Anda di halaman 1dari 33

NILAI-NILAI

KEBANGSAAN
TUGAS PENDIDIKAN ETIKA DAN KEARIFAN LOKAL
“Nilai- nilai Kebangsaan”

Oleh:
Kelompok 2

▫ Afifah Sifak Aprilia (2117021009)


▫ Anidita Fermian Sari (2117021057)
▫ Okta Mardiana (2117021008)
▫ Oktavia Pupung Sari (2157021004)
▫ Pakpahan Lorentina ( 2117021067)

2
I. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara keanekaragaman pendapat, memerlukan suatu
perekat agar bangsa yang bersangkutan bersatu guna memelihara keutuhan negaranya. Suatu bangsa
dalam menyelenggarakan kehidupannya tidak lepas dari pengaruh lingkungannya, kondisi social
masyarakat, kebudayaan dan tradisi, kepercayaan, keadaan alam dan wilayah serta pengalaman sejarah.
Bangsa Indonesia memperoleh suatu nilai yang kemudian dijadikan kesepakatan bersama
(consensus), yang kemudian dikenal dengan nilai-nilai kebangsaan. Nilai-nilai kebangsaan tersebut
adalah nilai dasar yang bersumber dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, sebagai dasar Negara
Undang-undang dasar 1945, sebagai konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai pemersatu
Bhineka Tunggal Ika.

3
▫ Nilai-nilai dasar tersebut di cerminkan dalam sikap dan perilaku Warga Negara Indonesia,
yang mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, kesatuan wilayah yang terdiri dari pulau-pulau di
dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Wawasan kebangsaan menurut Darmadi, H. (2012 : 414) Nilai wawasan kebangsaan yang
terwujud dalam persatuan dan kesatuan bangsa memiliki enam dimensi manusia yang bersifat mendasar
dan fundamental, yaitu :
- Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Kuasa.
- Tekat bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka, dan bersatu.
- Cinta tanah air dan bangsa
- Demokrasi atau kedaulatan rakyat
- Kesetiakawanan social
- Masyarakat adil dan makmur

4
II. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang sudah dipaparkan, diperoleh beberapa


rumusan masalah yaitu antara lain:
▫ Bagaimanakah nilai-nilai kebangsaan yang berlaku di Indonesia?
▫ Bagaimana pemahaman nilai-nilai kebangsaan dalam pancasila,
NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, dan UUD NRI 1945?
▫ Bagaimana sikap dan perilaku kita dalam nilai-nilai kebangsaan?

5
III. PEMBAHASAN
Pokok bahasan kita pada tema kali ini adalah mengenai nilai-nilai
kebangsaan yang berlaku di Indonesia,

6
1.
NILAI-NILAI
KEBANGSAAN YANG
BERLAKU DI
INDONESIA
Dalam mewujudkan persatuan Indonesia tidak hanya melalui tahap awal
pembinaan persatuan dan membutuhkan semangat para pemuda saja. Persatuan
Indonesia juga dapat terwujud dengan mengangkat kembali nilai-nilai semangat
juang sesuai Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Nilai adalah segala sesuatu yang dianggap baik dan buruk di dalam
masyarakat. Nilai dapat dijadikan dasar pertimbangan setiap individu dalam
menentukan sikap serta mengambil keputusan. Menurut Clyde Kluckhohn, nilai
social dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat itu sendiri.Hal inilah yang
menyebabkan adanya perbedaan tata nilai di antara kelompok masyarakat.

8
A. Pengertian Nilai Kebangsaan
Nilai nilai kebangsaan adalah nilai yang melekat pada diri setiap warga negara atau norma
norma kebaikan yang terkandung dan menjadi ciri kepribadian bangsa Indonesia yang bersumber dari nilai
nilai Pancasila undang undang dasar negara republic Indonesia dan bhinneka tunggal ika yang dicerminkan
dari sikap dan perilaku setiap warga negara sebagai bangsa Indonesia yang senantiasa mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, tanpa mengesampingkan tanggung jawab untuk menghargai bangsa dan negara lain. Bagi
bangsa Indonesia yang beradab, kedaulatan (sovereignty) tidak hanya mengandung “privilege” berupa
jurisdiki untuk mengatur, menegakkan hokum dan mengadili segala hal yang berada dalam wilayah negara,
tetapi juga kemanusiaan atas dasar norma, nilai dan standar universal dan menghormati pula negara lain
untuk dapat menjamin kesejahteraan serta keamanan nasional, regional dan internasional.

