Anda di halaman 1dari 138

PERTEMUAN KE- :I

HARI/TANGGAL : 07.30 – 9.30, SENIN/ 22 Januari 2018

DOSEN PEMBIMBING : Awaluddin,S.Sos.M.Pd

MATERI : KONTRAK PEMBELAJARAN


PERTEMUAN KE- :2

HARI/TANGGAL : 07.30 – 9.30, SENIN/ 29 Januari 2018

DOSEN PEMBIMBING : Awaluddin,S.Sos.M.Pd

MATERI : Visi misi mata kuliah ISBD


PERTEMUAN KE- : 3 dan 4

HARI/TANGGAL : 07.30 – 9.30, SENIN/ 05,12 Februari 2018

DOSEN PEMBIMBING : Awaluddin,S.Sos.M.Pd

MATERI : Konsep Kebudayaan

1.Kedudukan Manusia Sebagai Makhluk Tuhan

Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan bertujuan untuk mencapai tujuan baik secara
duniawi dan surgawi kebahagiaan itu dicapai bila manusia semakin menyempurnakan dirinya.
Maka manusia secara bebas mengembangkan dirinya untuk semakin menjadi sempurna dan
semakin baik. Manusia mengembangkan segi hidupnya, segi rohani, jasmani, pribadi, sosial,
budaya, akal budi, emosi, religiositasnya. Semua segi itu perlu dikembangkan secara seimbang.

Kesempurnaan manusia itu ternyata hanya dapat tercapai bila dalam proses penyempurnaan
itu ia menyempurnakan sesamanya dan dunia tempat dia berada. Tanpa menyempurnakan
mereka itu, manusia tidak dapat menjadi semakin sempurna. Secara sederhana itu berarti bahwa
manusia baru akan menjadi lebih baik, lebih berkembang, lebih mendekati Tuhan bila dalam
hidup ini dia berdamai dengan sesama manusia, dengan dunia alam ini, dan tentu dengan Tuhan.

Manusia sebagai makhluk individu diartikan sebagai person atau perseorangan atau sebagai
diri pribadi. Manusia sebagai diri pribadi merupakan makhluk yang diciptakan secara sempurna
oleh Tuhan Yang Maha Esa. Disebutkan dalam Kitab Suci Al Quran bahwa Sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya “.

Jika kita amati secara seksama benda-benda atau makhluk ciptaan Tuhan yang ada di sekitar
kita, mereka memiliki unsur yang melekat padanya, yaitu unsur benda, hidup, naluri, dan akal
budi.

1. Makhluk Tuhan yang hanya memiliki satu unsur, yaitu benda atau materi saja. Misalnya,
batu, kayu, dan meja.

2. Makhluk Tuhan yang memiliki dua unsur, yaitu benda dan hidup. Misalnya, tumbuh-
tumbuhan dan pepohonan.
3. Makhluk Tuhan yang memiliki tiga unsur, yaitu benda, hidup, dan naluri/ instink. Misalnya,
binatang, temak, kambing, kerbau, sapi, dan ayarn.

4. Makhluk Tuhan yang memiliki empat unsur, yaitu benda, hidup, naluri/instink, dan akal
budi. Misalnya, manusia merupakan makhluk yang memiliki keunggulan dibanding
dengan makhluk yang lain karena manusia memiliki empat unsur, yaitu benda, hidup,
instink, dan naluri.

Manusia sebagai mahluk tuhan juga memiliki hakikat dan tanggung jawab diantaranya :

1) Hakikat Manusia sebagai Makhluk Tuhan

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Manusia didudukkan sesuai
dengan kodrat, harkat, martabat, hak, dan kewajibannya.

2) Kodrat manusia

Kodrat manusia adalah keseluruhan sifat-sifat sah, kemampuan atau bakatbakat alami
yang melekat pada manusia, yaitu manusia sebagai makhluk pribadi sekaligus makhluk
sosial ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

3) Harkat manusia

Harkat manusia artinya derajat manusia. Harkat manusia adalah nilai manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

4) Martabat manusia

Martabat manusia artinya harga diri manusia. Martabat manusia adalah kedudukan
manusia yang terhormat sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang berakal budi
sehingga manusia mendapat tempat yang tinggi dibanding makhluk yang lain. Ditinjau dan
martabatnya, kedudukan manusia itu lebih tinggi dan lebih terhormat dibandingkan dengan
makhluk lainnya.
5) Hak asasi manusia

Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimihiki oleh setiap manusia sebagai anugerah dan
Tuhan Yang Maha Esa, seperti hak hidup, hak milik, dan hak kebebasan atau kemerdekaan.

6) Kewajiban manusia

Kewajiban manusia artinya sesuatu yang harus dikerjakan oleh manusia. Kewajiban
manusia adalah keharusan untuk melakukan sesuatu sebagai konsekwensi manusia sebagai
makhluk individu yang mempunyai hak-hak asasi. Ditinjau dan kewajibannya, manusia
berkedudukan sama, artinya tidak ada diskriminasi dalam melaksanakan kewajiban
hidupnya sehari-hari.

2.  Tanggung Jawab Manusia sebagai Makhluk Tuhan

Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib
menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab adalah berkewajiban menanggung,
memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, dan memberikan jawab serta menanggung
akibatnya. Tanggung jawab itu sendiri merupakan sifat yang mendasar dalam diri manusia.
Setiap individu memiliki sifat ini. Ia akan semakin membaik bila kepribadian orang tersebut
semakin meningkat. Ia akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan
tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung
jawab.

Beberapa tanggung jawab manusia terhadap Tuhan adalah sebagai berikut:

1) Mengabdikan diri kepada Tuhan dengan beriman dan melakukan amal soleh mengikut syariat
yang ditetapkan oleh agama.

2) Mensyukuri nikmat yang telah dikaruniakan-Nya kepada kita semua.

3) Beribadah kepada Tuhan YME sesuai dengan keyakinan dan kepercayaan yang dianut
masing-masing.

4) Melaksanakan segala perintah-Nya serta berusaha menjauhi atau meninggalkan segala apa
yang dilarang oleh Tuhan YME.
5) Menuntut ilmu dan menggunakannya untuk kebajikan (kemaslahatan) umat manusia sebagai
bekal kehidupan baik di dunia maupun di akhirat kelak.

2.2 Fungsi Akal dan Budi Manusia

Akal adalah kemampuan pikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki manusia.
Berpikir adalah perbuatan operasional yang mendorong untuk aktif berbuat demi
kepentingan dan peningkatan hidup manusia.Secara sederhana dapat dikatakan bahwa fungsi
akal adalah untuk berfikir. Kemampuan berfikir manusia mempunyai fungsi mengingat kembali
apa yang telah diketahui sebagai tugas dasarnya untuk memecahkan masalah dan akhirnya
membentuk tingkah laku.

