Anda di halaman 1dari 16

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pancasila merupakan pandangan hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia
yang majemuk. Mengapa begitu besar pengaruh Pancasila terhadap bangsa dan negara
Indonesia? Kondisi ini dapat terjadi karena perjalanan sejarah dan kompleksitas keberadaan
bangsa Indonesia seperti keragaman suku, agama, bahasa daerah, pulau, adat istiadat,
kebiasaan budaya, serta warna kulit jauh berbeda satu sama lain tetapi mutlak harus
dipersatukan.

Sejarah Pancasila adalah bagian dari sejarah inti negara Indonesia. Sehingga tidak heran
bagi sebagian rakyat Indonesia, Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang harus
kita hafalkan dan mematuhi apa yang diatur di dalamnya. Ada pula sebagian pihak yang
sudah hampir tidak mempedulikan lagi semua aturan-aturan yang dimiliki oleh Pancasila.
Namun, di lain pihak muncul orang-orang yang tidak sepihak atau menolak akan adanya
Pancasila sebagai dasar negara Indonesia.

Masih ingat kasus kudeta Partai Komunis Indonesia yang menginginkan mengganti
ideologi Pancasila dengan ideologi Komunis. Juga kasus kudeta DI/TII yang ingin
memisahkan diri dari Indonesia dan mendirikan sebuah negara Islam. Atau kasus yang masih
hangat di telinga kita masalah pemberontakan tentara GAM. Jika kita melihat semua kejadian
di atas, kejadian-kejadian itu bersumber pada perbedaan dan ketidakcocokan ideologi
Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia dengan ideologi yang mereka anut.

1.2 Perumusan Masalah


1. Apa pengertian ideologi Pancasila?
2.Apa perbedaan antara ideologi Pancasila dengan ideologi Sosialis Komunis dan Liberal ?

1.3 Tujuan Penulisan


a. Untuk mengetahui sejauh mana Pancasila cocok dengan kepribadian bangsa Indonesia
b. Untuk mengetahui arti penting dari adanya Pancasila di negara Indonesia.
2

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ideologi Pancasila

Suatu ideologi pada suatu bangsa pada hakikatnya memiliki ciri khas serta karakteristik
masing-masing sesuai dengan sifat dan ciri khas bangsa itu sendiri.Ideologi Pancasila
mendasarkan pada hakikat sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk
sosial.

2.2 Negara Pancasila

Manusia dalam merealisasikan dan meningkatkan harkat dan martabat tidaklah mungkin
untuk dipenuhinya sendiri, oleh karena itu manusia sebagai makhluk social senantiasa
membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Dalam pengertian inilah manusia membentuk
suatu persekutuan hidup yang disebut negara.Nilai-nilai tersebut adalah berupa nilai-nilai
adat-istiadat kebudayaan, serta nilai religius yang kemudian dikristalisasikan menjadi suatu
sistem nilai yang disebut Pancasila.Pancasila, yaitu suatu negara Persatuan, suatu negara
Kebangsaan serta suatu negara yang bersifat Integralistik. Hakikat serta penertian sifat-sifat
tersebut adalah sebagai berikut :

2.3 Paham Negara Persatuan

Bangsa dan negara Indonesia adalah terdiri atas berbagai macam unsur yang
membentuknya yaitu suku bangsa, kepulauan, kebudayaan, golongan serta agama yang
secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan.Hakikat negara persatuan dalam pengertian ini
adalah negara yang merupakan suatu kesatuan dari unsur-unsur yang membentuknya, yaitu
rakyat yang terdiri atas berbagai macam etnis suku bangsa, golongan, kebudayaan
sertaagama. Negara persatuan adalah merupakan satu negara, satu rakyat, satu wilayah dan
tidak terbagi-bagi misalnya seperti negara serikat, satu pemerintahan,satu tertib hukum yaitu
tertib hukum nasionak, satu bahasa serta satu bangsa yaitu Indonesia.Pengertian ‘Persatuan
Indonesia’ lebih lanjut dijelaskan secara resmi dalam Pembukaan UUD 1945 yang termuat
dalam berita republik Indonesia Tahun II No 7, bahwa bangsa Indonesia mendirikan negara
Indonesia. ‘Negara persatuan’ yaitu negara yang mengatasi segala paham golongan dan
paham perseorangan.
3

