Anda di halaman 1dari 48

WAWASAN KEBANGSAAN

DALAM KERANGKA NKRI dan


MEMBANGUN MORALITAS
BANGSA MELALUI
REVITALISASI BIROKRASI

Oleh ;
SYAMSU RIZAL

WAWASAN KEBANGSAAN
DALAM KERANGKA NKRI

WAWASAN KEBANGSAAN DALAM


KERANGKA NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (TPU)
a. Menjelaskan pengertian dan konsep negara dan bangsa
b. Menjelaskan pengertian wawasan kebangsaan dalam kerangka NKRI
c. Menjelaskan pengertian dan konsep Integrasi Nasional
d. Menerapkan nilai-nilai kejuangan dan daya saing nasional
e. Menjelaskan pengertian character building dan hal-hal yang melemahkan
ketahanan bangsa
f. Menjelaskan keragaman sosial budaya sebagai kekuatan bangsa
g. Menjelaskan wawasan kebangsaan sebagai kekuatan nasional
h. Menganalisis masalah wawasan kebangsaan dalam kerangka NKRI

WAWASAN KEBANGSAAN
Sebagai sudut pandang suatu bangsa dalam memahami
keberadaan jati diri dan lingkungannya pada dasarnya
merupakan penjabaran dari falsafah bangsa itu sesuai
dengan keadaan wilayah suatu negara dan sejarah yang
dialaminya.

WAWASAN KEBANGSAAN INDONESIA


Konsep wawasan kebangsaan Indonesia tercetus pada
waktu di ikrarkan Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928
sebagai tekad perjuangan yang merupakan konvensi
nasional tentang pernyataan eksistensi bangsa
Indonesia yaitu: satu nusa, satu bangsa, dan
menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia

PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)


Kedudukannya sebagai salah satu unsur aparatur negara
yang berperan sebagai perekat persatuan dan kesatuan
bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

PENGERTIAN NEGARA
1. Kansil (1978)
Negara adalah suatu organisasi kekuasaan dari pada manusia-manusia
(masyarakat) dan merupakan alat yang akan dipergunakan untuk mencapai
tujuan bersama
2. George Jellinek
Negara ialah organisasi kekuasaan dari sekelompok manusia yang telah
berkediaman di wilayah tertentu
3. George Wilhelm Fredrich Hegel
Negara merupakan organisasi kesusilaan yang muncul sebagai sintesa dari
kemerdekaan individual dan kemerdekaan universal
4. Kranenburg
Negara adalah suatu organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu
golongan atau bangsanya sendiri.

PENGERTIAN NEGARA
4. Roger F. Soltau
Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau
mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat.
5. R. Djokosoetono
Negara ialah suatu organisasi manusia atau kumpulan manusia yang berada
di bawah suatu pemerintahan yang sama.
6. Soenarko
Negara ialah organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu
dimana kekuasaan negara berlaku sepenuhnya sebagai souvereign
(kedaulatan)

KESIMPULAN NEGARA
Negara ialah organisasi yang didalamnya harus ada
rakyat, wilayah yang permanen, dan pemerintah yang
berdaulat (baik ke dalam maupun ke luar)

TEORI TERJADINYA NEGARA


1. Teori kenyataan
Timbulnya suatu negara itu adalah soal kenyataan. Apabila pada suatu
ketika telah terpenuhi unsur-unsur negara (daerah, rakyat dan Pemerintah
yang berdaulat) maka pada saat itu juga negara sudah menjadi kenyataan.

2. Teori Ke-Tuhanan
Timbulnya suatu negara adalah atas kehendak Tuhan

3. Teori Perjanjian
Perjanjian ini diadakan agar kepentingan bersama dapat terpelihara dan
terjamin

4. Teori Penaklukan
Suatu negara timbul karena serombongan manusia menaklukkan daerah
dan rombongan manusia lain.

BENTUK NEGARA
1. NEGARA KESATUAN
Negara kesatuan ialah suatu negara yang merdeka dan
berdaulat dimana di seluruh negara yang berkuasa hanya satu
Pemerintah (Pusat) yang mengatur seluruh daerah (Dalam
Negara Kesatuan pelaksanaan pemerintahan negara dapat
dilaksanakan dengan system sentralisasi dan desentralisasi)
2. NEGARA SERIKAT (Federasi)
Negara Serikat (Federasi) ialah suatu negara yang merupakan
gabungan beberapa negara, yang menjadi negara-negara
bagian dan negara serikat itu.

