Anda di halaman 1dari 6

Nama : Isma Romanti Napitupulu, A.

Md
Golongan : II.c
Angkatan :3
Kelompok :2
Pemateri : Bpk. Idris Eal Al Amini

A. Soal Wawasan Kebangsaan Latsar CPNS TA. 2023


1. Wawasan Kebangsaan adalah ara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan persatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kesatuan
atau integrasi nasional bersifat kultural dan tidak hanya bernuansa struktural
mengandung satu kesatuan ideologi, kesatuan politik, kesatuan sosial budaya,
kesatuan ekonomi, dan kesatuan pertahanan dan keamanan. Wawasan kebangsaan
menentukan cara bangsa mendayagunakan kondisi geografis negara, sejarah, sosio-
budaya, ekonomi dan politik serta pertahanan keamanan dalam mencapai cita-cita
dan menjamin kepentingan nasional. Wawasan kebangsaan menentukan bangsa
menempatkan diri dalam tata berhubungan dengan sesama bangsa dan dalam
pergaulan dengan bangsa lain di dunia internasional. Wawasan kebangsaan
mengandung komitmen dan semangat persatuan untuk menjamin keberadaan dan
peningkatan kualitas kehidupan bangsa dan menghendaki pengetahuan yang
memadai tentang tantangan masa kini dan masa mendatang serta berbagai potensi
bangsa.
Dalam kerangka NKRI, wawasan kebangsaan adalah cara kita sebagai bangsa
Indonesia di dalam memandang diri dan lingkungannya dalam mencapai tujuan
nasional yang mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan
politik, sosial budaya, ekonomi dan pertahanan keamanan, dengan berpedoman
pada falsafah Pancasila dan UUD 1945.

Wawasan kebangsaan Indonesia yang menjadi sumber perumusan kebijakan


desentralisasi pemerintahan dan pembangunan dalam rangka pengembangan
otonomi daerah harus dapat mencegah disintegrasi / pemecahan negara kesatuan,
mencegah merongrong wibawa pemerintah pusat, mencegah timbulnya
pertentangan antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Melalui upaya
tersebut diharapkan dapat terwujud pemerintah pusat yang bersih dan akuntabel
dan pemerintah daerah yang tumbuh dan berkembang secara mandiri dengan daya
saing yang sehat antar daerah dengan terwujudnya kesatuan ekonomi, kokohnya
kesatuan politik, berkembangnya kesatuan budaya yang memerlukan warga bangsa
yang kompak dan bersatu dengan ciri kebangsaan, netralitas birokrasi
pemerintahan yang berwawasan kebangsaan, sistem pendidikan yang
menghasilkan kader pembangunan berwawasan kebangsaan.
Wawasan kebangsaan Indonesia memberi peran bagi bangsa Indonesia untuk
proaktif mengantisipasi perkembangan lingkungan stratejik dengan memberi
contoh bagi bangsa lain dalam membina identitas, kemandirian dan menghadapi
tantangan dari luar tanpa konfrontasi dengan meyakinkan bangsa lain bahwa
eksistensi bangsa merupakan aset yang diperlukan dalam mengembangkan nilai
kemanusiaan yang beradab.

- Wawasan Kebangsaan bagi bangsa Indonesia memiliki makna:


Wawasan kebangsaan mengamanatkan kepada seluruh bangsa agar
menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan
bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
- Wawasan kebangsaan mengembangkan persatuan Indonesia sedemikian
rupa sehingga asas Bhinneka Tunggal Ika dipertahankan.
- Wawasan kebangsaan tidak memberi tempat pada patriotisme yang licik.
- NKRI yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur bertekad untuk
mewujudkan bangsa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir batin,
sejajar dengan bangsa lain yang sudah maju.

Nilai Wawasan Kebangsaan yang terwujud dalam persatuan dan kesatuan


bangsa memiliki enam dimensi yang bersifat mendasar dan fundamental, yaitu:
1. Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merkeka, dan
besatu.
3. Cinta akan tanah air dan bangsa.
4. Demokrasi atau kedaulatan rakyat.
5. Kesetiakawanan sosial.
6. Masyarakat adil-makmur.

