Anda di halaman 1dari 9

USWATUN HASANAH

Dosen Pengampu : Izzatusolekha, M.Pd

Disusun oleh:
Kelompok 4

1. Anjali Aulia (2019820004)


2. Aprilia Widiyati (201982014)
3. Hayatin Nusyur (2019820215)
4. Nada Fauziah (2019820122)
5. Rizka Radindya NZ (2019820223)
6. Renaldo Adam S (2019820090)

BSD-6
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat waktunya. Sholawat serta
salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Makalah yang dibuat dengan judul “Uawatun Hasanah” ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Hizbul Wathan. Penulis menyadari bahwa dalam proses penyusunan
makalah ini terdapat bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak lansung, maka
izinkanlah penulis mengucapkan terimakasih kepadaseluruh pihak yang terlibat dalam penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat penulis
harapkan dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada umumnya dan pembaca
pada khususnya.

Jakarta, 20 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................................
B. Rumusan Masalah ..............................................................................................
C. Tujuan.................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Uswatun Hasanah...........................................................................
B. Tujuan Uswatun Hasanah Sebagai Metode
Dakwah...................................................................................................................
C. Kelebihan dan Kekurangan Uswatun Hasanah...............................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluhuran dan kemuliaan budi pekerti didalam memimpin umat, beliauRasulullah SAW dengan
akhlaq yang mulia, merupakan suri tauladan yang patut kita contoh dalalm penerapan cara
berdakwah uswatun hasanah.Dakwah merupakan satu bagian yang pasti dalam kehidupan umat
beragamamenyampaikan dakwah di tengah masyarakat bukan sebatas tugas yang harusditunaikan,
akan tetapi lebih mencakup kepada pelaksanaan segala aspekdalam kehidupan. Dalam agama Islam
kata uswatun hasanah telah diabadikan dalam Kitab suci Al-Quran surat Al-Ahzab : 21 yang artinya
“Sesungguhnyatelah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)bagi orang
yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamatdan dia banyak menyebut Allah.

Maka pada makalah kali ini kami akan membahas tentang bagaimana carakita berdakwah
Uswatun Hasanah yaitu dengn mencontoh dan menerapkansunnah Rosulullah SAW.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian uswatun hasanah ?
2. Apa saja tujuan uswatun hasanah sebagai metode dakwah ?
3. Kelebihan dan kekurangan metode keteladanan uswatun hasanah.

C. TUJUAN
1. Memehami dan mengetahui arti dakwah uswatun hasanah.
2. Mengetahui tujuan uswatun hasanah sebagai metode dakwah.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan metode keteladanan uswatunhasanah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Uswatun Hasanah

Pengertian Uswatun Hasanah Secara terminologi, kata uswah berarti orang yang
ditiru, bentuk jamaknya adalah usan. Sedangkan hasana berarti baik.
Dengan demikian Uswatun Hasanah adalah contoh yang baik, kebaikan yang ditiru,
contohidentifikasi, suri tauladan atau keteladanan. Definisi Uswatun Hasanahdalam Al-Qur’an
dijelaskan dalam QS. Al-Ahzab : 21, yang artinya “ Sesungguhnya telah ada pada (diri)
Rasulullah itu suri teladan yangbaik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

1. Uswatun sama dengan Al-Qudwatun (ikutan) yaitu keadaan yang ada pada manusia dan dapat
diikuti oleh orang lain baik ataupun buruk.Sedangkan Hasanah adalah contoh yang baik.
Uswatun Hasanah adalahsifat Nabi Muhammad SAW yaitu keteladanan dan
mencerminkanAlquran. Keteladanan sendiri terbagi menjadi dua, yaitu keteladanan baikdan
keteladanan buruk. Keteladanan yang baik yaitu seperti keteladananyang terdapat dalam diri
Rasulullah Muhammad Saw. Sedangkanketeladanan yang bertentangan dengan sifat
Muhammad Saw, adalahketeladanan yang buruk.
2. Sebagaimana yang dijelaskan Quraish Shihabkata uswah atau iswah berarti teladan. Pakar
tafsir, az-Zamakhsyari, ketikamenafsirkan ayat di atas, mengemukakan dua kemungkinan
tentangmaksud keteladanan yang terdapat dalam diri Rasul.
Pertama, dalam arti kepribadian Nabi secara totalitasnya adalahteladan. Kedua, dalam arti terdapat
dalam kepribadian Nabi hal-hal yang patut diteladani.

