berbangsa dan wawasan bernegara b. menjadi warga negara yang komit terhadap nilai-nilai HAM dan demokrasi serta berpikir kritis terhadap permasalahannya c. berpartisipasi dalam 1) upaya menghentikan budaya kekerasan dengan damai dan menghormati supremasi hukum 2) menyelesaikan konflik dalam masyarakat dilandasi sistem Pancasila dan universal d. berkontribusi terhadap berbagai persoalan dalam kebijakan publik e. memiliki pengertian internasional tentang civil society menjadi warga negara yang kosmopolit Sumber: Hamdan Mansoer, 2005 SK Dirjen Dikti No. Petunjuk Pelatihan 38/Dikti 2002 Dosen MPK Pendidikan Kewarganegaraan 2005 Pengantar Pendidikan Filsafat Pancasila Kewarganegaraan HAM Identitas Nasional
Hak dan Kewajiban Hak dan Kewajiban
Warga Negara Warga Negara Bela Negara Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi Demokrasi HAM Wawasan Nusantara Negara Hukum Ketahanan Nasional Geopolitik Indonesia atau Wawasan Nusantara Politik Strategi Nasional Geostrategi Indonesia atau Ketahanan Nasional Identitas merupakan suatu yang melekat pada individu dan kelompok. Identitas berkaitan dengan a. kesadaran pribadi b. sifat khas diri c. golongan sendiri d. kelompok sendiri e. komunitas sendiri Oleh karena melekat pada individu dan kelompok, identitas juga terdapat pada sebuah bangsa yang di dalamnya terdapat individu dan kelompok yang mempersatukan diri atas dasar kesamaan. 1. Otto Bauer Suatu bangsa terbentuk karena adanya suatu persamaan, satu persatuan karakter, watak, di mana karakter atau watak ini tumbuh dan lahir serta terjadi karena adanya persatuan pengalaman. 2. Ernest Renan Ia berpendapat bahwa kelompok yang membentuk suatu bangsa itu memiliki kemauan untuk berada dalam satu himpunan (le desir d’etre ensemble). 3. Ir. Soekarno Bangsa adalah segerombolan manusia yang besar, keras ia mempunyai keinginan bersatu, le desir d’etre ensemble, keras ia mempunyai character gemeinschaft, persamaan watak, tetapi yang hidup di atas satu wilayah yang nyata satu unit. 4. Kamus Besar Bahasa Indonesia bangsa adalah orang-orang yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya serta berpemerintahan sendiri. Bangsa adalah kumpulan manusia yang terikat karena kesatuan bahasa dan wilayah tertentu di muka bumi. Pada umumnya bangsa terbentuk karena adanya faktor-faktor objektif tertentu yang membedakannya dengan bangsa lain. Faktor-faktor tersebut adalah: 1) kesamaan keturunan, 2) wilayah, 3) bahasa, 4) adat istiadat, 5) kesamaan politik, 6) perasaan, dan 7) agama. Syarat mutlak adanya bangsa adalah plebisit. Plebisit adalah suatu hal yang memerlukan persetujuan bersama pada waktu sekarang, yang mengandung hasrat untuk mau hidup bersama dengan kesediaan memberikan pengorbanan- pengorbanan. Jika warga bangsa bersedia memberikan pengorbanan bagi eksistensi bangsanya, bangsa tersebut tetap bersatu dalam kelangsungan hidupnya Bangsa dapat dibedakan dalam pengertian sosiologis-antropologis dan politik. Jelaskan! Analisislah hubungan antara bangsa dalam pengertian sosiologis-antropologis dan politik dan tumbuhnya identitas kesukubangsaan atau identitas kebangsaan sebagai proses pertumbuhan dan perkembangan terjadinya bangsa! Pertemuan mendatang siapkan bahan tentang faktor pembentukan identitas bersama Baca lagi materi perbedaan tentang identitas nasional dan identitas kesukubangsaan. Identitas nasional bangsa Indonesia merupakan ciri yang melekat di seluruh warga negara Indonesia. Sebagai contoh pertandingan sepak bola timnas Indonesia versus Thailand. Apakah yang membedakannya? 1. bahasa Indonesia 2. bendera negara Sang Merah Putih 3. Lagu kebangsaan, Indonesia Raya 4. Lambang negara, Garuda Pancasila 5. Semboyan negara, Bhinneka Tunggal Ika 6. Pancasila 7. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 8. Bnetuk NKRI yang berkedaulatan rakyat 9. Konsepsi Wawasan Nusantara 10. Kebudayaan daerah Bagilah kelas Anda menjadi 10 kelompok, kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya mengapa 10 identitas yang sudah disebutkan di atas benar-benar menjadi identitas bangsa dan negara Indonesia, yang tidak dipunyai oleh negara lain. Kumpulkan tugas kelompok ini pada pertemuan mendatang Identitas cultural Identitas nasional Bersifat askriptif (sudah sejak Merujuk pada bangsa dalam lahir ada) pengertian politik sehingga cara terbentuknya melalui konsensus (kesepakatan) Bentuknya bahasa daerah, Bahasa nasional, lambang nama diri, pakaian daerah, nasional, semboyan nasional, falsafah hidup, dan tradisi bendera nasional, dan ideologi nasional Ruang lingkupnya lokal atau Nasional komunitas Ikatannya bersifat primordial Ikatannya cair dan dituntut akan semakin mengental adanya loyalitas ganda: apabila berhadapan dengan loyalitas kesukuan dan loyalitas kelompok lain kebangsaan Negara kebangsaan Indonesia merupakan sebuah nation state yang modern. Faktor pembentuk negara kebangsaan Indonesia 1. persamaan nasib 2. ada keinginan bersama untuk merdeka 3. adanya kesatuan tempat tinggal 4. adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemak16 muran dan keadilan suatu bangsa Terbentuknya negara Indonesia Alinea pertama Pembukaan tidak sekadar dimulai dari Undang-Undang Dasar Negara proklamasi, tetapi sejak adanya Republik Indonesia Tahun 1945 pengakuan akan hak setiap bangsa untuk memerdekakan dirinya. Adanya perjuangan bangsa Alinea kedua Pembukaan Indonesia melawan penjajahan. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Terbentuknya negara Indonesia Alinea ketiga Pembukaan Undang- adalah kehendak bersama seluruh Undang Dasar Negara Republik bangsa Indonesia dan rahmat Indonesia Tahun 1945 Tuhan YME
Negara Indonesia perlu menyusun Alinea keempat Pembukaan
alat-alat kelengkapan negara yang Undang-Undang Dasar Negara meliputi tujuan, bentuk, sistem Republik Indonesia Tahun 1945 pemerintahan, Undang-Undang Dasar, dan dasar negara Di alinea keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ada meliputi tujuan, bentuk, sistem pemerintahan, Undang-Undang Dasar, dan dasar negara. Sebutkan! Integrasi nasional berasal dari dua kata, yaitu “integrasi” dan “nasional”. Integrasi berasal dari bahasa Inggris, integrate, artinya menyatupadukan, menggabungkan, mempersatukan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang bulat dan utuh. Kata nasional berasal dari bahasa Inggris, nation yang artinya bangsa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, integrasi nasional mempunyai arti politis dan antropologis. Politis Integrasi nasional secara politis berarti penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial dalam kesatuan wilayah nasional yang membentuk suatu identitas nasional. Antropologis Integrasi nasional secara antropologis berarti proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan masyarakat. a. Anggota-anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan-kebutuhan antara satu dan lainnya. b. Terciptanya kesepakatan (konsensus) bersama mengenai norma-norma dannilai-nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman. c. Norma-norma dan nilai-nilai sosial dijadikan aturan baku dalam melangsungkan proses integrasi sosial. 1) Adanya rasa senasib dan seperjuangan yang diakibatkan oleh faktor sejarah. 2) Adanya ideologi nasional yang tercermin dalam simbol negara yaitu Garuda Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. 3) Adanya tekad serta keinginan untuk bersatu di kalangan bangsa indonesia seperti yang dinyatakan dalam Sumpah Pemuda. 4) Adanya ancaman dari luar yang menyebabkan munculnya semangat nasionalisme di kalangan bangsa Indonesia. 5) Penggunaan bahasa Indonesia 1)Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang bersifat heterogen. 2)Kurangnya toleransi antargolongan. 3)Kurangnya kesadaran dari masyarakat Indonesia terhadap ancaman dan gangguan dari luar. 4)Adanya ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan ketidakmerataan hasil-hasil pembangunan WARGA NEGARA DAN KEWARGANEGARAAN Istilah warga negara tidak menunjuk pada objek yang sama dengan istilah penduduk. Dalam hal ini warga negara Indonesia belum tentu penduduk Indonesia. Penduduk adalah orang-orang yang bertempat tinggal secara sah dalam suatu negara berdasarkan peraturan perundang-perundangan kependudukan dari negara yang bersangkutan. Warga negara Indonesia ada yang penduduk Indonesia dan bukan penduduk Indonesia. Sebaliknya, penduduk Indonesia ada yang berwarga negara Indonesia dan ada pula orang yang berwarga negara asing. (1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara. (2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang bertempat tinggal di Indonesia (3) Hal-hal mengenai warga negara dan penduduk diatur dengan undang-undang Pengertian kewarganegaraan menunjuk kepada 1. perasaan akan identitas 2. pemilikan hak-hak tertentu 3. pemenuhan kewajiban-kewajiban yang sesuai 4. tingkat ketertarikan dan keterlibatan dalam masalah-masalah publik 5. penerimaan terhadap nilai-nilai sosial 1. memunculkan identitas baru 2. menghasilkan rasa kepemilikan terhadap komunitas baru (negara), termasuk pemilikan akan nilai-nilai bersama komunitas 3. memunculkan aneka peran, partisipasi, dan bentuk- bentuk keterlibatan lain pada komunitas negara 4. timbulnya hak dan kewajiban antara keduanya secara timbal balik 1. Carilah perbedaan pengertian warga negara, penduduk, dan rakyat! 