1
Nilai dominan adalah nilai yang dianggap lebih penting dibandingkan dengan nilai yang
lainnya. Ukuran dominan atau tidaknya suatu nilai didasarkan pada hal-hal berikut.
2
Berdasarkan dua aspek diatas, wawasan kebangsaan memiliki 6 nilai, yaitu :
1. Penghargaan terhadap harkat dan martabat sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Kuasa,
2. Tekad bersama untuk berkehidupan yang bebas, merdeka dan bersatu, cinta tanah air dan
bangsa,
3. Demokrasi dan kedaulatan rakyat,
4. Kesetiakawanan sosial,
5. Masyarakat adil dan makmur.
3
BAB II
SUMBER NILAI-NILAI DAN KEBANGSAAN
Rasa kesatuan sebagai sebuah komunitas juga tercermin pada berbagai ungkapan dalam
bahasa-bahasa daerah di seluruh nusantara yang mengandung pengertian “tanah air” sebagai
ekspresi pengertian persataun antara tanah dan air, kesatuan wilayah yang terdiri atas pulau-
pulau, lautan dan udara: “tanah tumpah darah” yang mengungkapkan persatuan antara manusia
dan alam sekitarnya antara bui dan orang disekitarnya. Ungkapan “Bhinneka Tunggal Ika” yang
mengandung cita-cita kemanusiaan dan perastuan sekaligus, yang juga bersumber dari sejarah
bangsa indonesia dengan adanya kerajaan yang dapat digolongkan bersifat nasional yaitu
Sriwijaya dan Majapahit.
4
Berpangkal tolak dari struktur sosial dan struktur kerohanian asli bangsa indonesia, serta
diilhami oleh ide-ide besar dunia, maka pendiri Negara kita yang terhimpun dalam Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan terutama dalam
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI), memurnikan dan memadatkan nilai-nilai yang
sudah lama dimiliki, diyakini dan dihayati kebenarannya oleh manusia indonesia. Kulminasi dari
endapan nilai-nilai tersebut dijadikan oleh para pendiri bangsa sebagai soko guru bagi falsafah
negara indonesia modern yakni pancasila yang rumusannya tertuang dalam UUD 1945, sebagai
ideologi negara, pandangan hidup bangsa, dasar negara dan sumber dari segala sumber hukum
Indonesia.
Pancasila secara sistematik disampaikan pertama kali oleh Ir. Soekarno di depan sidang
BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945. Oleh Bung Karno dinyatakan bahwa Pancasila merupakan
philosofische grondslag, suatu fundamen, filsafaat, pikiran yang sedalam-dalamnya, merupaan
landasan atau dasar bagi negara merdeka yang akan didirikan. Takdir kemajemukan bangsa
indonesia dan kesamaan pengalaman sebagai bangsa terjajah menjadi unsur utama yang lain
mengapa Pancasial dijadikan sebagai landasan bersam abagi fondasi dan cita-cita berdirinya
negara Indonesia merdeka. Kemajemukan dalam kesamaan rasa dan pengalaman sebagai anaka
jajahan ini menemunkan titik temunya dalam Pancasila, menggantikan beragam keinginan
subyektif beberapa kelompok bangsa Indonesia yang menghendaki dasar negara berdasarkan
paham agama maupun ideologi dan semangat kedaerahan tertentu. Keinginan-keinginan
kelompok tersebut mendapatkan titik teunya pada Pancasila, yang kemudian disepakati sebagai
kesepakatan bersama sebagai titik pertemuan beragam komponen yang ada dalam masyarakat
Indonesia.
Selain berfungsi sebagai landasan bagi kokoh tegaknya negara dan bangsa, Pancasila juga
berfungsi sebagai bintang pemandu atau Leitstar, sebagai ideologi nasional, sebagai pandangan
hidup bangsa, sebagai perekat atau pemersatu bangsa dan sebagai wawasan pokok bangsa
Indonesia dalam mencapai cita-cita nasional. Pancasila merupakan wadah yang cukup fleksibel,
yang dapat mencakup paham-paham positif yang dianut oleh bangsa Indonesia, dan paham lain
yang positif tersebut mempunyai keleluasaan yang cukup untuk memperkembangkan diri. Yang
5
ketiga, karenasila-sila dari Pancasila itu terdiri dari nilai-nilai dan norma-norma yang positif
sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia, dan nilai serta norma yang bertentangan, pasti
akan ditolak oleh Pancasila, misalnya Atheisme dan segala bentuk kekafiran tak beragama akan
ditolak oleh bangsa Indonesia yang bertuhan dan beragama.
1. Nilai Religius
- Ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, menampilkan untuk memiliki
sikap hidup yang rendah hati, menghargai orang lain, tanpa memandang
agama atau kepercayaan umat lainnya.
- Dengan nilai ini masyarakat kita adalah masyarakat yang religius bukan atheis.
Pengakuan terhadap Tuhan diwujudkan dengan perbuatan untuk taat pada
perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya sesuai dengan ajaran atau tuntutan
agama yang dianutnya. Nilai religius ini juga memiliki arti bagi adanya
pengakuan akan kebebasan untuk memeluk agama, menghormati kemerdekaan
beragama, tidak ada paksaan dalam beragama serta perlakuan yang tidak
diskriminatif antar umat beragama.
6
2. Nilai Kekeluargaan
- Kesediaan dan kesadaran diri bangsa dan warga negara Indonesia untuk
menempatkan diri sebagai bagian tak terpisahkan dari keluarga besar bangsa
Indonesia.
- Melalui nilai ini antar masyarakat atau warga negara Indonesia perlu
diperlakukan sesuai dengan harkatnya, sebagai mahkluk Tuhan yang memiliki
derajat serta hak dan kewajiban yang sama. Berdasarkan nilai ini maka secara
nyata ada pengakuan terhadap hak asasi manusia. Nilai kekeluargaan juga
mengandung semangat kebersamaan, membawa tanggung jawab untuk saling
melengkapi dan saling menguatkan.
3. Nilai Keselarasan
- Kesediaan dan kemampuan untuk memahami, menerima, dan menghargai
segala bentuk perbedaan (keragaman budaya yang ada di Indonesia).
- Nilai Keselarasan ini muncul pada sila ketiga Pancasila yaitu Persatuan
Indonesia. Adanya perbedaan bukanlah penyebab perselisihan, tetapi justru
dapat menciptakan kebersamaan.
- Mengetahui dan memahami kebaikan sebagai kekuatan membangun
keharmonisan antar masyarakat.
- Keselarasan harus menjadi sikap hidup sehingga mampu maju bersama
mencapai tujuan nasional.
- Nilai keselarasan menciptakan kerukunan, ketentraman, dan kedamaian.
4. Nilai Kerakyatan
- Pengakuan terhadap rakyat Indonesia sebagai pemilik kedaulatan negara.
- Berdasar nilai ini maka seperti yang kita tahu bahwa demokrasi lebih
mengutamakan pengambilan keputusan melalui musyawarah mufakat yang
sudah seharusnya di realisasikan.
- Menomorsatukan kepentingan rakyat (meningkatkan kesehjateraan dan
perlindungan rakyat) di atas kepentingan pribadi dan golongan.
7
5. Nilai Keadilan
- Mendorong sikap hidup peduli terhadap sesama, tanggap dan siap mengambil
bagian dalam mengatasi kesulitan sesama.
- Keadilan memungkinkan negara tetap tegak, bersatu, maju, bersama sebagai
bangsa besar untuk meraih kesejahteraan bersama secara merata dan
berimbang di seluruh wilayah tanah air.
Undang-undang Dasar ialah hukum dasar yang tertulis, sedang disampingnya Undang-
undang Dasar itu berlaku juga hukum dasar yang tidak tertulis, ialah aturan-aturan dasar yang
timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara, meskipun tidak ditulis. Nilai-nilai
kebangsaan yang bersumber dari UUD 1945 :
1. Nilai Demokrasi
- Kedaulatan berada ditangan rakyat, yang memiliki arti setiap warga negara
Indonesia memiliki kebebasan bertanggung jawab dalam setiap
penyelenggaraan apapun yang ada di negera ini.
- Seperti yang kita tau pemerintahan kita adalah pemerintahan yang demokratis
yaitu pemerintahan yang dari rakyat, pemerintahan oleh rakyat, dan
pemerintahan untuk rakyat. Dengan begitu masyarakat Indonesia semakin
berani dan cerdas dalam berpikir, bersikap, dan bertindak yang didukung oleh
perundangan yang mengatur kebebasan berpendapat dan bertanggung jawab
juga atas pendapat yang sudah dikemukakan
8
2. Nilai Kesamaan Derajat
- Warga negara memiliki hak, kewajiban, dan kedudukan yang sama di depan
hukum.