2.4 Bhineka Tunggal Ika

Hakikat makna Bhineka Tunggal Ika yang memberikan suatu pengertian bahwa
meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas bermacam-macam suku bangsa yang
memiliki adat istiadat, kebudayaan serta karakter yang berbeda-beda, memilki agama yang
berbeda-beda dan terdiri atas beribu-ribu kepulauan wilayah nusantara Indonesia, namun
keseluruhannya adalah merupakan suatu persatuan yaitu persatuan bangsa dan negara
Indonesia.

2.5 Paham Negara Kebangsaan

Bangsa Indonesia sebagai bagian dari umat manusia di dunia adalah sebagai makhluk
Tuhan yang Maha Esa yang memiliki sifat kodrat sebagai mahkluk individu yang memiliki
kebebasan dan juga sebagai mahkluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang
lain.Menurut Muhammad Yamin, bangsa Indonesia dalam merintis terbentuknya suatu
bangsa dalam panggung politik internasional, yaitu suatu bangsa yang modern yang memiliki
kemerdekaan dan kebebasan, berlangsung melalui tiga fase.Fase pertama, yaitu zaman
kebangsaan Sriwijaya, kedua zaman kerajaan majapahit. Kedu zaman negara kebangsaan
tersebut adalah merupakan kebangsaan lama, dan ketiga pada gilirannya masyarakat
Indonesia membentuk suatu nationale Staat, atau suatu Etat Nationale, yaitu suatu negara
kebangsaan Indonesia modern menurut susunan kekeluargaan berdasar atas Ketuhanan yang
Maha Esa serta Kemanusiaan (sekarang negara proklamasi 17 Agustus 1945).

2.6 Hakikat Bangsa

Hakikatnya adalah merupakan suatu penjelmaan dari sifat kodrat manusia tersebut dalam
merealisasikan harkat dan martabat kemanusiaannya.Manusia membentuk suatu bangsa
karena untuk memenuhi hak kodratnya yaitu sebagai individu dan mahkluk sosial,oleh karena
itu deklarasi bangsa Indonesia tidak mendasarkan pada deklarasi kemerdekaan individu
sebagaimana negara liberal.

2.7 Teori Kebangsaan

Dalam tumbuh berkembangnya suatu bangsa atau juga disebut sebagai ‘nation’terdapat
berbagai macam teori besar yang merupakan bahan komparasi bagi para pendiri negara
Indonesia untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki sifat dan karakter tersendiri.Teori-
teori kebangsaan tersebut adalah sebagai berikut :
4

(1) Teori Hans KohnHans

Kohn sebagai seorang ahli astrologietnis mengemukakan teorinya tentang bangsa yaitu
terbentuk karena persamaanbahasa, ras, agama, peradaban, wilayah, negara dan
kewarganegaraan.

(2) Teori Kebangsaan Ernest Renan

Hakikat bangsa atau ‘nation’ ditinjau secara ilmiah oleh seorang ahli dari Academmie
Francaise Prancis pada tahun1982. menurut Renan pokok-pokok pikiran tentang bangsa
adalah sebagai berikut :

a. Bahwa bangsa adalah suatu jiwa, suatuasas kerokhanian

b. Bahwa bangsa adalah suatu solidaritas yang besar

c. Bangsa adalah suatu hasil sejarah.

Oleh karena sejarah berkembang terus maka kemudian menurut Renan bahwa :

1) Bangsa adalah bukan sesuatu yang abadie.


2) Wilayah dan ras bukanlah suatu penyebab timbulnya bangsa. Wilayah
memberikan ruang di mana bangsa hidup,sedangkan manusia membentuk
jiwanya. Dalam kaitan inilah maka Renan kemudian tiba pada suatu kesimpulan
bahwa bangsa adalah suatu jiwa, suatu asas kerokhanian.

