Anda di halaman 1dari 6

Nama : Silvestra Desinta Forceps Emanuella

Prodi / NIM : Matematika Murni / 213114018

BAB. 2 : IDENTIDAS NASIONAL

A. Pengertian Identitas Nasional

Menurut KBBI, konsep identitas nasional dibentuk dari dua kata yaitu identitas dan nasional. Kata
identitas = identity (Inggris) berarti ciri-ciri / keadaan khusus seseorang / jati diri. Sedangkan kata nasional
= national (Inggris) memiliki arti kebangsaan; berkenaan; atau berasal dari bangsa sendiri; meliputi suatu
bangsa. Secara lebih khusus, dalam konteks pendidikan kewarganegaraan, identitas nasional Indpnesia
merupakan keunikan (bisa berupa ciri maupun sifat) dari Bangsa Indonesia yang membedakannya dengan
bangsa-bangsa lain yang ada di dunia.

Identitas nasional ini merupakan suatu elemen yang sangat penting bagi suatu bangsa. Melalui identitas
nasional tersebut, negara-bangsa mampu menjaga eksistensi dan kelangsungan hidupnya yang mana
tentunya memiliki kehormatan dan kewibawaan sebagai bangsa yang sejajar dengan bangsa lain serta akan
menyatukan bangsa yang bersangkutan.

Hakikat identitas nasional Indonesia adalah Pancasila yang kemudian pengaktualisasiannya tercermin
dalam penataan kehidupan dalam arti luas (seperti Pembukaan UUD, sistem pemerintahan, nilai-nilai etik,
moral, tradisi, bahasa, mitos, ideologi, dsb) yang secara normatif diterapkan di dalam pergaulan, baik dalam
tataran nasional maupun internasional.

1. Unsur-unsur Pembentukan Identitas Nasional Indonesia

Hal ini merujuk pada suatu bangsa yang majemuk, dengan unsur-unsur pembentuk yaitu ;

a. Suku Bangsa / kelompok etnis : golongan sosial yang khusus bersifat askriptif (ada sejak lahir)
dan di Indonesia memiliki lebih dari 300 jenis dialeg bahasa.
b. Agama : Indonesia dikenal sebagai masyarakat agamis yang religius, ada 6 agama yang tumbuh
dan berkembang di nusantara yaitu ; Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu.
c. Kebudayaan : patokan nilai etika dan moral, baik yang tergolong ideal atau yang seharusnya
(world view) maupun yang operasional dan actual di dalam kehidupan sehari-hari (ethos).
d. Bahasa : system perlambang secara arbitrer dibentuk atas unsur-unsur bunyi ucapan manusia dan
digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Bahasa Indonesia (yang dulunya disebut
bahasa melayu) telah ditetapkan menjadi bahasa nasional setelah kemerdekaan.

Secara umum, identitas nasional dapat dibedakan menjadi 3 yaitu ;

a. Identitas Fundamental : berupa Pancasila yang merupakan falsafah bangsa, dasar negara, dan
ideologi negara.
b. Identitas Instrumental : UUD 1945 dan tata perundangannya, bahasa Indonesia, lambang negara,
bendera negara, dan lagu kebangsaan.

|1|
c. Identitas Alamiah : kepulauan (archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan
kepercayaan, serta agama.

2. Jenis Identitas Nasional Indonesia

a. Indonesia bersifat pluralistik baik menyangkut sosiokultural atau religiusitas.


b. Identitas fundamental/ideal yaitu Pancasila.
c. Identitas instrumental yaitu alat untuk menciptakan Indonesia yang dicita-citakan ;
1.) UUD negara : UUD 1945;
2.) Bendera negara : Merah Putih;
3.) Lambang negara : Garuda Pancasila;
4.) Bahasa negara : Bahasa Indonesia;
5.) Lagu kebangsaan : Indonesia Raya;
d. Identitas religiulitas yaitu Indonesia pluralistik dalam agama dan kepercayaan.
e. Identitas sosiokultural yaitu Indonesia pluralistik dalam suku dan budaya.
f. Identitas alamiah yaitu Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia.

Pancasila sbagai dasar filsafat bangsa dan Negara Indonesia pada hakikatnya merupakan bentang
historis panjang yang bersumber kepada nilai-nilai budaya dan keagamaan yang dimiliki oleh
bangsa Indonesia sebagai kepribadian bangsa. Lebih jauh lagi, untuk menciptakan negara kuat
(stong state) diperlukan penataan, pengelolaan, bahkan pengembangan nasionalisme dalam
identitas nasional.