2. Carilah sedikitnya 5 pengertian warga negara! 3. Carilah sedikitnya 5 pengertian kewarganegaraan! 4. Carilah perbedaan antara warga negara dan kewarnegaraan! 5. Carilah hubungan antara kewarganegaraan, integrasi, dan identitas dalam rangka terbentuknya negara kebangsaan Indonesia! Dikumpulkan pada pertemuan mendatang 1. Asas-asas kewarganegaraan a. Asas kesatuan hukum Asas kesatuan hukum berdasarkan paradigma bahwa suami-isteri atau ikatan keluarga merupakan inti masyarakat yang meniscayakan suasana sejahtera, sehat, dan tidak akan terpecah. Dalam menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, suami- isteri atau keluarga harus mencerminkan adanya suatu kesatuan yang bulat. Untuk merealisasikan terciptanya kesatuan di dalam keluarga, suami-isteri harus tunduk pada hukum yang sama. b. Asas persamaan derajat Asas persamaan derajat ditentukan bahwa suatu perkawinan tak menyebabkan berubahnya status kewarganegaraan masing-masing pihak. Baik suami maupun isteri tetap berkewarganegaraan asal. Atau dengan kata lain, sekalipun sudah menjadi suami-isteri, mereka tetap memiliki status kewarganegaraan sendiri, sama halnya ketika mereka belum terikat menjadi suami-isteri. Asas ini akan menghindari terjadinya penyelundupan hukum; misalnya, orang yang berkewarganegaraan asing ingin memperoleh status kewarganegaraan suatu negara dengan berpura-pura melakukan pernikahan dengan orang di negara itu. Unsur-unsur yang menentukan kewarganegaraan seseorang ada tiga, yaitu (1) unsur darah keturunan (ius sanguinis), (2) unsur daerah tempat kelahiran (ius soli), dan (3) unsur pewarganegaraan (naturalisasi). a. Bipatride Timbul manakala menurut peraturan tentang kewarganegaraan dari berbagai negara, seseorang sama-sama dianggap sebagai warga negara oleh negara yang bersangkutan. Misalnya, Clark dan Louise adalah suami-istri yang berkewarganegaraan AS yang menganut asas ius soli. Keduanya kemudian tinggal di Indonesia yang menganut asas ius sanguinis, serta saat tinggal di Indonesia, Louise melahirkan anak bernama Parker. Menurut hukum Amerika Serikat, Parker berkewarganegaraan Indonesia. Akan tetapi, menurut hukum Indonesia, Parker berkewarganegaraan Amerika Serikat, bukan Indonesia. Keadaan tersebut dapat menyebabkan Parker tak memiliki status kewarganegaraan Apatride Sebaliknya, warga negara Indonesia bernama Rama dan Shinta yang tinggal di Amerika Serikat, jika melahirkan anak selama berdomisili di Amerika Serikat, menurut hukum Amerika Serikat, anak mereka berkewarganegaraan Amerika Serikat. Namun, pada saat yang sama, menurut hukum Indonesia, anak Rama dan Sintha juga diakui sebagai warga negara Indonesia. Keadaan yang dialami oleh Parker adalah bipatride, sedangkan keadaan yang dialami anak Rama dan Sintha adalah apatride. Adapun menurut Philip dan Jackson, seseorang dapat kehilangan kewarganegaraan karena renunciation, termination, dan deprivation. 1. Renunciation adalah tindakan sukarela seseorang untuk menanggalkan salah satu dari dua atau lebih staus kewarganegaraan yang diperolehnya. 2. Termination adalah penghentian status kewarganegaraan sebagai tindakan hukum karena yang bersangkutan memperoleh kewarganegaraan dari negara lain. 3. Deprivation adalah suatu penghentian secara paksa, pencabutan, atau pemecatan dari status kewarganegaraan berdasarkan perintah pejabat yang berwenang karena terbukti melakukan kesalahan atau pelanggaran dalam mendapat status kewarganegaraan atau jika orang yang bersangkutan terbukti tak setia atau berkhianat kepada negara dan undang-undang dasar Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang 1. Undang-undang yang mengatur kewarganegaraan di Indonesia 2. siapakah yang menjadi warga negara di Indonesia 3. asas kewarganegaraan menurut undang-undang 4. penentuan kewarganegaraan menurut undang-undang 5. syarat dan tata cara memperoleh kewarganegaraan 6. kehilangan kewarganegaraan 7. syarat dan tata cara memperoleh kewarganegaraan Bahan utama adalah UU Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaran Indonesia Hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap pribadi manusia. Karena itu, hak asasi manusia itu berbeda dari pengertian hak warga negara. Hak warga negara merupakan seperangkat hak yang melekat dalam diri manusia dalam kedudukannya sebagai anggota dari sebuah negara. Hak asasi sifatnya universal, tidak terpengaruh status kewarganegaraan seseorang. Akan tetapi hak warga negara dibatasi oleh status kewarganegaraannya. Dengan kata lain, tidak semua hak warga negara adalah hak asasi manusia, akan tetapi dapat dikatakan bahwa semua hak asasi manusia juga merupakan hak warga negara Menurut Jimly Asshiddiqie dalam artikelnya yang berjudul Membangun Budaya Sadar Berkonstitusi untuk Mewujudkan Negara Hukum yang Demokratis (2007), Hak warga negara Indonesia meliputi hak konstitusional dan hak hukum. Hak konstitutional adalah hak-hak yang dijamin di dalam dan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945), sedangkan hak-hak hukum timbul berdasarkan jaminan undang-undang dan peraturan perundang-undangan di bawahnya. 1. Hak yang tercantum dalam Pasal 28D ayat (3) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan setiap Warga negara berhak atas kesempatan yang sama dalam pemerintahan; 2. Pasal 27 ayat (2) menyatakan tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan; 3. Pasal 27 ayat (3) berbunyi setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam pembelaan negara; 4. Pasal 30 ayat (1) berbunyi tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara; 5. Pasal 31 ayat (1) menentukan setiap warga negara berhak mendapat pendidikan Kewajiban secara sederhana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Dengan demikian kewajiban warga negara dapat diartikan sebagai tindakan atau perbuatan yang harus dilakukan oleh seorang warga negara sebagaimana di atur dalam ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Apa yang membedakannya dengan kewajiban asasi? Kewajiban asasi merupakan kewajiban dasar setiap orang. Dengan kata lain, kewajiban hak asasi terlepas dari status kewarganegaraan yang dimiliki oleh orang tersebut. Sementara itu, kewajiban warga negara dibatasi oleh status kewarganegaran seseorang, akan tetapi meskipun demikian konsep kewajiban warga negara memiliki cakupan yang lebih luas, karena meliputi pula kewajiban asasi. Misalnya, di Indonesia menghormati hak hidup merupakan kewajiban setiap orang terlepas apakah ia warga negara Indonesia atau bukan, sedangkan kewajiban bela negara hanya merupakan kewajiban warga negara Indonesia saja, sementara warga negara asing tidak dikenakan kewajiban tersebut. 1. Sebutkan hak-hak warga negara selain yang sudah disebutkan di atas dan jelaskan pelaksanaannya di Indonesia! 2. Sebutkan kewajiban warga negara selain yang sudah disebutkan di atas dan jelaskan pelaksanaannya di Indonesia! Tugas dikumpulkan pada pertemuan mendatang NEGARA DAN KONSTITUSI Negara dan konstitusi memiliki hubungan yang sangat erat. Konstitusi itu sendiri merupakan hukum dasar sebuah negara. Adanya konstitusi di sebuah negara menjadi dasar lahirnya paham konstitusionalisme. Pembatasan kekuasaan dan kewenangan pemerintah merupakan ide pokok konstitusionalisme yang dikemukann Carl J. Friedrich. Konstitusionalisme merupakan gagasan bahwa pemerintahan merupakan suatu kumpulan kegiatan yang diselenggarakan oleh dan atas nama rakyat, tetapi yang dikenai beberapa pembatasan yang diharapkan akan menjamin bahwa kekuasaan yang diperlukan untuk pemerintahan itu tak disalahgunakan oleh mereka yang mendapat tugas untuk memerintah. Dinyatakan oleh Richard S. Kay (dalam Budiardjo, 2008: 172) bahwa konstitusionalisme ialah pelaksanaan aturan-aturan hukum dalam hubungan individu dengan pemerintah. Konstitusionalisme menghadirkan situasi yang dapat memupuk rasa aman karena adanya pembatasan terhadap wewenang pemerintah yang telah ditentukan lebih dahulu. Dengan adanya konstitusionalisme berarti ada jaminan bahwa pemerintah tidak akan bersikap dan bertindak sewenang-wenang serta menyengsarakan rakyat. 