9
B. Pandangan Bangsa terhadap Nilai Kebangsaan
Bagi bangsa Indonesia yang beradab, kedaulatan (sovereignty) tidak hanya mengandung
“privilege” berupa jurisdiki untuk mengatur, menegakkan hokum dan mengadili segala hal yang
berada dalam wilayah negara, tetapi juga kemanusiaan atas dasar norma, nilai dan standar universal
dan menghormati pula negara lain untuk dapat menjamin kesejahteraan serta keamanan nasional,
regional dan internasional.
Sikap dan cara pandang Bung Karno, seperti halnya dengan para pencetus ide
kebangsaan Indonesia lainnya, menunjukkan suatu kesadaran yang sungguh-sungguh, bahwa
bangsa Indonesia yang akan dibangun dan dicita-citakan adalah sebuah himpunan dari berbagai
ragam masyarakat budaya, adat, bahasa lokal/daerah, bahkan juga agama dan keyakinan yang
berbeda-beda dan majemuk.

10
Dari pandangan para pendiri bangsa dan negara (founding-fathers) tampak jelas,
bahwa ide kebangsaan Indonesia sejak semula tidak diniatkan untuk menyatukan segala
bentuk keragaman dan kemajemukan yang ada dalam kehidupan masyarakat menjadi satu
kesatuan masyarakat yang seragam atau unifikasi. Keanekaragaman warna lokal justru ingin
tetap dijaga dan dipelihara, karena sangat disadari bahwa keragaman itu merupakan kekuatan
lokal, sekaligus sebagai kekuatan seluruh bangsa. Disadari pula, bahwa bangsa yang akan
lahir itu akan hidup dan tinggal bersama dalam satu kesatuan wilayah (negara), yang dalam
kenyataannya (realita geografik) merupakan kumpulan pulau-pulau yang amat banyak
jumlahnya.

11
Melalui pemikiran yang cerdas dan bijak serta dilandasi kepekaan nurani yang sangat dalam,
para pendiri bangsa (the founding fathers) berhasil mengangkat nilai-nilai yang terkandung di dalam
khasanah kehidupan masyarakat Indonesia maupun ajaran para leluhur, sebagai nilai-nilai kebangsaan
Indonesia. Nilai-nilai kebangsaan dimaksud dirumuskan secara konkrit serta disepakati untuk dijadikan
landasan dan pedoman di dalam pembentukan dan penyelenggaraan negara (national system building)
serta di dalam membentuk jati-diri bangsa (nations character building) sebagai modal dalam menata
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Proses reformasi yang sedang berlangsung saat ini, pada dasarnya merupakan suatu proses
reinventing and rebuilding serta konsolidasi bangsa Indonesia menuju masyarakat demokratis yang
modern dan sekaligus merupakan kesadaran korektif untuk menata kembali kehidupannya, agar menjadi
lebih baik demi pencapaian tujuan dan cita-cita nasionalnya. Namun, pada tataran empirik dapat
diindikasikan, bahwa reformasi ternyata tidak berjalan seperti yang diharapkan semula, yaitu sebagai
sebuah proses perubahan yang sistematis dan terukur.

12
Bila keadaan bangsa ini dibiarkan terus larut ke dalam situasi sebagaimana gambaran
di atas, serta tanpa upaya nyata untuk segera mengatasinya, dapat dipastikan bahwa persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia akan menjadi
semakin rapuh.
Bila kesadaran kebangsaan tidak pernah terpatrikan di dalam sanubari setiap warga
negara, maka cita-cita luhur untuk mewujudkan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil
dan makmur serta berkehidupan kebangsaan yang bebas itu hanya akan menjadi kenangan sejarah.
Artinya, Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berlandaskan Pancasila, sejak awal tumbuhnya
kesadaran berbangsa telah diperjuangkan dengan pengorbanan jiwa dan materi yang tidak ternilai
itu, akan sirna dari muka bumi, tercabik-cabik oleh semangat disintegrasi yang tak terkendali.

