Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENGERTIAN, JENIS, HAKIKAT, WAWASAN,NILAI-NILAI DAN KEBANGSAAN

1.1 PENGERTIAN NILAI-NILAI


Nilai merupakan petunjuk umum yang sudah berlangsung lama. Petunjuk ini bahkan
mampu mengarahkan tingkah dan laku serta kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena
itu,  nilai dalam kategori ini dapat dibagi menjadi dua, yaitu nilai yang baik dan nilai yang buruk.
Nilai yang baik merupakan sesuatu hal yang mendidik dan dapat diikuti oleh semua orang baik
anak-anak maupun orang dewasa, yang bertujuan untuk mengikuti nilai moral yang berlaku agar
tidak dicap jelek oleh masyarakat, sedangkan nilai yang buruk merupakan nilai yang
mengajarkan orang-orang untuk berperilaku tidak sepantasnya atau tidak senonoh, nilai ini tidak
patut untuk diikuti oleh masyarakat, terlebih lagu tidak patut diajarkan ataupun diperagakan
kepada anak-anak. Nilai buruk ini pun apabila dilakukan atau diperagakan oleh seseorang, maka
seseorang tersebut akan diberikan hukuman sesuai tindakan buruk yang ia lakukan, contohnya
seperti dikucilkan oleh masyarakat karena ia melanggar nilai moral masyarakat setempat.
Nilai adalah segala sesuatu yang menarik bagi manusia sebagai subyek ( Perry,1954), dan
nilai juga adalah sesuatu yang dipentingkan manusia sebagai subyek, menyangkut segala sesuatu
yang baik atau buruk, sebagai abstraksi, pandangan atau maksud dari berbagai pengalaman
dengan seleksi perilaku yang ketat (Munandar, 2010).

1.2 JENIS-JENIS NILAI


1. Nilai Tercernakan ( Internalize Values ) / Mendarah Daging
Nilai yang mendarah daging adalah nilai yang telah menjadi kepribadian dan kebiasaan
sehingga ketika seseorang melakukannya kadang tidak melalui proses berpikir atau
pertimbangan lagi, melainkan secara tidak sadar.Biasanya nilai ini telah tersosialisasi
sejak seorang masih kecil dan apabila ia tidak melakukannya ia akan merasa malu bahkan
dapat merasa bersalah
2. Nilai Dominan 

1
Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting dibandingkan dengan nilai yang
lainnya. Ukuran dominan atau tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut.

- Banyaknya orang yang menganut nilai berikut. Contohnya : sebagian besar


masyarakat menghendaki perubahan ke arah perbaikan (reformasi) di segala
bidang kehidupan, seperti bidang politik, hukum, ekonomi, dan sosial.

1.3 PENGERTIAN KEBANGSAAN


  Kebangsaan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan identitas suatu bangsa mulai
dari semangat membela bangsa, sikap cinta akan tanah air, hingga ideologi yang hidup dalam
suatu bangsa. Dalam kebangsaan terdapat semangat berkebangsaan serta nilai-nilai kebangsaan
yang baik dan berharga.

1.4 WAWASAN KEBANGSAAN 


Wawasan kebangsaan merupakan cara pandang atau persepsi bangsa mengenai diri dan
ideologinya, serta keinginan untuk memperkokoh dan menjaga persatuan bangsa. 
Wawasan kebangsaan memiliki beberapa tujuan yaitu :
- Terbentuknya bangsa yang kuat dan kukuh, serta memiliki daya saing yang
kuat terhadap bangsa lain.
- Menjaga sejarah kebangsaan Indonesia.
- Revitalisasi dan reaktualisasi nilai-nilai Pancasila.
- Meningkatkan kualitas kelestarian bangsa.

Wawasan kebangsaan Indonesia dicetuskan pada Sumpah Pemuda tanggal 28 Oktober


1928. Sumpah Pemuda ini menjadi simbol tekad dan perjuangan bangsa.  

Terdapat dua aspek wawasan kebangsaan, yaitu :


1. Aspek moral
2. Aspek intelektual

2
Berdasarkan dua aspek diatas, wawasan kebangsaan memiliki 6 nilai, yaitu :
1. Penghargaan terhadap harkat dan martabat sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa,
2. Tekad bersama untuk berkehidupan yang bebas, merdeka dan bersatu, cinta tanah air dan
bangsa,
3. Demokrasi dan kedaulatan rakyat,
4. Kesetiakawanan sosial,
5. Masyarakat adil dan makmur.

