Anda di halaman 1dari 5

Nama : R.

Naufal Reihan Azahran

NIM : 044905808

1.Jawab:

Seperti hal nya pada manusia, yang mana setiap individunya memiliki identitas yangberbeda
dengan individu lainya. Setiap Negara pun juga memiliki identitas nasional yangberbeda-
beda. Identitas ini tentunya berguna untuk membedakan setiap negara. Setiap negarayang
merdeka dan berdaulat sudah dapat dipastikan berupaya memiliki identitas
nasional.Jawabannya sudah jelas, identitas ini digunakan agar negara tersebut dapat dikenali
oleh negaradan bangsa lain. Identitas nasional merupakan sebuah rancangan buatan karena
identitasnasionalini dibuat, dan disepakati oleh warga masyarakat yang tinggal dari suatu
bangsa sebagaiidentitasnya yang melekat pada dirinya.

Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai identitas yang telah lama melekat darinilai-
nilai budaya yang ada diberbagai daerah yang kemudian menjadi suatu kesatuan utuh
dalamsebuah negara. Identitas nasional di Indonesia juga tercipta dari berbagai macam faktor
sepertiagama yang menciptakan ideologi yang menciptakan sebuah identitas, tokoh bangsa
danpemimpin bangsa yang berperan penting yang dianggap sebagai simbol persatuan dan
sejarahbangsa yang dapat mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap masa lalu yang
telahdialaminya. Identitas nasional bertujuan untuk mempertahankan kesatuan sebuah
negara,pembeda dari negara lain, landasan negara, dan alat pemersatu bangsa. Identitas
nasional jugamampu menjaga eksistensi dan keberlangsungan hidup berbangsa. Artinya
dimilikinya sebuahidentitas nasional ini akan menjadikannegara bangsa memiliki
kewibawaan dan kehormatan.

Keberagaman budaya bangsa Indonesia yang menjadi ciri dimata dunia dan menjadisebuah
kewibawaan dan kehormatan bangsa. Dari sini bisa disimpulkan Identitas
nasionalmenjadikan sebuah kehormatan tersendiri yangkemudian dapat mempersatukan
keberagamanmasyarakat Indonesia.

2.Unsur-unsur Causa Materialis Pancasila

Prof. Notonagoro untuk mencari asal mula Pancasila menggunakan teori causalitas (sebab
akibat). Berdasarkan teori causalitas tersebut, causa materialis Pancasila berasal dari adat
kebiasaan, kebudayaan dan agama yang ada di Indonesia . Dengan demikian, tidak dapat
diragukan bahwa dasar negara yang kita miliki digali dari nilai yang terdapat dalam
masyarakat. Nilai tersebut tersebar pada masyarakat, digunakan untuk mengatur kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu, tidak, diragukan lagi bahwa Pancasila sebenarnya merupakan
budaya dan pembudayaan bangsa Indonesia yang perlu dipahami secara ilmiah oleh bangsa
Indonesia.

1. Adat-istiadat

Sebelum melihat sejauh mana implementasi adat-istiadat dalam Pancasila, dan bagaimana
bentuk konkretnya dalam sila-sila Pancasila terlebih dahulu diuraikan karakteristik adat-
istiadat tersebut. Pada pokoknya adat-istiadat merupakan urusan kelompok; tidak ada adat-
istiadat orang seorang. Seseorang mengikuti adat-istiadat bersama dengan orang lain; adat-
istiadat sekaligus merupakan urusan masyarakat. Masyarakat ini kadang-kadang mempunyai
pembatasan yang agak cermat, misalnya, sebuah suku atau satu persekutuan pedesaan yang
masih tertutup di dalam masyarakat yang bersifat sangat agraris.

Sebuah persekutuan merupakan objek maupun subjek adatistiadat tidak ada pemisah di antara
kedua hal ini, bahkan keduanya tepat bersamaan. Artinya, persekutuan tunduk kepada adat-
istiadat, namun juga merupakan pendukungnya serta mempertahankannya.

