Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

BANGSA DAN NEGARA

DOSEN PEMBIMBING
Bapak R. Iwan Siswanto

di susun oleh :
Muhammad Miftah Hazim (4301118123)

Jurusan Manajemen Keuangan


Prodi D III Kebendaharaan Negara
Politeknik Keuangan Negara STAN
2018/2019
Makalah Bangsa dan Negara

Kata Pengantar

Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat, taufik dan
hidayah-Nya sehingga penulisan makalah tentang bangsa dan negara dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu


terselesaikannya laporan ini, terutama kepada teman-teman yang telah membantu
terselesaikannya laporan ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran sangat penulis harapkan. Dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.

i
Daftar Isi

Kata Pengantar ................................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................................ ii
A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian...................................................................................................... 2
C. Rumusan Masalah .................................................................................................... 2
Bab II Pembahasan ............................................................................................................ 3
A. Makna Bangsa dan Negara ....................................................................................... 3
1. Makna Bangsa ...................................................................................................... 3
2. Makna Negara ...................................................................................................... 3
3. Sejarah terbentuknya bangsa dan negara ............................................................... 4
B. Sifat – Sifat Bangsa dan Negara................................................................................ 7
1. Sifat Memksa........................................................................................................ 7
2. Sifat Monopoli...................................................................................................... 7
3. Sifat Totalitas ....................................................................................................... 7
C. Unsur-Unsur Bangsa dan Negara .............................................................................. 8
1. Wilayah atau daerah kekuasaan............................................................................. 8
2. Rakyat dan penduduk............................................................................................ 8
3. Pemerintah yang berdaulat .................................................................................... 8
4. Pengakuan ............................................................................................................ 9
D. Hak – Hak Dan Kewajiban Warga Negara ................................................................ 9
1. Hak Warga Negara ............................................................................................... 9
2. Kewajiban Warga Negara ................................................................................... 10
E. Mutu Kehidupan Bermasyarakat Dan Bernegara ..................................................... 11
Bab III Penutup ............................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 13
B. Saran ...................................................................................................................... 13
Daftar pustaka ................................................................................................................. 14
A. reference ................................................................................................................ 14

ii
Makalah Bangsa dan Negara

Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang
Bangsa adalah sekelompok orang yang memiliki kehendak untuk bersatu yang
memiliki persatuan senasib dan tinggal di wilayah tertentu, beberapa budaya yang sama,
mitos leluhur bersama.

Negara berasal dari kata state (Inggris), Staat (Belanda, Jerman), E`tat (Prancis), Status,
Statum (Latin) yang berarti meletakkan dalam keadaan berdiri, menempatkan, atau
membuat berdiri.Kata Negara yang dipakai di Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta
yanitu Negara atau nagari yang artinya wilayah, kota, atau penguasa.
Perkataan “konstitusi” berasal dari bahasa Perancis Constituer dan Constitution,
kata pertama berarti membentuk, mendirikan atau menyusun, dan kata kedua berarti
susunan atau pranata (masyarakat).Dengan demikian konstitusi memiliki arti; permulaan
dari segala peraturan mengenai suatu Negara. Pada umumnya langkah awal untuk
mempelajari hukum tata negara dari suatu negara dimulai dari konstitusi negara
bersangkutan. Mempelajari konstitusi berarti juga mempelajari hukum tata negara dari
suatu negara, sehingga hukum tata negara disebut juga dengan constitutional law. Istilah
Constitutional Law di Inggris menunjukkan arti yang sama dengan hukum tata negara.
Penggunaan istilah Constitutional Law didasarkan atas alasan bahwa dalam hukum tata
Negara unsur konstitusi lebih menonjol.
Dengan demikian suatu konstitusi memuat aturan atau sendi-sendi pokok yang
bersifat fundamental untuk menegakkan bangunan besar yang bernama “Negara”.Karena
sifatnya yang fundamental ini maka aturan ini harus kuat dan tidak boleh mudah
berubah-
ubah. Dengan kata lain aturan fundamental itu harus tahan uji terhadap kemungkinan
untuk diubah-ubah berdasarkan kepentingan jangka pendek yang bersifat sesaat.
Sebagai makhluk social, setiap manusia mempunyai kecenderungan untuk hidup
bersama dan berkelompok dengan sesamanya, serta mendiami suatu daerah tertentu.
Sekelompok manusia yang hidup bersama disebut masyarakat. Masyarakat-masyarakat
yang mempunyai perbedaan dalam hal ras,suku,watak dan agama akan berkumpul
bersama dalam suatu tempat akan membentuk suatu bangsa.
Tempat ini dari suatu bangsa itu tinggal disebut Negara. Dalam Negara itu juga,
perilaku suatu bangsa harus diatur atau dalam hal ini bangsa harus tunduk pada aturan
yang
berlaku di negara yang ditempatinya.
Seperti penjelasan diatas,sebuah bangsa terdiri dari beragam masyarakat. Karena
perbedaan ini pula, tidak jarang terjadi konflik yang memicu perpecahan antar
masyarakat
dalam bangsaa pada suatu Negara.

