Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEPERAWANTAN GERONTIK PADA NY.

S DENGAN
MASALAH KESEHATAN GOUT ARTRITIS DI DESA TANDEBURA
KECAMATAN WATUBANGGA

OLEH: AKMA

SEPTIANI
S.0020.P2.070

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KARYA KESEHATAN KENDARI
2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pelaksanaan Asuhan Keperawatan Gerontik di Dusun 1 Tandebura

Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka ini telah dikonsultasikan kepada

Pembimbing Akademik dan dinilai layak untuk dilaporkan.

Kendari, Februari 2022

Dosen Pembimbing

I Wayan Romantika, S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN.

Koordinator Mata Kuliah


Keperawatan Gerontik,

Diah Indriastuti, S.Kep., Ns., M.Kep


NIDN. 0903128203
DAFTAR ISI

Contents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................................16
B. Tujuan penyusunan .......................................................................................................18
C. Manfaat .........................................................................................................................18
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Penuaan ............................................................................................................19
B. Definisi
..........................................................................................................................19
C. Etiologi .......................................................................... Error! Bookmark not
defined. D. Patofisiologi .................................................................. Error! Bookmark
not defined. E. Tanda dan Gejala .......................................................... Error!
Bookmark not defined. F. Pemeriksaan Penunjang ................................................
Error! Bookmark not defined. G. Pengkajian
..................................................................... Error! Bookmark not defined. H. Diagnosa
Keperawatan ................................................. Error! Bookmark not defined. I.
Intervensi Keperawatan................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian .....................................................................................................................31
B. Pengkajian Psikososial, Ekonomi Dan Spiritual
...........................................................37
C. Pengkajian Fungsional Klien ........................................................................................39
D. Pengkajian Status Mental Klien
....................................................................................43
E. Pengkajian Perilaku Terhadap Kesehatan
.....................................................................47
F. Format Analisa Data .....................................................................................................48
G. Diagnosa Keperawatan : ...............................................................................................48
H. Intervensi Keperawatan.................................................................................................49
I. Catatan Asuhan Keperawatan Lansia ...........................................................................50
J. Evaluasi .........................................................................................................................51
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................................52
B. Saran..............................................................................................................................52
DAFRAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Asam urat merupakan suatu penyakit yang diakibatkan tingginya kadar

purin didalam darah, kondisi beberapa tahun terakhir ini semakin banyak orang

yang dinyatakan menderita penyakit tersebut. Penyakit asam urat cenderung

diderita pada usia yang semakin muda. Penderita paling banyak pada golongan

usia 30-50 tahun yang tergolong usia produktif (Krisnatuti & Rina, 2006).

Berdasarkan survey World Health Organization (WHO) tahun 2017

Indonesia merupakan Negara terbesar ke 4 didunia yang penduduknya menderita

asam urat, prevalensi penyakit asam urat di Indonesia sebesar 81% . adapun

berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) ada 3 provinsi dengan prevalensi

penyakit asam urat tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 33,1%,

Jawa Barat sebesar 32,1%, Bali sebesar 30,0% Adapun Sulawesi Tenggara berada

pada urutan ke-14 sebesar 20,8%. Berdasarkan data di Puskesmas Watubangga

pada Tahun 2019 didapat 55 pasien menderita asam urat dari 199 orang atau 27,6

% Penyakit asam urat ditandai oleh gangguan linu-linu, terutama di daerah

persendian tulang.

Tidak jarang timbul rasa amat nyeri bagi penderitanya. Rasa sakit tersebut

diakibatkan adanya radang pada persendian. Radang sendi tersebut ternyata

disebabkan oleh penumpukan kristal di daerah persendian. Tingginya kadar asam

urat dalam darah juga dapat menyebabkan Gout artritis yang


merupakan salah satu jenis rematik. Di Indonesia, gout artritis menduduki urutan

kedua terbanyak dari penyakit Osteoartritis. Hasil penelitian sebagian besar

penderita gout arthritis mengalami hiperurisemia, yaitu sebesar 65% (Alifiasari,

2011).

Dampak selanjutnya jika penyakit ini tidak diatasi secara tepat

dikhawatirkan dapat menurunkan produktifitas kerja. Salah satu cara

mengatasinya, yaitu dengan pengaturan diet. Menu diet diatur agar lebih banyak

mengonsumsi makanan dengan kandungan nukleotida purin rendah. Dengan

melakukan program diet yang baik, dapat membantu meringankan gangguan

penyakit gout (Krisnatuti & Rina, 2006).

Hasil penelitian dalam studi yang berkembang di Asia menyimpulkan

bahwa kejadian peningkatan kadar asam urat dipengaruhi akibat gaya hidup dan

diet yang dibawa oleh kemakmuran yang meningkat (Alexander, 2010). Asupan

diet vegetarian seimbang dengan protein hewani dan konten purin disertai asupan

cairan yang cukup dengan buah-buahan dan sayuran setelah diteliti dapat

mengurangi risiko terserang asam urat dibandingkan dengan orang yang

memakan segala jenis makanan (Roswitha, 2003).

Pada prinsipnya, mencegah selalu lebih baik daripada mengobati. Untuk

menjaga agar kadar asam urat darah tetap dalam batas normal, disarankan

konsumsi makanan dan minuman yang tidak banyak mengandung purin. langkah

terpenting adalah semaksimal mungkin mengurangi konsumsi makanan dan

minuman yang kaya akan zat purin. Karena minum obat saja tanpa disertai

kepatuhan diet tidak akan membuahkan hasil pengobatan yang baik karena

produksi asam urat tetap tinggi.


Banyak hal yang dapat mempengaruhi kepatuhan seseorang terhadap

diet, diantaranya umur seseorang, jenis kelamin, kepribadian, kondisi kesehatan,

pengalaman terhadap kesehatan, lingkungan dan pelayanan yang diterima dari

fasilitas kesehatan. Lingkungan sangat berperan dalam kepatuhan klien

menjalankan diet, jika lingkungan mendukung penderita asam urat akan patuh

terhadap diet nya. Seseorang yang menginginkan dirinya dalam kondisi sehat

mempunyai keinginan selalu patuh terhadap anjuran petugas pelayanan kesehatan

(Suharto, 2000).

