Anda di halaman 1dari 33

WAWASAN KEBANGSAAN

Oleh: Dr. Jumadi, S.Sos, M.Si


(Dosen FISIP Universitas Tanjungpura Pontianak)

Disampaikan Dalam Kegiatan Manajemen Talenta Bintara POLRI yang


Diselenggarakan Oleh POLDA Kalbar Pada Tanggal 10 Oktober 2022
PENDAHULUAN
• Pemahaman wawasan kebangsaan pada hakikatnya terkait dengan kesadaran berbangsa
dan bernegara yang terwujud dalam sikap dan tingkah laku warga negara di mana harus
sesuai dengan kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan
tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai amanah yang ada dalam Pembukaan UUD
1945), melalui:
1) Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan negara Indonesia yang terdiri
dari beberapa suku bangsa.
2) Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk menjaga
kelangsungan hidup bangsa dan negara.
3) Memiliki kesadaran atas tanggung jawab sebagai warga negara Indonesia yang
menghormati lambang-lambang negara dan mentaati peraturan perundangundangan.
• Berbagai masalah yang berkaitan dengan kesadaran berbangsa dan
bernegara perlu mendapat perhatian dan tanggung jawab bersama,
sehingga amanat pada UUD 1945 untuk menjaga dan memelihara NKRI
serta kesejahteraan rakyat semakin terwujud.
• Hal yang dapat mengganggu kesadaran berbangsa dan bernegara yang
perlu dicermati secara seksama adalah: semakin tipisnya kesadaran dan
kepekaan sosial, ditambah lagi dengan himpitan masalah sosial, budaya,
ekonomi maupun politik.
• 
• Berbagai persoalan masyarakat kini semakin dinamis dan semakin
kompleks seiring dengan perkembangan dunia yang terus berubah akibat
kemajuan teknologi informasi yang semakin canggih.
• Dunia yang terus berubah itu akan terus menghadirkan berbagai
persoalan yang melingkupinya termasuk di wilayah NKRI ini.
Karenanya Polri dituntut untuk memiliki kemampuan turut membantu
masyarakat dalam menghadapi berbagai persoalan tersebut dalam
bingkai keamanan masyarakat.
PENGERTIAN WAWASAN KEBANGSAAN

• Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka


mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri
bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system)
yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka
Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara
demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
• Dalam memahami Wawasan kebangsaan, maka perlu diuraikan secara singkat
tentang konsep kebangsaan Indonesia.
KONSEP KEBANGSAAN
• Kebangsaan berasal dari kata dasar bangsa. Pengertian bangsa adalah jiwa yang
mengandung kehendak untuk bersatu (Ernest Renan) atau seperti yang ditegaskan oleh Bung
Hatta (BPUPKI, 1945) yang secara ringkas disebut sebagai himpunan masyarakat yang
memiliki keinsyafan sebagai suatu persekutuan yang tersusun menjadi satu, karena percaya
akan nasib dan tujuan.
• Sedangkan Bung Karno (BPUPKI, 1945) memperluas pengertian “Bangsa” sebagai
himpunan masyarakat yang bersama sama tinggal dalam suatu wilayah yang merupakan
satu kesatuan geopolitik.
Kehendak secara sadar (keinsyafan) Memiliki tujuan yang sama
untuk bersatu

Dari ketiga tokoh tersebut, diperoleh pemahaman


bahwa bangsa secara esensial ditentukan oleh 4
kriteria penentu

Wilayah yang sama sebagai satu Memiliki latar belakang sejarah yang
kesatuan ruang hidup sama
• Empat kriteria penentuan tersebut memperjelas makna bahwa bangsa tidak
terbentuk oleh kesamaan budaya, adat istiadat, agama, daerah asal, atau berbagai
kesamaan ciri lahiriah semata.
• Sebagai konsep, kebangsaan merupakan mekanisme kehidupan kelompok yang
beragam, dengan ciri-ciri persaudaraan, kesetaraan, kesetiakawanan, kebersamaan,
dan kesediaan berkorban.
• Konsep kebangsaan harus terus ditumbuhkan pada masyarakat bangsa, dan
dikembangkan secara terstruktur yaitu berturut-turut pada tingkat kesadarannya
kemudian menjadikannya sebagai semangat, dan mengaktualisasikannya dalam
tekad/komitmen kebangsaan.
KEBERADAAN SUATU BANGSA DALAM BINGKAI NEGARA, PADA
DASARNYA DILANDASI OLEH TIGA HAL MENDASAR