Budi adalah akal yang merupakan unsur rohani dalam kebudayaan. Budi diartikan
sebagai batin manusia, panduan akal dan perasaan yang dapat menimbang baik buruk segala
sesuatu.Jadi jelas bahwa fungsi akal dan budi manusia adalah menunjukkan martabat manusia
dan kemanusiaan sebagai pemegang amanah makhluk tertinggi di alam raya ini. Kegiatan-
kegiatan yang dipelajari itu merupakan salah satu bagian dari kebudayaan masyarakat secara
keseluruhan. Didalamnya juga termasuk artefak dan berbagai kontruksi proporsi kompleks yang
terekspresikan dalam system symbol yang kemudian terhimpun dalam bahasa. Melalui simbol-
simbol itulah tercipta keragaman entitas yang sangat kaya yang kemudian disebut sebagai obyek
konstruksi cultural sepoerti uang, system kenegaran, pernikahan, permainan, hukum, dan
sebagainya, yang keberadaannya sangat ditentukan oleh kepatuhan terhadap system aturan yang
membentuknya. Sistem gagasan dan simbolik warisan sosial itu sangatlah penting karena
kegiatan-kegiatan adaptif manusia sedemikian kompleks dan beragam sehingga mereka tidak
bisa mempelajari semuanya sendiri sejak awal.

3. Pengertian Budaya dan Kebudayaan

a) Pengertian Budaya secara umum

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni.Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan
dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.
Dengan demikian budaya dapat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan akal dan cara
hidup yang selalu berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Ada pendapat lain yang
mengupas kata budaya sebagai suatu perkembangan dari kata majemuk budi-daya yang berarti
daya dari budi.

b) Pengertian Budaya Menurut Para Ahli

1. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski, mengemukakan bahwa segala


sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
2. Herskovits, memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
3. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai
sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius,
dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual, dan artistik yang menjadi ciri
khas suatu masyarakat.
4. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks,
yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
5. Menurut Selo Soemardjan, dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil
karya, rasa, dan cipta masyarakat.

c.) Pengertian Kebudayaan secara umum


Kata Kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta, Budhayah, yaitu bentuk jamak dari
budhi yang berarti budi atau akal.
d.) Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli

1.Prof. Dr. Koentjoroningrat

Kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Hal tersebut
berarti bahwa hampir seluruh tindakan manusia adalah kebudayaan karena hanya sedikit
tindakan manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang tak perlu dibiasakan dengan belajar,
seperti tindakan naluri, refleks, beberapa tindakanakibat proses fisiologi, atau kelakuan apabila ia
sedang membabi buta. Bahkan tidankan manusia yang merupakan kemampuan naluri yang
terbawa oleh makhluk manusia dalamgennya bersamanya (seperti makan, minum, atau berjalan),
juga dirombak olehnya menjadi tindakan yang berkebudayaan.

2. Ki Hajar Dewantara

Buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam
dan zaman (kodrat dan masyarakat) yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk
mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
Malinowski menyebutkan bahwa kebudayaan pada prinsipnya berdasarkan atas berbagai
system kebutuhan manusia. Tiap tingkat kebutuhan itu menghadirkan corak budaya yang khas.
Misalnya, guna memenuhi kebutuhan manusia akan keselamatannya maka timbul kebudayaan
yang berupa perlindungan, yakni seperangkat budaya dalam bentuk tertentu, seperti lembaga
kemasyarakatan.

3.E.B Taylor (1873:30)

Dalam bukunya Primitive Culture kebudayaan adalah suatu satu kesatuan atau jalinan
kompleks, yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, susila, hukum, adat-istiadat dan
kesanggupan-kesanggupan lain yang diperoleh seseorang sebagai anggota masyarakat.
4 Wujud dan Nilai Kebudayaan 

1) Wujud Kebudayaan secara umum

Terdapat 3 wujud kebudayaan, yaitu :

1. Ide/ gagasan : suatu pola pikir, contoh wujud kebudayaan dari gagasan pada masyarakat
yogyakarta ialah mempercayai adanya hal hal yang berbau mistis, seperti mempercayai
benda benda pusaka, makna motif batik dan lainnya.
2. Aktifitas : kegiatan/tindakan yang dilakukan masyarakat. Contoh wujud kebudayaan dari
aktifitas pada masyarakat yogyakarta ialah siraman pusaka, labuhan, pemberian sesajen
pada tempat yang dianggap terdapat sesepuh yang telah tiada, dan lainnya.
3. Hasil budaya : berupa suatu peninggalan, hasil karya/benda/fisik. Contoh wujud
kebudayaan dari hasil budaya pada masyarakat Yogyakarta ialah keraton, alun-alun,
batik, keris dan lainnya.

2) Wujud kebudayaan menurut para ahli

 1. J.J. Hoenigman

Wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.

a) Gagasan (Wujud ideal)


Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak
dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam
pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu
dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan
buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
b) Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri
dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul
dengan manusialainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan
didokumentasikan.
c) Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisikyang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya
semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba,
dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.

Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:

a. Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret.
Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu
penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan
material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga,
pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
b. Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke
generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

2. Prof. Dr. Koentjoroningrat

Menguraikan tentang wujud kebudayaan menjadi 3 macam yaitu:

1. Wujud kebudayaan sebagai kompleks dari  ide-de, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,


peraturan dan sebagainya.

Wujud pertama adalah wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak, tidak dapat diraba dan
difoto. Letaknya dalam alam pikiran manusia. Sekarang kebudayaan ideal ini banyak tersimpan
dalam arsip kartu komputer, pita komputer, dan sebagainya. Ide-ide dan gagasan manusia ini
banyak yang hidup dalam masyarakat dan memberi jiwa kepada masyarakat. Gagasan-gagasan
itu tidak terlepas satu sama lain melainkan saling berkaitan menjadi suatu sistem, disebut sistem
budaya atau cultural, yang dalam bahasa  Indonesia disebut adat istiadat.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat
Wujud kedua adalah yang disebut sistem sosial atau sosial sistem, yaitu mengenai tindakan
berpola  manusia itu sendiri. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang
berinteraksi satu dengan lainnya dari waktu ke waktu, yang selalu menurut pola tertentu. Sistem
sosial ini bersifat konkrit sehingga bisa diobservasi, difoto dan didokumentir

3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.


Wujud ketiga adalah yang disebut kebudayaan fisik, yaitu seluruh hasil fisik  karya manusia
dalam masyarakat. Sifatnya sangat konkrit berupa benda-benda yang bisa diraba, difoto dan
dilihat. Ketiga wujud kebudayaan tersebut di atas dalam kehidupan ideal dan adat-istiadat
mengatur dan mengarahkan tindakan  manusia baik gagasan, tindakan dan karya manusia,
menghasilkan benda-benda kebudayaan secara fisik. Sebaliknya kebudayaan fisik membentuk
lingkungan hidup tertentu yang makin menjauhkan mansia dari lingkungan alamnya sehingga
bisa mempengaruhi pola berpikir dan berbuatnya.