1
Oleh sebab itu, kami membuat makalah yang berjudul ‘’ BANGSA DAN
NEGARA”. Hal ini dimaksudkan agar kita lebih bias memahami tentang hakikat bangsa
dan Negara.

B. Tujuan Penelitian
Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk

1. Untuk mengetahui makna dari bangsa dan bernegara


2. Untuk mengetahui Sifat sifat negara
3. Untuk mengetahui unsur- unsur negara
4. Hak dan kewajiban warga negara
5. Meningkatkan mutu kehidupan bermasyarakat dan bernegara

C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan di bahas dalam makalah ini :

1. Agar pembaca mengetahui makna dari bangsa dan bernegara.


2. Agar pembaca mengetahui sifat-sifat negara.
3. Agar pembaca mengtahui hak dan kewajiban warga negara.
4. Agar pembaca dapat meningkatkan mutu kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.
Bab II Pembahasan
A. Makna Bangsa dan Negara
1. Makna Bangsa
Bangsa adalah orang-orang yang bersamaan asal keturunan, adat,
bahasa dan sejarahnya serta pemerintahan sendiri. Dalam kamus bahasa
Indonesia, pengertian bangsa adalah kumpulan manusia yang
biasanya
terikat karena kesatuan bahasa serta wilayah tertentu dimuka bumi.
Sejarah timbulnya bangsa-bangsa didunia berawal dari benua Eropa.
Pada akhir abad XIX, di benua Eropa timbul berbagai gerakan kebangsaan.
Gerakan tersebut mengakibatkan kerajaan-kerajaan besar di Eropa seperti
kerajaan Austria-Hongaria, Turki dan Perancis, terpecah menjadi Negara-
negara kecil. Banyaknya gerakan kebangsaan di Eropa saat itu dan
keberhasilan meraka menjadi bangsa yang merdeka, mempunyai ppengaruh
yang besar pada kehidupan Eropa maupun wilayah lain didunia.
Bangsa adalah sekelompok manusia /orang yang memiliki hal-hal
berikut :
(a) Cita-cita bersama yang mengikat dan menjadi satu kesatuan
(b) Persaan senasib sepenanggungan
(c) Karakter yang sama
(d) Adat istiadat atau budaya yang sama
(e) Satu kasatuan wilayah
(f) Terorganisir dalam satu wilayah hukum.

2. Makna Negara
Negara adalah suatu organisasi di antara kelompok atau beberapa kelompok
manusia, yang bersama- sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan
mengakui
adanya pemerinatahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok
atau beberapa kelompok manusia tadi. Negara merupakan suatu organisasi yang
dalam wilayah tertentu dapat memaksakan kekuasaan secara sah terhadap semua
golongan kekuasaan lainnya dan dapat menetapkan tujuan- tujuan dari
kehidupan

3
bersama.