KESADARAN
Kesadaran meliputi dua
SEMANGAT
fenomena realitas yaitu
”kesadaran ruang” dalam arti Spirit para founding fathers
TEKAD YG KUAT
pemahaman terhadap konfigurasi dan kita semua untuk
geografis, dan ”kesadaran isi”, mewujudkan fenomena realitas Suatu keberanian mengambil
yaitu kemajemukan dan tadi menjadi satu "entity" ..... resiko untuk mencapai tujuan
heterogenitas kita sebagai suatu kesatuan yang utuh atau mendapatkan sesuatu
bangsa, dalam aspek kultur,
etnik, bahasa dan agama
FAKTOR PENGUAT DAN SANGAT MONUMENTAL
BERDIRINYA “NEGARA BANGSA”

Kebangkitan bangsa pada


Sumpah Pemuda 28 Proklamasi 17 Agustus
Tahun1908 (Boedi Oetomo
Oktober 1928 1945
)
MAKNA WAWASAN KEBANGSAAN
• Wawasan kebangsaan mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar menempatkan persatuan,
kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
atau golongan;
• Wawasan kebangsaan mengembangkan persatuan Indonesia sedemikian rupa sehingga asas
Bhinneka Tunggal Ika dipertahankan;
• Wawasan kebangsaan tidak memberi tempat pada patriotisme yang licik;
• Dengan wawasan kebangsaan yang dilandasi oleh pandangan hidup Pancasila, bangsa
Indonesia telah berhasil merintis jalan menjalani misinya di tengah-tengah tata kehidupan di
dunia;
• NKRI yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur bertekad untuk mewujudkan
bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir batin, sejajar dengan bangsa lain yang
sudah maju.
NILAI DASAR WAWASAN KEBANGSAAN

• Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan


Tuhan Yang Maha Esa;
• Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merkeka, dan besatu;
• Cinta akan tanah air dan bangsa;
• Demokrasi atau kedaulatan rakyat;
• Kesetiakawanan sosial;
• Masyarakat adil-makmur.
3 UNSUR DASAR WAWASAN KEBANGSAAN

• Wadah kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara mencakup seluruh wilayah Indonesia yang memiliki sifat serba nusantara
dengan kekayaan alam dan penduduk serta aneka ragam budaya.
• wadah beragam kegiatan kenegaraan dalam bentuk supra struktur politik dan wadah dalam kehidupan bermasyarakat pada berbagai
Wadah kelembagaan dalam bentuk infra struktur politik.
(Contour)

• Isi (Content) merupakan aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat dan cita-cita serta tujuan nasional.
Isi
(Content)

• Tata laku Lahiriah yaitu tercermin dalam perbuatan, tindakan dan perilaku dari bangsa Indonesia.
Tata laku • Tata laku Bathiniah yaitu mencerminkan jiwa, semangat dan mentalitas yang baik dari bangsa Indonesia.
(Conduct)
Memahami secara mendalam
falsafah Pancasila yang
mengandung nilai-nilai dasar
sebagai pedoman dalam bersikap
dan bertingkah laku yang
bermuara pada terbentuknya
karakter bangsa

Menjadi sumber perumusan


kebijakan desentralisasi Menjadikan bangsa yang tidak
pemerintahan dan pembangunan mengisolasi diri dari bangsa lain,
dalam rangka pengembangan menjiwai semangat bangsa bahari
otonomi daerah harus dapat yang terimplementasikan dalam
mencegah disintegrasi/pemecahan wawasan nusantara
Negara Kesatuan RI

Fungsi wawasan
kebangsan
TUJUAN WAWASAN KEBANGSAAN

Meredam
Terbentuknya Menjaga sejarah berkembangnya
bangsa yang kuat, Revitalisasi dan penonjolan Meningkatkan
kebangsaan
kukuh bersatu, reimplementasi primordialisme kualitas penangkal
Indonesia dan
berdaya saing nilai-nilai sempit, kesukuan, dunia maya demi
kecintaan akan kedaerahan dan
tinggi dan pancasila lestarinya bangsa
sejahtera NKRI mencegah disintegrasi
bangsa
Hakekat Wawasan
Kebangsaan

