Anda di halaman 1dari 42

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.

T DENGAN

MASALAH UTAMA HIPERTENSI DI DUSUN 1 TANDEBURA

KECAMATAN WATUBANGGA

OLEH :

AKMA SEPTIANI
S.0020.P2.070

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

KARYA KESEHATAN KENDARI

PRODI S1 KEPERAWATAN

2022

i
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Indonesia Sehat merupakan rencana strategis Kementrian Kesehatan

tahun 2015-2019 yang dilakukan melalui pendekatan keluarga, disingkat PIS-PK. Pada

program PIS-PK, pendekatan keluarga menjadi salah satu cara puskesmas meningkatkan

jangkauan dan sasaran dengan meningkatkan akses yankes di wilayahnya (mendatangi

keluarga). Tujuan pendekatan keluarga salah satunya adalah untuk meningkatkan akses

keluarga pada pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu. PIS-PK

dilaksanakan dengan ciri sasaran utama adalah keluarga,mengutamakan upaya promotif-

preventif, disertai penguatan upaya kesehatan berbasis masyarakat, kunjungan rumah

dilakukan secara aktif dan melalui pendekatan siklus kehidupan. Pelayanan kesehatan

yang dilaksanakan terkait penanganan penyakit menular dan tidak menular yang salah

satunya adalah penyakit hipertensi (Sarkomo, 2016).

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi

secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90

mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan

peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih

cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi didalam tubuh

(Koes Irianto, 2014).

Dewasa ini ada sekitar 422 juta orang penyandang hipertensi yang berusia 18

tahun di seluruh dunia atau 8,5% dari penduduk dunia. Namun 1 dari 2 orang dengan

penderita hipertensi tidak tahu bahwa dia penyandan g hipertensi. Oleh karena itu sering

1
ditemukan penderita hipertensi pada tahap lanjut dengan komplikasi seperti serangan

jantung, stroke.

Di Indonesia, data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan bahwa terjadi

peningkatan prevalensi hipertensi dari 5,7% tahun 2007 menjadi 6,9% atau sekitar 9,1

juta pada tahun 2013. Data Sample Registration Survey tahun 2014 menunjukkan bahwa

hipertensi merupakan penyebab kematian terbesar nomor 3 di Indonesia dengan

prosentase sebesar 6,7% setelah stroke dan penyakit jantung. Pelayanan kesehatan pada

penyakit hipertensi di tingkat keluarga dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan

proses keperawatan. Asuhan keperawatan yang diberikan kepada keluarga meliputi

pengkajian, perumusan diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi

keperawatan yang bertujuan agar pelayanan kesehatan yang dilaksanakan bisa efektif dan

komprehensif. Semua pelayanan itu diterapkan pada semua tatanan puskesmas (Koes

Irianto, 2014).

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan masalah utama Hipertensi?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan keluarga dengan masalah kesehatan
Hipertensi

2. Tujuan Khusus
a. mahasiswa mampu menjelaskan definisi Hipertensi, Etiologi Hipertensi, Tanda dan
gejala Hiptertensi
b. mahasiswa mampu menjelaskan asuhan keperawatan keluarga sesuai dengan
masalah kesehatan yang Hipertensi
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Teori Konsep Keluarga

Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh

hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu

berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga

dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap

dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012). Sedangkan menurut Friedman

keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi

kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya

dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit

layanan perlu di perhitungkan.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu

sebuah ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi),

tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta saling ketergantungan.

B. Definisi Hipertensi

Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi

secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik

90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan

peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih

cepat memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh

(Koes Irianto, 2014).

3
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan kardiovaskular.

Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan gagal ginjal, stroke,

dimensia, gagal jantung, infark miokard, gangguan penglihatan dan hipertensi

(Andrian Patica N E- journal keperawatan volume 4 nomor 1, Mei 2016).

C. Etiologi

Etiologi dari hipertensi terbagi dalam dua kelompok yaitu factor yang tidak

dapat diubah dan faktor yang dapat diubah.

1. Faktor yang tidak dapat diubah

a) Genetik

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu

mempunyai resiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan

peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potassium

terhadap sodium, individu dengan orangtua yang menderita hipertensi

daripada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.

b) Jenis Kelamin

Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dan wanita sama, akan tetapi

wanita pra menopause prevalensinya lebih terlindungi darpada pria pada usia

yang sama. Wanita yang belum menpause dilindungi oleh hormon estrogen

yang berperan dalam meningkatkan High Density Lipoprotein (HDL). Kadar

kolesterol HDL yang tinggi merupkan faktor pelindung dalam mencegah

terjadinya proses aterosklerosis yang dapat menyebabkan hipertensi.

Namun Saat ini, prevalensi hipertensi mencapai 80% pada lansia wanita yang

berusia 65 tahun keatas (Junior dalam Braz, 2011). Selain itu dalam

penelitian Astari pada tahun 2012 ditemukan penderita hipertensi adalah

wanita sebesar 62,50% dan laki-laki sebesar 37,50%.


c) Usia

Insiden hipertensi meningkat seiring pertambahan usia. Perubahan

struktural dan fungsional pada sistem pembuluh perifer bertanggung jawab

pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan

tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat, dan

penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya

menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.

Konsekuensi aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam

mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume

sekuncup), mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan

tahanan perifer (Anggaraini, dkk, 2009).

2. Faktor yang dapat diubah

a) Obesitas

Merupakan ciri khas penderita hipertensi, walaupun belum diketahui secara

pasti hubungan antara hipertensi dengan kegemukan, namun terbukti bahwa

daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan

hipertensi lebih tinggi daripada dengan berat badan normal. Memang tidak

semua penderita hipertensi berbadan gemuk, orang kurus pun tidak tertutup

kemungkinan terserang hipertensi. Kenyataannya orang gemuk menjadi

peluang terkena hipertensi lebih besar.

b) Asupan Garam

Seseorang yang terlalu berlebihan mengkomsumsi garam (NaCl) yang

berlebih dapat menahan air (retensi) sehingga meningkatkan jumlah volume

darah, akibatnya jantung harus bekerja keras dan tekanan darah menjadi

naik.

