Anda di halaman 1dari 171

a.

Menjadi warga negara yang memiliki wawasan


berbangsa dan wawasan bernegara
b. menjadi warga negara yang komit terhadap nilai-nilai
HAM dan demokrasi serta berpikir kritis terhadap
permasalahannya
c. berpartisipasi dalam
1) upaya menghentikan budaya kekerasan dengan damai
dan menghormati supremasi hukum
2) menyelesaikan konflik dalam masyarakat dilandasi
sistem Pancasila dan universal
 d. berkontribusi terhadap berbagai persoalan
dalam kebijakan publik
 e. memiliki pengertian internasional tentang
civil society menjadi warga negara yang
kosmopolit
 Sumber: Hamdan Mansoer, 2005
SK Dirjen Dikti No. Petunjuk Pelatihan
38/Dikti 2002 Dosen MPK Pendidikan
Kewarganegaraan 2005
Pengantar Pendidikan Filsafat Pancasila
Kewarganegaraan
HAM Identitas Nasional

Hak dan Kewajiban Hak dan Kewajiban


Warga Negara Warga Negara
Bela Negara Demokrasi dan
Pendidikan Demokrasi
Demokrasi HAM
Wawasan Nusantara Negara Hukum
Ketahanan Nasional Geopolitik Indonesia
atau Wawasan
Nusantara
Politik Strategi Nasional Geostrategi Indonesia
atau Ketahanan
Nasional
Identitas merupakan suatu yang melekat pada individu dan
kelompok.
Identitas berkaitan dengan
a. kesadaran pribadi
b. sifat khas diri
c. golongan sendiri
d. kelompok sendiri
e. komunitas sendiri
 Oleh karena melekat pada individu dan kelompok, identitas
juga terdapat pada sebuah bangsa yang di dalamnya terdapat
individu dan kelompok yang mempersatukan diri atas dasar
kesamaan.
1. Otto Bauer
 Suatu bangsa terbentuk karena adanya suatu persamaan, satu persatuan karakter,
watak, di mana karakter atau watak ini tumbuh dan lahir serta terjadi karena
adanya persatuan pengalaman.
2. Ernest Renan
 Ia berpendapat bahwa kelompok yang membentuk suatu bangsa itu memiliki
kemauan untuk berada dalam satu himpunan (le desir d’etre ensemble).
3. Ir. Soekarno
 Bangsa adalah segerombolan manusia yang besar, keras ia mempunyai keinginan
bersatu, le desir d’etre ensemble, keras ia mempunyai character gemeinschaft,
persamaan watak, tetapi yang hidup di atas satu wilayah yang nyata satu unit.
4. Kamus Besar Bahasa Indonesia
 bangsa adalah orang-orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan
sejarahnya serta berpemerintahan sendiri. Bangsa adalah kumpulan manusia yang
terikat karena kesatuan bahasa dan wilayah tertentu di muka bumi.
 Pada umumnya bangsa terbentuk karena adanya
faktor-faktor objektif tertentu yang membedakannya
dengan bangsa lain. Faktor-faktor tersebut adalah:
 1) kesamaan keturunan,
 2) wilayah,
 3) bahasa,
 4) adat istiadat,
 5) kesamaan politik,
 6) perasaan, dan
 7) agama.
 Syarat mutlak adanya bangsa adalah plebisit.
Plebisit adalah suatu hal yang memerlukan
persetujuan bersama pada waktu sekarang, yang
mengandung hasrat untuk mau hidup bersama
dengan kesediaan memberikan pengorbanan-
pengorbanan. Jika warga bangsa bersedia
memberikan pengorbanan bagi eksistensi
bangsanya, bangsa tersebut tetap bersatu dalam
kelangsungan hidupnya
 Bangsa dapat dibedakan dalam pengertian
sosiologis-antropologis dan politik. Jelaskan!
Analisislah hubungan antara bangsa dalam
pengertian sosiologis-antropologis dan politik
dan tumbuhnya identitas kesukubangsaan atau
identitas kebangsaan sebagai proses pertumbuhan
dan perkembangan terjadinya bangsa!
 Pertemuan mendatang siapkan bahan tentang
faktor pembentukan identitas bersama
 Baca lagi materi perbedaan tentang identitas
nasional dan identitas kesukubangsaan.
 Identitas nasional bangsa Indonesia merupakan
ciri yang melekat di seluruh warga negara
Indonesia. Sebagai contoh pertandingan sepak
bola timnas Indonesia versus Thailand. Apakah
yang membedakannya?
 1. bahasa Indonesia
 2. bendera negara Sang Merah Putih
 3. Lagu kebangsaan, Indonesia Raya
 4. Lambang negara, Garuda Pancasila
 5. Semboyan negara, Bhinneka Tunggal Ika
 6. Pancasila
 7. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
 8. Bnetuk NKRI yang berkedaulatan rakyat
 9. Konsepsi Wawasan Nusantara
 10. Kebudayaan daerah
 Bagilah kelas Anda menjadi 10 kelompok,
kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
mengapa 10 identitas yang sudah disebutkan di
atas benar-benar menjadi identitas bangsa dan
negara Indonesia, yang tidak dipunyai oleh
negara lain. Kumpulkan tugas kelompok ini pada
pertemuan mendatang
Identitas cultural Identitas nasional
Bersifat askriptif (sudah sejak Merujuk pada bangsa dalam
lahir ada) pengertian politik sehingga
cara terbentuknya melalui
konsensus (kesepakatan)
Bentuknya bahasa daerah, Bahasa nasional, lambang
nama diri, pakaian daerah, nasional, semboyan nasional,
falsafah hidup, dan tradisi bendera nasional, dan ideologi
nasional
Ruang lingkupnya lokal atau Nasional
komunitas
Ikatannya bersifat primordial Ikatannya cair dan dituntut
akan semakin mengental adanya loyalitas ganda:
apabila berhadapan dengan loyalitas kesukuan dan loyalitas
kelompok lain kebangsaan
 Negara kebangsaan Indonesia merupakan sebuah
nation state yang modern.
 Faktor pembentuk negara kebangsaan Indonesia
1. persamaan nasib
2. ada keinginan bersama untuk merdeka
3. adanya kesatuan tempat tinggal
4. adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemak16
muran dan keadilan suatu bangsa
Terbentuknya negara Indonesia Alinea pertama Pembukaan
tidak sekadar dimulai dari Undang-Undang Dasar Negara
proklamasi, tetapi sejak adanya Republik Indonesia Tahun 1945
pengakuan akan hak setiap
bangsa untuk memerdekakan
dirinya.
Adanya perjuangan bangsa Alinea kedua Pembukaan
Indonesia melawan penjajahan. Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945
Terbentuknya negara Indonesia Alinea ketiga Pembukaan Undang-
adalah kehendak bersama seluruh Undang Dasar Negara Republik
bangsa Indonesia dan rahmat Indonesia Tahun 1945
Tuhan YME

Negara Indonesia perlu menyusun Alinea keempat Pembukaan


alat-alat kelengkapan negara yang Undang-Undang Dasar Negara
meliputi tujuan, bentuk, sistem Republik Indonesia Tahun 1945
pemerintahan, Undang-Undang
Dasar, dan dasar negara
 Di alinea keempat Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
ada meliputi tujuan, bentuk, sistem pemerintahan,
Undang-Undang Dasar, dan dasar negara.
Sebutkan!
 Integrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu
“integrasi” dan “nasional”. Integrasi berasal dari
bahasa Inggris, integrate, artinya menyatupadukan,
menggabungkan, mempersatukan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, integrasi artinya pembauran
hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh.
Kata nasional berasal dari bahasa Inggris, nation
yang artinya bangsa.
 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi
nasional mempunyai arti politis dan antropologis.
 Politis
Integrasi nasional secara politis berarti penyatuan
berbagai kelompok budaya dan sosial dalam
kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu
identitas nasional.
 Antropologis
Integrasi nasional secara antropologis berarti proses
penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang
berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi
dalam kehidupan masyarakat.
a. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka
berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan antara
satu dan lainnya.
b. Terciptanya kesepakatan (konsensus) bersama
mengenai norma-norma dannilai-nilai sosial yang
dilestarikan dan dijadikan pedoman.
c. Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan
baku dalam melangsungkan proses integrasi sosial.
1) Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh
faktor sejarah.
2) Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara
yaitu Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
3) Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan
bangsa indonesia seperti yang dinyatakan dalam Sumpah
Pemuda.
4) Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya
semangat nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia.
5) Penggunaan bahasa Indonesia
1)Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan
yang bersifat heterogen.
2)Kurangnya toleransi antargolongan.
3)Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia
terhadap ancaman dan gangguan dari luar.
4)Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan
ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan
WARGA NEGARA DAN
KEWARGANEGARAAN
 Istilah warga negara tidak menunjuk pada objek yang sama
dengan istilah penduduk. Dalam hal ini warga negara
Indonesia belum tentu penduduk Indonesia. Penduduk adalah
orang-orang yang bertempat tinggal secara sah dalam suatu
negara berdasarkan peraturan perundang-perundangan
kependudukan dari negara yang bersangkutan. Warga negara
Indonesia ada yang penduduk Indonesia dan bukan penduduk
Indonesia. Sebaliknya, penduduk Indonesia ada yang
berwarga negara Indonesia dan ada pula orang yang berwarga
negara asing.
(1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang
bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan undang-undang sebagai
warga negara.
