S DENGAN
MASALAH KESEHATAN GOUT ARTRITIS DI DESA TANDEBURA
KECAMATAN WATUBANGGA
OLEH: AKMA
SEPTIANI
S.0020.P2.070
Dosen Pembimbing
Contents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................................................16
B. Tujuan penyusunan .......................................................................................................18
C. Manfaat .........................................................................................................................18
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Penuaan ............................................................................................................19
B. Definisi
..........................................................................................................................19
C. Etiologi .......................................................................... Error! Bookmark not
defined. D. Patofisiologi .................................................................. Error! Bookmark
not defined. E. Tanda dan Gejala .......................................................... Error!
Bookmark not defined. F. Pemeriksaan Penunjang ................................................
Error! Bookmark not defined. G. Pengkajian
..................................................................... Error! Bookmark not defined. H. Diagnosa
Keperawatan ................................................. Error! Bookmark not defined. I.
Intervensi Keperawatan................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian .....................................................................................................................31
B. Pengkajian Psikososial, Ekonomi Dan Spiritual
...........................................................37
C. Pengkajian Fungsional Klien ........................................................................................39
D. Pengkajian Status Mental Klien
....................................................................................43
E. Pengkajian Perilaku Terhadap Kesehatan
.....................................................................47
F. Format Analisa Data .....................................................................................................48
G. Diagnosa Keperawatan : ...............................................................................................48
H. Intervensi Keperawatan.................................................................................................49
I. Catatan Asuhan Keperawatan Lansia ...........................................................................50
J. Evaluasi .........................................................................................................................51
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................................52
B. Saran..............................................................................................................................52
DAFRAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
purin didalam darah, kondisi beberapa tahun terakhir ini semakin banyak orang
diderita pada usia yang semakin muda. Penderita paling banyak pada golongan
usia 30-50 tahun yang tergolong usia produktif (Krisnatuti & Rina, 2006).
asam urat, prevalensi penyakit asam urat di Indonesia sebesar 81% . adapun
penyakit asam urat tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 33,1%,
Jawa Barat sebesar 32,1%, Bali sebesar 30,0% Adapun Sulawesi Tenggara berada
pada Tahun 2019 didapat 55 pasien menderita asam urat dari 199 orang atau 27,6
persendian tulang.
Tidak jarang timbul rasa amat nyeri bagi penderitanya. Rasa sakit tersebut
2011).
mengatasinya, yaitu dengan pengaturan diet. Menu diet diatur agar lebih banyak
bahwa kejadian peningkatan kadar asam urat dipengaruhi akibat gaya hidup dan
diet yang dibawa oleh kemakmuran yang meningkat (Alexander, 2010). Asupan
diet vegetarian seimbang dengan protein hewani dan konten purin disertai asupan
cairan yang cukup dengan buah-buahan dan sayuran setelah diteliti dapat
menjaga agar kadar asam urat darah tetap dalam batas normal, disarankan
konsumsi makanan dan minuman yang tidak banyak mengandung purin. langkah
minuman yang kaya akan zat purin. Karena minum obat saja tanpa disertai
kepatuhan diet tidak akan membuahkan hasil pengobatan yang baik karena
menjalankan diet, jika lingkungan mendukung penderita asam urat akan patuh
terhadap diet nya. Seseorang yang menginginkan dirinya dalam kondisi sehat
(Suharto, 2000).
B. Tujuan penyusunan
C. Manfaat
1. Bagi mahasiswa, makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan reverensi untuk
materi kasus Gout Artritis
2. Bagi masyarakat, makalah ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat
tentang osteoporosis, hingga masyarakat dapat mengetahui apa itu Gout Artritis ,
penyebab dan tanda gejala dan lain sebagainya
3. Bagi ilmu pengetahuan keperawatan, makalah ini dapat dijadikan sebagai update
referensi mengenai kasus Gout Artritis
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Penuaan
penuaan benar adanya dan merupakan sesuatu yang normal, tetapi pada kenyataannya
proses ini menjadi beban bagi orang lain dibandingkan dengan proses lain yang
terjadi. Perawat yang akan merawat lansia harus mengerti sesuatu tentang aspek
B. Definisi
Gout artritis adalah penyakit metebolik yang ditandai dengan penumpukan
asam urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian
asam urat yang menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407). Jadi,
Gout atau sering disebut asam urat adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh
tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang
C. Etiologi
Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan kristal
asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan
metabolisme asam urat abnormal dan Kelainan metabolik dalam pembentukan purin
hiperuricemia.
etambutol.