5
c) Makanan dan Gaya hidup

Tekanan darah tinggi erat kaitannya dengan gaya hidup dan makanan.

Sebagian faktor gaya hidup yang menyebabkan hipertensi, antara lain

konsumsi kopi berlebihan, minum alkohol, kurang olahraga, stres, dan

merokok. Faktor makanan mencakup: kegemukan, konsumsi rendah garam,

konsumsi garam yang berlebihan, tingginya asupan lemak (Sunanto, 2009).

Seseorang yang tidak aktif secara fisik memiliki resiko 30-50% lebih besar

untuk mengalami hipertensi. Selain meningkatkan perasaan sehat dan

kemampuan untuk mengatasi stres, keuntungan latihan aerobik yang teratur

adalah meningkatnya kadar HDL-C, menurunnya kadar LDL, menurunnya

tekanan darah, berkurangnya obesitas, berkurangnya frekuensi denyut

jantung saat istirahat, dan konsumsi oksigen miokardium (MVO2), dan

menurunnya resistensi insulin (Anggaraini, 2009).

D. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak

dipusat vasomotor, pada medulla di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula dari saraf

sinpatis, yang berkelanjutan ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna

medulla spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat

vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem

saraf simpatis ke ganglia simpatis, pada titik ini neuron preganglion melepaskan

asetikolin yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,

dimna dengna dilepaskannya neropinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah.

Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons

pembuluh darah terhadap rangsangan vasokonstriktor.


Saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah

sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenalin juga terangsang mengakibatkan

tambahan aktifasi vasokonstriksi. Medula adrenal mensekresi epinefrin yang

menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya

yang dapat memperkuat respon vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang

mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal menyebabkan pelepasan renin

(Kartika, 2014).

Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi

angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat yang pada gilirannya merangsang sekresi

aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air

oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor

tersebut cenderung mencetuskan keadaan hipertensi.

Hipertensi pada lansia terjadi karena adanya perubahan struktural dan

fungsional pada sistem pembuluh perifer yang bertanggung jawab pada perubahan

tekanan darah. Perubahan tersebut meliputi ateroklorosis, hilangnya elastisitas

jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang pada

gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya regang pembuluh darah.

Konsekuensinya aorta dan arteri besar kurang kemampuannya dalam mengakomodasi

volume darah yang dipompa oleh jantung, mengakibatkan penurunan curah jantung

dan peningkatan tahanan perifer (Smeltzer, 2008).

E. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis tekanan darah tinggi yaitu sakit kepala, tengkuk terasa berat,

perdarahan di hidung, pusing yang terkadang juga terjadi pada seseorang dengan

tekanan darah normal. Jika hipertensi berat atau menahun dan tidak terobati, dapat

timbul gejala- gejala seperti sakit kepala, kelelahan, mual, muntah, sesak nafas,

7
gelisah, pandangan kabur (karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan

ginjal) (Ruhyanuddin, 2007).

F. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang sebaiknya dilakukan untuk memantapkan diagnosa.

1) EKG (elektro kardiograf atau rekam j antung).

2) Pemeriksaan darah kimia (kreatinin, BUN).

3) Radiografi dada (Pudiastuti, 2013).

G. Penatalaksanaan

1. Penatalaksanaan Farmakologi

a) Diuretik : Chlorthalidon, Hydromox, Lasix, Aldactone,

Dyrenium Diuretic bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi

curah jantung dengan mendorong ginjal meningkatkan ekskresi garam dan

airnya.

b) Penyekat saluran kalsium menurunkan kontraksi otot pada jantung atau

arteri. Sebagian penyekat saluran kalsium bersifat lebih spesifik untuk

saluran lambat kalsium otot jantung; sebagian yang lain lebih spesifik untuk

saluran kalsium otot polos vascular. Dengan demikian, berbagai penyekat

kalsium memiliki kemampuan yang berbeda-beda dalam menurunkan

kecepatan denyut jantung, volume sekuncup, dan TPR.

c) Penghambat enzim menghambat angiotensin 2 atau inhibitor ACE

berfungsi untuk menurunkan angiotensin 2 dengan menghambat enzim

yang diperlukan untuk mengubah angiotensin 1 menjadi angiotensin 2.

Kondisi ini menurunkan darah secara langsung dengan menurunkan TPR,

dan secara tidak langsung dengan menurunkan sekresi aldosterone, yang

akhirnya menigkatkan pengeluaran natrium pada urin kemudian


menurunkan volume plasma dan curah jantung.

d) Antagonis (penyekat) respetor beta (fi-blocker),terutama penyekat selektif,

bekerja pada reseptor beta di jantung untuk menurunkan kecepatan denyut

dan curah jantung.

e) Antagonis reseptor alfa (fi-blocker) menghambat reseptor alfa di otot polos

vascular yang secara normal berespon terhadap rangsangan saraf simpatis

dengan vasokonstriksi. Hal ini akan menurunkan TPR.

f) Vasodilator arterior langsungdapat digunakan untuk menurunkan TPR.

Misalnya: Natrium, Nitroprusida, Nikardipin, Hidralazin, Nitrogliserin, dan

lain-lain (Brunner & Suddarth, 2001 dalam Hafiz 2011).

2. Penatalaksanaan Farmakologi

a) Pengaturan Diet

Beberapa diet yang dianjurkan :

1) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan darah pada

klien hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi garam dapat

mengurangi stimulasi system renin- angiotensin sehingga sangat

berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah intake sodium yang dianjurkan

50-100 mmol atau setara dengan 3-6 gram garam per hari.