B. Tujuan penyusunan

1. Mahasiswa mengetahui proses terjadinya Gout Artritis


2. Mahasiswa mengetahui cara mencegah kejadian Gout Artritis
3. Mahasiswa mampu merumuskan rencana asuhan keperawatan pada kasus Gout
Artritis

C. Manfaat

1. Bagi mahasiswa, makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan reverensi untuk
materi kasus Gout Artritis
2. Bagi masyarakat, makalah ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat
tentang osteoporosis, hingga masyarakat dapat mengetahui apa itu Gout Artritis ,
penyebab dan tanda gejala dan lain sebagainya
3. Bagi ilmu pengetahuan keperawatan, makalah ini dapat dijadikan sebagai update
referensi mengenai kasus Gout Artritis
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Penuaan

Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindari, walaupun proses

penuaan benar adanya dan merupakan sesuatu yang normal, tetapi pada kenyataannya

proses ini menjadi beban bagi orang lain dibandingkan dengan proses lain yang

terjadi. Perawat yang akan merawat lansia harus mengerti sesuatu tentang aspek

penuaan yang manual dan tidak normal.

B. Definisi
Gout artritis adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan

asam urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian

atas, pergelangan dan kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie. 2005).

Gout artritis merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan

asam urat yang menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407). Jadi,

Gout atau sering disebut asam urat adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh

tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang

menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.

C. Etiologi

Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan kristal

asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan

metabolisme asam urat abnormal dan Kelainan metabolik dalam pembentukan purin

dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.

Beberapa factor lain yang mendukung, seperti :

1) Faktor genetik seperti gangguan metabolisme purin yang menyebabkanasam urat

berlebihan (hiperuricemia), retensi asam urat, atau keduanya.


2) Penyebab sekunder yaitu akibat obesitas, diabetes mellitus, hipertensi,gangguan

ginjal yang akan menyebabkan : Pemecahan asam yang dapat menyebabkan

hiperuricemia.

3) Karena penggunaan obat-obatan yang menurunkan ekskresi asamurat

seperti:aspirin,diuretic,levodopa,diazoksid,asam nikotinat,aseta zolamid dan

etambutol.

4) Pembentukan asam urat yang berlebih

5) Gout primer metabolik disebabkan sistensi langsung yang bertambah.

6) Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat berlebih karana

penyakit lain, seperti leukimia.

7) Kurang asam urat melalui ginjal

8) Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distalginjal yang

sehat. Penyabab tidak diketahui. Gout sekunder renal disebabkan oleh karena

kerusakan ginjal,misalnya glumeronefritis kronik atau gagal ginjal kronik.

D. Patofisiologi

Peningkatan kadar asam urat serum dapat disebabkan oleh pembentukan

berlebihan atau penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah

produk akhir metabolisme purin. Secara normal, metabolisme purin menjadi asam

urat dapat diterangkan sebagai berikut:

Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan

(salvage pathway).

1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui prekursor

nonpurin. Substrat awalnya adalah ribosa-5-fosfat, yang diubah melalui

serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam guanilat,

asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme yang kompleks,
dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu: 5-

fosforibosilpirofosfat (PRPP) sintetase dan amidofosforibosiltransferase (amido-

PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang

terbentuk, yang fungsinya untuk mencegah pembentukan yang berlebihan.

2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa purin

bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak melalui

zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas (adenin, guanin,

hipoxantin) berkondensasi dengan PRPP untuk membentuk prekursor nukleotida

purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim: hipoxantin guanin

fosforibosiltransferase (HGPRT) dan adenin fosforibosiltransferase (APRT).

Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara bebas

oleh glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam

urat yang diresorpsi kemudian diekskresikan di nefron distal dan dikeluarkan

melalui urin.

E. Tanda Dan Gejala Asam Urat

Manisfestasi sindrom gout mencakup artiritis gout yang akut (serangan

rekuren inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus (endapan kristal yang

menumpuk dalam jaringan aritukuler,jaringan oseus,jaringan lunak,serta

kartilago),nefropati gout (gangguan ginjal) dan pembentukan assam urat dalam

traktus urunarus. Ada empat stadium penyakit gout yang di kenali :

1) Hiperutisemia asimtomatik

2) Artiritis gout yang kronis

3) Gout interkritikal

4) Gout tofaseus yang kronik


Gout akut biasanya terjadi pada pria sesudah lewat masa pubertas dan

sesudah menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak ditemui pada

usia 50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen penderita gout

adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg per 100 mI, lebih

sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi sesudah menopause perubahan tersebut

kurang nyata. Pada priahiperurisemia biasanya tidak timbul sebelum mereka

mencapai usia remaja.

Gout Akut biasanya monoartikular dan timbulnya tiba-tiba. Tanda-tanda

awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien

mungkin juga menderita demam dan jumlah sel darah putihmeningkat. Serangan

akut mungkin didahului oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan

stres emosional. Meskipun yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari

kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit

maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang

gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-gejala

serangan Akut akan berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan.

Perkembangan serangan Akut gout biasanya merupakan kelanjutan dari

suatu rangkaian kejadian. Pertama-tama biasanya terdapat supersaturasi urat dalam

plasma dan cairan tubuh. Ini diikuti dengan pengendapan kristal-kristal urat di luar

cairan tubuh dan endapan dalarn dan seldtar sendi. Tetapi serangan gout sering

merupakan kelanjutan trauma lokal atau ruptura tofi (endapan natrium urat) yang

merupakan penyebab peningkatan konsentrasi asam urat yang cepat. Tubuh mungkin

tidak dapat menanggulangi peningkatan ini dengan memadai, sehingga mempercepat

proses pengeluaran asam urat dari serum.


Kristalisasi dan endapan asam urat merangsang serangan gout. Kristal-

kristal asam urat ini merangsang respon fagositosis oleh leukosit dan waktu leukosit

memakan kristal-kristal urat tersebut maka respon mekanisme peradangan lain

terangsang. Respon peradangan mungkin dipengaruhi oleh letak dan besar endapan

kristal asam urat. Reaksi peradangan mungkin merupakan proses yang berkembang

dan memperbesar diri sendiri akibat endapan tambahan kristal-kristal dari serum.

Periode antara serangan gout akut dikenal dengan nama gout inter kritikal.

Pada masa ini pasien bebas dari gejala-gejala klinik. Gout kronik timbul dalarn

jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri, kaku dan pegal. Akibat

adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan kronik, sendi yang bengkak

akibat gout kronik sering besar dan berbentuk nodular. Serangan gout Aut dapat

terjadi secara simultan diserta gejala-gejala gout kronik. Tofi timbul pada gout

kronik karena urat tersebut relatif tidak larut. Awitan dan ukuran tofi sebanding

dengan kadar urat serum. Yang sering terjadi tempat pembentukan tofi adalah: bursa

olekranon, tendon Achilles, permukaan ekstensor dari lengan bawah, bursa

infrapatella dan helix telingaTofi-tofi ini mungkin sulit dibedakan secara klinis dari

rheumatoid nodul. Kadang-kadang tofi dapat membentuk tukak dan kemudian

mengering dan dapat membatasi pergerakan sendi. Penyakit ginjal dapat terjadi

akibat hiperurisemia kronik, tetapi dapat dicegah apabila gout ditangani secara

memadai.