8) Gout primer renal terjadi karena ekresi asam urat di tubulus distalginjal yang
sehat. Penyabab tidak diketahui. Gout sekunder renal disebabkan oleh karena
D. Patofisiologi
berlebihan atau penurunan eksresi asam urat, ataupun keduanya. Asam urat adalah
produk akhir metabolisme purin. Secara normal, metabolisme purin menjadi asam
Sintesis purin melibatkan dua jalur, yaitu jalur de novo dan jalur penghematan
(salvage pathway).
1. Jalur de novo melibatkan sintesis purin dan kemudian asam urat melalui prekursor
serangkaian zat antara menjadi nukleotida purin (asam inosinat, asam guanilat,
asam adenilat). Jalur ini dikendalikan oleh serangkaian mekanisme yang kompleks,
dan terdapat beberapa enzim yang mempercepat reaksi yaitu: 5-
PRT). Terdapat suatu mekanisme inhibisi umpan balik oleh nukleotida purin yang
2. Jalur penghematan adalah jalur pembentukan nukleotida purin melalui basa purin
bebasnya, pemecahan asam nukleat, atau asupan makanan. Jalur ini tidak melalui
zat-zat perantara seperti pada jalur de novo. Basa purin bebas (adenin, guanin,
purin dari asam urat. Reaksi ini dikatalisis oleh dua enzim: hipoxantin guanin
Asam urat yang terbentuk dari hasil metabolisme purin akan difiltrasi secara bebas
oleh glomerulus dan diresorpsi di tubulus proksimal ginjal. Sebagian kecil asam
melalui urin.
rekuren inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus (endapan kristal yang
1) Hiperutisemia asimtomatik
3) Gout interkritikal
sesudah menopause pada wanita, sedangkan kasus yang paling banyak ditemui pada
usia 50-60. Gout lebih banyak dijumpai pada pria, sekitar 95 persen penderita gout
adalah pria. Urat serum wanita normal jumahnya sekitar 1 mg per 100 mI, lebih
sedikit jika dibandingkn dengan pria. Tetapi sesudah menopause perubahan tersebut
awitan serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Pasien
mungkin juga menderita demam dan jumlah sel darah putihmeningkat. Serangan
akut mungkin didahului oleh tindakan pembedahan, trauma lokal, obat, alkohol dan
stres emosional. Meskipun yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari
kaki, tetapi sendi lainnya dapat juga terserang. Dengan semakin lanjutnya penyakit
maka sendi jari, lutut, pergelangan tangan, pergelangan kaki dan siku dapat terserang
gout. Serangan gout akut biasanya dapat sembuh sendiri. Kebanyakan gejala-gejala
serangan Akut akan berkurang setelah 10-14 hari walaupun tanpa pengobatan.
plasma dan cairan tubuh. Ini diikuti dengan pengendapan kristal-kristal urat di luar
cairan tubuh dan endapan dalarn dan seldtar sendi. Tetapi serangan gout sering
merupakan kelanjutan trauma lokal atau ruptura tofi (endapan natrium urat) yang
merupakan penyebab peningkatan konsentrasi asam urat yang cepat. Tubuh mungkin
kristal asam urat ini merangsang respon fagositosis oleh leukosit dan waktu leukosit
terangsang. Respon peradangan mungkin dipengaruhi oleh letak dan besar endapan
kristal asam urat. Reaksi peradangan mungkin merupakan proses yang berkembang
dan memperbesar diri sendiri akibat endapan tambahan kristal-kristal dari serum.
Periode antara serangan gout akut dikenal dengan nama gout inter kritikal.
Pada masa ini pasien bebas dari gejala-gejala klinik. Gout kronik timbul dalarn
jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri, kaku dan pegal. Akibat
adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan kronik, sendi yang bengkak
akibat gout kronik sering besar dan berbentuk nodular. Serangan gout Aut dapat
terjadi secara simultan diserta gejala-gejala gout kronik. Tofi timbul pada gout
kronik karena urat tersebut relatif tidak larut. Awitan dan ukuran tofi sebanding
dengan kadar urat serum. Yang sering terjadi tempat pembentukan tofi adalah: bursa
infrapatella dan helix telingaTofi-tofi ini mungkin sulit dibedakan secara klinis dari
mengering dan dapat membatasi pergerakan sendi. Penyakit ginjal dapat terjadi
akibat hiperurisemia kronik, tetapi dapat dicegah apabila gout ditangani secara
memadai.
a. Pemeriksaan Laboratorium
1) Didapatkan kadar asam urat yang tinggi dalam darah yaitu = > 6 mg %
b. Pemeriksaaan fisik
1) Inspeksi
- Deformitas
- Eritema
2) Palpasi
- Nyeri tekan
- Krepitus
G. Pengkajian
mengkaji harus memperhatikan data dasar dari klien, untuk informasi yang
1) Identitas
2) Keluhan Utama
Keluhan utama yang menonjol pada klien Gout Arthritis adalah nyeri dan terjadi
peradangan sehingga dapat menggangu aktivitas klien.
