4. Landasan Teoritis
a. Wawasan Kebangsaan
1) Setiap warga negara suatu bangsa memiliki rasa kebangsaan dan
memiliki wawasan kebangsaan dalam perasaan atau pikiran
dalam hati nuraninya.
Rasa kebangsaan merupakan hal tidak dapat dilihat tapi dapat
dirasakan meskipun susah dipahami.
Namun apabila ada persoalan atau masalah yang dapat
membangkitkan getaran dan pikiran ketika rasa kebangsaan
tersentuh.
• Rasa kebangsaan dapat timbul dan terpendam secara berbeda
dari orang per orang dengan naluri kejuangannya masingmasing,
tetapi bisa juga timbul dalam kelompok yang berpotensi dahsyat
dan sangat luar biasa kekuatannya.
2) Rasa kebangsaan adalah kesadaran berbangsa, yakni rasa yang
lahir secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang
tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan masa
lampau, serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah
masa kini.
• Dinamika rasa kebangsaan dalam mencapai cita-cita bangsa
berkembang menjadi wawasan kebangsaan, yakni pikiran-pikiran
yang bersifat nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-cita
kehidupan dan tujuan nasional yang jelas. Berdasarkan rasa dan
paham kebangsaan itu, akan timbul semangat kebangsaan atau
semangat patriotisme.
3) Tuntutan yang timbul dari wawasan kebangsaan suatu bangsa
adalah perwujudan jati diri bangsa, dan pengembangan sikap dan
perilaku sebagai bangsa yang meyakini nilai-nilai budaya, yang
lahir dan tumbuh berkembang dan menjelma sebagai kepribadian
bangsa.
4) Wawasan Kebangsaan bagi Bangsa Indonesia dipandang sebagai
falsafah hidup bangsa dan digunakan sebagai “way of life” atau
merupakan kerangka/peta pengetahuan yang mendorong
terwujudnya jati diri dan digunakan sebagai acuan bagi warga
negara Indonesia untuk menghadapi dan menginterpretasi
lingkungannya.
5) Empat Konsensus Dasar. Konsensus dasar yang telah disepakati
bangsa Indonesiaantara lain meliputi:
a) Pancasila, Bangsa Indonesia terbentuk dari berbagai macam
latar belakang etnis dan budaya. Kemajemukan tersebut selain
menjadi kebanggaan yang tidak ternilai harganya sebagai
kekayaan budaya bangsa, juga sekaligus menjadi potensi konflik
yang dapat menghambat proses integrasi bahkan dapat
mengancam keutuhan NKRI. Oleh karenanya diperlukan ideologi
yang dapat mempersatukan seluruh kemajemukan tersebut
menjadi potensi bangsa yang berdaulat dan bermartabat.
Kedudukan Pancasila, dapat diuraikan sebagai berikut:
(1) Pancasila Sebagai Dasar Negara. Pada umumnya pada setiap
UUD suatu negara terdapat bagian yang disebut Pembukaan,
Preambule, atau Mukaddimah yang merupakan bagian yang
sangat penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, karena
dalam Pembukaan tersebut terdapat berbagai konsep, prinsip,
dan nilai dasar yang dijadikan landasan berpijak dalam
menjalankan roda kenegaraan dan pemerintahan dalam
mencapai tujuan yang hendak dicapai.
(2) Pancasila Sebagai Ideologi. Pancasila merupakan pandangan
hidup bangsa dan negara. Keberadaannya bermula dari
pandangan hidup masyarakat ini belum disistematisasi dan belum
disusun secara logis. Selain itu, Pancasila pun hanya menjadi
pedoman dalam bersikap dan berperilaku untuk pribadi-pribadi
anggota masyarakat yang bersangkutan tanpa ada keinginan
untuk disebarluaskan.
b) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(UUD NRI Tahun 1945)
• Semua konstitusi mengatur kekuasaan pemerintahan negara
terhadap seluruh aset kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kekuasaan tersebut perlu diatur dan dibatasi agar
tidak digunakan secara absolut.
• Oleh karenanya perlu ada pembatasan-pembatasan terhadapnya
yang dituangkan dalam konstitusi. Jadi setiap konstitusi adalah
pengaturan mengenai pembatasan atau pengawasan terhadap
kekuasaan pemerintahan negara.Adapun esensi UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai berikut:
(1) Nilai demokrasi, mengandung makna bahwa kedaulatan berada
ditangan rakyat, dan setiap warga memiliki kebebasan yang
bertanggung jawab terhadap penyelenggara pemerintahan;
(2) Nilai kesamaan derajat, setiap warga Negara memiliki hak,
kewajiban, dan kedudukan yang sama di depan hukum;
(3) Nilai ketaatan hukum, setiap warga Negara tanpa pandang bulu
wajib menaati setiap hukum dan peraturan yang berlaku.
(4) Konsultasi dan Kerja Sama, Lebih pada sikap konsultatif dan kerja
sama serta saling menghargai dengan Konsepsi ketahanan
nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan
antagonistis tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik
semata, tetapi mengandalkan kekuatan moral dan kepribadian
bangsa.
selesai