3) Nilai Kebudayaan 

Allport, Vernon dan Lindzey (dalam Suriasumantri, 1995) mengidentifikasikan 6 (enam)


nilai dasar dalam kebudayaan sebagai berikut dalam table dibawah ini.
N MACAM NILAI PENJELASAN
o
1 Nilai  Teori Hakikat penemuan kebenaran melalui berbagai metode
seperti rasionalisme, empirisme dan metode ilmiah.
2 Nilai Ekonomi Kegunaan berbagai benda dalam memenuhi kebutuhan
manusia
3 Nilai Estetika Keindahan dan segi segi artistik yang menyangkut antara
lain bentuk, harmoni, wujud kesenian lainnya yang
memberi kenangan pada manusia..
4 Nilai Sosial Hubungan antar manusia dan penekanan segi segi
kemanusiaan yang luhur.
5 Nilai Politik Kekuasaan dan pengaruh dalam kehidupan masyarakat dan
politik.
6 Nilai Agama Penghayatan yang bersifat mistik dan transcendental
dalam usaha manusia untuk mengerti dan memberi arti
bagi kehadirannya di muka bumi.

Terdapat banyak nilai kehidupan yang ditanamkan oleh setiap budaya yang ada di dunia.
Nilai kebudayaan pasti berbeda-beda pada dasarnya tetapi kesekian banyak kebudayaan di dunia
ini memiliki orientasi-orientasi yang hampir sejalan terhadap yang lainnya. Jika dilihat dari lima
masalah dasar dalam hidup manusia, orientasi-orientasi nilai budaya hampir serupa.

     Lima masalah dasar dalam hidup yang menentukan orientasi nilai budaya manusia (kerangka
Kluckhohn) :

 Hakikat Hidup
1. Hidup itu buruk
2. Hidup itu baik
3. Hidup bisa buruk dan baik, tetapi manusia tetap harus bisa berikthtiar agar hidup bisa
menjadi baik.
4. Hidup adalah pasrah kepada nasib yang telah ditentukan.
 Hakekat Karya
1. Karya itu untuk menafkahi hidup
2. Karya itu untuk kehormatan.
 Persepsi Manusia Tentang Waktu
1. Berorientasi hanya kepada masa kini. Apa yang dilakukannya hanya untuk hari ini dan
esok. Tetapi orientasi ini bagus karena seseorang yang berorientasi kepada masa kini pasti
akan bekerja semaksimal mungkin untuk hari-harinya.
2. Orientasi masa lalu. Masa lalu memang bagus untuk diorientasikan untuk menjadi sebuah
evolusi diri mengenai apa yang sepatutnya dilakukan dan yang tidak dilakukan.
3. Orientasi masa depan. Manusia yang futuristik pasti lebih maju dibandingkan dengan
lainnya, pikirannya terbentang jauh kedepan dan mempunyai pemikiran nyang lebih
matang mengenai langkah-langkah yang harus di lakukann nya.
 Pandangan Terhadap Alam
1. Manusia tunduk kepada  alam yang dashyat.
2. Manusia berusaha menjaga keselarasan dengan alam.
3. Manusia berusaha menguasai alam.
 Hubungan Manusia Dengan Manusia
1. Orientasi kolateral (horizontal), rasa ketergantungan kepada sesamanya, barjiwa gotong
royong.
2. Orientasi vertikal, rasa ketergantungan kepada tokoh-tokoh yang mempunyai otoriter
untuk memerintah dan memimpin.
3. Individualisme, menilai tinggi uaha atas kekuatan sendiri.

5 Perubahan Kebudayaan

Perubahan (dinamika) kebudayaan adalah perubahan yang terjadi akibat adanya


ketidaksesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda, sehingga terjadi keadaan
yang tidak serasi bagi kehidupan. Definisi perubahan (dinamika) kebudayan menurut para ahli,
antara lain sebagai berikut.

a. John Lewis Gillin dan John Philip Gillin


Perubahan kebudayaan adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang disebabkan oleh
perubahan-perubahan kondisi geografis kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi
maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat tersebut.

b. Samuel Koenig
Perubahan kebudayaan menunjuk pada modifikasimodifikasi yang terjadi dalam pola-pola
kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab internal maupun
eksternal.

c. Selo Soemardjan

Perubahan kebudayaan adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang


memengaruhi sistem sosial, termasuk nilai-nilai, sikap, dan pola-pola perilaku di antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.
 

d. Kingsley Davis
Perubahan kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dalam struktur masyarakat. Faktor-
faktor internal penyebab perubahan kebudayaan, antara lain sebagai berikut :

 Adanya ketidakpuasan terhadap sistem nilai yang berlaku.


 Adanya individu yang menyimpang dari sistem nilai yangberlaku.
 Adanya penemuan baru yang diterima oleh masyarakat.
 Adanya perubahan dalam jumlah dan kondisi penduduk.

Faktor-faktor eksternal penyebab perubahan kebudayaan, antara lain sebagai berikut :

 Adanya bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, dan lainlain.


 Timbulnya peperangan.
 Kontak dengan masyarakat lain.

Dari sedikit gambaran dan contoh di atas, bentuk-bentuk perubahan kebudayaan antara lain:

1. Perubahan yang terjadi secara lambat atau dalam istilah lainnya terkenal dengan sebutan
evolusi. Contoh misalnya adalah evolusi peralatan pada zaman batu tua. Di zaman batu
tua, peralatan yang digunakan oleh manusia sebagai alat untuk bertahan hidup, begitu
lama bertahan hingga ribuan tahun. Atau kalau di Indonesia adalah pada masa
kemerdekaan, setelah dijajah selama beratus tahun.
2. Perubahan yang terjadi secara cepat atau dalam istilah ilmiahnya disebut revolusi. Salah
satu contoh adalah revolusi industri
3. Perubahan-perubahan yang memiliki pengaruh kecil. Contoh mode pakaian, tata rambut
dan sebagainya. Kecil disini mengandung arti bahwa, perubahan itu hanya terjadi bagi
sebagian orang saja, tidak menyeluruh.
4. Perubahan yang pengaruhnya besar, misalnya proses industrialisasi masyarakat agraris,
atau untuk lebih gampangnya saya contohkan dengan adanya listrik, telepon, televisi dan
lain sebagainya.
5. Perubahan yang direncanakan atau dikehendaki. Misalnya, dalam arti luas bisa
dicontohkan dengan adanya Repelita yang pernah dijalankan pada masa orde baru. Dan
dalam arti sempit, bisa dicontohkan ketika seseorang merencanakan pernikahan. Tentu
setelah nikah, ada perubahan yang terjadi diantara pasangan nikah tersebut.
6. Perubahan yang tidak dikehendaki atau tidak direncanakan. Contohnya gaya fashion yang
kebarat-kebaratan dengan mengumbar aurat secara vulgar di depan umum yang bisa
menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan.