(2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang
asing yang bertempat tinggal di Indonesia
(3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk
diatur dengan undang-undang
 Pengertian kewarganegaraan menunjuk kepada
1. perasaan akan identitas
2. pemilikan hak-hak tertentu
3. pemenuhan kewajiban-kewajiban yang sesuai
4. tingkat ketertarikan dan keterlibatan dalam
masalah-masalah publik
5. penerimaan terhadap nilai-nilai sosial
1. memunculkan identitas baru
2. menghasilkan rasa kepemilikan terhadap komunitas
baru (negara), termasuk pemilikan akan nilai-nilai
bersama komunitas
3. memunculkan aneka peran, partisipasi, dan bentuk-
bentuk keterlibatan lain pada komunitas negara
4. timbulnya hak dan kewajiban antara keduanya secara
timbal balik
1. Carilah perbedaan pengertian warga negara, penduduk, dan
rakyat!
2. Carilah sedikitnya 5 pengertian warga negara!
3. Carilah sedikitnya 5 pengertian kewarganegaraan!
4. Carilah perbedaan antara warga negara dan kewarnegaraan!
5. Carilah hubungan antara kewarganegaraan, integrasi, dan
identitas dalam rangka terbentuknya negara kebangsaan
Indonesia!
 Dikumpulkan pada pertemuan mendatang
1. Asas-asas kewarganegaraan
a. Asas kesatuan hukum
 Asas kesatuan hukum berdasarkan paradigma bahwa
suami-isteri atau ikatan keluarga merupakan inti
masyarakat yang meniscayakan suasana sejahtera,
sehat, dan tidak akan terpecah. Dalam
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, suami-
isteri atau keluarga harus mencerminkan adanya
suatu kesatuan yang bulat. Untuk merealisasikan
terciptanya kesatuan di dalam keluarga, suami-isteri
harus tunduk pada hukum yang sama.
b. Asas persamaan derajat
 Asas persamaan derajat ditentukan bahwa suatu perkawinan
tak menyebabkan berubahnya status kewarganegaraan
masing-masing pihak. Baik suami maupun isteri tetap
berkewarganegaraan asal. Atau dengan kata lain, sekalipun
sudah menjadi suami-isteri, mereka tetap memiliki status
kewarganegaraan sendiri, sama halnya ketika mereka belum
terikat menjadi suami-isteri. Asas ini akan menghindari
terjadinya penyelundupan hukum; misalnya, orang yang
berkewarganegaraan asing ingin memperoleh status
kewarganegaraan suatu negara dengan berpura-pura
melakukan pernikahan dengan orang di negara itu.
 Unsur-unsur yang menentukan kewarganegaraan
seseorang ada tiga, yaitu (1) unsur darah
keturunan (ius sanguinis), (2) unsur daerah
tempat kelahiran (ius soli), dan (3) unsur
pewarganegaraan (naturalisasi).
a. Bipatride
 Timbul manakala menurut peraturan tentang kewarganegaraan dari
berbagai negara, seseorang sama-sama dianggap sebagai warga
negara oleh negara yang bersangkutan.
 Misalnya, Clark dan Louise adalah suami-istri yang
berkewarganegaraan AS yang menganut asas ius soli. Keduanya
kemudian tinggal di Indonesia yang menganut asas ius sanguinis,
serta saat tinggal di Indonesia, Louise melahirkan anak bernama
Parker. Menurut hukum Amerika Serikat, Parker
berkewarganegaraan Indonesia. Akan tetapi, menurut hukum
Indonesia, Parker berkewarganegaraan Amerika Serikat, bukan
Indonesia. Keadaan tersebut dapat menyebabkan Parker tak
memiliki status kewarganegaraan
Apatride
 Sebaliknya, warga negara Indonesia bernama Rama
dan Shinta yang tinggal di Amerika Serikat, jika
melahirkan anak selama berdomisili di Amerika
Serikat, menurut hukum Amerika Serikat, anak
mereka berkewarganegaraan Amerika Serikat.
Namun, pada saat yang sama, menurut hukum
Indonesia, anak Rama dan Sintha juga diakui sebagai
warga negara Indonesia. Keadaan yang dialami oleh
Parker adalah bipatride, sedangkan keadaan yang
dialami anak Rama dan Sintha adalah apatride.
 Adapun menurut Philip dan Jackson, seseorang dapat kehilangan
kewarganegaraan karena renunciation, termination, dan
deprivation.
1. Renunciation adalah tindakan sukarela seseorang untuk
menanggalkan salah satu dari dua atau lebih staus kewarganegaraan
yang diperolehnya.
2. Termination adalah penghentian status kewarganegaraan sebagai
tindakan hukum karena yang bersangkutan memperoleh
kewarganegaraan dari negara lain.
3. Deprivation adalah suatu penghentian secara paksa, pencabutan,
atau pemecatan dari status kewarganegaraan berdasarkan perintah
pejabat yang berwenang karena terbukti melakukan kesalahan atau
pelanggaran dalam mendapat status kewarganegaraan atau jika
orang yang bersangkutan terbukti tak setia atau berkhianat kepada
negara dan undang-undang dasar
 Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang
1. Undang-undang yang mengatur kewarganegaraan di Indonesia
2. siapakah yang menjadi warga negara di Indonesia
3. asas kewarganegaraan menurut undang-undang
4. penentuan kewarganegaraan menurut undang-undang
5. syarat dan tata cara memperoleh kewarganegaraan
6. kehilangan kewarganegaraan
7. syarat dan tata cara memperoleh kewarganegaraan
 Bahan utama adalah UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang
Kewarganegaran Indonesia
 Hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap
pribadi manusia. Karena itu, hak asasi manusia itu berbeda
dari pengertian hak warga negara. Hak warga negara
merupakan seperangkat hak yang melekat dalam diri manusia
dalam kedudukannya sebagai anggota dari sebuah negara.
Hak asasi sifatnya universal, tidak terpengaruh status
kewarganegaraan seseorang. Akan tetapi hak warga negara
dibatasi oleh status kewarganegaraannya. Dengan kata lain,
tidak semua hak warga negara adalah hak asasi manusia, akan
tetapi dapat dikatakan bahwa semua hak asasi manusia juga
merupakan hak warga negara
 Menurut Jimly Asshiddiqie dalam artikelnya yang
berjudul Membangun Budaya Sadar Berkonstitusi
untuk Mewujudkan Negara Hukum yang Demokratis
(2007), Hak warga negara Indonesia meliputi hak
konstitusional dan hak hukum. Hak konstitutional
adalah hak-hak yang dijamin di dalam dan oleh
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945), sedangkan hak-hak hukum timbul
berdasarkan jaminan undang-undang dan peraturan
perundang-undangan di bawahnya.
1. Hak yang tercantum dalam Pasal 28D ayat (3) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan setiap Warga
negara berhak atas kesempatan yang sama dalam pemerintahan;
2. Pasal 27 ayat (2) menyatakan tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan;
3. Pasal 27 ayat (3) berbunyi setiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam pembelaan negara;
4. Pasal 30 ayat (1) berbunyi tiap-tiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara;
5. Pasal 31 ayat (1) menentukan setiap warga negara berhak
mendapat pendidikan
 Kewajiban secara sederhana dapat diartikan sebagai
segala sesuatu yang harus dilaksanakan dengan
penuh tanggung jawab. Dengan demikian kewajiban
warga negara dapat diartikan sebagai tindakan atau
perbuatan yang harus dilakukan oleh seorang warga
negara sebagaimana di atur dalam ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Apa yang
membedakannya dengan kewajiban asasi?
 Kewajiban asasi merupakan kewajiban dasar setiap orang.
Dengan kata lain, kewajiban hak asasi terlepas dari status
kewarganegaraan yang dimiliki oleh orang tersebut.
Sementara itu, kewajiban warga negara dibatasi oleh status
kewarganegaran seseorang, akan tetapi meskipun demikian
konsep kewajiban warga negara memiliki cakupan yang lebih
luas, karena meliputi pula kewajiban asasi. Misalnya, di
Indonesia menghormati hak hidup merupakan kewajiban
setiap orang terlepas apakah ia warga negara Indonesia atau
bukan, sedangkan kewajiban bela negara hanya merupakan
kewajiban warga negara Indonesia saja, sementara warga
negara asing tidak dikenakan kewajiban tersebut.
1. Sebutkan hak-hak warga negara selain yang
sudah disebutkan di atas dan jelaskan
pelaksanaannya di Indonesia!
2. Sebutkan kewajiban warga negara selain yang
sudah disebutkan di atas dan jelaskan
pelaksanaannya di Indonesia!
 Tugas dikumpulkan pada pertemuan mendatang
NEGARA
DAN
KONSTITUSI
 Negara dan konstitusi memiliki hubungan yang
sangat erat. Konstitusi itu sendiri merupakan hukum
dasar sebuah negara. Adanya konstitusi di sebuah
negara menjadi dasar lahirnya paham
konstitusionalisme.
 Pembatasan kekuasaan dan kewenangan pemerintah
merupakan ide pokok konstitusionalisme yang
dikemukann Carl J. Friedrich. Konstitusionalisme
merupakan gagasan bahwa pemerintahan merupakan
suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh
dan atas nama rakyat, tetapi yang dikenai beberapa
pembatasan yang diharapkan akan menjamin bahwa
kekuasaan yang diperlukan untuk pemerintahan itu
tak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat
tugas untuk memerintah.