13
Sadar akan kenyataan tersebut, maka kehendak untuk bersatu dan hidup
bersama dengan saling menghormati dan menghargai perbedaan harus senantiasa terjaga
dan terpelihara oleh bangsa Indonesia. Kehendak itulah yang merupakan faktor perekat
utama dan seharusnya tetap menjiwai serta menyemangati setiap warga bangsa dalam
rangka menata dan membangun bangsa (nation building) dalam wujud membangun
karakter atau jati diri bangsa (nations character building) dan membangun sistem
kenegaraan (national system building). Ke-bhinneka-an ini harus tetap berada dalam
sanubari dan menjadi spirit dari setiap warga bangsa Indonesia, yang akan diwariskan dari
generasi ke generasi.

14
2.
MEMAHAMI
NILAI-NILAI
KEBANGSAAN DALAM
PACASILA, NKRI,
BHINNEKA TUNGGAL
IKA DAN DALAM
UUD 1945
Menurut Julianda B. Manalu, nilai adalah konsep umum tentang sesuatu yang
dianggap baik, patut, layak, pantas keberadaannya dicita-citakan, diinginkan, dihayati, dan
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi tujuan kehidupan bersama di dalam
kelompok masyarakat tersebut, mulai dari unit kesatuan sosial terkecil hingga suku, bangsa
dan masyarakat internasional.
Nilai-nilai kebangsaan bersumber dari nilai-nilai budaya yang dimiliki bangsa itu
sendiri. Menurut Ernest Renan, nilai kebangsaan adalah suatu asas kerohanian yang timbul
dari kemuliaan bersama yang merupakan aspek historis dan aspek solidaritas yang tetap
mempergunakan warisan masa lampau. Nilai-nilai kebangsaan Indonesia berakar dari nilai-
nilai budaya Indonesia yang dijadikan sebagai pemersatu bangsa dari berbagai ras dan suku
bangsa. Nilai-nilai kebangsaan tersebut menjadi tali pengikat untuk menjalin persatuan dan
kesatuan dari berbagai suku bangsa menjadi satu bangsa Indonesia.

11
Nilai-nilai luhur bangsa terdapat dalam empat konsepsi Empat Pilar Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara, yaitu Pancasila, UUD RI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka
Tunggal Ika. Keempat pilar tersebut merupakan prinsip-prinsip moral keindonesiaan
yang memandu tercapainya perikehidupan bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat,
adil dan makmur.
Menurut Julianda B. Manalu bahwa nilai-nilai kebangsaan terdapat dalam
empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Selanjutnya akan diuraikan nilai-nilai
kebangsaan yang terkandung dalam masing-masing pilar tersebut.

11
Sumber dan sifat dari nilai-nilai kebangsaan adalah:

 Pancasila
 NKRI
 Bhinneka Tunggal Ika
 UUD 1945

Sifat dari nilai-nilai kebangsaan :

 Fisik : melekat pada warga negara


 Non fisik : kebaikan, ciri kepribadian bangsa Indonesia.

11
A. Nilai Kebangsaan dalam Pancasila
Pancasila sebagai salah satu pilar kehidupan berbangsa dan bernegara melahirkan nilai-
nilai kebangsaan Indonesia sebagai berikut:
1) Nilai religiositas, yakni nilai-nilai spiritual yang tinggi yang harus dimiliki
manusia Indonesia yang berdasarkan agama dan keyakinan yang dipeluknya dan
memiliki toleransi yang tinggi terhadap pemeluk agama dan keyakinan lain yang
tumbuh dan diakui di Indonesia.
2) Nilai kekeluargaan, mengandung nilai kebersamaan dan senasib dan
sepenanggungan dengan sesama warga Negara tanpa membedakan asal-usul,
agama, keyakinan, latar belakang sosial dan politik seseorang.

11
3) Nilai keselarasan, memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan berkeinginan
untuk memahami dan menerima budaya dan kearifan lokal sebagai
perwujudan dari nilai-nilai kemajemukan Indonesia.
4) Nilai kerakyatan, memiliki sifat dan komitmen untuk berpihak pada
kepentingan rakyat banyak dalam merencanakan, merumuskan dan
menjalankan kebijakan publik, sebagai perwujudan dari prinsip kedaulatan
rakyat dan bangsa yang berdaulat.
5) Nilai keadilan, memiliki kemampuan untuk menegakkan dan berbuat adil
kepada sesama manusia serta mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat
Indonesia.

