Anda di halaman 1dari 7

Nama : Fadilla Rahma Eka Putri

NIM : 215010101111157
Mata Kuliah : Praktik Peradilan Perdata
Kelas :I
Tugas Prakper Bab 4

1. Bagaimana cara mengajukan alat bukti surat?

Jawab: Alat bukti surat diajukan pada hakim, dapat berbentuk fotocopy, akan tetapi harus di -
machregel dan di legalisir terelbih dahulu. Terkadang pengajuan alat bukti surat tersebut
disertai dengan suatu daftar, berisi apa saya yang diajukan sebagai alat bukti surat di dalam
suatu persidangan.

2. Bagaimana cara mengajukan alat bukti saksi?

Jawab : Pada saat sebelum saksi memberikan keterangan, dirinya harus melakukan sumpah
berdasarkan agama dan kepercayaannya. Kemudian majelis hakim akan menanyakan
berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan sengketa yang sedang berjalan tersebut.
Kemudian apabila pertanyaan dari majelis hakim telah selesai, maka para pihak juga
memiliki kesempatan untuk memberikan pertanyaaan kepada saksi yang dihadirkan. Dalam
hal ini perlu menjadi perhatian bahwa saksi tidak diperkenankan berada diruang persidangan
sebelum dirinya memberikan keterangan dan keterangan-keterangan yang diberikan oleh
saksi akan dicatat oleh panitera pengadilan.

3. Bagaimana cara mengajukan alat bukti pengakuan?

Jawab: Alat bukti pengakuan umumnya diajukan melalui tulisan yang ditulis secara langsung
oleh pihak tergugat dalam jawabannya (konvensi). Sebagai contoh “Bahwa benar tergugat
dan penggugat telah melakukan kerja sama untuk menyewa suatu ruko di…….” dimana hal
tersebut ditulis pada poin jawaban (konvensi) tergugat. Dengan demikian, jika di dalam
jawaban tergugat telah mengakui dalil-dalil yang disampaikan oleh penggugat, maka tergugat
dianggap telah menyampaikan alat bukti pengakuan sehingga dapat dikatakan bahwa alat
bukti pengakuan dapat ditemukan pada inti dari jawaban tergugat.

4. Buatlah jawaban tergugat yang mengandung pengakuan!

JAWABAN TERGUGAT

Dalam perkara Nomor : 15/Pd.t/2024/PN. Mlg.

antara

Iwan Setiawan
lawan
Sugeng Sumo

Malang, 20 Maret 2024

Kepada,

Yth. Ketua Pengadilan Negeri Malang

Dengan hormat,

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Anwar Suseno, S.H.,M.H.

Alamat : Jl. MT Haryono Gg. 8, Dinoyo, Lowokwaru, Malang.

Berdasarkan surat kuasa tanggal 5 maret 2024 (terlampir) bertindak untuk dan atas :

Nama : Sugeng Sumo

Alamat : Jalan Melati Nomor 35, Lowokwaru, Malang.

Dalam hal ini telah memilih tempat kediaman hukum (domisili) di kantor kuasanya
tersebut di atas, bermaksud menandatangani dan memajukan surat jawaban yang disertai
gugat balasan atas gugatan penggugat dalam perkara nomor 15/Pdt/2024/PN.Mlg.

Untuk dan atas nama tergugat dengan ini hendak memajukan dalil-dalil seperti apa
yang akan diuraikan dibawah ini sebagai jawaban dalam konvensi dan gugatan dalam
rekonvensi.

DALAM POKOK PERKARA :

1. Bahwa tergugat menyangkal dalil-dalil yang dikemukakan penggugat kecuali apa


yang telah diakui secara tegas;
2. Bahwa memang benar tergugat pada tanggal 1 Januari 2023 telah meminjam berupa
produk Dr. Dep dengan nilai Rp 150.000.000 ;
3. Bahwa hutang tergugat pada tanggal 15 Desember 2023 telah dibayar lunas
seluruhnya sebesar Rp 150.000.000 dengan bukti kwitansi yang ditandatangani oleh
Kepala Cabang PT Indofarma Sari Ratu, Bapak Jhon Kartolo selaku bagian dari
penggugat, tetapi pihak penggugat belum menyerahkan jaminan berupa mobil toyota
vios N 212 GN beserta surat tanda kendaraan atas nama tergugat;
4. Bahwa dengan melakukan pembayaran uang pinjaman dengan mengangsur selama 10
(sepuluh) bulan, untuk tiap bulannya dibayar sebesar Rp 15.000.000 (lima belas juta
rupiah) kepada penggugat, terbukti bahwa hutang tergugat kepada penggugat telah
dilunasi sebelum jatuh tempo, yaitu tanggal 1 januari 2024.

DALAM REKONVENSI :

1. Bahwa dalil-dalil yang telah digunakan dalam Konvensi dianggap digunakan kembali
dalam rekonvensi;
2. Bahwa dengan melakukan pembayaran hutang selama 10 (sepuluh) bulan, menurut
hukum hutang penggugat kepada tergugat telah lunas.;
3. Bahwa tetapi dengan alasan yang tidak jelas dan tidak dapat diketahui pasti penggugat
masih tetap tidak mau mengembalikan mobil Toyota Vios N 212 GN dengan Surat
Tanda Kendaraan Bermotor;
4. Bahwa penggugat telah menguasai dan memiliki barang jaminan secara melawan
hukum hal mana sangat merugikan bagi pihak tergugat;
5. Bahwa atas perbuatan melawan hukum tergugat, wajar terhadapnya apabila
terhadapnya dihukum untuk mengembalikan barang jaminan milik tergugat.