1.Konstitusi itu membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa agar tidak bertindak sewenang-wenang 2.Konstitusi itu menjamin hak-hak dasar dan kebebasan warga negara Istilah konstitusi berasal dari bahasa Latin, constituo, yang berkaitan dengan kata jus atau ius, yang memiliki arti ‘hukum’ atau ‘prinsip’. Rujukan yang sering disamakan dengan konstitusi adalah constitution (Inggris), grondwet (Belanda), Gerundgesetz (Jerman), dan Droit Constitutionnel (Prancis). Sebagai contoh, di Prancis dibedakan istilah Droit Constitutionnel dan Loi Contitutionnel. Istilah yang pertama dikenal dengan konstitusi, sedangkan istilah yang kedua ialah undang- undang dasar dalam arti yang tertuang dalam bentuk naskah tertulis. a. Konstitusi sebagai Hukum Dasar Berlakunya konstitusi sebagai hukum dasar yang mengikat didasarkan atas kekuasaan tertinggi atau prinsip kedaulatan yang dianut dalam suatu negara. Jika negara itu menganut paham kedaulatan rakyat, maka sumber legitimasi konstitusi ialah rakyat. Jika menganut prinsip konstitusionalisme, sumber legitimasi terdapat pada lembaga-lembaga negara. Jika menganut prinsip konstitusionalisme, konstitusi diartikan sebagai hukum dasar yang memuat hal-hal khusus mengenai pembatasan kewenangan negara. Misalnya, di dalam konstitusi diberikan kewenangan-kewenangan lembaga yudikatif, lembaga eksekutif, dan lembaga legislatif serta diberikan juga mekanisme penggunaan kewenangan tersebut. b. Konstitusi sebagai hukum tertinggi Konstitusi sebagai hukum tertinggi diartikan konstitusi bukanlah undang-undang biasa. Konstitusi tidak ditetapkan oleh lembaga legislatif biasa, tetapi oleh badan yang lebih khusus dan lebih tinggi kedudukannya. Jika norma hukum yang terkandung di dalamnya bertentangan dengan norma hukum yang terdapat dalam undang-undang, maka ketentuan undang-undang dasar itulah yang berlaku. Adapun undang-undang seharusnya memberikan jalan atau pengaturan tentang norma tersebut Struktur dan isi undang-undang dasar tertulis antara negara satu dan negara lainnya dapat saja berbeda. Akan tetapi, ada banyak persamaan subtansi yang wajib ada dalam undang-undang dasar. Substansi-substansi yang wajib ada adalah sebagai berikut. 1. Konstitusi memuat pernyataan cita-cita rakyat dan asas-asas ideologi. 2. Konstitusi memuat organisasi negara, misalnya, pembagian kekuasaan antara badan legislatif, eksekutif, dan yudikatif serta hubungan di antara ketiganya. UUD juga memuat bentuk negara (misalnya, federal atau negara kesatuan), beserta pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara bagian atau antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Selain itu, UUD memuat prosedur masalah pelanggaran jurisdiksi oleh salah satu badan negara atau pemerintah dan sebagainya. Dalam pengertian ini, UUD mempunyai kedudukan sebagai dokumen legal yang khusus. 3. Konstitusi memuat hak asasi manusia. 4. Konstitusi memuat prosedur atau tata cara pengubahan UUD (amendemen). Tujuan yang terdapat dalam konstitusi biasanya termuat dalam mukadimah (pembukaan) suatu undang-undang dasar. Tujuan-tujuan konstitusi di atas biasanya dirangkum menjadi dua hal pokok, yaitu pembatasan kekuasaan dan kewenangan pemerintah (kekuasaan, memelihara ketertiban, dan sebagainya) serta perlindungan terhadap hak asasi manusia (kemerdekaan, kebebasan, dan sebagainya). 1. Sebutkan undang-undang dasar yang pernah berlaku di Indonesia 2. Bagaimanakah substansi Undang-Undang Dasar tersebut sebagaimana ketentuan dalam materi isi konstitusi? 3. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sudah mengalami amendemen. Bagaimanakah proses berlangsungnya amendemen dan apa sajakah yang tidak diamendemen oleh MPR? Tugas dikumpulkan pada pertemuan mendatang Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan awal dibentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Negara Indonesia yang diproklamasikan oleh para pendiri negara adalah negara kesatuan. Pasal 1 ayat (1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan, “Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik”. Para pendiri negara menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan yang diwujudkan dalam kehidupan bangsa Indonesia. Para pendiri negara telah mewariskan nilai-nilai persatuan dan kesatuan dalam Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengatur persatuan dan kesatuan dalam beberapa ketentuan, yaitu sebagai berikut. a. Sila ke-3 Pancasila, “Persatuan Indonesia”; b. Pembukaan UUD 1945 alinea IV, “… Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada … persatuan Indonesia c. Pasal 1 ayat (1) UUD 1945, “Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik”. Negara Republik pada dasarnya adalah negara yang tampuk pemerintahan akhirnya bercabang dari rakyat bukan dari prinsip keturunan bangsawan. Istilah ini berasal dari Bahasa Latin res publica yang artinya kerajaan dimiliki serta dikawal oleh rakyat. Konsep Republik telah digunakan sejak berabad- abad lamanya. Republik yang paling terkenal adalah Republik Roma, yang bertahan dari 509 SM hingga 44 SM. Dalam bentuk pemerintahan Republik Roma tersebut dipraktikkan dua prinsip utama yang dijalankan negara, yaitu prinsip Anuality (memegang pemerintah selama satu tahun saja) dan Collegiality (dua orang memegang jabatan ketua negara). Pasca Amandemen keempat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, prinsip negara kesatuan sebagaimana tertuang dalam Pasal 1 Ayat (1) diperkuat oleh Pasal 18 Ayat (1) Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, menegaskan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi, dan daerah provinsi dibagi atas kabupaten dan kota. Tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota mempunyai pemerintahan daerah yang diatur dengan undang- undang. Pasal 37 Ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagai ketentuan penutup menyatakan secara tegas bahwa “Khusus mengenai bentuk negara Kesatuan Republik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan”. Hal ini menunjukan bahwa NKRI merupakan harga mati dan tidak dapat diganggu gugat. Pasal-pasal dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut merupakan penguatan dan pengokohan prinsip negara kesatuan Republik Indonesia agar semakin kokoh dan terjaga dalam konstitusi negara. Ciri-ciri umum sistem presidensial 1. Masa jabatan presiden dan wakil presiden telah ditentukan lebih pasti, misalnya 4 tahun, 5 tahun, 6 tahun, atau telah ditentukan lebih pasti; sehingga presiden dan wakil presiden tidak dapat dihentikan di tengah masa jabatannya karena alasan politik. Di beberapa negara, periode masa jabatan ini biasanya dibatasi dengan jelas, hanya satu kali masa jabatan atau dua kali masa jabatan berturut-turut. 2. Presiden dan wakil presiden tidak bertanggung jawab kepada lembaga politik tertentu yang biasa dikenal sebagai parlemen, melainkan langsung bertanggung jawab kepada rakyat. Presiden dan wakil presiden hanya dapat diberhentikan dari jabatannya karena alasan pelanggaran hukum yang biasanya dibatasi pada kasus tindak pidana tertentu yang bila dibiarkan tanpa pertanggungjawaban dapat menimbulkan masalah hukum yang serius, seperti misalnya pengkhianatan kepada negara dan pelanggaran yang nyata terhadap konstitusi. 3. Presiden dan wakil presiden dipilih rakyat secara langsung ataupun melalui mekanisme perantara tertentu yang tidak bersifat perwakilan permanen sebagaimana hakikat lembaga permanen. 4. Dalam hubungannya dengan lembaga parlemen, presiden tidak tunduk kepada parlemen dan tidak membubarkan parlemen. Sebaliknya, parlemen juga tidak dapat menjatuhkan presiden dan membubarkan kabinet sebagaimana dalam praktik sistem parlementer. 5. Dalam sistem presidensial tidak dikenal pembedaan antara fungsi kepala negara dan kepala pemerintahan. Sementara dalam jabatan parlementer, pembedaan dan bahkan pemisahan kedua jabatan, kepala negara dan kepala pemerintahan, merupakan suatu kelaziman dan keniscayaan. 6. Tanggung jawab pemerintahan berada di pundak presiden. Karena itu, presiden yang berwenang membentuk pemerintahan, menyusun kabinet, mengangkat dan memberhentikan menteri serta pejabat- pejabat publik yang pengangkatan dan pemberhentiannya dilakukan berdasarkan penunjukan politik (political appointment). Sistem politik yang dianut di Indonesia adalah sistem politik demokrasi. Pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (setelah diamandemen) berbunyi “kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang- Undang Dasar”. Inti dari demokrasi adalah kedaulatan rakyat, artinya rakyat mempunyai kekuasaan penuh untuk mengelola Negara, sehingga kemajuan sebuah Negara merupakan tanggung jawab selruh rakyatanya. Demokrasi di Indonesia menganut sistem demokrasi Pancasila. Karakter utama demokrasi Pancasila adalah sila keempat, yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan. Dengan kata lain, demokrasi Pancasila mengandung tiga karakter utama, yaitu kerakyatan, permusyawaratan, dan hikmat kebijaksanaan. DEMOKRASI DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI Dalam politik, demokrasi diartikan sebagai kekuasaan yang berasal dari rakyat. Lebih rinci lagi, demokrasi dapat diartikan sebagai bentuk pemerintahan rakyat atau rakyatlah yang berkuasa sekaligus diperintah. Ini berarti pemerintahan yang terbentuk adalah pemerintahan yang berasal dari rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan dipergunakan untuk kepentingan rakyat. Pada tahun 1863, presiden Amerika Serikat, Abraham Lincoln, mempopulerkan istilah demokrasi yang berarti pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (government of the people, by the people, for the people). Pemerintahan dari rakyat berarti pemerintah negara itu mendapat mandat dari rakyat untuk menyelenggarakan pemerintahan. Rakyat adalah pemegang kedaulatan atau kekuasaan tertinggi dalam negara demokrasi. Apabila pemerintah telah mendapat mandat dari rakyat untuk memimpin penyelenggaraan negara, maka pemerintah tersebut dianggap sah. a. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga. b. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang sedang berubah. c. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur. d. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum. e. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman. f. Menjamin tegaknya keadilan. Sumber: Henry B. Mayo a) Kedaulatan rakyat. b) Persamaan politik. c) Konsultasi rakyat d) Pemerintahan mayoritas (majority rule). e) Adanya minoritas permanen atau kelompok minoritas yang terbentuk atas dasar ras, agama, dan bahasa, serta entisitas atau ciri permanen lainnya f) Beberapa kebijakan dijalankan dengan memberikan perwakilan proporsional, memberikan hak veto, dan memberikan otonomi khusus. a) Negara memiliki sebuah ideologi resmi. b) Negara mempunyai satu partai massa tunggal. c) Negara mengawasi seluruh kegiatan penduduk dengan sistem teror. d) Adanya monopoli media massa. e) Adanya kontrol ketat dari militer. f) Pengendalian terpusat. Budaya demokrasi terdiri atas dua kata, yaitu budaya dan demokrasi. Budaya berarti hasil kemampuan akal manusia dalam lingkungan kehidupannya. Adapun pengertian demokrasi adalah keadaan negara yang sistem pemerintahannya berkedaulatan rakyat. Artinya , kedaulatan dalam pemerintahannya berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat, dan kekuasaan oleh rakyat. Berdasarkan asal katanya, budaya demokrasi mempunyai pengertian kemampuan manusia yang berupa sikap dan kegiatan yang mencerminkan nilai-nilai demokrasi seperti menghargai persamaan, kebebasan, dan peraturan. Budaya demokrasi juga dapat dikatakan sebagai bentuk aplikasi atau penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam prinsip demokrasi itu sendiri. Dengan demikian, tercerminlah prinsip-prinsip demokrasi dalam budaya demokrasi. Robert A. Dahl berpendapat bahwa terdapat tujuh prinsip yang harus ada dalam sistem demokrasi, yaitu kontrol atas keputusan presiden, pemilihan yang teliti dan jujur, hak memilih, hak dipilih, kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman, kebebasan mengakses informasi, dan kebebasan berserikat. Franz Magnis Suseno berpendapat bahwa prinsip-prinsip budaya demokrasi terdiri atas negara hukum, pemerintah berada di bawah kontrol nyata masyarakat, pemilihan umum yang bebas, prinsip mayoritas, dan adanya jaminan terhadap hak-hak demokratis. 1. Bentuklah kelompok belajar yang terdiri atas lima orang. 2. Lakukanlah pengamatan terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip demokrasi di fakultas Anda atau di univesitas anda. 3. Hasil pengamatan kalian dilaporkan secara tertulis dalam bentuk sebuah artikel. Kumpulkan tugas ini pada pertemuan mendatang Prinsip-prinsip Demokrasi Pancasila Ahmad Sanusi dalam tulisannya yang berjudul Memberdayakan Masyarakat dalam Pelaksanaan 10 Pilar Demokrasi (2006: 193-205), mengutarakan 10 pilar demokrasi konstitusional Indonesia menurut Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu: a. Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa. b. Demokrasi dengan kecerdasan c. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat. d. Demokrasi dengan rule of law e. Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan negara f. Demokrasi dengan hak asasi manusia g.Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka h.Demokrasi dengan otonomi daerah i. Demokrasi dengan kemakmuran j. Demokrasi yang berkeadilan sosial Responsi 1. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1945-1949 2. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1949-1959 3. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1959-1965 4. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1965-1998 5. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1998 – sekarang Carilah ciri-ciri pokok dari pelaksanaan dari tiap-tiap periode tersebnt! Dalam perjalanan sejarah ketatanegaraan negara kita, semua konstitusi yang pernah berlaku menganut prinsip demokrasi. Hal ini dapat dilihat misalnya: a. Dalam Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 (sebelum diamandemen) berbunyi “kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat”. b. Dalam Pasal 1 ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (setelah diamandemen) berbunyi “kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang Dasar”. c. Dalam konstitusi Republik Indonesia Serikat, Pasal 1: 1) Ayat (1) berbunyi “Republik Indonesia Serikat yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokrasi dan berbentuk federasi” 2) Ayat (2) berbunyi “Kekuasaan kedaulatan Republik Indonesia Serikat dilakukan oleh pemerintah bersama-sama Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat” d. UUDS 1950 Pasal 1: 1) Ayat (1) berbunyi “ Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan” 2) Ayat (2) berbunyi “Kedaulatan Republik Indonesia adalah ditangan rakyat dan dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan Dewan Perwakilan rakyat” Untuk melihat apakah suatu sistem pemerintahan adalah sistem yang demokratis atau tidak, dapat dilihat dari indikator-indikator yang dirumuskan oleh Affan Gaffar dalam bukunya yang berjudul Politik Indonesia;Transisi Menuju Demokrasi (2004:7-9) berikut ini: a. Akuntabilitas. Dalam demokrasi, setiap pemegang jabatan yang dipilih oleh rakyat harus dapat mempertanggungjawabkan kebijaksanaan yang hendak dan telah ditempuhnya. Tidak hanya itu, ia juga harus dapat mempertanggungjawabkan ucapan atau kata-katanya, serta yang tidak kalah pentingnya adalah perilaku dalam kehidupan yang pernah sedang, bahkan yang akan dijalaninya. Pertanggungjawaban itu tidak hanya menyangkut dirinya, tetapi juga menyangkut keluarganya dalam arti luas, yaitu perilaku anak dan isterinya, juga sanak keluarganya terutama yang berkaitan dengan jabatannya. b. Rotasi kekuasaan. Dalam demokrasi, peluang akan terjadinya rotasi kekuasaan harus ada, dan dilakukan secara teratur dan damai. Jadi tidak hanya satu orang yang selalu memegang jabatan, sementara peluang orang lain tertutup sama sekali. c. Rekruitmen politik yang terbuka. Untuk memungkinkan terjadinya rotasi kekuasaan, diperlukan satu sistem rekruitmen politik yang terbuka. Artinya, setiap orang yang memenuhi syarat untuk mengisi suatu jabatan politik yang dipilih rakyat mempunyai peluang yang sama dalam melakukan kompetisi untuk mengisi jabatan politik tersebut. d. Pemilihan Umum. Dalam suatu negara demokrasi, pemilu dilaksanakan secara teratur. Pemilu merupakan sarana untuk melaksanakan rotasi kekuasaan dan rekruitmen politik. Setiap warga negara yang sudah dewasa mempunyai hak untuk memilih dan dipilih dan bebas menggunakan haknya tersebut sesuai dengan kehendak hati nuraninya. Dia bebas untuk menentukan partai atau calon mana yang akan didukungnya, tanpa ada rasa takut atau paksaan dari orang lain. Pemilih juga bebas mengikuti segala macam akitivitas pemilihan seperti kampanye dan menyaksikan penghitungan suara. e. Pemenuhan hak-hak dasar. Dalam suatu negara yang demokratis, setiap warga negara dapat menikmati hak-hak dasar mereka secara bebas, termasuk didalamnya hak untuk menyatakan pendapat, hak untuk berkumpul dan berserikat serta hak untuk menikmati pers yang bebas. Tegaknya kehidupan demokrasi dalam kehidupan bernegara sangat dipengaruhi oleh dukungan dari seluruh warga negara. Demokrasi dalam suatu negara akan tumbuh subur jika dijaga oleh warga negara yang demokratis. Warga negara yang demokratis bukan hanya dapat menikmati kebebasan individu, melainkan juga mampu menunjukkan perilaku yang demokratis. Bagaimanakah bentuk perilaku yang demokratis tersebut? Perilaku demokratis adalah perilaku yang didasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi. Dalam kehidupan sehari-hari, perilaku demokrasi tercermin pada sikap-sikap seperti berikut. 1. Menjunjung tinggi persamaan. 2. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. 3. Membudayakan sikap bijak dan adil. 4. Membiasakan musyawarah mufakat dalam mengambil keputusan. 5. Mengutamakan persatuan dan kesatuan nasional. NEGARA HUKUM DAN HAM Negara hukum adalah negara yang penyelenggaraan kekuasaan pemerintahannya didasarkan atas hukum. Di negara yang berdasarkan atas hukum maka negara termasuk di dalamnya pemerintah dan lembaga- lembaga lain dalam melaksanakan tindakan apa pun harus dilandasi oleh hukum dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. dalam negara hukum, kekuasaan menjalankan pemerintahan berdasarkan atas kedaulatan hukum (supremasi hukum) dan bertujuan untuk menyelenggarakan ketertiban hukum. 1. segala yang disebut hukum itu dibentuk dalam wujudnya yang positif atau tertulis 2. hukum tersebut merupakan proses kesepakatan (proses legislasi) 3. hukum tersebut diwujudkan dalam bentuk undang-undang Carilah info sebanyak-banyaknya mengenai perbedaan 1. kedaulatan rakyat dan kedaulatan hukum 2. negara hukum material dan negara hukum formil Tugas dikumpulkan pada pertemuan mendatang a. hak asasi manusia b. pemisahan atau pembagian kekuasaan untuk menjamin HAM yang dikenal dengan trias politka c. pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan d. peradilan administrasi dalam perselisihan Hal ini terdapar dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 1 Ayat (3) yang menyatakan negara Indonesia adalah negara hukum. Konsekuensi Indonesia sebagai negara hukum adalah
