Anda di halaman 1dari 36

BAB III

TATANAN DASAR BELA NEGARA


3.1 Pendahuluan
• Pertemuan keenam membahas nilai dasar bela negara yang
kedua yaitu sadar berbangsa dan bernegara.
• LO hard skills pertemuan ini mahasiswa dapat menjelaskan
pengertian, bentuk pelaksanaan dan indikator nilai-nilai
sadar berbangsa dan bernegara.
• Sedangkan LO soft skills adalah mahasiswa memiliki
kemampuan personal effectiveness, presenting, disiplin,
Unggul, jujur/non plagiarisme sadar berbangsa dan
bernegara.
• Relevansi materi kuliah ini adalahbanyaknya pelanggaran yang
dilakukan warga negara di berbagai dimensi kehidupan serta
kurangnya kesadaran untuk menjalankan kewajibannya sebagai
warga negara, menunjukan bahwa kesadaran berbangsa dan
bernegara sebagai warga negara masih rendah.
• Dengan memahami konsep dan pentingnya kesadaran ini, bisa
menumbuhkan kesadaran dalam menjalankan kewajiban sebagai
warga negara.
3.2 Isi
3.2.1. Landasan Normatif
1. Landasan Filosofis.
a. Membangun dan mempertahankan semangat nasionalisme
dalam kerangka kesadaran bela negara bagi setiap warga negara
tidaklah mudah seperti membalik telapak tangan, terlebih lagi
dengan keragaman budaya, agama, adat istiadat, ras dan lain-
lainnya.
Oleh karena itu bangsa Indonesia perlu Pancasila sebagai
landasan/ideologi negara yang dapat menyatukan adanya
keragaman bangsa Indonesia dalam kerangka Bhinneka Tunggal
Ika.
b. Pancasila juga sebagai alat membangun karakter bangsa yang
memerlukan semangat kebangsaan dan memerlukan kesadaran
setiap warga negara agar nilai-nilai Pancasila dapat terus menerus
tertanam dengan baik dan dapat menumbuhkan kesadaran warga
negara akan hak dan kewajibannya serta cerdas menghadapi
pengaruh globalisasi.
c. Pembinaan dan pendayagunaan warga negara yang sadar akan
hak dan kewajibannya merupakan bagian integral dari upaya
pembangunan nasional dibidang sumber daya manusia. Hak dan
kewajiban yang paling mendasar bagi setiap warga negara
Indonesia ialah melakukan pembelaan negara, yang menuntut
adanya kesadaran bela negara. Sebab tanpa adanya upaya bela
negara dan kesadaran bela negara, maka kelangsungan hidup
bangsa dan negara akan terancam eksistensinya.
d. Terkait dengan hal diatas, dikembangkan nilai dasar bela negara
dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup bangsa dan
negara. Nilai dasar bela negara dimaksud mencakup: cinta tanah
air, sadar berbangsa dan bernegara, yakin pada Pancasila sebagai
ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta,
memiliki kemampuan awai bela negara secara fisik dan psikis,
dalam mengabdi kepada bangsa dan negara.
2. Landasan Historis.
• Proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
berjalan cukup panjang dimulai dari kerajaan kutai di Pulau
Kalimantan, Kerajaan Sriwijaya di Sumatera, kerajaan Majapahit di
Jawa Timur, kedatangan bangsa Eropah yang pada mulanya
bermaksud melakukan perniagaan dan pada akhirnya menjajah
• Selama kurun waktu tersebut, Bangsa Indonesia tidak
hentihentinya berjuang untuk menjadi bangsa yang terhormat
dan mempunyai jati diri dan karakter sebagai bangsa yang
merdeka.
• Oleh para pendiri bangsa kita (The founding father) merumuskan
secara sederhana namun mendalam yang meliputi lima prinsip
(sila) dan diberi nama Pancasila. Secara historis nilai-nilai yang
terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum dirumuskan dan
disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara obyektif historis
telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri.
• Sehingga asal nilai-nilai Pancasila tersebut tidak lain adalah dari
bangsa Indonesia sendiri, atau bangsa Indonesia sebagai kausa
materialis Pancasila.
• Sejarah, telah menunjukkan bahwa kesadaran merebut dan
mempertahankan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, rakyat Indonesia secara serentak, saling bahu
membahu dengan segala bentuk upayanya, baik secara fisik
(militer atau kekuatan bersenjata) dan non-fisik (perundingan dan
diplomasi).
• Upaya yang dilakukan ini didorong oleh kesadaran dan rasa
tanggungjawab untuk ikut serta dalam usaha pembelaan Negara.
Kekuatan yang terlibat dalam perjuangan mempetahankan
kemerdekaan antara lain.
a. Rakyat. Kekuatan rakyat pada saat itu dapat dibagi dalam 2 bagian
1) Rakyat bersenjata. Komponen rakyat bersenjata terorganisir
dalam beberapa organisasi yang terpisah-pisah, seperti Pasukan
gerilya desa (pager desa), Organisasi keamanan desa (OKD) dan
organisasi perlawanan rakyat (OPR), Tentara Pelajar dan lain
sebagainya.
2) Rakyat tidak bersenjata terorganisir dalam wujud; Badan
Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP), Palang Merah
Indonesia (PMI), Jawatan militer dan perusahaan pemerintah
yang bergerak di bidang kehutanan, perkebunan, industri, jasa
dan transportasi.