2. Ruang Lingkup Wawasan Kebangsaan


a. Wadah(Contour)
meliputi seluruh bentuk kehidupan bermasyarakat di Indonesia. Hal ini
mencakup kehidupan dalam berbangsa, bernegara, keanekaragaman budaya dan
suku, serta pengelolaan seluruh kekayaan alam.

Dalam hal ini, konsep wadah memiliki arti bahwa bangsa Indonesia memiliki
beragam organisasi nasional yang menjadi wadah dari berbagai kegiatan
kenegaraan dalam bentuk struktur politik.
b. Isi(Content)
Unsur ini mencakup segala aspirasi bangsa yang berkembang di masyarakat
dalam mencapai cita-cita serta tujuan nasional.

c. TataLaku(Conduct)
Hasil interaksi antara wadah serta isi wawasan kebangsaan akan berwujud
menjadi sebuah tingkah laku. Tingkah laku lahir dari cerminan perbuatan,
tindakan, dan perilaku bangsa Indonesia. Tata laku juga mencerminkan
mengenai jiwa, semangat, dan mentalitas sebuah bangsa yang membedakannya
dengan bangsa lainnya.

Selain itu, tata laku juga mencerminkan identitas atau kepribadian suatu bangsa
berdasarkan dengan asas kekeluargaan dan kebersamaan. Dari sana, timbul rasa
kebanggaan dan cinta terhadap bangsa dan tanah air atau disebut juga dengan
istilah nasionalisme

3. Konsesus Dasar adalah sebuah frasa untuk menghasilkan atau menjadikan sebuah
kesepakatan yang disetujui secara bersama-sama antarkelompok atau individu
setelah adanya perdebatan dan penelitian yang dilakukan dalam kolektif intelijen
untuk mendapatkan konsensus pengambilan keputusan.
Kehidupan berbangsa dan bernegara menuntut adanya keseimbangan serta
harmonisasi di dalamnya. Arah pergerakan dan langkah-langkah yang diambil juga
harus selaras agar mampu melahirkan bangsa yang sejahtera dan mandiri.
Berangkat dari hal tersebut, nilai-nilai kebangsaan dalam kebhinekaan dapat dilihat
lewat empat konsensus dasar, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar (UUD)
1945, NKRI, dan semboyan Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma
Mangrwa. Setiap agama, aliran, dan pemikiran tertentu selalu memiliki makna dan
tujuan yang sama, oleh karena itu persatuan merupakan hal yang mutlak dalam
keberagaman yang ada.

4. Implementasi Pancasila dalam kehidupan sehari-hari :

Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

 Menjalanan perintah agama masing-masing sesuai dengan kepercayaan


yang dianutnya.
 Memegang erat nilai toleransi antar umat beragama.
 Menanamkan nilai-nilai kebenaran, kebaikan, kejujuran, dan kemuliaan
dalam diri.
Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

 Menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan dan martabat manusia sebagai


makhluk Tuhan.
 Saling menghargai dan toleran terhadap sesama.

Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

 Memberikan perlindungan kepada semua orang yang berstatus warga


negara Indonesia.
 Perlakuan yang sama pada seluruh warga di manana pun berada tanpa
memandang latar belakang suku, ras, budaya, maupun agamanya.

Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan

 Selalu mengutamakan musyawarah mufakat dalam setiap pengambilan


keputusan bersama.
 Tidak memaksakan kehendak kepada sesama ketika berbeda pendapat saat
musyawarah.

Sila Kelima: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

 Menjalankan wajib gotong royong bersama tetangga.


 Menegur orang yang mengganggu ketertiban umum di lingkungan sekitar.

