial.
DAFTAR PUSTAKA
http://risalah.unram.ac.id/index.php/risalah/article/view/10/9
http://urnal.penerbitsign.com/index.php/sjh/article/view/v2n1-43-54