F. Pemeriksaan Penunjang Asam Urat

a. Pemeriksaan Laboratorium

1) Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg %

normalnya pada pria 8 mg% dan pada wanita 7 mg%.

2) Pemeriksaan cairan tofi sangat penting untuk pemeriksaan diagnosa yaitu


cairan berwarna putih seperti susu dan sangat kental sekali.

3) Pemeriksaan darah lengkap

4) Pemeriksaan ureua dan kratinin

• kadar ureua darah normal : 5-20 ,mg/dl

• kadar kratinin darah normal :0,5-1 mg/dl

b. Pemeriksaaan fisik

1) Inspeksi

- Deformitas

- Eritema

2) Palpasi

- Pembengkakan karena cairan / peradangan

- Perubahan suhu kulit

- Perubahan anatomi tulang/ jaringan kulit

- Nyeri tekan

- Krepitus

- Perubahan range of motion

G. Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dari proses keperawatan, kemudian dalam

mengkaji harus memperhatikan data dasar dari klien, untuk informasi yang

diharapakan dari klien (Iqbal dkk, 2011).

Fokus pengkajian pada Lansia dengan Gout Arthritis:

1) Identitas

Meliputi nama, usia, jenis kelamin, alamat, pendidikan dan pekerjaan.

2) Keluhan Utama

Keluhan utama yang menonjol pada klien Gout Arthritis adalah nyeri dan terjadi
peradangan sehingga dapat menggangu aktivitas klien.

3) Riwayat Penyakit Sekarang

Didapatkan adanya keluhan nyeri yang terjadi di otot sendi. Sifat dari nyerinya

umumnya seperti pegal/di tusuk-tusuk/panas/di tarik-tarik dan nyeri yang

dirasakan terus menerus atau pada saat bergerak, terdapat kekakuan sendi,

keluhan biasanya dirasakan sejak lama dan sampai menggangu pergerakan dan

pada Gout Arthritis Kronis didapakan benjolan atan Tofi pada sendi atau jaringan

sekitar.

4) Riwayat Penyakit Dahulu

Penyakit apa saja yang pernah diderita oleh klien, apakah keluhan penyakit Gout

Arthritis sudah diderita sejak lama dan apakah mendapat pertolongan sebelumnya

dan umumnya klien Gout Arthritis disertai dengan Hipertensi.

5) Riwayat Penyakit Keluarga

Kaji adakah riwayat Gout Arthritis dalam keluarga.

6) Riwayat Psikososial

Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang diderita dan penyakit klien dalam

lingkungannya. Respon yang didapat meliputi adanya kecemasan individu dengan

rentan variasi tingkat kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat dengan

adanya sensasi nyeri, hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri dan kurang

pengetahuan akan program pengobatan dan perjalanan penyakit. Adanya

perubahan aktivitas fisik akibat adanya nyeri dan hambatan mobilitas fisik

memberikan respon terhadap konsep diri yang maladaptif.

7) Riwayat Nutrisi

Kaji riwayat nutisi klien apakah klien sering menkonsumsi makanan yang

mengandung tinggi Purin.


8) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari ujung

rambut hingga ujung kaki (head to toe). Pemeriksaan fisik pada daerah sendi

dilakukan dengan inspeksi dan palpasi. Inspeksi yaitu melihat dan mengamati

daerah keluhan klien seperti kulit, daerah sendi, bentuknya dan posisi saat

bergerak dan saat diam. Palpasi yaitu meraba daerah nyeri pada kulit apakah

terdapat kelainan seperti benjolan dan merasakan suhu di daerah sendi dan

anjurkan klien melakukan pergerakan yaitu klien melakukan beberapa gerakan

bandingkan antara kiri dan kanan serta lihat apakah gerakan tersebut aktif, pasif

atau abnormal.

9) Pemeriksaan Diagnosis

(1) Asam Urat meningkat dalam darah dan urin.

(2) Sel darah putih dan laju endap darah meningkat (selama fase akut).

(3) Pada aspirasi cairan sendi ditemukan krital urat.

(4) Pemeriksaan Radiologi.

H. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti

tentang status dan masalah kesehatan klien yang dapat diatasi dengan tindakan

keperawatan. Dengan demikian, diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan

masalah yang ditemukan. Diagnosis keperawatan akan memberikan gambaran tentang

masalah dan status kesehatan, baik yang nyata (aktual) maupun yang mungkin terjadi

(potensial) (Iqbal dkk, 2011).

Menurut NANDA (2015) diagnosa yang dapat muncul pada klien Gout

Arthritis yang telah disesuaikan dengan SDKI (2017) adalah:

1) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (D.0077).


2) Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri persendian (D.0054).

3) Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit (D.0130).

4) Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala terkait penyakit (D.0074).

5) Gangguan integritas jaringan berhubungan dengan kelebihan cairan (peradangan

kronik akibat adanya kristal urat) (D.0129).

6) Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri pada persendian (D. 0055).

I. Intervensi keperawatan

Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan

yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis

keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien.

(Iqbal dkk, 2011).


Intervensi pada Klien Gout Arhtritis
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Intervensi
No Keperawatan Hasil
1 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1.1 Lakukan pengkajian
dengan agen cedera keperawatan diharapkan nyeri secara
biologis (D.0077). nyeri hilang atau terkontrol komprehensif termasuk
dengan kriteria hasil : lokasi, karakteristik,
1. Melaporkan Bahwa durasi, frekuensi dan
Nyeri Berkurang kualitas nyeri.
Dengan Mengguna 1.2 Pantau kadar asam urat.
Kan Manajemen 1.3 Observasi reaksi
Nyeri. nonverbal dari
2. Mampu Mengenali ketidaknyamanan.
Nyeri (Skala, 1.4Ajarkan teknik non
Intensitas, Frekuensi farmakologi rileksasi
Dan Tanda Nyeri). napas dalam.
3. Menyatakan Rasa 1.5 Posisikan klien agar
Nyaman Setelah merasa nyaman,
Nyeri Berkurang. misalnya sendi yang
nyeri diistarahatkan dan
diberikan bantalan.
1.6 Kaloborasi dengan
dokter jika ada keluhan
dan tindakan nyeri
yang tidak berhasil.

