Anda di halaman 1dari 2

Nama : Silvestra Desinta Forceps Emanuella

NIM : 213114018

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia (MPK)

TOLERANSI RELIGIUS DI TENGAH PLURALISME

Dewasa ini, kita semakin sadar bahwa dunia semakin berkembang pesat. Bukan hanya
dalam hal kemajuan teknologi namun juga peningkatan jumlah penduduk di setiap negara
secara siginifikan, dimana hal ini berpengaruh pada terbentuknya masyarakat sosial yang
semakin plural. Di tengah keberagaman tersebut, tentu sikap saling menghargai dan
menghormati perbedaan atau yang biasa disebut toleransi sangatlah diperlukan. Dalam hal ini,
akan menjadi topik yang sangat krusial dan aktual bahwa agama menjadi suatu hal yang cukup
sering memicu perdebatan dan perpecahan. Padahal banyak dari kejadian nyata, bahwa
perpecahan itu ditimbulkan karena masyarakat kita yang mudah termakan hoax atau isu. Hal
ini disebabkan tak lain adalah karena minimnya pengetahuan serta intelektualitas yang dimiliki.

Melalui karya God and the Universe of Faiths (1973), seorang filsuf agama
kontemporer bernama John Hick menyampaikan pendapatnya bahwa untuk kehidupan masa
kini yang semakin plural, pola pluralis yang paling cocok. Cara yang bijaksana menurutnya
adalah menerima bahwa semua agama merepresentasikan banyak jalan menuju ke Satu
Realitas Tunggal (Tuhan) yang membawa kebenaran dan keselamatan. Selain itu, seorang
filsuf besar Islam, Ibnu Rusydi, pernah berpesan bahwa : "Jika ingin menguasai orang bodoh,
bungkuslah suatu yang batil dengan agama." Fenomena semacam inilah yang pada akhirnya
berujung pada perilaku intoleran, diskriminatif bahkan subordinasi.

Penerapan sikap toleransi itu sendiri sebaiknya dapat dimulai di lingkungan keluarga,
kemudian di sekolah dan tentunya sebagai makhluk sosial kita harus menerapkan sikap ini
dalam hidup bermasyarakat. Dengan sikap toleransi ini nantinya menjadi awal mula
terbentuknya kerukunan antar umat beragama. Hal sederhana yang kadang dilupakan dalam
menumbuhkan sikap ini adalah mengenai cara bersikap santun mengenai bertanya atau
menjawab pertanyaan dalam perbedaan agama. Hal ini berbanding lurus dari pengertian
toleransi itu sendiri yaitu Tolearare yang berarti sabar dan menahan diri. Untuk itulah, sikap
menjunjung tinggi kesabaran, pembatasan diri untuk tidak dengan cepat melakukan
penghakiman maupun melakukan tindak yang merendahkan pihak lain. Pada dasarnya,
toleransi ini bukan suatu hal yang sifatnya mutlak karena bergantung pada pengetahuan,
keterbukaan, komunikasi, hati nurani, kebebasan dalam berpikir, dan tentunya adalah
keyakinan.

Lebih daripada yang telah dibahas diatas, sebagai seorang yang berbangsa dan
bernegara, jelas tercantum dalam Undang-Undang 1945 Paal 29 ayat (1) dan (2). Hal ini juga
berbanding lurus dengan semboyan negara kita yaitu ‘Bhinneka Tunggal Ika’ dimana walaupun
berbeda-beda tetapi tetap satu juga. Untuk itu, dalam konteks di negara Indonesia, selama
bentuk pemahaman dan penerapan toleransi itu sendiri tidak menyimpang dan melanggat
Pancasila juga Undang-Undang atau peraturan yang telah ditetapkan, toleransi itu harus
dibiarkan berbeda dan dihormati perbedaannya. Dengan harapan, nantinya toleransi itu benar-
benar dapat hidup dan berkembang atas nama toleransi itu sendiri.

Akhir kata, marilah kita bersama-sama membangun sikap saling toleran, demi
terciptanya lingkungan yang konstruktif di tengah keberagaman. Bersikap terbuka terhadap
pembicaraan maupun cara ibadah dari teman-teman kita yang tidak satu keyakinan. Mulailah
dari hal kecil, tentunya apabila dilakukan secara berkesinambungan dan konsisten akan
menghasilkan dampak yang besar bagi lingkungan sekitar.

Daftar Pustaka

Ali, M. (2021, Desember 12). Memahami Keyakinan Agama. Kompas,

https://www.kompas.id/baca/opini/2021/12/12/memahami-keyakinan-agama

Devi, D. (2009). Toleransi Beragama. ALPRIN.

Manik, T, S. (2021, Oktober 17). Memaknai Toleransi. Kompas,

https://www.kompas.id/baca/opini/2021/10/17/memaknai-toleransi

Mela. (2020, November). Moderasi Beragama Dalam Menumbuhkan Sikap Toleransi Dan
Moral Generasi Muda. Guepedia.

Riatmoko, F, I. (2021, Desember 12). Menyuburkan Toleransi. Kompas,

https://www.kompas.id/baca/tajuk-rencana/2022/02/06/menyuburkan-toleransi

Anda mungkin juga menyukai