11
B. Nilai Kebangsaan yang Bersumber dari NKRI
Nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari NKRI sebagai berikut:
1) Nilai kesatuan wilayah, sebagai konsekuensi dan realitas geografis Indonesia sebagai Negara
kepulauan dengan perairan sebagai pemersatu ribuan pulau, bukan sebagai pemisah.
2) Nilai persatuan bangsa, sebagai realisasi dari realitas Indonesia sebagai bangsa yang
majemuk, agama, suku, ras, budaya, politik dan sebagainya.
3) Nilai kemandirian, membangun Negara dan bangsa di atas prinsip kemandirian
dengan mengoptimalkan kemampuan sumber daya manusia, alam, dan budaya yang dimiliki
Indonesia serta diprioritaskan seluas-luasnya bagi kesejahteraan dan kejayaan bangsa
Indonesia.

11
C. Nilai Kebangsaan yang Bersumber dari Bhinneka Tunggal Ika

Nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari semboyan bhinneka tunggal ika


sebagai berikut:
1) nilai toleransi, sikap mau memahami dan menerima kehadiran orang lain
yang berbeda (keyakinan, suku, bahasa, politik dan lain-lain) untuk hidup
berdampingan secara damai.
2) nilai keadilan, yaitu sikap seimbang antara mendapatkan hak dan
menjalankan kewajiban sebagai warga negara.
3) nilai gotong royong, sebagai sikap dan tindakan untuk bekerja sama dengan
orang maupun kelompok warga bangsa yang lain dalam urusan-urusan yang
terkait dengan kepentingan bersama, kemasyarakatan dan negara.

22
D. Nilai Kebangsaan yang Bersumber dari UUD NRI 1945
Nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari UUD 1945 sebagai berikut:
1) Nilai demokrasi, yang mengandung makna bahwa kedaulatan berada di tangan rakyat, dan
setiap warga Negara memiliki kebebasan berserikat dan
mengemukakan pendapat secara bertanggung jawab.
2) Nilai kesamaan derajat, setiap warga Negara memiliki kedudukan yang sama
di hadapan hukum
3) Nilai ketaatan hukum, setiap warga Negara tanpa pandang bulu harus taat
hukum dan peraturan yang berlaku.

11
3.
SIKAP DAN PERILAKU
DALAM NILAI-NILAI
KEBANGSAAN
A. Perilaku Sesuai dengan Nilai Kebangsaan

Untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia sangat bergantung pada sikap masyarakat
yang ada di dalamnya. Salah satunya adalah dengan mencerminkan nilai-nilai kebangsaan
dalam Undang-Undang Dasar 1945 dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya:

Nilai Religius
⬝ Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
⬝ Hormat dan menghormati serta bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut-
penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
⬝ Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan masing-masing.

25
Nilai Kemanusiaan
 Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban
antarasesama manusia.
 Saling mencintai sesama manusia.
 Mengembangkan sikap tenggang rasa.
 Tidak semena-mena terhadap orang lain.

Nilai Produktivitas
⬝ Perlindungan terhadap masyarakat dalam beraktivitas menuju kemakmuran.
⬝ Sarana dan prasarana yang mampu mendorong masyarakat untuk kreatif dan
produktif.
⬝ Terciptanya undang-undang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

26
Nilai Keseimbangan

⬝ Menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang proporsional, tidak
memaksakan kehendak, saling toleransi, tolong-menolong, rukun, damai, menghormati,
perbedaan agama dan kepercayaan, persahabatan, serta membela dan melindungi yang
lemah.

⬝ Keseimbangan antara kehidupan jasmani dan rohani.

Nilai Kesamaan Derajat

⬝ Setiap warga negara memiliki hak, kewajiban, dan kedudukan yang sama di depan hukum.

⬝ Masyarakat menilai bahwa upaya penegakkan HAM yang paling menonjol adalah penegakan
hak mengeluarkan pendapat, kebebasan beragama, perlindungan dan kepastian hukum,
serta bebas dari perlakuan tidak manusiawi.