Dalam islam, qudwah hasanah dapat dibedakan pada dua bagian;


a. Qudwah hasanah yang bersifat mutlak , yaitu suatu teladan atau contoh baik yang sama sekali
tidak tercampuri keburukan karena statusnya benar-benar baik; sebagai teladan yang diberikan
Rasululah saw. Pada ummatnya. Status rasul yang ma’shum (terbebas dari dosa), membuat beliau
menjadi teladan yang mutlak bagi ummatnya.
b. Qudwah hasanah nisbi
yaitu teladan yang terikat dengan yangdisyariatkan oleh Allah SWT. Karena status teladan itu
dari manusia biasa bukan Rasul ataupun Nabi. Keteladanan dari mereka, seperti paraulama dan
pemimpin umat lainnya, hanya sebatas jika tidak bertentangan dengan syariat. Pendekatan
personal sebagai metodeketeladanan sudah dilakukan oleh Nabi semenjak turunnya wahyu,yaitu
yang dengan secara langsung memberikan contoh, dan karena diantara fitrah manusia adalah suka
mengikuti, dan pengaruh yangditerima lebi membekas karena sifatnya fitri dan alami.Dakwah
dengan uswatun hasanah ini yang mendasari keberhasilandalam menjalankan tugas risalahnya,
sehingga hanya dalam masa 23tahun beliau sudah hampir menguasai seluruh Jazirah Arab.

B. Tujuan Uswatun Hasanah Sebagai Metode Dakwah


Beberapa hal yang menjelaskan tujuan berdakwah melaluiketeladanan dari segi amaliah yang
baik, menurut al-Qahthani,21 dan halini yang hendaknya diperhatikan oleh seorang dai.

1. Keteladanan dan contoh yang baik akan memberikan pengaruh yang besar pada diri
seseorang yang berakal. Di antara pengaruh besartersebut adalah seperti kesan yang baik,
ketakjuban, penghargaan, dankecintaan. Hal ini dapat mengantarkan orang lain untuk selalu
berusahamelakukan tindakan orang yang diikutinya.
2. Suri tauladan yang baik dengan dihiasi berbagai keutamaan bisamemberikan orang lain
menerima, bahwa mengerjakan amalan salehtersebut adalah sesuatu yang mungkin dan
masih dalam koridor kemampuan manusia. Sebab, bukti yang terlihat lebih kuat dari pada
bersumber dari ucapan belaka.
3. Orang yang didakwahi oleh dai, akan memperhatikan dan mengamatisecara mendalam
segala perbuatan dan tingkah laku dai tanpa ia sadari.Sekiranya perbuatan dai tersebut
menyalahi apa yang diucapkannya,maka hal ini akan menjadi malapetaka bagi dirinya
sendiri.Terkadang seorang dai tidak menyadari dan tidak peduli kalau perbuatannya adalah
kesalahan besar, sementara ia adalah orang yangditeladani. Dengan dai yang ucapannya
tidak disertai dengan perbuatan,maka dakwahnya tidak akan mendapat rasa simpati dari
orang yang didakwahinya.
4. Tingkat pemahaman masyarakat tentang sesuatu tidak sama. Namunsekilas, seolah-olah
tingkat pemahaman manusia itu sama. Dengandemikian, hal ini akan mempermudah
seorang dai untuk menyampaikandakwahnya kepada orang lain yang akan mengikuti
langkahnya.Misalnya tindakan Rasulullah yang memakai cincin emas,
kemudianmelepaskannya. Tindakan Rasul yang sedemikian itu kemudian diikutioleh para
sahabat dan umatnya yang lain. Hal ini menunjukkan perbuatan itu lebih besar pengaruhnya
dari pada ucapan.
5. Nabi Muhammad Saw. mengingatkan supaya para dai untuk tidakmelanggar apa yang
mereka katakan.
Jadi seorang dai sebagai ujung tombak aktifitas dakwah tentunya diharapkan menjadi
uswah hasanah bagi mad’unya. Oleh karena itu dengan mengarahkan kembali dakwah
sesuai dengan etika dakwah yangada, dan mengingat bahwa dai adalah seorang uswah
hasanah bagi mad’unya niscaya diharapkan tujuan dakwah akan tercapai.

C. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Keteladanan Uswatun Hasanah.