3
Istilah Negara dari de staat (Belanda),the state (Inggris), I’ etat (Prancis), Io
stato
(Italia) dan Der staat (Jerman).

Menurut bahasa Sansekerta, nagari atau Negara,berarti kota, sedangkan menurut


bahasa suku-suku di Indonesia sering disebut negeri atau Negara, yaitu tempat
tinggal. Menurut kamus umum bahasa Indonesia Negara adalah persekutuan
bangsa yang hidup dalam suatu wilayah dengan batas-batas tertentu yang
diperintah dan diurus oleh suatu badan pemerintah dengan teratur.

Negara dalam arti sempit sama dengan pemerintahan dalam arti luas (lembaga
Legislatif, Eksekutif, Yudikatif) yang merupakan alat untuk mencapai
kepentingan bersama, sedangkan Negara dalam arti luas adalah kesatuan sosial
yang mengatur,memimpin dan mengkoordinasi masyarakat supaya dapat hidup
wajar dan berkembang terus. Dalam mengemban tugasnya, Negara memiliki
aparatur Negara dan wewenangannya.

3. Sejarah terbentuknya bangsa dan negara


Homo Socius. Manusia adalah makhluk yang tidak bisa hidup sendiri dan
selalu membutuhkan bantuan orang lain. Manusia merupakan makhluk
sosial.
Hal ini terbukti bahwa sejak dahulu manusia hidup berkelompok,
membuat
koloni, dan bergotong royong dalam melaksanakan tugasnya. Mereka
bersatu
dalam membangun koloni, memburu dan meramu makanan bersama, membuat
tempat tempat tinggal dan perlindungan, melindungi satu sama lain,
dan
berkembang biak. Dan semakin lama, koloni yang mereka bentuk itu
semakin
bertambah populasinya. Lalu, mereka memilih pemimpin yang dianggap
layak
bagi koloni mereka dan juga menentukan batas wilayah koloni mereka.
Lama
kemudian, koloni yang masih berbentuk perkumpulan berubah menjadi
desa.

melalui sejarah lahirnya negara itu. Berdasarkan hal itu, asal mula
terbentuknya
negara antara lain.

4
Kemudian, gabungan desa tersebut dipimpin oleh suatu monarki atau
kerajaan.
Dari kerajaan berubah bentuk menjadi lebih modern lagi yaitu negara.
Itulah
kronologis tentang sejarah terbentuknya negara pada umumnya.
Teori negara menurut beberapa ahli:
a. Secara Faktual

Asal mula terbentuknya negara bisa diketahui dengan cara faktual. Artinya,
asal mula terjadinya negara dianalisis berdasarkan fakta nyata yang bisa
diketahui

melalui sejarah lahirnya negara itu. Berdasarkan hal itu, asal mula
terbentuknya
negara antara lain.

5
(1) Occupatie (pendudukan).

Artinya, suatu daerah bebas diduduki oleh suatu bangsa yang selanjutnya
mendirikan negara di daerah itu. Misalnya, Liberia diduduki oleh budak-
budak Negro serta dimerdekakan pada tahun 1947.
(2) Separatie (pemisahan).

Suatu daerah yang semula termasuk daerah-daerah negara lalu melepaskan diri
serta menyatakan dirinya sebagai suatu negara. Misalnya, Bangladesh
terhadap Pakistan tahun 1971 serta Timor Leste terhadap Indonesia tahun
1999.

(3) Proclamation (proklamasi).

Suatu daerah yang tadinya merupakan tanah jajahan dari negara lain lalu
menyatakan kemerdekaannya. Misalnya, Indonesia atas Belanda serta Jepang
pada tanggal 17 Agustus 1945.
(4) Innovation (pembentukan baru).

Munculnya suatu negara baru di atas wilayah suatu negara yang pecah serta
lenyap karena suatu hal. Misalnya, lenyapnya negara Uni Soviet lalu di
negara itu muncul negara baru, seperti Rusia serta Uzbekistan.
(5) Cessie (penyerahan).