 Dinyatakan oleh Richard S. Kay (dalam Budiardjo,
2008: 172) bahwa konstitusionalisme ialah
pelaksanaan aturan-aturan hukum dalam hubungan
individu dengan pemerintah. Konstitusionalisme
menghadirkan situasi yang dapat memupuk rasa
aman karena adanya pembatasan terhadap wewenang
pemerintah yang telah ditentukan lebih dahulu.
Dengan adanya konstitusionalisme berarti ada
jaminan bahwa pemerintah tidak akan bersikap dan
bertindak sewenang-wenang serta menyengsarakan
rakyat.
1.Konstitusi itu membatasi kekuasaan
pemerintah atau penguasa agar tidak
bertindak sewenang-wenang
2.Konstitusi itu menjamin hak-hak dasar
dan kebebasan warga negara
 Istilah konstitusi berasal dari bahasa Latin, constituo,
yang berkaitan dengan kata jus atau ius, yang memiliki
arti ‘hukum’ atau ‘prinsip’. Rujukan yang sering
disamakan dengan konstitusi adalah constitution
(Inggris), grondwet (Belanda), Gerundgesetz (Jerman),
dan Droit Constitutionnel (Prancis). Sebagai contoh, di
Prancis dibedakan istilah Droit Constitutionnel dan Loi
Contitutionnel. Istilah yang pertama dikenal dengan
konstitusi, sedangkan istilah yang kedua ialah undang-
undang dasar dalam arti yang tertuang dalam bentuk
naskah tertulis.
a. Konstitusi sebagai Hukum Dasar
 Berlakunya konstitusi sebagai hukum dasar yang mengikat
didasarkan atas kekuasaan tertinggi atau prinsip kedaulatan
yang dianut dalam suatu negara. Jika negara itu menganut
paham kedaulatan rakyat, maka sumber legitimasi konstitusi
ialah rakyat. Jika menganut prinsip konstitusionalisme,
sumber legitimasi terdapat pada lembaga-lembaga negara.
Jika menganut prinsip konstitusionalisme, konstitusi diartikan
sebagai hukum dasar yang memuat hal-hal khusus mengenai
pembatasan kewenangan negara. Misalnya, di dalam
konstitusi diberikan kewenangan-kewenangan lembaga
yudikatif, lembaga eksekutif, dan lembaga legislatif serta
diberikan juga mekanisme penggunaan kewenangan tersebut.
b. Konstitusi sebagai hukum tertinggi
 Konstitusi sebagai hukum tertinggi diartikan
konstitusi bukanlah undang-undang biasa. Konstitusi
tidak ditetapkan oleh lembaga legislatif biasa, tetapi
oleh badan yang lebih khusus dan lebih tinggi
kedudukannya. Jika norma hukum yang terkandung
di dalamnya bertentangan dengan norma hukum
yang terdapat dalam undang-undang, maka
ketentuan undang-undang dasar itulah yang berlaku.
Adapun undang-undang seharusnya memberikan
jalan atau pengaturan tentang norma tersebut
 Struktur dan isi undang-undang dasar tertulis antara negara satu dan
negara lainnya dapat saja berbeda. Akan tetapi, ada banyak persamaan
subtansi yang wajib ada dalam undang-undang dasar. Substansi-substansi
yang wajib ada adalah sebagai berikut.
1. Konstitusi memuat pernyataan cita-cita rakyat dan asas-asas ideologi.
2. Konstitusi memuat organisasi negara, misalnya, pembagian kekuasaan
antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif serta hubungan di antara
ketiganya. UUD juga memuat bentuk negara (misalnya, federal atau
negara kesatuan), beserta pembagian kekuasaan antara pemerintah federal
dan pemerintah negara bagian atau antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Selain itu, UUD memuat prosedur masalah
pelanggaran jurisdiksi oleh salah satu badan negara atau pemerintah dan
sebagainya. Dalam pengertian ini, UUD mempunyai kedudukan sebagai
dokumen legal yang khusus.
3. Konstitusi memuat hak asasi manusia.
4. Konstitusi memuat prosedur atau tata cara pengubahan UUD
(amendemen).
 Tujuan yang terdapat dalam konstitusi biasanya
termuat dalam mukadimah (pembukaan) suatu
undang-undang dasar. Tujuan-tujuan konstitusi di
atas biasanya dirangkum menjadi dua hal pokok,
yaitu pembatasan kekuasaan dan kewenangan
pemerintah (kekuasaan, memelihara ketertiban, dan
sebagainya) serta perlindungan terhadap hak asasi
manusia (kemerdekaan, kebebasan, dan sebagainya).
1. Sebutkan undang-undang dasar yang pernah berlaku di
Indonesia
2. Bagaimanakah substansi Undang-Undang Dasar tersebut
sebagaimana ketentuan dalam materi isi konstitusi?
3. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 sudah mengalami amendemen. Bagaimanakah proses
berlangsungnya amendemen dan apa sajakah yang tidak
diamendemen oleh MPR?
 Tugas dikumpulkan pada pertemuan mendatang
 Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia
merupakan awal dibentuknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Negara Indonesia yang
diproklamasikan oleh para pendiri negara adalah
negara kesatuan. Pasal 1 ayat (1) UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan,
“Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk republik”.
 Para pendiri negara menekankan pentingnya
persatuan dan kesatuan yang diwujudkan dalam
kehidupan bangsa Indonesia. Para pendiri negara
telah mewariskan nilai-nilai persatuan dan
kesatuan dalam Pancasila dan UUD Negara
Republik Indonesia Tahun 1945. Pancasila dan
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
mengatur persatuan dan kesatuan dalam beberapa
ketentuan, yaitu sebagai berikut.
a. Sila ke-3 Pancasila, “Persatuan Indonesia”;
b. Pembukaan UUD 1945 alinea IV, “… Negara
Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
dengan berdasarkan kepada … persatuan Indonesia
c. Pasal 1 ayat (1) UUD 1945, “Negara Indonesia
adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik”.
 Negara Republik pada dasarnya adalah negara yang tampuk
pemerintahan akhirnya bercabang dari rakyat bukan dari
prinsip keturunan bangsawan. Istilah ini berasal dari Bahasa
Latin res publica yang artinya kerajaan dimiliki serta dikawal
oleh rakyat. Konsep Republik telah digunakan sejak berabad-
abad lamanya. Republik yang paling terkenal adalah Republik
Roma, yang bertahan dari 509 SM hingga 44 SM. Dalam
bentuk pemerintahan Republik Roma tersebut dipraktikkan
dua prinsip utama yang dijalankan negara, yaitu prinsip
Anuality (memegang pemerintah selama satu tahun saja) dan
Collegiality (dua orang memegang jabatan ketua negara).
 Pasca Amandemen keempat Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, prinsip
negara kesatuan sebagaimana tertuang dalam Pasal 1
Ayat (1) diperkuat oleh Pasal 18 Ayat (1) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945, menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi, dan
daerah provinsi dibagi atas kabupaten dan kota.
Tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota mempunyai
pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-
undang.
 Pasal 37 Ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai ketentuan
penutup menyatakan secara tegas bahwa “Khusus
mengenai bentuk negara Kesatuan Republik
Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan”. Hal ini
menunjukan bahwa NKRI merupakan harga mati dan
tidak dapat diganggu gugat. Pasal-pasal dalam
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 tersebut merupakan penguatan dan
pengokohan prinsip negara kesatuan Republik
Indonesia agar semakin kokoh dan terjaga dalam
konstitusi negara.
 Ciri-ciri umum sistem presidensial
1. Masa jabatan presiden dan wakil presiden telah ditentukan lebih
pasti, misalnya 4 tahun, 5 tahun, 6 tahun, atau telah ditentukan
lebih pasti; sehingga presiden dan wakil presiden tidak dapat
dihentikan di tengah masa jabatannya karena alasan politik. Di
beberapa negara, periode masa jabatan ini biasanya dibatasi dengan
jelas, hanya satu kali masa jabatan atau dua kali masa jabatan
berturut-turut.
2. Presiden dan wakil presiden tidak bertanggung jawab kepada
lembaga politik tertentu yang biasa dikenal sebagai parlemen,
melainkan langsung bertanggung jawab kepada rakyat. Presiden
dan wakil presiden hanya dapat diberhentikan dari jabatannya
karena alasan pelanggaran hukum yang biasanya dibatasi pada
kasus tindak pidana tertentu yang bila dibiarkan tanpa
pertanggungjawaban dapat menimbulkan masalah hukum yang
serius, seperti misalnya pengkhianatan kepada negara dan
pelanggaran yang nyata terhadap konstitusi.
3. Presiden dan wakil presiden dipilih rakyat secara langsung ataupun
melalui mekanisme perantara tertentu yang tidak bersifat
perwakilan permanen sebagaimana hakikat lembaga permanen.
4. Dalam hubungannya dengan lembaga parlemen, presiden tidak
tunduk kepada parlemen dan tidak membubarkan parlemen.
Sebaliknya, parlemen juga tidak dapat menjatuhkan presiden dan
membubarkan kabinet sebagaimana dalam praktik sistem
parlementer.
5. Dalam sistem presidensial tidak dikenal pembedaan antara fungsi
kepala negara dan kepala pemerintahan. Sementara dalam jabatan
parlementer, pembedaan dan bahkan pemisahan kedua jabatan,
kepala negara dan kepala pemerintahan, merupakan suatu
kelaziman dan keniscayaan.
6. Tanggung jawab pemerintahan berada di pundak presiden. Karena
itu, presiden yang berwenang membentuk pemerintahan, menyusun
kabinet, mengangkat dan memberhentikan menteri serta pejabat-
pejabat publik yang pengangkatan dan pemberhentiannya
dilakukan berdasarkan penunjukan politik (political appointment).