PERTEMUAN KE- :5

HARI/TANGGAL : 07.30 – 9.30, SENIN/ 19 Februari 2018


DOSEN PEMBIMBING : Awaluddin,S.Sos,M.Pd

MATERI : Konsep Kebudayaan

1.Problematika Kebudayaan

Seiring dengan perkembangannya, kebudayaan juga mengalami beberapa problematika atau


masalah masalah yang cukup jelas yaitu :

1. Hambatan budaya yang ada kaitannya dengan pandangan hidup dan sistem
kepercayaan.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan sudut pandang atau persepsi.
3. hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan.
4. Masyarakat terpencil atau terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat
lainnya.
5. Sikap Tradisionalisme yang berprasangaka buruk terhadap hal-hal yang baru
6. Mengagung-agungkan kebudayaan suku bangsanya sendiri dan melecehkan budaya
suku bangsa lainnya atau lebih dikenal dengan paham Etnosentrisme.
7. Perkembangan Iptek sebagai hasil dari kebudayaan

2 Sifat-Sifat Kebudayaan

Secara umum, sifat-sifat kebudayaan adalah sebagai berikut:

1. Kebudayaan bersifat universal, akan tetapi perwujudan kebudayaan dapat berbeda sesuai
dengan situasi maupun lokasinya. Masyarakat dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan. Hal ini
mengakibatkan setiap masyarakat pasti memiliki kebudayaannya sendiri. Namun demikian,
setiap kebudayaan memiliki citi-ciri khusus berdasarkan latar belakang atau pengalaman.
Contoh, Ahmad dari Indonesia dan James dari Inggris sama-sama memiliki kebudayaan (bersifat
universal). Namun, Ahmad memiliki pola perilaku untuk menerima sesuatu selalu menggunakan
dengan tangan kanan. Sementara James memiliki pola perilaku untuk menerima sesuatu bisa
dengan menggunakan tangan kanan atau kiri (ciri khusus kebudayaannya).
2. Kebudayaan bersifat stabil dan dinamis. Setiap kebudayaan pasti mengalami perubahan atau
perkembangan, walaupun kecil dan sering kali tidak dirasakan oleh anggota-anggotanya. Coba
perhatikan corak pakaian pada potret nenek anda ketika masih muda, lalu bandingkan dengan
corak pakaian anda saat ini. Tentu keduanya berbeda. Itulah contoh kecil perubahan dalam
masyarakat. Umumnya, unsur kebedaan seperti teknologi lebih terbuka terhadap proses
perubahan, dibandingkan dengan unsur rohani seperti moral dan agama yang cenderung statis.

3.  Kebudayaan cenderung mengisi dan menentukan jalannya kehidupan manusia walaupun
jarang disadari oleh manusia itu sendiri. Kebudayaan merupakan atribut manusia. Namun, tidak
mungkin seseorang mengetahui dan meyakini seluruh unsur kebudayaan. Betapa sulit bagi
seseorang untuk mengetahui seluruh unsur kebudayaan. sebagai contoh jarang kita temukan
orang Indonesia yang mengetahui unsur-unsur kebudayaan Indonesia hingga sekecil-kecilnya.
Padahal kebudayaan tersebut menentukan arah serta perjalanan hidupnya.

3. Sistem Budaya

Sistem budaya merupakan wujud yang abstrak dari kebudayaan. Sistem budaya atau cultural
system merupakan ide-ide dan gagasan manusia yang hidup bersama dalam suatu masyarakat.
Gagasan tersebut tidak dalam keadaan lepas satu dari yang lainnya, tetapi selalu berkaitan dann
menjdai suatu sistem. Dengan demikian sistem budaya adalah bagian dari kebudayaa, yang
diartikan pula adat istiadat. Adat-istiadat mencakup sistem nilai budaya, sistem norma, norma-
norma menurut prranata-pranata yang ada di dlam masyarkat yang bersangkutan, termasuk
norma agama.

Fungsi sistem budaya adalah menata dan memantapkan tindakan-tindakan serta tingkah laku
manusia. Proses belajar dari sistem budaya ini dilakukan melalui pembudayaan atau
institualization (pelembagaan). Dalam proses pelembagaan ini, seorang individu mempelajari
dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya adat-adat, sistem norma dan peraturan yang hidup
dalam kebudayaannya. Proses ini dimulai sejak kecil, dimulai drai lingkungan keluarganya,
kemudian dengan lingkungan di luar rumah, mula-mula dengan meniru itu diinternalisasi dalam
kepribadiaanya, maka tindakan itu menjadi suatu pola yang mantap, dan norma yang mengatur
tindakannya dibbudayakan. Tetapi juga ada individu yang dalamproses pembuadyaan tersebut
yang mengalami deviants, artinya individu yang tidak dapat menyesuaikan dirinya dengan sistem
budaya di lingkungan sosial sekitarnya.

4. Manusia Sebagai Pencipta Dan Pengguna Budaya

Budaya tercipta atau terwujud merupakan hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi
yang ada di alam raya ini. Manusia di ciptakan oleh tuhan dengan dibekali oleh akal pikiran
sehingga mampu untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di
muka bumi ini.  Disamping itu manusia juga memiliki akal, intelegensia, intuisi, perasaan,
emosi, kemauan, fantasi dan perilaku.            Dengan semua kemampuan yang dimiliki oleh
manusia maka manusia bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia
dan kebudayaan. Kebudayaan adalah produk manusia, namun manusia itu sendiri adalah produk
kebudayaan. Dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan 
manusia dapat hidup ditengah kebudayaan yang diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup
manakala ada manusia sebagai pendudukungnya.

Kebudayaan mempunyai kegunaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya manusia 
menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi manusia terhadap
lingkungan alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai

1.      Suatu hubungan pedoman antarmanusia atau kelompoknya


2.      Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.
3.      Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia
4.      Pembeda manusia dan binatang
5.      Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku didalam
pergaulan.
6.      Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak, berbuat dan
menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.
7.      Sebagai modal dasar pembangunan

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis, rohani, dan


istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan
sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari
golongan mamaliayang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka
dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam
hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga
seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan
berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta
perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk
kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan.

Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya. Secara alamiah,
jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau perempuan. Anak muda laki-laki
dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal
sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.

Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin , bayi, balita, anak-anak ,
remaja,  pemuda/i,dewasa, dan orangtua.

Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri fisik
(warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut
agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan
(keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman;
musuh) dan lain sebagainya.

