Anda di halaman 1dari 12

BAB 2 IDENTITAS NASIONAL

Disusun oleh:

 Dimas Choirul Umam (1809055019)


 Epiphania (1809055051)
 Mikael Tingang (1809055049)

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
banyak nikmat, taufik, dan hidayah sehingga penulis dapat menyusun makalah yang
berjudul “Identitas Nasional” ini dengan baik tanpa halangan yang berarti.

Walaupun penulis sudah berusaha maksimal dalam menyusun makalah ini tapi tidak
menutup kemungkinan terdapat banyak kesalahan dalam penulisan makalah. Karena
itu kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan
serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir baik yang secara langsung
maupun tidak langsung. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala ikhtiar kita.
Amin.

Samarinda, September 2018

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pada hakikatnya manusia hidup tidak dapat memenuhi kebutuhannya sendiri, manusia senantiasa
membutuhkan orang lain. Pada akhirnya manusia hidup secara berkelompok-kelompok. Manusia
dalam bersekutu atau berkelompok akan membentuk suatu organisasi yang berusaha mengatur
dan mengarahkan tercapainya tujuan hidup yang besar. Dimulai dari lingkungan terkecil sampai
pada lingkungan terbesar. Pada mulanya manusia hidup dalam kelompok keluarga. Selanjutnya
mereka membentuk kelompok lebih besar lagi sperti suku, masyarakat dan bangsa. Kemudian
manusia hidup bernegara. Mereka membentuk negara sebagai persekutuan hidupnya. Negara
merupakan suatu organisasi yang dibentuk oleh kelompok manusia yang memiliki cita-cita
bersatu, hidup dalam daerah tertentu, dan mempunyai pemerintahan yang sama. Negara dan
bangsa memiliki pengertian yang berbeda. Apabila negara adalah organisasi kekuasaan dari
persekutuan hidup manusia maka bangsa lebih menunjuk pada persekutuan hidup manusia itu
sendiri. Di dunia ini masih ada bangsa yang belum bernegara. Demikian pula orang-orang yang
telah bernegara yang pada mulanya berasal dari banyak bangsa dapat menyatakan dirinya
sebagai suatu bangsa. Baik bangsa maupun negara memiliki ciri khas yang membedakan bangsa
atau negara tersebut dengan bangsa atau negara lain di dunia. Ciri khas sebuah bangsa
merupakan identitas dari bangsa yang bersangkutan. Ciri khas yang dimiliki negara juga
merupakan identitas dari negara yang bersangkutan. Identitas-identitas yang disepakati dan
diterima oleh bangsa menjadi identitas nasional bangsa.
Pemerintahan di Indonesia sudah lama menjadi mimpi buruk banyak orang di Indonesia.
Kendati pemahaman mayarakat tentang pemerintahan sangatlah berbeda-beda, Namun
setidaknya sebagian besar dari masyarakat membayangkan bahwa dengan adanya pemerintahan,
masyarakat akan dapat memiliki kualitas pemerintahan yang lebih baik. Banyak di antara
masyarakat-masyarakat yang ada di inonesia membayangkan, bahwa dengan memiliki tata
kelola pemerintahan yang lebih baik, maka kualitas pelayanan publik menjadi semakin baik,
angka korupsi menjadi semakin rendah, dan pemerintah menjadi semakin peduli dengan
kepentingan warga.
Dewasa ini permasalahan yang dialami oleh bangsa Indonesia semakin komplek dan
semakin sarat. Oknum-oknum organisasi pemerintah yang seyogyanya menjadi panutan rakyat
banyak yang tersandung masalah hukum. Eksistensi pemerintahan yang baik atau yang sering
disebut good governance yang selama ini dielukan-elukan faktanya saat ini masih menjadi mimpi
dan hanyalah sebatas jargon belaka. Indonesia harus segera terbangun dari tidur panjangnya.
Maka dari itu, Pemerintah inonesia berinisiatif akan membangun Indonesia ini dalam sistem
pemerintahannya agar dapr menjadi lebih baik. Dan menggunakan sistem pemerintahan yang
berlandaskan kejujuran serta ketulusan.

1.2 Rumusan masalah

A. Apa yang dimaksud dengan Identitas Nasional?


B. Apa Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional?
C. Apa peran Pancasila Sebagai Identitas Bangsa Indonesia?
D. Apa Unsur-Unsur Pembentuk Identitas?
E. Apa Bentuk Identitas Nasional Indonesia?

1.3 Tujuan penulisan

A. Untuk memahami apa yang dimaksud dengan Identitas Nasional


B. Untuk mengetahui faktor-faktor pendukung kelahiran Identitas Nasional
C. Untuk mengetahui peran Pancasila sebagai Identitas Bangsa Indonesia
D. Untuk mengetahui unsur-unsur pembentuk Identitas
E. Untuk mengetahui bentuk Identitas Nasional Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Identitas Nasional

Secara Etimologis, Identitas Nasional berasal dari kata “Identitas” dan


“Nasional”. Kata Identitas berasal dari bahasa Inggris Identity yang memiliki
pengertian harfiah; ciri, tanda, atau jati diri yang melekat pada seseorang,
kelompok, atau sesuatu sehingga membedakan dengan yang lain.