B. Contoh soal Kasus Wawasan Kebangsaan


1. Integrasi nasional seharusnya dimulai dari pejabat negara sehingga bisa
memberikan contoh bagi warga negara. Salah satu tindakan pejabat negara yang
tidak mendukung integritas negara adalah praktek korupsi. Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) merupakan lembaga negara yang dibentuk
untuk menyelidiki kasus kejahatan luar biasa korupsi, kolusi, dan
nepotisme(KKN). Berbagai kasus korupsi mencuat ke permukaan. KPK
berhasil mengungkap dan menangkap pelakunya. Akan tetapi, kasus korupsi
masih marak terjadi. Jelaskan upaya paling tepat yang dapat dilakukan
masyarakat untuk menghentikan praktik kejahatan luar biasa tersebut?
Upaya yang dapat dilakukan masyarakat untuk menghentikan praktik kejahatan
korupsi, antara lain:
- “Mulai dari diri sendiri" adalah kata yang paling tepat untuk
menggambarkan poin ini. Dengan memegang teguh prinsip kejujuran maka
niat melakukan korupsi pasti dapat dihindari.
- Berlatih untuk berintegritas. Integritas adalah bertindak dengan cara yang
konsisten dengan apa yang dikatakan. Nilai integritas merupakan kesatuan
antara pola pikir, perasaan, ucapan, dan perilaku yang selaras dengan hati
nurani dan norma yang berlaku. Jika seseorang mengakui bahwa dia orang
yang jujur, maka pengakuannya akan tercermin dari tindakan, perasaan, dan
perilakunya. Integritas akan menjaga orang itu tetap jujur, walau tidak ada
orang lain di sekitar yang melihat kejujurannya.
- "Lihat, Lawan, Laporkan" sebagai salah satu jargon KPK bukannya tanpa
arti. Masyarakat perlu melaporkan kepada aparat penegak hukum jika
mendapati kasus korupsi. Masyarakat yang antikorupsi tidak akan diam
saja jika melihat korupsi di depan matanya. Namun ada keengganan
masyarakat untuk melapor, salah satu alasannya karena khawatir
keselamatannya terancam. Kekhawatiran itu seharusnya dapat ditepis
karena KPK akan melindungi identitas pelapor.

- Masyarakat juga bisa berperan memberantas korupsi dengan berkontribusi


dalam perbaikan sistem. Perbaikan sistem dimaksudkan untuk menutup
celah-celah korupsi yang bisa dimanfaatkan para koruptor menilap uang
negara.
Masyarakat yang memiliki kedudukan di pemerintahan atau perusahaan,
bisa melakukan perbaikan sistem secara langsung. Dalam mengidentifikasi
celah-celah korupsi, misalnya pada pengadaan barang dan jasa atau
rekrutmen serta promosi pegawai, dan menutupnya dengan kekuasaan yang
dimiliki.
Kontribusi untuk perbaikan sistem bisa dilakukan membantu pemantauan
layanan publik, melakukan kajian terkait layanan publik, menyampaikan
rekomendasi kepada pemerintah, atau membangun manajemen antikorupsi
di lingkungan masing-masing.

- Dengan prinsip pemberantasan korupsi tidak bisa dilakukan seorang diri,


maka nilai-nilai antikorupsi dan integritas harus disebarluaskan. Seorang
yang memegang teguh integritas harus menularkan nilai-nilai luhur tersebut
ke sekitarnya, mulai dari keluarga, teman, kampus, atau rekan kerja.
Seseorang yang memiliki tekad kuat menjadi agen perubahan, sudah
seharusnya memiliki pola kampanye antikorupsi. Tidak selalu harus dengan
sosialisasi yang serius, bisa juga melalui aksi kreatif sebagai pemantik
kesadaran antikorupsi, seperti puisi, lagu, atau dongeng.
2. Krisis moneter pernah terjadi di Indonesia pada tahun 1997. Krisis itu memukul
perekonomian dan usaha di Indonesia. Diambil dari buku Monetary Policy
Strategy (2007) karya Frederic S Mishkin, krisis moneter adalah krisis yang
berhubungan dengan keuangan suatu negara. Krisis Moneter yang dialami
Indonesia sejak tahun 1997-1998, ditandai dengan melemahnya nilai tukar
rupiah yang sangat drastis.
Untuk menangani krisis moneter yang terjadi maka dibentuk kesepakatan antara
pemerintah dan Bank Indonesia (BI) yaitu Konsensus Dasar Ekonomi (KDE)
yang ditandatangani pada tanggal 1 Maret 1998. KDE berisi tentang kebijakan
fiscal dan moneter yang harus dilakukan oleh pemerintah dan BI untuk
mengatasi krisis moneter. Dalam kesepakatan ini, pemerintah dan BI sepakat
untuk menaikkan suku bunga dan memperketat kebijakan moneter, dan
kebijakan fiscal yang harus dilakukan pemerintah seperti pengurangan subsidi
dan penghematan anggaran.

Anda mungkin juga menyukai