2) Diet garam potasium, dapat menurunkan tekanan darah tapi

mekanismenya belum jelas. Pemberian Potasium secara intravena dapat

menyebabkan vasodilatasi, yang dipercaya dimediasi oleh nitric oxide

pada dinding vascular.

3) Diet kaya buah dan sayur.

4) Diet rendah kolesterol sebagai pencegah terjadinya jantung koroner.

9
b) Penurunan Berat Badan

Penurunan berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan dengan

mengurangi beban kerja jantung dan volume sekuncup juga berkurang.

c) Olahraga

Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda bermanfaat

untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki keadaan jantung.

Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3- 4 kali dalam satu minggu

sangat dianjurkan untuk menurunkan tekanan darah. Olahraga

meningkatkan kadar HDL, yang dapat mengurangi terbentuknya

arterosklerosis akibat hipertensi.

d) Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat

Berhenti merokok dan tidak mengkonsumsi alkohol, penting untuk

mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok diketahui

menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat meningkatkan kerja

jantung.
BAB III

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan ketika seorang perawat mengumpulkan informasi
secara terus-menerus tentang keluarga yang dibina. Pengkajian merupakan langkah awal
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga yang terdiri dari beberapa tahap meliputi
(Komang Ayu, 2010) dalam (YUANA 2020) :

1. Data Umum :
a. Identitas Kepala keluarga
b. Komposisi anggota keluarga
c. Genogram
d. Tipe keluarga
e. Suku bangsa
f. Agama
g. Status sosial ekonomi keluarga
h. Aktifitas rekreasi keluarga
2. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga :
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
c. Riwayat keluarga inti
d. Riwayat keluarga sebelumnya
3. Lingkungan :
a. Karakteristik rumah
b. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
c. Mobilitas geografis keluarga
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e. Sistem pendukung keluarga
4. Struktur Keluarga :
a. Pola komunikasi keluarga
b. Struktur kekuatan keluarga
c. Struktur Peran

11
d. Nilai dan Norma Keluarga
5. Fungsi Keluarga :
a. Fungsi Afektif
b. Fungsi Sosialisasi
c. Fungsi Perawatan kesehatan
6. Stress / Penyebab masalah dan koping yang dilakukan keluarga:
a. Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek
b. Respon keluarga terhadap stress
c. Strategi koping yang digunakan
d. Strategi adaptasi yang disfungsional
7. Pemeriksaan fisik (Head to toe) : Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua
anggota kelurga tisak berbeda jauh dengan pemeriksaan fisik pada klien di klinik
atau rumah sakit yang meliputi pemeriksaan head to toe.
8. Harapan Keluarga :
a. Terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik tentang responindividu, keluarga
atau komunitas terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang aktual dan
potensial (Allen, 1998) dalam Salvari Gusti (2013)dan (YUANA 2020)Diagnosa
keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yangdidapatkan pada pengkajian,
komponen diagnosa keperawatan meliputi :
1. Problem atau masalah
2. Etiologi atau penyebab masalah
3. Tanda Sign dan Gejala (symptom)
C. Intervensi keperawatan keluarga
Intervensi / Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulantindakan yang
ditentukan perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang telah diidentifikasi dari masalah keperawatan yang sering muncul
(Salvari Gusti, 2013)Perencanaan keperawatan keluarga mencakup tujuan umum
dantujuan khusus yang didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kriteria dan
standar yang mengacu pada penyebab.Selanjutnyamerumuskan tindakan keperawatan
yang berorientasi pada kriteria dan standar. Langkah-langkah dalam rencana keperawatan
keluarga adalah :
1. Menentukan sasaran atau goal
2. Menentukan tujuan atau objektif
3. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang dilakukan
4. Menentukan kriteria dan standar kriteria Standar.
D. Implementasi / Pelaksanaan
Implementasi / pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proseskeperawatan
keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat keluarga
untuk mendapatkan perbaikan kearah perilaku hidup sehat. Pelaksanaan tindakan
keperawatan keluarga didasarkan kepada asuhan keperawatan yang telah disusun (Salvari
Gusti, 2013)
Pelaksanaan tindakan keperawatan keluarga dilakukan sesuaidengan rencana
keperawatan keluarga yang telah dibuat dengan didahului perawat menghubungi keluarga
bahwa akan dilakukan implementasi sesuai dengan kontrak sebelumnya (saat
mensosialisaasikan diagnosa keperawatan).

E. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil, implementasi
dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilan bila hasil
dan evaluasi tidak berhasil sebagian perlu disusun rencana keperawatan yang baru.
Metode evaluasi keperawatan, yaitu :

1. Evaluasi formatif (proses) Adalah evaluasi yang dilakukan selama proses asuhan
keperawatan dan bertujuan untuk menilai hasil implementasi secara bertahap sesuai
dengan kegiatan yang dilakukan, sistem penulisan evaluasi formatif ini biasanya
ditulis dalam catatan kemajuan atau menggunakan sistem SOAP
2. Evaluasi Sumatif (hasil) Adalah evaluasi akhir yang bertujuan untuk menilai secara
keseluruhan, sistem penulisan sumatif ini dalam bentuk catatan naratif atau laporan
singkat (Salvari Gusti, 2013)

13
BAB IV

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian
A. Data Umum & Kondisi Kesehatan Keluarga

Puskesmas : Watubangga Alamat : Dusun 1 Tandebura Hari/Tanggal Pengkajian : 24 Januari 2022


Nama KK : Tn. T Usia : 67 Tahun
Pendidikan : SD Pekerjaan : Petani

1. Komposisi Keluarga :

Riwayat penyakit &


Alat bantu, ptotesa
Anggota Keluarga

(sehat/tidak sehat)
Imunisasi (L/TL)

Keadaan umum
Hub. Keluarga

Pendidikan
Umur (th)