Hakekat Wawasan Kebangsaan adalah keutuhan nasional / nusantara,


dalam pengertian cara pandang yang selalu utuh menyeluruh dalam
lingkup nusantara dan demi kepentingan nasional. Berarti setiap warga
negara dan aparatur negara wajib berfikir, bersikap dan bertindak
secara utuh menyeluruh dalam lingkup dan demi kepentingan bangsa
termasuk produk-produk yang dihasilkan oleh lembaga negara.
MENGAPA DIPERLUKAN PEMANTAPAN
WAWAWAN KEBANGSAAN ?
• Indonesia merdeka sebagai satu kesatuan negara bangsa, memiliki
Pancasila sebagai dasar negara, ideologi nasional, dan falsafah atau
pandangan hidup bangsa, yang terbukti tangguh dan memiliki kesaktian
dalam melewati berbagai batu ujian dan dinamika sejarah sistem politik,
sejak zaman demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin (Orde
Lama), Orde Baru, hingga di Era Reformasi saat ini, sebagaimana yang
termaktub dalam Alinea Keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945.
• Kita menyadari bahwa tantangan akan selalu ada, dan hanya mungkin dihadapi
dengan kerja keras segenap warga bangsa secara terintegrasi. Oleh karenanya, kita
perlu secara terus menerus membangun Pemantapan Wawasan Kebangsaan.
• Proses Pemantapan Wawasan Kebangsaan ini merupakan Unfinish Agenda, suatu
proses yang kontiniu dan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan globalisasi.
• Oleh karena itu, semakin penting agar para penyelenggara negara di pusat dan
daerah, serta masyarakat wajib berpegang teguh melaksanakan 4 (empat)
konsensus dasar dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
EMPAT KONSENSUS (FONDASI) DASAR DALAM
KEBANGSAAN

Pancasila UUD 1945

Bhinneka
NKRI Tunggal Ika
EMPAT KONSENSUS (FONDASI) DASAR NEGARA

BHINNEKA
PANCASILA UUD 1945 NKRI
TUNGGAL IKA

Pancasila Undang-Undang NKRI Bhinneka Tunggal


Dasar 1945 • Sejarah Konsep Ika
• Pancasila Sebagai
Ideologi dan Dasar • Paham Negara Kesatuan • Penemuan dan
Negara Konstitusionalisme dalam Undang- Landasan Hukum
• Pancasila di Prinsip- Prinsip • undang Dasar Bhinneka Tunggal
Yang Terkandung • Konsep Negara Ika
tengah-tengah Dalam Pembukaan
Ideologi Dunia Kesatuan Menurut • Konsep dasar
• Prinsip- Prinsip Bhinneka Tunggal
• Pancasila Sebagai Yang Terkandung
UUD 1945
Pandangan Hidup Ika
Dalam Pembukaan • Prinsip-prinsip
Bangsa Indonesia UUD 1945
yang terkandung
dalam Bhinneka
Tunggal Ika
PANCASILA
• Nilai-nilai Pancasila meliputi nilai dasar, nilai instrumental, dan nilai praksis yang
dikandung Pancasila baik sebagai dasar dan ideologi negara, maupun sebagai falsafah
pandangan hidup bangsa, yaitu: 
1) Nilai Dasar: Nilai yang tetap dan tidak dapat berubah yang rumusannya terdapat dalam
alinea keempat Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 yang berupa nilai Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan yang sekaligus merupakan hakekat
Pancasila.
2) Nilai Instrumental: Merupakan penjabaran dari nilai dasar yang merupakan sumber
hukum tertinggi di Indonesia yang berupa arahan, kebijakan, strategi, sarana dan upaya
yang dapat disesuaikan dengan situasi dan kondisi, serta perkembangan jaman, dimana harus
dipatuhi oleh masyarakat yang diatur dalam peraturan perundang- undangan.
3) Nilai Praksis: Nilai yang merupakan penjabaran dari nilai dasar dan nilai instrumental yang
dilaksanakan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari seperti gotong royong,
musyawarah mufakat, toleransi, dan lain-lain atau dapat disebut implementasi sifat-sifat
karakter Bangsa.
Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila sebagai dasar negara, Pancasila Sebagai Ideologi Negara
mengatur perilaku negara, yang
terwujud dalam pembuatan dan Pancasila Sebagai Falsafah/
pelaksanaan perundang-undangan. Nilai-nilai Pancasila adalah Pandangan Hidup Bangsa
Pancasila membentuk norma hukum ideologi dalam bermasyarakat,
yang di bawahnya secara berjenjang, berbangsa dan bernegara. Pancasila Pancasila merupakan suatu sistem
norma hukum yang di bawah bukanlah konsep pemikiran semata, nilai yang dengan sadar dipilih
terbentuk berdasar dan bersumber melainkan sebuah perangkat tata sendiri oleh bangsa Indonesia dan
pada norma hukum yang lebih tinggi. nilai untuk diwujudkan sebagai diyakini kebenarannya, serta
panduan dalam berbagai segi menimbulkan tekad untuk
kehidupan. mewujudkan nilai-nilai itu dalam
kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
UUD NRI TAHUN 1945
• Setelah diubah, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia (Tahun 1945 terdiri atas dua
bagian, yaitu:
1) Pembukaan;
2) Pasal-Pasal (sebagai ganti istilah Batang Tubuh).