1. menegakkan supremasi hukum
2. menegakkan kesetaraan di hadapan hukum 3. menegakkan hukum dengan cara yang tidak bertentangan 1. Norma hukum berdasarkan Pancasila 2. Sistem konstitusional 3. kedaulatan ada di tangan rakyat 4. Prinsip persamaan kedudukan di depan hukum dan pemerintahan 5. adanya organ pembentuk UU 6. sistem pemerintahannya menganut sistem presidensial 7. kekuasaan kebebasan yang merdeka 8. hukum bertujuan melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial 9. adanya jaminan akan hak asasi dasar dan kewajiban asasi dasar manusia Carilah pasal-pasal dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan dan menjelaskan prinsip-prinsip negara hukum Indonesia. Dikumpulkan habis kuliah. Istilah hak asasi manusia (Human Right) muncul pada tahun 1948 bersamaan dengan lahirnya Declaration of Human Right. Istilah ini diciptakan oleh Anna Elleanor Roosevelt, istri presiden ke-32 Amerika Serikat yang bernama Franklin Delano Roosevelt. Penyebutan istilah ini dianggap lebih sesuai daripada yang popular sebelumnya, yaitu The Right of Man yang dirasakan kurang mencakup The Right of Woman. Pada umumnya pakar HAM Barat berpendapat bahwa lahirnya HAM dimulai dengan lahirnya Magna Charta. Pengertian hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada diri manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia) Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat dipahami bahwa hak asasi manusia merupakan hak universal yang dimiliki oleh setiap manusia sebagai anugerah Tuhan dan dibawa sejak lahir. Secara lebih khusus, hak asasi manusia ini dapat dilihat dari dua makna. Pertama, HAM merupakan hak alami yang melekat dalam diri setiap manusia sejak ia dilahirkan ke dunia. Oleh karena itu, tidak ada seorang pun yang diperkenankan merampas hak tersebut dari tangan pemiliknya. Kedua, HAM merupakan instrumen untuk menjaga harkat dan martabat manusia sesuai dengan kodrat kemanusiaannya yang luhur. Tanpa adanya hak asasi, manusia tidak akan dapat hidup sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaannya sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia. a. Hak Untuk Hidup b. Hak Berkeluarga dan Melanjutkan Keturunan c. Hak Mengembangkan Diri d. Hak Memperoleh Keadilan e. Hak Atas Kebebasan Pribadi f. Hak Atas Rasa Aman g. Hak Atas Kesejahteraan h. Hak Turut Serta Dalam Pemerintahan i. Hak Wanita Tulislah perkembangan pengaturan HAM di dunia dari pertama sampai terbentuknya Deklarasi Umum HAM. Dikumpulkan minggu depan. Pemikiran tentang pemajuan, penghormatan, dan perlindungan hak-hak asasi manusia telah dimiliki bangsa Indonesia sejak dahulu. Hal ini dapat kita buktikan dengan telah dirumuskannya ketentuan tentang penghormatan hak asasi manusia dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 1945 alinea I–IV yang antara lain berbunyi sebagai berikut. 1) Alinea I yang berbunyi: ” . . . kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa . . .”. Alinea ini menunjukkan pengakuan hak asasi manusia berupa hak kebebasan atau hak kemerdekaan dari segala bentuk penjajahan atau penindasan dari bangsa lain. 2) Alinea II yang berbunyi: ”. . . mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur”. Alinea ini menunjukkan adanya pengakuan atas hak asasi di bidang politik berupa kedaulatan dan ekonomi. 3) Alinea III yang berbunyi: ”Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas . . .”. Alinea ini menunjukkan adanya pengakuan bahwa kemerdekaan itu berkat anugerah Tuhan Yang Maha Esa. 4) Alinea IV yang berbunyi: ”. . . melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia . . .”. Alinea ini merumuskan dasar filsafat negara (Pancasila) yang maknanya mengandung pengakuan akan hak-hak asasi yang bersifat universal. Tuliskan penagturan HAM di Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. kumpulkan setelah kuliah ini selesai. 1. Komnas HAM Pada tanggal 7 Juni 1993 Presiden Republik Indonesia saat itu, yaitu Soeharto, melalui Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 membentuk sebuah lembaga HAM di Indonesia. Lembaga HAM yang dimaksud adalah Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM). Kedudukan Komnas HAM kemudian mempunyai kekuatan hukum yang lebih kuat dengan diundangkannya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Komnas HAM dibentuk dengan tujuan sebagai berikut. a) Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan Pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. b) Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannya berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan. 2. Pengadilan HAM Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 104 ayat (1) UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, dibentuklah Pengadilan Hak Asasi Manusia di lingkungan Peradilan Umum untuk mengadili pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Pembentukan Pengadilan HAM dituangkan dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia yang ditetapkan pada tanggal 23 November tahun 2000. Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat yaitu kejahatan genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan. a) Tempat dan Kedudukan Pengadilan HAM (1) Pengadilan HAM berkedudukan di daerah kabupaten atau daerah kota yang daerah hukumnya meliputi daerah hukum Pengadilan Negeri yang bersangkutan. (2) Untuk Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Pengadilan HAM berkedudukan di setiap wilayah Pengadilan Negeri yang bersangkutan. b) Lingkup Kewenangan Pengadilan HAM Pengadilan HAM bertugas dan berwenang: 1) memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat; 2) berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang dilakukan di luar batas teritorial wilayah negara RI oleh warga negara Indonesia. 3. Pengadilan HAM Ad Hoc Proses pengadilan HAM ad hoc pada dasarnya sama dengan proses di pengadilan HAM. Yang membedakannya pada jenis kasus yang ditanganinya. Pengadilan HAM ad hoc hanya menangani kasus pelanggaran HAM yang terjadi sebelum diundangkannya Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. Pengadilan HAM ad hoc dibentuk atas usul DPR berdasarkan peristiwa tertentu dengan keputusan pesiden. Jadi, pengadilan HAM ad hoc sifatnya tidak permanen sedangkan pengadilan HAM bersifat permanen. Pelanggaran HAM berat menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM dapat diklasifikasikan menjadi dua. a. Kejahatan genosida, yaitu setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, kelompok etnis, kelompok agama, dengan cara: 1) membunuh anggota kelompok; 2) mengakibatkan penderitaan Fisik dan mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok; 3) menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan Kemusnahan secara fisik, baik seluruh atau sebagian; 4) memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan mencegah kelahiran di dalam kelompok; atau 5) memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain. b. Kejahatan terhadap kemanusian, yaitu salah satu perbuatan yang dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang diketahuinya bahwa serangan tersebut ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil, berupa: 1) Pembunuhan; 2) Pemusnahan; 3) Perbudakan; 4) Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa; 5) perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan fisik secara sewenang-wenang yang melanggar (asas-asas) ketentuan pokok hukum internasional; 6) Penyiksaan; 7) Perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara; 8) Penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional; 9) Penghilangan orang secara paksa; atau 10) Kejahatan apartheid. Untuk meningkatkan pemahaman konsep