 Sistem politik yang dianut di Indonesia adalah sistem politik
demokrasi. Pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 (setelah diamandemen) berbunyi “kedaulatan
berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-
Undang Dasar”.
 Inti dari demokrasi adalah kedaulatan rakyat, artinya rakyat
mempunyai kekuasaan penuh untuk mengelola Negara,
sehingga kemajuan sebuah Negara merupakan tanggung
jawab selruh rakyatanya.
 Demokrasi di Indonesia menganut sistem demokrasi
Pancasila. Karakter utama demokrasi
 Pancasila adalah sila keempat, yaitu Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/perwakilan. Dengan kata lain, demokrasi Pancasila
mengandung tiga karakter utama, yaitu kerakyatan,
permusyawaratan, dan hikmat kebijaksanaan.
DEMOKRASI
DAN
PENDIDIKAN
DEMOKRASI
 Dalam politik, demokrasi diartikan sebagai
kekuasaan yang berasal dari rakyat. Lebih rinci lagi,
demokrasi dapat diartikan sebagai bentuk
pemerintahan rakyat atau rakyatlah yang berkuasa
sekaligus diperintah. Ini berarti pemerintahan yang
terbentuk adalah pemerintahan yang berasal dari
rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan dipergunakan
untuk kepentingan rakyat.
 Pada tahun 1863, presiden Amerika Serikat,
Abraham Lincoln, mempopulerkan istilah demokrasi
yang berarti pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat,
dan untuk rakyat (government of the people, by the
people, for the people).
 Pemerintahan dari rakyat berarti pemerintah
negara itu mendapat mandat dari rakyat untuk
menyelenggarakan pemerintahan. Rakyat adalah
pemegang kedaulatan atau kekuasaan tertinggi
dalam negara demokrasi. Apabila pemerintah
telah mendapat mandat dari rakyat untuk
memimpin penyelenggaraan negara, maka
pemerintah tersebut dianggap sah.
a. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara
melembaga.
b. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam
suatu masyarakat yang sedang berubah.
c. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
d. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
e. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman.
f. Menjamin tegaknya keadilan.
 Sumber: Henry B. Mayo
a) Kedaulatan rakyat.
b) Persamaan politik.
c) Konsultasi rakyat
d) Pemerintahan mayoritas (majority rule).
e) Adanya minoritas permanen atau kelompok
minoritas yang terbentuk atas dasar ras, agama, dan
bahasa, serta entisitas atau ciri permanen lainnya
f) Beberapa kebijakan dijalankan dengan memberikan
perwakilan proporsional, memberikan hak veto, dan
memberikan otonomi khusus.
a) Negara memiliki sebuah ideologi resmi.
b) Negara mempunyai satu partai massa tunggal.
c) Negara mengawasi seluruh kegiatan penduduk
dengan sistem teror.
d) Adanya monopoli media massa.
e) Adanya kontrol ketat dari militer.
f) Pengendalian terpusat.
 Budaya demokrasi terdiri atas dua kata, yaitu budaya
dan demokrasi. Budaya berarti hasil kemampuan
akal manusia dalam lingkungan kehidupannya.
Adapun pengertian demokrasi adalah keadaan negara
yang sistem pemerintahannya berkedaulatan rakyat.
Artinya , kedaulatan dalam pemerintahannya berada
di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam
keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa,
pemerintahan rakyat, dan kekuasaan oleh rakyat.
 Berdasarkan asal katanya, budaya demokrasi
mempunyai pengertian kemampuan manusia
yang berupa sikap dan kegiatan yang
mencerminkan nilai-nilai demokrasi seperti
menghargai persamaan, kebebasan, dan
peraturan. Budaya demokrasi juga dapat
dikatakan sebagai bentuk aplikasi atau penerapan
nilai-nilai yang terkandung dalam prinsip
demokrasi itu sendiri. Dengan demikian,
tercerminlah prinsip-prinsip demokrasi dalam
budaya demokrasi.
 Robert A. Dahl berpendapat bahwa terdapat tujuh prinsip
yang harus ada dalam sistem demokrasi, yaitu kontrol atas
keputusan presiden, pemilihan yang teliti dan jujur, hak
memilih, hak dipilih, kebebasan menyatakan pendapat tanpa
ancaman, kebebasan mengakses informasi, dan kebebasan
berserikat.
 Franz Magnis Suseno berpendapat bahwa prinsip-prinsip
budaya demokrasi terdiri atas negara hukum, pemerintah
berada di bawah kontrol nyata masyarakat, pemilihan umum
yang bebas, prinsip mayoritas, dan adanya jaminan terhadap
hak-hak demokratis.
1. Bentuklah kelompok belajar yang terdiri atas lima
orang.
2. Lakukanlah pengamatan terhadap pelaksanaan
prinsip-prinsip demokrasi di fakultas Anda atau di
univesitas anda.
3. Hasil pengamatan kalian dilaporkan secara tertulis
dalam bentuk sebuah artikel.
 Kumpulkan tugas ini pada pertemuan mendatang
 Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila
 Ahmad Sanusi dalam tulisannya yang berjudul
Memberdayakan Masyarakat dalam Pelaksanaan 10 Pilar
Demokrasi (2006: 193-205), mengutarakan 10 pilar
demokrasi konstitusional Indonesia menurut Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, yaitu:
a. Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa.
b. Demokrasi dengan kecerdasan
c. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat.
d. Demokrasi dengan rule of law
e. Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan negara
f. Demokrasi dengan hak asasi manusia
g.Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka
h.Demokrasi dengan otonomi daerah
i. Demokrasi dengan kemakmuran
j. Demokrasi yang berkeadilan sosial
 Responsi
1. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1945-1949
2. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1949-1959
3. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1959-1965
4. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1965-1998
5. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1998 –
sekarang
 Carilah ciri-ciri pokok dari pelaksanaan dari tiap-tiap periode
tersebnt!
 Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan negara kita, semua
konstitusi yang pernah berlaku menganut prinsip demokrasi. Hal
ini dapat dilihat misalnya:
a. Dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 (sebelum diamandemen)
berbunyi “kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan oleh
Majelis Permusyawaratan Rakyat”.
b. Dalam Pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (setelah diamandemen) berbunyi “kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”.
c. Dalam konstitusi Republik Indonesia Serikat, Pasal 1:
1) Ayat (1) berbunyi “Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan
berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokrasi dan
berbentuk federasi”
2) Ayat (2) berbunyi “Kekuasaan kedaulatan Republik Indonesia
Serikat dilakukan oleh pemerintah bersama-sama Dewan
Perwakilan Rakyat dan Senat”
d. UUDS 1950 Pasal 1:
1) Ayat (1) berbunyi “ Republik Indonesia yang
merdeka dan berdaulat ialah suatu negara
hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan”
2) Ayat (2) berbunyi “Kedaulatan Republik
Indonesia adalah ditangan rakyat dan dilakukan
oleh pemerintah bersama-sama dengan Dewan
Perwakilan rakyat”
 Untuk melihat apakah suatu sistem pemerintahan adalah sistem yang
demokratis atau tidak, dapat dilihat dari indikator-indikator yang
dirumuskan oleh Affan Gaffar dalam bukunya yang berjudul Politik
Indonesia;Transisi Menuju Demokrasi (2004:7-9) berikut ini:
a. Akuntabilitas. Dalam demokrasi, setiap pemegang jabatan yang dipilih
oleh rakyat harus dapat mempertanggungjawabkan kebijaksanaan yang
hendak dan telah ditempuhnya. Tidak hanya itu, ia juga harus dapat
mempertanggungjawabkan ucapan atau kata-katanya, serta yang tidak
kalah pentingnya adalah perilaku dalam kehidupan yang pernah sedang,
bahkan yang akan dijalaninya. Pertanggungjawaban itu tidak hanya
menyangkut dirinya, tetapi juga menyangkut keluarganya dalam arti luas,
yaitu perilaku anak dan isterinya, juga sanak keluarganya terutama yang
berkaitan dengan jabatannya.
b. Rotasi kekuasaan. Dalam demokrasi, peluang akan terjadinya rotasi
kekuasaan harus ada, dan dilakukan secara teratur dan damai. Jadi tidak
hanya satu orang yang selalu memegang jabatan, sementara peluang
orang lain tertutup sama sekali.
c. Rekruitmen politik yang terbuka. Untuk memungkinkan terjadinya
rotasi kekuasaan, diperlukan satu sistem rekruitmen politik yang
terbuka. Artinya, setiap orang yang memenuhi syarat untuk mengisi
suatu jabatan politik yang dipilih rakyat mempunyai peluang yang
sama dalam melakukan kompetisi untuk mengisi jabatan politik
tersebut.
d. Pemilihan Umum. Dalam suatu negara demokrasi, pemilu
dilaksanakan secara teratur. Pemilu merupakan sarana untuk
melaksanakan rotasi kekuasaan dan rekruitmen politik. Setiap
warga negara yang sudah dewasa mempunyai hak untuk memilih
dan dipilih dan bebas menggunakan haknya tersebut sesuai dengan
kehendak hati nuraninya. Dia bebas untuk menentukan partai atau
calon mana yang akan didukungnya, tanpa ada rasa takut atau
paksaan dari orang lain. Pemilih juga bebas mengikuti segala
macam akitivitas pemilihan seperti kampanye dan menyaksikan
penghitungan suara.
e. Pemenuhan hak-hak dasar. Dalam suatu negara yang demokratis,
setiap warga negara dapat menikmati hak-hak dasar mereka secara
bebas, termasuk didalamnya hak untuk menyatakan pendapat, hak
untuk berkumpul dan berserikat serta hak untuk menikmati pers
yang bebas.