(3) Teori Gepolitik oleh Frederich Ratzel

Teori ini menyatakan bahwa negara adalah merupakan suatu organisme yang hidup.
Dalam bahasa jerman disebut ‘Lebensraum’. Negara-negara besar menurut ratzel memiliki
semangat ekspansi, militerisme serta optimisme, teori Ratzel ini bagi negara-negara modern
terutama di Jerman mendapat samputan yang cukup hangat, namun sisinegatifnya
menimbulkan semangat kebangsaan yang chauvinistis (Polak, 1960 : 71).

(4) Negara Kebangsaan Pancasila

Bangsa Indonesia terbentuk melalui suatu proses sejarah yang cukup panjang, sejak
zaman kerajaan-kerajaan Sriwijaya, Majapahit serta dijajah oleh bangsa asing selama tiga
5

abad.Pancasila adalah bersifat ‘majemuk tunggal’. Adapaun unsur-unsur yang membentuk


nasionalsime (bangsa) Indonesia adalah sebagai berikut :

1) Kesatuan sejarah, bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dari suatu proses sejarah,
yaitu sejak zaman prasejarah, zaman Sariwijaya, Majapahit kemudian datang penjajah,
tercetus Sumpah Pemuda 1928 dan akhirnya memproklamasikan sebagai bangsa yang
merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, dalam suatu wilayah negara republik Indonesia.

2) Kesatuan nasib, yaitu bangsa Indonesia terbentuk karena memiliki kesamaan nasib
yaitu penderitaan penjajahan selama tiga setengah abad dan memperjuangkan demi
kemerdekaan secara bersama dan akhirnya mendapatkan kegembiraan bersama atas karunia
Tuhan yang Maha Esa tentang kemerdekaan.

3) Kesatuan Kebudayaan, walaupun bangsa Indonesia memiliki keragaman kebudayaan,


namun keseluruhannya itu merupakan satu kebudayaan yaitu kebudayaan nasional Indonesia.
Jadi kebudayaan nasional Indonesia tumbuh dan berkembang di atas akar-akar kebudayaan
daerah yang menyusunnya.

4) Kesatuan Wilayah, bangsa ini hidup dan mencari penghidupan dalam wilayah Ibu
Pertiwi, yaitu satu tumpah darah Indonesia.

5) Kesatuan Asas Kerokhanian, bangsa inisebagai satu bangsa memiliki kesamaan cita-
cita, kesamaan pandangan hidup danfilsafat hidup yang berakar dari pandangan hidup
masyarakat Indonesia sendiri yaitu pandangan hidup Pancasila (Notonagoro, 1975 106)

2.8 Paham Negara Integralistik

Pancasila sebagai asas kerokhanian bangsa dan negara Indonesia pada hakikatnya
merupakan suatu asas kebersamaan, assas kekeluargaan serta religius.Dalam pengertian ini
kesatuan integralistik memberikan suatu prinsip bahwa negara adalah suatu kesatuan integral
dari unsur-unsur yang menyusunnya, negara mengatasi semua golongan bagian-bagian yang
membentuk negara, negara tidak memihak pada suatu golongan betapapun golongan tersebut
sebagai golongan besar.Berdasarkan pengertian paham integralistik tersebut maka rincian
pandangan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Negara merupakan suatu susunan masyarakat yang integral

2) Semua golongan bagian, bagian dan anggotanya berhubungan erat satu dengan lainnya
6

3) Semua golongan, bagian dari anggotanya merupakan persatuan masyarakat yang


organis

4) Yang terpenting dalam kehidupan bersama adalah perhimpunan bangsa seluruhnya

5) Negara tidak memihak kepada suatu golongan atau perseorangan

6) Negara tidak menganggap kepentingan seseorang sebagai pusat

7) Negara tidak hanya untuk menjamin kepentingan seseorang atau golongan saja

8) Negara menjamin kepentingan manusia seluruhnya sebagai suatu kesatuan integral

9) Negara menjamin keselamatan hidup bangsa seluruhnya sebagai suatu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan (yamin, 1959).