B. Hakikat Bangsa dan Negara

1. Masyarakat

Berangkat dari ketidakmampuan manusia dalam kesendirian yang mendorong manusia


untuk hidup berkelompok dengan manusia lain. Masyarakat adalah bentuk kehidupan bersama
terdiri dari beberapa individu atau keluarga yang memiliki hubungan timbal balik atau
berinteraksi. Dasar terbentuknya bisa karena hubungan darah atau kepentingan bersama, yang
kemudian dibedakan menjadi dua yaitu :

a. Masyarakat terpaksa, misalnya tawanan perang, pengungsim dan lain-lain.


b. Masyarakat merdeka, yang meliputi masyarakat alami (nature) yang terjadi sendirinya
seperti suku ; dan masyarakat kultur. yang terbentuk karena kepentingan
keduniaan/kepercayaan seperti masyarakat perusahaan.

Ferdinan Tonnies (sosiolog Jerman) membagi masyarakat atas dasar akrab tidaknya
hubungan antar anggota masyarakatnya yaitu :

a. Gemeinschaft (paguyuban) : hubungannya akrab sekali tanpa memperhitungkan


untung rugi, dianalogikan dengan masyarakat pedesaan.
b. Gesseslschaft (patembayan) : hubungannya cenderung individualis dan
mempertimbangkan untung rugi, dianalogikan masyarakat perkotaan.

2. Bangsa

Bangsa (nation) adalah suatu masyarakat yang memiliki daerah tertentu yang anggotanya
bersatu berdasar pertumbuhan sejarah yang sama, merasa senasib seperjuangan, mempunyai cita-cita
|2|
dan kepentingan yang sama. Puncak identitas bangsa tersurat dan terungkap dalam sumpah pemuda
(28 Oktober 1928). Naskah selengkapnya adalah sebagai berikut :

Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia.

Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia mengaku menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

3. Negara

Negara adalah organisasi bangsa yang mengatur warga negara maupun penduduknya. Tiga
unsur mutlak berdirinya negara adalah rakyat, daerah, dan pemerintah. Unsur lainnya merupakan
unsur fakultatif yaitu adanya pengakuan dari negara lain baik pengakuan de facto maupun dejure.
Daerah suatu negara meliputi unsur daratan, udara, dan perairan (laut maupun pedalaman). Ada pula
unsur konvensional yaitu daerah yang menurut kebiasaan internasional adalah milik suatu negara
walaupun daerah itu tidak ada dalam negara tersebut.

Contoh :

a. Tanah dan gedung kedutaan besar.


b. Laut bebas di bawah kapal berbendera suatu negara adalah milik negara pemilik kapal tersebut.

Teori terjadinya negara yang cukup populer antara lain:

a. Teori Kekuatan : negara pada mulanya terjadi karena adanya persaingan antar kelompok yang
berebut dan akhirnya muncul satu kekuatan. Tokoh teori ini antara lain Karl Marx, Paul Laband,
Harold J. Laski.
b. Teori Teokrasi : negara itu bermula dari kelemahan karena penderitaan manusia kemudian pasrah
total kepada Tuhan untuk mengutus seorang penguasa/raja yang bisa membebaskan penderitaan
manusia. Paham ini beranggapan bahwa raja bertahta semata-mata adalah kehendak Tuhan.
Dijumpai pada masa-masa kerajaan dan negara Jepang serta Mesir kuno.
c. Teori Kontrak Sosial (Perjanjian Masyarakat) : negara dibentuk berdasarkan perjanjian masyarakat.
Istilah kontrak sosial ini dikemukakan pertama kali oleh J.J.Rousseau dan didukung oleh Thomas
Hobbes dan John Locke. Selanjutnya, Hobbes mengatakan bahwa manusia pada mulanya berlaku
hukum rimba. Manusia berperangai serigala siap menerkam sesamanya yang biasa disebut homo
homini lopus. Namun karena memiliki naluri, maka manusia tetap mempertahankan diri (hak dasar
perorangan). Oleh karena itu, negara kekuasaannya dibatasi oleh hak-hak kodrati.