tentang pelanggaran HAM, lakukanlah pengamatan di berbagai media massa. Catatlah contoh-contoh kasus yang diduga terdapat pelanggaran HAM. Berikan alasan mengapa peristiwa tersebut termasuk pelanggaran HAM dengan berdasarkan pada UU No. 39 Tahun 1999. Tugas dikumpulkan pada pertemuan mendatang! Wawasan Nusantara a. Menurut Prof. Wan Usman, “Wawasan Nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia mengenai diri dan tanah airnya sebagai Negara kepulauan dengan semua aspek kehidupan yang beragam.” b. Menurut GBHN 1998, Wawasan Nusantara adalah cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Menurut kelompok kerja Wawasan Nusantara untuk diusulkan menjadi tap. MPR, yang dibuat Lemhannas tahun 1999, yaitu “cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya yang serba beragam dan bernilai strategis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehipan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara untuk mencapai tujuan nasional.” Kita memandang bangsa Indonesia dengan Nusantara merupakan satu kesatuan. Jadi, hakikat Wawasan Nusantara adalah keutuhan dan kesatuan wilayah nasional. Dengan kata lain, hakikat Wawasan Nusantara adalah “persatuan bangsa dan kesatuan wilayah. Dalam GBHN disebutkan bahwa hakikat Wawasan Nusantara diwujudkan dengan menyatakan kepulauan nusantara sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Wawasan Nusantara berkedudukan sebagai visi bangsa. Wawasan nasional merupakan visi bangsa yang bersangkutan dalam menuju masa depan. Visi bangsa Indonesia sesuai dengan konsep Wawasan Nusantara adalah menjadi bangsa yang satu dengan wilayah yang satu dan utuh pula. Kedudukan Wawasan Nusantara sebagai salah satu konsepsi ketatanegaran Republik Indonesia. Wawasan Nusantara sebagai wawasan nasional bangsa Indonesia merupakan ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh rakyat Indonesia agar tidak terjadi penyesatan atau penyimpangan dalam upaya mewujudkan cita- cita dan tujuan nasional. Dengan demikian, wawasan Nusantara menjadi landasan visional dalam menyelenggarakan kehidupan nasional. Wawasan Nusantara berfungsi sebagai pedoman, motivasi, dorongan, serta rambu-rambu dalam menentukan segala kebijaksanaan, keputusan, tindakan, dan perbuatan bagi penyelenggaraan negara di tingkat pusat dan daerah maupun bagi seluruh rakyat Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Wawasan Nusantara bertujuan mewujudkan nasionalisme yang tinggi di segala aspek kehidupan rakyat Indonesia yang lebih mengutamakan kepentingan nasional daripada kepentingan individu, kelompok golongan, suku bangsa atau daerah. Kepentingan-kepentingan tersebut tetap dihormati, diakui, dan dipenuhi selama tidak bertentangan dengan kepentingan nasional atau kepentingan masyarakat. Nasionalisme yang tinggi di segala bidang demi tercapainya tujuan nasional tersebut merupakan pancaran dari makin meningkatnya rasa, paham, dan semangat kebangsaan dalam jiwa bangsa Indonesia sebagai hasil pemahaman dan penghayatan Wawasan Nusantara. Diskusi untuk pertemuan mendatang Bergabunglah dengan 5 orang teman satu kelas. Diskusikan dengan mereka hal-hal berikut: 1. Latar belakang sejarah Wanus 2. Latar belakang sosiologis Wanus 3. Latar belakang politis Wanus Tuliskan hasil diskusi kelompok Anda dalam selembar kertas folio dan kumpulkan pada pertemuan mendatang Asas Wawasan Nusantara merupakan ketentuan atau kaidah dasar yang harus dipatuhi, ditaati, dipelihara, dan diciptakan demi tetap taat dan setianya komponen pembentuk bangsa Indonesia terhadap kesepakatan bersama. Jika asas Wawasan Nusantara diabaikan, komponen pembentuk kesepakatan bersama akan melanggar kesepakatan bersama tersebut yang berarti tercerai berainya bangsa dan negara Indonesia. Adapun, asas Wawasan Nusantara tersebut adalah sebagai berikut. a. Kepentingan yang sama. Ketika menegakkan dan merebut kemerdekaan, kepentingan bersama bangsa Indonesia adalah menghadapi penjajah secara fisik dari bangsa lain. Sekarang, bangsa Indonesia harus menghadapi penjajahan yang berbeda. Misalnya, dengan cara “adu domba” dan “memecah belah” bangsa dengan menggunakan dalih HAM, demokrasi, dan lingkungan hidup. Padahal, tujuan kepentingannya sama yaitu tercapainya kesejahteraan dan rasa aman yang lebih baik daripada sebelumnya. b. Keadilan. Kesesuaian pembagian hasil dengan adil, jerih payah, dan kegiatan baik perorangan, golongan, kelompok maupun daerah. c. Kejujuran. Keberanian berpikir, berkata, dan bertindak sesuai realita serta ketentuan yang benar biar pun realita atau ketentuan itu pahit dan kurang enak didengarnya. Demi kebenaran dan kemajuan bangsa dan negara, hal itu harus dilakukan. d. Solidaritas. Diperlukan kerja sama, mau memberi, dan berkorban bagi orang lain tanpa meninggalkan ciri dan karakter budaya masing-masing. e. Kerja sama. Adanya koordinasi, saling pengertian yang didasarkan atas kesetaraan sehingga kerja kelompok, baik kelompok kecil maupun besar dapat mencapai sinergi yang lebih baik. f. Kesetiaan terhadap kesepakatan bersama untuk menjadi bangsa dan mendirikan Negara Indonesia yang dimulai, dicetuskan, dan dirintis oleh Boedi Oetomo Tahun 1908, Sumpah Pemuda Tahun 1928, dan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Kesetiaan terhadap kesepa-katan ini sangat penting dan menjadi tonggak utama terciptanya persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan. Jika kesetiaan ini goyah, dapat dipastikan persatuan dan kesatuan akan hancur berantakan. Wawasan nusantara pada dasarnya adalah pandangan geopolitik bangsa Indonesia . Apa itu geopolitik? Geopolitik berasal dari bahasa Yunani, dari kata geo dan politik. “Geo” berarti bumi dan “Politik” politeia, berarti kesatuan masyarakat yang berdiri sendiri (negara) dan teia yang berarti urusan. Sementara dalam bahasa Inggris, politics adalah suatu rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara, dan alat yang digunakan untuk mencapai cita-cita atau tujuan tertentu. Tindakan, cara dan perilaku masyarakat dipengaruhi oleh kondisi geografi tempat masyarakat hidup. Selanjutnya geoplitik dipandang sebagai studi atau ilmu. Geopolitik secara tradisional didefinisikan sebagai studi tentang "pengaruh faktor geografis pada tindakan politik”. Geopolitik dimaknai sebagai ilmu penyelenggaraan negara yang setiap kebijakannya dikaitkan dengan masalah-masalah geografi wilayah atau tempat tinggal suatu bangsa. Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara faktor – faktor geografi, strategi dan politik suatu negara. Adapun dalam impelementasinya diperlukan suatu strategi yang bersifat nasional (Ermaya Suradinata, 2001). Pandangannya tentang wilayah, letak dan geografi suatu negara akan mempengaruhi kebijakan atau politik negara yang bersangkutan. Kumpulkan besok di meja (tugas ditulis tangan) Jelaskan teori Geopolitik Frederich Ratzel, teori Geopolitik Rudolf Kjellen, teori Geopolitik Karl Haushofer, teori Geopolitik Halford Mackinder, teori Geopolitik Alfred Thayer Mahan dan teori Geopolitik Nicholas J. Spijkman. a. Pemberdayaan masyarakat John Naisbitt dalam bukunya Global Paradox menyatakan bahwa negara harus dapat memberikan peranan sebesar-besarnya kepada rakyat. Pemberdayaan masyarakat dalam arti memberikan peranan dalam bentuk aktivitas dan partisipasi masyarakat untuk mencapai tujuan nasional hanya dapat dilaksanakan negara maju dengan bottom up planning, sedangkan untuk negara berkembang dengan top down planning. Hal ini karena di negara berkembang ada keterbatasan kualitas sumber daya manusia sehingga diperlukan landasan operasional berupa GBHN. b. Dunia tanpa batas 1) Perkembangan iptek memengaruhi pola pikir, pola sikap, dan pola tindak masyarakat dalam aspek kehidupan. Kualitas sumber daya manusia merupakan tantangan serius dalam menghadapi tantangan global. 