 Tegaknya kehidupan demokrasi dalam kehidupan bernegara
sangat dipengaruhi oleh dukungan dari seluruh warga negara.
Demokrasi dalam suatu negara akan tumbuh subur jika dijaga
oleh warga negara yang demokratis. Warga negara yang
demokratis bukan hanya dapat menikmati kebebasan
individu, melainkan juga mampu menunjukkan perilaku yang
demokratis. Bagaimanakah bentuk perilaku yang demokratis
tersebut? Perilaku demokratis adalah perilaku yang
didasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi. Dalam kehidupan
sehari-hari, perilaku demokrasi tercermin pada sikap-sikap
seperti berikut.
1. Menjunjung tinggi persamaan.
2. Menjaga keseimbangan antara hak dan
kewajiban.
3. Membudayakan sikap bijak dan adil.
4. Membiasakan musyawarah mufakat dalam
mengambil keputusan.
5. Mengutamakan persatuan dan kesatuan
nasional.
NEGARA HUKUM
DAN
HAM
 Negara hukum adalah negara yang penyelenggaraan
kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum.
Di negara yang berdasarkan atas hukum maka negara
termasuk di dalamnya pemerintah dan lembaga-
lembaga lain dalam melaksanakan tindakan apa pun
harus dilandasi oleh hukum dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. dalam negara
hukum, kekuasaan menjalankan pemerintahan
berdasarkan atas kedaulatan hukum (supremasi
hukum) dan bertujuan untuk menyelenggarakan
ketertiban hukum.
1. segala yang disebut hukum itu dibentuk dalam
wujudnya yang positif atau tertulis
2. hukum tersebut merupakan proses kesepakatan
(proses legislasi)
3. hukum tersebut diwujudkan dalam bentuk
undang-undang
 Carilah info sebanyak-banyaknya mengenai
perbedaan
1. kedaulatan rakyat dan kedaulatan hukum
2. negara hukum material dan negara hukum formil
 Tugas dikumpulkan pada pertemuan
mendatang
a. hak asasi manusia
b. pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk
menjamin HAM yang dikenal dengan trias
politka
c. pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan
d. peradilan administrasi dalam perselisihan
 Hal ini terdapar dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 1 Ayat
(3) yang menyatakan negara Indonesia adalah negara
hukum.
 Konsekuensi Indonesia sebagai negara hukum adalah

1. menegakkan supremasi hukum


2. menegakkan kesetaraan di hadapan hukum
3. menegakkan hukum dengan cara yang tidak
bertentangan
1. Norma hukum berdasarkan Pancasila
2. Sistem konstitusional
3. kedaulatan ada di tangan rakyat
4. Prinsip persamaan kedudukan di depan hukum
dan pemerintahan
5. adanya organ pembentuk UU
6. sistem pemerintahannya menganut sistem
presidensial
7. kekuasaan kebebasan yang merdeka
8. hukum bertujuan melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan
untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial
9. adanya jaminan akan hak asasi dasar dan kewajiban
asasi dasar manusia
 Carilah pasal-pasal dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
menyatakan dan menjelaskan prinsip-prinsip
negara hukum Indonesia. Dikumpulkan habis
kuliah.
 Istilah hak asasi manusia (Human Right) muncul
pada tahun 1948 bersamaan dengan lahirnya
Declaration of Human Right. Istilah ini diciptakan
oleh Anna Elleanor Roosevelt, istri presiden ke-32
Amerika Serikat yang bernama Franklin Delano
Roosevelt. Penyebutan istilah ini dianggap lebih
sesuai daripada yang popular sebelumnya, yaitu The
Right of Man yang dirasakan kurang mencakup The
Right of Woman. Pada umumnya pakar HAM Barat
berpendapat bahwa lahirnya HAM dimulai dengan
lahirnya Magna Charta.
 Pengertian hak asasi manusia adalah seperangkat hak
yang melekat pada diri manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya
yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia (Undang-Undang No.
39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia)
 Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat dipahami
bahwa hak asasi manusia merupakan hak universal yang
dimiliki oleh setiap manusia sebagai anugerah Tuhan dan
dibawa sejak lahir. Secara lebih khusus, hak asasi manusia ini
dapat dilihat dari dua makna.
 Pertama, HAM merupakan hak alami yang melekat dalam
diri setiap manusia sejak ia dilahirkan ke dunia. Oleh karena
itu, tidak ada seorang pun yang diperkenankan merampas hak
tersebut dari tangan pemiliknya.
 Kedua, HAM merupakan instrumen untuk menjaga harkat
dan martabat manusia sesuai dengan kodrat kemanusiaannya
yang luhur. Tanpa adanya hak asasi, manusia tidak akan dapat
hidup sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaannya
sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia.
a. Hak Untuk Hidup
b. Hak Berkeluarga dan Melanjutkan
Keturunan
c. Hak Mengembangkan Diri
d. Hak Memperoleh Keadilan
e. Hak Atas Kebebasan Pribadi
f. Hak Atas Rasa Aman
g. Hak Atas Kesejahteraan
h. Hak Turut Serta Dalam Pemerintahan
i. Hak Wanita
 Tulislah perkembangan pengaturan HAM di
dunia dari pertama sampai terbentuknya
Deklarasi Umum HAM. Dikumpulkan minggu
depan.
 Pemikiran tentang pemajuan, penghormatan, dan
perlindungan hak-hak asasi manusia telah dimiliki bangsa
Indonesia sejak dahulu. Hal ini dapat kita buktikan dengan
telah dirumuskannya ketentuan tentang penghormatan hak
asasi manusia dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 1945 alinea I–IV
yang antara lain berbunyi sebagai berikut.
1) Alinea I yang berbunyi: ” . . . kemerdekaan itu ialah hak
segala bangsa . . .”. Alinea ini menunjukkan pengakuan hak
asasi manusia berupa hak kebebasan atau hak kemerdekaan
dari segala bentuk penjajahan atau penindasan dari bangsa
lain.
2) Alinea II yang berbunyi: ”. . . mengantarkan rakyat
Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan
Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil,
dan makmur”. Alinea ini menunjukkan adanya
pengakuan atas hak asasi di bidang politik berupa
kedaulatan dan ekonomi.
3) Alinea III yang berbunyi: ”Atas berkat rahmat Allah
Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh
keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan
yang bebas . . .”. Alinea ini menunjukkan adanya
pengakuan bahwa kemerdekaan itu berkat anugerah
Tuhan Yang Maha Esa.
4) Alinea IV yang berbunyi: ”. . . melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia .
. .”. Alinea ini merumuskan dasar filsafat negara
(Pancasila) yang maknanya mengandung
pengakuan akan hak-hak asasi yang bersifat
universal.
 Tuliskan penagturan HAM di Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
kumpulkan setelah kuliah ini selesai.
1. Komnas HAM
 Pada tanggal 7 Juni 1993 Presiden Republik Indonesia saat itu,
yaitu Soeharto, melalui Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993
membentuk sebuah lembaga HAM di Indonesia. Lembaga HAM
yang dimaksud adalah Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(Komnas HAM).
 Kedudukan Komnas HAM kemudian mempunyai kekuatan hukum
yang lebih kuat dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor
39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Komnas HAM
dibentuk dengan tujuan sebagai berikut.
a) Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi
manusia sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB
serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia.
b) Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia
guna berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan
kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.
2. Pengadilan HAM
 Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 104 ayat (1) UU
No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia,
dibentuklah Pengadilan Hak Asasi Manusia di
lingkungan Peradilan Umum untuk mengadili
pelanggaran hak asasi manusia yang berat.
Pembentukan Pengadilan HAM dituangkan dalam
Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan Hak Asasi Manusia yang ditetapkan pada
tanggal 23 November tahun 2000. Pengadilan HAM
adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran hak
asasi manusia yang berat yaitu kejahatan genosida
dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
a) Tempat dan Kedudukan Pengadilan HAM
(1) Pengadilan HAM berkedudukan di daerah kabupaten atau
daerah kota yang daerah hukumnya meliputi daerah hukum
Pengadilan Negeri yang bersangkutan.
(2) Untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Pengadilan HAM
berkedudukan di setiap wilayah Pengadilan Negeri yang
bersangkutan.
b) Lingkup Kewenangan Pengadilan HAM
Pengadilan HAM bertugas dan berwenang:
1) memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi
manusia yang berat;
2) berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak
asasi manusia yang berat yang dilakukan di luar batas
teritorial wilayah negara RI oleh warga negara Indonesia.
3. Pengadilan HAM Ad Hoc
 Proses pengadilan HAM ad hoc pada dasarnya sama
dengan proses di pengadilan HAM. Yang
membedakannya pada jenis kasus yang
ditanganinya. Pengadilan HAM ad hoc hanya
menangani kasus pelanggaran HAM yang terjadi
sebelum diundangkannya Undang-Undang Nomor
39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Pengadilan HAM ad hoc dibentuk atas usul DPR
berdasarkan peristiwa tertentu dengan keputusan
pesiden. Jadi, pengadilan HAM ad hoc sifatnya tidak
permanen sedangkan pengadilan HAM bersifat
permanen.