Metode dakwah uswatun hasanah sebagai metode keteladanan jugamemiliki kekurangan dan
kelebihan, sebagaimana metode dakwahlainnya. Secara sederhana berkaitan dengan
penerapannya dalam prosesdakwah kelebihan dan kekurangan metode keteladanan dapat
dijelaskanyaitu sebagai berikut :

1. Kelebihan Metode Keteladanan :


a. Metode keteladanan akan memberikan kemudahan kepada
da’i dalam melakukan evaluasi terhadap hasil dari dakwah yangdijalankannya.
b. Metode keteladanan akan memudahkan mad’u dalam mempraktikkan dan
mengimplementasikan ilmu yang dipelajarinyaselama proses dakwah berlangsung.
c. Bila keteladanan di lingkungan keluarga, lembaga pendidikan atausekolah dan masyarakat
baik, maka akan tercipta situasi yang baik.
d. Metode keteladanan dapat menciptakan hubungan harmonis antara
da’i dengan mad’u.
e. Dengan metode keteladanan tujuan da’i yang ingin dicapai menjadi
lebih terarah dan tercapai dengan baik.
f. Dengan metode keteladanan da’i secara tidak langsung dapat
mengimplementasikan ilmu yang diajarkannya.
g. Metode keteladanan juga mendorong da’i untuk senantiasa berbuat baik karena menyadari
dirinya akan dicontoh oleh mad’unya. Dari kelebihan-kelebihan metode uswatun hasanah maka
memiliki peranan yang sangat signifikan dalam upaya berdakwah, dimana selain
diajarkan secara teoritis mad’u juga bisa melihat secara langsung bagaimana praktik atau
pengamalan dari da’inya yang kemudian bisa dijadikan teladan atau contoh dalam berprilaku
dan mengamalkan ataumengaplikasikan materi dakwah yang telah dia pelajari selama
prosesdakwah berlangsung.
3. Kekurangan Metode Keteladanan
Selain mempunyai kelebihan dan keunggulan dibandingkan dengan metode lainnya, dalam
penerapannya metode keteladanan juga tidakterlepas dari berbagai kekurangan, diantaranya
yaitu sebagai berikut:

a. Jika dalam dakwah figur yang diteladani dalam hal ini da’i tidak baik, maka mad’u cenderung
mengikuti hal
-hal yang tidak baiktersebut pula.
b. Jika dalam proses dakwah hanya memberikan teori tanpa diikutidengan implementasi maka
tujuan yang akan dicapai akan sulitterarahkan.

Dari serangkaian kelebihan dan juga kekurangan yang telahdijelaskan di atas dapat dikatakan
bahwa, metode keteladanan dalam berdakwah merupakan metode yang mempunyai pengaruh
dan terbukti bisa dikatakan efektif dengan berbagai kelebihannya, meskipun jugatidak terlepas
dari kekurangan, dalam mempersiapkan dan membentukaspek moral, spiritual dan etos sosial.
Hal ini karena da’i adalah figurterbaik dalam pandangan mad’u, yang tindak-tanduk dan sopan
santunnya disadari atau tidak, akan ditiru atau diteladani oleh mad’unya. Jadi dari kelebihan
dan kekurangan diatas dapat terlihat betapa sentralnya peranan da’i sebagai kunci yang akan
membuka pintu teladan kepada mad’u.

Oleh karena itu, keteladanan yang baik adalah salah satu metodedan juga dapat memberikan
kontribusi yang sangat besar terhadap nilai-nilai pendidikan Islam terutama pendidikan ibadah
dan pendidikan akhlak.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Uswatun Hasanah adalah contoh yang baik, kebaikan yang ditiru,contoh
identifikasi, suri tauladan atau keteladanan.Qudwah hasanah dapat dibedakan
pada dua bagian :
a) Qudwah hasanah yang bersifat mutlak dan
b) Qudwah hasanah nisbi.
Da’i sebagai ujung tombak aktifitas dakwah tentunya diharapkan
menjadiuswah hasanah penyambung estavet dakwah Rosulullah SAW bagi
mad’unya dalam bersikap laku dalam kehidupan sosial demi
tercapainyamasyarakat yang agamis, humanis dan nasionalis.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Terjemah, Surat Al-Ahzab ayat : 21

Ghulen ,Fethulllah. (2011) Dakwah: Jalan Terbaik dalam Berpikir dan


Menyikapi Hidup. Jakarta: Republika.

JURNAL ILMU DAKWAH ,Vol. 35, No.2, Juli- Desember 328 2015ISSN
1693-8054.

Sa’d ibn Ali ibn Wahf al-Qahthani, terj. Aidil Novia. (2005). Menjadi Dai
yang Sukses. Jakarta: Qisthi.

Anda mungkin juga menyukai