Perlu dipahami pula bahwa negara memiliki sifat memaksa, sifat monopoli dan sifat yang mencakup
keduanya. Negara Indonesia, mempunyai tujuan yang secara jelas tersurat dalam Undang-Undang
Dasar Tahun 1945 alenia empat sebagai berikut:

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.


2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mercerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.

|3|
Untuk mewujudkan tujuan negara terebut, maka setiap negara wajib menyelenggarakan fungsi minimum
negara yaitu:

1. Melaksanakan ketertiban.
2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya.
3. Fungsi pertahanan, maka negara dilengkapi dengan alat pertahanan.
4. Menegakkan keadilan, hal ini dilaksanakan melalui badan-badan peradilan.

C. Karakteristik Identitas Nasional

Identitas nasional muncul manakala bangsa sebagai objek yang relevan memiliki karakteristik yang
berbeda dengan bangsa lainnya Pembeda inilah kemudian melahirkan identitas yang memberikan ciri
khusus suatu negara. Karakteristik identitas nasional ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Adanya Pengalaman Bangsa. Sejarah merupakan guru kehidupan, belajar dari masa lalu untuk
memperbaiki masa sekarang. Perjalanan Indonesia yang mengalami penjajahan akan memberi
kontribusi dalam mewujudkan sebuah negara dengan semangat persatuan.
2. Sejarah Nasional. Pemahaman dan kebanggaan terhadap sejarah bangsanya menjadi penguat identitas
nasional.
3. Komitmen. Pernyataan bersama sangat besar kontribusinya untuk memantapkan karakteristik identitas
nasional. Masyarakat sebagai bagian dari bangsa mempunyai komitmen sesuai dengan kehendak
bersama. Bagi bangsa Indonesia hal yang demikian juga dimiliki sebagai bangsa yang ramah.
4. Kebudayaan Nasional. Kebudayaan nasional merupakan hasil cipta, rasa, dan karsa dari masyarakat
negara yang bersangkutan.
5. Bahasa Nasional. Nama bahasa nasional biasanya seiring dengan nama bangsa di negara bersangkutan
Misal, bangsa Indonesia menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasionalnya. Tanpa pandang
bulu bahasa nasional bahasa Indonesia digunakan di seluruh wilayah tanah air.
6. Pandangan hidup. Setiap bangsa memiliki jalan hidup masing-masing yang disebut pandangan hidup.
Sebagai pandangan hidup dalam praktek kenegaraan di Indonesia, Pancasila berfungsi sebagai dasar
negara, kepribadian bangsa, jiwa bangsa, sistem filsafat dan sistem etika.
7. Aspek Alamiah. Posisi letak geografis, luas wilayah, bentuk wilayah, topografi, sumber daya alam dan
sumber daya manusia pasti berbeda. Contoh: jika ada suatu pertanyaan tentang wilayah Indonesia pasti
yang terbayang adalah negara kepulauan. Begitu selanjutnya akan terbayang dalam benak pikiran
beribu-ribu pulau, beribu bahasa daerah dan seterusnya.
8. Bhinneka Tunggal Ika Ciri khas nasionalisme Indonesia menurut Lemhanas adalah keanekaragaman
budaya, bahasa, adat dan tradisi lokal se- Nusantara.

D. Proses Berbangsa dan Bernegara

Sejak jaman kerajaan Hindu Kutai di Kalimantan Timur abad IV, berlanjut kerajaan Tarumanegara
abad V di Jawa Barat dan beberapa kerajaan yang bersifat lokal akhirnya baru bisa terbentuk kerajaan
nasional pertama pada masa kerajaan Sriwijaya abad VII namun hancur. Setelah itu, muncul kerajaan-
kerajaan lokal baru seperti Kediri dan Singasari. Sekitar tujuh abad kemudian setelah kerajaan nasional
pertama hancur, baru kemudian muncul kerajaan nasional ke dua yaitu kerajaan Majapahit.

Pada masa kerajaan Majapahit telah muncul usaha kuat untuk menyatukan nusantara didasari
sumpah Gajah Mada yang terkenal dengan nama: Sumpah Palapa. Sumpah Palapa ini merupakan niat dan
usaha keras seorang patih Gajah Mada yang berhasil mengawal pemerintahan tiga raja sejak Jayanegara,

|4|
Tribuwana Tunggadewi, dan Hayam Wuruk. Usaha keras untuk mempersatukan nusantara ini dapat
terwujud bahkan bisa mempersatukan wilayah yang lebih luas dari pada Republik Indonesia sekarang.