 Pelanggaran HAM berat menurut Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM dapat
diklasifikasikan menjadi dua.
a. Kejahatan genosida, yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan
maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau
sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama,
dengan cara:
1) membunuh anggota kelompok;
2) mengakibatkan penderitaan Fisik dan mental yang berat terhadap
anggota-anggota kelompok;
3) menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan
mengakibatkan Kemusnahan secara fisik, baik seluruh atau
sebagian;
4) memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran
di dalam kelompok; atau
5) memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke
kelompok lain.
b. Kejahatan terhadap kemanusian, yaitu salah satu perbuatan
yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas
atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut
ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa:
1) Pembunuhan;
2) Pemusnahan;
3) Perbudakan;
4) Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa;
5) perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik
secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas)
ketentuan pokok hukum internasional;
6) Penyiksaan;
7) Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran
secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan
atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk
kekerasan seksual lain yang setara;
8) Penganiayaan terhadap suatu kelompok
tertentu atau perkumpulan yang didasari
persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis,
budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain
yang telah diakui secara universal sebagai hal yang
dilarang menurut hukum internasional;
9) Penghilangan orang secara paksa; atau
10) Kejahatan apartheid.
 Untuk meningkatkan pemahaman konsep tentang
pelanggaran HAM, lakukanlah pengamatan di
berbagai media massa. Catatlah contoh-contoh
kasus yang diduga terdapat pelanggaran HAM.
Berikan alasan mengapa peristiwa tersebut
termasuk pelanggaran HAM dengan berdasarkan
pada UU No. 39 Tahun 1999. Tugas
dikumpulkan pada pertemuan mendatang!
Wawasan
Nusantara
a. Menurut Prof. Wan Usman, “Wawasan Nusantara
adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri
dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan
semua aspek kehidupan yang beragam.”
b. Menurut GBHN 1998, Wawasan Nusantara adalah
cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai
diri dan lingkungannya, dengan dalam
penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara.
 Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara
untuk diusulkan menjadi tap. MPR, yang dibuat
Lemhannas tahun 1999, yaitu “cara pandang dan
sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya yang serba beragam dan bernilai
strategis dengan mengutamakan persatuan dan
kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
penyelenggaraan kehipan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan
nasional.”
 Kita memandang bangsa Indonesia dengan
Nusantara merupakan satu kesatuan. Jadi, hakikat
Wawasan Nusantara adalah keutuhan dan kesatuan
wilayah nasional. Dengan kata lain, hakikat
Wawasan Nusantara adalah “persatuan bangsa dan
kesatuan wilayah. Dalam GBHN disebutkan bahwa
hakikat Wawasan Nusantara diwujudkan dengan
menyatakan kepulauan nusantara sebagai satu
kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan
pertahanan keamanan.
 Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi
bangsa. Wawasan nasional merupakan visi bangsa
yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi
bangsa Indonesia sesuai dengan konsep Wawasan
Nusantara adalah menjadi bangsa yang satu dengan
wilayah yang satu dan utuh pula. Kedudukan
Wawasan Nusantara sebagai salah satu konsepsi
ketatanegaran Republik Indonesia.
 Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional
bangsa Indonesia merupakan ajaran yang
diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat
Indonesia agar tidak terjadi penyesatan atau
penyimpangan dalam upaya mewujudkan cita-
cita dan tujuan nasional. Dengan demikian,
wawasan Nusantara menjadi landasan visional
dalam menyelenggarakan kehidupan nasional.
 Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman,
motivasi, dorongan, serta rambu-rambu dalam
menentukan segala kebijaksanaan, keputusan,
tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggaraan
negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi
seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
 Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan
nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan
rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan
kepentingan nasional daripada kepentingan individu,
kelompok golongan, suku bangsa atau daerah.
Kepentingan-kepentingan tersebut tetap dihormati,
diakui, dan dipenuhi selama tidak bertentangan
dengan kepentingan nasional atau kepentingan
masyarakat. Nasionalisme yang tinggi di segala
bidang demi tercapainya tujuan nasional tersebut
merupakan pancaran dari makin meningkatnya rasa,
paham, dan semangat kebangsaan dalam jiwa bangsa
Indonesia sebagai hasil pemahaman dan penghayatan
Wawasan Nusantara.
 Diskusi untuk pertemuan mendatang
 Bergabunglah dengan 5 orang teman satu kelas.
Diskusikan dengan mereka hal-hal berikut:
1. Latar belakang sejarah Wanus
2. Latar belakang sosiologis Wanus
3. Latar belakang politis Wanus
 Tuliskan hasil diskusi kelompok Anda dalam
selembar kertas folio dan kumpulkan pada
pertemuan mendatang
 Asas Wawasan Nusantara merupakan ketentuan atau
kaidah dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara,
dan diciptakan demi tetap taat dan setianya
komponen pembentuk bangsa Indonesia terhadap
kesepakatan bersama. Jika asas Wawasan Nusantara
diabaikan, komponen pembentuk kesepakatan
bersama akan melanggar kesepakatan bersama
tersebut yang berarti tercerai berainya bangsa dan
negara Indonesia. Adapun, asas Wawasan Nusantara
tersebut adalah sebagai berikut.
a. Kepentingan yang sama. Ketika menegakkan dan merebut
kemerdekaan, kepentingan bersama bangsa Indonesia adalah
menghadapi penjajah secara fisik dari bangsa lain. Sekarang,
bangsa Indonesia harus menghadapi penjajahan yang
berbeda. Misalnya, dengan cara “adu domba” dan “memecah
belah” bangsa dengan menggunakan dalih HAM, demokrasi,
dan lingkungan hidup. Padahal, tujuan kepentingannya sama
yaitu tercapainya kesejahteraan dan rasa aman yang lebih
baik daripada sebelumnya.
b. Keadilan. Kesesuaian pembagian hasil dengan adil, jerih
payah, dan kegiatan baik perorangan, golongan, kelompok
maupun daerah.
c. Kejujuran. Keberanian berpikir, berkata, dan bertindak sesuai
realita serta ketentuan yang benar biar pun realita atau
ketentuan itu pahit dan kurang enak didengarnya. Demi
kebenaran dan kemajuan bangsa dan negara, hal itu harus
dilakukan.
d. Solidaritas. Diperlukan kerja sama, mau memberi, dan
berkorban bagi orang lain tanpa meninggalkan ciri dan
karakter budaya masing-masing.
e. Kerja sama. Adanya koordinasi, saling pengertian yang
didasarkan atas kesetaraan sehingga kerja kelompok, baik
kelompok kecil maupun besar dapat mencapai sinergi yang
lebih baik.
f. Kesetiaan terhadap kesepakatan bersama untuk menjadi
bangsa dan mendirikan Negara Indonesia yang dimulai,
dicetuskan, dan dirintis oleh Boedi Oetomo Tahun 1908,
Sumpah Pemuda Tahun 1928, dan Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945. Kesetiaan terhadap kesepa-katan ini sangat
penting dan menjadi tonggak utama terciptanya persatuan dan
kesatuan dalam kebhinekaan. Jika kesetiaan ini goyah, dapat
dipastikan persatuan dan kesatuan akan hancur berantakan.
 Wawasan nusantara pada dasarnya adalah pandangan
geopolitik bangsa Indonesia . Apa itu geopolitik? Geopolitik
berasal dari bahasa Yunani, dari kata geo dan politik. “Geo”
berarti bumi dan “Politik” politeia, berarti kesatuan
masyarakat yang berdiri sendiri (negara) dan teia yang berarti
urusan. Sementara dalam bahasa Inggris, politics adalah suatu
rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara, dan alat yang
digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu.
Tindakan, cara dan perilaku masyarakat dipengaruhi oleh
kondisi geografi tempat masyarakat hidup. Selanjutnya
geoplitik dipandang sebagai studi atau ilmu.
 Geopolitik secara tradisional didefinisikan sebagai
studi tentang "pengaruh faktor geografis pada
tindakan politik”. Geopolitik dimaknai sebagai ilmu
penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya
dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah
atau tempat tinggal suatu bangsa. Geopolitik adalah
ilmu yang mempelajari hubungan antara faktor –
faktor geografi, strategi dan politik suatu negara.
Adapun dalam impelementasinya diperlukan suatu
strategi yang bersifat nasional (Ermaya Suradinata,
2001). Pandangannya tentang wilayah, letak dan
geografi suatu negara akan mempengaruhi kebijakan
atau politik negara yang bersangkutan.
 Kumpulkan besok di meja (tugas ditulis tangan)
 Jelaskan teori Geopolitik Frederich Ratzel, teori
Geopolitik Rudolf Kjellen, teori Geopolitik Karl
Haushofer, teori Geopolitik Halford Mackinder,
teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan dan teori
Geopolitik Nicholas J. Spijkman.
a. Pemberdayaan masyarakat
John Naisbitt dalam bukunya Global Paradox
menyatakan bahwa negara harus dapat memberikan
peranan sebesar-besarnya kepada rakyat.
Pemberdayaan masyarakat dalam arti memberikan
peranan dalam bentuk aktivitas dan partisipasi
masyarakat untuk mencapai tujuan nasional hanya
dapat dilaksanakan negara maju dengan bottom up
planning, sedangkan untuk negara berkembang
dengan top down planning. Hal ini karena di negara
berkembang ada keterbatasan kualitas sumber daya
manusia sehingga diperlukan landasan operasional
berupa GBHN.
b. Dunia tanpa batas
1) Perkembangan iptek memengaruhi pola pikir, pola sikap, dan
pola tindak masyarakat dalam aspek kehidupan. Kualitas
sumber daya manusia merupakan tantangan serius dalam
menghadapi tantangan global.