1.5 PENGERTIAN NILAI-NILAI KEBANGSAAN


Nilai-nilai kebangsaan adalah nilai dasar yang bersumber dari nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila, Sebagai dasar Negara; Undang-undang dasar 1945, sebagai konstitusi; Negara
Kesatuan Republik Indonesia, sebagai sasanti pemersatu; Bhineka Tunggal Ika. Nilai-nilai dasar
tersebut dicerminkan dalam sikap dan perilaku Warga Negara Indonesia yang mengutamakan
persatuan dan kesatuan bangsa, kesatuan wilayah yang terdiri dari pulau-pulau, dan dalam
kehidupan bermasyarakat dan berbangsaan. 

1.6 HAKIKAT NILAI-NILAI KEBANGSAAN


Nilai kebangsaan pada hakikatnya merupakan nilai yang disepakati dan dipandang baik
yang melekat pada diri setiap warga negara Indonesia, berupa norma-norma serta etika kebaikan
yang terkandung dan menjadi ciri kepribadian bangsa Indonesia, bersumber dari nilai-nilai
Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika.
         Nilai kebangsaan menjadi panduan dan pedoman bagi bangsa Indonesia untuk
memperkuat kehidupan berbangsa dan bernegara.

3
BAB II
SUMBER NILAI-NILAI DAN KEBANGSAAN

2.1 PANCASILA SUMBER NILAI-NILAI KEBANGSAAN


Pancasila adalah sumber nilai kebangsaan sebagai dasar negara, fondasi yang menyangga
bangunan bangsa Indonesia, agar berdiri kokoh sekaligus merekatkan segala perbedaan menjadi
kesatuan utuh, sampai kapanpun.Sebelum lahirnya Indonesia, masyarakat yang tinggal kepulauan
yang sekarang menjadi wilayah geografis Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dikenal
sebagai masyarakat religius yaitu masyarakat yang percaya kepada Tuhan, sesuatu yang memiliki
kekuatan yang luar biasa mengatasi kekuatan alam dan manusia. Hal ini terbukti dengan adanya
berbagai kepercayaan dan aliran-aliran agama yang ada di Indonesia  kira-kira sekitar 2000
Sebelum Masehi, tepatnya pada zaman Neolitikum dan Megalitikum ini memiliki berbagai
peninggalanan yang bersangkutan dengan kepercayaan orang-orang pada zaman tersebut
diantaranya berupa “Menhir” yaitu sejenis tiang atau tugu yang terbuat dari batu, kubur batu,
punden berundak-undak yang ditemukan di Pasemah pegunungan antara wilayah wilayah
Palembang dan Jambi, di daerah Besuki Jawa Timur, Cepu, Cirebon, Bali dan Sulawesi. Menhir
adalah tiang batu yang didirikan sebagai ungkapan manusia atas zat yang tertinggi, yang Tunggal
atau Sesuatu Yang Maha Esa yaitu Tuhan.

Rasa kesatuan sebagai sebuah komunitas juga tercermin pada berbagai ungkapan dalam
bahasa-bahasa daerah di seluruh nusantara  yang mengandung pengertian “tanah air” sebagai
ekspresi pengertian persataun antara tanah dan air, kesatuan wilayah yang terdiri atas pulau-
pulau, lautan dan udara: “tanah tumpah darah” yang mengungkapkan persatuan antara manusia
dan alam sekitarnya antara bui dan orang disekitarnya. Ungkapan “Bhinneka Tunggal Ika” yang
mengandung cita-cita kemanusiaan dan perastuan sekaligus, yang juga bersumber dari sejarah
bangsa indonesia dengan adanya kerajaan yang dapat digolongkan bersifat nasional yaitu
Sriwijaya dan Majapahit.