⬝ Hak untuk mendapatkan kehidupan yang layak, mendapatkan pendidikan dan pelayanan
kesehatan, serta aman dari ancaman ketakutan.

27
Nilai Demokrasi
Kedaulatan berada di tangan rakyat, berarti setiap warga negara memiliki kebebasan yang bertanggung jawab
terhadap penyelenggaraan pemerintahan sehingga dapat terwujud persatuan dan kesatuan Indonesia.
Pilar utama dalam membangun persatuan dan kesatuan bangsa dalam masyarakat, adalah sebagai berikut:

⬝ Rasa cinta tanah air.

⬝ Jiwa patriot bangsa.

⬝ Tercapainya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.

⬝ Pemahaman yang benar atas realitas adanya perbedaan dalam keberagaman.

⬝ Tumbuhnya kebanggaan sebagai bangsa Indonesia.

Nilai Ketaatan Hukum

⬝ Setiap warga negara tanpa pandang bulu wajib menaati setiap hukum dan peraturan yang berlaku.

⬝ Begitupun terhadap lembaga-lembaga penegak hukum, agar lebih independen, tidak terkontaminasi
dengan kekuasaan/politik agar adanya persamaan di depan hukum bisa terwujud.

28
B. Sikap dan Tingkah Laku Sesuai dengan Nilai Kebangsaan

Kesadaran berbangsa dan bernegara berarti sikap dan tingkah laku harus sesuai
dengan kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan
tujuan hidup bangsa Indonesia (sesuai amanah yang ada dalam Pembukaan UUD
1945)

Melalui :

1. Menumbuhkan rasa kesatuan dan persatuan bangsa dan negara Indonesia yang
terdiri dari beberapa suku bangsa yang mendiami banyak pulau yang membentang dari Sabang
sampai Merauke, dengan beragam bahasa dan adat istiadat kebudayaan yang berbeda-beda.
Kemajemukan itu diikat dalam konsep wawasan nusantara yang merupakan cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945

29
2. Menumbuhkan rasa memiliki jiwa besar dan patriotisme untuk menjaga
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Sikap dan perilaku yang patriotik dimulai dari
hal-hal yang sederhana yaitu dengan saling tolong menolong, menciptakan kerukunan
beragama dan toleransi dalam menjalankan ibadah sesuai agama masing-masing, saling
menghormati dengan sesama dan menjaga keamanan lingkungan.

3. Memiliki kesadaran atas tanggungjawab sebagai warga negara Indonesia


yang menghormati lambang-lambang negara dan mentaati peraturan perundang-
undangan.

30
IV. KESIMPULAN
Negara Indonesia yang mempunyai heterogenitas yang kompleks dengan potensi
disintegrasi yang tinggi, dalam setiap langkah dan kebijakannya diarahkan untuk memperkuat
persatuan dan kesatuan serta memperkokoh komitmen kebangsaan dengan memandang bahwa
keanekaragaman ras, suku, agama dan bahasa daerah merupakan khasanah budaya yang justru
dapat menjadi unsur pemersatu bangsa. Komitmen kebangsaan pada hakikatnya adalah usaha
meningkatkan nasionalisme dan rasa kebangsaan sebagai suku bangsa yang bersatu dan
berdaulat dalam wilayah NKRI.
Nilai-nilai luhur bangsa terdapat dalam empat konsepsi Empat Pilar Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara, yaitu Pancasila, UUD RI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
Keempat pilar tersebut merupakan prinsip-prinsip moral keindonesiaan yang memandu
tercapainya perikehidupan bangsa yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.

31
V. DAFTAR PUSTAKA

Suyitno. 2019. Wawasan Kebangsaan. Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial,
Hukum, dan Pengajarannya. No 1. Hal 09-20.

Hasan, E. Ahmedy, Z. 2014. Transformasi Nasionalisme di Aceh. Jurnal Politik. No 10.


Hal 1569-1574.

Hendrastomo, E. 2007. Nasionalisme vs Globalisasi Hilangnya Semangat Kebangsaan


dalam Peradaban Modern. Jurnal Dimensia. No 1. Hal 01-11.

32
THANK YOU!
Any Question?

33

Anda mungkin juga menyukai