Anda di halaman 1dari 10

LEMBAR KERJA MAHASISWA 4 (Tutorial Skenario 4)

UNIVERSITAS JEMBER KODE


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI DOKUMEN
PRODI KEDOKTERAN GIGI
FORM PP-05
LEMBAR KERJA MAHASISWA
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Dr. Drg. Suhartini, M. Biotech
Pokok Bahasan : Manusia sebagai makhluk budaya
Model Pembelajaran : Case Method

IDENTITAS MAHASISWA
Nama/NIM/Kelas Vanesha Santoso/221610101096/Tutorial 9
Nama Anggota Aisha Nailah Rahma (221610101087)
kelompok Angela Fabiola Dabitabelva (221610101088)
Jessica Merrie (221610101089)
Zahra Khalida Hariyadi (221610101090)
Shafa Sabrina Auliannisa (221610101091)
Zahid Hafizh Wahidin (221610101092)
Putri Alisah (221610101093)
Mufida Nugraheni (221610101094)
M. Agassi Dwi Putra (221610101095)
Vanesha Santoso (221610101096)
Radila Rahmasari (221610101097)
Geraldine Dwinugrahanti Yoanita (221610101098)
Pertemuan Ke 15
Hari/Tanggal Rabu/14 September 2022

BAHAN DISKUSI
Bacalah dengan seksama kasus pada skenario 1. Diskusikan dengan metode seven jumps,
untuk menganalisis dan memecahkan berbagai masalah pada kasus skenario 1. Tutorial
pertemuan I melaksanakan step 1-5 untuk mendapatkan tujuan pembelajaran, dilanjutkan step
6 (belajar mandiri) dan tutorial pertemuan II melaksanakan step 7 untuk membahas tujuan
pembelajaran. Gunakanlah literatur yang telah tertulis pada modul, atau mencari di media lain
yang bisa dipertanggung jawabkan. Buat laporan sesuai format dan persiapkan PPT untuk
melakukan presentasi pada saat pleno.

Skenario 4
MANUSIA SEBAGAI MAKHUK BUDAYA
Manusia sebagai makhluk budaya akan selalu mampu beradaptasi dengan situasi dan
lingkungan yang baru. Dengan akal budinya manusia mampu berkreasi dan berinovasi untuk
kelangsungan kehidupan sesuai tatanan nilai dan norma yang berkembang di masyarakat. Di
masa pandemi Covid 19 manusia dituntut mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
budaya baru sesuai protokol kesehatan yaitu selalu memakai masker, menjaga jarak di tempat
umum, menghindari kerumunan orang, dan selalu mencuci tangan. Demikian juga mahasiswa
baru Fakultas Kedokteran Gigi Universiatas Jember yang bersal dari berbagai daerah dengan
latar belakang budaya beraneka ragam mampu menyesuaikan diri dan berdaptasi mengikuti
kegiatan kuliah dengan pembelajaran daring. Mahasiswa sekarang berada dalam lingkungan
dan situasi baru yang hampir semua kegiatan pendidikan ditempuh dengan virtual. Fenomena
yang berkembang di tengah pandemi sekarang dengan perkembangan aturan baru harus ditaati
manusia. Fenomena tersebut menunjukkan terwujudnya suatu kebudayaan adalah sebagai hasil
interaksi manusia dengan segala isi alam raya ini. Dengan kata lain kebudayaan ada karena
manusia penciptanya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya.

Identifikasikanlah masalah-masalah yang ada dalam kasus di atas, penyebab dan dampaknya
bagi pihak-pihak yang terlibat. Diskusikan pula bagaimana mengatasi masalah semacam itu !

HASIL DISKUSI
Step 7. Reporting
1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar manusia sebagai makhluk
Tuhan
 Geraldine: Kata manusia berasal dari kata manu dari Bahasa Sansekerta
atau mens dari Bahasa Latin yang berarti berpikir, berakal budi.
Notonegoro mensifatkan manusia sebagai makhluk monopluralistik,
mkasudnya manusia tersusun atas jiwa dan raga, bersifat perorangan
dan sosial, serta berkedudukan kodrat berdiri sendiri dan pada saat yang
sama ia adalah makhluk Tuhan.
Menurut Shofiyatul, manusia sebagai makhluk Tuhan artinya
manusia sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial, susila, dan
religius. Sifat manusia sebagai makhluk pribadi, sosial, susila, dan
religi harus dikembangkan secara seimbang. Esensi manusia sebagai
makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran manusia tentang
status dan posisi dirinya dalam kehidupan bersama, serta
bagaimana tanggung jawab dan kewajibannya di dalam
kebersamaan. Kehidupan manusia yang tidak dapat lepas dari orang
lain, membuat orang harus memiliki aturan-aturan norma. Hal ini
termasuk kepada manusia sebagai makhluk susila.
Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang paling
sempurna dibandingkan dengan makhluk lain. Melalui
kesempurnaannya itu manusia bisa berpikir, bertindak, berusaha,
dan bisa menentukan mana yang benar dan baik. Dari akalnya,
manusia meyakini bahwa dia memiliki keterbatasan dan kekurangan.
Manusia menjadi yakin ada kekuatan lain, yaitu Tuhan yang
menciptakan mereka dan seisi semesta alam. Oleh sebab itu, sudah
menjadi hakikatnya manusia jika manusia mempercayai adanya Sang
Maha. Dalam kehidupannya, manusia tidak bisa meninggalkan unsur
Ketuhanan. Manusia selalu ingin mencari sesuatu yang sempurna.
Dan sesuatu yang sempurna tersebut adalah Tuhan.

 Agassi: Sebagai Makhluk Tuhan, manusia harus mempercayai


keberadaan Tuhan. Ada berbagai jalan untuk mempercayai keberadaan
tuhan dengan keyakinan yang dianut, Karena itulah manusia harus
mengerjakan apa yang diperintahkan Tuhan sesuai dengan agama yang
dianut.

 Zahra: Sesuai dengan Pancasila sila pertama, yaitu Ketuhanan Yang


Maha Esa. Manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa adalah
manusia yang beriman meyakini Tuhan serta menjalankan ibadah sesuai
dengan keyakinan yang dianutnya.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar manusia sebagai makhluk


budaya
 Radila: Budaya merupakan bentuk majemuk dari kata budi-daya yang
berarti cipta karsa dan rasa budaya berasal dari Bahasa sansekerta.
Budhayah yang berarti budi dan akal budaya dalam bahasa belanda
yaitu “culturur” dalam bahasa inggris “culture” sedangkan dalam
bahasa latin dari kata "colera” colera berarti mengolah, mengerjakan,
menyuburkan serta mengembangkan tanah (bertani). Dengan demikian
pengertian budaya adalah segala aktifitas manusia untuk mengolah dan
mengubah alam. Setiap manusia dianugerahi akal, kepekaan (sense)
untuk membedakan (sense of discrimination), dan keinginan untuk
hidup. Alat untuk memenuhi kebutuhan tersebut bersumber dari alam.
Oleh karena itu dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia
membutuhkan akal dan kepekaan untuk mengolah alam sebagai usaha
untuk bertahan hidup sehingga dari kebiasaan mengolah tersebut
menghasilkan budaya.

 Aisha: Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan adalah keseluruhan


sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam kehidupan
masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Kebudayaan tidak diwariskan secara biologis, melainkan diperoleh
dengan cara belajar. Kebudayaan juga diperoleh manusia sebagai
anggota masyarakat. Hampir semua tindakan manusia adalah
kebudayaan.
Koentjaraningrat dalam Warsito, kebudayaan dibedakan menjadi
tiga yaitu:
1. Wujud kebudayaan sebagai ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-
norma, dan sebagainya.
2. Wujud kebudayaan sebagai aktivitas serta tindakan berpola dalam
masyarakat.
3. Wujud kebudayaan berupa benda-benda hasil karya manusia.
Dalam ilmu sosiologi, manusia dan kebudayaan dinilai sebagai
dwi tunggal yaitu walaupun keduanya berbeda tetapi merupakan
kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan setelah kebudayaan
tercipta. Kebudayaan mengatur dan memberi arah kepada tindakan dan
karya manusia. Pikiran, ide-ide, tindakan, dan karya manusia
menghasilkan kebudayaan fisik. Hal tersebut membentuk lingkungan
hidup semakin lama menjauhkan manusia dari lingkungan alamiahnya
sehingga berpengaruh pada pola-pola perbuatan dan cara berpikir.

 Zahra: Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, budaya


adalah hasil cipta, rasa, karya, dan karsa manusia. Dari pengertian
tersebut bisa disimpulkan bahwa Manusia sebagai makhluk yang
berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan
akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang
membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar
dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan
kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang
gelar manusia berbudaya.
Dengan akal budinya manusia mampu mencipta, berkarsa dan
berasa., Mampu mencipta benda-benda baru untuk memenuhi hajat
hidupnya; Baik yang bersifat jasmani Maupun rohani dan juga Muncul
tuntutan hidup yang lebih daripada makhluk lain.

3. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dasar tentang nilai, norma, etika,


dan estetika
 Putri: Konsep dasar etika
Etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos yang berarti adat
kebiasaan atau akhlak yang baik. Secara etimologis etika merupakan
ajaran tentang baik-buruk, sikap, perbuatan, kewajiban, dan sebagainya.
Fungsi Etika Di era modernisasi dengan segala kecanggihan
yang membawa perubahan dan pengaruh terhadap nilai-nilai moral,
adanya berbagai pandangan ideologi yang menawarkan untuk menjadi
penuntun hidup tentang bagaimana harus hidup dan tentunya kita hidup
dalam masyarakat yang semakin pluralistik, juga dalam bidang moral
sehingga bingung harus mengikuti moralitas yang mana, untuk itu
sampailah pada suatu fungsi utama etika, sebagaimana disebutkan
Magnis Suseno (1991 : 15), yaitu untuk membantu kita mencari
orientasi secara kritis dalam berhadapan dengan moralitas yang
membingungkan.
Ada dua macam etika yang harus kita pahami bersama dengan
menentukan baik dan buruknya perilaku manusia:
1. Etika Deskriptif Mendiskripsikan tingkah laku moral dalam arti
luas, seperti adat kebiasaan, anggapan tentang baik dan buruk,
tindakan – tindakan yang diperbolehkan. Objek penelitiannya
adalah individu – individu, kebudayaan – kebudayaan.
2. Etika Normatif Dalam hal ini, sesorang dapat dikatakan sebagai
participation approach karena yang bersangkutan telah melibatkan
diri dengan mengemukakkan penilaian tentang perilaku manusia. Ia
tidak netral karena berhak untuk mengatakan atau menolak suatu
etika tertentu.

 Fida: Pengertian keindahan/keindahan yang seluas-luasnya meliputi;


keindahan seni, keindahan alam, keindahan moral, keindahan
intelektual. Keindahan dalam arti estetika murni, menyangkut
pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan segala
sesuatu yang dicerapnya. Sedang keindahan dalam arti terbatas, lebih
disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dicerap
dengan penglihatan, yakni berupa keindahan dari bentuk dan warna
secara kasat mata.
Kata estetika sendiri berakar dari bahasa latin “aestheticus” atau
bahasa Yunani “aestheticos” yang merupakan kata yang bersumber dari
istilah “aishte” yang memiliki makna merasa. Estetika dapat
didefinisikan sebagai susunan bagian dari sesuatu yang mengandung
pola, dimana pola tersebut mempersatukan bagian-bagian yang
membentuknya dan mengandung keselarasan dari unsur-unsurnya,
sehingga menimbulkan keindahan. Dari hal tersebut dapat diartikan
bahwa esetetika menyangkut hal perasaan seseorang, dan perasaan ini
dikhususkan akan perasaan yang indah.

 Shafa: Pengertian nilai menurut Bambang Daroeso (1986:20) adalah


suatu kualitas atau penghargaan terhadap sesuatu, yang dapat menjadi
dasar penentu tingkah laku seseorang.
Nilai adalah suatu persoalan yang senantiasa melandasi
perbuatan dan merupakan orientasi segenap kegiatan hidup. Manusia
bertindak/berbuat pasti didasari oleh keinginan. Ketika keinginan
tersebut tercapai akan menimbulkan kepuasan dalam diri manusia.
Sesuatu yang dapat menimbulkan kepuasan itu sudah pasti bukanlah
sesuatu yang biasa, melainkan sesuatu yang memiliki kelebihan dan
daya tarik, yang bisa kita sebut sebagai sesuatu yang mengandung nilai.
Dari penjabaran ini dapat kita simpulkan bahwa perbuatan manusia itu
didorong oleh nilai-nilai.

Pengertian norma:
Norma adalah petunjuk tingkah laku yang harus dilakukan dan
tidak boleh dilakukan dalam hidup sehari-hari, berdasarkan suatu alasan
(motivasi) tertentu dengan disertai sanksi. Sanksi adalah ancaman/akibat
yang akan diterima apabila norma tidak dilakukan (Widjaja, 1985: 168).
Norma adalah peraturan/kaidah/tuntunan mengenai perilaku
manusia dalam bermasyarakat. Norma merupakan perwujudan aktif
nilai. Jenis-jenis norma diantaranya adalah:
1. Norma Agama
Peraturan hidup yang diterima sebagai perintah, larangan-larangan,
dan ajaran-ajaran yang berasal dari Tuhan.
2. Norma kesusilaan
Peraturan perilaku hidup yang berasal dari hati nurani.
3. Norma kesopanan
Peraturan yang berasal dari pergaulan segolongan manusia.
4. Norma hukum
Peraturan hidup yang dibuat oleh penguasa negara. Bersifat
memaksa dan mempunyai sanksi yang tegas.

4. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep manusia sebagai pencipta dan


pengguna kebudayaan
 Angel: Manusia sebagai pencipta kebudayaan, Pembentukan
kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang
meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka
manusia harus mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya
sehingga manusia melakukan berbagai cara. Hal yang dilakukan oleh
manusia inilah kebudayaan. Selain itu, manusia sebagai pelaku
kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan
manusia dari sisi lain hubungan antara manusia dan kebudayaan ini
dapat dipandang setara dengan hubungan antara manusia dan
masyarakat dinyatakan sebagai dialektis. Proses dialektis tercipta
melalui tiga tahap yaitu:

Eksternalisasi : Proses dimana manusia mengekspresikan dirinya.


Obyektivitas : Proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif.
Internalisasi : Proses dimana masyarakat kembali dipelajari manusia.

 Fida: Dikemukakan oleh Tylor (1971) dalam bukunya Primitive culture:


kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan lain
kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan
oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Budaya tercipta dari hasil dari interaksi antara manusia dengan
segala isi yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh Tuhan
dengan di bekali akal dan pikiran sehingga mampu untuk berkarya dan
secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini. Di samping itu,
manusia juga memiliki akal, pikiran, intelegensi, intuisi, perasaan,
emosi, kemauan, dan perilaku. Dengan semua kemampuan yang
dimiliki oleh manusia maka manusia bisa menciptakan kebudayaan.
Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan. Kebudayaan
adalah produk manusia namun manusia itu sendiri adalah produk
kebudayaan dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang
menciptakannya dan manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang
diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup jika ada manusia sebagai
pendukungnya. Jadi, pada dasarnya, manusia menciptakan kebudayaan
adalah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena itulah manusia
disebut sebagai pencipta dan pengguna kebudayaan.

 Jessica: Budaya memengaruhi banyak aspek kehidupan, di antaranya


agama, adat istiadat, politik, bahasa, pakaian, bangunan, hingga karya
seni.
Menurut jurnal manusia dan kebudayaan oleh Rowland Bismark,
sebagai makhluk hidup dengan akal sehat dan kebutuhan yang tidak
pernah habis, manusia selalu berpikir dan mengembangkan cara untuk
memenuhi kebutuhannya. Dengan tujuan memenuhi kebutuhan hidup
inilah akhirnya manusia melahirkan berbagai cipta dan karya yg
kemudian kita kenal sebagai kebudayaan. Salah satu contohnya adalah
penciptaan teknologi yang bertujuan mempermudah pekerjaan manusia.

5. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep hubungan manusia dengan


budaya yang saling memengaruhi
 Zahid: Akal budi merupakan kelebihan yang dimiliki oleh manusia.
Akal juga adalah kemampuan dari manusia untuk berpikir sebagai
kodrat. Budi artinya akal juga atau sebagian darikata hati manusia yang
berupa panduan akal sertaperasaan yang digunakan untuk membedakan
antara baik dengan buruk. Dengan akal dan budi inilah manusia mampu
menciptakan bebagai hal antara lain:
a. Menciptakan
b. Kreasi
c. Memperlakukan
d. Memperbarui
e. Memperbaiki
f. Mengembangkan.
g. Meningkatkan sesuatu

Sedangkan jika ditinjau dari sudut antropologi manusia


dibedakan menjadi dua jenis:
a. Manusia sebagai makhluk biologi
b. Manusia sebagai makhluk sosio-budaya

Manusia sebagai makhluk biologi, bahwa manusia dapat


dipelajari dari sisi ilmu biologi dan anatomi. Sedangkan manusia
sebagai makhluk sosio-budaya yaitu manusia dipelajari dalam sudut
pandangantropologi budaya. Antropologi budaya sendiri menyelidiki
mengenai seluruh cara hidup manusia, bagaimana manusia
menggunakan akal budi dan struktur fisiknya untuk mengubah
lingkungannyaberdasarkan pengalaman. Juga memahami serta
menuliskan kebudayaan yang terdapat dalammasyarakat manusia.
Pada akhirnya terdapat suatu konsepsi tentang kebudayaan
manusia yang menganalisis masalah-masalah hidup sosial-kebudayaan
manusia. Konsepsi tersebut ternyata memberikan gambaran
bahwahanya manusialah yang mampu berkebudayaan. Sedangkan pada
hewan tidak memiliki kemampuantersebut. Mengapa hanya manusia
yang memiliki kebudayaan? Kenapa hanya manusia yangberkebudayaan
sedangkan hewan tidak berkebudayaan? Padahal dilihat dari segi
jasmaniah tidak adaperbedaan yang prinsipal antara hewan dan
manusia.
Apabila diteliti dengan sungguh-sungguh perbedaan akan
tampak pada hakikat manusia, yaitu sesuatuyang tidak dimiki oleh
hewan manapun tetapi hanya ada pada manusia. Sesuatu yang
membedakansecara mutlak atara keduanya. Ialah jiwa, manusia
mempunya jiwa sedangkan hewan tidak memilikinya.
Manusia yang mempunyai jiwa, mempunyai pula kebudayaan.
Hewan yang tidak mempunyai jiwa tidakpula akan mempunyai
kebudayaan. Kesimpulannya: jiwa yang sesungguhnya memyebabkan
adanyakebudayaan. Yang membedakan manusia dan hewan secara
abstrak adalah jiwa yang merupakansumber dan ciptaan kebudayaan.
Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat
dipandang setara dengan hubunganantara manusia dengan masyarakat
dinyatakan sebagai dialegtis, maksudnya adalah saling terkait
satudengan yang lainnya. Proses dialegtis ini tercipta melalui tiga tahap,
yaitu:
1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya
dengan membangun dunianya.
2. Obyektivasi, yaitu proses dimana manusia menjadi realitas obyektif,
yaitu suatu kenyataan yangterpisah dari manusia dan berhadapan
dengan manusia.
3. Internalisasi, yaitu proses dimana manusia sergap kembali oleh
manusia. Maksudnya bahwa manusiamempelajari kembali
masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan baik, sehingga
manusiamenjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak


bisa dipisahkan dalam kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan
yang paling sempurna menciptakan kebudayaan mereka sendiri
danmelestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari
kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur
oleh Yang Maha Kuasa.
Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan danmeliputi sistem ide atau gagasan
yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupansehari-
hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat
kita nikmati dengan pancaindera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan
salah satu bentuk kebudayaan yang dapat kita rasakan.
Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan
yang sangat erat, dan hampir semuatindakan dari seorang manusia itu
adalah merupakan kebudayaan. Manusia mempunyai empatkedudukan
terhadap kebudayaan yaitu sebagai:
1) Penganut kebudayaan
2) Pembawa kebudayaan
3) Manipulator kebudayaan
4) Pencipta kebudayaan

 Vanesha: Kebudayaan melahirkan teknologi yang mempunyai kegunaan


utama membantu mempermudah manusia serta dalam melindungi
manusia terhadap lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki
peran sebagai:
1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompoknya.
2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-
kemampuan lain.
3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia,
termasuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
4. Pembeda manusia dan binatang.
5. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan
berprilaku di dalam pergaulan.
6. Pengaturan agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya
bertindak, berbuat, menentukan sikapnya jika berhubungan dengan
orang lain.
7. Sebagai modal dasar pembangunan.

 Angel: Berdasarkan Jurnal Manajemen Pendidikan Islam yang berjudul


Manusia dan Kebudayaan oleh Mahdayen. Manusia dan kebudayaan
merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam kehidupan
ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna
menciptakan kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara
turun menurun. Budaya tercipta dari kegiatan sehari hari dan juga dari
kejadian - kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha Kuasa.
Selain itu, manusia merupakan makhluk sosial yang berinteraksi
satu sama lain dan melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan tertentu yang
pada akhirnya menjadi budaya yang biasa mereka lakukan, sedangkan
kebudayaan adalah produk manusia. Dengan kata lain, manusia
merupakan makhluk sosial yang berinteraksi satu sama lain dan
melakukan suatu kebiasaan-kebiasaan tertentu yang pada akhirnya
menjadi budaya yang biasa mereka lakukan.
Kebudayaan adalah suatu fenomena universal. Setiap
masyarakat-bangsa di dunia memiliki kebudayaan, meskipun bentuk
dan coraknya berbeda-beda dari masyarakat-bangsa yang satu
kemasyarakat-bangsa lainnya. Kebudayaan secara jelas menampakkan
kesamaan kodrat manusia dari berbagai suku, bangsa, dan ras.' Setiap
kebudayaan pasti memiliki wadah dan masyarakat adalah wadah dari
kebudayaan tersebut, sehingga antara kebudayaan dan masyarakat
keduanya tidak dapat dipisahkan.

Daftar Pustaka

Azmi, S. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan Merupakan Salah Satu


Pengejawantahan Dimensi Manusia Sebagai Makhluk Individu, Sosial, Susila, dan Makhluk
Religi. Jurnal Ilmiah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Vol 18. Hal 78-86.

Tedy, A. (2018) Tuhan Dan Manusia.

Alhaddad, Muhammad Roihan & Ahmad Syukri Saleh. (2019). Manusia dan Budaya.
TADBIR: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam.

Mahdayeni, M., Alhaddad, M. R., & Saleh, A. S. 2019. Manusia dan Kebudayaan (Manusia
dan Sejarah Kebudayaan, Manusia dalam Keanekaragaman Budaya dan Peradaban,
Manusia dan Sumber Penghidupan). Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Volume 7,
Nomor 2. Jambi: UIN Jambi.

Herimanto, dkk. (2016). Ilmu Sosial & Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.

Astiti. (2013). ETIKA PENDIDIKAN Panduan bagi Guru

Rowland Bismark fernando. (2013). MANUSIA DAN KEBUDAYAAN

Rowland Bismark fernando. (2013). MANUSIA DAN KEINDAHAN

Parmono. (1995). Nilai dan Norma Masyarakat. Universita Gadjah Mada, Yogyakarta.

Audina, Priska Mutiara. (2019). Norma-norma Dalam Masyarakat. Universitas Negeri


Jakarta, jakarta.

Bismark, Rowland. (2013). “MANUSIA DAN KEBUDAYAAN” Manusia Indonesia,


Nasionalisme, Dan Simbolisme Kebudayaan.

Mahdayeni, dkk. (2019). MANUSIA DAN KEBUDAYAAN (MANUSIA DAN SEJARAH


KEBUDAYAAN, MANUSIA DALAM KEANEKARAGAMAN BUDAYA DAN PERADABAN,
MANUSIA DAN SUMBER PENGHIDUPAN).

Paparang, Stenly R. & Purnama Pasande. (2019). Ilmu Budaya Dasar. Sulawesi: Pustaka
Star’s Lub.

Anda mungkin juga menyukai