Sebuah peradaban adalah sebuah masyarakat yang telah mencapai tingkat kerumitan tertentu,
umumnya termasuk perkotaan dan pemerintahan berlembaga, agama, iptek, sastra sertafilsafat.
Perkotaan paling awal di dunia ditemukan di dekat rute perdagangan penting kira-kira 10.000
tahun lalu (Yeriko, Çatalhöyük). Kebudayaan manusia dan ekspresi seni mendahului peradaban
dan dapat dilacak sampai ke palaeolithik (lukisan goa, arca Venus, tembikar / pecah belah dari
tanah). Kemajuan pertanian memungkinkan transisi dari masyarakat pemburu dan pengumpul
atau nomadik menjadi perkampungan menetap sejak Milenium ke-9 SM. Penjinakan hewan
menjadi bagian penting dari kebudayaan manusia (anjing, domba, kambing,lembu). Dalam masa
sejarah ilmu pengetahuan dan teknologi telah berkembang bahkan lebih pesat (lihat Sejarah
iptek). 
Sebuah kebudayaan besar biasanya memiliki sub-kebudayaan (atau biasa disebut sub-kultur),
yaitu sebuah kebudayaan yang memiliki sedikit perbedaan dalam hal perilaku dan kepercayaan
dari kebudayaan induknya. Munculnya sub-kultur disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya
karena perbedaan umur, ras, etnisitas, kelas, aesthetik, agama, pekerjaan, pandangan politik dan
gender,

Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat ketika berhadapan dengan imigran dan
kebudayaan yang berbeda dengan kebudayaan asli. Cara yang dipilih masyarakat tergantung
pada seberapa besar perbedaan kebudayaan induk dengan kebudayaan minoritas, seberapa
banyak imigran yang datang, watak dari penduduk asli, keefektifan dan keintensifan komunikasi
antar budaya, dan tipe pemerintahan yang berkuasa.

 Monokulturalisme: Pemerintah mengusahakan terjadinya asimilasi kebudayaan


sehingga masyarakat yang berbeda kebudayaan menjadi satu dan saling bekerja sama.
 Leitkultur (kebudayaan inti): Sebuah model yang dikembangkan oleh Bassam Tibi di
Jerman. Dalam Leitkultur, kelompok minoritas dapat menjaga dan mengembangkan
kebudayaannya sendiri, tanpa bertentangan dengan kebudayaan induk yang ada dalam
masyarakat asli.
 Melting Pot: Kebudayaan imigran/asing berbaur dan bergabung dengan kebudayaan
asli tanpa campur tangan pemerintah.
 Multikulturalisme: Sebuah kebijakan yang mengharuskan imigran dan kelompok
minoritas untuk menjaga kebudayaan mereka masing-masing dan berinteraksi secara
damai dengan kebudayaan induk.
Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya
naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat
kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat
beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.

Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari kedudukan
manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap
kebudayaan yaitu sebagai 1) penganut kebudayaan, 2) pembawa kebudayaan, 3) manipulator
kebudayaan, dan 4) pencipta kebudayaan.
Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang meminta
pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus mampu memenuhi apa
yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara.

Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia
dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan
individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.

Unsur-Unsur yang Membangun Manusia

Manusia terdiri dari 4 unsur:

1. Jasad    : Tubuh manusia yang dapat dilihat dan diraba


2. Hayat   : Unsur hidup yang ditandai dengan aktivitas
3. Ruh      : Bersifat spritual berhubugan langsung dengan Tuhan
4. Nafs     : Kesadaran/akal tentang diri sendiri
►Manusia Sebagai Satu Kepribadian Mengandung Tiga Unsur :

1. ID                    : Merupakan kepribadian yang mendasar


2. EGO                : Bagian dari ID sebagai kepribadian yang berbeda dari lainnya
3. SUPER EGO   : Struktur kepribadian yang paling akhir terbentuk dari luar
►Hakekat Manusia

o Makhluk ciptaan Tuhan terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai kesatuan yang utuh
o Memiliki perasaan intelektual, estetis, etis, diri, sosial, religius
o Makhluk hayati dan budayawi
o Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan
►Pengertian Kebudayan

Menurut E.B Taylor (1871) Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuaqn,
kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain serta
kebiasaan yang didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Menurut C.A Van Peursen, kebudayaan diartikan sebagai manifestasi kehidupan setiap orang,
dan kehidupan setiap kelompok orang-orang berlainan dengan hewan-hwan, maka manusia tidak
hidup begut saja ditengan alam, melainkan mengubah alam.

Menurut A.L Krober dan C.Kluckhon,kebudayaan diartikan menifestasi/penjelmaan kerja jiwa


manusia dalam arti seluas-luasnya.

►Unsur-Unsur Kebudayaan:

 Sistem religi
 Sistem organisasi kemasyarakatan
 Sistem pengetahuan
 Sistem ekonomi
 Sistem teknologi dan peralatan
 Bahasa
 Kesenian
►Wujud Kebudayaan

Menurut dimensi wijudnya, kebudayaan mempunyai tiga wujud yaitu :

1. Kompleks gagasan, konsep, dan pikiran manusia


2. Kompleks aktivitas
3. Wujud sebagai benda
►Orientasi Nilai Budaya

1. Hakekat hidup manusia : hakekat hidup untuk setiap kebudayaan berbeda secara
ekstern.
2. Hakekat karya manusia : setiap kebudayaan hakekatnya berbeda-beda untuk hidup
kedudukan, gerak hidup untuk menambah karya.
3. Hakekat waktu manusia : hakekat waktu untuk setiap kebudayaan berbeda, masa lalu
atau mas kini.
4. Hakekat alam manusia : ada kebudayaan yang menganggap manusia harus
mengeksploitasi alam ada juga yang harus menyatu dengan alam.
5. Hakekar hubugan manusia : mementingkan hubungan antar manusia baik vertikal
maupun horizontal.
►Perubahan Kebudayaan

Terjadinya gerka perubahan kebudayaan disebabkan oleh :

 Perubahan jumlah penduduk


 Perubahan lingkungan hidup
►Faktor yang Mempengaruhi Diterima atau Tidak Unsur Kebudayaan Baru

 Terbatasnya masyarakat memiliki hubugan atau kontak


 Pandangan hidup dan nilai-nilai yang dominan
 Sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan
 Dapat dengan mudah dibuktikan kegunaannya oleh warga masyarakat
►Kaitan Manusia dan Kebudayaan

Hubugan antara manusia dan kebudayaan secara sederhana adalah manusia sebagai perilaku
kebudayaan dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia dari sisi lain 
hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan hubungan antara
manusia dan masyarakat dinyatakan sebagai dialektis. Proses dialektis tercipta melalui tiga tahap
yaitu:

1. Eksternalisasi   : Proses dimana manusia mengekspresikan dirinya


2. Obyektivitas     : Proses dimana masyarakat menjadi realitas obyektif
3. Internalisasi      : Proses dimana masyarakat kembali dipelajari manusia