2 Gangguan mobilitas fisik Setelah dilakukan asuhan 2.1


berhubungan dengan keperawatan diharapkan
nyeri persendian klien mampu melakukan Monitor vital sign
(D.0054). rentan gerak aktif dan 2.2 sebelum dan sesudah
ambulasi secara perlahan latihan. Kaji tingkat
dengan kriteria hasil : 2.3 mobilisasi klien.
1. Klien meningkat dalam Bantu klien untuk
aktivitas fisik. melakukan rentan
2. Mengerti tujuan dari gerak aktif maupun
peningkatan rentan gerak pasif
mobilisasi. 2.4 pada sendi. Lakukan
3. Memperagaan ambulasi dengan alat
penggunaan alat bantu (misalnya
bantu. tongkat, kursi roda,
walker, kruk).
2.5 Latih klien dalam
pemenuhan
kebetuhan ADLs
secara mandiri sesuai
kemampuan.
2.6
Motivasi klien untuk
meningktkan kembali
aktivitas yang normal,
jika bengkak dan nyeri
telah berkurang.

3 Hipertemia berhubungan Setelah dilakukan 3.1 Monitor suhu


dengan proses penyakit asuhan keperawatan sesering mungkin.
(D.0130). diharapkan suhu tubuh 3.2 Monitor warna dan
klien dalam batas suhu kulit.
normal dengan kriteria 3.3 Monitor tekanan
hasil : darah, nadi dan
1. Suhu tubuh dalam pernapasan.
rentan normal. 3.4 Monitor intake dan
2. Nadi dan pernapasan output.
dalam rentan normal. 3.5 Tingkatkan intake
3. Tidak ada perubahan cairan dan nutrisi.
warna kulit dan tidak 3.6 Selimuti klien.
ada pusing. 3.7 Tingkatkan sirkulasi
udara.
3.8 Kompres klien pada lipat
paha dan aksila.
3.9 Berikan Antipiretik.
3.10 Kaloborasi pemberian
cairan Intravena.
4 Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan 4.1 Identifikasi tingkat
berhubungan dengan asuhan keperawatan kecemasan.
gejala terkait penyakit diharapkan status 4.2 Gunakan
(D.0074). kenyamanan meningkat pendekatan yang
dengan kriteria hasil : menenangkan.
1. Mampu mengontrol 4.3 Temani klien untuk
kecemasan. memberikan
2. Status lingkungan keamanan dan
yang nyaman. mengurangi takut.
3. Dapat mengontrol 4.4 Dengarkan dengan
nyeri. penuh perhatian.
4. Kualitas tidur dan 4.5 Dorong klien untuk
istirahat adekuat. mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi.
4.6 Instruksikan klien
menggunakan teknik
rileksasi.
4.7 Kaloborasi
pemberian obat
untuk mengurangi
kecemasan.
5 Gangguan integritas Setelah dilakukan 5.1 Anjurkan klien untuk
jaringan berhubungan asuhan keperawatan menggunakan alas kaki
dengan kelebihan cairan diharapkan ketebalan dan yang longgar.
(peradangan kronik tekstur jaringan normal 5.2 Jaga kebersihan kulit
akibat adanya kristal urat) dengan kriteria hasil : agar tetap bersih dan
(D.0129). 1. Tidak ada tanda- tanda kering.
infeksi. 5.3 Monitor aktivitas dan
2. Menunjukan mobilisasi klien.
pemahaman dalam 5.4 Monitor kulit akan
proses perbaikan kulit adanya kemerahan.
dan mencegah 5.5 Monitor status nutrisi
terjadinya cidera klien.
berulang. 5.6 Berikan posisi yang
mengurangi tekanan
pada luka.
5.7 Ajarkan klien tentang
luka dan perawatan
luka.
6.1 Monitor dan catat
6 Gangguan pola tidur
kebutuhan tidur klien
berhubungan dengan
nyeri pada persendian (D. Setelah dilakukan asuhan setiap hari dan jam.
0055). keperawatan diharapkan 6.2 Determinasi efek-efek
jumlah jam tidur klien medikasi terhadap pola
dalam batas normal tidur.
dengan kriteria hasil : 6.3 Jelaskan pentingnya
1. Jumlah j am tidur tidur yang adekuat.
dalam batas normal 6.4 Fasilitasi untuk
6-8 jam/hari. mempertahankan
2. Pola tidur dan kualitas aktivitas sebelum tidur
tidur dalam batas (membaca).
normal. 6.5 Ciptakan lingkungan
3. Perasaan segar setelah yang nyaman.
tidur dan istirahat. 6.6 Diskusikan dengan klien
4. Mampu tentang teknik tidur
mengidentifikasi hal- klien.
hal yang
meningkatkan tidur.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN

Identitas Klien
Nama : NY. S
Umur : 65 th, Middle
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Hindu
Suku : Bali
No RM : -
Pendidikan : SD
Alamat : Dusun 1, Desa Tandebura
Pekerjaan/Riwayat : -
pekerjaan Ibu rumah tangga
Diagnosa Medis/masalah : Goutartritis
KDM

Identitas Penanggungjawab ( Jika ada )


Nama : Tn. T
Umur : 70 Th
Jenis kelamin : Laki laki
Alamat : Dusun 1, Desa Tandebura
Hub dengan klien : suami

KELUHAN UTAMA

Nyeri sendi pada bagian pergelangan tangan

RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG


Klien mengeluh nyeri sendi pada pergelangan tangan dan bahu, dirasakan seperti
tertusuk jarum, dengan skala 4, dan timbul menggerakkan pergelangan tangannya.
RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
Sebelum merasakan nyeri pada persendian, klien sering merasakan pusing, dan
memeriksakan keadaanya ke Puskesmas, hasil pemeriksaan mengatakan klien
mengalami Hipertensi

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


Dikeluarga klien ada yang menderita Hipertensi

RIWAYAT LINGKUNGAN HIDUP


2
Keluarga Ny.S tinggal dirumah milik pribadi , kurang lebih berukuran 3x6 m ,
ventilasi dan pencahayaan rumah cukup , lantai rumah semen ,tangga rumah tidak
ada, kebersihan rumah bersih. Lingkungan rumah bersih.

RIWAYAT REKREASI
Klien semenjak berusia lanjut tidak pernah rekreasi kedaerah lain, klien hanya
berekreasi dengan cara menonton TV dirumah bersama keluarga.