2.9 Negara Pancasila Adalah Negara Kebangsaan Yang Berketuhanan Yang Maha Esa

Dasar ontologis negara kebangsaan Indonesia yang berdasarkan Pancasila adalah hakikat
manusia ‘monopluralis’. Manusia secara filosofis memiliki unsur ‘susunan kodrat’ jasmani
(raga) dan rokhani (jiwa), sifat kodrat sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, serta
kedudukan kodrat sebagai mahkluk Tuhan yang Maha Esa serta sebagai makhaluk
pribadi.Individu yang hidup dalam suatu bangsa adalah sebagai makhluk Tuhan maka bangsa
dan negara sebagai totalitas yangintegral adalah Berketuhanan, demikian pula setiap
warganya juga berketuhanan Yang maha Esa.Rumusan Ketuhanan Yang Maha Esa
sebagaimana yang terdapat dalam pembukaan UUD 1945 yaitu bukan merupakan negara
sekuler yang memisahkan antara agama dengan negara demikian juga bukan merupakan
negara agama yaitu negara yang mendasarkan atas agama tertentu.Kebangsaan beragama dan
kebebasan agama adalah merupakan hak asasi manusia yang paling mutlak, karena langsung
bersumber pada martabat manusia yang berkedudukan kodrat sebagai pribadi dan sebagai
makhluk ciptaan Tuhan yang Maha Esa.

a. Hakikat Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila pertama Pancasila sebagai dasar filsafat negara adalah ‘Ketuhanan Yang Maha Esa’.
Oleh karena sebagai dasar negara maka sila tersebut merupakan sumber nilai, dan sumber
norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara, baik yang bersifat material maupun
spiritual. Arti material antrara lain, bentuk negara tujuan negara, tertib hukum, dan sistem
negara. Adapun yang bersifat spiritual antara lain moral agama dan moral penyelenggaraan
7

agama.Pancasila adalah negara kebangsaan yang berketuhanan yang Maha Esa dalamarti
memiliki kebebasan dalam memeluk agama sesuai dengan keimanan dan ketaqwaan masing-
masing, Pasal 29 ayat1 dan ayat 2.

b. Hubungan Negara dengan Agama

Negara pada hakikatnya adalah merupakan suatu persekutuan hidup bersama sebagai
penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.Berdasarkan
kodrat manusia tersebut maka terdapat berbagai macam konsep tentang hubungan negara
dengan agama,dan hal ini sangat ditentukan oleh dasar ontologis manusia masing-masing.

1) Hubungan Negara dengan Agama Menurut Pancasila

Menurut Pancasila negara adalah berdasar atas ketuhanan Yang maha Esa atas dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab. Hal ini termuat dalam Penjelasan Pembukaan UUD
1945 yaitu Pokok Pikiran keempat. Pancasila adalah bukan negara sekuler yang memisahkan
negara dengan agama, karena hal ini tercantum dalam pasal 29 ayat 1, bahwa negara adalah
berdasar ketuhanan Yang Maha Esa.Masing-masing negara kebangsaan yang Berketuhanan
yang Maha Esa adalah negara yang merupakan penjelmaan dari hakikat kodrat manusia
sebagai individu makhluk sosial dan manusia adalah sebagai pribadi dan makhluk Tuhan
Yang Maha Esa. Bilamana dirinci maka hubungan negara dengan agama menurutnegara
Pancasila adalah sebagai berikut :

1. Negara adalah berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Bangsa Indonesia adalah sebagai bangsa Indonesia yang berketuhanan Yang Maha
Esa. Konsekuensinya setiap warga memiliki hak asasi untuk memeluk dan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama masing-masing

3. Tidak ada tempat bagi atheisme dan sekulerisme karena hakikatnya manusia
berkedudukan kodrat sebagai mahkluk Tuhan

4. Tidak ada tempat bagi pertentangan agama, golongan agama, antar dan inter pemeluk
agama serta antar pemeluk agama

5. Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama karena ketaqwaan itu bukan hasil paksaan
bagi siapapun juga
8