• Dalam kurun waktu 1999-2002, UUD NRI Tahun 1945 mengalami 4 (empat) kali perubahan
(Amandemen) yang ditetapkan dalam Sidang Umum dan Sidang Tahunan MPR:
1) Perubahan Pertama UUD NRI Tahun 1945 dilakukan pada Sidang Umum MPR 1999, tanggal 14-
21 Oktober 1999;
2) Perubahan Kedua UUD NRI Tahun 1945 dilakukan pada Sidang Tahunan MPR 2000, tanggal 7-18
Agustus 2000;
3) Perubahan Ketiga UUD NRI Tahun 1945 dilakukan pada Sidang Tahunan MPR 2001, tanggal 1-9
November 2001;
4) Perubahan Keempat UUD NRI Tahun 1945 dilakukan pada sidang Tahunan MPR 2002, tanggal 1-
11 Agustus 2002.
UUD NRI Tahun 1945, di
Esensi nilai-nilai kebangsaan UUD NRI
dalam Pembukaan Tahun 1945
mengamanatkan

Nilai demokrasi, mengandung makna bahwa kedaulatan


berada di tangan rakyat, dan setiap warga memiliki
kebebasan yang bertanggung jawab
Hak setiap manusia atas kemerdekaan
dan bebas dari penindasan

Nilai kesamaan derajat, setiap warga negara memiliki hak,


kewajiban, dan kedudukan yang sama di depan hukum

Tujuan negara adalah melindungi segenap


bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, dan memajukan kesejahteraan umum, Nilai ketaatan hukum, setiap warga negara tanpa pandang
mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut
melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan bulu wajib menaati setiap hukum dan peraturan yang
kemerdekaan dan perdamaian abadi berlaku.
Pembukaan UUD 1945 dan beberapa pasalnya mengandung
prinsip-prinsip yang mencerminkan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila

Mendudukkan manusia sebagai makhluk ciptaan,Tuhan, wajib bersyukur atas


segala rahmat dan karuniaNya

Manusia memandang manusia yang lain dalammkesetaraan dan didudukkan


sesuai dengan kodrat, harkat dan martabatnya sebagai ciptaan Tuhan. Manusia
diakui akan hak-haknya, diakui perbe-daannya

Keanekaragaman individu ditempatkan dalam konteks Bhinneka Tunggal Ika


NEGARA KESATUAN REPUBLIK
INDONESIA (NKRI)
• Konsepsi NKRI juga telah mengilhami tumbuhnya suatu cara pandang
bangsa Indonesia mengenai diri, bangsa dan Tanah Airnya yang terdiri
dari masyarakat, suku bangsa, agama, adat-istiadat yang beragam
sebagai suatu kesatuan di dalam negara kepulauan dalam berbagai
aspek kehidupan.
• Konsepsi ini memberikan nilai dan semangat untuk selalu menjaga
persatuan dan kesatuan, menjaga keutuhan wilayah negara, menjaga
kedaulatan negara, dan bersama-sama menjaga ancaman dari bangsa-
bangsa lain.
Nilai-nilai kebangsaan
yang terkandung dalam
NKRI

Nilai kesatuan wilayah, negara kepulauan; merupakan


konsekuensi sifat unilateral dari perairan merupakan pemersatu
pulau-pulau.

Nilai Persatuan Indonesia, merupakan konsekuensi dari bangsa


yang bersifat plural, banyak suku, agama, dan budaya.

Nilai kemandirian, membangun bangsa dilaksanakan oleh kekuatan


sendiri, bantuan dari luar sifatnya memperkuat untuk mengatasi
kekurangan secara nasional. Kemandirian juga diatur sampai daerah
dimana daerah otonom
BHINNEKA TUNGGAL IKA
• Konsep Bhinneka Tunggal lka mengandung tiga unsur utama:
1) Ada keanekaragaman atau kemajemukan,
2) Keanekaragaman atau kemajemukan merupakan kenyataan yang
tidak dapat ditolak, alamiah,
3) Terintegrasi dalam satu negara bangsa Indonesia.
• Keanekaragaman atau kemajemukan yang dimaksud adalah segala macam
isi wilayah negara bangsa Indonesia, yaitu suku bangsa, bahasa, adat
istiadat, kepentingan dan lain-lain, lebih bernuansa non fisik daripada fisik.
Esensi Bhinneka Tunggal Ika berupa nilai
pluralis dan multikulturalis

Bahwa adanya kesadaran terhadap realita bangsa Indonesia terdiri dari


berbagai suku bangsa, etnis dan ras, agama, adat istiadat, budaya dan bahasa
yang berbeda satu sama lain.

