Anda di halaman 1dari 15

MODUL PERKULIAHAN

PENDIDIKAN
PANCASILA
Implementasi Nilai-Nilai Sila-Sila Pancasila Dalam
Bernegara

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh


Teknik Teknik Sipil U001700006 Dr. Saepudin S.Ag M.Si
13
Abstract Kompetensi

Pancasila merupakan dasar nilai Pada akhir pertemuan ini mahasiswa


dalam kehidupan berbangsa dan diharapkan mampu.
bernegara. Hal ini dapat dipahami 1. Mengetahui definisi nilai ditinjau
karena dalam pancasila terkandung dari persfektif philosofis.
nilai dasar yaitu nilai religius, nilai 2. Memahami nilai-nilai dasar
humanis, nilai nasionalisme, nilai Pancasila..
demokrasi dan keadilan 3. Mengaplikasikan nilai-nilai dasar
Dalam pengembangan ilmu agar sebagai dasar pengembangan ilmu
tidak menympang, maka dasar nilai
tersebut bisa dijadikan pedoman
yang mendasar dalam
pengembangan ilmu..
Standarisasi Modul
PANCASILA SEBAGAI DASAR NILAI

A. Pengertian Nilai
Menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia menghubungkan sesuatu dengan
sesuatu untuk selanjutnya mengambil keputusan. Keputusan nilai dapat mengatakan "berguna
atau tidak berguna, benar atau tidak benar, baik atau tidak baik, religius atau tidak religius",
berhubungan dengan unsur-unsur yang ada pada manusia, yaitu: jasmani, cipta, rasa, karsa
(kehendak), dan kepercayaan.1
Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila sesuatu itu: berguna, berharga (nilai
kebenaran), indah (nilai estesis), baik (nilai moral atau ens), religius (nilai agama). Dalam
kaitan ini, Notonegoro, membagi nilai menjadi 3, yakni: (1) Nilai materiil, yaitu segala
sesuatu yang berguna bagi unsur manusia, (2) Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna
bagi manusia untuk dapat mengadakan kegiatan dan aktivitas, (3) Nilai kerohanian, yaitu
segala sesuatu yarigberguna bagi rohani manusia. 2
Nilai kerohanian ini dapat dibedakan atas 4 macam, yaitu: (1) Nilai
kebenaran/kenyataan, yang bersumber pada unsur akal manusia (rasio, budi, cipta), (2) Nilai
keindahan yang bersumber pada unsur rasa manusia (gevoels, dan aesthetis), (3) Nilai
kebaikan atau nilai moral, yang bersumber pada unsur kehendak/kemauan manusia (will,
karsa, ethic), dan (4) nilai nilai kebaikan religius yang merupakan ketuhanan, kerohanian
yang tertmggi dan mutlak. Nilai religius ini bersumber pada kepercayaan keyakinan
manusia.3

1
CST Kansil dan Cristine ST Kansil, Empat Pilar Berbangsa Dan Bernegara, (Jakarta: Rineka Cipta,
2011), h. 30
2
Ibid. h. 30
3
Ibid, h. 31
B. Nilai-Nilai Dasar Pancasila
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila pertama Pancasila, "Ketuhanan Yang Maha Esa". Sila tersebut mengandung dua
pengertian pokok, yaitu pengertian tentang Ketuhanan dan tentang Yang Maha Esa
.
a. Ketuhanan
Ketuhanan berasal dari kata Tuhan yakni Allah, zat Yang Maha Esa, pencipta segala
kejadian termasuk pencipta semua makhluk. Oleh karena itu, Tuhan sering disebut juga
"Sebab Yang Pertama" yang tidak disebabkan lagi. Alam beserta kekayaan seperti sumber-
sumber minyak bumi, batubara, air, udara dan lain-lainnya merupakan ciptaan-Nya.
Demikian pula makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan, he wan, dan juga manusia,
semuanya berasal dari Tuhan yang nantinya akan kembali kepada Tuhan. 4

b. Yang Maha Esa


Yang Maha Esa berarti Yang Maha Satu yang Yang Maha Tunggal dan tidak ada
yang mempersekutukannya. Dia esa dalam zat-Nya, esa dalam sifat-Nya, dan esa dalam
pembuatan-Nya. Oleh karena kekhususan-Nya itu, maka tidak ada yang menyamai-Nya. Dan
Dia Maha Sempurna. 5

c. Ketuhanan Yang Maha Esa


Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung pegertian bahwa kita bangsa Indonesia
percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta Alam Semesta berserta isinya
baik benda mati m'aupun makhluk hidup.
Kepercayaan dan ketaqwaan kita kepada Tuhan Yang Maha Esa itu bersifat aktif .
Artinya harus selaluberusaha menjalankan segala perintah Nya, dan menjauhi segala
larangan-Nya menurut ajaran agama dan kepercayaan kita masing-masing. 6

2. Nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

4
Ibid., h. 32
5
Ibid., h.32
6
Ibid., h. 32
Kemanusiaan berasal dari kata manusia, yang merupakan makhluk ciptaan Tuhan
Yang Maha Esa. Oleh Tuhan manusia dikaruniai jasmani dan rohani, yang keduanya
merupakan satu kesatuan serasi, yang sering disebut pribadi manusia. Artinya, dalam pribadi
manusia terdapat jasmani dan rohani yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain.
Salah satu tidak ada, berarti bukan manusia. 7
Adil mengandung arti objektif atau sesuai dengan adanya, misalnya kita memberikan
sesuatu kepada orang karena memang sesuatu itu merupakan haknya. Jadi kita tidak subjektif,
tidak berat sebelah, tidak pilih kasih. Lebih-lebih lagi, seorang yang bersif at adil tidak
sewenang-wenang. 8
Beradab berasal dari kata adab yang secara bebas berarti budaya, beradab berarti
berbudaya. Manusia yang beradab berarti manusia yang tingkah lakunya selalu dijiwai oleh
nilai-nilai kebudayaan. Nilai-nilai budaya tidak lain ialah hal-hal yang luhur, yang dijunjung
tinggi oleh manusia, yang karena luhurnya itu, dijadikan pedoman, ukuran atau tuntutan
untuk diikuti. Kalau sesuai, berarti baik, kalau tidak sesuai, berarti tidak baik. 9
Kebudayaan merupakan hasil yang luhur dari manusia selama berabad-abad. Oleh
karena itu, wujudnya sering juga disebut peradaban manusia. Misalnya kesenian, candi,
sampai kebiasaan-kebiasaan hidup merupakan wujud dari kebudayaan. Demikian pula nilai-
nilai yang mendasari sikap yang luhur dan terpuji, seperti sikap berani karena benar, berani
berkorban untuk negara; itu sama juga merupakan wujud kebudayaan, wujud peradaban. 10
Internationalisme ataupun perikamunusiaan adalah penting sekali bagi kehidupan
sesuatu bangsa dalam negara yang merdeka dalam hubungannya dengan bangsa-bangsa lain.
Manusia adalah makhluk Tuhan, dan Tuhan tidak mengadakan perbedaaan antara
sesama manusia. Pandangan hidup demikian menimbulkan pandangan yang luas, tidak terikat
oleh batas-batas negara atau bangsa sendiri, melainkan negara selalu harus membuka pintu
bagi persahabatan dunia atas dasar persamaan derajat. Manusia mempunyai hak-hak yang
sama. Oleh karena itu tidaklah dibenarkan manusia yang satu menguasai manusia lain, atau
bangsa yang satu menguasai bangsa lain. Berhubungan dengan itu maka dasar itu tidak
membenarkan adanya penjajahan di atas bumi, karena hal yang demikian bertentangan
dengan peri kemanusiaan serta hak setiap bangsa menentukan nasibnya sendiri. 11

7
Ibid., h. 33
8
Ibid., h. 33
9
Ibid., h.33
10
Ibid., h., 33
11
Ibid., h., h. 33
Sesungguhnya manusia itu dilahirkan mempunyai hak yang tidak dapat dirampas dan
dihilangkan. Hak-hak itu harus dihormati oleh siapapun. Golongan manusia yang berkuasa
tidaklah diperkenankan memaksakan kehendak yang bertentangan dengan hak seseorang.
Keseluruhan pengertian tentang sila kedua dari Pancasila sebagaimana terurai di
muka, jelaslah merupakan suatu kedaulatan pengertian yang lengkap tentang manusia.
Dengan kata lain dapat dikatakan, bahwa manusia bebas keinginannya, tetapi terikat oleh
keterbatasan dan tanggung jawabnya kepada masya-rakat dan negara, dibatasi juga oleh
lingkungannya. Itu semua disebabkan manusia tidak hidup sendiri. Walaupun dia ingin hidup
sendiri, tetapi hal itu tidak mungkin. Dia akan selalu bergantung pada lingkungannya baik
berupa orang-orang lain ataupun alam sekitarnya. 12
Sebagai bangsa, kita juga selalu bergantung pada bangsa-bangsa lain di dunia.
Demikian halnya bangsa lain, sebagian bergantung pada bangsa kita. Misalnya, kita
memerlukan mesin dari Jerman, sebaliknya bangsa itu perlu bahan mentah dari Indonesia.
Oleh karena itu, selain manusia pada hakikatnya sama, maka bangsa-bangsa di dunia pada
hakikamya juga sama derajatnya.

3. Nilai Persatuan Indonesia


Persatuan berasal kata satu yang berarti utuh, tidak pecah belah, persatuan
mengandung pengertian disatukannya berbagai macam corak yang beraneka ragam menjadi
satu kebulatan. Dengan perkataan lain, hal-hal yang beraneka ragam itu, setelah disatukan
menjadi sesuatu yang serasi, utuh dan tidak saling bertentangan antara satu dengan lain. 13
Yang dimaksud dengan Indonesia dalam pengertian geografis dan bangsa. Indonesia
dengan pengertian geografis berarti bagian bumi yang membentang dari 95°-141° Bujur
Timur dan dari 6° Lintang Utara sampai 11° Lintang Selatan. Sedangkan Indonesia dalam arti
bangsa ialah bangsa yang secara politis hidup dalam wilayah tersebut. 14
Sila persatuan Indonesia mengandung arti persatuan bangsa yang mendiami wilayah
Indonesia. Persatuan ini didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam wadah
negara yang merdeka dan berdaulat. 15
Persatuan dan kesatuan bangsa merupakan modal utama dalam menghadapi kemajuan
atau mengatasi krisis suatu bangsa. Persatuan dan kesatuan bangsa merupakan permasalahan
yang menentukan hidup matinya suatu negara bangsa. Dalam menjaga kelangsungan hidup
12
Ibid., h. 33
13
Ibid. h. 35
14
Ibid. h. 35
15
Ibid. 36
suatu negara bangsa dengan persatuan dan kesatuan ini sejarah telah membuktikan betapa
negara-negara maju dan berkembang menjadikan sistem pendidikan nasionalnya sebagai
sarana untuk memelihara, mengembangkan, dan menggunakannya untuk survival.16
Sila ketiga Persatuan Indonesia adalah suatu nilai-nilai yang berhubungan dengan
persatuan Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai
tersebut antara lain:
Pertama, menempatkan persatuan, kesatuan, dan keselamatan bangsa dan negara di
atas kepentingan pribadi atau golongan. Makna persatuan dan kesatuan adalah ikatan abadi
yang akan mengantarkan negara Indonesia ke tujuan bersama, yaitu masyarakat yang adil dan
makmur. Oleh karena itu, kita hams mengembangkan sikap rela berkorban demi kepentingan
bangsa dan negara. Untuk itu perlu diletakkan kepentingan pribadi dan golongan di bawah
kepentingan bangsa dan negara. Persatuan dan kesatuan adalah jiwa dari bangsa Indonesia.
Tanpa persatuan dan sikap kesatuan maka bangsa itu akan goyah dan rapuh.
Kedua, Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Setiap warga negara
Indonesia harus mempunyai jiwa dan semangat untuk berjuang dan berkorban untuk
kepentingan dan kemajuan bangsa dan negara.
Ketiga, Cinta tanah air dan bangsa. Cinta kepada tanah air dan bangsa janganlah
hanya menjadi slogan hidup semata-mata. Cinta tanah air harus dapat dinyatakan dengan
perbuatan untuk membela dan memelihara tanah air Indonesia dengan baik.
Keempat, Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia. Kebanggaan
terhadap bangsa sendiri haruslah menjadi bagian dari kepribadian setiap orang Indonesia.
Kebanggaan berbangsa dan bertanah air Indonesia tidak bisa diukur dengan materi, karena
kebanggaan itu adalah hal yang psikologis dan rasa harga
Kelima, Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang berbhineka
tunggal ika. Oleh karena itu, dituntut pada setiap kita untuk memperkembangkan sikap untuk
mengeinal dan dapat bergaul dengan orang lain yang berbeda budaya dengan kita.
Dengan dasar kebangsaan (nasionalisme) dimaksudkan bahwa bangsa Indonesia
seluruhnya harus memupuk persatuan yang erat antara sesama warga negara, tanpa
membeda-bedakan suku atau golongan serta berdasarkan satu tekad yang bulat dan satu cita-

16
H.A.R Tilaar, "Menuju Nasionalisme Baru Peran Sistem Pendidikan Nasional" dalam Multikulturalisme
Tantangan Global Masa Depan dalam Transformasi Pendidikan Nasional (Jakarta:Grasindo, 2004), h. 281
cita bersama. Prinsip kebangsaan itu merupakan ikatan yang erat antara golongan dan suku
bangsa. 17
Kebangsaan meliputi seluruh gologan dan daerah di Indonesia serta unsur-unsur
kebudayaan dan tata hidupnya. Dasar kebangsaan ini adalah penting sekali dan harus dibina,
tanpa melupakan bahwa di dunia ada bangsa lain yang terdiri atas sesama manusia dan
seluruhnya membentuk satu keluarga umat manusia. 18
Kebangsaan Indonesia bukanlah paham kebangsaan yang sempit, yang hanya
mengagungkan bangsa dan merendahkan bangsa.
Paham kebangsaan kita adalah satu dasar kebangsaan yang menuju kepada
persaudaraan dunia, yang menghendaki bangsa-bangsa itu saling hormat-menghormati dan
harga-menghargai. Paham kebangsaan yang dianut bangsa Indonesia19 ialah: ke dalam:
menggalang kepentingan seluruh rakyat dengan tidak membeda-bedakan suku atau golongan
dan ke luar: tidak mengagungkan bangsa sendiri, namun dengan berdiri tidak atas dasar
kebangsaan sendiri juga menuju ke arah hidup berdampingan secara damai, berdasar atas
persamaan derajat antarbangsa serta berdaya upaya untuk melaksanakan terciptanya
perdamaian dunia yang kekal dan abadi, serta membina kerjasama untuk kesejahteraan umat
manusia.
Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia bersuku-suku dan berbangsa-bangsa,
masing-masing menempati wilayahnya. Demikian pula manusia yang mendiami kepulauan
nusantara ini, lambat laun berkembang menjadi bangsa Indonesia. Sedangkan yang bermukim
di wilayah bumi yang lain menjadi bangsa-bangsa lain seperti, misalnya bangsa Malaysia,
Jepang, Francis, dan sebagainya.
Secara khusus pertumbuhan tersebut berkembang menjadi persatuan bangsa
Indonesia, yang tahap-tahapnya seperti berikut:
1) Kebangkitan Nasional
Kesadaran nasional bangkit pada tahun 1908, dirintis oleh Budi Utomo. Tokoh-
tokohnya berasal dari berbagai suku dan berjuang untuk mengembangkan berbagai bidang
kehidupan secara keseluruhan, baik bidang ekonomi, politik, sosial budaya maupun bidang-
bidang lain. Itulah sebabnya gerakan itu memiliki sifat nasional. 20
2) Sumpah Pemuda

17
Ibid., h. 35
18
Ibid. h. 35
19
Ibid. h. 35
20
Ibid. h. 36
Proses kebangkitan nasional itu berkembang terus dan salah satu hasilnya adalah
Sumpah Pemuda yang dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928 di Jakarta. Bunyi sumpah itu
ialah: (1) Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia, (2) Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa
Indonesia, (3) Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa
Indonesia. 21
3) Proklamasi Kemerdekaan RI
Sejarah perjuangan yang panjang akhirnya meledak dalam bentuk Proklamasi
Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Dengan itu, bangsa Indonesia memberitahukan kepada dunia
akan kemerdekaannya setelah berjuang lama dan memakan banyak korban. 22
Pemberitahuan itu berisi tiga hal, yaitu: kemerdekaan adalah hak bangsa dan oleh
karena itu, maka peniajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-
kemanusiaan dan peri-keadilan. Bangsa Indonesia mendirikan Negara Republik Indonesia.
Bangsa Indonesia akan mewujudkan kesejahteraan hidup, serta akan mencapai
terselenggaranya perdamaian dunia yang abadi. Ketiga hal itu tidak lain merupakan wujud
dari persatuan Indonesia yang harus kita pertahanan dan perjuangan Apa Mau dikaji lebih
lama hal-hal yang berhubungan dengan makna persatuan Indonesia itu terdiri terdapat
beberapa pnnsip bagi yang harus dikemukakan23 yaitu:
a. Prinsip Bhinneka Tunggal Ika
Prinsip ini mengharuskan kita untuk mengakui bahwa bangsa Indonesia, baik segi
suku, bahasa, agama dan lam-lain sesungguhnya sangat beragam, sangat berbhineka Hal itu
mewaiibkan kita untuk tetap bersatu( tunggal ika) sebagai Indonesia. Membina persatuan
bangsa ini benar-benar tugas yang berat tetapi mulia.
b. Prinsip Nasionalisme Indonesia
Kita mencintai bangsa kita, Indonesia. Itu tidak berarti mengagungkanbangsa
sendiri. Kita tetap mencintai bangsa kita.
c. Prinsip Kebebasan Warga Negara dalamRangka Persatuan
Manusia Indonesia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa adalah bebas. Kebebasan
itu dibatasi oleh keadaannya sendiri. Misalnya, kemanapun jasmam dan rohaninya terbatas.
Di samping itu juga, kebebasan dibatasi oleh alam lingkungan yang menjadi sumber
kebutuhannya.

21
Ibid, . h. 36
22
Ibid. h. 30
23
Ibid. h. 37
Demikianlah kita mengakui kebebasan perseorangan, tetapi kebebasan itu harus diatur
dengan baik,artinya bertanggung jawab kepada kepentingan bersama. Di dalam menuntut
hak, kita harus ingat akan kewajiban.

d. Prinsip WawasanNusantara
Dari seluruh uraian di muka, pada dasarnya dirangkum menjadi satu dalam bentuk
prinsip Wawasan Nusantara. Pokok pengertian dari Wawasan Nusantara ialah bahwa
Indonesia merupakan (1) kesatuan politik, (2) kesatuan sosial budaya, (3) kesatuan ekonomi,
dan (4) kesatuan pertahanan dan keamanan.

4. Nilai Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan
Dasar mufakat, kerakyatan atau demokrasi menunjukkan bahwa negara Indonesia
menganut paham demokrasi. Paham demokrasi berarti bahwa "kekuasaan tertinggi
(kedaulatan) untuk mengatur negara dan rakyat yang terletak di tangan seluriih rakyat."
Dalam UUD 1945 dinyatakan "kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat". Kerakyatan yang dirumuskan dalam Pembukaan
UUD 1945 adalah sebagai berikut:
"Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan". Demokrasi Indonesia seperti yang dirumuskan dalam
Pembukaan UUD 1945 adalah demokrasi yang tercantum dalam Pancasila sebagai sila ke-4
dan dinamakan Demokrasi Pancasila. 24
Asas demokrasi di Indonesia ialah demokrasi berdasarkan Pancasila yang meliputi
bidang-bidang politik, sosial dan ekonomi, serta yang dalam penyelesaian masalah-masalah
nasional berusaha sejauh mungkin menempuh jalan permusyawatan untuk mencapai mufakat.
25

Rapat untuk mengambil keputusan, memerlukan quorum: apabila quorum tidak


tercapai, maka rapat ditunda sampai paling banyak 2 (dua) kali dengan selang waktu paling
sedikit 24 (dua puluh empat) jam.
Apabila setelah dua kali penundaan masih juga quorum belum tercapai26 maka:
1) Jika terjadi di dalam Rapat Paripurna permasalahannya menjadi batal.

24
Ibid. h. 30
25
Ibid. h. 30
26
Ibid.., h. 38
2) Jika terjadi dalam Rapat Badan Pekerja, Komisi dan Panitia Ad Hoc, pemecahannya
diserahkan pada pemimpin.
Setelah dipandang cukup diberikan kesempatan kepada para anggota mengemukakan
pendapat serta saran sebagai sumbangan pendapat dan pikiran bagi penyelesaian masalah
yang sedang dimusyawarahkan, maka pemimpin rapat mengusahakan secara bijaksana agar
rapat segera dapat mengambil keputusan. Untuk mencapai apa yang dimaksud, maka
pemimpin rapat ataupun panitia yang diberi tugas untuk itu wajib membuat kesimpulan dan
rumusan/ naskah putusan yang mencerminkan pendapat-pendapat yang hidup dalam rapat.
Hakikat dari musyawarah untuk mufakat dalam kemurniannya adalah sesuatu cara
khas yang bersumber pada inti paham kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawatan/ perwakilan untuk merumuskan dan/atau memutuskan sesuatu hal
berdasarkan kehendak rakyat, dengan jalan mengemukakan hikmat kebijaksaan yang tiada
lain daripada pikiran (rasio) yang sehat yang mengungkapkan dan mempertimbangkan
persatuan dan kesatuan bangsa, kepentingan rakyat sebagaimana yang men)adi tujuan
pembentukan pemerintah negara termaksud dalam alinea keempat Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945, pengaruh-pengaruh waktu, oleh semua wakil/urusan yang
mencerminkan penjelmaan seluruh rakyat, untuk mencapai keputusan berdasarkan kebulatan
pendapat (mufakat) yang diiktikadkan untuk dilaksanakan secara jujur dan bertanggung
jawab. 27
Segala keputusan diusahakan dengan cara musyawarah untuk mufakat di antara
semua pihak. Apabila hal tersebut tidak dapat segera terlaksana, maka pemimpin rapat dapat
mengusahakan/ berdaya upaya agar rapat dapat berhasil mencapai mufakat.
Keputusan berdasarkan mufakat adalah sah bilamana diambil dalam rapat yang
dihadiri oleh lebih dari separuh jumlah anggota rapat.
Keputusan berdasarkan suara terbanyak diambil apabila keputusan berdasarkan
mufakat sudah tidak mungkin diusahakan karena adanya pendirian dari sebagian peserta
musyawarah yang tidak dapat didekatkan lagi atau karena faktor waktu yang mendesak.
Sebelum rapat mengambil keputusan berdasarkan suara terbanyak, kepada para anggota
diberi kesempatan untuk lebih dahulu mempelajari naskahnya atau perumusan masalah yang
bersangkutan.
Penyampaian suara dilakukan oleh para anggota untuk menyatakan sikap setuju,
menolak atau abstain dengan cara lisan, mengacungkan tangan, berdiri, tertulis, pindah
tempat atau pemanggilan nama.
27
Ibid., h. 39
Pengambilan keputusan berdasarkan suara terbanyak (quorum) adalah sah apabila:
1) Diambil dalam rapat yang dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) jumlah
anggota rapat (quorum);
2) Disetujui oleh lebih dari separuh anggota yang hadir yang menemui quorum;
3) Didukung oleh sekurang-kurangnya dua faksi (untuk MPR).
Kerakyatan berasal dari kata rakyat berarti sekelompok manusia yang mendiami suatu
wilayah tertentu. Kerakyatan berarti suatu prinsip yang mengakui bahwa kekuasaan tertinggi
berada di tangan rakyat. Kerakyatan disebut juga kedaulatan rakyat, artinya rakyat yang
berdaulat, berkuasa. Hal ini juga demokrasi, yang berarti rakyat yang memerintah. 28
Hikmat kebijaksanaan berarti suatu sikap yang dilandasi dengan penggunaan pikiran
sehat dengan selalu mempertimbangkan kepentingan persatuan dan kesatuan bangsa.
Kepentingan rakyat akan dijamin dengan sadar, jujur, dan bertanggung jawab serta didorong
oleh itikad baik sesuai dengan hati nurani yang murni. Dengan uraian di atas, maka hasil
suatu perbuatan atau kebijaksanaan akan baik dan benar karena dihadapi dengan
mempergunakan seluruh daya manusia yang tinggi. 29
Permusyawaratan berarti suatu tata cara yang khas Indonesia untuk merumuskan dan
atau memutuskan sesuatu hal berdasarkan kehendak rakyat sehingga tercapai keputusan
berdasarkan mufakat.
Pelaksanaan dari kebenaran ini, memeriukan semangat mengutamakan kepentingan
nasional dibandingkan dengan kepentingan daerah, golongan, dan pribadi. Hal ini
memeriukan pula itikad yang baik dan ikhlas, dilandasi oleh pikiran yang sehat serta ditopang
oleh kesadaran bahwa kepentingan bangsa dan negara berada di atas kepentingan yang lain.
Perwakilan berarti suatu tata cara mengusahakan ikut sertanya rakyat mengambil
bagian dalam urusan bernegara. Bentuk keikutsertaan itu ialah badan-badan perwakilan, baik
di pusat seperti -MPR dan DPR serta DPD maupun di daerah yang berwujud DPRD.
Keanggotaan badan-badan perwakilan itu ditentukan melalui suatu pemihhan yang bersifat
langsung, umum, bebas, dan rahasia.
Sila keempat ini mengandung arti bahwa rakyat dalam menjalankan kekuasaannya,
dilakukan melalui perwakilan, jadi tidak langsung. Keputusan-keputusan yang diambil oleh
wakil-wakil itu dilakukan melalui musyawarah yang dipimpin oleh akal sehat serta penuh
rasa tanggung jawab baik kepada Tuhan Yang Maha Esa maupun kepada Rakyat yang
diwakilinya.

28
Ibid., h. 41
29
Ibid. h. 30
5 Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Dalam pidato 1 Juni 1945 ditegaskan bahwa prinsip kesejahteraan adalah prinsip tidak
adanya kemiskinan di alam Indonesia Merdeka. Keadilan sosial adalah sifat masyarakat adil
dan makmur kebahagiaan buat semua orang, tidak ada penghisapan, tidak ada pemndasan dan
penghinaan; semuanya bahagia, cukup sandang pangan. Tidak dengan sendirinya kita dapat
mencapai kesejahteraan.
Di negara-negara Eropa dan Amenka telah ada Badan Perwakilan, Parlementaire
Democratic tetapi justru di sanalah kapitalis merajalela. Hal ini disebabkan yang dmamakan
demokrasi di sana hanyalah demokrasi politik saja tidak ada keadilan sosial, tidak ada
demokrasi ekonomi. Seorang pemimpin Prancis, Jean Jaures menggambarkan tentang
demokrasi politik itu, sebagai berikut: Di dalam Demokrasi Parlementer tiap orang boleh
memilih, boleh menjadi anggota parlemen. Tetapi adakah sociale rechtvaardigheid, adakah
kenyataan kesejahteraan di kalangan rakyat. 30
Wakil kaum buruh mempunyai hak politik di dalam parlemen, ia dapat menjatuhkan
Menteri; akan tetapi jika hari ini ia berhasil menjatuhkan Menteri, besok pagi di tempat ia
bekerja, di dalam pabrik, ia dapat dilempar ke luar jalan raya, dijadikan pengangguran yang
tidak dapat makanan suatu apa pun. Oleh karena itu, dalam Pidato 1 Juni 1945 diusulkan
kepada sidang supaya mencari demokrasi yang bukan demokrasi Barat, tetapi
permusyawaratan yang memberi hidup, yakni demokrasi politik dan ekonomi yang mampu
mendatangkan kesejahteraan sosial. Rakyat Indonesia sudah lama mengharapkan kedatangan
Ratu Adil. Yang dimaksud dengan paham Ratu Adil ialah keadilan sosial, rakyat ingin hidup
sejahtera; rakyat yang tadinya merasa dirinya kurang makan dan kurang pakaian,
menciptakan dunia baru yang di dalamnya keadilan, di bawah pimpinan Ratu Adil. 31
Keadilan sosial berarti keadilan yang berlaku dalam masyarakat di segala bidang
kehidupan baik material maupun spiritual. Artinya, keadilan itu tidak untuk golongan kaya
saja tetapi juga untuk simiskin: bukan hanya untuk para peminpin juga untuk rakyat yang
dipimpin: tidak hanya untuk orang Jawa tetapi juga untuk orang Mentawai.
Seluruh rakyat Indonesia berarti setiap orang yang menjadi rakyat Indonesia baik
yang berdiam di wilayah kekuasaan Republik Indonesia maupun warga negara Indonesia
yang berada di negara lain.

30
Ibid,. h. 42
31
Ibid. h. 41
Berdasarkan deskripsi di atas, dapat dinyatakan bahwa keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia secara bulat berarti bahwa setiap rakyat Indonesia mendapat perlakuan
yang adil di dalam bidang hukum, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan.
Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945, pengertian keadilan sosial mencakup pula
pengertian adil dan makmur.
Demikian bahwa substansi yang terkandung dalam rumusan Pancasila sebagai
ideologi negara didalamnya mengandung nilai-nilai filosifis yang sangat universal yaitu nilai
relijius, nilai kemanusiaan, semangat kebangsaan, nilai demokrasi dan nilai keadilan.
Berdasarkan nilai tersebut Ideologi pancasila diupayakan dapat diimplemantasikan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

C. Nilai-Nilai Dasar Pancasila Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu

1. Nilai Ketuhanan sebagai dasar pengembangan ilmu

Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan


Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan
bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda.
Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan. Agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan
pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Mengembangkan sikap saling menghormati
kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada
orang lain.

2. Nilai Kemanusiaan sebagai dasar pengembangan ilmu

Mengakui, memperlakukan dan persamaan derajad manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, persamaan hak dan kewajiban asasi
setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturrunan, agama, kepercayaan, jenis
kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. saling tenggang rasa dan tepa
selira. sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. Menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
Berani membela kebenaran dan keadilan. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian
dari seluruh umat manusia. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama
dengan bangsa lain.

3. Persatuan sebagai dasar pengembangan ilmu

Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa


dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan. Sanggup
dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. Mengembangkan rasa kebanggaan
berkebangsaan dan bertanah air Indonesia. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Mengembangkan persatuan Indonesia
atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa.

4. Nilai Kerakyatan sebagai dasar pengembangan ilmu

Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang
lain. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. Menghormati
dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah. Dengan
i’tikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan
musyawarah. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan
pribadi dan golongan. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurani yang luhur. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral
kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai
kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
pemusyawaratan.

5. Nilai Keadilan sebagai dasar pengembangan ilmu


Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotongroyongan. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. Menjaga
keseimbangan antara hak dan kewajiban. Menghormati hak orang lain. Suka memberi
pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. Tidak menggunakan hak milik
untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain. Tidak menggunakan hak
milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah. Tidak menggunakan
hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum. Suka bekerja keras.
Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

Anda mungkin juga menyukai