NPM : 2306265700 Jurusan : Teknik Kimia Kelas : MPKT-08 Pengajar : Sakti Nugroho, S.S., M.Pd.
Jati Diriku sebagai WNI yang Setia Pada Pancasila: Bangsa Indonesia
1.1 Pengertian Bangsa dan Suku Bangsa
Pengertian bangsa ini tidak jauh berbeda dengan yang dikemukakan oleh Haviland, yaitu suatu komunitas orang-orang yang memandang dirinya sebagai "kesatuan manusia" yang didasari oleh nenek moyang, sejarah, masyarakat, institusi, ideologi, bahasa, wilayah, dan sering kali kepercayaan yang sama (Haviland, 2000:664). Sebagai suatu bangsa, Indonesia mempunyai ciri atau corak yang khas. Ciri khas itu muncul karena latar belakang sejarah pembentukannya yang berbeda dengan bangsa lain. Salah satu ciri khas bangsa Indonesia yang menonjol adalah bahwa bangsa Indonesia dibentuk oleh kesatuan dari berbagai suku bangsa sehingga disebut bangsa yang majemuk. Menurut Suparlan, suku bangsa merupakan kategori atau golongan sosial yang askriptif, yaitu keanggotaannya diperoleh bersama dengan kelahiran yang mengacu pada asal orang tua yang melahirkan serta asal daerah tempat seseorang dilahirkan. Interaksi antarsuku bangsa perlu dilakukan dengan tetap mengedepankan jati diri ke- Indonesia-an. Dalam tulisannya mengenai heterogenitas politik suku bangsa di Indonesia, William Liddle (1970:4-5) mengidentifikasikan ada dua jenis penghalang dalam integrasi nasional, ialah (1) yang berakar pada dimensi pembelahan horizontal, yaitu perbedaan suku bangsa, ras, agama dan geografis; dan (2) pada tingkat vertikal berupa perbedaan latar belakang pendidikan elite kota yang berpendidikan dan massa pedesaan yang berpandangan tradisional. Senada dengan itu, Furnivall (1948) juga mengatakan bahwa pada dasarnya masyarakat majemuk diasumsikan terdiri dari kelompok-kelompok yang berbeda sosial-budaya, tetapi mereka dipersatukan oleh sistem perekonomian simbiosis yang saling tergantung. Sekalipun di kalangan mereka terdapat perbedaan sosial-budaya: antara lain tercermin dalam bahasa, nilai-nilai, agama, dan adat- istiadat; biasanya kebersamaan mereka dalam suatu sistem politik. 1.3 Faktor - Faktor Pemersatu Bangsa 1.3.1 Latar Belakang Sejarah Bangsa Indonesia Terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia telah melalui suatu proses sejarah yang panjang. Sebagaimana telah dikemukakan, Indonesia merupakan kumpulan suku bangsa dalam satu kesatuan, yaitu bangsa Indonesia, yang mempunyai bahasa kesatuan, yaitu bahasa Indonesia, dan satu negara, yaitu negara Republik Indonesia. Kata bangsa di sini ialah bangsa dalam artian politis (kenegaraan), yaitu sebagai pendukung dari negara. Perjalanan panjang sejarah bangsa Indonesia secara garis besar diawali dengan timbulnya kesadaran rakyat untuk menjadi bangsa. Bangsa Indonesia yang terbentuk itu berusaha dengan kuat berjuang membentuk Negara Indonesia merdeka. Setelah merdeka, seluruh rakyat Indonesia berjuang untuk mengisi kemerdekaannya dengan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan rakyatnya (Simbolon, 1995: xviii-xix). Persebaran penduduk melalui proses rumit dan perjalanan panjang melalui berbagai wilayah di dunia tersebut merupakan awal terbentuknya penduduk Indonesia. Penduduk Indonesia atau masyarakat Nusantara pada waktu itu diperintah oleh raja-raja. Ciri pokoknya adalah pembauran manusia dari berbagai ras dan daerah asal sebagai ciri “bhinneka tunggal ika”. Bangsa Indonesia mencapai puncak sejarah perjuangannya ketika berhasil merdeka dan berdaulat melalui Proklamasi Kemerdekaan yang dibacakan pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945. 