SUMBER/SISTEM PENDUKUNG YANG DIGUNAKAN


Sumber Pendapatan : Ada, bertani dan berkebun

B. TINJAUAN PER SISTEM (Jelaskan sistem-sistem di bawah ini yang terdapat


pada klien) HEAD TO TOE
1 Keadaan Umum : Sadar total
a Tekanan darah : 160/100 MmHg
b Nadi : 84x/menit
c RR : 20x/menit
0
d Suhu : 36.5 C
2 Kulit dan kuku
Inspeksi
a Warna kulit : Hitam
Warna kuku Putih kekuningan
b Lesi : Tidak ada
c Pikmentasi berlebih : Tidak ada
d Jaringan parut : Tidak ada
e Distribusi rambut : alopesia
f Kebersihan kuku : bersih
g Kelainan pada kuku : Tidak ada
h Bulla (lepuh) : Tidak ada
i Ulkus : Tidak ada
Palpasi
a Tekstur : kasar
b Turgor : baik
c Pitting edema : Tidak ada
d Capilarry refill time : < 2 detik
e Suhu perifer Teraba hangat
3 Kepala
Inspeksi
a Bentuk kepala : □ Mesochepal
b Kebersihan : Bersih
c Warna rambut : Beruban
d Kulit kepala : bersih
e Distribusi rambut : alopesia
f Kerontokan rambut : Ya
g Benjolan di kepala : Tidak
h Temuan/keluhan lain : Tidak ada
Palpasi
a Nyeri kepala : Tidak

b Temuan/keluhan lain Tidak ada


4 Mata
Inspeksi
a Ptosis : Tidak
b Iris : Hitam
c Konjungtiva : Merah muda
d Sklera : Putih
e Kornea : Keruh
f Pupil : Isokor
g Peradangan : Tidak
h Katarak : Tidak
i Ketajaman penglihatan : baik
j Gerak bola mata : baik
k Medan penglihatan : baik
l Alat bantu penglihatan : Tidak
m Buta warna : tidak
n Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
Palpasi
a Kelopak mata Tidak nyeri
b Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
5 Telinga
Inspeksi
a Bentuk telinga : baik
b Lesi : Tidak
c Peradangan : Tidak
d Kebersihan telinga luar : bersih
e Kebersihan lubang telinga : Kurang bersih
f Membran timpani : baik
g Test Arloji : baik
h Tes bisikan bilangan : baik
i Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
Palpasi
a Daun telinga : baik
b Prosessus mastoideus : baik
6 Hidung dan sinus
Inspeksi
a Bentuk : normal
b Warna kulit : Hitam
c Lubang : Simetris
d Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
e Peradangan : Tidak ada
f Penciuman : Tidak ada gangguan
Palpasi
a Mobilitas septum hidung : Tidak
b Sinusitis : baik
c Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
7 Mulut dan tenggorokan
Inspeksi
a Warna bibir : Cokelat
b Mukosa : Lembab
c Bibir pecah-pecah : Tidak ada
d Kebersihan gigi : bersih
e Gigi berlubang : Tidak ada
f Gusi berdarah : Tidak ada
g Kebersihan lidah : bersih
h Pembesaran tonsil : Tidak ada
i Temuan yang lain : Tidak ada
8 Leher
Inspeksi kesimetrisan leher : simetris
Palpasi
a Kaku kuduk : Tidak
b Kelenjar limfe : Normal
c Pembesaran kelenjar tyroid : Tidak
d Temuan / keluahan lainnya : Tidak ada
9 Payudara (pada laki laki dan perempuan )
a Bentuk : Normal
b Kesimetrisan : Simetris
c Benjolan : Tidak ada
d Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
10 Dada dan tulang belakang
Inspeksi
a Bentuk dada : Tidak simetris
b Kelainan bentuk dada : normal
c Kelainan tulang belakang : Tidak ada
d Temuan / keluhan lainnya : Nyeri area punggung
11 Pernafasan (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi)
Inspeksi
a Pengembangan dada : Simetris
b Pernafasan : baik
c Retraksi interkosta : Tidak ada
d Nafas cuping hidung : tidak
Palpasi
a Taktil fremitus : Getaran merata
b Pengembangan dada : baik
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Bronchovesikuler
a Suara tambahan : Tidak ada
b Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
12 Kardiovaskuler
Inspeksi Titik impuls maksimal : Dibawah apeks
Palpasi
a Iktus kordis : Tidak terlihat
b Nadi perifer (sebut) : Artesi dorsal
Perkusi Batas jantung : Normal tidak ada pembengkakan
Auskultasi
a Bunyi jantung : S1 S2.
b Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
13 Gastrointestinal
Inspeksi bentuk abdomen : Flat
Auskultasi peristaltik usus : 20x/menit
Perkusi abdomen normal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Temuan / keluhan lain : Tidak ada.
Perkemihan
a Warna urin : kuning
b Jumlah urin : -
c Nyeri saat BAK : Tidak
d Hematuria : Tidak
e Rasa terbakar saat BAK : Tidak
f Perasaan tidak lampias : Tidak
(anyang-anyangan)
g Mengompol : Tidak
h Tidak bisa BAK : Tidak
i Temuan keluhan lainnya : Tidak ada
14 Muskuloskeletal
Inspeksi
A Lesi kulit : Tidak
B Tremor : Tidak
Palpasi
A Tonus otot ekstremitas atas : Normal
B Tonus otot ekstremitas : Normal
bawah
C Kekuatan ekstremitas atas : Normal
D Kekuatan ekstremitas : Norml
bawah
E Rentang gerak : Terbatas
F Edema kaki : Tidak
G Refleks Bisep : Kanan & Kiri Normal.
H Refleks Trisep : Kanan & Kiri Normal.
J Refleks patella : Kanan & Kiri Normal.
J Refleks Achilles : Kanan & Kiri Normal.
K Deformitas sendi : Ya
L Nyeri ekstremitas : Ya
P ; Hiperurisemia
Q : Rasanya seperti ditusuk-tusuk,
Nyerinya Jarang, jika berhenti
beraktifitas nyeri menghilang
R : Sekitar pergelangan tangan dan kadang
menyebar sampai kebahu
S : Skala 4
T : Nyerinya tersa Hilang Timbul.
M Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
15 SSP (N I – XII)
A Olfaktori : Penciuman Klien berfungsi baik
B Optikus : Penglihatan klien tidak mengalami
gangguan
C Okulomotorius : Klien mampu merespon cahaya yang di
berikan
D Throklear : Klien mampu melakukan pergerakkan
lapang pandang
E Trigeminus : Klien mampu untuk makan
F Abdusen : Klien mampu menggerakkan bola mata
G Facialis : Klien mampu mengerakkan otot wajah,
seperti tersenyum
H Auditori : Klien mampu mendengarkan perintah
I Glosofaringeal : Klien tidak tersedak pada saat minum
J Vagus : Klien bicara jelas
K Aksesorius : Klien susah mengangkan bahu karena nyeri
L Hipoglosus : Klien mampu menjulurkan lidahnya
16 Sistem Endokrin
A Pembesaran tiroid : Tidak
B Riwayat penyakit : Tidak
metabolik
C Temuan / keluhan lainnya : Tidak Ada
17 Genetalia dan anal
A Kebersihan : Ya
B Haemoroid : Tidak
C Hernia : Tidak
D Kesan (bau) : Tidak
E Temuan / keluhan lainnya : Tidak Ada

C. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL, EKONOMI DAN SPIRITUAL


1 Psikososial
Hubungan dengan orang lain : Mampu berinteraksi
Kebiasaan lansia berinteraksi : Selalu
dengan teman
Stabilitas emosi : Stabil
Harapan klien : Bisa hidup lebih sehat lagi
Frekuensi kunjungan keluarga : Lebih dari 3 kali/bulan
(jika lansia tinggal sendiri)
Pertengkaran dengan teman : Tidak pernah
Curiga dengan teman : Tidak pernah.
Temuan / keluhan lainnya : Tidak ada
2 Sosial Ekonomi
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan : Tidak menetap
Asuransi kesehatan/jaminan : BPJS KIS
pelayanan kesehatan
Jumlah keluarga : 4 orang
Sumber bantuan : Tidak ada
3 Identifikasi masalah emosional
Pertanyaan tahap 1 :
Mengalami kesulitan tidur? : Tidak
Merasa gelisah? : Tidak
Sering murung dan menangis : Tidak
sendiri?
Sering khawatir? : Tidak
Lanjutkan ke pertanyaan tahap 2 jika ada jawaban ya
Pertanyaan tahap 2
Keluhan lebih dari 3 bulan atau : □ Ya □ Tidak
lebih dari 1 kali dalam 1 bulan?
Ada atau banyak pikiran? : □ Ya □ Tidak
Ada gangguan atau masalah : □ Ya □ Tidak
dengan keluarga lain?
Menggunakan obat : □ Ya □ Tidak
tidur/penenang atas anjuran
dokter?
Cenderung mengurung diri? : □ Ya □ Tidak
Interpretasi hasil : □ Ada masalah emosional □ Tidak ada
D. PENGKAJIAN FUNGSIONAL KLIEN

Klien mampu berinteraksi baik dengan sosial dan tidak ada masalah pada psikologis,
sosial dan spiritual
1. Indeks KATZ
Termasuk /kategori manakah klien? (lingkari di nomor yang sesuai)
No Aktivitas Mandiri Tergantung
1. Mandi 
Mandiri :
Bantuan hanya pada satu bagian mandi (seperti
punggung atau ekstremitas yang tidak mampu)
atau mandi sendiri sepenuhnya
Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh,
bantuan masuk dan keluar dari bak mandi, serta
tidak mandi sendiri
2. Berpakaian 
Mandiri :
Mengambil baju dari lemari, memakai pakaian,
melepaskan pakaian, mengancingi/mengikat
pakaian.
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya
sebagian
3. Ke Kamar Kecil 
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian
membersihkan genetalia sendiri
Tergantung :
Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil
dan menggunakan pispot
4. Berpindah 
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk,
bangkit dari kursi sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur
atau kursi, tidak melakukan satu, atau lebih
perpindahan
5. Kontinen 
Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung :
Inkontinensia parsial atau total; penggunaan
kateter,pispot, enema dan pembalut ( pampers)
No Aktivitas Mandiri Tergantung
6. Makan 
Mandiri :
Mengambil makanan dari piring dan menyuapinya
sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam hal mengambil makanan dari
piring dan menyuapinya, tidak makan sama sekali,
dan makan parenteral ( NGT )

Keterangan :
Beri tanda (  ) pada point yang sesuai kondisi klien
Analisis Hasil :
Nilai A : Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK/BAB ),
berpindah, kekamar kecil, mandi dan berpakaian
Nilai B : Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut
Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan
Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan
satu fungsi tambahan
Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar kecil, dan satu fungsi tambahan.
Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
7. Modifikasi dari Barthel Indeks
Termasuk yang manakah klien?
No Kriteria Bantuan Mandiri Keterangan
1. Makan 5 10 Frekuensi: 3x/hari
Jenis: Nasi Putih,
ikan, sayur
2. Minum 5 10 Frekuensi: 3-7x/hari
Jumlah: 700 ml/hari
Jenis : Air Putih
3. Berpindah dari kursi roda ke 10 15
tempat tidur/sebaliknya
4. Personal toilet (cuci muka, 0 5 Frekuensi: 1x/hari
menyisir rambut, gosok gigi)
5. Keluar masuk toilet (mencuci 5 10
pakaian, menyeka tubuh dan
menyiram)
6. Mandi 5 15 Frekuensi: Tiap hari
7. Jalan di permukaan datar 0 5
8. Naik turun tangga 5 10
9. Mengenakan pakaian 5 10
10. Kontrol Bowel (BAB) 5 10 Frekuensi: 2x/hari
Konsistensi: baik
11. Kontrol Bladder (BAK) 5 10 Frekuensi :4x/hari
Warna: kuning
jernih
12. Olahraga/latihan 5 10
13. Rekreasi/pemanfaatan waktu 5 10 Frekuensi: Tidak
luang menentu
Keterangan :
130 : Mandiri
65-125 : Ketergantungan sebagian
60 : Ketergantungan total
8. SKOR NORTON
Aspek yang Dikaji Score
Kondisi fisik umum :
a. Baik 4
b. Lumayan 3
c. Buruk 2
d. Sangat Buruk 1
Kesadaran
a. Komposmentis 4
b. Apatis 3
c. Sopor 2
d. Koma 1
Akivitas
a. Ambulan 4
b. Ambulan dengan bantuan 3
c. Hanya bisa duduk 2
d. Tiduran 1
Mobilitas
a. Bergerak bebas 4
b. Sedikit terbatas 3
c. Sangat terbatas 2
d. Tidak bisa bergerak 1
Inkontinensia
a. Tidak ada 4
b. Kadang-kadang 3
c. Sering inkontinensia urin 2
d. Inkontinensia urin dan alvi 1
Score 20
Kategori skor :
16-20 : Kecil sekali/tak terjadi
12-15 :Kemungkinan kecil terjadi
<12 : Kemungkinan besar terjadi
E. PENGKAJIAN STATUS MENTAL KLIEN
Dari hasil pengkajian kondisi mental klien dalam keadaan baik