4
Berpangkal tolak dari struktur sosial dan struktur kerohanian asli bangsa indonesia, serta
diilhami oleh ide-ide besar dunia, maka pendiri Negara kita yang terhimpun dalam Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan terutama dalam
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), memurnikan dan memadatkan nilai-nilai yang
sudah lama dimiliki, diyakini dan dihayati kebenarannya oleh manusia indonesia. Kulminasi dari
endapan nilai-nilai tersebut dijadikan oleh para pendiri bangsa sebagai soko guru bagi falsafah
negara indonesia modern yakni pancasila yang rumusannya tertuang dalam UUD 1945, sebagai
ideologi negara, pandangan hidup bangsa, dasar negara dan sumber dari segala sumber hukum
Indonesia.

Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekarno di depan sidang
BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945. Oleh Bung Karno dinyatakan bahwa Pancasila merupakan
philosofische grondslag, suatu fundamen, filsafaat, pikiran yang sedalam-dalamnya, merupaan
landasan atau dasar bagi negara merdeka yang akan didirikan. Takdir kemajemukan bangsa
indonesia dan kesamaan pengalaman sebagai bangsa terjajah menjadi unsur utama yang lain
mengapa Pancasial dijadikan sebagai landasan bersam abagi fondasi dan cita-cita berdirinya
negara Indonesia merdeka. Kemajemukan dalam kesamaan rasa dan pengalaman sebagai anaka
jajahan ini menemunkan titik temunya dalam Pancasila, menggantikan beragam keinginan
subyektif beberapa kelompok bangsa Indonesia yang menghendaki dasar negara berdasarkan
paham agama maupun ideologi dan semangat kedaerahan tertentu. Keinginan-keinginan
kelompok tersebut mendapatkan titik teunya pada Pancasila, yang kemudian disepakati sebagai
kesepakatan bersama sebagai titik pertemuan beragam komponen yang ada dalam masyarakat
Indonesia.

Selain berfungsi sebagai landasan bagi kokoh tegaknya negara dan bangsa, Pancasila juga
berfungsi sebagai bintang pemandu atau Leitstar, sebagai ideologi nasional, sebagai pandangan
hidup bangsa, sebagai perekat atau pemersatu bangsa dan sebagai wawasan pokok bangsa
Indonesia dalam mencapai cita-cita nasional. Pancasila merupakan wadah yang cukup fleksibel,
yang dapat mencakup paham-paham positif yang dianut oleh bangsa Indonesia, dan paham lain
yang positif tersebut mempunyai keleluasaan yang cukup untuk memperkembangkan diri. Yang

5
ketiga, karenasila-sila dari Pancasila itu terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif
sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia, dan nilai serta norma yang bertentangan, pasti
akan ditolak oleh Pancasila, misalnya Atheisme dan segala bentuk kekafiran tak beragama akan
ditolak oleh bangsa Indonesia yang bertuhan dan beragama.

Pentingnya kedudukan Pancasila bagi bangsa Indonesia dalam hidup bermasyarakat,


berbangsa dan bernegara, sehingga gagasan dasar yang berisi konsep, prinsip dan nilai yang
terkandung dalam Pancasila harus berisi kebenaran nilai yang tidak asing bagi masyarakat
Indonesia. Dengan demikian rakyat rela menerima, meyakini dan menerapkan dalam kehidupan
yang nyata, untuk selanjutnya dijaga kokoh dan kuatnya gagasan dasar tersebut agar mampu
mengantisipasi perkembangan zaman. Untuk menjaga, memelihara, memperkokoh dan
mensosialisasikan Pancasila maka para penyelenggara Negara dan seluruh warga Negara wajib
memahami, meyakini dan melaksankaan kebenaran nilai-nilali Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, karena Pancasila sampai kapanpun akan tetap kita
pegang dan percaya sebagai dasar kokoh bangunan negara dan ideologi nasional yang
mengandung segala nilai kebangsaan sebagai kekuatan utama pembangunan bangsa dan negara.
Nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari Pancasila :

1. Nilai Religius
- Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, menampilkan untuk memiliki
sikap hidup yang rendah hati, menghargai orang lain, tanpa memandang
agama atau kepercayaan umat lainnya. 
- Dengan nilai ini masyarakat kita adalah masyarakat yang religius bukan atheis.
Pengakuan terhadap Tuhan diwujudkan dengan perbuatan untuk taat pada
perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya sesuai dengan ajaran atau tuntutan
agama yang dianutnya. Nilai religius ini juga memiliki arti bagi adanya
pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan
beragama, tidak ada paksaan dalam beragama serta perlakuan yang tidak
diskriminatif antar umat beragama.