1.3.2 Pancasila dan UUD 1945 Persatuan suku-suku bangsa menjadi bangsa Indonesia memiliki ideologi sebagai landasan berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila dan UUD 1945. Hubungan UUD 1945 dengan Pancasila adalah hubungan yang erat dan tidak dapat dipisahkan. Pancasila merupakan dasar negara dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 merupakan penjabaran dari nilai-nilai Pancasila dalam bentuk pokok-pokok pikiran yang menjadi dasar penyelenggaraan negara. Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 memiliki hubungan sejarah, hukum, filsafat, dan nilai yang saling mendukung dan melengkapi. 1.3.3 Simbol/Lambang Persatuan Bangsa UU Nomor 24 Tahun 2009 menyebutkan bahwa bendera, bahasa, lambang negara, dan lagu kebangsaan Indonesia merupakan sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol kedaulatan dan kehormatan negara. Lambang-lambang tersebut merupakan manifestasi kebudayaan bangsa Indonesia yang berakar pada sejarah perjuangan bangsa, kesatuan dalam keragaman budaya, dan kesamaan dalam mewujudkan cita-cita bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 1.3.4 Kebudayaan Nasional Pluralitas bangsa Indonesia bukan hanya terletak pada keanekaan suku bangsanya, melainkan juga keragaman agama, pelapisan sosial, dan kelompok yang melahirkan kebudayaan yang beragam pula. Dalam kebudayaan yang beragam itu dapat muncul loyalitas terhadap suku bangsa atau kelompok yang dalam skala tertentu dapat menimbulkan primordalisme, entnosentrisme, dan sikap stereotip etnik terhadap suku bangsa atau kelompok lainnya. Oleh karena itu, untuk menjaga keutuhan persatuan bangsa dalam Negara Republik Indonesia, kebudayaan nasional mempunyai arti penting sebagai perekat rasa persatuan. Secara teoretis, suatu kebudayaan nasional mempunyai dua fungsi yaitu memperkuat rasa identitas nasional dan memperluas rasa solidaritas nasional warga. Kebudayaan Nasional lndonesia secara hakiki terdiri dari semua budaya yangterdapat dalam wilayah Republik Indonesia. Tanpa budaya-budaya itu tak ada Kebudayaan Nasional. Itu tidak berarti Kebudayaan Nasional sekadar penjumlahan semua budaya lokal di seantero Nusantara. Kebudayan Nasional merupakan realitas, karena kesatuan nasional merupakan realitas. (Suseno;1992). Konsep kebudayaan Indonesia disini mengacu kepada nilai- nilai yang dipahami, dianut, dan dipedomani bersama oleh bangsa Indonesia. Nilai-nilai inilah yang kemudian dianggap sebagai nilai luhur, sebagai acuan pembangunan Indonesia. Nilai-nilai itu antara lain adalah taqwa, imary kebenaran, tertib, setia kawan, harmoni, rukurL disiplin, harga diri, tenggang rasa, ramah tamah, ikhtiar, kompetitif, kebersamaan, dan kreatif. Nilai-nilai itu ada dalam sistem budaya etnik yang ada di Indonesia. Nilai-nilai tersebut dianggap sebagai puncak- puncak kebudayaan daerah, sebagaimana sifatf ciri khas kebudayaan suatu bangsa Indonesia (Melalatoa, 1997 : 102). REFERENSI Fajar, Mukti. (2013). “Rekonsepsi dan Perlindungan Kebudayaan Nasional: Persoalan Yuridiksi NKRI dan Keragaman Peradaban.” Jurnal Kontitusi Vol.11 No.1 Available at: http://repository.umy.ac.id Poerwanto, Hari. (1998). ‘Suku Bangsadan Ekspresi Kesukubangsaan.” Humaniora No.9. Available at: https://media.neliti.com/media/publications/12093-none-af58e54f.pdf