Artinya, suatu wilayah diserahkan kepada negara lain berdasarkan


perjanjian tertentu. Misalnya wilayah Sleeswijk diserahkan oleh Austria
kepada Prusia (Jerman) karena ada perjanjian bahwa negara yang kalah
perang harus memberikan negara yang dikuasainya kepada negara yang
menang. Austria adalah salah satu negara yang kalah dalam Perang Dunia I.
(6) Fusi (peleburan).

Beberapa negara mengadakan fusi (peleburan) serta menjadi satu negara baru.
Misalnya, Jerman Barat serta Jerman Timur bersatu menjadi Jerman pada
tanggal 3 Oktober 1990.
(7) Accesie (penaikan).

Artinya, suatu wilayah terbentuk akibat penaikan lumpur sungai atau timbul
dari dasar laut (delta) lalu wilayah itu dihuni oleh sekelompok orang
sehingga

5
terbentuklah negara. Misalnya, wilayah negara Mesir yang terbentuk dari delta
Sungai Nil.
(8) Anexatie (pencaplokan/penguasaan).

Artinya, suatu negara berdiri di suatu wilayah yang dikuasai (dicaplok) dari
bangsa lain tanpa reaksi berarti. Misalnya, ketika pembentukan negara Israel
pada tahun 1948 wilayahnya banyak mencaplok daerah Palestina, Suriah
serta Mesir.

b. Secara Teoretis
Menganalisis asal mula terbentuknya negara bisa pula dilakukan secara teoretis
(kajian teoretis). Beberapa teori terbentuknya negara antara lain.
(1) Teori Ketuhanan

Beranggapan bahwa terbentuknya negara atas dasar kehendak Tuhan. Tanpa


kehendak Tuhan, segala sesuatu tak mungkin terjadi. Teori ketuhanan
berdasarkan pada determinisme religius, yaitu segala sesuatunya sudah
ditakdirkan Tuhan. Hal ini tampak dari kalimat by the grace of God (berkat
rahmat Tuhan) di berbagai UUD negara.
(2) Teori Perjanjian

Beranggapan bahwa negara terbentuk berdasarkan perjanjian


bersama/masyarakat. Perjanjian bisa terjadi antara orang-orang yang
sepakat mendirikan suatu negara ataupun antara orang-orang yang menjajah
dengan yang dijajah.
(3) Teori Kekuasaan

Beranggapan bahwa negara terbentuk atas dasar kekuasaan serta kekuasaan


adalah ciptaan orang yang paling kuat serta berkuasa.
(4) Teori Hukum Alam

Menurut hukum alam, terjadinya negara karena kekuasaan alam


serta berlakunya abadi serta universal, berlaku setiap waktu.
B. Sifat – Sifat Bangsa dan Negara
Layaknya manusia, negara juga memiliki karakteristik atau sifat. Sifat-sifat negara
pada umumya ada 3, yaitu:
1. Sifat Memksa
Sifat negara yang pertama adalah memaksa. Sifat ini berarti bahwa suatu
negara memiliki kekuasaan/kewenangan untuk mewajibkan warga negaranya
supaya patuh dan taat pada peraturan yang ada dengan menggunakan alat paksa
berupa polisi, jaksa, hakim dan juga sanksi yang tegas bagi yang melanggar aturan.
Warga negara yang melanggar atau membangkan dan tidak patuh pada aturan akan
dikenakan sanksi yang tegas. Dapat dikatakan negara yang memiliki sifat seperti
ini adalah negara yang diktatur ataupun komunis. Contohnya: pada saat zaman
Orde Baru (Soeharto), pada saat Nazi (Hitler) memimpin Jerman, dan negara
komunis pada umumnya (Rusia).