Kata “Nasional” merujuk pada konsep kebangsaan. Nasional merujuk pada


kelompok-kelompok persekutuan hidup manusia yang lebih besar dari
sekedar pengelompokkan berdasarkan ras, agama, budaya, bahasa, dan
sebagainya. Jadi, Identitas Nasional adalah ciri, tanda, atau jati diri yang
melekat pada suatu negara sehingga membedakannya dengan negara lain.

Jadi Istilah “Identitas Nasional” secara Terminologis adalah suatu ciri yang
dimiliki oleh suatu bangsa yang secara filosofis membedakan bangsa
tersebut denan bangsa lain di dunia ini.

Berdasarkan pengertian tersebut maka setiap bangsa di dunia ini akan


memiliki identitas sendiri- sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri, serta
karakter dari bangsa tersebut. Pembentukan Identitas Nasional suatu bangsa
sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara
historis yang kuat dan bermakna dan memakan waktu yang cukup lama.

Identitas Nasional pada dasarnya menunjuk pada identitas-identitas yang


sifatnya nasional. Identitas Nasional bersifat buatan dan sekunder. Bersifat
buatan karena identitas nasional tersebut dibuat, dibentuk dan disepakati
oleh warga bangsa sebagai identitasnya setelah mereka bernegara.
Bersifat sekunder karena identitas Nasional lahir belakangan dibandingkan
dengan identitas kesukubangsaan yang memang telah dimiliki warga bangsa
itu secara turun-temurun atau ada sejak lahir/askriptip. Sebelum memiliki
Identitas Nasional, warga bangsa telah memiliki identitas primer yaitu
identitas kesukubangsaan.

2.2 Faktor-faktor Pendukung Kelahiran Identitas Nasional

Faktor-faktor yang mendukung kelahiran Identitas Nasional Bangsa Indonesia


meliputi (1) Faktor objektif, yang meliputi faktor geografis-ekologis dan
demografis, (2) Faktor subjektif, yaitu faktor historis, sosial, politik, dan
kebudayaan yang dimiliki bangsa Indonesia (Suryo, 2002).
Kondisi Geografis-ekologis yang membentuk Indonesia sebagai wilayah
kepulauan yang iklim tropis dan terletak di persimpangan jalan komunikasi
antarwilayah dunia di Asia Tenggara, ikut mempengaruhi perkembangan
kehidupan demografis, ekonomis, sosial, dan kultural bangsa Indonesia.
Selain itu faktor historis yang dimiliki Indonesia ikut mempengaruhi proses
pembentukan masyarakat dan bangsa Indonesia beserta identitasnya,
melalui interaksi berbagai faktor yang ada didalamnya. Hasil dari interaksi
dari berbagai faktor tersebut melahirkan proses pembentukan masyarakat,
bangsa, dan negara beserta identitas bangsa Indonesia, yang muncul tatkala
nasionalisme berkembang di Indonesia pada awal abad XX.
Robert de Ventos, sebagaimana dikutip Manuel Castells dalam bukunya, The
Power Of Identity (Suryo, 2002), mengemukakan teori tentang munculnya
Identitas Nasional suatu bangsa sebagai hasil interaksi historis antara empat
faktor penting, yaitu faktor primer, faktor pendorong, faktor penarik, dan faktor
reaktif. Faktor pertama, mencakup etnisitas, territorial, bahasa, agama. Faktor
kedua, meliputi pembangunan komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan
bersenjata modern dan pembangunan lainnya dalam kehidupan negara.
Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang resmi,
tumbuhnya birokrasi dan pemantapan sistem pendidikan nasional. Faktor
keempat, meliputi penindasan, dominasi, dan pencarian identitas alternative
melalui kolektif rakyat. Keempat faktor tersebut pada dasarnya tercakup
dalam proses pembentukkan identitas nasional Indonesia yang telah
berkembang dari masa sebelum bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan
dari penjajahan bangsa lain.