b. Tentara. Kekuatan tentara merupakan hasil perkembangan


berkelanjutan dari keinginan rakyat untuk memiliki angkatan
bersenjata sendiri. Mula-mula berbentuk Badan Keamanan
Rakyat (BKR), dari yang berubah menjadi Tentara Keamanan
Rakyat kemudian Tentara Keselamatan Rakyat (TKR) dan Tentara
Republik Indonesia (TRI) selanjutnya TNI.
3. Landasan Yuridis.
a. UUD Tahun 1945 pasal 27 ayat (3) yang menyatakan bahwa
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara”,
b. UUD Tahun 1945 Pasal 30 ayat (1) dan (2) yang menyatakan
bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara” dan “Usaha
pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan melalui sistem
pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional
Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, sebagai
kekuatan utama, dan rakyat, sebagai kekuatan pendukung.”
c. Undang-undang RI nomor 39 tahun 1999 Pasal 68 tentang
HakAsasi Manusia yang didalamnya memuat “setiap warga negara
wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”
d. Undang-undang RI Nomor 3 Tahun 2002, mengamanatkan bahwa
sistem pertahanan negara diselenggarakan dengan
memberdayakan seluruh sumber daya nasional, yang setiap saat
siap didayagunakan.

4. Landasan Teoritis
a. Wawasan Kebangsaan
1) Setiap warga negara suatu bangsa memiliki rasa kebangsaan dan
memiliki wawasan kebangsaan dalam perasaan atau pikiran
dalam hati nuraninya.
Rasa kebangsaan merupakan hal tidak dapat dilihat tapi dapat
dirasakan meskipun susah dipahami.
Namun apabila ada persoalan atau masalah yang dapat
membangkitkan getaran dan pikiran ketika rasa kebangsaan
tersentuh.
• Rasa kebangsaan dapat timbul dan terpendam secara berbeda
dari orang per orang dengan naluri kejuangannya masingmasing,
tetapi bisa juga timbul dalam kelompok yang berpotensi dahsyat
dan sangat luar biasa kekuatannya.
2) Rasa kebangsaan adalah kesadaran berbangsa, yakni rasa yang
lahir secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang
tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan masa
lampau, serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah
masa kini.
• Dinamika rasa kebangsaan dalam mencapai cita-cita bangsa
berkembang menjadi wawasan kebangsaan, yakni pikiran-pikiran
yang bersifat nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-cita
kehidupan dan tujuan nasional yang jelas. Berdasarkan rasa dan
paham kebangsaan itu, akan timbul semangat kebangsaan atau
semangat patriotisme.
3) Tuntutan yang timbul dari wawasan kebangsaan suatu bangsa
adalah perwujudan jati diri bangsa, dan pengembangan sikap dan
perilaku sebagai bangsa yang meyakini nilai-nilai budaya, yang
lahir dan tumbuh berkembang dan menjelma sebagai kepribadian
bangsa.
4) Wawasan Kebangsaan bagi Bangsa Indonesia dipandang sebagai
falsafah hidup bangsa dan digunakan sebagai “way of life” atau
merupakan kerangka/peta pengetahuan yang mendorong
terwujudnya jati diri dan digunakan sebagai acuan bagi warga
negara Indonesia untuk menghadapi dan menginterpretasi
lingkungannya.
5) Empat Konsensus Dasar. Konsensus dasar yang telah disepakati
bangsa Indonesiaantara lain meliputi:
a) Pancasila, Bangsa Indonesia terbentuk dari berbagai macam
latar belakang etnis dan budaya. Kemajemukan tersebut selain
menjadi kebanggaan yang tidak ternilai harganya sebagai
kekayaan budaya bangsa, juga sekaligus menjadi potensi konflik
yang dapat menghambat proses integrasi bahkan dapat
mengancam keutuhan NKRI. Oleh karenanya diperlukan ideologi
yang dapat mempersatukan seluruh kemajemukan tersebut
menjadi potensi bangsa yang berdaulat dan bermartabat.
Kedudukan Pancasila, dapat diuraikan sebagai berikut:
(1) Pancasila Sebagai Dasar Negara. Pada umumnya pada setiap
UUD suatu negara terdapat bagian yang disebut Pembukaan,
Preambule, atau Mukaddimah yang merupakan bagian yang
sangat penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, karena
dalam Pembukaan tersebut terdapat berbagai konsep, prinsip,
dan nilai dasar yang dijadikan landasan berpijak dalam
menjalankan roda kenegaraan dan pemerintahan dalam
mencapai tujuan yang hendak dicapai.
(2) Pancasila Sebagai Ideologi. Pancasila merupakan pandangan
hidup bangsa dan negara. Keberadaannya bermula dari
pandangan hidup masyarakat ini belum disistematisasi dan belum
disusun secara logis. Selain itu, Pancasila pun hanya menjadi
pedoman dalam bersikap dan berperilaku untuk pribadi-pribadi
anggota masyarakat yang bersangkutan tanpa ada keinginan
untuk disebarluaskan.
b) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
(UUD NRI Tahun 1945)
• Semua konstitusi mengatur kekuasaan pemerintahan negara
terhadap seluruh aset kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kekuasaan tersebut perlu diatur dan dibatasi agar
tidak digunakan secara absolut.
• Oleh karenanya perlu ada pembatasan-pembatasan terhadapnya
yang dituangkan dalam konstitusi. Jadi setiap konstitusi adalah
pengaturan mengenai pembatasan atau pengawasan terhadap
kekuasaan pemerintahan negara.Adapun esensi UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai berikut:
(1) Nilai demokrasi, mengandung makna bahwa kedaulatan berada
ditangan rakyat, dan setiap warga memiliki kebebasan yang
bertanggung jawab terhadap penyelenggara pemerintahan;
(2) Nilai kesamaan derajat, setiap warga Negara memiliki hak,
kewajiban, dan kedudukan yang sama di depan hukum;
(3) Nilai ketaatan hukum, setiap warga Negara tanpa pandang bulu
wajib menaati setiap hukum dan peraturan yang berlaku.

c) Negara Kesatuan Republik Indonesia ditinjau dari:


• (1) Kondisi Geografis. Secara geografis dan geologis Indonesia
terletak di wilayah rawan bencana. Di wilayah Indonesia terdapat
128 gunung api aktif, 500 sungai besar dan kecil, Indonesia juga
terletak pada pertemuan 3 lempeng utama geologi dunia (Indo-
Australia, Eurasia dan Pasific), serta musim hujan dan musim
kemarau. Kesemuanya memiliki potensi positif, namun juga
memiliki potensi negatif yang dapat menimbulkan bencana alam,
bencana non alam, maupun bencana sosial.
(2) Kondisi Sosial Budaya.
• Ciri khas keberagaman bangsa Indonesia yang multikultur dan
multietnis adalah sebuah realitas yang telah sejak lama disadari oleh
bangsa Indonesia. Realitas keberagaman ini dapat bertahan hingga
saat ini disebabkan adanya pemahaman untuk tidak
mempertentangkan disparitas antara satu dengan yang lain, namun
perbedaan tersebut diterima sebagai suatu kewajaran, dan yang paling
utama adalah menyelaraskan perbedaan menjadi satu kesatuan, satu
tujuan, satu tindakan menuju cita-cita bersama.
• Perbedaan adalah kenyataan yang harus diterima dan bukan untuk
dipertentangkan. Pluralisme masyarakat dalam tatanan sosial agama
dan suku bangsa telah ada sejak jaman nenek moyang, kebhinnekaan
budaya yang dapat hidup berdampingan secara damai merupakan
kekayaan yang tak ternilai dalam khasanah budaya nasional.
• Nilai budaya yang berkembang dalam masyarakat Indonesia, akan selalu
berakar dari kearifan tradisional yang muncul dan berkembang sejalan
dengan perkembangan masyarakat itu sendiri.
d) Bhinneka Tunggal Ika.
• Kemajemukan masyarakat Indonesia di satu pihak merupakan
kebanggaan yang tidak ternilai harganya sebagai kekayaan budaya
bangsa, namun di sisi lain dapat pula menjadi potensi konflik
besar yang dapat menghambat proses integrasi bahkan dapat
mengancam keutuhan NKRI.Pemahaman tentang “Bhinneka
Tunggal Ika” dapat dijabarkan dalam hal sebagai berikut:
(1) Berbeda tapi satu.
(2) Menggambarkan gagasan dasar yaitu menghubungkan daerah-
daerah dari suku-suku berapa di seluruh Nusantara menjadi
Kesatuan Raya.
(3) Berbeda-beda tetapi satu jua. Meskipun penduduk Indonesia itu
beraneka ragam budaya dan adat istiadatnya, semuanya bersatu
dalam satu wadah NKRI.
(4) Berbeda-beda namun tetap manunggal satu.
(5) Beraneka ragam tapi satu.
• Pemahaman di atas walaupun dinyatakan dengan kalimat
berbeda, namun pada dasarnya mengandung esensi yang senada
bahwa dalam konsep Bhinneka Tunggal Ika mengandung tiga
unsur utama:
(1) Ada keanekaragaman atau kemajemukan;
(2) Keanekaragaman atau kemajemukan merupakan kenyataan yang
tidak dapat ditolak, alamiah;
(3) Terintegrasi dalam satu negara bangsa Indonesia.
Dari uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai
kebangsaan sebagai kristalisasi nilai-nilai yang terkandung dalam