5. Pengaruh Budaya Terhadap Lingkungan

Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat
kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari
masyarakatnya yang tampak dari luar, artinya orang asing. Dengan menganalisis pengaruh akibat
budaya terhadap lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa suatu lingkungan tertentu
akan berbeda dengan lingkungan lainnya dan menghasilkan kebudayaan yang berbeda pula.
Usaha untuk menjelaskan pengaruh manusia sebagai perilaku budaya dalam kaidah dengan
lingkungannya, terlebih lagi perspektif lintas budaya akan mengandung banyak variabel yang
saling berhubungan dalam keseluruhan sistem tebuka. pendekatan yang saling berhubungan
dengan psikologi lingkungan adalah pendekatan sistem yang melihat rangkaian sistemik antara
beberapa subsistem yang ada dalam melihat kenyataan lingkungan total yang melingkupi satuan
budaya yang ada.
Beberapa variabel yang berhubungan dengan masalah kebudayaan dan lingkungan sebagai
berikut:
phyisical Envitonment, menunjuk pada lingkungan natural, seperti temperatur, curah hujan,
iklim, wilayah geografis, flora, dan fauna,

1. Cultural Social Environment, meliputi aspek-aspek kebudayaan beserta proses sosialisasi


seperti; norma-norma, adat istiadat, dan nilai-nilai.
2. Environmental Orientation and Representation, mengacu pada persepsi dan kepercayaan
kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat mengenai lingkungan,
3. Environmental Behavior and Procces, meliputi bagaimana masyarakat menggunakan
lingkungan dalam hubungan sosial.
4. Out Carries Product, meliputi hasil tindakan manusia seperti membangun rumah,
komunitas, kota beserta usaha-usaha manusia dalam memodifikasi lingkungan fisik
seperti budaya pertanian, dan iklim.
Dengan demikian dapat disimpulkan,bahwa kebudayaan yang berlaku dan dikembangkan dalam
lingkungan tertentu berimplikasi terhadap pola tata laku, norma, nilai dan aspek kehidupan
lainnya yang akan menjadi ciri khas suatu masyarakat dengan masyarakat lainya

PERTEMUAN KE- :6

HARI/TANGGAL : 07.30 – 9.30, SENIN/ 26 Februari 2018


DOSEN PEMBIMBING : Awaluddin,S.Sos,M.Pd

MATERI : Pranata Sosial

1.Pengertian Pranata Sosial

Pranata sosial dapat diartikan sebagai suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang
berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks khusus dalam
kehidupan masyarakat. Pranata sosial merupakan suatu kebutuhan sosial. Di dalam pranata sosial
terdapat seperangkat aturan yang berpedoman pada kebudayaan.Oleh karena itu pranata sosial
bersifat abstrakk karena merupakan seperangkat aturan.

Wujud dari pranata sosial adalah lembaga (institute). Meskipun demikian, pranata dan
lembaga memiliki makna yang berbeda. Pranata merupakan sistem norma atau aturan-aturan
yang mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus, sedangkan lembaga atau institute adalah
badan atau organisasi yang melaksanakan aktivitas itu.

Pranata sosial ialah sistem norma yang menata suatu rangkaian tindakan berpola guna
memenuhi kebutuhan pokok dari manusia dalam kehidupan masyarakat yang terbentuk melalui
proses pembelajaran.

Pengertian pranata sosial banyak dikemukakan oleh para sosiolog, berikut ini:

a.Koentjaraningrat, pranata sosial ialah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat
kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan
masyarakat.

b.Soerjono Soekanto, pranata sosial ialah himpunan dari norma segala tingkatan yang berkisar
pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat.

c.Bruce J. Cohen, pranata sosial ialah sistem pola-pola sosial yang tersusun rapi dan realtif
permanen serta mengandung perilaku-perilaku tertentu yang kukuh dan terpadu demi kepuasan
dan pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat.

d.Roland L. Warren dan Joseph S. Roucek, pranata sosial ialah pola yang memiliki kedudukan
tetap guna memenuhi beragam kebutuhan manusia yang muncul dari kebiasan-kebiasaan dengan
mendapatkan persetujuan dan cara-cara yang sudah tidak dipungkiri lagi untuk memenuhi
konsep kesejahteraan masyarakat dan menghasilkan suatu struktur.

e.Leopold Von Wiese dan Bacher Becher, pranata sosial ialah suatu jaringan proses hubungan
antarmanusia dan antarkelompok sosial yang berfungsi memelihara hubungan serta pola sesuai
dengan minat dan kepentingan dalam kelompoknya.

f.Paul B. Horton dan Chester L. Hunt, pranata sosial ialah sistem norma untuk mencapai suatu
tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat diapndang penting atau sekumpulan kebiasaan dan
tata kelakuan yang berkisar pada kegiatan pokok manusia.

g.Robert Mac Iver dan Charles H. Pages, pranata sosial ialah tata cara atau prosedur yang telah
diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang berkelompok dalam suatu kelompok
kemasyarakatan yang disebut association.

h.Summer, pranata sosial ialah perbuatan, cita-cita, sikap serta perlengkapan kebudayaan yang
mempunyai sifat kekal, serta yang bertujuan untuk memenuhi kehidupan.

2.Fungsi Pranata Sosial

Masyarakat memerlukan pranata sosial, karena pranata sosial memiliki fungsi sebagai berikut
:

a. Menjaga keutuhan masyarakat.


b. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial
(social control). Artinya sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota-
anggotanya.
c. Memberikan pedoman kepada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah
laku atau bersikap dalam menghadapai masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat,
terutama yang menyangkut kebutuhan-kebutuhan.
Koentjaraningrat (1979) mengemukakan tentang fungsi pranata sosial dalam
masyarakat,sebagai berikut:
1. Memberi pedoman pada anggota masyarakat tentang bagaimana bertingkah laku atau
bersikap  di  dalam  usaha  untuk  memenuhi  kebutuhan  hidupnya.  Adanya  fungsi  ini
kaena pranata sosial telah siap dengan bebagai aturan atau kaidah-kaidah sosial yang
dapat  digunakan  oleh  anggota-anggota  masyarakat  untuk  memenuhi  kebutuhan-
kebutuhan hidupnya.
2. Menjaga  keutuhan  masyarakat  (integrasi  sosial)  dari  ancaman  perpecahan
(disintegrasi  sosial).  Hal  ini  mengingat  bahwa  jumlah  prasarana  atau  sarana  untuk
memenuhi  kebutuhan  hidup  manusia  terbatas  adanya,  sedangkan  orang-orang  yang
membutuhkannya  semakin  lama  justru  semakin  meningkat  kualitas  maupun
kuantitasnya,  sehingga  memungkinkan  timbulnya  persaingan  (kompetisi)  atau
pertentangan/pertikaian  (konflik)  yang  bersumber  dari  ketidakadilan  atau  perebutan
prasarana  atau  sarana  memenuhi  kebutuhan  hidup  tersebut.  Sistem  norma  yang  ada
dalam  suatu  pranata  sosial  akan  berfungsi  menata  atau  mengatur  pemenuhan
kebutuhan  hidup  dari  para  warga  masyarakat  secara  adil dan  memadai,  sehingga
keutuhan masyarakat akan terjaga.
3. Berfungsi untuk memberikan pegangan dalam melakukan pengendalian sosial (social
control).  Sanksi-sanksi  atas  pelanggaran  norma-norma  sosial  merupakan  sarana  agar
setiap warga masyarakat konformis (menyesuaikan diri) terhadap norma-norma sosial
itu,  sehingga  tertib  sosial  dapat  terwujud.  Dengan  demikian,  sanksi  yang  melakat
pada setiap  norma  itu  merupakan pegangan dari  warga  masyarakat untuk melakukan
pengendalian sosial –meluruskan—warga masyarakat yang perilakunya menyimpang dari
norma-norma sosial yang berlaku.