6. Oleh karena itu harus memberikan toleransi terhadap orang lain dalam menjalankan
agama dalam negara

7. segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara harus sesuai dengan
nilai–nilai Ketuhanan Yang Maha Esa terutama norma-norma hukum positifmaupun
norma moral baik moral agama negara maupun moral para penyelenggara negara

8. Negara pada hakikatnya adalah merupakan “.........berkat rakhamat Allah yang maha
Esa. (bandingkan dengan Notonagoro, 1975)

2) Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham Theokrasi

Hubungan negara dengan agama menurut paham theokrasi bahwa antara negara dengan
agama tidak dapat dipisahkan. Dalam praktek kenegaraan terdapat dua macam pengertian
negara theokrasi , yaitu Negara Theokrasi Langsung, dan Negara Theokrasi tidak Langsung.

(a) Negara Theokrasi Langsung

Dalam system Negara Theokrasi langsung, kekuasaan adalah langsung merupakan


otoritas Tuhan. Adanya Negara di dunia ini adalah atas kehendak Tuhan, dan yang
memerintah adalah Tuhan.

(b) Negara Theokrasi tidak Langsung

Berbeda dengan system Theokrasi yang langsung, Negara Theokrasi tidak Langsung
bukan Tuhan sendiri yang memerintah dalam Negara, melainkan Kepala Negara atau Raja,
yang memiliki otoritas atas nama Tuhan. Kepala Negara atau raja memerintah Negara atas
kehendak Tuhan, sehingga kekuasaan dalam negara merupakan suatu karunia dari Tuhan.

3) Hubungan Negara dengan Agama Menurut Sekulerisme

Paham sekulerisme membedakan dan memisahkan antara agama dan negara.


Sekulerisme berpandangan bahwa negaraadalah masalah-masalah keduniawian hubunagan
manusia dengan manusia, adapun agama adalah urusan akherat yang menyangkut hubungan
manusia dengan Tuhan.Negara adalah urusan hubungan horizontal antar manusia dalam
mencapaitujuannya. Agama adalah menjadi unsur umat masing-masing agama. Walaupun
dalam negara sekuler membedakan antara agama dan negara, namun lazimnya negara
diberikan kebebasan dalam memeluk agama masing-masing.
9

2.10 Negara Pancasila Adalah Negara Kebangsaan Yang Berkemanusiaan Yang Adil
Dan Beradab

Filsafat Pancasila adalah merupakan suatu penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai
makhluk individu dan makhluk sosial serta manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa.
Negara adalah suatu negara kebangsaan berketuhanan Yang Maha Esa, dan berkemanusiaan
yang Adil dan Beradab.Sifat-sifat dan keadaan negara tersebut adalah meliputi

(1) bentuk negara

(2) tujuan negara

(3) organisasi negara

(4) kekuasaan negara

(5) penguasa negara

(6) warga negara, masyarakat, rakyat dan bangsa

Negara dalam pengertian ini menempatkan manusia sebagai dasar ontologis, sehingga
manusia adalah sebagai asal mula negara dan kekuasaan negara. Manusia adalah merupakan
paradigma sentral dalam setiap aspek penyelenggara negara, terutama dalam pembangunan
negara (pembangunan Nasional).

2.11 Negara Pancasila Adalah Negara Kebangsaan Yang Berkerakyatan

Negara menurut filsafat Pancasila adalah dari oleh dan untuk rakyat. Rakyat adalah
merupakan suatu penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai individu dan makhluk sosial. Hak-
hak demokrasi yang (1) disertai tanggung jawab kepada Tuhan Yang maha Esa (2)
menjunjung dan memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, serta (3) disertai dengan
tujuan untuk mewujudkan suatu keadilan sosial, yaitu kesejahteraan dalam hidup
bersama.Pokok-pokok kerakyatan yang terkandungdalam sila keempat dalam
penyelenggaraan negara dapat dirinci sebagai berikut :

