ANALISI
FILM OH MY GOD
NIM.
POLTEKKES DENPASAR
KEMENKES RI
2019
I. Analisis Makna Film
1. Ateisme
2. Dinamisme
Kepercayaan terhadap tiap-tiap benda, bukan memuja benda itu melainkan benda
yang digunakan sebagai alat penghubung kepada Tuhan yang terdapat pada film
“Oh My God”. Konsep kepercayaan seperti ini dapat kita lihat pada film ini yaitu,
pada masyarakat yang memuja Dewa-Dewi dalam wujud patung patung yang
berukuran dari kecil hingga besar. Selain patung Dewa-Dewi, masyarakat disana
juga memuja Tuhan dalam wujud lingga (Batu) yang dikeramatkan. Lingga batu
yang berada disana sering dijadikan tempat untuk melakukan berbagai upacara
keagamaan
3. Pantang Menyerah
Pantang menyerah terdiri dari dua kata yaitu pantang dan menyerah. Berdasarkan
Kamus Besar Bahasa Indonesia, pantang berarti hal (perbuatan) yang terlarang
menurut adat atau kepercayaan, sedangkan menyerah adalah berserah;pasrah;kita
tidak mampu berbuat apa-apa selain dari-kepada Tuhan Yang Maha kuasa. Secara
terminologi (menurut istilah), pantang menyerah adalah tidak mudah putus asa
dalam melakukan sesuatu, selalu bersikap optimis, mudah bangkit dari
keterpurukan. Sikap ini sangat terpancarkan dari tokoh utama yaitu Kanji Lalji
Mehta. Meskipun pada awalnya tidak ada yang mendukunya sama sekali, tetapi ia
tetap tabah dan kuat untuk melanjutkan gugatannya yang menggugat Tuhan
kepengadilan. Masalah Kanji tidak berhenti sampai disana, disaat kasusnya sudah
mencapai babak selanjutnya Kanji awalnya sangat kesulitan dalam mencari
barang bukti atas gugatan yang ia ajukan. Tetapi dengan semangatnya yang
pantang menyerah, ia membaca berbagai buku buku kitab suci yang memiliki
halaman yang begitu tebal.
4. Toleransi
Toleransi secara bahasa berasal dari bahasa latin “tolerare”, toleransi berarti sabar
dan menahan diri. Toleransi juga dapat berarti suatu sikap saling menghormati
dan menghargai antarkelompok atau antarindividu dalam masyarakat atau dalam
lingkup lainnya. Sikap Tolerasi sangat terlihat pada film “Oh My God”. Seperti
yang terlihat dalam persidangan yang terjadi. Dalam persidangan tersebut juga
dihari berbagai tokoh agama dari berbagai agama yang berbeda satu sama lainnya.
Ini membuktikan bawa, masyarakat dilingkungan itu tinggal tidak hanya atas 1
agama yang sama melainkan banyak agama. Ini tidak bisa terwujud apabila
masyarakat dilingkungan itu tidak menerapkan sikap toleransi antar umat agama.
5. Berpikir Kritis
Berpikir kritis adalah konsep untuk merespon sebuah pemikiran atau teorema
yang kita terima. Respon tersebut melibatkan kemampuan untuk mengevaluasi
secara sistematis. Sikap ini sangat melekat pada Kanji Lalji Mehta. Dalam film
yang berjududl “Oh My God” Kanji merupakan orang yang sangat kritis akan hal
hal yang berkaitan dengan keagamaan. Dimana Kanji selalu memiliki pemikiran
yang hebat terkait keagamaan yang membuat orang menjadi terkagum kagum. Ini
juga terlihat dari dirinya saat persidangan berlangsung, walaupun ia tidak ditemani
kiuasa hukum dalam gugatannya tetapi ia mampu menyampaikan gagasannya dan
pemikirannya tentang keagamaan yang membuatnya menang dalam persidangan
tersebut
Dalam film “Oh My God” kita bisa memetik banyak pelajaran. Di dalam film ini
kita diajarkan untuk berani berpikir kritis bukan hanya masalah keagamaan,
melainkan juga untuk semua masalah. Dengan menerapkannya konsep berpikir
kritis kita bisa lebih banyak mengutarakan berbagai hal yang terdapat dalam
pikiran kita untuk kepentingan banyak orang. Dengan berpikir kritis kita juga
memberikan pengetahuan baru bagi banyak orang yang belum mengetahuinya.
Selain berpikir kritis, yang kita dapatkan dalam film ini adalah sikap pantang
menyerah. Walaupun banyak masalah yang kita hadapi dalam hidup ini, kita harus
terus berjuang dan tetap semangat. Karena dengan sikap pantang menyerah kita
pasti bisa menaklukkan dunia ini. Selain itu, pembelajaran yang kita dapatkan dari
film ini adalah sikap toleransi. Toleransi antar umat beragama itu sangat penting,
baik itu dilingkungan sekolah maupun masyarakat. Apabila kita sudah bisa
membuka diri kita tentang konsep toleransi pasti kita akan melihat berbagai
banyaknya suka dan agama yang berada dilingkungan kita yang membuat hidup
kita semakin berwarna. Selanjutnya yang bisa kita petik dari film ini adalah
jangan jadikan agama sebagai merek dagang yang mendapat keuntungan besar
dari para pengikutnya. Karena Tuhan berada dimana mana termaksud dalam diri
kita sendiri. Di dalam diri kita sendiripun terdapat percikan percikan terkecil dari
tuhan yang bernama atma.