konsensus dasar bangsa meliputi adalah Nilai Ketuhanan, Nilai
Persatuan, Nilai Demokrasi, Nilai Keadilan, Nilai Pluralis dan
Multikulturaiis, Nilai Patriotisme.
b. Wawasan Nusantara (Wasantara)
1) Wawasan Nusantara
• sebagai bagian dari wawasan kebangsaan adalah cara pandang
bangsa Indonesia yang timbul karena kesadaran diri dan tempaan
sejarah mengandung nilai-nilai luhur bengsa, diantaranya:
pengorbanan demi kepentingan nasional; kesetaraan dalam
perjuangan mewujudkan cita-cita; kekeluargaan dalam menjalin
hubungan harmonis antar individu, kelompok, antar individu
dengan kelompok, masyarakat bangsa dan antar bangsa; dan
gotong-royong dalam kepedulian untuk saling membantu dengan
ikhlas guna saling memenuhi kebutuhan. Dalam wawasan
nusantara terkandung 4 (empat) nilai pokok, adalah sebagai
berikut:
a) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik:
(1) bahwa kebulatan wilayah nasional dengan segala isi dan
kekayaan yang terkandung di dalamnya merupakan satu
kesatuan wilayah, wadah, ruang hidup dan kesatuan matra
seluruh bangsa, serta menjadi modal dan milik bersama bangsa;
(2) bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku, agama,
budaya, adat, kelompok, golongan dan bahasa daerah yang ada
di dalamnya merupakan satu kesatuan bangsa yang bulat dan
solid;
(3) secara psikologis bersatu, senasib, sepenanggungan, sebangsa
dan setanah air, serta mempunyai satu tujuan dalam mencapai
cita-cita bangsa;
(4) Pancasila adalah satu-satunya falsafah serta ideologibangsa dan
negara yang melandasi, membimbing dan mengarahkan bangsa
menuju tujuannya;
(5) kehidupan politik di seluruh wilayah nusantara merupakan satu
kesatuan politik yang diselenggarakan berdasarkan Pancasila dan
UUD NRI Tahun 1945;
(6) seluruh kepulauan nusantara merupakan satu kesatuan sistem
hukum dalam arti hanya ada satu hukum yang mengabdi kepada
kepentingan nasional;
(7) Bangsa Indonesia yang hidup berdampingan dengan negara lain
ikut menciptakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial yang
diabdikan untuk kepentingan nasional.
b) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan ekonomi;
(1) kekayaan baik potensial maupun efektif adalah modal dan milik
bersama bangsa, dan keperluan hidup sehari-hari harus tesedia
merata di seluruh wilayah nusantara;
(2) perkembangan ekonomi harus serasi dan seimbang di seluruh
daerah tanpa meninggalkan ciri khas yang dimiliki oleh daerah
dalam pengembangan kehidupan ekonominya;
(3) kehidupan perekonomian di seluruh wilayah nusantara
merupakan satu kesatuan ekonomi yang diselenggarakan sebagai
usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan ditujukan
bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat.

c) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan sosial dan


budaya:
(1) masyarakat Indonesia adalah satu, perikehidupan bangsa harus
merupakan kehidupan yang serasi dengan terdapatnya tingkat
kemajuan masyarakat yang sama, merata dan seimbang serta
adanya keselarasan kehidupan yang sesuai dengan tingkat
kemajuan bangsa;
(2) budaya Indonesia pada hakikatnya adalah satu, sedang corak
ragam budaya yang ada menggambarkan kekayaan budaya
bangsa yang menjadi modal dan landasan pengembangan budaya
bangsa dengan tidak menolak nilai-nilai budaya lain yang tidak
bertentangan dengan nilai-nilai budaya bangsa, yang hasilnya
dapat dinikmati oleh bangsa.

d) Perwujudan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan


pertahanan dan keamanan:
(1) bahwa ancaman terhadap satu pulau atau satu daerah pada
hakikatnya merupakan ancaman terhadap seluruh bangsa dan
negara;
(2) bahwa tiap-tiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban
yang sama dalam rangka pembelaan negara dan bangsa.
2) Konsepsi Wasantara.
• Konsepsi Wasantara menganut filosofi dasar geopolitik
Indonesia dan wawasan kebangsaan yang mengandung tiga
unsur kebangsaan, yaitu rasa kebangsaan, paham kebangsaan,
dan semangat kebangsaan.
• Ketiga unsur ini menyatu secara utuh dan mengkristal dalam
Pancasila dan Wasantara serta menjadi jiwa bangsa Indonesia,
dan sekaligus pendorong tercapainya cita-cita proklamasi,
sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945.
• Wasantara dapat disebut Geopolitik Indonesia. Apabila ditinjau
dari tataran pemikiran yang berlaku di Indonesia,
• Wasantara merupakan prasyarat terwujudnya cita-cita nasional,
suatu cita-cita terbentuknya negara Indonesia yang
merdeka,bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
• Dalam kalimat pendek dapat diutarakan bahwa Wawasan
Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan
lingkungan keberadaannya dengan memanfaatkan kondisi dan
konstelasi geografi denganmenciptakan tanggung jawab,
motivasi, dan rangsangan bagi seluruh bangsa Indonesia untuk
mencapai tujuan nasional.

3) Hakikat Wasantara adalah cara pandang bangsa Indonesia


tentang ciri dan lingkungan keberadaannya dalam memanfaatkan
kondisi dan konstelasi geografi dengan menciptakan tanggung
jawab dan motivasi atau dorongan bagi seluruh bangsa Indonesia
untuk mencapai tujuan nasional.
Cara pandang tersebut bersifat integratif karena dijiwai oleh
Pancasila yang mendorong kebersamaan dalam kehidupan
nasional dan dilandasi oleh Undang-Undang Dasar 1945 yang
menyatukan Indonesia serta dijiwai pula olehpengalaman sejarah
dan budaya bangsa Indonesia yang bersifat kekeluargaan.
4) Prinsip Wasantara adalah tumpuan berpikir, berkehendak, dan
bertindak dalam penyelenggaraan kehidupan nasional menurut
konsep dasar Wawasan Nasional bangsa Indonesia, yaitu
Wawasan Nusantara, yang tidak lain dari batu bangun wawasan
nasional bangsa Indonesia.
Konsepkonsep tersebut terdiri atas persatuan dan kesatuan,
Bhinneka Tunggal Ika, kebangsaan, negara kebangsaan,
geopolitik dan negara kepulauan. Dalam merumuskan prinsip-
prinsip Wawasan Nusantara, acuan dan saringan dalam
perumusan ialah nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila,
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, Sumpah Pemuda 1928,
dan semangat Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
5) Asas Wasantara adalah ketentuan-ketentuan atau kaidahkaidah
dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara, dan diciptakan agar
terwujud dan dihayati cara pandang yang utuh menyeiuruh
dalam lingkup dan demi kepentingan nasional dengan
mengutamakan persatuan bangsa dan kesatuan wilayah
Indonesia, juga dengan tetap menghargai dan menghormati
kebinekaan dalam setiap aspek kehidupan nasional.