Dengan diambilnya adat-istiadat sebagai unsur sila Pancasila, memang sangat tepat, sebab
para pemimpin kita yang merumuskan sila-sila Pancasila mengharap negara yang
berdasarkan Pancasila merupakan negara kekeluargaan, bukan negara yang bersifat orang
perorangan. Pancasila bukanlah sebuah ideologi yang ditanamkan dari atas, melainkan
merupakan manifestasi moralitas publik. Artinya, dimensi otoritas dan tradisi seharusnya
melenturkan diri sefleksibel mungkin, sehingga publik pun berpartisipasi dalam diskursus
tentang nilai-nilai dasar Pancasila itu.

Karakteristik lain dari adat-istiadat. Orang tidak lagi mempertanyakan tentang asal-usul serta
apa yang hendak dicapai oleh adat-istiadat, melainkan orang mematuhi secara diam-diam dan
tanpa mempersoalkannya. la diterima dan dipatuhi sebagai sesuatu yang wajar. la tidak
memerlukan dasar pembenaran; palingpaling kehendak Tuhan merupakan dasar
pembenarannya. Dari kedua karakteristik adat-istiadat di atas, sudah sangat jelas maksud dan
tujuannya. Di samping itu, tampaknya adatistiadat memiliki karakteristik yang universal,
artinya berlaku untuk adat istiadat dimana pun dengan tidak melihat di mana tempat
keberadaannya. Dengan demikian, adat-istiadat bangsa kita memiliki karakteristik tersebut.
Koentjaraningrat (1974) setelah membedakan antara kebudayaan dengan adat menyatakan.
Adat adalah wujud ideal dari kebudayaan. Secara lengkap wujud itu dapat kita sebut adat tata
kelakuan, karena adat itu berfungsi sebagai pengatur kelakuan. Adat dapat dibagi lebih
khusus dalam empat tingkat, ialah (i) tingkat nilai budaya, (ii) tingkat norma-norma, (iii)
tingkat hukum, (iv) tingkat aturan khusus.

Dari deskripsi singkat tentang seluk-beluk adat-istiadat kita dapat mencoba melihat
transfonnasi nilai adat-istiadat yang terdapat di seluruh Nusantara ini ke dalam sila-sila
Pancasila. Perlu ditegaskan adat-istiadat yang dimaksud di sini berhubungan dengan masalah
sosial, ekonomi, politik dan ketatanegaraan. Sebab, tidak semua bentuk adat-istiadat tersebut
ditransformasikan ke dalam sila-sila Pancasila.

2. Kebudayaan

Causa materialis kedua Pancasila adalah budaya atau kebudayaan bangsa. Dari segi
etimologisnya; kata "Kebudayaan" berasal dari kata Sanskerta budhayah, ialah bentuk jamak
dari budhi yang berarti "budi" atau "akal". Demikian, kebudayaan itu dapat diartikan "hal-hal
yang bersangkutan dengan budi dan akal".

Mengikuti arti etimologis kebudayaan, ternyata kebudayaan sangat luas aspeknya.


Kebudayaan merupakan hasil dari akal budi, dengan demikian keseluruhan hasil akal
manusia, seperti ilmu, teknologi, ekonomi dan lain-lain termasuk kebudayaan

3.b:

•Makna Dan Nilai-Nilai Yang Terkandung

dalam PancasilaPancasila yang merupakan dasar Negara Republik Indonesia memiliki makna
dan nilai-nilai luhur dalam setiap silasilanya, karena setiap butir pancasila itu dirumuskan
dari nilai-nilai yang sudah ada sejak zaman dulu dalam kehidupan pribadi bangsa Indonesia.
Adapun makna dan nilainilai yang terkandung dalam setiap sila-sila itu adalah sebagai
berikut:

1). Ketuhanan (Religiusitas)


Nilai religius adalah nilai yang berkaitan dengan keterkaitan individu dengan sesuatu yang
dianggapnya memiliki kekuatan sakral, suci, agung dan mulia. Memahami Ketuhanan
sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang berketuhanan, yakni
membangun masyarakat Indonesia yang memiliki jiwa maupun semangat untuk mencapai
ridho Tuhan dalam setiap perbuatan baik yang dilakukannya. Dari sudut pandang etis
keagamaan, negara berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa itu adalah negara yang menjamin
kemerdekaan tiap-tiap penduduknya untuk memeluk agama dan beribadat menurut agama
dan kepercayaan masing-masing. Dari dasar ini pula, bahwa suatu keharusan bagi masyarakat
warga Indonesia menjadi masyarakat yang beriman kepada Tuhan, dan masyarakat yang
beragama, apapun agama dan keyakinan mereka.