2. Sifat Monopoli
Sifat negara yang kedua adalah monopoli. Monopoli ini mempunyai arti
bahwa suatu negara juga memiliki kekuasaan/kewenangan yang mutlak untuk
mengatur arah perjuangan ataupun juga menentukan tujuan yang akan dicapai oleh
negara yang bersangkutan. Setiap negara menguasai hal-hal tertentu demi tujuan
negara tanpa adanya saingan. Contohnya: Amerika Serikat yang mendukung Israel,
Inggris memerdekakan negara persemakmurannya (Malaysia, Australia, India).

3. Sifat Totalitas
Sifat negara yang terakhir ini berarti bahwa setiap negara memiliki wewenang
untuk memberlakukan semua peraturan yang telah dibuat oleh negara tersebut dan
diperuntukkan oleh seluruh warga negara tanpa terkecuali atau tanpa adanya
diskriminasi. Contohnya: semua warga negara harus membayar pajak, semua
orang di hadapan hukum ialah sama, semua warga negara wajib untuk melakukan
upaya bela negara, dan lain-lain.

7
C. Unsur-Unsur Bangsa dan Negara
Terdapat 4 unsur yang membentuk suatu negara, dimana unsur terbentuknya
negara dibedakan menjadi 2 macam yaitu unsur konstitutif dan unsur deklaratif. Unsur
konstitutif adalah unsur yang mutlak harus ada di saat negara tersebut didirikan.

Unsur deklaratif adalah unsur yang tidak harus ada di saat Negara tersebut berdiri
tetapi boleh dipenuhi setelah Negara tersebut berdiri.
1. Wilayah atau daerah kekuasaan
Wilayah merupakan daerah yang menjadi kekuasaan negara sekaligus
menjadi tempat tinggal bagi rakyat. Wilayah negara mencakup wilayah darat,
laut, dan udara. Batas wilayah dapat berupa:
(a) Batas alamiah (gunung, hutan, sungai)
(b) Batas buatan (pos penjagaan, kawat berduri, patok, pagar tembok)
(c) Batas secara geografis
(d) Batas perjanjian wilayah.

2. Rakyat dan penduduk


Rakyat adalah semua orang yang secara nyata berada (tinggal) dalam wilayah
suatu negara yang tunduk dan patuh terhadap peraturan di negara tersebut.
Penduduk adalah orang yang berdomisili secara tetap dalam wilayah suatu negara
dalam jangka waktu yang lama. Penduduk terdiri dari WNI dan WNA. Penduduk
dibedakan menjadi Warga Negara dan bukan Warga Negara.

Warga Negara adalah orang yang menurut hukum menjadi Warga Negara,
yaitu penduduk asli dan WNI keturunan asing. Bukan Warga Negara adalah
orang yang menurut hukum tidak menjadi warga suatu negara atau WNA.
Bukan penduduk adalah mereka yang tinggal di wilayah suatu negara tidak
menetap (tinggal sementara waktu). Contoh: turis yang berlibur di Raja Ampat,
Papua

3. Pemerintah yang berdaulat


Yaitu suatu pemerintah yang mempunyai kekuasaan tertinggi untuk
mengamankan, mempertahankan, mengatur, dan melancarkan tata cara
penyelenggaraan pemerintahan negara secara penuh. Ada 2 macam kedaulatan
yaitu

8
(a) Berdaulat keluar artinya memiliki kedudukan sederajat dengan negara-
negara lain, sehingga bebas dari campur tangan negara lain.
(b) Berdaulat ke dalam artinya berwibawa, berwenang menentukan
dan
menegakkan hukum atas warga dan wilayah negaranya.

Pemerintah dalam arti luas meliputi gabungan semua alat–alat perlengkapan


negara, sedangkan arti sempit nya hanya kepala negara saja atau organ eksekutif.

4. Pengakuan
Terdapat 2 jenis pengakuan yaitu secara:

(a) De facto adalah pengakuan atas fakta adanya suatu negara telah
terbentuk berdasarkan adanya rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang
berdaulat.
(b) De jure adalah pengakuan berdasarkan pernyataan resmi menurut hukum
internasional, sehingga suatu negara mendapatkan hak-hak dan
kewajibannya sebagai anggota keluarga Bangsa-Bangsa di dunia.