1) Manusia Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat mempunyai


kedudukan dan hak yang sama

2) Dalam menggunakan hak-haknya selalu memperhatikan dan mempertimbangkan


kepentingan negara dan masyarakat
10

3) Karena mempunyai kedudukan, hak serta kewajiban yang sama maka pada dasarnya
tidak dibenarkan memaksakan kehendak pada pihak lain

4) Sebelum mengambil keputusan, terlebih dahulu diadakan musyawarah

5) Keputusan diusahakan ditentukan secara musyawarah

6) Musyawarah untuk mencapai mufakat, diliputi oleh suasana dan semangat


kebersamaan. (Suhadi, 1998).

2.12 Negara Pancasila Adalah Negera Berkebangsaan Yang Berkeadilan Sosial.

Negara Pancasila adalah negara kebangsaan yang berkeadilan sosial, yang bearti bahwa
negara sebagai penjelmaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sifat kodrat
individu dan makhluk sosial bertujuan untuk mewujudkan suatu keadilan dalam hidup
bersama (Keadilan Sosial). Manusiapada hakikatnya adalah adil dan beradab yang bearti
manusia harus adil terhadap diri sendiri, adil terhadap Tuhannya, adil terhadap orang lain dan
masyarakat serta adil terhadap lingkungan alamnya.Hukum harus terpenuhi adanya tiga
syarat pokok yaitu

(1) pengakuan dan perlindungan atas hak-hak asasi manusia,

(2) peradilan yang bebas,

(3) legalitas dalam arti hukum dalam segala bentuknya, yang tercantum dalam Undang-
Undang Dasar 1945 pasal 27 ayat 1 dan 2, Pasal 28, Pasal 29 ayat 2, Pasal 31 ayat 1.

Realisasinya Pembangunan Nasional adalah merupakan suatu upaya untuk mencapai


tujuan negara, sehingga Pembangunan Nasional harus senantiasameletakkan asas keadilan
sebagai dasar operasional serta dalam penentuan berbagai macam kebijaksanaan dalam
pemerintahan negara.

2. 13 Ideologi Liberal

Akar-akar rasionalisme yaitu paham yang meletakkan rasio sebagai sumber kebenaran
tertinggi, materialisme yang meletakkan materi sebagai nilai tertinggi, empirisme yang
mendasarkan atas kebenaran fakta empiris (yang dapat ditangkap dengan indra
manusia).Istilah Hobbes disebut “homo homini lupus” sehingga manusia harus
membuatsuatu perlindungan bersama. Atas dasar kepentingan bersama.
11

Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang
didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Liberalisme
tumbuh dari konteks masyarakat Eropa pada abad pertengahan. Ketika itu masyarakat
ditandai dengan dua karakteristik berikut. Anggota masyarakat terikat satu sama lain dalam
suatu sistem dominasi kompleks dan kukuh, dan pola hubungan dalam system ini bersifat
statis dan sukar berubah.

Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh
kebebasan berpikir bagi para individu.Paham liberalisme menolak adanya pembatasan,
khususnya dari pemerintah dan agama.Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan
yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi (private enterprise) yang relatif
bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan
terhadap pemilikan individu.Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar
bagi tumbuhnya kapitalisme

Liberalisme dianut oleh negara-negara di berbagai benua.