2). Kemanusiaan (Moralitas)

Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah pembentukan suatu kesadaran tentang
keteraturan, sebagai asas kehidupan, sebab setiap manusia mempunyai potensi untuk menjadi
manusia sempurna, yaitu manusia yang beradab. Manusia yang maju peradabannya tentu
lebih mudah menerima kebenaran dengan tulus, lebih mungkin untuk mengikuti tata cara dan
pola kehidupan masyarakat yang teratur, dan mengenal hukum universal. Kesadaran inilah
yang menjadi semangat membangun kehidupan masyarakat dan alam semesta untuk
mencapai kebahagiaan dengan usaha gigih, serta dapat diimplementasikan dalam bentuk
sikap hidup yang harmoni penuh toleransi dan damai.

3). Persatuan Indonesia (Kebangsaan)

Persatuan adalah gabungan yang terdiri atas beberapa bagian, kehadiran Indonesia dan
bangsanya di muka bumi ini bukan untuk bersengketa. Bangsa Indonesia hadir untuk
mewujudkan kasih sayang kepada segenap suku bangsa dari Sabang sampai Merauke.
Persatuan Indonesia, bukan sebuah sikap maupun pandangan dogmatik dan sempit, namun
harus menjadi upaya untuk melihat diri sendiri secara lebih objektif dari dunia luar. Negara
Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dalam proses sejarah perjuangan panjang dan terdiri
dari bermacam-macam kelompok suku bangsa, namun perbedaan tersebut tidak untuk
dipertentangkan tetapi justru dijadikan persatuan Indonesial.

4). Permusyawaratan dan Perwakilan

Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan hidup berdampingan dengan orang lain,
dalam interaksi itu biasanya terjadi kesepakatan, dan saling menghargai satu sama lain atas
dasar tujuan dan kepentingan bersama. Prinsip-prinsip kerakyatan yang menjadi cita-cita
utama untuk membangkitkan bangsa Indonesia, mengerahkan potensi mereka dalam dunia
modern, yakni kerakyatan yang mampu mengendalikan diri, tabah menguasai diri, walau
berada dalam kancah pergolakan hebat untuk menciptakan perubahan dan pembaharuan.
Hikmah kebijaksanaan adalah kondisi sosial yang menampilkan rakyat berpikir dalam tahap
yang lebih tinggi sebagai bangsa, dan membebaskan diri dari belenggu pemikiran berasaskan
kelompok dan aliran tertentu yang sempit.

5). Keadilan Sosial

Nilai keadilan adalah nilai yang menjunjung norma berdasarkan ketidak berpihak kan,
keseimbangan, serta pemerataan terhadap suatu hal. Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia merupakan cita-cita bernegara dan berbangsa. Itu semua bermakna
mewujudkan keadaan masyarakat yang bersatu secara organik, dimana setiap anggotanya
mempunyai kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang serta belajar hidup pada
kemampuan aslinya. Segala usaha diarahkan kepada potensi rakyat, memupuk perwatakan
dan peningkatan kualitas rakyat, sehingga kesejahteraan tercapai secara merata.

4. Pancasila artinya lima dasar atau lima asas yaitu nama dari dasar negara kita, Negara
Republik Indonesia. Istilah pancasila telah dikenal sejak zaman majapahit pada abad XIV
yang terdapat dalam buku Negara Kertagama karangan Prapanca dan buku Sutasoma
karangan Tantular. Pancasila ditetapkan pada tanggal 18 agusttus 1945. Rumusan pancasila
yang tercantum didalam pembukaan UUD 1945 adalah : 1. KeTuhanan Yang Maha Esa 2.
Kemanusiaan yang adil yang beradab 3. Persatuan indonesia 4. Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan 5. Keadilan sosial bagi
seluruh rakyat indonesia Pancasila merupakan kepribadian bangsa indonesia karena
pancasila merupakan ciri yang khas kepada bangsa indonesia dan tidak dapat dipisahkan
dari bangsa indonesia dengan mempunyai lima sila dengan pengalaman masing-masing.
Tujuan yang akan dicapai oleh bangsa indonesia, yakni suatu masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancasila didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merdeka.,
berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang
aman, tentram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka,
tertib dan damai.

Anda mungkin juga menyukai