1. Identifikasi tingkat intelektual dengan SPMSQ (Short Portable Mental Status


Quesioner),Pfeiffer E,1975 :
Instruksi :
Ajukan pertanyaan 1-10 pada daftar ini dan catat semua jawaban.
Catat jumlah kesalahan total.
No. Pertanyaan Benar Salah
1. Tanggal berapa hari ini? 1
2. Hari apa sekarang? 1
3. Apa nama tempat ini? 1
4. Dimana alamat anda? 1
5. Berapa umur anda? 1
6. Kapan anda lahir (minimal tahun lahir)? 1
7. Siapa presiden Indonesia sekarang? 1
8. Siapa presiden Indonesia sebelumnya? 1
9. Siapa nama ibu anda? 1
10. Berapa 20-3? tetap pengurangan 3 dari setiap 1
angka baru, semua secara menurun berurutan.
Jumlah 3
Interpretasi Hasil :
Salah 0-2 : Fungsi intelektual utuh
Salah 3-4 :Kerusakan intelektual ringan
Salah 5-7 :Kerusakan intelektual sedang
Salah 8-10 :Kerusakan intelektual berat
2. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE
(Mini Mental Status Exam);Fostein MF,1975 :
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
1 Orientasi 5 5 Menyebutkan dengan benar
□ Tahun
□ Musim
□ Tanggal
□ Hari
□ Bulan
Orientasi 5 3 Dimana kita sekarang
□ Negara Indonesia
□ Provinsi Sulawesi tenggara
□ Kota Kolaka
□ Panti Wredha
□ Wisma
2 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 obyek (oleh pemeriksa)
1 detik untuk mengatakan masing-
masing obyek. Kemudian tanyakan
kepada klien ketiga obyek tadi
(untuk disebutkan)
□ Obyek 1 Pulpen
□ Obyek 2 Buku
□ Obyek 3 Bedak
3 Perhatian dan 5 2 Minta klien untuk memulai dari
kalkulasi angka 100 kemudian dikurangi 7
sampai 5 kali
□ 93
□ 86
□ 79
□ 72
□ 65
4 Mengingat 3 3 Minta klien untuk mengulangi
ketiga obyek pada no 2 tadi, bila
benar 1 point untuk masing-masing
obyek
□ Obyek 1 Pulpen
□ Obyek 2 Buku
□ Obyek 3 Bedak
5 Bahasa 9 9 Tunjukkan pada klien suatu benda
dan tanyakan namanya pada klien
(misal jam tangan atau pensil)
□ Mengetahui nama

Minta pada klien untuk mengulang


kata berikut “tak ada jika, dan,
atau, tetapi”. Bila benar, nilai 1
poin.
□ Tak ada jika
Nilai Nilai
No Aspek kognitif Kriteria
maks klien
□ Dan
□ Atau
□ Tetapi

Minta klien untuk mengikuti


perintah berikut yang terdiri dari 3
langkah : “Ambil kertas di tangan
anda. Lipat dua dan taruh di lantai”
□ Ambil kertas
□ Lipat dua
□ Taruh di lantai

Perintahkan pada klien untuk hal


berikut Tutup mata anda
□ Aktifitas sesuai perintahTutup
mata anda
Total nilai 25

>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik


18-22 :Kerusakan aspek fungsi mental ringan
≤ 17 :Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat
F. PENGKAJIAN
3. Skala depresiPERILAKU TERHADAP KESEHATAN
Kebiasaan merokok : Tidak merokok
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Sesuaikan jawaban klien dengan jawaban yang sesuai pada instrument.
1 Kebutuhan nutrisi
Frekuensi makan : 3x sehari teratur Jawaban yang
No Pertanyaan
Jumlah makanan yang dihabiskan : 1 porsi habis sesuai
1
Snack Apakah anda sebenarnya puas dengan kehidupan anda TIDAK
: Kerupuk
Apakah
2 Pemenuhan anda telah meninggalkan banyak kegiatan dan
cairan
2 YA
minat/kesenangan
Frekuensi minum anda? : > 3 gelas
3
Jenis Apakah anda merasa kehidupan: anda
minuman Air kosong?
putih , Teh YA
4 kebiasaan
3 Pola Apakah anda
tidurmerasa sering bosan? YA
Apakah anda mempunyai semangat yang baik setiap
5 TIDAK
saat?
Apakah anda merasa takut sesuatu yang buruk akan
6 YA
terjadi pada anda?
Apakah anda merasa bahagia untuk sebagian besar
7 TIDAK
hidup anda?
8 Apakah anda merasa sering tidak berdaya? YA
Apakah anda lebih sering di rumah daripada pergi
9 YA
keluar dan mengerjakan sesuatu hal yang baru?
Apakah anda merasa mempunyai banyak masalah
10 dengan daya ingat anda dibandingkan kebanyakan YA
orang?
Apakah anda pikir bahwa hidup anda sekarang
11 TIDAK
menyenangkan?
Apakah anda merasa tidak berharga seperti perasaan
12 YA
anda saat ini?
13 Apakah anda merasa penuh semangat? TIDAK
Apakah anda merasa bahwa keadaan anda tidak ada
14 YA
harapan?
Apakah anda pikir bahwa orang lain lebih baik
15 YA
keadaannya dari pada anda?
Total score 0
*) Setiap jawaban yang sesuai mempunyai skor 1
Keterangan :
Score 5 -9 : Kemungkinan depresi
Score 10 atau lebih : Depresi
F. PENGKAJIAN PERILAKU TERHADAP KESEHATAN
3. Skala depresi
Kebiasaan merokok : Tidak merokok
Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
1 Kebutuhan nutrisi
Frekuensi makan : 3x sehari teratur
Jumlah makanan yang dihabiskan : 1 porsi habis
Snack : Kerupuk
2 Pemenuhan cairan
Frekuensi minum : > 3 gelas
Jenis minuman : Air putih , Teh
3 Pola kebiasaan tidur
Jumlah waktu tidur : > 6 jam
Gangguan tidur : Tidak ada gangguan
Penggunaan waktu luang : Kegiatan Keagamaan
4 Pola eliminasi BAB
Frekuensi BAB : 2 kali sehari
Konsistensi : Lembek
Gangguan BAB : Tidak ada
5 Pola eliminasi BAK
Frekuensi : 4-6 kali sehari