Didapatkan adanya keluhan nyeri yang terjadi di otot sendi. Sifat dari nyerinya
dirasakan terus menerus atau pada saat bergerak, terdapat kekakuan sendi,
keluhan biasanya dirasakan sejak lama dan sampai menggangu pergerakan dan
pada Gout Arthritis Kronis didapakan benjolan atan Tofi pada sendi atau jaringan
sekitar.
Penyakit apa saja yang pernah diderita oleh klien, apakah keluhan penyakit Gout
Arthritis sudah diderita sejak lama dan apakah mendapat pertolongan sebelumnya
6) Riwayat Psikososial
Kaji respon emosi klien terhadap penyakit yang diderita dan penyakit klien dalam
rentan variasi tingkat kecemasan yang berbeda dan berhubungan erat dengan
adanya sensasi nyeri, hambatan mobilitas fisik akibat respon nyeri dan kurang
perubahan aktivitas fisik akibat adanya nyeri dan hambatan mobilitas fisik
7) Riwayat Nutrisi
Kaji riwayat nutisi klien apakah klien sering menkonsumsi makanan yang
Pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dari ujung
rambut hingga ujung kaki (head to toe). Pemeriksaan fisik pada daerah sendi
dilakukan dengan inspeksi dan palpasi. Inspeksi yaitu melihat dan mengamati
daerah keluhan klien seperti kulit, daerah sendi, bentuknya dan posisi saat
bergerak dan saat diam. Palpasi yaitu meraba daerah nyeri pada kulit apakah
terdapat kelainan seperti benjolan dan merasakan suhu di daerah sendi dan
bandingkan antara kiri dan kanan serta lihat apakah gerakan tersebut aktif, pasif
atau abnormal.
9) Pemeriksaan Diagnosis
(2) Sel darah putih dan laju endap darah meningkat (selama fase akut).
H. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti
tentang status dan masalah kesehatan klien yang dapat diatasi dengan tindakan
masalah dan status kesehatan, baik yang nyata (aktual) maupun yang mungkin terjadi
Menurut NANDA (2015) diagnosa yang dapat muncul pada klien Gout
6) Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri pada persendian (D. 0055).
I. Intervensi keperawatan
A. PENGKAJIAN
Identitas Klien
Nama : NY. S
Umur : 65 th, Middle
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Menikah
Agama : Hindu
Suku : Bali
No RM : -
Pendidikan : SD
Alamat : Dusun 1, Desa Tandebura
Pekerjaan/Riwayat : -
pekerjaan Ibu rumah tangga
Diagnosa Medis/masalah : Goutartritis
KDM
KELUHAN UTAMA
RIWAYAT REKREASI
Klien semenjak berusia lanjut tidak pernah rekreasi kedaerah lain, klien hanya
berekreasi dengan cara menonton TV dirumah bersama keluarga.
Klien mampu berinteraksi baik dengan sosial dan tidak ada masalah pada psikologis,
sosial dan spiritual
1. Indeks KATZ
Termasuk /kategori manakah klien? (lingkari di nomor yang sesuai)
No Aktivitas Mandiri Tergantung
1. Mandi
Mandiri :
Bantuan hanya pada satu bagian mandi (seperti
punggung atau ekstremitas yang tidak mampu)
atau mandi sendiri sepenuhnya
Tergantung :
Bantuan mandi lebih dari satu bagian tubuh,
bantuan masuk dan keluar dari bak mandi, serta
tidak mandi sendiri
2. Berpakaian
Mandiri :
Mengambil baju dari lemari, memakai pakaian,
melepaskan pakaian, mengancingi/mengikat
pakaian.