3.Macam-Macam Pranata Sosial

Pranata sosial pada dasarnya adalah sistem norma yang mengatur segala tindakan
manusia dalam memenuhi kebutuhan pokoknya dalam hidup bermasyarakat. Seperti yang telah
dijelaskan di depan, pranata sosial di masyarakat mempunyai beberapa fungsi. Fungsi-fungsi
pranata tersebut terwujud dalam setiap macam pranata yang ada di masyarakat.

Adapun macam-macam pranata sosial yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat,
antara lain pranata keluarga, pranata agama, pranata ekonomi, pranata pendidikan, dan pranata
politik.

1.Pranata Keluarga
Pranata keluarga adalah bagian dari pranata sosial yang meliputi lingkungan keluarga dan
kerabat. Pembentukan watak dan perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh pranata keluarga
yang dialami dan diterapkannya sejak kecil. Bagi masyarakat, pranata keluarga berfungsi untuk
menjaga dan mempertahankan kelangsungan hidup masyarakat.

a.Pengertian Keluarga

Keluarga adalah satuan kekerabatan yang sangat mendasar di masyarakat. Satuan


kekerabatan dapat disebut keluarga disebabkan adanya perkawinan atau keturunan. Perkawinan
menurut Undang-Undang Perkawinan adalah suatu ikatan batin antara seorang pria dan seorang
wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang kekal dan bahagia
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Berdasarkan jumlah anggotanya, keluarga dapat dibedakan menjadi keluarga inti dan
keluarga luas.

1.Keluarga inti atau batih (nuclear family) adalah satuan kekerabatan yang terdiri atas ayah dan
ibu (orang tua) beserta anak-anaknya dalam satu rumah. Ada juga keluarga inti yang belum atau
tidak mempunyai anak.

2.Keluarga luas (extended family) adalah satuan kekerabatan yang terdiri atas lebih dari satu
generasi atau lebih dari satu keluarga inti dalam satu rumah.
Keluarga dianggap sebagai satuan sosial mendasar yang akan membentuk arah pergaulan bagi
masyarakat luas. Artinya, keluarga yang serasi dan harmonis akan membentuk lingkungan
masyarakat yang harmonis pula, demikian juga sebaliknya.

a.Peran atau Fungsi Pranata Keluarga

Sebagai salah satu bentuk pranata sosial, pranata keluarga mempunyai beberapa fungsi
sebagai berikut:

1.Fungsi reproduksi yaitu keluarga merupakan sarana untuk memperoleh keturunan secara sehat,
terencana, terhormat, sesuai dengan ajaran agama, dan sah di mata hukum.

2.Fungsi keagamaan yaitu pada umumnya suatu keluarga penganut agama tertentu akan
menurunkan agama atau kepercayaannya kepada anak-anaknya.
3.Fungsi ekonomi ialah keluarga merupakan suatu wadah dalam usaha mengembangkan serta
mengatur potensi dan kemampuan ekonomi.

4.Fungsi afeksi yaitu norma afeksi ada dan diadakan oleh para orang tua untuk mewujudkan rasa
kasih sayang dan rasa cinta, sehingga dapat menjaga perasaan masing-masing anggota keluarga
agar tercipta kerukunan dan keharmonisan hubungan di dalam keluarga.

5.Fungsi sosialisasi yaitu memberikan pemahaman tentang bagaimana seorang anggota keluarga
bergaul dan berkomunikasi dengan orang lain dalam keluarga. Anak-anak telah dikenalkan
dengan kedudukan dan status tiap-tiap anggota keluarga dan kerabat lainnya.

6.Fungsi penentuan status yaitu melalui keluarga seorang anak memperoleh statusnya dalam
masyarakat, seperti nama, jenis kelamin, hak waris, tempat dan tanggal lahir, dan sebagainya.

7.Fungsi pendidikan ialah keluarga merupakan satuan kekerabatan yang pertama kali dikenal
oleh anak, sehingga di keluargalah anak memperoleh pendidikan pertamanya dari orang tua atau
kerabat lainnya.

8.Fungsi perlindungan ialah keluarga merupakan tempat berlindung lahir batin bagi anak
khususnya dan bagi seluruh anggota keluarga pada umumnya.

2.Pranata Agama

aPengertian Agama

Agama adalah ajaran atau sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa serta mencakup pula tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan antarmanusia dan antara manusia dengan lingkungannya. Jika dilihat dari
sudut pandang sosiologi, agama memiliki arti yang lebih luas, karena mencakup juga aliran
kepercayaan (animisme atau dinamisme) yang sebenarnya berbeda dengan agama.

a.Peran atau Fungsi Pranata Agama

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat penganut agama. Berbagai jenis agama dan
kepercayaan tumbuh dan berkembang di masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut, maka
diperlukan suatu pranata, yaitu norma yang mengatur hubungan antarmanusia, antara manusia
dengan alam, dan antara manusia dengan Tuhannya sehingga ketenteraman dan kedamaian batin
dapat dikembangkan.

Sebagai salah satu bentuk pranata sosial, pranata agama memiliki beberapa fungsi
berikut:

a.Fungsi ajaran atau aturan yaitu memberi tujuan atau orientasi sehingga timbul rasa saling
hormat antarsesama manusia. Agama juga dapat menumbuhkan sikap disiplin, pengendalian diri,
dan mengembangkan rasa kepekaan sosial. Tiap-tiap ajaran agama pada dasarnya mengarah ke
satu tujuan, yaitu kebaikan.

b.Fungsi hukum yakni memberikan aturan yang jelas terhadap tingkah laku manusia akan hal-hal
yang dianggap benar dan hal-hal yang dianggap salah.

c.Fungsi sosial yaitu sebagai dasar aturan kesusilaan dalam masyarakat, misalnya dalam masalah
ekonomi, pendidikan, kesehatan, perkawinan, kesenian, arsitektur bangunan, dan lain-lain.

d.Fungsi ritual ialah ajaran agama yang memiliki cara-cara ibadah khusus yang tentu saja
berbeda dengan agama lainnya.

e.Fungsi transformatif yakni agama dapat mendorong manusia untuk melakukan perubahan ke
arah yang lebih baik.