Warna urin : Kuning jernih


Gangguan BAK : Tidak ada
6 Pola aktifitas
Kegiatan produktif yg dilakukan : Memasak, Berkebun
Pekerjaan rumah tangga
7 Pola pemenuhan personal hygiene
Mandi : 2x sehari
Memakai sabun : Ya
Sikat gigi : 2x sehari
Menggunakan pasta gigi : Ya
Berganti pakaian bersih > 1x sehari
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Rontgen : Tidak ada
CT SCAN : Tidak ada
USG : Tidak ada
EKG Tidak ada
Pemeriksaan Hasil Laboratorium : Asam urat : 8 mg/dl
Pemeriksaan yang lain : Tidak ada

H. PROGRAM TERAPI
No Nama obat Dosis
1 Novaxicam. : 3x1/hari
2 Ibuprofen : 2x1/hari

I. FORMAT ANALISA DATA

Analisis Data Kode Etiologi Masalah


Ds : Kode : Nyeri akut
D.0077 Agen cedera
Ny. S mengatakan Nyeri fisiologis
sendi pada pergelangan Kategori :
tangan
psikologis
Sub Kategori :
Do :
nyeri dan
Skala nyeri 4 (1-10)
Klien tampak menahan nyeri kenyaman

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN :

1. D.0077 Nyeri akut


K. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan & kriteria hasil Intervensi

1. Kode : D.0077 Seteleh dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 Intervensi keperawatan
jam, diharapkan
Kategori : psikologis Manajemen nyeri (1.08238)
Sub Kategori : nyeri dan kenyaman Tingkat nyeri ( L. 08066) 1. Identifikasi skala nyeri, lokasi, karakteriksik,
Skala 1. Meningkat durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
Nyeri akut berhubungan dengan 1. meningkat
Agen pencedera fisik 2. Berikan teknk nonarmakologis untuk
2. Cukup meningkat
3. Sedang mengurangi rasa nyeri (mis: TENS, hypnosis,
Ds:
4. Cukup menurun akupuntur , terapi music, biofeedback, terapi
Ny. S mengatakan Nyeri sendi pada 5. Menurun
pijit, aromaterapi , teknik imajinasi
pergelangan tangan Dengan kriteria :
1. Keluhan nyeri (skala 3 menjadi 5) terbimbing , kompres air hanyat / dingin dan
Do : 2. Meringis (skala 2 menjadi 4) terapi bermain
Skala nyeri 4(1-10) Klien tampak
menahan nyeri Kontrol Nyeri (L.08063) 3. Monitori keberhasil terapi komplementer
yang sudah diberikan
1. Menurun
2. Cukup menurun
Edukasi menejement nyeri (I.12391)
3. Sedang
4. Cukup meningkat 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
5. meningkat
menerimqa informasi
Dengan criteria hasil: 2. Sediakan materi dan media pendidikan
1. Melaporkan nyeri yang yg terkontrol ( skalah 3 kesehatan
menjadi 4) 3. Berikn kesempatan untuk bertanya
2. Kemampuan Mengenali penyebab nyeri ( skalah 3
4. Jelaskan periode, penyebab dan strategi
menjadi 4)
3. Kemampuan menggunakan teknik non- meredakan nyeri
farmakologis ( skalah 3 menjadi 4)
L. CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA

Nama KK : Tn. T
No. Register : -
TANGGAL/ DIAGNOSA TANDA
TINDAKAN EVALUASI
JAM KEPERAWATAN TANGAN
28 Januari Kode : D.0077 1. Mengidentifikasi skala nyeri, lokasi, S : Ny. S menegatakan paham
2022 karakteriksik, durasi, frekuensi,
Diagnosa : Nyeri akut kualitas, dan intensitas nyeri dengan edukasi yang diberikan.
2. Memberikan teknk nonarmakologis
Ny.S juga merasa rileks setalah
untuk mengurangi rasa nyeri (mis:
TENS, hypnosis, akupuntur , terapi diberikan terapi
music, biofeedback, terapi pijit,
aromaterapi , teknik imajinasi nonfarmakologis yaitu kompres
terbimbing , kompres air hanyat /
dingin dan terapi bermain hangat.
3. Memonitori keberhasil terapi
komplementer yang sudah diberikan
5. Mengidentifikasi kesiapan dan O : Klian mampu menjawab semua
kemampuan menerima informasi
6. Menyediakan materi dan media pertanyaan dalam mengevaluasi
pendidikan kesehatan
7. Memberikan kesempatan untuk materi
bertanya
4. Menjelaskan periode, penyebab dan
strategi meredakan nyeri
M. EVALUASI

TANGGAL/ DIAGNOSA
EVALUASI TANDA TANGAN
JAM KEPERAWATAN
28 Januari Kode :D.0077 S : Klien mengetahui penyebab terjadinya nyeri, mengetahui
2022
Diagnosa : Nyeri akut metode meredakan nyeri secara non farmakologi serta

mengatakan bahwa nyeri yang timbul sedikit reda dengan

metode meredakan nyeri yang telah diajarkan namun nyeri

yang dirasakan kadang-kadang masih timbul

O : klien mampu menyampaikan perkembangan nyeri yang

dirasakan, mengetahui penyebab nyeri dan cara meredakan

nyeri secara mandiri.

A : Masalah belum teratasi

P : Intervensi dilanjutkan oleh petugas puskesmas


BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Gout artritis adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan

asam urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian

atas, pergelangan dan kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie. 2005).

Gout artritis merupakan penyakit metabolic yang ditandai oleh penumpukan

asam urat yang menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407). Jadi,

Gout atau sering disebut asam urat adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh

tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang

menyebabkan rasa nyeri pada tulang dan sendi.

B. Saran

1. Untuk mahasiswa diharapkan agar memahami penjelasan dalam makalah ini dan

menjadi salah sau referensi pembelajaran

2. Untuk dosen diharapkan segalah kritik dan saran agar kedepanya bisa membuat

makalah asuhan keperawatan Gerontik dengan Gout artritis bisa lebih baik lagi.
DAFRAR PUSTAKA

Soekanto. (2012). Asam Urat. Jakarta: Penebar Plus.

Stanley, M, Beare, P.G. (2012). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.

World Health Organization. (2013). The World Health Organization Report 2013

Zahroh, Chilyatiz, Faizah, Kartika. (2018). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurun
Nyeri pada Penderita Penyakit Arthritis Gout.
http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk/article/download/328/pdf. Diunduh pada tanggal 29 Mei
2019

Anda mungkin juga menyukai