Tergantung :
Tidak dapat memakai baju sendiri atau hanya
sebagian
3. Ke Kamar Kecil
Mandiri :
Masuk dan keluar dari kamar kecil kemudian
membersihkan genetalia sendiri
Tergantung :
Menerima bantuan untuk masuk ke kamar kecil
dan menggunakan pispot
4. Berpindah
Mandiri :
Berpindah ke dan dari tempat tidur untuk duduk,
bangkit dari kursi sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam naik atau turun dari tempat tidur
atau kursi, tidak melakukan satu, atau lebih
perpindahan
5. Kontinen
Mandiri :
BAK dan BAB seluruhnya dikontrol sendiri
Tergantung :
Inkontinensia parsial atau total; penggunaan
kateter,pispot, enema dan pembalut ( pampers)
No Aktivitas Mandiri Tergantung
6. Makan
Mandiri :
Mengambil makanan dari piring dan menyuapinya
sendiri
Bergantung :
Bantuan dalam hal mengambil makanan dari
piring dan menyuapinya, tidak makan sama sekali,
dan makan parenteral ( NGT )
Keterangan :
Beri tanda ( ) pada point yang sesuai kondisi klien
Analisis Hasil :
Nilai A : Kemandirian dalam hal makan, kontinen ( BAK/BAB ),
berpindah, kekamar kecil, mandi dan berpakaian
Nilai B : Kemandirian dalam semua hal kecuali satu dari fungsi tersebut
Nilai C : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi dan satu fungsi
tambahan
Nilai D : Kemandirian dalam semua hal, kecuali mandi, berpakaian, dan
satu fungsi tambahan
Nilai E : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar kecil, dan satu fungsi tambahan.
Nilai F : Kemandirian dalam semua hal kecuali mandi, berpakaian, ke
kamar kecil, berpindah dan satu fungsi tambahan
Nilai G : Ketergantungan pada keenam fungsi tersebut
7. Modifikasi dari Barthel Indeks
Termasuk yang manakah klien?
No Kriteria Bantuan Mandiri Keterangan
1. Makan 5 10 Frekuensi: 3x/hari
Jenis: Nasi Putih,
ikan, sayur
2. Minum 5 10 Frekuensi: 3-7x/hari
Jumlah: 700 ml/hari
Jenis : Air Putih
3. Berpindah dari kursi roda ke 10 15
tempat tidur/sebaliknya
4. Personal toilet (cuci muka, 0 5 Frekuensi: 1x/hari
menyisir rambut, gosok gigi)
5. Keluar masuk toilet (mencuci 5 10
pakaian, menyeka tubuh dan
menyiram)
6. Mandi 5 15 Frekuensi: Tiap hari
7. Jalan di permukaan datar 0 5
8. Naik turun tangga 5 10
9. Mengenakan pakaian 5 10
10. Kontrol Bowel (BAB) 5 10 Frekuensi: 2x/hari
Konsistensi: baik
11. Kontrol Bladder (BAK) 5 10 Frekuensi :4x/hari
Warna: kuning
jernih
12. Olahraga/latihan 5 10
13. Rekreasi/pemanfaatan waktu 5 10 Frekuensi: Tidak
luang menentu
Keterangan :
130 : Mandiri
65-125 : Ketergantungan sebagian
60 : Ketergantungan total
8. SKOR NORTON
Aspek yang Dikaji Score
Kondisi fisik umum :
a. Baik 4
b. Lumayan 3
c. Buruk 2
d. Sangat Buruk 1
Kesadaran
a. Komposmentis 4
b. Apatis 3
c. Sopor 2
d. Koma 1
Akivitas
a. Ambulan 4
b. Ambulan dengan bantuan 3
c. Hanya bisa duduk 2
d. Tiduran 1
Mobilitas
a. Bergerak bebas 4
b. Sedikit terbatas 3
c. Sangat terbatas 2
d. Tidak bisa bergerak 1
Inkontinensia
a. Tidak ada 4
b. Kadang-kadang 3
c. Sering inkontinensia urin 2
d. Inkontinensia urin dan alvi 1
Score 20
Kategori skor :
16-20 : Kecil sekali/tak terjadi
12-15 :Kemungkinan kecil terjadi
<12 : Kemungkinan besar terjadi
E. PENGKAJIAN STATUS MENTAL KLIEN
Dari hasil pengkajian kondisi mental klien dalam keadaan baik
H. PROGRAM TERAPI
No Nama obat Dosis
1 Novaxicam. : 3x1/hari
2 Ibuprofen : 2x1/hari
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN :
1. Kode : D.0077 Seteleh dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 Intervensi keperawatan
jam, diharapkan
Kategori : psikologis Manajemen nyeri (1.08238)