6
2. Nilai Kekeluargaan 
- Kesediaan dan kesadaran diri bangsa dan warga negara Indonesia untuk
menempatkan diri sebagai bagian tak terpisahkan dari keluarga besar bangsa
Indonesia. 
- Melalui nilai ini antar masyarakat atau warga negara Indonesia perlu
diperlakukan sesuai dengan harkatnya, sebagai mahkluk Tuhan yang memiliki
derajat serta hak dan kewajiban yang sama. Berdasarkan nilai ini maka secara
nyata ada pengakuan terhadap hak asasi manusia. Nilai kekeluargaan juga
mengandung semangat kebersamaan, membawa tanggung jawab untuk saling
melengkapi dan saling menguatkan.

3. Nilai Keselarasan
- Kesediaan dan kemampuan untuk memahami, menerima, dan menghargai
segala bentuk perbedaan (keragaman budaya yang ada di Indonesia).
- Nilai Keselarasan ini muncul pada sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan
Indonesia. Adanya perbedaan bukanlah penyebab perselisihan, tetapi justru
dapat menciptakan kebersamaan. 
- Mengetahui dan memahami kebaikan sebagai kekuatan membangun
keharmonisan antar masyarakat.
- Keselarasan harus menjadi sikap hidup sehingga mampu maju bersama
mencapai tujuan nasional. 
- Nilai keselarasan menciptakan kerukunan, ketentraman, dan kedamaian. 

4. Nilai Kerakyatan
- Pengakuan terhadap rakyat Indonesia sebagai pemilik kedaulatan negara.
- Berdasar nilai ini maka seperti yang kita tahu bahwa demokrasi lebih
mengutamakan pengambilan keputusan melalui musyawarah mufakat yang
sudah seharusnya di realisasikan. 
- Menomorsatukan kepentingan rakyat (meningkatkan kesehjateraan dan
perlindungan rakyat) di atas kepentingan pribadi dan golongan. 

7
5. Nilai Keadilan 
- Mendorong sikap hidup peduli terhadap sesama, tanggap dan siap mengambil
bagian dalam mengatasi kesulitan sesama.
- Keadilan memungkinkan negara tetap tegak, bersatu, maju, bersama sebagai
bangsa besar untuk meraih kesejahteraan bersama secara merata dan
berimbang di seluruh wilayah tanah air.

2.2 UUD 1945 SUMBER NILAI-NILAI KEBANGSAAN 


Naskah Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei sampai 16 Juli 1945 oleh
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada masa itu Ir
Soekarno menyampaikan gagasan dasar pembentukan negara yang beliau sebut Pancasila.
Gagasan itu disampaikan dihadapan panitia BPUPKI pada siang perdana mereka tanggal 28 Mei
1945 dan berlangsung hingga tanggal 1 Juni 1945.

Undang-undang Dasar ialah hukum dasar yang tertulis, sedang disampingnya Undang-
undang Dasar itu berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, ialah aturan-aturan dasar yang
timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara, meskipun tidak ditulis. Nilai-nilai
kebangsaan yang bersumber dari UUD 1945 :
1. Nilai Demokrasi 
- Kedaulatan berada ditangan rakyat, yang memiliki arti setiap warga negara
Indonesia memiliki kebebasan bertanggung jawab dalam setiap
penyelenggaraan apapun yang ada di negera ini. 
- Seperti yang kita tau pemerintahan kita adalah pemerintahan yang demokratis
yaitu pemerintahan yang dari rakyat, pemerintahan oleh rakyat, dan
pemerintahan untuk rakyat. Dengan begitu masyarakat Indonesia semakin
berani dan cerdas dalam berpikir, bersikap, dan bertindak yang didukung oleh
perundangan yang mengatur kebebasan berpendapat dan bertanggung jawab
juga atas pendapat yang sudah dikemukakan