6) Wasantara adalah terwujudnya persatuan dan kesatuan yang


dijiwai kekeluargaan dan rasa kebersamaan bangsa Indonesia.
Jiwa kekeluargaan dan persaudaraan mengandung semangat
toleransi yang tinggi dan kepedulian terhadap sesama bangsa
sehingga kehidupan multikultural dan plural akan menjadi
kenyataan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara bagi bangsa Indonesia.
7) Kedudukan Wasantara adalah sebagai ajaran dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk menyikapi
realita kehidupan bangsa Indonesia. Dengan memahami dan
menghayati ajaran tersebut, diharapkan akan bertumbuh sikap
integratif, inklusif, dan akomodatif dalam diri bangsa Indonesia.

c. Ketahanan Nasional (Tannas)


1) Tannas Indonesia adalah kondisi dinamik bangsa Indonesia yang
meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang terintegrasi
berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional, dalam menghadapi dan
mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan, dan gangguan,
baik yang datang dari luar maupun dari dalam, untuk menjamin
identitas, integritas, kelangsungan hidup bangsa dan negara, serta
perjuangan mencapai tujuan nasionalnya.
2) Konsepsi Tannas Indonesia adalah konsepsi pengembangan
kekuatan nasional melalui pengaturan dan penyelenggaraan
kesejahteraan dan keamanan yang seimbang, serasi, dan selaras
dalam seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh dan
terpadu berlandaskan Pancasila, UUD 1945, dan wawasan
nusantara. Dengan kata lain, konsepsi ketahanan nasional
Indonesia merupakan pedoman untuk meningkatkan keuletan
dan ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dengan pendekatan
kesejahteraan dan keamanan.
3) Hakikat Tannas dan Konsepsi Tannas:
a) Hakikat ketahanan nasional Indonesia adalah keuletan dan
ketangguhan bangsa yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan
nasional.
b) Hakikat konsepsi ketahanan nasional Indonesia
adalahpengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan
keamanan secara seimbang, serasi, dan selaras dalam seluruh
aspek kehidupan nasional.
4) Asas Tannas
a) Asas Kesejahteraan dan Keamanan. Kesejahteraan dan
keamanan dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan dan
merupakan kebutuhan manusia yang mendasar serta esensial,
baik sebagai perseorangan maupun kelompok dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dengan demikian,
kesejahteraan dan keamanan merupakan asas dalam sistem
kehidupan nasional.
Tanpa kesejahteraan dan keamanan, sistem kehidupan nasional
tidak akan dapat berlangsung sehingga kesejahteraan dan
keamanan merupakan nilai intrinsik yang ada pada sistem
kehidupan nasional itu sendiri.
b) Asas Komprehensif Integral (Menyeluruh Terpadu). Sistem
kehidupan nasional mencakup segenap aspek kehidupan bangsa
secara utuh, menyeluruh, dan terpadu dalam bentuk perwujudan
persatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan selaras dari
seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Dengan demikian, ketahanan nasional mencakup ketahanan
segenap aspek kehidupan bangsa secara utuh, menyeluruh, dan
terpadu (komprehensif integral)
5) Sifat, Kedudukan, dan Fungsi
a) Sifat Tannas. Ketahanan nasional memiliki sifat yang terbentuk
dari nilai-nilai yang terkandung dalam landasan dan asas-
asasnya, yaitu sebagai berikut:
(1) Mandiri, Ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan
dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang
mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada
identitas, integritas, dan kepribadian bangsa.
(2) Dinamis, Ketahanan nasional tidaklah tetap, tetapi dapat
meningkat ataupun menurun tergantung pada situasi dan kondisi
bangsa dan negara, serta kondisi lingkungan startegisnya.
• .
(3) Wibawa, Keberhasilan pembinaan ketahanan nasional Indonesia
secara berlanjut dan berkesinambungan akan meningkatkan
kemampuan dan kekuatan bangsa yang dapat menjadi faktor
yang diperhatikan pihak lain. Makin tinggi tingkat ketahanan
nasional Indonesia makin tinggi pula nilai kewibawaan nasional
yang berarti makin tinggi tingkat daya tangkal yang dimiliki bangsa
dan negara Indonesia

(4) Konsultasi dan Kerja Sama, Lebih pada sikap konsultatif dan kerja
sama serta saling menghargai dengan Konsepsi ketahanan
nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap konfrontatif dan
antagonistis tidak mengandalkan kekuasaan dan kekuatan fisik
semata, tetapi mengandalkan kekuatan moral dan kepribadian
bangsa.
selesai

Anda mungkin juga menyukai