Anda di halaman 1dari 3

Maba: Saatnya Mengukir Sejarah Baru* Selamat datang mahasiswa baru, selamat datang calon pemimpin bangsa, selamat

datang intelektual muda, selamat datang agent of change dan selamat selamat lainnya, demikian antusias masyarakat civitas akademika menyambut saudara barunya, tentunya tidak skedar sebatas ucapan selamat, namun saking semangatnya berbagai kegiatan penyambutan Maba (Mahasiswa Baru) pun digelar, mulai pra-pesmaba, pesmaba, pasca pesmaba (student day), P2KK, bahkan setiap organisasi Intra maupun Ekstra kampus juga tidak mau kalah dalam memberikan sambutan dengan mengadakan berbagai kegiatan untuk memperkenalkan organisasinya. Penulis juga mengucapkan welcome mahasiswa baru semoga cita citanya tercapai. Amin... Tak kenal maka tak sayang demikian pepatah mengatakan, harapan dikenalkannya mahasiswa baru dengan lingkungan kampus salah satunya tidak lain nantinya muncul rasa sayang dikalangan civitas akademika, tentunya sayang disini dalam konteks pengembangan diri, sayang sesama mahasiswa, sayang dengan kampusnya, sayang dengan dosen, sayang dengan ilmu pengetahuan, dan sayang dengan orang orang disekitarnya. Terdapat pertanyaaan yang patut direnungkan bahwa kenapa orang kalau marah suaranya cenderung keras tapi kalau orang jatuh cinta suaranya pelan, merdu, bahkan tidak bersuara pun dimengerti ? konon katanya orang yang marah, jengkel, mangkel hatinya jauh meskipun secara fisik dekat sehingga harus dengan suara yang keras agar diperhatikan atau dimengerti. Berbeda dengan orang yang jatuh cinta, senang, bahagia hatinya dekat maka apapun yang disampaikan akan mudah dipahami. Oleh karena itu, belajarlah seperti layaknya orang jatuh cinta, yaitu sama sama cinta, sama-sama suka, samasama senang, sama-sama bahagia, sama-sama semangat, dan sama-sama ikhlas belajar dengan demikian ilmu akan mudah diserap karena hatinya dekat antara pengajar dengan yang diajar atau sebaliknya. Menjadi mahasiswa merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi setiap orang. Bagaimana tidak dari siswa sekarang dipanggil dengan sebutan Mahasiswa, dari pakaian seragam sekarang berganti dengan pakaian bebas (walaupun harus tetap sopan dan rapi). Dari panggilan guru berubah ke panggilan dosen, wah pokoknya semua jadi okey deh. Mahasiswa tentunya sangat berbeda dengan siswa, jika dikaji secara harfiah kata mahasiswa terdiri dari dua kata Maha dan Siswa. Maha berarti paling/tingkat tinggi dan siswa berarti pelajar. Nah, dari pengertian tersebut dapat dipadukan bahwa mahasiswa merupakan seorang pelajar tingkat tinggi, artinya mahasiswa dituntut lebih untuk belajar mandiri, tidak seperti siswa yang masih selalu menunggu instruksi dari seorang guru. Mahasiswa adalah orang yang bebas namun tetap beretika dan bertanggung jawab atas tindakannya, mahasiswa tidak hanya berfikir dangkal akan permasalahan yang dihadapinya namun berfikir agar setiap tindakan yang dilakukan berbuah hasil dan tidak sia-sia, apalagi sampai mencelakakan dirinya. Mahasiswa dalam kesehariannya memiliki karakter yang berbeda satu dengan lainnya. Mahasiswa dipandang sebagai orang yang sudah dewasa, mempunyai pendirian, dan karakter sendiri. Terdapat tipe-tipe mahasiswa berdasarkan kesehariannya dan akan sangat berpengaruh dalam kehidupannya selama belajar di kampus.