 Benua amerika: Amerika Serikat, Argentina, Bolivia, Brazil, Cili, Cuba, Kolombia,
Ekuador, Honduras, Kanada, Meksiko, Nikaragua, Panama, Paraguay, Peru, Uruguay,
Venezuela Aruba, Bahamas, Republik Dominika, Greenland, Grenada, Kosta Rika,
Puerto Rico Suriname.
 Benua eropa: Albania, Armenia, Austria, Belgia, Bulgaria, Kroasia, Cyprus, Republik
Cekoslovakia, Denmark, Estonia, Finlandia, Perancis, Jerman, Yunani, Hungaria,
Islandia, Italia, Latvia, Lithuania, Luxembourg, Macedonia, Moldova, Netherlands,
Norwegia, Polandia, Portugal, Romania, Rusia, Serbia Montenegro, Slovakia, Slovenia,
Spanyol, Swedia, Switzerland, Ukraina dan United Kingdom, Belarusia, Bosnia-
Herzegovina, Kepulauan Faroe, Georgia, Irlandia dan San Marino.
 Benua Asia: India, Iran, Israel, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Thailand, Turki
Myanmar, Kamboja, Hong Kong, Malaysia dan Singapura.
 Kepulauan Oceania: Australia dan Selandia Baru.
 Benua Afrika: Mesir, Senegal dan Afrika Selatan, Aljazair, Angola, Benin, Burkina
Faso, Mantol Verde, Côte D'Ivoire, Equatorial Guinea, Gambia, Ghana, Kenya, Malawi,
Maroko, Mozambik, Seychelles, Tanzania, Tunisia, Zambia dan Zimbabwe.
12

Ciri-ciri ideolog iliberalisme:

1. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan yang lebih baik

2. Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh, termasuk kebebasan


berbicara, kebebasan beragama dan kebebasan pers.

3. Pemerintah hanya mengatur kehidupan masyarakat secara terbatas.Keputusan


yang dibuathanya sedikit untuk rakyat sehingga rakyat dapat belajar rmembuat
keputusan diri sendiri.

4. Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk.

5. Semua masyarakat dikatakan berbahagia apabila setiap individu atau sebagian terbesar
individu berbahagia.

6. Hak-hak tertantu yang tidak dapat dipindahkan dan tidak dapat dilanggar oleh
kekuasaan manapun

2.13.1 Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham Liberalisme

Negara adalah merupakan alat atau sarana individu, sehingga masalah agama dalam
negara sangat ditentukan oleh kebebasan individu.

2.13 Ideologi Sosialisme Komunis

Berbagai macam konsep dan paham sosialisme sebenarnya hanya paham komunismelah
sebagai paham yang paling jelas dan lengkap. Paham ini adalah sebagai bentuk reaksi atas
dasar perkembangan masyarakat kapitalis sebagai hasil dari ideologi liberal. Manusia pada
hakikatnya adalah merupakan sekumpulan relasi, sehingga yang mutlak adalah komunitas
dan bukannya idividualitas.Etika ideologi komunisme adalah mendasarkan suatu kebaikan
hanya pada kepentingan demi keuntungan kelas masyarakat secara totalitas.

Komunisme pada awal kelahiran adalah sebuah koreksi terhadap paham kapitalisme di
awal abad ke-19, dalam suasana yang menganggap bahwa kaum buruh dan pekerja tani hanya
lah bagian dari produksi dan yang lebih mementingkan kesejahteraan ekonomi. Akan tetapi,
dalam perkembangan selanjutnya, muncul beberapa faksi internal dalam komunisme antara
13

penganut komunis teori dan komunis revolusioner yang masing-masing mempunyai teori dan
cara perjuangan yang berbeda dalam pencapaian masyarakat sosialis untuk menuju dengan
apa yang disebutnya sebagai masyarakat utopia.

Komunisme adalah sebuah ideologi.Penganut paham ini berasal dari Manifest der
Kommunistischen yang ditulisoleh Karl Marx dan Friedrich Engels, sebuah manifesto politik
yang pertama kali diterbitkanpada 21 Februari 1848 teori mengenai komunis sebuah analisis
pendekatan kepada perjuangan kelas (sejarah danmasakini) dan ekonomi kesejahteraan yang
kemudian pernah menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia politik.

Negara yang menganut sistem pemerintahan komunisme :

 RCC/Cina
 Kuba
 Korea Utara
 Laos
 Vietnam

Ciri-ciri ideolog komunis:

1. Komunisme adalah salah satu ideologi di dunia


2. Komunisme sebagai anti kapitalisme menggunakan sistem sosialisme sebagai alat
kekuasaan
3. Prinsip semua adalah milik rakyat dan dikuasai oleh negara untuk kemakmuran rakyat
secara merata.
4. Komunisme sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya
5. Komunisme juga disebut anti liberalisme.
6. Komunisme sangat membatasi agama pada rakyatnya, dengan prinsip agama
dianggap candu yang membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari
pemikiran yang rasional dan nyata.

