Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI IDENTITAS NASIONAL


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah pancasila
Dosen pengampu : Dr. Buhori M, M.Ag

Disusun oleh :
Kelompok 1 (2A)
-Alifiya Hanabila (1222080009)
Asri Nazwa Rabbani (1222080014)
Firda Nabila Az Zuhrah (1222080029)
Ghinaa Fauziyyah (1222080033)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah Swt. karena atas segala rahmat-
Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai selesai. Salawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada junjunan kita, Nabi Muhammad Saw, juga kepada keluarganya,
sahabatnya, tabi’in, serta seluruh umatnya dari awal rintisan hingga di penghujung
kehidupan.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada khususnya kepada


kelompok 1 yang telah bekerja keras dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materi. Kami selaku penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan pembaca khususnya mengenai pancasila.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk
itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 11 Maret.
Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2

BAB II PEMBAHASAN

1.1 Hakekat Bangsa dan Negara


1.2 Identitas Nasional
1.3 Faktor Pembentukan Identitas Nasional
1.4 Unsur Terjadinya Negara Indonesia
1.5 Empat Pilar Negara Kesatuan Republik Indonesia

BAB III PENUTUP

1.1 Kesimpulan
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pancasila dirumuskan dengan tujuan untuk dipakai sebagai Dasar Negara
Indonesia Merdeka. Pancasila yang akan dijadikan dasar negara tersebut,
dalam proses peumusannya digali dan berasal dari nilai-nilai pandangan
hidup masyarakat Indonesia. Pandangan hidup masyarakat ini kemudian
dituangkan dan dilembagakan menjadi pandangan hidup bangsa. Lebih lanjut,
pandangan hidup bangsa ini dituangkan dan dilembagakan pula menjadi
pandangan hidup negara atau asar negara.
Pancasila merupakan dasar negara Republik Indonesia yang terdiri dari
lima sila. Pancasila adalah hasil perumusan yang dilakukan oleh para pendiri
bangsa Indonesia dari berbagai latar belakang dan pandangan politik, agama,
dan budaya pada masa kemerdekaan Indonesia di tahun 1945. Pancasila
dipilih sebagai dasar negara Indonesia karena mampu menyatukan beragam
kepentingan dan pandangan dalam satu kesatuan bangsa. Pancasila juga
mampu mewadahi keanekaragaman yang ada di Indonesia yang terdiri dari
berbagai suku, agama, dan budaya.
Selain itu, Pancasila dianggap sebagai identitas nasional Indonesia karena
mengandung nilai-nilai yang mendasar dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Nilai-nilai tersebut diantaranya adalah keadilan sosial, kerakyatan,
persatuan, kesatuan, dan kebhinekaan. Dalam pandangan sejarah, Pancasila
menjadi simbol perjuangan dan pengorbanan para pahlawan Indonesia dalam
merebut kemerdekaan dari penjajahan. Oleh karena itu, Pancasila menjadi
lambang dan identitas nasional yang sangat penting bagi bangsa Indonesia.
1.2
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Hakekat Bangsa dan Negara


1.1.1 Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
Sebagai makhluk individu, manusia terdiri dari dua unsur yaitu jasmani
dan rohani atau raga dan jiwa Manusia diberi potensi berupa akal, pikiran,
perasaan, dan keyakinan sehingga sanggup berdiri sendiri dan bertanggung
jawab atas dirinya.. Sedangkan sebagai makhluk sosial adalah tidak dapat
hidup sendirian. Manusia ialah makhluk yang pada dasarnya selalu ingin
bergaul dan berkumpul dengan yang lainnya.

1.1.2 Pengertian dan Unsur Bangsa


Menurut para ahli, bangsa adalah suatu komunitas etnik yang memiliki
ciri-ciri berupa memiliki nama, memiliki wilayah tertentu, memiliki mitos
leluhur bangsa, kenangan bersama, satu atau beberapa budaya yang sama,
dan solidaritas tertentu. Menurut Otto Bauer (Jerman), bangsa adalah
kelompok manusia yang mempunyai persamaan karakter. Karakter tersebut
tumbuh karena adanya persamaan senasib dan sepenanggungan.
Empat unsur yang berpengaruh dalam terbentuknya suatu bangsa, yaitu :
1. Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional yang terdiri atas
kesatuan sosial, politik, ekonomi, agama, kebudayaan, komunikasi,
dan solidaritas.
2. Keinginan untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional
sepenuhnya, yaitu bebas dari dominasi dan campur tangan bangsa
asing terhadap urusan dalam negerinya.
3. Keinginan akan kemandirian, keunggulan, individualitas, dan
keaslian atau kekhasan. Contohnya menjunjung tinggi bahasa
nasional yang mandiri.
4. Keinginan untuk menonjol (unggul) di antara bangsa-bangsa dalam
mengejar kehormatan, pengaruh, dan prestise.