2) Kenichi Ohmae dalam bukunya Borderless World dan The End of Nation State menyatakan dalam perkembangan masyarakat global, batas-batas wilayah negara dalam arti geografi dan politik relatif masih tetap, tetapi kehidupan dalam suatu negara tidak mungkin dapat membatasi kekuatan global yang berupa informasi, investasi, industri, dan konsumen yang makin individual. Untuk dapat menghadapi kekuatan global, suatu negara harus mengurangi peranan pemerintah pusat dan lebih memberikan peranan kepada pemerintah daerah dan masyarakat c. Era baru kapitalisme Lester Thurow dalam bukunya The Future of Capitalism menyatakan bahwa untuk dapat bertahan pada era baru kepitalisme harus membuat strategi baru yaitu keseimbangan antara paham individu dan paham sosialis. Pada era baru kapitalisme, negara- negara kapitalis dalam rangka mempertahankan eksistensinya bidang ekonomi menekan negara- negara berkembang dengan menggunakan isu-isu global yaitu demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup. d. Kesadaran warga negara 1) Pandangan Indonesia tentang hak dan kewajiban Manusia Indonesia berkedudukan yang sama dalam hak dan kewajiban. Hak dan kewajiban dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan. 2) Kesadaran bela negara Dalam mengisi kemerdekaan, perjuangan yang dilakukan adalah perjuangan nonfisik untuk memerangi keterbelakangan, kemiskinan, kesenjangan sosial, memberantas KKN, menguasai iptek, meningkatkan kualitas SDM, transparan, dan memelihara persatuan a. Mengerti, memahami, menghayati tentang hak dan kewajiban warga negara serta hubungan warga negara dan negara sehingga sadar sebagai bangsa Indonesia. b. Mengerti, memahami, menghayati tentang bangsa yang menegara bahwa dalam menyelenggarakan kehidupan memerlukan konsepsi wawasan nusantara sehingga sadar sebagai warga yang memiliki cara pandang. Indonesia adalah negara kepulauan. Hal itu ditegaskan dalam Pasal 25 A UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang menyatakan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang berciri nusantara dengan wilayah yang batas-batas dan hak-haknya ditetapkan oleh undang-undang. Adanya ketentuan ini dalam UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dimaksudkan untuk mengukuhkan kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini penting dirumuskan agar ada penegasan secara konstitusional batas wilayah Indonesia di tengah potensi perubahan batas geografis sebuah negara akibat gerakan separatisme, sengketa perbatasan antarnegara, atau pendudukan oleh negara asing. Istilah nusantara dalam ketentuan tersebut dipergunakan untuk menggambakan kesatuan wilayah perairan dan gugusan pulau-pulau Indonesia yang terletak di antara Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia serta di antara Benua Asia dan Benua Australia. Kesatuan wilayah tersebut juga mencakup 1) kesatuan politik; 2) kesatuan hukum; 3) kesatuan sosial budaya; serta 4) kesatuan pertahanan dan keamanan. Dengan demikian, meskipun wilayah Indonesia terdiri atas ribuan pulau, tetapi semuanya terikat dalam satu kesatuan negara yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. 1. Wilayah daratan Wilayah daratan Indonesia juga memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting bagi tegaknya kedaulatan Republik Indonesia. Wilayah daratan merupakan tempat pemukiman atau kediaman warga negara atau penduduk Indonesia. Di atas wilayah daratan ini tempat berlangsungnya pemerintahan Republik Indonesia, baik pemeritah pusat maupun daerah. Wilayah lautan Sebagai negara kepulauan yang wilayah perairan lautnya lebih luas daripada wilayah daratannya, maka peranan wilayah laut menjadi sangat penting bagi kehidupan bangsa dan negara. Wilayah laut Indonesia dapat dibedakan tiga macam. a. Zona Laut Teritorial Batas laut teritorial ialah garis khayal yang berjarak 12 mil laut dari garis dasar ke arah laut lepas. b. Zona Landas Kontinen Landas kontinen ialah dasar laut yang secara geologis maupun morfologi merupakan lanjutan dari sebuah kontinen (benua). Kedalaman lautnya kurang dari 150 meter. c. Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) Zona ekonomi eksklusif adalah jalur laut selebar 200 mil laut ke arah laut terbuka diukur dari garis dasar. Di dalam zona ekonomi eksklusif ini, Indonesia mendapat kesempatan pertama dalam memanfaatkan sumber daya laut. Wilayah udara Indonesia adalah ruang udara yang terletak di atas permukaan wilayah daratan dan lautan Republik Indonesia. Berdasarkan Konvensi Chicago tahun 1944 tentang penerbangan sipil internasional dijelaskan bahwa setiap negara mempunyai kedaulatan yang utuh dan eksklusif di ruang udara yang ada di atas wilayah negaranya. Negara kita mempunyai kekuasaan utuh atas seluruh wilayah udara yang berada di atas wilayah daratan dan lautan. Secara etimologis, istilah desentralisasi berasal dari Bahasa Belanda, yaitu de yang berarti lepas, dan centerum yang berarti pusat. Desentralisasi adalah sesuatu hal yang terlepas dari pusat. Menurut Amran Muslimin (2009:120, desentralisasi dibedakan atas 3 (tiga) bagian. 1. Desentralisasi politik, yakni pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat yang meliputi hak mengatur dan mengurus kepentingan rumah tangga sendiri bagi badan-badan politik di daerah yang dipilih oleh rakyat dalam daerah-daerah tertentu. 2. Desentralisasi fungsional, yaitu pemberian hak kepada golongan-golongan tertentu untuk mengurus segolongan kepentingan tertentu dalam masyarakat baik terikat maupun tidak pada suatu daerah tertentu, seperti mengurus irigasi bagi petani. 3. Desentralisasi kebudayaan, yakni pemberian hak kepada golongan-golongan minoritas dalam masyarakat untuk menyelenggarakan kebudayaan sendiri, seperti ritual kebudayaan. BAB VI PEMERINTAHAN DAERAH Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (1) Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan undang-undang. (2) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. (3) Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota- anggotanya dipilih melalui pemilihan umum. (4) Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis. (5) Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas- luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang- undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat. (6) Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. (7) Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1965 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah. Perppu Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Dalam pelaksanaan otonomi daerah, prinsip otonomi daerah yang dianut adalah nyata, bertanggung jawab dan dinamis. a. Nyata, otonomi secara nyata diperlukan sesuai dengan situasi dan kondisi obyektif di daerah. b. Bertanggung jawab, pemberian otonomi diselaraskan/diupayakan untuk memperlancar pembangunan di seluruh pelosok tanah air. c. Dinamis, pelaksanaan otonomi selalu menjadi sarana dan dorongan untuk lebih baik dan maju. Urusan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar a. pendidikan; b. kesehatan; c. pekerjaan umum dan penataan ruang; d. perumahan rakyat dan kawasan permukiman; e. ketenteraman, ketertiban umum, dan perlindungan masyarakat; dan f. sosial. Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar meliputi: a. tenaga kerja; b. pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak; c. pangan; d. pertanahan; e. lingkungan hidup; f. administrasi kependudukan dan pencatatan sipil; g. pemberdayaan masyarakat dan Desa; h. pengendalian penduduk dan keluarga berencana; i. perhubungan; j. komunikasi dan informatika; k. koperasi, usaha kecil, dan menengah; l. penanaman modal; m. kepemudaan dan olah raga; n. statistik; o. persandian; p. kebudayaan; q. perpustakaan; dan r. kearsipan. Urusan Pemerintahan Pilihan a. kelautan dan perikanan; b. pariwisata; c. pertanian; d. kehutanan; e. energi dan sumber daya mineral; f. perdagangan; g. perindustrian; dan h. transmigrasi. Bacalah UU Noor 32 Tahun 2004 dan Nomor 23 Tahun 2014. Carilah perbandingan dalam bidang a. prinsip otonomi daerah b. asas otonomi daerah c. urusan pemerintah Kumpulkan pada pertemuan mendatang Dalam sejarah perjuangan bangsa, Ketahanan bangsa Indonesia telah teruji, bangsa Indonesia mampu mengusir penjajahan Jepang, Belanda, mengahadapi sparatis RMS, PRRI, Permesta, DI TII, PKI, GAM, Papua Merdeka. NKRI tetap tegak berdiri karena memiliki daya tahan dalam menghadapi Ancaman, Tantangan, Hambatan, dan gangguan (ATHG). Bangsa Indonesia mengahadapi permasalahan KKN, Krisis moneter, kemisikinan, pengangguran, konflik SARA, pelanggaran HAM, SDM yang rendah, globalisasi, namun hanya dengan ketahanan bangsa saja kelangsungan hidup bisa terjamin. Ketahanan berasal dari asal kata “tahan” ; tahan menderita, tabah kuat, dapat menguasai diri, tidak kenal menyerah. Ketahanan berarti berbicara tentang peri hal kuat, keteguhan hati, atau ketabahan. Jadi, Ketahanan Nasional adalah perihal kuat, teguh, dalam rangka kesadaran, sedang pengertian nasional adalah penduduk yang tinggal disuatu wilayah dan berdaulat Konsepsi Ketahanan Nasional merupakan suatu ajaran yang diyakini kebenarannya oleh seluruh bangsa Indonesia serta merupakan cara terbaik yang perlu diimplementasikan dalam kehidupan nasional yang ingin diwujudkan. Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional merupakan landasan konseptual yang didasari oleh Pancasila dan UUD l945 sebagai landasan ideal dan konstitusional. Konsepsi Ketahan Nasional dalam fungsi sebagai doktrin dasar nasional perlu dipahami untuk memimpin tetap terjadinya pola pikir, pola sikap pola tindak dan pola kerja dalam menyatukan langkah bangsa, baik yang bersifat inter regional (wilayah) inter sektoral maupun multi disiplin. Konsepsi Ketahanan Nasional dalam fungsi sebagai pola dasar pembangunan, pada hakekatnya merupakan arah dan pedoman dalam pelaksanaan Pembangunan Nasional di segala bidang secara terpadu dan dilakukan sesuai rencana program.