Bahwa dalam kehidupan berbangsa yang majemuk dan multikultur harus


menjunjung tinggi toleransi, perlu penghormatan dan pengorbanan satu sama
lain, perlu menjaga hubungan yang seimbang dan harmoni.

Bahwa dalam kehidupan yang plural dan multikultural secara integral mengandung jiwa
dan semangat : penghormatan dan kesederajatan (respect and equality), kebebasan
(fairness), non-diskriminasi, solidaritas, dan toleransi (non discrimination, solidarity and
tolerancy), kepedulian (empathy), kekeluargaan/gotong royong (cooperation)
Ketahanan Nasional:
Wawasan Nusantara (Wasantara): Suatu kondisi dinamis suatu bangsa yang terdiri atas ketangguhan
Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa serta keuletan dan kemampuan untuk mengembangkan kekuatan
Indonesia mengenai diri dan lingkungannya dengan mengutamakan nasional dalam menghadapi segala macam dan bentuk Ancaman,
persatuan dan kesatuan bangsa, serta kesatuan wilayah dalam Gangguan, Hambatan, dan Tantangan (AGHT) baik yang datang dari
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam maupun luar, secara langsung maupun yang tidak langsung
yang mencakup perwujudan kepulauan Nusantara sebagai satu kesatuan yang mengancam dan membahayakan persatuan dan kesatuan
yang utuh di bidang politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan bangsa, identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta
keamanan. perjuangan dalam mewujudkan tujuan perjuangan nasional.

IMPLEMENTASI PEMANTAPAN
WAWASAN KEBANGSAAN

Etika Kehidupan Berbangsa dan Bernegara: Kewaspadaan Nasional:


Sesuai TAP MPR Nomor VI/MPR/2001 tentang Etika Kehidupan kesadaran dan kesiapsiagaan bangsa untuk melihat dengan cermat
Berbangsa, pengertian etika kehidupan berbangsa merupakan masalah- masalah yang dihadapi secara nasional, baik dalam bentuk
rumusan yang bersumber dari ajaran agama, khususnya yang kerawanan atau dalam bentuk Ancaman, Gangguan, Hambatan dan
bersifat universal, dan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin Tantangan (AGHT), serta mampu menemukan peluang yang terbuka,
dalam Pancasila sebagai acuan dasar dalam berpikir, berperilaku dan sehingga dapat mengambil sikap dan keputusan yang benar dan
bertindak bagi setiap warga bangsa. komprehensif bagi keutuhan bangsa dan NKRI.
KEWASPADAAN TERHADAP ANCAMAN

Ancaman terkini yang


dihadapi di dalam negeri

RADIKALIS TERORISM SEPARTISM KONFLIK CYBER


NARKOBA
ME E E SOSIAL CRIME
PARADIGMA PENCIPTAAN INTEGRASI SOSIAL YANG MELIPUTI INTEGRASI BANGSA,
INTEGRASI WILAYAH, DAN PERILAKU INTEGRATIF. PARADIGMA TERSEBUT DAPAT
DIAPLIKASIKAN DALAM KERJA-KERJA PRAKTIS YANG MELIPUTI:

• Meningkatkan deteksi dini dan cegah dini. Pemberitahuan yang cepat dan respon yang tepat
bila terjadi adanya tanda-tanda bahwa komunitas di satu wilayah sedang menghadapi situasi
permusuhan yang cenderung meningkat.
• Konflik pada dasarnya tidak bisa dimatikan karena pada dasarnya ia realitas inheren akibat
perbedaan kepentingan dan adanya warisan sejarah konflik komunal yang berbeda identitas.
Kita hanya bisa melakukan upaya pencegahan dan pengelolaan konflik.
• Mengedepankan peran kepemimpinan yang memiliki kepedulian dan kepekaan yang
tinggi pada kerukunan dan harmoni sosial, serta membangun solidaritas sosial.
• Melakukan pemisahan dan penyekatan, apabila terjadi benturan antar kelompok, dan
diupayakan untuk mencegah perluasan.
• Melaksanakan perdamaian cepat dengan melibatkan TOMAS, TOGA dan TODAT serta
pemerintah daerah yang difasilitasi oleh aparat Polri dan TNI.

Anda mungkin juga menyukai