UNSUR NEGARA

1. Rakyat yang bersatu


2. Daerah atau wilayah
3. Pemerintah yang berdaulat, dan mendapat
pengakuan dari negara lain

PENGERTIAN BANGSA
1. Ernest Renan (Prancis)
Bangsa terbentuk karena adanya keinginan untuk hidup
bersama (hasrat bersatu) dengan perasaan setia kawan yang
agung
2. Otto Bauser (Jerman)
Bangsa adalah kelompok manusia yang mempunyai persamaan
karakter. Karakteristik timbul karena adanya persamaan nasib
3. F. Ratzel (Jerman)
Bangsa terbentuk karena adanya hasrat bersatu. Hasrat itu
timbul karena adanya rasa kesatuan antara manusia dan tempat
tinggalnya (paham geopolitik)

KESIMPULAN
Bangsa adalah rakyat yang telah mempunyai kesatuan
tekad untuk membangun masa depan bersama

NILAI DASAR WAWASAN


KEBANGSAAN
1.

Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia


sebagai mahkluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa

2.

Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan


yang bebas, merdeka dan bersatu

3.

Cinta akan Tanah Air dan Bangsa

4.

Demokrasi atau Kedaulatan Rakyat

5.

Kesetiakawanan Sosial

6.

Masyarakat adil - makmur

MAKNA WAWASAN KEBANGSAAN

Wawasan Kebangsaan Indonesia mengamanatkan kepada


seluruh bangsa agar menempatkan persatuan,
kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan

WAWASAN NUSANTARA
1.

Kesatuan Politik

2.

Kesatuan Sosial Budaya

3.

Kesatuan Ekonomi

4.

Kesatuan Pertahanan Keamanan Negara

INTEGRASI NASIONAL /
BANGSA
Suatu proses penyatuan atau pembauran berbagai aspek
sosial budaya ke dalam kesatuan wilayah dan
pembentukan identitas nasional atau bangsa
sehingga terwujud keselarasan, keserasian, dan
keseimbangan dalam mencapai tujuan bersama
sebagai satu bangsa

DAYA SAING NASIONAL


Keragam kemampuan bangsa Indonesia menampilkan
keunggulan masing-masing daerah dalam bidangbidang tertentu pada tingkat domestik sesuai potensi
/ sumber daya yang dimilikinya.
Daya saing tersebut dapat dipandang sebagai kekuatan
nasional.

MEMBANGUN KARAKTER
(Character Building)
Adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk
membina, memperbaiki dan atau membentuk tabiat,
watak, sifat kejiwaan, akhlak (budi pekerti), insan
manusia (masyarakat) sehingga menunjukkan
perangai dan tingkah laku yang baik berlandaskan
nilai-nilai Pancasila.

FAKTOR-FAKTOR (NILAI-NILAI)
MEMBANGUN KARAKTER
1.

Nilai kejuangan

2.

Nilai semangat

3.

Nilai kebersamaan atau gotong royong

4.

Nilai kepedulian atau solider

5.

Nilai sopan santun

6.

Nilai persatuan dan kesatuan

7.

Nilai kekeluargaan

8.

Nilai tanggung jawab

FAKTOR-FAKTOR YANG PERLU


DIPERHATIKAN DALAM MEMBANGUN
KARAKTER BANGSA

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Ideologi
Politik
Ekonomi
Sosial budaya
Agama
Normatif (hukum dan peraturan perundangan)
Pendidikan
Lingkungan
Kepemimpinan

KETAHANAN NASIONAL
Tingkat keadaan keuletan dan ketangguhan bangsa dalam
menghimpun dan menggerakkan keseluruhan
kemampuan mengembangkan kekuatan nasional yang
ada sehingga merupakan kekuatan nasional yang mampu
dan sanggup menghadapi segala ancaman, tantangan,
hambatan, dan gangguan terhadap keutuhan maupun
kepribadian bangsa dalam mempertahankan kehidupan
dan kelangsungan cita-citanya.

BIDANG-BIDANG KETAHANAN
NASIONAL
1.

Ketahanan Nasional bidang ideologi

2.

Ketahanan Nasional bidang politik

3.

Ketahanan Nasional bidang ekonomi

4.

Ketahanan Nasional bidang sosial budaya

5.

Ketahanan Nasional bidang pertahanan keamanan

SOSIAL BUDAYA DAN WAWASAN KEBANGSAAN


SEBAGAI KEKUATAN NASIONAL

PENGERTIAN SOSIAL BUDAYA

1.

Kemasyarakatan
Manusia bekerja sama dengan sesamanya

2.

Kebudayaan
Kebudayaan merupakan keseluruhan cara hidup
masyarakat yang perwujudannya tampak pada
tingkah laku para anggotanya

FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI KETAHANAN DI
BIDANG SOSIAL BUDAYA
1.

Tradisi

2.

Pendidikan

3.

Kepemimpinan dan Penyelenggara Negara

4.

Tujuan Nasional

5.

Kepribadian Nasional

6.