Konsepsi Ketahan Nasional dalam fungsi sebagai
metode pembinaan kehidupan nasional pada hakekatnya merupakan suatu mertode integral yang mencakup seluruh aspek yang terdiri dari aspek alamiah dan aspek sosial (IPOLEKSOSBUD- HANKAM) Trigatra meliputi posisi dan lokasi geografis negara, keadaan dan kekayaan alam, dan keadaan dan kemampuan penduduk. Pancagatra merupakan aspek sosial kemasyarakatan terdiri dari ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan (Ipoleksosbudhankam). Letak dan Bentuk Geografis Pengaruh letak geografis terhadap politik melahirkan geopolitik, geostrategi, sehingga dikenal dengan wawasan nasional suatu bangsa yang tumbuh karena pengaruh tersebut. Pengaruh tersebut dikenal dengan istilah Wawasan Benua, Samodra, atau kombinasi. Bangsa Indonesia berpendapat bahwa wawasan-wawasan tersebut di atas bersifat rawan dan tidak kekal. Namun justru pemanfaatan tanah, air, dan ruang yang diintegrasikan dengan unsur-unsur sosial secara simultan didalam suasana yang serasi, seimbang dan dinamis dapat menunjang penyelenggaraan dan peningkatan ketahanan nasional. Dengan demikian setiap negara dapat mengembangkan wawasan nasionalnya sendiri-sendiri sesuai dengan kondisi geografisnya. Keadaan dan Kemampuan Penduduk Masalah yang terkait denggan kemampuan penduduk adalah: a. Jumlah penduduk yang berubah karena fertilitas, mortalitas dan migrasi. b. Komposisi penduduk adalah susunan penduduk menurut umur, dan jenis kelamin. c. Persebaran penduduk yang berpengaruh terhadap penyediaan tenaga kerja untuk mengelola kekayaan alam, dan berpengaruh terhadap personal yang mampu mengelola Hankam. Oleh karena itu perlu penyebaran penduduk merata, agar dapat menyelenggarakan kesejateraan dan keamanan Keadaan dan Kekayaan Alam Sifat kekayaan alam di bumi didistribusikan tidak merata, tidak teratur sehingga ada negara kaya sumber daya alam, dan miskin sumber daya alam. Hal demikian menyebabkan ketergantungan antar negara yang dapat menimbulkan problem hubungan internasional yang kompleks. Apabila kebutuhan suatu negara tidak terpenuihi, maka negara tersebut dengan berbagai cara akan berusaha memenuhinya, sehingga dapat menimbulkan masalah ekonomi, politik, sosial, budaya dan Hankam. Aspek Ideologi Faktor yang mempengaruhi ketahanan ideologi adalah nilai dan sistem nilai. Ideologi yang baik harus mampu menampung aspirasi masyarakat baik secara individu dan makhluk sosial. Agar dapat mencapai ketahanan nasional di bidang ideologi diperlukan penghayatan dan pengamalan ideologi secara sungguh-sungguh. Aspek politik Aspek hankam Aspek sosial budaya Aspek ekonomi
Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
tentang aspek di atas dan hubunganya dengan tannas Dalam mewujudkan ketahanan nasional diperlukan kesadaran setiap warga Indonesia yaitu: 1) Memiliki semangat perjuangan non fisik berupa keuletan dan ketangguhan yang tidak mengenal menyerah yang mengandung kemampuan mengembangkan kekuatan nasional dalam rangka menghadapi segala ATHG baik yang datang dari luar dan dalam untuk menjamin identitas, integritas, kelangsungagn hidup bangsa dan negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional. 2) Sadar dan peduli terhadap pengaruh yang timbul pada aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan Hankam, sehingga setiap WNI baik individu maupun kelompok dapat mengeliminir pengaruh tersebut. Oleh karena bangsa Indonesia cinta damai tetapi lebih cinta kemerdekaan. Hal tersebut tercermin dalam kesadaran bela negara dan cinta tanah air. UUD NRI Tahun 1945 Pasal 27 Ayat 3 mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan Negara”. Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Pertahanan Negara, upaya bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Bukan hanya sebagai kewajiban dasar manusia, tetapi juga merupakan kehormatan warga negara sebagai wujud pengabdian dan kerelaan berkorban kepada bangsa dan negara. Bela Negara yang dilakukan oleh warga negara merupakan hak dan kewajiban membela serta mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Pembelaan yang diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya pertahanan negara merupakan tanggung jawab dan kehormatan setiap warga negara. Oleh karena itu, warga negara mempunyai kewajiban untuk ikut serta dalam pembelaan negara, kecuali ditentukan lain dengan undangundang. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan Nasional. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara RI, diubah oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1988. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 Ayat (1) dan (2) menyatakan “bahwa tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara yang dilaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan kepolisian sebagai komponen utama, dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”. Ada pula pada Pasal 27 Ayat (3): “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaaan negara”. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara, Ayat 1: “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam Penyelenggaraan Pertahanan Negara”; Ayat 2: “Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara dimaksud Ayat 1 diselenggarakan melalui kegiatan-kegiatan sebagai berikut. 1) Pendidikan Kewarganegaraan, 2) Pelatihan dasar kemiliteran, 3) Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib, dan 4) Pengabdian sesuai dengan profesi. Ancaman dan gangguan pertahanan Indonesia di era global ini menurut Departemen Pertahanan (2003) diperkirakan berbentuk: 1) Terorisme internasional yang memiliki jaringan lintas negara dan timbul di dalam negeri. 2) Gerakan separatis yang berusaha memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia terutama gerakan separatisme bersenjata yang mengancam kedaulatan dan keutuhan wilayah Indonesia. 3) Aksi radikalisme yang berlatar belakang primordial etnis, ras, dan agama serta ideologi di luar Pancasila, baik berdiri sendiri maupun memiliki keterkaitan dengan kekuatan- kekuatan di luar negeri. 4) Konflik komunal, kendatipun bersumber pada masalah sosial ekonomi, namun dapat berkembang menjadi konflik antarsuku, agama, maupun ras/ keturunan dalam skala yang luas. 5) Kejahatan lintas negara, seperti penyelundupan barang, senjata, amunisi dan bahan peledak, penyelundupan manusia, narkoba, pencucian uang, dan bentuk-bentuk kejahatan terorganisir lainnya. 6) Kegiatan imigrasi gelap yang menjadikan Indonesia sebagai tujuan maupun batu loncatan ke negara lain. 7) Gangguan keamanan laut seperti pembajakan dan perampokan, penangkapan ikan ilegal, pencemaran, dan perusakan ekosistem. 8) Gangguan keamanan udara seperti pembajakan udara, pelanggaran wilayah udara, dan terorisme melalui sarana transportasi udara. 9) Perusakan lingkungan seperti pembakaran hutan, perambahan hutan ilegal, pembuangan limbah bahan beracun dan berbahaya. 10) Bencana alam dan dampaknya terhadap keselamatan bangsa. Bergabunglah dengan kelompokmu. Satu kelompok terdiri atas 4 - 6 orang mahasiswa. 1. Carilah berita yang berkaitan dengan bela negara sedikitnya 5 berita. 2. Sedapat mungkin beritanya itu tidak hanya dari unsur tentara dan polisi saja, namun juga dari pelajar, PNS, pedagang, anggota legislatif, atau dari anggota partai politik! 3. Diskusikan berita yang membahas masalah bela negara tersebut! 4. Presentasikan kesimpulan hasil diskusi kelompok di depan kelas untuk ditanggapi kelompok lain serta diberi nilai oleh dosen pengajar!