Pertama tipe mahasiswa kura kura. Artinya kuliah rapat - kuliah rapat. Mahasiswa yang satu ini suka mengikuti kegiatan dan organisasi di dalam dan luar kampus. Kategori ini bisa dibilang mahasiswa eksis dan gaul. Mahasiswa kura - kura biasanya sangat terkenal di kampus karena banyak terlibat di acara kampus. Mahasiswa tipe ini biasanya akan menjadi mahasiswa yang percaya diri, supel, pandai berkomunikasi, dan berani berpendapat. Kedua tipe mahasiswa kupu kupu/kupang. Artinya kuliah pulang - kuliah pulang. Mahasiswa yang satu ini biasanya pulang ke kos atau ke rumah setelah selesai kuliah. Mereka tidak betah lama-lama di kampus bisa karena tidak ada kegiatan menarik di kampus, ada tugas menumpuk, dan mungkin suasana rumah lebih membuatnya nyaman. Karakter mahasiswa yang satu ini biasanya tertutup dan pemalu. Ketiga tipe mahasiswa kunang kunang. Artinya kuliah nangkring - kuliah nangkring. Mahasiswa yang satu ini biasanya pulang kuliah terus langsung nangkring (nongkrong) di cafe, mall, kantin, dan seterusnya. Mahasiswa tipe ini suka kumpul rame-rame dengan teman-teman sekedar ngobrol dan nggosip. Biasanya selalu OK untuk diajak pergi kemana-mana. Mahasiswa tipe ini biasanya pandai bersosialisasi, supel, gaul dan asik dijadikan teman. Keempat tipe mahasiswa kuda kuda. Artinya kuliah dagang - kuliah dagang. Mahasiswa yang satu ini biasanya selain kuliah mereka juga berdagang. Mereka biasa berjualan makanan, pulsa, alat elektronik, obat kecantikan, dan seterusnya. Mereka memiliki jiwa bisnis, mandiri, dan bisa memanfaatkan peluang yang ada, sangat baik untuk pengalaman ke depan menjadi enterpreneur. Biasanya mahasiswa malu dan malas untuk berjualan dalam kampus tetapi mahasiswa tipe ini memiliki keberanian dan pikiran yang maju untuk memulai bisnis. Selain bisa menambah uang saku, hasil dari jualan juga biasa dipakai untuk membiayai kuliah mereka sendiri. Kelima tipe mahasiswa kuper. Artinya kuliah perpus kuliah perpus. Mahasiswa yang satu ini biasanya pulang kuliah terus langsung ke perpus (perpustakaan). Mereka suka membaca dan belajar untuk menambah pengetahuan mereka. Mahasiswa tipe ini adalah mahasiswa caloncalon asdos (asisten dosen) karena dinilai rajin dan pandai. IP lebih dari 3 sudah biasa diraih mahasiswa yang satu ini. Secara akademik mereka memang unggulan dan tidak perlu diragukan nilai-nilainya. Mereka haus prestasi dan kompetisi, maka dari itu mereka senang mengikuti lomba-lomba tetapi sekarang sudah mulai langka. Keenam tipe mahasiswa kuker. Artinya kuliah kerja kuliah kerja. Mahasiswa tipe ini seusai kuliah mereka fokus ke pekerjaan. Selain kuliah mereka juga memiliki pekerjaan seperti kerja part time atau wirausaha. Mahasiswa yang satu ini mempunyai tanggungjawab untuk mencari uang karena tuntutan hidup atau ingin mandiri. Karakter mahasiswa tipe ini berprinsip, mandiri, berani, dan bertanggung jawab. Berdasarkan uraian tersebut, mahasiswa baru mulai sekarang sudah dapat merancang kira kira nanti mau menjadi tipe mahasiswa yang bagaimana ?. Tipe mahasiswa mana yang terbaik, keputusan tersebut terletak ditangan anda (baca: maba) dan yang penting tidak sampai kehilangan idealisme dan kehormatan. Jika kehilangan uang masih bisa dicari, kehilangan harta juga masih bisa dicari, apalagi cuman kehilangan pacar. Tapi kalau sudah kehilangan idealisme dan kehormatan, maka akan kehilangan segala galanya, karena itulah sebelum terlanjur basah mulai sekarang hendaknya patut direnungkan, apakah kita (baca: maba) benar benar serius memasuki dunia perguruan tinggi ataukah sekedar gengsian saja.