Mala berdasarkan segala apa yang diuraikan diatas, tergugat mohon dengan hormat sudilah
kiranya ketua pengadilan negeri malang berkenan memutuskan :

I. DALAM KONVENSI :

Dalam pokok perkara :

1. Menolak gugatan penggugat seluruhnya atau setidak-tidaknya dapat diterima;


2. Menghukum penggugat untuk membayar biaya perkara.

II. DALAM REKONVENSI

PRIMAIR

A. Dalam Tindakan Pendahuluan

Meletakkan sita eksekusi jaminan terhadap mobil toyota vios nomor polisi N 212 GN
dengan Surat Tanda Kendaraan Bermotor atas nama tergugat, tertanggal 1 Januari
2012 milik tergugat yang dikuasai oleh penggugat.

B. Dalam Pokok Perkara


1. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan tersebut diatas;

2. Menyatakan penggugat telah melakukan perbuatan melawan hukum sesuai


perjanjian hutang piutang tertanggal 1 Januari 2023 jo. Pasal 1365 BW;

3. Menghukum penggugat untuk membayar biaya ganti rugi kepada Penggugat


sebesar Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dengan sekaligus dan seketika;

4. Menghukum penggugat untuk membayar biaya perkara;

5. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan terlebih dahulu.

SUBSIDARI

Dalam peradilan yang baik, mohon keadilan yang seadil-adilnya (ex acquo et bono)

Hormat Kami,

Kuasa Hukum Tergugat

Anwar Suseno, S.H., M.H.

5. Bagaimana pengajuan alat bukti persangkaan dan sumpah?

Jawab: Alat bukti persangkaan merupakan sistem pembuktian yang dianut dalam Pasal 183
KUHAP.Kebenaran yang dicari dan diwujudkan, selain berdasarkan alat bukti yang sah dan
mencapai batas minimal pembuktian, kebenaran tersebut harus diyakini oleh hakim. Prinsip
inilah yang disebut beyond reasonable doubt. Kebenaran yang diwujudkan harus benar-benar
berdasarkan bukti-bukti yang tidak meragukan, sehingga kebenaran itu dianggap bernilai sebagai
kebenaran hakiki. Berdasarkan faktor ini pula persangkaan dihapuskan di dalam Hukum Acara
Pidana. Tidak demikian dalam proses peradilan perdata, kebenaran yang dicari dan diwujudkan
cukup kebenaran formil (formeel waarheid). Dari diri dan sanubari hakim tidak dituntut
keyakinan. Para pihak yang berperkara dapat mengajukan pembuktian berdasarkan kebohongan
dan kepalsuan, namun fakta yang demikian secara teoritis harus diterima oleh hakim untuk
melindungi atau mempertahankan hak perorangan atau hak perdata pihak yang bersangkutan.
Dengan kesimpulan, bahwa dengan demikian penggugat dan tergugat telah melepaskan hak
perdatanya.
Berdasarkan undang0undang, sumpah ada dua macam, yakni sumpah yang diperintahkan oleh
hakim dan sumpah yang dimohonkan pihak lawan. Sumpah yang dimohonkan oleh pihak
lawan diatur dalam pasal 1930-1939 KUHPerdata dan sumpah yang diperintahkan oleh hakim
diatur dalam pasal 1940-1943 KUHPerdata. Sumpah dapat dijadikan sebagai alat bukti apabila
para pihak tidak dapat mengajukan alat bukti dalam arti alat bukti lain kecuali sumpah (pasal
182 ayat (1) Rbg). Batas minimal sumpah sebagai alat bukti cukup satu kali bersumpah
dengan nilai pembuktiannya sempurna, mengikat dan menentukan, kecuali pihak lawan dapat
membuktikan bahwa sumpah tersebut palsu/bohong. Ada dua macam alat bukti sumpah,
yaitu:Sumpah suppletoir, yaitu sumpah yang diperintahkan hakim.Sumpah deccisoir, yaitu
sumpah yang dibebankan oleh salah satu pihak kepada lawannya. Sumpah deccisoir,
mempunyai prosedur khusus, yaitu dilaksanakan di tempat peribadatan, misalnya di Masjid,
Gereja atau Klenteng, dll.

6. Bagaimana cara pemeriksaan saksi ahli, samakah dengan pemeriksaan saksi


biasa?

Dalam sebuah sidang khususnya perkara perdata, seorang saksi ahli memberikan
keterangan sebagai pihak ketiga yang bersifat objektif dan bertujuan untuk membantu
hakim dalam melakukan pemeriksaan guna menambah pengetahuan hakim sendiri.
Dalam hal ini, tentunya pemeriksaan saksi ahli dengan saksi biasa memiliki perbedaan
dimana seorang ahli diperiksa untuk memberikan keterangan atau pendapat
berdasarkan pengetahuan, kebijaksanaan, keahlian berdasarkan bidang keilmuannya

Anda mungkin juga menyukai