8
2. Nilai Kesamaan Derajat 
- Warga negara memiliki hak, kewajiban, dan kedudukan yang sama di depan
hukum.
- Hak menyampaikan pendapat, kebebasan beragama, dan kebebasan dari
perlakuan tidak manusiawi.
- Hak mendapatkan kehidupan yang layak, mendapatkan pendidikan, pelayanan
kesehatan,dan aman dari segala macam ancaman.

3. Nilai Ketaatan hukum 


- Setiap warga negara (tanpa terkecuali) wajib menaati hukum dan peraturan
yang berlaku.
- Hukum merupakan sumber tertinggi dalam mengatur dan menentukan
mekanisme hubungan antar negara dengan masyarakat Indonesia itu sendiri,
maupun anggota/kelompok masyarakat satu sama lain. 

4. Nilai Keseimbangan 
- Menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang proporsional,
tidak memaksakan kehendak, saling toleransi, tolong-menolong, rukun, damai,
menghormati, perbedaan agama dan kepercayaan, persahabatan, serta
membela dan melindungi yang lemah. Keseimbangan antara kehidupan
jasmani dan rohani.

2.3 NKRI SUMBER NILAI-NILAI KEBANGSAAN


NKRI adalah tanah air, tanah tumpah darah, ruang hidup, dan sumber kehidupan bagi
bangsa dari Tuhan Yang Maha Esa, yang wajib dipertahankan, dimanfaatkan sebaik-baiknya
untuk kemakmuran rakyat Indonesia. Nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari NKRI :
1. Nilai Kesatuan Wilayah 
- Dalam arti sempit kesatuan wilayah berarti daerah yang dikuasai dan di duduki
secara sah menurut hukum.

9
- Dalam arti luas , kesatuan wilayah berarti berorientasi pada wawasan
nusantara bahwa NKRI terdiri dari ribuan pulau yang membentang dari
Sabang sampai Merauke, yang dihubungkan oleh laut serta wilayah udara di
atasnya dipandang sebagai kesatuan yang utuh dan tak terpisahkan dalam
kehidupan bermasyarakat. 
2. Nilai Persatuan Bangsa 
- Persatuan bangsa berarti ikatan dari bermacam-macam suku bangsa yang
menyatukan dirinya ke dalam ikatan bangsa Indonesia karena dilandasi oleh
kesadaran, niat, dan kehendak bersama dalam memperjuangkan hak hidupnya
untuk mencapai cita-cita dan tujuan bersama yang disepakati dalam ikatan
NKRI.
- Tanpa suatu kesatuan yang kuat sebuah bangsa maka kita akan sangat mudah
menyerah dalam menghadapi ancaman yang menimbulkan disintegrasi
bangsa. 

2.4 BHINNEKA TUNGGAL IKA SUMBER NILAI-NILAI KEBANGSAAN


Bhinneka Tunggal Ika merupakan suatu pernyataan jiwa dan semangat bangsa Indonesia
yang menjunjung tinggi suatu kesatuan rakyat Indonesia yang memiliki beragam suku,agama,dan
kebudayaan. Nilai-nilai kebangsaan yang bersumber dari Bhinneka Tunggal Ika :
1. Nilai Toleransi
- Sikap mau memahami orang lain. Seperti kita tahu sendiri bahwa Indonesia ini
adalah bangsa majemuk (terdiri dari banyaknya agama,suku,ras, budaya, dan
bahasa), namun dengan adanya semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang
berisikan “Berbeda-beda tetap satu jua” kita tetap memiliki rasa kesatuan
seakan-akan kita adalah “satu” walaupun didalam nya kita banyak memiliki
perbedaan.
2. Nilai Keadilan 
- sikap adil untuk menjalankan segala kewajiban sebagai warga negara.
3. Nilai gotong royong, sikap untuk mau bekerja sama dengan kelompok masyarakat dalam
segala macam urusan untuk kepentingan bersama, masyarakat dan negara. 