2) Kenichi Ohmae dalam bukunya Borderless World dan The
End of Nation State menyatakan dalam perkembangan
masyarakat global, batas-batas wilayah negara dalam arti
geografi dan politik relatif masih tetap, tetapi kehidupan
dalam suatu negara tidak mungkin dapat membatasi kekuatan
global yang berupa informasi, investasi, industri, dan
konsumen yang makin individual. Untuk dapat menghadapi
kekuatan global, suatu negara harus mengurangi peranan
pemerintah pusat dan lebih memberikan peranan kepada
pemerintah daerah dan masyarakat
c. Era baru kapitalisme
Lester Thurow dalam bukunya The Future of
Capitalism menyatakan bahwa untuk dapat bertahan
pada era baru kepitalisme harus membuat strategi
baru yaitu keseimbangan antara paham individu dan
paham sosialis. Pada era baru kapitalisme, negara-
negara kapitalis dalam rangka mempertahankan
eksistensinya bidang ekonomi menekan negara-
negara berkembang dengan menggunakan isu-isu
global yaitu demokrasi, hak asasi manusia, dan
lingkungan hidup.
d. Kesadaran warga negara
1) Pandangan Indonesia tentang hak dan kewajiban
 Manusia Indonesia berkedudukan yang sama dalam
hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban dapat
dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan.
2) Kesadaran bela negara
 Dalam mengisi kemerdekaan, perjuangan yang
dilakukan adalah perjuangan nonfisik untuk
memerangi keterbelakangan, kemiskinan,
kesenjangan sosial, memberantas KKN, menguasai
iptek, meningkatkan kualitas SDM, transparan, dan
memelihara persatuan
a. Mengerti, memahami, menghayati tentang hak dan
kewajiban warga negara serta hubungan warga
negara dan negara sehingga sadar sebagai bangsa
Indonesia.
b. Mengerti, memahami, menghayati tentang bangsa
yang menegara bahwa dalam menyelenggarakan
kehidupan memerlukan konsepsi wawasan nusantara
sehingga sadar sebagai warga yang memiliki cara
pandang.
 Indonesia adalah negara kepulauan. Hal itu ditegaskan dalam
Pasal 25 A UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri
nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya
ditetapkan oleh undang-undang. Adanya ketentuan ini dalam
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dimaksudkan
untuk mengukuhkan kedaulatan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Hal ini penting dirumuskan agar ada
penegasan secara konstitusional batas wilayah Indonesia di
tengah potensi perubahan batas geografis sebuah negara
akibat gerakan separatisme, sengketa perbatasan antarnegara,
atau pendudukan oleh negara asing.
 Istilah nusantara dalam ketentuan tersebut
dipergunakan untuk menggambakan kesatuan
wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia
yang terletak di antara Samudera Pasifik dan
Samudera Indonesia serta di antara Benua Asia dan
Benua Australia. Kesatuan wilayah tersebut juga
mencakup 1) kesatuan politik; 2) kesatuan hukum; 3)
kesatuan sosial budaya; serta 4) kesatuan pertahanan
dan keamanan. Dengan demikian, meskipun wilayah
Indonesia terdiri atas ribuan pulau, tetapi semuanya
terikat dalam satu kesatuan negara yaitu Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
1. Wilayah daratan
 Wilayah daratan Indonesia juga memiliki
kedudukan dan peranan yang sangat penting bagi
tegaknya kedaulatan Republik Indonesia.
Wilayah daratan merupakan tempat pemukiman
atau kediaman warga negara atau penduduk
Indonesia. Di atas wilayah daratan ini tempat
berlangsungnya pemerintahan Republik
Indonesia, baik pemeritah pusat maupun daerah.
 Wilayah lautan
Sebagai negara kepulauan yang wilayah perairan
lautnya lebih luas daripada wilayah daratannya,
maka peranan wilayah laut menjadi sangat
penting bagi kehidupan bangsa dan negara.
Wilayah laut Indonesia dapat dibedakan tiga
macam.
a. Zona Laut Teritorial
 Batas laut teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil
laut dari garis dasar ke arah laut lepas.
b. Zona Landas Kontinen
 Landas kontinen ialah dasar laut yang secara geologis
maupun morfologi merupakan lanjutan dari sebuah kontinen
(benua). Kedalaman lautnya kurang dari 150 meter.
c. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE)
 Zona ekonomi eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut
ke arah laut terbuka diukur dari garis dasar. Di dalam zona
ekonomi eksklusif ini, Indonesia mendapat kesempatan
pertama dalam memanfaatkan sumber daya laut.
 Wilayah udara Indonesia adalah ruang udara
yang terletak di atas permukaan wilayah daratan
dan lautan Republik Indonesia. Berdasarkan
Konvensi Chicago tahun 1944 tentang
penerbangan sipil internasional dijelaskan bahwa
setiap negara mempunyai kedaulatan yang utuh
dan eksklusif di ruang udara yang ada di atas
wilayah negaranya. Negara kita mempunyai
kekuasaan utuh atas seluruh wilayah udara yang
berada di atas wilayah daratan dan lautan.
 Secara etimologis, istilah desentralisasi berasal dari
Bahasa Belanda, yaitu de yang berarti lepas, dan
centerum yang berarti pusat. Desentralisasi adalah
sesuatu hal yang terlepas dari pusat.
 Menurut Amran Muslimin (2009:120, desentralisasi
dibedakan atas 3 (tiga) bagian.
1. Desentralisasi politik, yakni pelimpahan kewenangan
dari pemerintah pusat yang meliputi hak mengatur
dan mengurus kepentingan rumah tangga sendiri
bagi badan-badan politik di daerah yang dipilih oleh
rakyat dalam daerah-daerah tertentu.
2. Desentralisasi fungsional, yaitu pemberian hak
kepada golongan-golongan tertentu untuk
mengurus segolongan kepentingan tertentu dalam
masyarakat baik terikat maupun tidak pada suatu
daerah tertentu, seperti mengurus irigasi bagi
petani.
3. Desentralisasi kebudayaan, yakni pemberian hak
kepada golongan-golongan minoritas dalam
masyarakat untuk menyelenggarakan kebudayaan
sendiri, seperti ritual kebudayaan.
 BAB VI
 PEMERINTAHAN DAERAH
 Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945
(1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah
provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota,
yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang.
(2) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan.
(3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota
memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-
anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
(4) Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai
kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota
dipilih secara demokratis.
(5) Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-
luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-
undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.
(6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan
daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan
otonomi dan tugas pembantuan.
(7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan
daerah diatur dalam undang-undang.
 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang
Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah.
 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang
Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah.
 Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah.
 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Daerah.
 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintahan Daerah.
 Perppu Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang-
Undang
 Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan
Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2014 tentang
 Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah.
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
 Dalam pelaksanaan otonomi daerah, prinsip otonomi
daerah yang dianut adalah nyata, bertanggung jawab dan
dinamis.
a. Nyata, otonomi secara nyata diperlukan sesuai dengan
situasi dan kondisi obyektif di daerah.
b. Bertanggung jawab, pemberian otonomi
diselaraskan/diupayakan untuk memperlancar
pembangunan di seluruh pelosok tanah air.
c. Dinamis, pelaksanaan otonomi selalu menjadi sarana dan
dorongan untuk lebih baik dan maju.
 Urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar
a. pendidikan;
b. kesehatan;
c. pekerjaan umum dan penataan ruang;
d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman;
e. ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan
masyarakat; dan
f. sosial.
 Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan
Pelayanan Dasar meliputi:
a. tenaga kerja;
b. pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak;
c. pangan;
d. pertanahan;
e. lingkungan hidup;
f. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
g. pemberdayaan masyarakat dan Desa;
h. pengendalian penduduk dan keluarga berencana;
i. perhubungan;
j. komunikasi dan informatika;
k. koperasi, usaha kecil, dan menengah;
l. penanaman modal;
m. kepemudaan dan olah raga;
n. statistik;
o. persandian;
p. kebudayaan;
q. perpustakaan; dan
r. kearsipan.
 Urusan Pemerintahan Pilihan
a. kelautan dan perikanan;
b. pariwisata;
c. pertanian;
d. kehutanan;
e. energi dan sumber daya mineral;
f. perdagangan;
g. perindustrian; dan
h. transmigrasi.
 Bacalah UU Noor 32 Tahun 2004 dan Nomor 23
Tahun 2014. Carilah perbandingan dalam bidang
a. prinsip otonomi daerah
b. asas otonomi daerah
c. urusan pemerintah
Kumpulkan pada pertemuan mendatang
 Dalam sejarah perjuangan bangsa, Ketahanan bangsa
Indonesia telah teruji, bangsa Indonesia mampu
mengusir penjajahan Jepang, Belanda, mengahadapi
sparatis RMS, PRRI, Permesta, DI TII, PKI, GAM,
Papua Merdeka. NKRI tetap tegak berdiri karena
memiliki daya tahan dalam menghadapi Ancaman,
Tantangan, Hambatan, dan gangguan (ATHG).
Bangsa Indonesia mengahadapi permasalahan KKN,
Krisis moneter, kemisikinan, pengangguran, konflik
SARA, pelanggaran HAM, SDM yang rendah,
globalisasi, namun hanya dengan ketahanan bangsa
saja kelangsungan hidup bisa terjamin.