Pekerjaan
Agama
Nama

alergi
Suku
L/P

KB
No

1. Tn. T Suami L 57 th SD Hindu Bali Petani L - Kacamata Sehat -


Bali - Sehat Alergi
2. Ny. S Istri P 55 th SD Hindu IRT L -
Ikan

3. Tn. P Anak L 27 th SLTA Hindu Bali Tidak/belum bekerja L - -


Sehat -
4. Tn. M Anak P 25 th SLTA Hindu Bali Tidak/belum bekerja L - - Sehat -

2. Jarak Untuk Mencapai Pelayanan Kesehatan Terdekat

Fasilitas Kesehatan Jarak Cara tempuh


1. Posyandu : 500 m 1. Motor roda 2 : Ya

15
3. Genogram (3 generasi)

57

55

26 25

Keterangan :

: laki-laki
: perempuan

: garis keturunan
---- : tinggal serumah
X : meninggal

4. TipeKeluarga
Tipe keluarga Tn.T adalah keluarga inti (nuclear family) karena terdiri dari
ayah,ibu, dan anak yang tinggal dalam 1 rumah

16
1. Pengkajian Individu

No Data TN. T Ny. S Tn. P Tn. M


1. Keadaan umum : Compos mentis Compos Compos mentis
Compos mentis
mentis

Penampilan Baik Baik Baik Baik

BB 60 Kg 50 Kg 65 Kg 63
TB 165 cm 157 cm 170 cm 168
Status Gizi Baik (Berat badan Baik (Berat Baik (Berat badan Baik (Berat badan
ideal berdasarkan badan ideal ideal berdasarkan IMT ideal berdasarkan
IMT) berdasarkan Anak) IMT Anak)
IMT)
Diagnosa medis Hipertensi Hipertensi Tidak ada Tidak ada
Masalah kesehatan sekarang Hipertensi Nyeri pada Tidak ada Tidak ada
sendi
Masalah kesehatan yang lalu Hipertensi Asam Urat Vertigo Tidak ada
Hipertensi
Masalah kesehatan keluarga Hipertensi Tidak ada Hipertensi Hipertensi
(turunan)

2. TTV :
Tekanan darah 150/80 MmHg 160/100 110/70 MmHg 130/80 MmHg
MmHg
Nadi 80 X/menit 84X/menit 80X/Menit 80x/menit
Respirasi 18X/menit 20X/menit 18X/Menit 20x/menit
Suhu 36,60C 36,50C 37,00C 36,50C

17
CRT < 2 detik < 2 detik < 2 detik < 2 detik

3. Mata :
Sclera putih Putih Putih Putih
Konjungtiva Pink Pink Pink Pink
4. Palpebra Baik Baik Baik Baik
Fungsi Normal Normal Normal Normal
5. Telinga :
Bentuk Normal Normal Normal Normal
Keadaan Bersih Bersih Bersih Bersih
Fungsi Baik Baik Baik Baik
6. Hidung :
Bentuk Normal Normal Normal Normal
Keadaan Bersih Bersih Bersih Bersih
Fungsi Baik Baik Baik Baik
7. Mulut :
Gigi Bersih Bersih Bersih Bersih
Fungsi menelan Baik Baik Baik Baik
Kelembaban Baik Baik Baik Baik
1. Leher :
Pembengkakan kelenjar tiroid Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat
2. Dada :
Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
Suara paru Normal Normal Normal Normal
Respirasi Normal Normal Normal Normal
Bunyi jantung S1 S2. S1 S2. S1 S2. S1 S2.

3. Abdomen :
Bentuk Flat Flat Flat Flat

18
Nyeri tekan Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat

4. Ekstremitas :
Oedema Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat

Kontraktur Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat Tidak terdapat

5. Istirahat dan tidur


6. Status mental Baik Baik Baik Baik
7. Kebersihan diri Bersih Bersih Bersih Bersih
8. Sistem respirasi Normal Normal Normal Normal

9. Sistem kardiovaskuler Baik Baik Baik Baik

10. Sistem pencernaan Baik Baik Baik Baik

11. Sistem urinaria Baik Baik Baik Baik

12. Sistem integument Baik Baik Baik Baik

13. Sistem persyarafan Baik Baik Baik Baik

14. Sistem muskulosketal Baik Baik Baik Baik

15. Pemeriksaan penunjang bagi yang Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
sakit (lab, radiologi, EKG, USG)

19
C. Kesehatan Lingkungan
1. Karakteristik rumah
a. Denah Rumah :

C D

A B Kode Ket.
A Kamar Tidur

A B Ruang Tamu
C Kamar Mandi/Wc
U
D Dapur

b. Tipe tempat Tinggal

Rumah yang ditinggalim oleh keluarga TN. T merupakan rumah Kepemilikan

pribadi

c. Gambaran Kondisi rumah

Rumah yang ditinggalim oleh keluarga TN. T merupakan rumah

Kepemilikan pribadi jenis bangunannya adalah permanen, dengan Luas rumah 4

x 6 m. pekarangan area depan dengan luas 20 x100 m, Lantai tempat tinggalnya

menggunakan semen, rumah memiliki sirkulasi udara yang baik namun

pencahayaan kurang menyeluruh dengan jendela 4 daun. Penerangan baik

cahaya masuk kedalam rumah.

Kebersihan lingkungan rumahnya cukup bersih. Untuk pengelolaan

sampah keluarga Tn. T setiap sore dibakar untuk memusnakan sampah. Keluarga

TN. T menggunakan jamban jenis leher angsa. Sumber air bersih berasal dari

20
sumur pompa yang dibuat sendiri oleh Tn. T. Jarak antara septic Tank dan sumur

adalah > 10 meter untuk air minum keluarga Tn. T menggunakan air sumur

pompa yang dimasak .

Pengelolaan kebersihan dapur keluarga TN. T sangat bagus. Ny. S setiap

saat membersihkan dapur disapu setiap pagi dan sore. Pengelolaan limbah rumah

tangga dilakukan dengan saluran pribadi yang tertutup dan tidak tergenang.

Keamanan lingkungan rumah keluarga Tn. T sangat aman, tidak pernah

terjadi pencurian, pembegalan dan kejahatan-kejahatan lain. Oleh sebab itu

keluarga Tn. T sangat senang dan nyaman dengan kediamannya yang sekarang

ini.

2. Karakteristik lingkungan dan Komunitas Tempat tinggal yang lebih luas


a. Karakteristik fisik dan lingkungan
Di wilayah keluarga Tn.T jarak antara satu rumah dengan yang lainnya tidak
terlalu jauh. Keluarga Tn.T sering berinteraksi dengan tetangga sekitar, hal ini
didukung dengan sikap masyarakat dikelurahan tempat keluarga Tn.T tinggal
sangat ramah.
b. Karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas
Menurut Tn.T dari dulu mereka tinggal dirumah yang sama tidak pernah
berpindah kedaerah yang lain.
c. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ada beberapa perkumpulan masyarakat dikelurahan tempat keluarga Tn. T
tinggal namun perkumpulan masyarakat yang diikuti hanya kegiatan keagamaan
d. Sistem pendukung keluarga
Saat ini dalam keluarga tidak terdapat keluarga yang sakit, dan hubungan satu
keluarga dengan yang lainnya cukup baik. Ketika ada keluarga yang sakit Kelurga
Tn. T saling mendukung dan merawat satu sama lain.

D. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Keluarga TN. T berkomunikasi dengan bahasa Bali dan Indonesia. Tetapi bahasa
Bali lebih sering digunakan didalam rumah

21
2. Struktur kekuatan keluarga
Hingga saat ini hanya Tn. T yang berperan dalam mencari nafkah, sedangkan istri
dan anaknya tidak bekerja
3. Struktur peran (formal dan informal)
Formal : Tn.T sebagai kepala keluarga, Ny.S sebagai istri.

Informal : Tn.T dibantu anaknya juga membantu mencari nafkah.

4. Nilai dan norma keluarga


Nilai dan norma yang dianut adalah dari dua sisi yaitu berdasarkan budaya suku
Bali serta dari agama Hindu. Nilai dan norma yang dimaksud seperti, saling
menghargai, menjaga kerukunan masyarakat serta gotong royong.

E. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga


1. Tahap perkembangan keluarga saat ini:
Keluarga Tn. T saat ini dalam tahap perkembangan anak usia dewasa.
2. Riwayat kesehatan keluarga saat ini :
Tn. T sebagai kepala keluarga mempunyai hipertensi sejak 5 tahun yang lalu, rutin
kontrol ke puskesmas 1 bulan sekali untuk mengambil obat rutin, tidak
mempunyai masalah dengan istirahat, makan maupun kebutuhan dasar lainnya
mempunyai penyakit hipertensi pada saat pengkajian
3. Riwayat keluarga sebelumnya
Menurut Tn.T dari pihak keluarga nya tidak ada yang mengalami penyakit turunan
4. Latar belakang budaya keluarga
Keluarga Tn.T Berlatar belakang suku Bali, nilai-nilai dalam keluarga pun
berdasarkan budaya suku Bali. Wilayah tempat tinggal keluarga TN. T mayoritas
bersuku Bali.

F. Status Social Ekonomi Keluarga


Pengasil keluarga Tn. T adalah sebesar 900,000/bulan. Ada perubahan penghasilan
sejak awal menikah hingga saat ini dimana terjadi peningkatan pendapatan saat ini
dari sebelumnya.

22
G. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Sosial
Keluarga TN. T aktif dalam kegiatan social yang berada dimasyarakat,
keluarga tersebut juga aktif berinteraksi dengan masyarakat sekitar. Dengan kata
lain, hubungan keluarga TN. T dengan tetangga terjalin dengan baik.
2. Fungsi Perawatan kesehatan
Menurut Tn. T keluarganya sangat peduli dan sangat perhatian terhadap
keadaan kesehatannya. Tn. T selalu mendukung untuk selalu berobat ke
puskesmas secara teratur, dan anggota keluarga yang lain selalu mengingatkan
hal-hal yang dapat memperberat sakitnya, misalnya jangan terlalu lelah.

H. Koping Keluarga
1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
Stresor jangka pendek : Tn. T mengatakan dirinya menderita penyakit hipertensi.

Stresor jangka panjang : Tn. T mengidap penyakit hipertensi semenjak tahun

2010 dan ia ingin penyakitnya ini sembuh total.

2. Kemampuan keluarganya berespon terhadap situasi/ stressor


Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke puskesmas
dengan petugas kesehatan.
3. Strategi koping yang digunakan
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah
yang ada.
4. Strategi adaptasi disfungsional
Jika ada masalah dengan anggota keluarganya Tn. T menyampaikan atau
membicarakan dengan anggota keluarganya.

I. Aktivitas Rekreasi Keluarga


Keluarga Tn. T jarang melakukan liburan bersama dengan memanfaatkan
waktu-waktu libur di rumah. Rekreasi yang sering dilakukan adakah berkumpul
bersama dengan anggota keluarga seperti menonton bersama.

J. Harapan Keluarga
Dengan adanya petugas kesehatan yang datang kerumahnya menurutnya
mengharapkan supaya petugas kesehatan bisa memberikan pengetahuan yang dapat
membantu dirinya mempersiapkan bagaimana sebenarnya kesehatan dalam rumah
tangga.

23
K. Tingkat Kemandirian Keluarga
Tingkat kemandirian keluarga terdiri dari tujuh kriteria kemampuan keluarga
yang telah dicapai.

Kriteria 1 : keluarga menerima perawat


Kriteria 2 : keluarga menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana
rencana keperawatan keluarga
Kriteria 3 : keluarga tahu dan dapat mengungkapkan masalah
kesehatannya secara benar
Kriteria 4 : keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan pelayanan
kesehatan sesuai anjuran
Kriteria 5 : keluarga melakukan tindakan keperawatan sederhana yang
sesuai anjuran
Kriteria 6 : keluarga melakukan tidakan pencegahan secara aktif
Kriteria 7 : keluarga melakukan tidakan promotif secara aktif

Tingkat Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria


Kemandirian 1 2 3 4 5 6 7
Tingkat I V V - - - - -
Tingkat II V V v v v - -
Tingkat III V V v v v v -
Tingkat IV V V v v v v v

L. Tipe Keluarga Sejahtera

Keluarga berada pada Tn. T berada pada keluarga sejahtera III

24
II. ANALISA DATA
Analisis Data Kode Etiologi Masalah
Ds : Kode :
Tn.T mengatakan : Ketidakmampuan Manajemen
D.0112
- ingin segera sembuh dari keluarga merawat kesehatan
Kategori : dalam mengenal
penyakitnya keluarga
masalah anggota
Perilaku tidak efektif
- ikut kegiatan kampung seperti keluarga dengan
Sub Kategori : hipertensi
kerja bakti, kegiatan
keagamaan, dll Penyuluhan
- Tidak makan daging sapi dan
- kontrol teratur di puskesmas pembelajaran
- siap mengikuti pola hidup
sehat
DO :

Klien kooperatif, konsentrasi

25
III. SKALA PRIORITAS (MAGLAYA, 2009)

Kriteria Skor Bobot Nilai Pembenaran

Sifat masalah : aktual Tn. T mengatakan ingin


segera sembuh dari
penyakitnya, Tn. T
mempunyai riwayat
3 1 3/3x1= 1 Hipertensi semenjak 12
tahun yang lalu

Sumber daya dan dana


Kemungkinan masalah keluarga tersedia, tetapi
untuk diubah : sebagian 1 2 1/2x2= 1 pengetahuan yang mereka
miliki kurang terkait
penyakit hipertensi.

Potensi masalah untuk


dicegah : cukup Mengatasi masalah
diperlukan waktu yang
cukup, supaya mereka dapat
mengenal penyakit
hipertensi dan mengerti
2 1 2/3x1=0,6 bagaimana cara mencegah
penyakit hipertensi.

Menonjolnya masalah :
masalah perlu segera
Keluarga merasakan sebagai
ditangani
masalah dan ingin segera
2 1 2/2x1=1 untuk mengatasinya.

Jumlah skor 3, 6

a. Prioritas Masalah

Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga merawat dalam mengenal masalah anggota keluarga dengan
hipertensi.

26
IV. RUMUSAN MASALAH

a. D.0112 Manajemen kesehatan keluarga tidak efektif

V. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan & kriteria hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)

1.Kode : D.0112 Seteleh dilakukan tindakan keperawatan selama Intervensi keperawatan


Kategori : Perilaku 3x24 jam, diharapkan Edukasi Kesehatan (1.12383)
Sub Kategori : Penyuluhan dan
pembelajaran Manajemen Kesehatan ( L. 12104) Observasi
1. Identifikasi kesiapan kemampuan menerima
Manajemen kesehatan keluarga tidak informasi
efektif Skala 1. Meningkat 2. Identifikasi factor-faktor yang dapat
1. menurun meningkatkan dan menurunkan motivasi
Ds : 2. Cukup menurun perilaku hidup bersih dan sehat
Tn.T mengatakan : 3. Sedang
4. Cukup meningkat Terapeutik
- ingin segera sembuh dari
5. Meningkat 1. Sediakan materi dan media pendidikan
penyakitnya kesehatan
Dengan kriteria : 2. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
- ikut kegiatan kampung seperti kesepakatan
kerja bakti, kegiatan keagamaan, 3. Berikan kesempatan untuk bertanya
1. Melakukan tindakan untuk mengurangi faktor
dll resiko (skala 3 menjadi 5) Edukasi
- Tidak makan daging sapi
2. Menerapkan program perawatan (skala 3 1. Jelaskan factor resiko yang dapat
menjadi 5) mempengaruhi kesehatan
- kontrol teratur di puskesmas 3. Aktivitas hidup sehari-hari efektif memenuhi 2. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
- siap mengikuti pola hidup sehat tujuan kesehatana (skala 3 menjadi 5) 3. Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat
DO :

Klien kooperatif, konsentrasi

27
VI. CATATAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUAGA
Dusun 1 : Tandebura, Watubangga
Nama KK : TN. T
TANGGAL/ DIAGNOSA TANDA
TINDAKAN EVALUASI
JAM KEPERAWATAN TANGAN
29 Januari Kode : D.0112 S : Keluarga Tn. T mengatakan siap
1. Mengidentifikasi kesiapan kemampuan
2022 menerapkan terapi yang diajarkan dan
Diagnosa : Manajemen menerima informasi
memahami edukasi kesehatan yang
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat
kesehatan keluarga diajarkan,
meningkatkan dan menurunkan motivasi
O : Keluarga nampak antusias dengan
perilaku hidup bersih dan sehat
kegiatan perawat yang diberikan, serta
3. Menyediakan materi dan media pendidikan
memahami hal-hal yang telah
kesehatan
diajarkan yang didukung dengan
4. Menjadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
kemampuan keluarga menjawab
kesepakatan
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
5. Memberikan kesempatan untuk bertanya
oleh perawat setelah dilakukan edukasi
6. Menjelaskan faktor resiko yang dapat
kesehatan.
mempengaruhi kesehatan
7. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan
sehat
8. Mengajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk meningkatkan perilaku hidup bersih Akma Septiani
dan sehat

28
VII. EVALUASI
TANGGAL/ DIAGNOSA
EVALUASI TANDA TANGAN
JAM KEPERAWATAN
29 Januari Kode : D.0112
2022 S : Keluarga mengatakan cukup mengerti tentang Hipertensi dan akan
Diagnosa : Manajemen
kesehatan keluarga kontrol secara rutin, Keluarga Tn. T mengatakan siap menerapkan terapi

yang diajarkan dan memahami edukasi kesehatan yang diajarkan,

O : Keluarga tampak mengerti dan dapat menyebutkan 3 dari 5 tanda

Hipertensi .

A : Masalah teratasi

P : Intervensi dilanjutkan
Akma Septiani

29
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi

yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan

perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.Peranan

keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang

berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam

keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.

B. Saran

1. Untuk mahasiswa diharapkan agar memahami penjelasan dalam makalah ini dan

menjadi salah sau referensi pembelajaran

2. Untuk dosen diharapkan segalah kritik dan saran agar kedepanya bisa membuat

makalah asuhan keperawatan Keluarga dengan hipertensi bisa lebih baik lagi.

.
DAFTAR PUSTAKA

Andrian Patica N. (E-journal keperawatan volume 4 nomor 1 Mei 2016). Hubungan Konsumsi
Makanan dan Kejadian Hipertensi pada Lansia di Puskesmas Ranomut Kota
Manado.Beevers, D.G. (2002). Bimbingan Dokter Pada Tekanan Darah. Jakarta: Dian
Rakyat

Mubarak, Wahid Iqbal. (2009). Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.

Mansjoer, Arief. (2000). Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Auskulapius

Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Triyanto, Endang. (2014). Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi SecaraTerpadu.


Yogyakarta: Graha Ilmu
SATUAN ACARA PEMBELAJARAN KUNJUNGAN PERTAMA
______________ TAHAP IMPLEMENTASI PADA KELUARGA Tn. T _____________
A. Latar belakang

Program Indonesia Sehat merupakan rencana strategis Kementrian Kesehatan tahun


2015-2019 yang dilakukan melalui pendekatan keluarga, disingkat PIS-PK. Pada program
PIS-PK, pendekatan keluarga menjadi salah satu cara puskesmas meningkatkan jangkauan
dan sasaran dengan meningkatkan akses yankes di wilayahnya (mendatangi keluarga).
Tujuan pendekatan keluarga salah satunya adalah untuk meningkatkan akses keluarga pada
pelayanan kesehatan yang komprehensif dan bermutu. PIS-PK dilaksanakan dengan ciri
sasaran utama adalah keluarga,mengutamakan upaya promotif-preventif, disertai penguatan
upaya kesehatan berbasis masyarakat, kunjungan rumah dilakukan secara aktif dan melalui
pendekatan siklus kehidupan. Pelayanan kesehatan yang dilaksanakan terkait penanganan
penyakit menular dan tidak menular yang salah satunya adalah penyakit hipertensi.
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah tinggi
secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90
mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu keadaan
peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat
memompa darah untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi didalam tubuh.

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 30 menit keluarga Tn.T
mengupayakan manajemen kesehatan dengan baik.
2. Tujuan Khusus
1. Keluarga dapat mengenal masalah Hipertensi dengan mampu menjelaskan
pengertian Hipertensi
2. Keluarga dapat menjelaskan tanda dan gejala Hipertensi.
3. Keluarga dapat menjelaskan cara penularan Hipertensi
4. Keluarga dapat menjelaskan cara perawatan serta pencegahan terjadinya
Hipertensi.

B. Metode

Ceramah, diskusi dan demonstrasi

C. Sasaran dan target


1. Sasaran : Keluarga Tn. T

2. Target : Tn. T
D. Strategi pelaksanaan

1. Tempat : Rumah Tn. T


2. Hari/tanggal : Sabtu /29-01-2022

3. Pukul : 15.00 WIB


E. Kegiatan Belajar Mengajar
No Tahap Kegiatan METODE MEDIA WAKTU
1 Pendahuluan a. Mengucapkan salam Ceramah - 5 menit
b. Kontrak ulang
c. Menjelaskan tujuan
2 Implementasi Pertemuan
Menjelaskan tentang : 1. Ceramah 1. Lembar balik 20 menit
2. Demonstrasi 2. Leaflet
- pengertian hipertensi
3. Tanya jawab
- penyebab hipertensi

- klasifikasi hipertensi

- tanda dan gejala

hipertensi

- komplikasi hipertensi

- cara mengatasi dan

mencegah hipertensi

- membuka sesi

pertanyaan

Penutup a. Terminasi
A diskusi dengan warga 5 menit
b. Kontrak waktu untuk
pertemuan berikutnya
c. Salam penutup
F. Media

1. Lembar balik

2. Leaflet

G. Setting Tempat

Keterangan: A : Tn. T
A C
B : Perawat

C: Keluarga Tn. T

H. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
a. SAP telah siap 2 hari sebelumnya
b. Kontrak waktu dengan keluarga dan klien sehari sebelumnya
c. Media siap 2 hari sebelumnya
d. Tempat dan peserta siap 15 menit sebelum pelaksanaan
2. Evaluasi Proses
• Keluarga menerima kedatangan perawat
• Keluarga kooperatif dan berperan serta selama proses pendidikan kesehatan.
• Keluarga aktif dalam diskusi
3. Evaluasi Hasil
• Keluarga mampu menyebutkan pengertian, tanda gejala,dan penyebab Hipertensi
• Keluarga mampu menjelaskan perawatan dan pencegahan terjadinya Hipertensi

I. Materi Hipertensi

1. Pengertian

Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg.