- Hak menyampaikan pendapat, kebebasan beragama, dan kebebasan dari
perlakuan tidak manusiawi.
- Hak mendapatkan kehidupan yang layak, mendapatkan pendidikan, pelayanan
kesehatan,dan aman dari segala macam ancaman.
4. Nilai Keseimbangan
- Menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara yang proporsional,
tidak memaksakan kehendak, saling toleransi, tolong-menolong, rukun, damai,
menghormati, perbedaan agama dan kepercayaan, persahabatan, serta
membela dan melindungi yang lemah. Keseimbangan antara kehidupan
jasmani dan rohani.
9
- Dalam arti luas , kesatuan wilayah berarti berorientasi pada wawasan
nusantara bahwa NKRI terdiri dari ribuan pulau yang membentang dari
Sabang sampai Merauke, yang dihubungkan oleh laut serta wilayah udara di
atasnya dipandang sebagai kesatuan yang utuh dan tak terpisahkan dalam
kehidupan bermasyarakat.
2. Nilai Persatuan Bangsa
- Persatuan bangsa berarti ikatan dari bermacam-macam suku bangsa yang
menyatukan dirinya ke dalam ikatan bangsa Indonesia karena dilandasi oleh
kesadaran, niat, dan kehendak bersama dalam memperjuangkan hak hidupnya
untuk mencapai cita-cita dan tujuan bersama yang disepakati dalam ikatan
NKRI.
- Tanpa suatu kesatuan yang kuat sebuah bangsa maka kita akan sangat mudah
menyerah dalam menghadapi ancaman yang menimbulkan disintegrasi
bangsa.
10
Nilai-nilai kebangsaan tersebut menjadi wujud sikap dan perilaku yang akan kita
lakukan dan tunjukkan sebagai warga negara Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Dalam bersikap, kita harus tahu bagaimana kita bersikap dan
berperilaku dalam kumpulan masyarakat dan berperilaku sebagai warga negara Indonesia.
Dalam pandangan ideologi nasional, nilai-nilai kebangsaan menjadi kesepakatan
dalam membangun kebersamaan dan kerja sama. Dalam ideologi, Nilai-nilai kebangsaan
menjadi sebuah etika dalam kehidupan bermasyarakat dan menjadi tujuan yang akan
dicapai oleh bangsa Indonesia
11
BAB III
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEBANGSAAN
1. Menerapkan nilai-nilai budi pekerti yang bersumber dari nilai-nilai agama. Samsuri
(2011) mengatakan mengajarkan kebenaran agama ialah suatu keharusan bagi pemeluk-
pemeluknya karena kebenaran agama memberikan jaminan bagi para pengikutnya dalam
menjalankan keyakinannya.
2. Mengembangkan ragam seni budaya lewat kegiatan pertunjukan atau pentas seni diatas
panggung sebagai rasa syukur kita akan perjuangan yang telah dilakukan para leluhur,
juga untuk meningkatkan rasa cinta akan budaya sendiri dan menguatkan rasa
nasionalisme masing-masing individu.
3. Melakukan kegiatan-kegiatan yang mengandung nilai-nilai kebangsaan, seperti kegiatan
upacara bendera yang biasa dilakukan oleh para pelajar di tingkat sekolah dasar sampai
dengan tingkat sekolah menengah atas setiap Senin, baris-berbaris, pramuka, dan kerja
bakti atau gotong royong. Keempat, mengisahkan momen-momen bersejarah bangsa dan
mengunjungi tempat-tempat bersejarah untuk menumbuhkan nasionalisme. Kelima,
12
melibatkan guru/dosen, tokoh masyarakat, dan tokoh agama dalam melakukan kegiatan
yang berhubungan dengan kebangsaan.
Nilai-nilai kebangsaan harus tetap tertanam di dalam diri kaum muda masa kini dan
generasi masa depan sehingga nasionalisme dan patriotisme terhadap bangsa dan negara menjadi
nilai yang terpatri dalam kehidupan mereka. Guru/Dosen, orangtua, dan masyarakat memiliki
peran yang sama pentingnya dalam mempromosikan, menjalankan, dan mempertahankan nilai
kebangsaan agar tetap tumbuh, berkembang, dan berkelanjutan.
13