 Ketahanan berasal dari asal kata “tahan” ; tahan
menderita, tabah kuat, dapat menguasai diri,
tidak kenal menyerah. Ketahanan berarti
berbicara tentang peri hal kuat, keteguhan hati,
atau ketabahan. Jadi, Ketahanan Nasional adalah
perihal kuat, teguh, dalam rangka kesadaran,
sedang pengertian nasional adalah penduduk
yang tinggal disuatu wilayah dan berdaulat
 Konsepsi Ketahanan Nasional merupakan suatu
ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh
bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik
yang perlu diimplementasikan dalam kehidupan
nasional yang ingin diwujudkan. Wawasan
Nusantara dan Ketahanan Nasional merupakan
landasan konseptual yang didasari oleh Pancasila
dan UUD l945 sebagai landasan ideal dan
konstitusional.
 Konsepsi Ketahan Nasional dalam fungsi sebagai
doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk
memimpin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap
pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan
langkah bangsa, baik yang bersifat inter regional
(wilayah) inter sektoral maupun multi disiplin.
 Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsi sebagai
pola dasar pembangunan, pada hakekatnya
merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan
Pembangunan Nasional di segala bidang secara
terpadu dan dilakukan sesuai rencana program.

 Konsepsi Ketahan Nasional dalam fungsi sebagai


metode pembinaan kehidupan nasional pada
hakekatnya merupakan suatu mertode integral yang
mencakup seluruh aspek yang terdiri dari aspek
alamiah dan aspek sosial (IPOLEKSOSBUD-
HANKAM)
 Trigatra meliputi posisi dan lokasi geografis
negara, keadaan dan kekayaan alam, dan keadaan
dan kemampuan penduduk.
 Pancagatra merupakan aspek sosial
kemasyarakatan terdiri dari ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan (Ipoleksosbudhankam).
 Letak dan Bentuk Geografis
 Pengaruh letak geografis terhadap politik melahirkan
geopolitik, geostrategi, sehingga dikenal dengan wawasan
nasional suatu bangsa yang tumbuh karena pengaruh tersebut.
Pengaruh tersebut dikenal dengan istilah Wawasan Benua,
Samodra, atau kombinasi. Bangsa Indonesia berpendapat
bahwa wawasan-wawasan tersebut di atas bersifat rawan dan
tidak kekal. Namun justru pemanfaatan tanah, air, dan ruang
yang diintegrasikan dengan unsur-unsur sosial secara
simultan didalam suasana yang serasi, seimbang dan dinamis
dapat menunjang penyelenggaraan dan peningkatan
ketahanan nasional. Dengan demikian setiap negara dapat
mengembangkan wawasan nasionalnya sendiri-sendiri sesuai
dengan kondisi geografisnya.
 Keadaan dan Kemampuan Penduduk
 Masalah yang terkait denggan kemampuan penduduk
adalah:
a. Jumlah penduduk yang berubah karena fertilitas,
mortalitas dan migrasi.
b. Komposisi penduduk adalah susunan penduduk
menurut umur, dan jenis kelamin.
c. Persebaran penduduk yang berpengaruh terhadap
penyediaan tenaga kerja untuk mengelola kekayaan
alam, dan berpengaruh terhadap personal yang
mampu mengelola Hankam. Oleh karena itu perlu
penyebaran penduduk merata, agar dapat
menyelenggarakan kesejateraan dan keamanan
Keadaan dan Kekayaan Alam
 Sifat kekayaan alam di bumi didistribusikan tidak merata,
tidak teratur sehingga ada negara kaya sumber daya alam, dan
miskin sumber daya alam. Hal demikian menyebabkan
ketergantungan antar negara yang dapat menimbulkan
problem hubungan internasional yang kompleks. Apabila
kebutuhan suatu negara tidak terpenuihi, maka negara
tersebut dengan berbagai cara akan berusaha memenuhinya,
sehingga dapat menimbulkan masalah ekonomi, politik,
sosial, budaya dan Hankam.
Aspek Ideologi
Faktor yang mempengaruhi ketahanan ideologi
adalah nilai dan sistem nilai. Ideologi yang baik
harus mampu menampung aspirasi masyarakat baik
secara individu dan makhluk sosial. Agar dapat
mencapai ketahanan nasional di bidang ideologi
diperlukan penghayatan dan pengamalan ideologi
secara sungguh-sungguh.
 Aspek politik
 Aspek hankam
 Aspek sosial budaya
 Aspek ekonomi

Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya


tentang aspek di atas dan hubunganya dengan
tannas
 Dalam mewujudkan ketahanan nasional diperlukan
kesadaran setiap warga Indonesia yaitu:
1) Memiliki semangat perjuangan non fisik berupa
keuletan dan ketangguhan yang tidak mengenal
menyerah yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka
menghadapi segala ATHG baik yang datang dari luar
dan dalam untuk menjamin identitas, integritas,
kelangsungagn hidup bangsa dan negara serta
perjuangan mencapai tujuan nasional.
2) Sadar dan peduli terhadap pengaruh yang timbul
pada aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, dan Hankam, sehingga setiap WNI baik
individu maupun kelompok dapat mengeliminir
pengaruh tersebut. Oleh karena bangsa Indonesia
cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan. Hal
tersebut tercermin dalam kesadaran bela negara
dan cinta tanah air.
 UUD NRI Tahun 1945 Pasal 27 Ayat 3
mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan Negara”.
 Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 3 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang
Pertahanan Negara, upaya bela negara adalah sikap
dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
dan negara.
 Bukan hanya sebagai kewajiban dasar manusia,
tetapi juga merupakan kehormatan warga negara
sebagai wujud pengabdian dan kerelaan
berkorban kepada bangsa dan negara.
 Bela Negara yang dilakukan oleh warga negara
merupakan hak dan kewajiban membela serta
mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan
negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap
bangsa dari segala ancaman. Pembelaan yang
diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya
pertahanan negara merupakan tanggung jawab dan
kehormatan setiap warga negara. Oleh karena itu,
warga negara mempunyai kewajiban untuk ikut serta
dalam pembelaan negara, kecuali ditentukan lain
dengan undangundang.
 Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep
Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional.
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29
tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan
Rakyat.
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20
tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam
Negara RI, diubah oleh Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 1 Tahun 1988.
 Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan
POLRI.
 Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan
POLRI.
 Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 Ayat (1) dan (2) menyatakan
“bahwa tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara yang dilaksanakan
melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh
TNI dan kepolisian sebagai komponen utama, dan rakyat
sebagai kekuatan pendukung”. Ada pula pada Pasal 27 Ayat
(3): “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaaan negara”.
 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, Ayat 1:
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam
Penyelenggaraan Pertahanan Negara”;
 Ayat 2: “Keikutsertaan warga negara dalam
upaya bela negara dimaksud Ayat 1
diselenggarakan melalui kegiatan-kegiatan
sebagai berikut.
1) Pendidikan Kewarganegaraan,
2) Pelatihan dasar kemiliteran,
3) Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela
atau wajib, dan
4) Pengabdian sesuai dengan profesi.
 Ancaman dan gangguan pertahanan Indonesia di era global
ini menurut Departemen Pertahanan (2003) diperkirakan
berbentuk:
1) Terorisme internasional yang memiliki jaringan lintas negara
dan timbul di dalam negeri.
2) Gerakan separatis yang berusaha memisahkan diri dari
Negara Kesatuan Republik Indonesia terutama gerakan
separatisme bersenjata yang mengancam kedaulatan dan
keutuhan wilayah Indonesia.
3) Aksi radikalisme yang berlatar belakang primordial etnis, ras,
dan agama serta ideologi di luar Pancasila, baik berdiri
sendiri maupun memiliki keterkaitan dengan kekuatan-
kekuatan di luar negeri.
4) Konflik komunal, kendatipun bersumber pada masalah sosial
ekonomi, namun dapat berkembang menjadi konflik
antarsuku, agama, maupun ras/ keturunan dalam skala yang
luas.
5) Kejahatan lintas negara, seperti penyelundupan barang,
senjata, amunisi dan bahan peledak, penyelundupan manusia,
narkoba, pencucian uang, dan bentuk-bentuk kejahatan
terorganisir lainnya.
6) Kegiatan imigrasi gelap yang menjadikan Indonesia sebagai
tujuan maupun batu loncatan ke negara lain.
7) Gangguan keamanan laut seperti pembajakan dan
perampokan, penangkapan ikan ilegal, pencemaran, dan
perusakan ekosistem.
8) Gangguan keamanan udara seperti pembajakan
udara, pelanggaran wilayah udara, dan
terorisme melalui sarana transportasi
udara.
9) Perusakan lingkungan seperti pembakaran
hutan, perambahan hutan ilegal,
pembuangan limbah bahan beracun dan
berbahaya.
10) Bencana alam dan dampaknya
terhadap keselamatan bangsa.
 Bergabunglah dengan kelompokmu. Satu kelompok terdiri
atas 4 - 6 orang mahasiswa.
1. Carilah berita yang berkaitan dengan bela negara sedikitnya 5
berita.
2. Sedapat mungkin beritanya itu tidak hanya dari unsur tentara
dan polisi saja, namun juga dari pelajar, PNS, pedagang,
anggota legislatif, atau dari anggota partai politik!
3. Diskusikan berita yang membahas masalah bela negara
tersebut!
4. Presentasikan kesimpulan hasil diskusi kelompok di depan
kelas untuk ditanggapi kelompok lain serta diberi nilai oleh
dosen pengajar!

Anda mungkin juga menyukai