Suatu peningkatan tekanan darah sistolik dan / atau diastolik yang tidak normal

2. Penyebab Hipertensi

Tidak diketahui penyebabnya / keturunan (hypertensi primer)


Faktor resiko antar lain :

a. Ras / suku bangsa


b. Umur
c. Kegemukan
d. Asupan garam yang tinggi
e. Riwayat hypertensi dalam keluarga
f. Stres
g. Merokok
h. Banyak minum alkohol

Disebabkan oleh penyakit lain (hypertensi sekunder) Antara lain penyakit :


a. Ginjal
b. Saraf
c. Tumor
d. Keracunan
3. Tanda Dan Gejala
 Pusing
 Rasa berat ditengkuk
 Sukar tidur
 Rasa mudah lelah
 Cepat marah
 Telinga berdenging
 Mata berkunang-kunang
 Sesak napas
 Gangguan penglihatan
 Mimisan
 Tanpa gejala
4. Pengelolaan dan Pencegahan
Perubahan Gaya hidup antara lain :

 Penurunan berat badan (bila kegemukan)


 Pengurangan asupan garam (diet rendah garam)
 Menghindari faktor resiko : merokok, minum alkohol, makanan berlemak, stres
 Aktifitas fisik / jalan sehat
 Istirahat yang cukup
Pengobatan :

 Berobat / kontrol secara teratur ke fasilitas kesehatan (puskesmas, Rumah Sakit,

Dokter Praktek

5. Komplikasi

a. Gangguan Jantung

b. Gangguan Otak

c. Gangguan Penglihatan

d. Gangguan Ginjal

e. Stroke
LAPORAN PENDIDIKAN KESEHAATAN HIPERTENSI PADA TN. T
KUNJUNGAN PERTAMA TAHAP IMPLEMENTASI PADA KELUARGA TN. T____
A. Persiapan
Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan mencakup :
1. Pembuatan Satuan Ajar Pembelajaran kegiatan pendidikan kesehatan manajemen
Hipertensi
2. Mempersiapkan peralatan dan media
3. Mempersiapkan setting tempat dan waktu
4. Dua hari sebelum pelaksanaan melakukan kontrak waktu dengan keluarga Tn. T
untuk melaksanakan pendidikan kesehatan mengenai manajemen laktasi.
B. Pelaksanaan
1. Acara dimulai tepat waktu pukul 15.00 WIB di rumah Tn. T di RT 01 RW
01 Desa Tandebura.
2. Peserta pendidikan kesehatan Hipertensi dalah Tn. T, Ny. S dan Tn. M, Tn. P
3. Tn. T dan Ny. S terlihat aktif dan antusias mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan
tentang Hipertensi dengen memperhatikan penjelasan perawat dan sesekali bertanya.
4. Pertanyaan yang diajukan seputar Hipertensi adalah”Bagaimana cara penganan
Hipertensi yang benar?”
5. Kegiatan berlangsung sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
C. Tahap Evaluasi
1. Struktur
a. Perawat telah menyiapkan SAP 2 hari sebelumnya
b. Keluarga sudah siap pada hari pelaksanaan karena perawat sudah memberikan
kontrak waktu sebelumnya
c. Media berupa lembar balik, leaflet tersedia
d. Perawat datang 15 menit sebelum pelaksanaan, Tn. T, Ny. S dan Tn. M, dan Tn. P
sudah berada di rumah saat perawat datang.
2. Proses
a. Keluarga menerima kedatangan perawat dengan ramah.
b. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari sabtu tanggan 29 Januari 2022 pukul
15.00-16.00 WIB dan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan kontrak waktu
yang telah ditentukan berdasarkan peraturan yang disediakan.
c. Keluarga kooperatif dan berperan serta selama proses pendidikan kesehatan
dengan mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir dan aktif dalam diskusi
3. Hasil
a. Keluarga dapat memberikan penjelasan pada keluarga mengenai penyebab dan
cara menagani Hipertensi
b. Keluarga dapat memberikan pada keluarga mengenai cara pencegahan
Hipertensi

D. KELEMAHAN

Bahasa yang digunakan campuran antara bahasa Indonesia dan Bali, jadi keluarga agak
susah untuk mengerti perkataan dan penjelasan dari perawat.

E. KEKUATAN

Adapun kekuatan dari kegiatan penyuluhan kesehatan ini antara lain keluarga nampak
antusias mengikuti acara dari awal sampai akhir. Keluarga juga aktif untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan sehingga kegiatan dapat tercapai sesuai dengan tujuan.
F. EVALUASI

Acara pendidikan kesehatan Hipertensi dapat berlangsung sesuai dengan jadwal yang
telah ditentukan, Penyaji menyampaikan materi sesuai dengan topik, keluarga
menunjukkan antusiasnya selama mengikuti kegiatan pendidikan kesehatan tersebut.
PENYEBAB TANDA & GEJALA
HYPERTENSI
1. Tidak diketahui penyebabnya / keturunan
 Pusing
(hypertensi primer)
 Rasa berat ditengkuk
Faktor resiko antar lain :
 Sukar tidur
 Ras / suku bangsa  Rasa mudah lelah
 Umur  Cepat marah
 Kegemukan  Telinga berdenging
APA ITU HIPERTENSI ?  Asupan garam yang tinggi  Mata berkunang-kunang
 Riwayat hypertensi dalam keluarga  Sesak napas
HYPERTENSI
 Stres  Gangguan penglihatan
(TEKANAN DARAH TINGGI)  Merokok  Mimisan
 Banyak minum alkohol  Tanpa gejala

Hypertensi adalah :
2. Disebabkan oleh penyakit lain (hypertensi
 Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan
sekunder)
tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg
Antara lain penyakit :

 Ginjal
 Suatu peningkatan tekanan darah
 Saraf
sistolik dan / atau diastolik yang tidak  Tumur
normal  Keracunan
PENGELOLAAN &
PENCEGAHAN KOMPLIKASI HYPERTENSI
Perubahan Gaya hidup antara lain :

 Penurunan berat badan (bila kegemukan)


Gangguan Jantung
 Pengurangan asupan garam (diet rendah
garam) Gangguan Otak
 Menghindari faktor resiko : merokok, minum Gangguan Penglihatan
alkohol, makanan berlemak, stres
Gangguan Ginjal
 Aktifitas fisik / jalan sehat
Stroke

OLEH :
AKMA SEPTIANI
NonReg B Kolaka

Pengobatan :

Berobat / kontrol secara teratur ke fasilitas kesehatan


(puskesmas, Rumah Sakit, Dokter Praktek) STIKES KARYA KESEHATAN KENDARI
2022

Anda mungkin juga menyukai