2.14.1 Hubungan Negara dengan Agama Menurut Paham Komunisme

Pada komunisme dalam memandang hakikat hubungan negara dengan agama


mendasarkan pada pandangan filosofis materialisme dialektis dan materialisme historis.
Hakikat kenyataan tertinggi menurut paham komunisme adalah materi. Fenomena-fenomena
dasar yaitu dengan suatu keiatan-kegiatan yang paling material yaitu fenomena-fenomena
14

ekonomis. Agama menurut komunisme adalah realisasi fanatis makhluk manusia,agama


adalah keluhan makhluk tertindas. Oleh karena itu menurut komunisme Marxis, agama
adalah merupakan candu masyarakat (Marx, dalam Louis leahy, 1992 97,98).Negara yang
berpaham komunisme adalah bersifat atheis bahkan bersifat antitheis, melarang dan menekan
kehidupan agama.
15

TABEL 1. Perbedaan ideologi, Pancasila, Komunisme dan Liberalisme dilihat dari beberapa
bidang.

BIDANG PERBEDAAN IDEOLOGI


PANCASILA KOMUNISME LIBERAL
AGAMA Setiap individu bebas Agama merupakan Setiap individu bebas
memilih agama, agama candu masyarakat, memilih agama, setiap
harus menuntun agama harus dijauhkan individu bebas untuk
kepada masyarakat dari masyarakat, tidak beragama
yang beradap atheime

HUKUM Masyarakat harus taat Negara bebas Masyarakat harus taat


pada hukum, Negara menjalankan hukum kepada hukum dan
harus melindungi dan menerapkan peraturan Negara,
masyarakat hukum di masyarakat masyarakat diberikan
kebebasan asal tidak
melanggar hukum

POLITIK Politik diberikan Dalam pemerintahan Politik diberikan


kebebasan di politik dilarang untuk kebebasan
pemerintahan dengan bebas, hanya ada satu berdemokrasi di
syarat tidak melanggar parpiol yang berkuasa pemerintahan Negara
hukum Negara. di pemerintahan. dengan tidak
melanggar hukum.

EKONOMI Masyarakat diberikan Perekonomian Sebagian besar sumber


kebebasan untuk sebagian besar di daya dikelola
mengelola sumber kelola Negara untuk masyarakat namun
daya alam yang ada kesejahteraan perekonomian menjadi
demi kesejahteraan, masyarakat. monopoli Negara
namun Negara tetap di
utamakan.
16

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan latar belakang, pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan sebagai


berikut:
Ideologi Pancasila yang merupakan ideologi negara dan dasar negara, mempumyai
kedudukan penting dalam kehidupan bangsa Indonesia. Sebagai dasar negara, Pancasila
merupakan dasar bagi semua peraturan perundang-undangan Negara Republik Indonesia.
Selain itu, Pancasila menjadi dasar bagi perilaku aparatur negara dan pemerintah Indonesia.
Sebagai sarana persatuan bangsa Indonesia, Pancasila berfungsi sebagai pengikat seluruh
bangsa dalam bidang ideologi politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan
230 juta penduduk Indonesia. Fungsi Pancasila yang demikian, menyebabkan bangsa
Indonesia memerlukan keberadaan ideologi ini demi kelangsungan hidup bangsa dan negara
kesatuan republik Indonesia.
Ideologi asing seperti Liberalis, Komunis, Sosialis tidak cocok diterapkan di Indonesia
karena bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila.

3.2 Saran

Untuk mengembangkan nilai-nilai Pancasila, diperlukan usaha yang cukup keras. Salah
satunya kita harus memiliki rasa nasionalisme yang tinggi. Selain itu, kita juga harus
mempunyai kemauan yang keras guna mewujudkan negara Indonesia yang aman, makmur
dan nyaman bagi setiap orang yang berada di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai