Disusun oleh:
Kelompok 4
BSD-6
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat waktunya. Sholawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Makalah yang dibuat dengan judul “Uawatun Hasanah” ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Hizbul Wathan. Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan
makalah ini terdapat bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak lansung, maka
izinkanlah penulis mengucapkan terimakasih kepadaseluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat penulis
harapkan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada umumnya dan pembaca
pada khususnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluhuran dan kemuliaan budi pekerti didalam memimpin umat, beliauRasulullah SAW dengan
akhlaq yang mulia, merupakan suri tauladan yang patut kita contoh dalalm penerapan cara
berdakwah uswatun hasanah.Dakwah merupakan satu bagian yang pasti dalam kehidupan umat
beragamamenyampaikan dakwah di tengah masyarakat bukan sebatas tugas yang harusditunaikan,
akan tetapi lebih mencakup kepada pelaksanaan segala aspekdalam kehidupan. Dalam agama Islam
kata uswatun hasanah telah diabadikan dalam Kitab suci Al-Quran surat Al-Ahzab : 21 yang artinya
“Sesungguhnyatelah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamatdan dia banyak menyebut Allah.
Maka pada makalah kali ini kami akan membahas tentang bagaimana carakita berdakwah
Uswatun Hasanah yaitu dengn mencontoh dan menerapkansunnah Rosulullah SAW.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian uswatun hasanah ?
2. Apa saja tujuan uswatun hasanah sebagai metode dakwah ?
3. Kelebihan dan kekurangan metode keteladanan uswatun hasanah.
C. TUJUAN
1. Memehami dan mengetahui arti dakwah uswatun hasanah.
2. Mengetahui tujuan uswatun hasanah sebagai metode dakwah.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode keteladanan uswatunhasanah
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Uswatun Hasanah Secara terminologi, kata uswah berarti orang yang
ditiru, bentuk jamaknya adalah usan. Sedangkan hasana berarti baik.
Dengan demikian Uswatun Hasanah adalah contoh yang baik, kebaikan yang ditiru,
contohidentifikasi, suri tauladan atau keteladanan. Definisi Uswatun Hasanahdalam Al-Qur’an
dijelaskan dalam QS. Al-Ahzab : 21, yang artinya “ Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yangbaik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
1. Uswatun sama dengan Al-Qudwatun (ikutan) yaitu keadaan yang ada pada manusia dan dapat
diikuti oleh orang lain baik ataupun buruk.Sedangkan Hasanah adalah contoh yang baik.
Uswatun Hasanah adalahsifat Nabi Muhammad SAW yaitu keteladanan dan
mencerminkanAlquran. Keteladanan sendiri terbagi menjadi dua, yaitu keteladanan baikdan
keteladanan buruk. Keteladanan yang baik yaitu seperti keteladananyang terdapat dalam diri
Rasulullah Muhammad Saw. Sedangkanketeladanan yang bertentangan dengan sifat
Muhammad Saw, adalahketeladanan yang buruk.
2. Sebagaimana yang dijelaskan Quraish Shihabkata uswah atau iswah berarti teladan. Pakar
tafsir, az-Zamakhsyari, ketikamenafsirkan ayat di atas, mengemukakan dua kemungkinan
tentangmaksud keteladanan yang terdapat dalam diri Rasul.
Pertama, dalam arti kepribadian Nabi secara totalitasnya adalahteladan. Kedua, dalam arti terdapat
dalam kepribadian Nabi hal-hal yang patut diteladani.
1. Keteladanan dan contoh yang baik akan memberikan pengaruh yang besar pada diri
seseorang yang berakal. Di antara pengaruh besartersebut adalah seperti kesan yang baik,
ketakjuban, penghargaan, dankecintaan. Hal ini dapat mengantarkan orang lain untuk selalu
berusahamelakukan tindakan orang yang diikutinya.
2. Suri tauladan yang baik dengan dihiasi berbagai keutamaan bisamemberikan orang lain
menerima, bahwa mengerjakan amalan salehtersebut adalah sesuatu yang mungkin dan
masih dalam koridor kemampuan manusia. Sebab, bukti yang terlihat lebih kuat dari pada
bersumber dari ucapan belaka.
3. Orang yang didakwahi oleh dai, akan memperhatikan dan mengamatisecara mendalam
segala perbuatan dan tingkah laku dai tanpa ia sadari.Sekiranya perbuatan dai tersebut
menyalahi apa yang diucapkannya,maka hal ini akan menjadi malapetaka bagi dirinya
sendiri.Terkadang seorang dai tidak menyadari dan tidak peduli kalau perbuatannya adalah
kesalahan besar, sementara ia adalah orang yangditeladani. Dengan dai yang ucapannya
tidak disertai dengan perbuatan,maka dakwahnya tidak akan mendapat rasa simpati dari
orang yang didakwahinya.
4. Tingkat pemahaman masyarakat tentang sesuatu tidak sama. Namunsekilas, seolah-olah
tingkat pemahaman manusia itu sama. Dengandemikian, hal ini akan mempermudah
seorang dai untuk menyampaikandakwahnya kepada orang lain yang akan mengikuti
langkahnya.Misalnya tindakan Rasulullah yang memakai cincin emas,
kemudianmelepaskannya. Tindakan Rasul yang sedemikian itu kemudian diikutioleh para
sahabat dan umatnya yang lain. Hal ini menunjukkan perbuatan itu lebih besar pengaruhnya
dari pada ucapan.
5. Nabi Muhammad Saw. mengingatkan supaya para dai untuk tidakmelanggar apa yang
mereka katakan.
Jadi seorang dai sebagai ujung tombak aktifitas dakwah tentunya diharapkan menjadi
uswah hasanah bagi mad’unya. Oleh karena itu dengan mengarahkan kembali dakwah
sesuai dengan etika dakwah yangada, dan mengingat bahwa dai adalah seorang uswah
hasanah bagi mad’unya niscaya diharapkan tujuan dakwah akan tercapai.
a. Jika dalam dakwah figur yang diteladani dalam hal ini da’i tidak baik, maka mad’u cenderung
mengikuti hal
-hal yang tidak baiktersebut pula.
b. Jika dalam proses dakwah hanya memberikan teori tanpa diikutidengan implementasi maka
tujuan yang akan dicapai akan sulitterarahkan.
Dari serangkaian kelebihan dan juga kekurangan yang telahdijelaskan di atas dapat dikatakan
bahwa, metode keteladanan dalam berdakwah merupakan metode yang mempunyai pengaruh
dan terbukti bisa dikatakan efektif dengan berbagai kelebihannya, meskipun jugatidak terlepas
dari kekurangan, dalam mempersiapkan dan membentukaspek moral, spiritual dan etos sosial.
Hal ini karena da’i adalah figurterbaik dalam pandangan mad’u, yang tindak-tanduk dan sopan
santunnya disadari atau tidak, akan ditiru atau diteladani oleh mad’unya. Jadi dari kelebihan
dan kekurangan diatas dapat terlihat betapa sentralnya peranan da’i sebagai kunci yang akan
membuka pintu teladan kepada mad’u.
Oleh karena itu, keteladanan yang baik adalah salah satu metodedan juga dapat memberikan
kontribusi yang sangat besar terhadap nilai-nilai pendidikan Islam terutama pendidikan ibadah
dan pendidikan akhlak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Uswatun Hasanah adalah contoh yang baik, kebaikan yang ditiru,contoh
identifikasi, suri tauladan atau keteladanan.Qudwah hasanah dapat dibedakan
pada dua bagian :
a) Qudwah hasanah yang bersifat mutlak dan
b) Qudwah hasanah nisbi.
Da’i sebagai ujung tombak aktifitas dakwah tentunya diharapkan
menjadiuswah hasanah penyambung estavet dakwah Rosulullah SAW bagi
mad’unya dalam bersikap laku dalam kehidupan sosial demi
tercapainyamasyarakat yang agamis, humanis dan nasionalis.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Terjemah, Surat Al-Ahzab ayat : 21
JURNAL ILMU DAKWAH ,Vol. 35, No.2, Juli- Desember 328 2015ISSN
1693-8054.
Sa’d ibn Ali ibn Wahf al-Qahthani, terj. Aidil Novia. (2005). Menjadi Dai
yang Sukses. Jakarta: Qisthi.