Bidang Pertahanan dan Keamanan

MANFAAT SOSIAL BUDAYA SEBAGAI


KEKUATAN BANGSA
Karena nilai-nilai sosial budaya tersebut
mengandung nilai, antara lain
1. Adanya nilai kebersamaan
2. Adanya nilai yang berperan sebagai aturan
3. Hubungan kemasyarakatan yang saling menghormati dan
menghargai
4. Adanya standar yang dijadikan sebagai tolok ukur dalam
rangka menilai sikap dan tingkah laku
5. Adanya rasa solider antar sesama
6. Nilai persatuan dan kesatuan
7. Nilai kesetiaan dan kecintaan terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia

MASALAH WAWASAN KEBANGSAAN


A. HAL HAL YANG HARUS DIPELIHARA
1.

Keutuhan dan kedaulatan wilayah negara dari Sabang sampai


Merauke

2.

Pancasila dan UUD 1945 sebagai acuan dasar dalam hidup


bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

3.

Konsep wawasan nusantara dan ketahanan nasional sebagai


acuan operasional

4.

Kekayaan budaya bangsa Indonesia termasuk hasil-hasil


pembangunan nasional sebagai perwujudan cipta, rasa dan
karsa bangsa Indonesia

MASALAH WAWASAN KEBANGSAAN


B. HAL HAL YANG HARUS DICEGAH
1.

Pikiran-pikiran dan perasaan-perasaan negatif antar suku


bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, golongan masyarakat.

2.

Kesenjangan pembangunan antar wilayah

3.

Kesenjangan sosial dan ekonomis antar golongan penduduk

4.

Upaya-upaya untuk mengekang proses demokratisasi

MASALAH WAWASAN KEBANGSAAN


B. HAL HAL YANG PERLU
DIKEMBANGKAN
Proses untuk membina wawasan kebangsaan, memperkokoh
persatuan dan kesatuan bangsa, membentuk dan mempertahankan
jati diri bangsa Indonesia, membangun di segala bidang

MEMBANGUN
MORALITAS BANGSA
MELALUI REVITALISASI
BIROKRASI

Pengertian Etika dan


Moralitas
ETIKA : secara umum dapat diartikan
sebagai nilai-nilai normatif atau pola
perilaku seseorang atau sesuatu
badan / lembaga organisasi sebagai
suatu kelaziman yang dapat diterima
umum dalam interaksi dengan
lingkungannya.

Pengertian Etika dan


Moralitas
MORALITAS : pengertian moralitas
lebih mengacu kepada nilai-nilai
normatif yang menjadi keyakinan
dalam diri seseorang atau sesuatu
badan/lembaga/organisasi yang
menjadi faktor pendorong untuk
melakukan atau tidak melakukan
sesuatu.

Kondisi Etika Bangsa


Dewasa Ini:
Bahwa etika kehidupan berbangsa dewasa
ini mengalami kemunduran yang turut
menyebabkan terjadinya krisis
multidimensi.
Untuk itu diperlukan adanya rumusan
tentang pokok-pokok etika kehidupan
berbangsa sebagai acuan bagi pemerintah
dan seluruh bangsa Indonesia dalam
rangka menyelamatkan dan meningkatkan
mutu kehidupan berbangsa itu.

Latar Belakang Lahirnya


TAP MPR no VI Tahun 2001
(tentang Etika Kehidupan Berbangsa)
1.
2.

3.

4.

Masih lemahnya penghayatan dan


pengamalan agama
Sistem sentralisasi pemerintahan di masa
lampau yang mengakibatkan terjadinya
penumpukan kekuasaan di Pusat.
Tidak berkembangnya pemahaman dan
penghargaan atas kebinekaan dan
kemajemukan dalam kehidupan berbangsa.
Terjadinya ketidakadilan ekonomi yang
berasal dari kebijakan publik dan munculnya
perilaku ekonomi yang bertentangan dengan
moralitas dan etika

Latar Belakang Lahirnya


TAP MPR no VI Tahun 2001
(tentang Etika Kehidupan Berbangsa)
5.

6.
7.

8.

Kurangnya keteladanan dalam sikap dan


perilaku sebagian pemimpin dan tokoh
bangsa.
Tidak berjalannya penegakan hukum
Adanya keterbatasan kemampuan budaya
lokal, daerah, dan nasional dalam
merespons pengaruh negatif dari budaya
luar.
Meningkatkan prostitusi, media pornografi,
perjudian, serta pemakaian, peredaran, dan
penyelundupan obat-obat terlarang.

TAP MPR no VI Tahun 2001


mengedepankan :

Kejujuran, amanah, keteladanan,


sportifitas, disiplin, etos kerja,
kemandirian, sikap toleransi, rasa
malu, tanggung jawab, menjaga
kehormatan serta martabat diri
sebagai warga bangsa

ETIKA ORGANISASI
PEMERINTAH
Mencakup etika dalam organisasi,
etika dalam pemerintahan, etika
dalam jabatan, serta nilai-nilai
kepemerintahan yang baik (good
governance) sebagai trend global
etika pemerintahan.

Skema Perubahan Lingkungan


Strategis (Indonesia)
INDONESIA
Perubahan Lingkungan Strategis

Internal

External

(Dari dalam Negeri )

(Dari Luar Negeri )

Reformasi

Globalisasi

(Ekonomi, Sospol,
Sosbud,
Pemerintahan )

- Informasi Terjadi perubahan


- Liberalisasi
(Ek.Sospol, Sosbud,
Pemerintahan)

PERSAINGAN
KOMPETENSI

I. Perubahan Lingkungan Strategis


Internal (dalam negeri)
ORBA
ERA REFORMASI

Perubahan di segala
bidang (transformasi
struktural )

Bad Governance
(Keperintahan yg
buruk)
Paradigma
pemerintah
tradisional

Good Governance (Kepemerintahan yg baik)


Paradigma kepemerintahan kontemporer
- Demokratissasi
- Pemberdayaan + partisipasi masyarakat
- Penegakan hukum + pemberantasan KKN
- Penegakan hak asasi

II. Perubahan Lingkungan Strategis


External (luar negeri)
Kebijakan
(Polecy):
Negara/Pemerinta
h
Indonesia

Kebijakan
(Polecy):
- Negara lain
- Organisasi
Internasional

- Organisasi Internasional
(PBB, Uni Eropa, ASEAN. dsb)

- Lembaga Internasional
(World Bank, IMF, WTO, AFTA,
APEC, dsb)

PENYEBAB

KONDISI
(Sekarang)

AKIBAT

APARAT/
BIROKRAT

BURUKNYA
PELAYANAN
PUBLIK

1. ADMINISTRASI
PUBLIK
- Publik melayani
Aparat

ADM

2. O R G A N I S A S I
KEPEMERINTAHAN
- Lamban
- Kontra Produktif
3. M A N A J E M E N
KEPEMERINTAHAN
- Tidak Efektif dan
Inefisiensi

- Lamban
- Korup
- Berbelit-belit

- High Cost

KRITERIA, PRINSIP 3 E

EFISIEN
EFEKTIF
EKONOMIS

PENYEBAB

KONDISI
(Yang Diinginkan)

AKIBAT

1. ADMINISTRASI
PUBLIK
- High Quality Public
Good and Service

ADM

2. O R G A N I S A S I
KEPEMERINTAHAN
- Good Governance
3. M A N A J E M E N
KEPEMERINTAHAN
- Efektif & Efesien

APARAT/
BIROKRAT
Memiliki semangat
kewirausahaan
Indikator Kinerja
- Input
- Benefit
- Output
- Outcome - Impact

MENINGKATNYA
PELAYANAN
PUBLIK
- Berkualitas
- Efektif
- Efisien
- Profesional

PERUBAHAN PARADIGMA
DARI GOVERNMENT / PEMERINTAHAN
(PEMERINTAH DOMINAN)

KE GOVERNANCE / KEPEMERINTAHAN
(UNSUR : PEMERINTAH, MASYARAKAT,
SWASTA

ASAS KEPEMERINTAHAN
YANG BAIK
RESPONSIVE

PARTICIPATIVE

TRANSPARANT

ACCOUNTABLE

PERMASALAHAN POKOK
1. MUNCULNYA GEJALA DIS-INTEGRASI BANGSA DAN
MEREBAKNYA KONFLIK SOSIAL
2. LEMAHNYA PENEGAKAN HUKUM DAN HAK ASASI
MANUSIA
3. LAMBANNYA PEMULIHAN EKONOMI
4. RENDAHNYA KESEJAHTERAAN RAKYAT,
MENINGKATNYA PENYAKIT SOSIAL DAN LEMAHNYA
KETAHANAN BUDAYA NASIONAL
5. KURANG BERKEMBANGNYA KAPASITAS PEMBANGUNAN
DAERAH DAN MASYARAKAT

PERLU PERHATIAN DAN PEMAHAMAN


APARATUR ATAS:
- Isyu-isyu lokal, nasional regional dan global

Kompetensi Aparatur Meningkat


( Prof. DR. M. Ryaas Rasyid , MA)

AGENDA UTAMA
PEMERINTAHAN
PRESIDEN SBY
2004-2009
Mewujudkan :
1. Indonesia yang lebih aman dan
damai (piece)
2. Indonesia yang lebih adil (justice)
3. Indonesia yang lebih demokratis
(democracy)
4. Indonesia yang lebih sejahtera
(prosperity)

Anda mungkin juga menyukai