2.3 Peran Pancasila Sebagai Identitas Bangsa Indonesia

Pancasila sebagai identitas memiliki keunikan bila dibandingkan dengan


sejumlah identitas lainnya. Pancasila bukan sekedar identitas dalam wujud
lambing bersifat fisik, namun ia lebih pada identitas bangsa dalam wujud
psikis, yakni mencerminkan watak dan perilaku manusia Indonesia. Bahwa
identitas sebagai penanda bukan hanya bersifat fisik melainkan juga meliputi
nilai-nilai dan konsepsi. Pancasila adalah penanda bagi Indonesia yang
bersifat nonfisik.
Apabila identitas dapat disejajarkan dengan istilah jati diri maka pemikiran
bahwa Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia diakui oleh banyak ahli.
Pancasila dapat pemjadi dasar dalam membangun identitas nasional
(Sastrapratedja, 2007: HAR Tilaar, 2000). Pancasila dapat menjadikan
tugasnya sebagai identitas bangsa Indonesia (Eka Darmaputra, 1997).
Pancasila merupakan pernyataan jati diri bangsa Indonesia (Hardono Hadi,
1996) dan Pancasila sebagai identitas kultural (As’ad Said Ali, 2009).
Sastrapratedja (2007) menyatakan bahwa Pancasila dapat menjadi dasar
dalam membangun identitas nasional. Identitas nasional adalah suatu
“konstruksi” yang selalu dapat di rekonstruksi. Ada lima unsur konstruksi dari
identitas nasional itu, yakni; pertama, ingatan kolektif yang menghubungkan
masa lalu dan masa kini; kedua, unsur sejarah; ketiga, bahasa; keempat,
daerah; dan kelima adalah nilai-nilai. Pancasila sebagai nilai-nilai merupakan
salah satu unsur yang dapat di konstruksikan dalam rangka mengembangkan
identitas nasional.
Kaelan (2002) menyatakan jati diri bangsa Indonesia adalah nilai-nilai yang
merupakan hasil buah pikiran dan gagasan dasar bangsa Indonesia tentang
kehidupan yang dianggap baik yang memberikan watak, corak, dan ciri
masyarakat Indonesia. Nilai-niai dasar itu dirumuskan sebagai nilai-nilai
Pancasila sehingga Pancasila dikatakan sebagai jati diri bangsa.
Menurut Hardono Hadi (1994), Pancasila sebagai pernyataan jati diri bangsa
mencakup tiga aspek, yakni Pancasila sebagai kepribadian bangsa, identitas
bangsa, dan keunikan bangsa Indonesia. Pancasila sebagai kepribadian
bangsa bahwa Pancasila itu mencerminkan kenyataan akan nilai-nilai yang
telah ada sebagai hasil interaksi antar kebudayaan dan masyarakat ideologi
sebagai pembentuknya. Maksud Pancasila sebagai identitas bangsa
Indonesia adalah unsur-unsur dasar kebudayaan bangsa Indonesia menjadi
ciri khas dari waktu ke waktu sepanjang hidup berbangsa Indonesia. Dengan
demikian sebagai kepribadian dan keunikan bangsa Indonesia, Pancasila
tidak hanya kenyataan, tetapi juga mencerminkan kenyataan mandiri yang
mempunyai idealism sendiri. Pancasila menjad keunikan bangsa Indonesia
ketika pendukung unsur kepribadian dan identitas itu bergaul dengan
masyarakat dunia atau bangsa-bangsa lain di dunia. Keunikan itu terjadi
bukan dalam keterpisahan tapi terjadi dalam pergaulan. Secara singkat
dikatakan Pancasila sebagai pernyataan jati diri, di satu pihak mempunyai
dasarnya pada fakta empiris, di lain pihak dapat memberi orientasi ke arah
cita-cita bangsa yang memang masih harus digulati terus-menerus.
2.4 Unsur-unsur Pembentuk Identitas

Unsur-unsur pembentuk idetitas terdiri dari hai-hal seperti berikut ini:

1. Suku bangsa: adalah golongan khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir),
yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia
terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang
dari 300 dialek bahasa.
2. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-
agama yang tumbuh dan berkembang di nuantara adalah agama Islam, Kristen,
Katolik, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu.
3. Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang isinya
adalah perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara
kolektif digunakan oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan
memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagai rujukan dan
pdoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan)
sesuai dengan lingkungan yang dihadapii.
4. Bahasa: merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa
dipahami dan digunakan sebagai sarana berinteraksi antar manusia.

2.5 Bentuk-Bentuk Identitas Nasional Indonesia


a. Bahasa Nasional atau bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia yang
diangkat sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928.
b. Bendera Negara, yaitu sang merah putih yang sudah dikenal pada masa
kerajaan di Indonesia.
c. Lagu Kebangsaan, yaitu Indonesia Raya yang pada tanggal 28 Oktober
1928 dinyanyikan untuk pertama kali.
d. Lambang Negara, yaitu Garuda Pancasila.
e. Semboyan Negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika yang berarti berbeda-
beda tetap satu jua.
f. Dasar Negara, yaitu Pancasila sebagai Identitas dan Ideologi Nasional
Indonesia.
g. Konstitusi (hukum dasar) negara, yaitu UUD 1945.
h. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.
i. Konsep wawasan nusantara sebagai cara pandang bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya.
j. Kebudayaan Daerah yang telah diterima sebagai Kebudayaan Nasional.
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
Winarno. 2015. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi Aksara

Kaelan. 2010. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: PARADIGMA

Wahidin. 2015. Pendidikan Kewarganegaraan. Tangerang: IN MEDIA

Anda mungkin juga menyukai