D. Hak – Hak Dan Kewajiban Warga Negara


Di tiap negara, warga negara pasti memiliki hak dan kewajibannya masing-
masing. Hak dan kewajiban yang dimiliki warga negara Amerika Serikat pasti akan
berbeda dengan hak dan kewajiban yang dimiliki warga negara Indonesia. Negara harus
memberikan hak yang seharusnya didapatkan warga negara dan warga negara harus
memberikan kontribusinya terhadap negara.

1. Hak Warga Negara


Negara demi menjalankan fungsinya untuk menyejahterahkan warga
negaranya pasti memberikan hak kepada warga negaranya. Sebagaimana telah
ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang menetapkan bahwa hak warga
negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat akan diatur dalam
undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat
demokrasi. Pada para pejabat dan pemerintah untuk bersiap-siap hidup setara
dengan kita. Harus menjunjung bangsa Indonesia ini kepada kehidupan yang
lebih baik dan maju. Yaitu dengan menjalankan hak-hak dan kewajiban dengan
seimbang. Dengan memperhatikan rakyat-rakyat kecil yang selama ini kurang

9
mendapat kepedulian dan tidak mendapatkan hak-haknya. Adapun hak-hak
warga negara yakni:

(a) Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak : “Tiap warga negara
berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”
(pasal 27 ayat 2).
(b) Hak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan: “setiap orang berhak
untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.”(pasal 28A).
(c) Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah (pasal 28B ayat 1).
(d) Hak atas kelangsungan hidup. “Setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh, dan Berkembang”.
(e) Hak untuk mengembangkan diri dan melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya dan berhak mendapatkan pendidikan, ilmu pengetahuan dan
teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi
kesejahteraan hidup manusia. (pasal 28C ayat 1).
(f) Hak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara
kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya. (pasal
28C ayat 2).
(g) Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta
perlakuan yang sama di depan hukum.(pasal 28D ayat 1).

(h) Hak untuk mempunyai hak milik pribadi Hak untuk hidup, hak untuk
tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani,hak beragama,
hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di
hadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang
berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dikurangi
dalam keadaan apapun. (pasal 28I ayat 1).

2. Kewajiban Warga Negara


Warga negara diberikan negara hak-hak mereka, berarti warga negara juga
wajib mengikuti kewajiban yang diberikan negara. Kewajiban yang dberikan
negara itu didasarkan dengan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).
Adapun kewajiban warga negara, yakni:

1010
(a) Wajib menaati hukum dan pemerintahan. Pasal 27 ayat (1) UUD 1945
berbunyi : segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan
pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
(b) Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Pasal 27 ayat (3) UUD
1945 menyatakan : setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara”.
(c) Wajib menghormati hak asasi manusia orang lain. Pasal 28J ayat 1
mengatakan : “Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang
lain”.
(d) Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-
undang. Pasal 28J ayat 2 menyatakan : “Dalam menjalankan hak dan
kebebasannya,setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan yang
ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud untuk menjamin
pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan untuk
memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-
nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat
demokratis”.Wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara. Pasal 30 ayat (1) UUD 1945. menyatakan: “Tiap-tiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara”.

E. Mutu Kehidupan Bermasyarakat Dan Bernegara


Sudah-sudah menjadi tugas pemerintah untuk meningkatkan mutu kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Namun, bukan berarti warga negara tidak ikut
berkontribusi dan berpartsipasi akan hal itu. Pemerintah dan warga negara harus saling
bekerja sama untuk mewujudkan hal itu. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk
menngkatkan mutu kehidupan bermasyarakat dan bernegara adalah:

1. Mengoptimalkan pemanfaatan infrastruktur pendidikan yang ada di masyarakat,


seperti Sekolah, Kampus, dan lain-lain.
2. Memanfaatkan peran seluruh potensi SDM, seperti; guru, mahasiswa, pelajar,
tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, tokoh pemuda, dan tokoh perempuan.
3. Mengoptimalkan peran sekolah, perguruan tinggi, lembaga kursus, lembaga
pelatihan swasta, SKB, BPKB, PKBM, balai pendidikan dan pelatihan, dan
sebagainya.
4. Menggerakkan peran organisasi sosial kemasyarakatan antara lain; PKK, Dharma
Wanita, LSM, Karang Taruna, Organisasi Mitra Dikmas (HIPKI, HISPPI,
Asosiasi Profesi), pramuka, organisasi kemahasiswaan, dan lain-lain.
5. Program pemberantasan buta aksara dilaksanakan secara terintegrasi dengan
berbagai program penyuluhan, pembimbingan, pendampingan pada masyarakat
yang dilakukan berbagai sektor.
6. Program pembelajaran dirancang kontekstual dengan pekerjaan, minat, mata
pencaharian, potensi sumber daya alam pertanian, peternakan, perikanan,
kelautan, kehutanan, usaha produk kerajinan, pertukangan, dan jasa.
7. Kegiatan pembelajaran bisa dilakukan di berbagai tempat di mana saja (sekolah,
tempat ibadah, balai desa, balai warga, kantor, pabrik, rumah, dan tempat kerja)
dan juga waktunya kapan saja (disesuaikan dengan kesempatan yang ada pada
warga untuk belajar).

1212
Bab III Penutup
A. Kesimpulan
Dari paparan diatas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa makalah “Elemen
Kenegaraan”, penulis menyimpulkan bahwa negara merupakan hal yang sangat penting
sekaligus fundamental. Berdasarkan uraian pada pembahasan, dapat disimpulkan beberapa
hal sebagai berikut:

1. Negara adalah kondisi dimana wilayah yang ditempati sekumpulan manusia


dipimpin oleh sistem pemerintahan yang disetujui dan telah diakui oleh
pihak luar.
2. Sifat negara yaitu memaksa, monopoli dan sifat memcakup semua.
3. Unsur-unsur terbentuknya negara yaitu rakyat, wilayah, pemerintah dan
pengakuan dari negara lain.
4. Warga negara memiliki hak dan kewajiban yang berbeda-beda di setiap negara.
5. Pemerintah dan warga negara harus saling bekerja sama untuk meningkatkan
mutu kehidupan berbangsa dan bernegara.

B. Saran
Dengan makalah tersebut diharapkan,bagi pembaca atau pendengar dapat
memahami arti penting negara, mencakup seluruh aspek baik unsur, tujuan, dan sifat
negara, sehingga pembaca mampu memposisikan dirinya sebagai salah satu unsur
terbentuknya sebuah Negara. Contohnya, ikut memberikan haknya dengan memberikan
suara saat pemilu berlangsung, mengeluarkan aspirasi atau pendapat melalui forum yang
ada, dan lain sebagainya dan selalu mematuhi dan menjalankan kewajibannya terhadap
negara seperti membayar pajak tepat waktu. Saya menyadari bahwa makalah saya masih
jauh dari kesempurnaan dan banyak terdapat kesalahan baik dari segi penulisan atau
pembahasan. Oleh karena itu, saya mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun demi perbaikan makalah ini.
Daftar pustaka
A. reference
Budiyanto, (2000). Dasar-dasar ilmu tata negara untuk SMU. Jakarta : Erlangga

Adhitama, Satria, Susi Purwati, dan Sarwadi. (2018). Pendidikan Kewarganegaraan


Projek Penyelarasan Materi Ajar Kepribadian Mahasiswa
2018.
Kamaluddin, Rusman. Modul Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.
Srijanti, A. Rahman H. I, dan Purwanto S. K. Pendidikan Kewarganegaraan untuk
Mahasiswa. Graha Ilmu Universitas Mercubuana.

Anda mungkin juga menyukai