Sub Kategori : nyeri dan kenyaman Tingkat nyeri ( L. 08066) 1. Identifikasi skala nyeri, lokasi, karakteriksik,
Skala 1. Meningkat durasi, frekuensi, kualitas, dan intensitas nyeri
Nyeri akut berhubungan dengan 1. meningkat
Agen pencedera fisik 2. Berikan teknk nonarmakologis untuk
2. Cukup meningkat
3. Sedang mengurangi rasa nyeri (mis: TENS, hypnosis,
Ds:
4. Cukup menurun akupuntur , terapi music, biofeedback, terapi
Ny. S mengatakan Nyeri sendi pada 5. Menurun
pijit, aromaterapi , teknik imajinasi
pergelangan tangan Dengan kriteria :
1. Keluhan nyeri (skala 3 menjadi 5) terbimbing , kompres air hanyat / dingin dan
Do : 2. Meringis (skala 2 menjadi 4) terapi bermain
Skala nyeri 4(1-10) Klien tampak
menahan nyeri Kontrol Nyeri (L.08063) 3. Monitori keberhasil terapi komplementer
yang sudah diberikan
1. Menurun
2. Cukup menurun
Edukasi menejement nyeri (I.12391)
3. Sedang
4. Cukup meningkat 1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan
5. meningkat
menerimqa informasi
Dengan criteria hasil: 2. Sediakan materi dan media pendidikan
1. Melaporkan nyeri yang yg terkontrol ( skalah 3 kesehatan
menjadi 4) 3. Berikn kesempatan untuk bertanya
2. Kemampuan Mengenali penyebab nyeri ( skalah 3
4. Jelaskan periode, penyebab dan strategi
menjadi 4)
3. Kemampuan menggunakan teknik non- meredakan nyeri
farmakologis ( skalah 3 menjadi 4)
L. CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA
Nama KK : Tn. T
No. Register : -
TANGGAL/ DIAGNOSA TANDA
TINDAKAN EVALUASI
JAM KEPERAWATAN TANGAN
28 Januari Kode : D.0077 1. Mengidentifikasi skala nyeri, lokasi, S : Ny. S menegatakan paham
2022 karakteriksik, durasi, frekuensi,
Diagnosa : Nyeri akut kualitas, dan intensitas nyeri dengan edukasi yang diberikan.
2. Memberikan teknk nonarmakologis
Ny.S juga merasa rileks setalah
untuk mengurangi rasa nyeri (mis:
TENS, hypnosis, akupuntur , terapi diberikan terapi
music, biofeedback, terapi pijit,
aromaterapi , teknik imajinasi nonfarmakologis yaitu kompres
terbimbing , kompres air hanyat /
dingin dan terapi bermain hangat.
3. Memonitori keberhasil terapi
komplementer yang sudah diberikan
5. Mengidentifikasi kesiapan dan O : Klian mampu menjawab semua
kemampuan menerima informasi
6. Menyediakan materi dan media pertanyaan dalam mengevaluasi
pendidikan kesehatan
7. Memberikan kesempatan untuk materi
bertanya
4. Menjelaskan periode, penyebab dan
strategi meredakan nyeri
M. EVALUASI
TANGGAL/ DIAGNOSA
EVALUASI TANDA TANGAN
JAM KEPERAWATAN
28 Januari Kode :D.0077 S : Klien mengetahui penyebab terjadinya nyeri, mengetahui
2022
Diagnosa : Nyeri akut metode meredakan nyeri secara non farmakologi serta
A. Kesimpulan
asam urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian
asam urat yang menyebabkan nyeri pada sendi. (Moreau, David. 2005;407). Jadi,
Gout atau sering disebut asam urat adalah suatu penyakit metabolik dimana tubuh
tidak dapat mengontrol asam urat sehingga terjadi penumpukan asam urat yang
B. Saran
1. Untuk mahasiswa diharapkan agar memahami penjelasan dalam makalah ini dan
2. Untuk dosen diharapkan segalah kritik dan saran agar kedepanya bisa membuat
makalah asuhan keperawatan Gerontik dengan Gout artritis bisa lebih baik lagi.
DAFRAR PUSTAKA
Stanley, M, Beare, P.G. (2012). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.
World Health Organization. (2013). The World Health Organization Report 2013
Zahroh, Chilyatiz, Faizah, Kartika. (2018). Pengaruh Kompres Hangat Terhadap Penurun
Nyeri pada Penderita Penyakit Arthritis Gout.
http://jnk.phb.ac.id/index.php/jnk/article/download/328/pdf. Diunduh pada tanggal 29 Mei
2019