Jika hanya sekedar gengsi atau tanpa ada niatan serius belajar di perguruan tinggi maka sangat disayangkan, uang habis sia sia dan waktu terbuang cuma cuma. Mahasiswa sebagai pelajar yang kedudukannya tertinggi dalam bidang ilmu pengetahuan, harus mampu memberikan yang terbaik untuk masyarakat sekitar, minimal kepada adik kelas yang masih SMA, baik secara perilaku sosial maupun dalam bidang ilmu pengetahuan (pendidikan). Tanggungjawab mahasiswa lebih besar dari sekedar menjadi siswa, makanya kurang tepat apabila mahasiswa hanya menyibukkan dibidang akademik saja, namun apatis (tidak peka) terhadap permasalahan sosial kemasyarakatan. Dengan demikian, jangan sampai masyarakat menilai jelek dan memvonis bahwa mahasiswa adalah seorang pelajar yang semakin tidak bermoral, hura-hura, dan apatis terhadap kondisi sosial. Sudah berapakah mahasiswa yang meminum minuman keras, hamil diluar nikah dan perilaku menyimpang lainnya. Semua penyebab itu karena mahasiswa hanya mengedepankan nafsu saja, tanpa berfikir akibat yang terjadi dari perilaku tersebut. Hal inilah yang dapat merusak nama baik mahasiswa, sehingga kepercayaan masyarakat pun menjadi berkurang. Sebenarnya belajar diperguruan tinggi bukan suatu pekerjaan yang berat, karena tidak terlalu padat seperti belajar di SMA. Di perguruan tinggi, mahasiswa hanya mengikuti kuliah pada harihari dan jam-jam tertentu saja, kondisi tersebut sebenarnya menguntungkan, karena mahasiswa dapat memanfaatkan waktu yang tersedia dengan berbagai macam kegiatan, baik akademik maupun non akademik. Seorang mahasiswa akan memperoleh nilai tambah, jika ia tidak hanya sibuk dengan nilai akademis tetapi juga aktif berorganisasi. Mengapa dikatakan nilai tambah? Karena dengan berorganisasi, ia bakal terbiasa bekerjasama dengan orang lain (work as a team), memiliki jiwa kepemimpinan (work as a leader), terbiasa bekerja dengan manajemen (work with management) termasuk dalam manajemen waktu. Sehingga dimasa depan, skill tersebut akan sangat membantu ketika memasuki dunia yang sebenarnya (dunia kerja dan bermasyarakat). Sejarah dunia membuktikan bahwa kesuksesan sangat tergantung bagaimana seseorang mampu memanfaatkan waktu dengan sebaik baiknya, hampir semua orang sukses merintis kesuksesannya sejak masa muda (baca: mahasiswa). Kita sering mendengar nama Leonardo Davinci, Thomas Alfa Edison, Volta dan banyak penemu lainnya, mereka semua terkenal dengan orang-orang yang sangat disiplin, pantang menyerah dan tidak pernah menyia-nyiakan waktu sehingga dunia menghargai mereka, dengan mengabadikan nama mereka sebagai para ilmuan. Setiap orang memiliki sejarah masing masing, demikian pula setiap mahasiswa juga memiliki sejarah masing masing dan sejarah itu akan menjadi bagian dari hidup kita selamanya. Oleh karena itu, mari kita buat sejarah kita selama menjadi mehasiswa. Tentunya sejarah yang positif dan membuat setiap orang mengenangnya karena kemanfaatan dari sejarah yang kita buat. Ingat pahala yang tidak putus - putus salah satunya adalah ilmu yang bermanfaat. Untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat kita harus sungguh sungguh dalam menuntut ilmu dan jangan mudah terpengaruh dengan kesenangan sesaat yang risikonya ditanggung seumur hidup. Quo Vadis Mahasiswa baru.... *Zainul Anwar (Dosen Fakultas Psikologi UMM)

Anda mungkin juga menyukai