1.1.3 Pengertian Negara


Secara etimologis negara berasal dari bahasa asing, yaitu staat (Belanda)
atau state (Inggris) yang berarti menempatkan dalam keadaan berdiri,
membuat berdiri dan menempatkan. Sedangkan kata negara dalam bahasa
Indonesia berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu nagari atau negara yang
berarti wilayah, kota, atau penguasa. Dan pengertian negara ditinjau dari
segi organisasi kekuasaan adalah sebagai berikut :
a. Teori Teokrasi
Teori teokrasi terbagi dua, yaitu teori teokrasi langsung dan tidak
langsung. Teori teokrasi langsung adalah teori yang menyatakan bahwa
yang berkuasa di suatu negara adalah langsung Tuhan dan negara
terbentuk atas kehendak Tuhan.
b. Teori Kekuasaan
Kekuasaan itu ada setelah terbentuknya suatu negara dengan tujuan
untuk mempertahankan dan mewujudkan cita-cita suatu negara.
c. Teori Yuridis
Teori Yuridis dapat dikaitkan dengan teori patriarkhal, teori
patrimonial, dan teori perjanjian. Teori patriarkhal, yaitu didasarkan
pada hukum keluarga.Adapun teori perjanjian merupakan dasar hukum
bagi kekuasaan negara.

1) Negara Dari Segi Organisasi Politik


Secara sederhana, politik dapat diartikan suatu cara untuk mencapai
tujuan. Dengan kata lain, politik adalah aneka ragam kegiatan masyarakat
dalam suatu sistem kenegaraan yang menyangkut tujuan-tujuan dari sistem
tersebut.
2) Negara Ditinjau Dari segi Organisasi Kesusilaan
Menurut Hegel negara adalah suatu organisasi kesusilaan yang
timbul sebagai sintesis dari kemerdekaan universal dan kemerdekaan
individu. Negara adalah suatu organisasi di mana setiap individu
menjelmakan dirinya.
3) Asal Mula Terjadinya Negara
Pendapat mengenai asal mula terjadinya negara :
a. Teori ketuhanan
Teori ini berpendapat bahwa timbulnya suatu negara tersebut atas
dasar kehendak Tuhan. Pelopor teori ini adalah Agustinus, Julius Stahll,
dan Thomas Aquinas.
b. Teori perjanjian masyarakat
Teori ini berpendapat bahwa negara muncul karena adanya
perjanjian masyarakat di mana seluruh warga mengikat diri dalam
perjanjian bersama guna mendirikan organisasi yang dapat melindungi
dan menjamin kelangsungan hidup bersama.
c. Teori kekuasaan
Negara terbentuk atas dasar kekuasaan dan kekuasaan adalah
ciptaan mereka yang paling kuat dan berkuasa.
d. Teori kedaulatan
Kedaulatan mempunyai empat sifat, yaitu :
a) Permanen, bahwa kedaulatan tetap ada selama negara tetap berdiri.
b) Asli, bahwa kedaulatan tidak berasal dari kekuasaan lain yang lebih
tinggi.
c) Bulat, bahwa kedaulatan tidak dapat dibagi-bagi, kedaulatan
merupakan satu-satunya kekuasaan yang tertinggi dalam negara.
d) Tidak terbatas, bahwa kedaulatan itu tidak dibatasi oleh siapa pun.
e. Teori hukum alam
Hukum alam bukan buatan negara, melainkan kekuasaan alam
yang berlaku setiap waktu dan tempat, serta bersifat universal dan
tidak berubah.

1.2 Identitas Nasional


Identitas adalah ungkapan nilai-nilai budaya suatau bangsa yang bersifat khas
dan membedakannya dengan angsa lain. Kekhasan yang melekat pada sebuah
bangsa banyak dikaitkan dengan sebutan “identitas nasional”. Namun demikian,
proses pembentukan identitas nasional bukan suatu yang sudah selesai, tapi suatu
yang terus berkembang dan kontekstual mengikuti perkembangan zaman. Sifat
identitas nasional yang relatif dankontekstual mengharuskan setiap bangsa untuk
selalu kritis terhdapa identitas nasionalnya untuk selalu menyegarkan pemahaman
dan pemaknaan terhadap jati dirinya.

1.2.1 Unsur-unsur yang Terkandung dalam Identitas Nasional


Secara umum beberapa unsur yang terkandung dalam identitas nasional
antara lain:
1.2.1.1 Pola Perilaku
Pola perilaku adalah gambaran yang terwujud dalam kehidupan
sehari-hari, misalnya adat aistiadat, budaya dankebiasaan, ramah tamah,
hormat kepada orang tua, dan gotong royong.
1.2.1.2 Lambang-lambang
Merupakan sesuatu yang menggambarkan tujuan dan fungsi negara.
Lambang-lambang ini biasanya dinyatakan dalam undang-undang,
misalnya bendera, bahasa, dan lagu kebangsaan.
1.2.1.3 Alat-alat Perlengkapan
Adalah perangkat atau alat-alat perlengkapan yang digunakan untuk
mencapai tujuan yang berupa bangunan, peralatan dan teknologi,
misalnya, bangunan candi, masjid, gereja, pakaian adat, teknologi
bercocok tanam, dan teknologi seperti kapal laut, pesawat terbang, dan lain
sebagainya.
1.2.1.4 Tujuan yang ingin dicapai
Tujuan ini merupakan tujuanyang bersumber dari tujuan yang bersifat
dinamis dan tidak tetap, seperti budaya unggul atau prestasi di bidang
tertentu. Sebagai sebuah bangsa yang sudah mendiami suatu negara, tujuan
bersama bangsa Indonesia adalah kecerdasan dan kesejahteraan bersama
bangsa Indonesia yang sudah terkandung dalam UUD 1945.
1.2.2 Unsur-unsur Pembentukan Identitas Nasional
Salah satu identitas bangsa Indonesia adalah sebagai sebuah bangsa yang
majemuk. Kemajemukan Indonesia dapat dilihat dari beberapa sisi, yaitu:
a. Sejarah
Menurut catatan sejarah, sebelum menajdi sebuah negara, bangsa
Indonesia pernah mengalami masa kejayaan yang gemilang yang
ditandai dengan kerajaan Nusantara yang dikenal sebagai pusat kerajaan
Nusantara. Kebesarantersebut telah membekas pada semangat
perjuangan bangsa Indonesia ketika terjadi penjajahan asing.
Semangat juang bangsa Insonesia dalam mengusir penjajah,
menurut banyak ahli, telah menjadi ciri khas tersendiri bagi bangsa
Indonesia yang kemudian menjadi salah satu unsur pembentukan
identitas nasional.
b. Kebudayaan
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentukan identitas
nasional meliputi tiga unsur, yaitu akal budi, peradaban, dan
pengetahuan. Akal budi bangsa Indonesia dapat dilihat dari sikap ramah
dan santun kepada sesama. Sedangkan unsur identitas peradabannya
tercermin dari keberadaan dasar negara Pancasila. Sebagai bangsa
mritim, keandalan bangsa Indonesia dalam pembuatan kapal Pinisi di
masa lalu merupakan identitas pengetahuan bangsa Indonesia.
c. Suku Bangsa
Tradisi bangsa Indonesia untuk hidup bersama dalam kemajemukan
merupkaan unsur lain yang harus dikembangkan dan dibudidayakan.
Kemajemukan alamiah bangsa Indonesia dapat dilihat pada keberadaan
lebih dari ribuan kelompok suku, agama, bahasa, budaya, dan ribuan
pulau.
d. Agama
Keanekaragaman agama merupakan identitas lain dari
kemajemukan alamiah Indonesia. Dengan kata lain, keragaman agama
dan keyakinan di Indonesia tidak hanya dijamin oleh konstitusi negara,
tetapi juga merupakan suatu rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
e. Bahasa
Bahasa Indonesia merupakan salah satu identitas nasional
Indonesia yang penting. Sekalipun Indonesia memiliki ribuan bahasa
daerah, kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa penghuung
berbagai kelompok etnis yang mendiami kepulauan Nusantara
memberikan nilai identitas tersendiri bagi bangsa Indonesia.

1.3 Faktor Pembentukan Identitas Bersama


Lahirnya suatu identitas nasional bangsa pasti memiliki ciri khas, sifat, serta
keunikan tersendiri yang didukung oleh faktor-faktor pembentuknya, yaitu:
1.3.1 Primordial
Faktor-faktor primodial ini meliputi: ikatan kekerabatan (darah) dan
keluarga, kesamaan suku bangsa, daerah asal, bahasa, dan aat istiadat.
1.3.2 Sakral
Faktor sakral dapat berupa kesamaan agama yang dipeluk masyarakat
atau ideologi doktriner yang diakui oleh masyarakat yang bersangkutan.
1.3.3 Tokoh
Kepemimpinan dari tokoh masyarakat yang berpengaruh dan dihormati
dapat pula menjadi faktor yang menyatukan bangsa negara. Pemimpin
dibeberapa negara dianggap sebagai penyambung lidah rakyat, pemersatu
rakyat dan simbol persatuan bangsa yang bersangkutan.
1.3.4 Bhineka Tunggal Ika
Prinsip Bhineka Tunggal Ika pada dasarnya adalah kesediaan warga
bangsa untuk bersatu dalam berbedaan. Yang disebut bersatu dalam
perbedaan adalah kesediaan warga bangsa untuk setia pada lembaga yang
disebut negara dan pemerintahnya, tanpa menghilangkan keterikatannya
pada suku bangsa, adat, ras, dan agamanya.
1.3.5 Sejarah
Persepsi yang sama antara warga masyarakat mengenai sejarah dapat
menyatukan diri ke dalam satu bangsa. Persepsi yang sama tentang
pengalaman masa lalu, seperti sama-sama menderita karena penjajahan
tidak hanya melahirkan solidaritas, tetapi juga melahirkan tekad dan tujuan
yang sama anatara anggota masyarakat itu sendiri.
1.3.6 Perkembangan Ekonomi
Perkembangan ekonomi akan melahirkan spesialisasi pekerjaan dan
profesi sesuai dengan aneka kebutuhan masyarakat.
1.3.7 Kelembagaan
Faktor lain yang berperan dalam mempersatukan bangsa adalah lembaga-
lembaga pemerintah dan politik, seperti birokrasi, angkatan bersenjata dan
partai politik.

1.4 Unsur Terjadinya Negara Indonesia


Ada beberapa syarat minimal yang harus dipenuhi agar suatu wilayah dapat
disebut sebagai negara. Syarat tersebut berlaku umum dan merupakan unsur
penting. Syarat-syarat tersebut digolongkan menjadi dua, yaitu unsur konstitutif dan
unsur deklaratif. Unsur konstitutif meliputi rakyat, wilayah, dan pemerintahan yang
berdaulat. Sedangkan unsur deklaratif, yaitu pengakuan dari negara lain.
1.4.1 Rakyat
Rakyat suatu negara adalah semua orang yang secara nyata berada dalam
wilayah suatu negara yang tunduk dan patuh pada peraturan dalam negara
tersebut.
a. Penduduk, yaitu orang-orang yang berdomisili secara tetap dalam
wilayah suatu negara untuk jangka waktu yang lama. Penduduk
suatu negara dapat dibedakan lagi menjadi warga negara dan bukan
warga negara.
b. Bukan penduduk, yaitu mereka yang ada dalam suatu negara tidak
secara menetap atau tinggal di suatu wilayah negara hanya untuk
sementara waktu. Status kewarganegaraan yang dimiliki, yaitu
warga negara asing.
1.4.2 Wilayah
Wilayah merupakan unsur mutlak suatu negara, jika warga negara
merupakan dasar personal suatu negara, maka wilayah merupakan landasan
materiil atau landasan fisik negara. Wilayah Negara secara umum dapat
dibedakan atas wilayah daratan, wilayah lautan, wilayah udara, dan wilayah
ekstrateritorial.
1.4.3 Pemerintahan yang Berdaulat
Adanya suatu pemerintahan yang berkuasa atas seluruh wilayahnya dan
segenap rakyatnya merupakan syarat mutlak keberadaan
negara.Pemerintahan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pemerintahan
dalam arti sempit dan pemerintahan dalam arti luas. Pemerintahan dalam
arti sempit, yaitu seluruh alat kelengkapan negara yang hanya menjalankan
pemerintahan saja, seperti presiden dan wakil presiden serta para menteri
(kabinet), sedangkan pemerintahan dalam arti luas, meliputu seluruh
kekuasaan, yaitu kekuasaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif. kedaulatan
yang dapat dimiliki pemerintah, yaitu :
a. Kedaulatan ke dalam, artinya pemerintahan memiliki kewenangan
tertinggi dalam mengatur dan menjalankan organisasi negara sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Kedaulatan ke luar, artinya pemerintah berkuasa bebas, tidak terikat,
dan tidak tunduk kepada kekuatan lain, serta harus saling menghormati
kedaulatan negara masing-masing.
1.4.4 Pengakuan dari Negara lain
Pengakuan dari negara lain merupakan unsur penguat terbentuknya
sebuah negara. Pengakuan dari negara lain merupakan unsur yang
menerangkan bahwa suatu negara telah berdiri, sehingga negara tersebut
dikenal oleh negara-negara lain. Pengakuan dari negara lain terbagi menjadi
dua macam, yaitu :
a. Pengakuan de facto, adalah pengakuan berdasarkan kenyataan yang ada
atau fakta yang sungguh-sungguh nyata tentang berdirinya suatu
negara.
b. Pengakuan de jure, adalah pengakuan berdasarkan pernyataan resmi
menurut hukum internasional.
1.5 Empat Pilar Negara Kesatuan Republik Indonesia
1.5.1 Pancasila Sebagai Ideologi dan Dasar Negara
Berdasarkan penelusuran sejarah, Pancasila tidaklah lahir secara
mendadak pata tahun 1945, melainkan melalui proses yang panjang, dengan
didasari oleh sejarah perjuangan bangsa da dengan melihat pengalaman
bangsa lain di dunia. Pancasila diilhami oleh gagasan-gagasan besar dunia,
tetapi tetap berakar pada kepribadian dan gagasan besar bangsa Indonesia
sendiri.
Rumusan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia, mulai dibahas ketika
Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) melaksanakan persidangan pertama. Sidang BPUPKI
dilaksanakan 2 (dua) kali, sidang pertama dilaksanakan pada tanggal 29 Mei
1945 samapi tanggal 1 Juni 1945, sedangkan sidang kedua dilaksanakan
pada tanggal 10 Juli 1945 sampai tanggal 16 Juli 1945. Pada sidang
pertama, dibahas tentang dasar negara apa yang nantinya akan digunakan
saat Indonesia merdeka. Dasar negara yang terdiri dari 5 (lima) sila
dijelaskan oleh salah seorang anggota BPUPKI Soekarno, dan pada saat itu
pula Soekarno memperkenalkan 5 (lima) dasar negara bagi Indonesia
merdeka dengan nama Pancasila.
Sebagai dasar negara, Pancasila dijadikan dasar atau landasan dalam
menjalankan pemerintahan negara. Pancasila dalam hal ini tidak ahanya
sebagai suatu pemikiran filsafat dan dasar negara, melainkan berlanjut
dalam bentuk gagasan bertindak yang disebut ideologi. Ideologi ini tidak
hanya berkaitan dengan kehidupan kenegaraan, melainkan juga kehidupan
masyarakat. Dengan demikian, ideologi ini merupakan ideologi negara dan
bangsa Indonesia.
Pancaila sebagaimana ideologi manapun di dunia ini, adalah kerangka
berpikir yang senatiasa memerlukan penyempurnaan, karen atidak ada
satupun ideologi yang disusun dengan begitu sempurna sehingga cukup
lengkap dan bersifat abadi untuk semua zaman, kondisi, dan situasi. Setiap
ideologi memerlukan hadirnya proses dialektika agar ia dapat
mengembangkan dirinya dan tetap adaptif dengan perkembangan yang
terjadi. Dalam hal ini, setiap warga negara Indonesia yang mencintai negara
dan bangsa ini berhak ikut dalam proses merevitalisasi ideologi pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam kerangka ini kita wajib
bersyukur karena pancasila adalah ideologi terbuka, sehingga Pancasila
diharapkan selalu teteap komutikatif dengan perkembangan masyarakat
yang dinamis.
1.5.2 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
UUD 1945 yang disahkan tanggal 18 Agustus 1945 diganti dengan
Konstitusi Republik Indonesia Serikat (KRIS) pada tanggal 27 Desember
1949, kemudian KRIS ini diganti dengan Undang-Undang Dasar Sementara
(UUDS) 1950 pada tanggal 17 Agustus, kemudian dengan Dekrit Presiden 5
Juli 1959, maka UUD 1945 diberlakukan lagi. Pada era reformasi naskah
asli UUD 2945, diubah sebanyak 4 kali oleh MPR yaitu perubahan pertama
pada tahun 1999, perubahan kedua pada 2000, perubahan ketig atahun 2001
danperubahan keempat pada tahun 2002. Dalam perubahan UUD 1945
inilah, dinyatakan secara ekspiisit pada pasal 1 ayat (3): “Negara Indonesia
adalah negara hukum”. Sedangkan dalam pasal 1 ayat (2): “kedaulatan
berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.
Dengan demikian, jelas bahwa NKRI yang berdasarkan Pancasila adalah
negar hukum yang demokratis yang berdasarkan atas hukum. Hal ini berarti,
bahwa dalam NKRI kekuasaan tunduk pada hkum dan semua orang
memiliki kedudukan yang sama dihadapan hukum, serta hukum merupakan
produk legislasi yang dibuat secraa demokratis berdasarkan Pancasila.
1.5.3 Negara Kesatuan Republik Indonesia Sebagai Bentuk Negara
Bangsa Indonesia lahir dan bangkit melalui sejarah perjuangan
masyarakat bangsa yang pernah dijajah oleh Belanda dan Jepang. Akibat
penjajahan ini bangsa Indonesia sangat menderita, tertindas lahir dan batin,
mental dan materil, mengalami kehancuran di bidang ekonomi, politik,
sosial, budaya, dan kejayaan nusantara seperti Sriwijaya dan Majapahit.
Sejarah Indoensia meliputi suatu rentang waktu yang dangat panjang
dimula sejak zaman prasejarah berdasarkan penemuan “manusia jawa”.
Secara geologi, wilayah nusantara merupakan pertemuan antara tiga
lempeng benua, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-Australia, dan
lempeng Pasifik.
Negara Kesatuan Republik Indonesia itu adalah negara yang memiliki
satu kesatuan teritori (sesuai dengan UNCLOS 1982) dari Sabang sampai
Merauke dan dari Miangas sampai pulau Rote, satu kesatuan bangsa yang
disebut bangsa Indonesia (Sumpah Pemuda 1928), satu kesatuan
kepemilikan sumber kekayaan alam yang peruntuknnya sebesar-besarnya
untuk kesejahteraan rakyat, satu kesatuan ideologi negara yaitu ideologi
Pancasila, satu kesatuan politik nasional yang selalu berihak pada
kepentingan nasional (national interest), satu kesatuan perekonomian
nasional yang harus selalu berpihak pada upaya mensejahterakan rakyat
Indonesia, satu kesatuan budaya nasional yang memiliki jati dir Indonesia
sebagai karakter nasional dan sistem pertahanan keamanan nasional yang
khas menurut karakteristik Indonesia, itulah makna yang dalam dari Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
1.5.4 Bhineka Tunggal Ika
Bhineka Tunggal Ika merupakan semboyan yang mengungkapkan
persatuan dan kesatuan yang berasal dari keanekaragaman. Walaupun terdiri
dari berbagai suku dan budaya yang beragam, tapi tetap satu bangsa
Indonesia. Memiliki bahasa dan tanah air yang sama, yatitu bahasa
Indonesia dan tanah air Indonesia. Begitu pun benfera kebangsaan merah
putih sebagai lambang identitas bangsa dan bersatu dibawah falsafah serta
dasar negara Pancasila. Bangsa Indonesia harus bersatu padu agar menjadi
satu kesatuan yang bulat dan utuh. Untuk dapat bersatu, harus memiliki
pedoman yang dapat menyeragamkan pandangan dan tingkah laku dalam
kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, akan terjadi persamaan langkah dan tingkah laku
bangsa Indonesia. Dan pedoman tersebut adalah Pancasila. Membiasakan
bersahabat dan saling membantu sesama warga, seperti gotong royong akan
memudahkan tercapainya persatuan dan kesatuan bnagsa. Bangsa Indonesia
harus merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan sehati dalam
kekuatan wilayah nasional dengan segala isinya dan kekayaannya
merupakan satu kesatuan kekayaan.

Anda mungkin juga menyukai