10
Nilai-nilai kebangsaan tersebut menjadi wujud sikap dan perilaku yang akan kita
lakukan dan tunjukkan sebagai warga negara Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dalam bersikap, kita harus tahu bagaimana kita bersikap dan
berperilaku dalam kumpulan masyarakat dan berperilaku sebagai warga negara Indonesia.
 
Dalam pandangan ideologi nasional, nilai-nilai kebangsaan menjadi kesepakatan
dalam membangun kebersamaan dan kerja sama. Dalam ideologi, Nilai-nilai kebangsaan
menjadi sebuah etika dalam kehidupan bermasyarakat dan menjadi tujuan yang akan
dicapai oleh bangsa Indonesia

11
BAB III
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEBANGSAAN

3.1 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEBANGSAAN


Saat ini pendidikan kebangsaan sekadar proses belajar yang harus diselesaikan pelajar
untuk memenuhi beban belajar di sekolah ataupun di tingkat perkuliahan. Penghayatan terhadap
nilai-nilai yang terkandung dalam pembelajaran tersebut sudah semakin luntur sehingga lambat
laun sikap nasionalisme para pelajar juga ikut berkurang. Banyak faktor yang menyebabkan
antusiasme terhadap pelajaran tersebut mulai berkurang, antara lain pembelajaran yang
disampaikan dosen kurang menarik, dosen kurang up to date dengan nilai kebangsaan saat ini,
kurangnya sosialisasi terhadap sikap kebangsaan yang sudah dilakukan para leluhur terdahulu.
Hal itu dibuktikan dengan mudah ditemui mahasiswa/mahasiswi atau bahkan para dosen yang
tidak hafal lagu kebangsaan Indonesia Raya atau teks Pancasila.
Bagaimana cara menguatkan pendidikan kebangsaan dengan baik kepada para
mahasiswa/mahasisiwi? Banyak cara yang bisa kita terapkan agar karakter kebangsaan bisa terus
melekat dan berkembang dalam diri mahasiswa/mahasiswi masa kini, yaitu : 

1. Menerapkan nilai-nilai budi pekerti yang bersumber dari nilai-nilai agama. Samsuri
(2011) mengatakan mengajarkan kebenaran agama ialah suatu keharusan bagi pemeluk-
pemeluknya karena kebenaran agama memberikan jaminan bagi para pengikutnya dalam
menjalankan keyakinannya.
2. Mengembangkan ragam seni budaya lewat kegiatan pertunjukan atau pentas seni diatas
panggung sebagai rasa syukur kita akan perjuangan yang telah dilakukan para leluhur,
juga untuk meningkatkan rasa cinta akan budaya sendiri dan menguatkan rasa
nasionalisme masing-masing individu.
3. Melakukan kegiatan-kegiatan yang mengandung nilai-nilai kebangsaan, seperti kegiatan
upacara bendera yang biasa dilakukan oleh para pelajar di tingkat sekolah dasar sampai
dengan tingkat sekolah menengah atas setiap Senin, baris-berbaris, pramuka, dan kerja
bakti atau gotong royong. Keempat, mengisahkan momen-momen bersejarah bangsa dan
mengunjungi tempat-tempat bersejarah untuk menumbuhkan nasionalisme. Kelima,

12
melibatkan guru/dosen, tokoh masyarakat, dan tokoh agama dalam melakukan kegiatan
yang berhubungan dengan kebangsaan.

Nilai-nilai kebangsaan harus tetap tertanam di dalam diri kaum muda masa kini dan
generasi masa depan sehingga nasionalisme dan patriotisme terhadap bangsa dan negara menjadi
nilai yang terpatri dalam kehidupan mereka. Guru/Dosen, orangtua, dan masyarakat memiliki
peran yang sama pentingnya dalam mempromosikan, menjalankan, dan mempertahankan nilai
kebangsaan agar tetap tumbuh, berkembang, dan berkelanjutan.

3.2 BENTUK IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEBANGSAAN

13

Anda mungkin juga menyukai