Majapahit sebagai kerajaan nasional ke dua memiliki wilayah yang sangat luas dan mengalami
puncak kejayaan pada masa pemerintahan raja Hayam Wuruk. Kejayaan Majapahit akhirnya tidak bisa
dipertahankan karena terjadi perebutan kekuasaan dikalangan keluarga raja. Suatu pengalaman pahit jika
dalam keluarga terjadi perebutan kekuasaan maka yang terjadi adalah kehancuran. Baik dalam skala besar
maupun kecil, negara maupun keluarga jika terjadi perang saudara maka yang dituai adalah kehancuran.
Majapahit hancur kemudian terbentuk kerajaan lokal lagi seperti Demak, Pajang, dan Mataram Islam.

Sekitar enam abad setelah Majapahit hancur lahirlah negara yaitu Republik Indonesia. Proses
berbangsa dan bernegara yang telah melalui proses berabad-abad itu mencapai puncak pernyataan identitas
bangsa pada sumpah pemuda. Perjuangan dalam gerakan nasional menjelang kemerdekaan akhirnya
berhasil mengantarkan bangsa Indonesia menjadi negara pada tanggal 17 Agustus 1945 yaitu Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Dalam proses berbangsa dan bernegara inilah menjadi sangat penting
mengenai pendidikan kewarganegaraan sehingga hampir semua negara di dunia memasukkannya sebagai
salah satu pendidikan wajib sebagaimana tercantum pada kurikulumnya (Musthafa Kamal Pasha, 2003: 1).

Beberapa faktor pembentuk bangsa Indonesia antara lain:

1. Primordial yaitu ikatan kekerabatan atas dasar suku, daerah, bahasa, dan adat istiadat;
2. Adanya ideologi doktriner yang kuat dalam masyarakat;
3. Tokoh karismatik;
4. Sejarah dan pengalaman masa lalu;
5. Bhinneka Tunggal Ika yang bermakna persatuan dalam perbedaan
6. Perkembangan ekonomi yaitu perekonomian agraris;
7. Sifat paternalistik masyarakat.

Untuk memberi gambaran sederhana dan realistis-ideal bangsa Indonesia bahwa kerangka dasar berbasis
pada kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara sebagai pembentuk jati diri bangsa empat
konsensus nasional yaitu: Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945),
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.

E. Paham Kebangsaan (Nasionalisme)

Adalah sebuah situasi kejiwaan di mana kesetiaan seseorang secara total diabdikan langsung kepada
negara bangsa atas nama sebuah bangsa (Herdiawanto, Hamdayana, 2010: 32). Nasionalisme bersifat
universal artinya berlaku bagi setiap negara di dunia ini. Semangat nasionalisme suatu bangsa menjadi
bagian yang tak terpisahkan dengan cita-cita negaranya. Kecintaan terhadap bangsa didasari kesadaran para
anggotanya secara bersama sama bersatu dalam rangka menuju cita-cita, dan kalau bangsa Indonesia
menuju masyarakat adil-makmur. Paham kebangsaan Indonesia adalah sesuai dengan UUD 1945:

1. Nasionalisme dan patriotisme artinya bangsa dan tanah air.


2. Negara milik bersama artinya NKRI.
3. Pancasila ideologi negara.

|5|
Oleh karena Pancasila merupakan ideologi negara, maka ia akan memainkan peranan yang cukup
penting untuk memelihara integritas nasional (Musthafa Kamal Pasha, 2003: 33). Peran ideologi dapat
diukur dengan tiga dimensi yaitu dimensi realitas, dimensi idealisme, dan dimensi fleksibilitas. Parameter
inilah yang mampu menguji ideologi. Dimensi realitas artinya bahwa ideologi itu sama dengan kenyataan
yang ada dalam masyarakat. Dimensi idealisme bahwa kadar ide-ide ideal yang terkandung di dalamnya
mampu memberikan semangat, motivasi, dan keyakinan para pendukungnya untuk mewujudkan dalam
kehidupan. Sedangkan dimensi fleksibilitas artinya ideologi mampu menyesuaikan dengan perkembangan
masyarakatnya.

|6|

Anda mungkin juga menyukai