3.Pranata Ekonomi

a.Pengertian Ekonomi

Secara umum, ekonomi diartikan sebagai cabang ilmu mengenai asas-asas produksi,
distribusi, dan konsumsi barang-barang serta kekayaan (seperti halnya keuangan, perindustrian,
dan perdagangan). Dalam hal ini, ekonomi diartikan sebagai tata tindakan dalam memanfaatkan
uang, tenaga, waktu, atau barang-barang berharga lainnya.

b.Peran atau Fungsi Pranata Ekonomi

Pranata ekonomi merupakan bagian dari pranata sosial yang mengatur kegiatan ekonomi,
seperti produksi, distribusi, dan konsumsi barang/jasa yang dibutuhkan manusia.
Pranata ekonomi ada dan diadakan oleh masyarakat dalam rangka mengatur dan
membatasi perilaku ekonomi masyarakat agar dapat tercapai keteraturan dan keadilan dalam
perekonomian masyarakat. Pranata ekonomi muncul sejak adanya interaksi manusia, yaitu sejak
manusia mulai membutuhkan barang atau jasa dari manusia lain. Bentuk paling sederhana dari
pelaksanaan pranata ekonomi adalah adanya sistem barter (tukar menukar barang). Akan tetapi,
untuk kondisi saat ini, sistem barter telah jarang digunakan dan sulit untuk diterapkan.

Secara umum, peran-peran pranata ekonomi dapat dibedakan menjadi tiga peran, yaitu:

a.Peran pranata ekonomi produksi

Kegiatan produksi meliputi unsur-unsur bahan dasar, modal, tenaga kerja, dan
manajemen. Pemanfaatan unsurunsur produksi tersebut harus melalui aturan yang berlaku agar
tercapai suatu keseimbangan dan keadilan sosial. Sebagai contoh, penggunaan tenaga kerja harus
memenuhi beberapa syarat, antara lain, usia pekerja, jam kerja, jam lembur, upah kerja, hak cuti,
dan sebagainya. Di dalam pemanfaatan sumber daya alam, pranata ekonomi berperan dalam
menjaga keseimbangan dalam pemanfaatannya. Aturan-aturan dibuat sedemikian rupa sehingga
para pelaku produksi dapat memanfaatkan ketersediaan sumber daya alam secara efektif dan
efisien.

Beberapa aturan dalam pemanfaatan sumber daya alam di Indonesia, antara lain,
dilakukan dengan cara-cara berikut:

1.Monopoli pemerintah yaitu dilakukan oleh negara untuk menjamin ketersediaan suatu sumber
produksi. Pada umumnya sumber-sumber produksi tersebut sangat penting dan menyangkut hajat
hidup orang banyak, misalnya minyak, air, listrik, dan lain-lain.

2.Monopoli swasta yakni dilakukan oleh pihak swasta melalui perjanjian atau kontrak kerja
khusus dengan pemerintah untuk memanfaatkan suatu sumber daya alam tertentu. Contoh
monopoli swasta adalah monopoli garam, monopoli cengkih, Hak Pengusahaan Hutan, dan
lainlain.

3.Kuota yaitu dilakukan pemerintah untuk membatasi produksi dan konsumsi terhadap suatu
barang atau sumber alam. Hal ini dimaksudkan agar produksi dan pengolahan sumber daya alam
tersebut dapat dilakukan dengan hemat atau tidak berlebihan.
4.Proteksi yaitu dilakukan oleh pemerintah untuk melindungi produk lokal dari persaingan
produk luar negeri (impor). Dalam hal ini, pemerintah memandang bahwa produk lokal akan
kalah bersaing dengan produk impor, sehingga pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi
untuk produk impor tertentu atau bahkan melarangnya sama sekali.

5.Peran pranata ekonomi distribusi

Distribusi merupakan kegiatan menyalurkan barang hasil produksi ke konsumen untuk


dikonsumsi. Pendistribusian penting dilakukan untuk mencapai kemakmuran rakyat dengan cara
memeratakan ketercukupan kebutuhan rakyat akan barang atau jasa. Dengan adanya proses
distribusi, maka produsen dapat menjual hasil produknya dan konsumen dapat memperoleh
barang atau jasa yang dibutuhkan. Melalui distribusi pulalah, arus perdagangan dapat berjalan.

6.Peran pranata ekonomi konsumsi

Konsumsi adalah kegiatan menghabiskan atau menggunakan nilai guna suatu barang atau
jasa. Penggunaan atau pemanfaatan nilai guna barang atau jasa tersebut dapat dilakukan
sekaligus ataupun secara berangsurangsur. Pemenuhan kebutuhan manusia dalam berkonsumsi
dipengaruhi oleh kemampuan manusia yang diukur melalui tingkat pendapatan atau penghasilan.
Hal yang harus diperhatikan adalah kebutuhan manusia dalam berkonsumsi tidak terbatas,
sedangkan kemampuan manusia terbatas. Oleh karena itu, manusia harus pandai-pandai
membelanja-kan uangnya sesuai dengan tingkat kebutuhan. Berdasarkan peran-peran tersebut,
dapatlah disimpulkan bahwa peran atau fungsi pokok pranata ekonomi adalah mengatur kegiatan
produksi, distribusi, dan konsumsi agar dapat berjalan dengan lancar, tertib dan dapat memberi
hasil yang maksimal dengan meminimalisasi dampak negatif yang ditimbulkan.

4.Pranata Pendidikan

a.Pengertian Pendidikan

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang
dalam usaha untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran atau pelatihan. Di
Indonesia, pendidikan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pendidikan sekolah (pendidikan
formal) dan pendidikan luar sekolah (pendidikan nonformal). Pada perkembangannya, ada
beberapa ahli sosiologi yang menambahkan satu golongan pendidikan lagi, yaitu pendidikan
yang diperoleh melalui pengalaman atau kehidupan sehari-hari (pendidikan informal).

b.Peran atau Fungsi Pranata Pendidikan

Pranata pendidikan berfungsi untuk mempersiapkan manusia agar mampu mencari


nafkah hidup saat ia dewasa kelak. Persiapan-persiapan yang dimaksud, meliputi kegiatan dalam:

1.meningkatkan potensi, kreativitas, dan kemampuan diri

2.membentuk kepribadian dan pola pikir yang logis dan sistematis

3.mengembangkan sikap cinta tanah air.

Dengan pranata pendidikan, diharapkan hasil sosialisasi akan membentuk sikap mental
yang cocok dengan kehidupan di masa sekarang dan yang akan datang.

5.Pranata Politik

a.Pengertian Politik

Politik adalah pengetahuan mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan, meliputi segala


urusan dan tindakan atau kebijakan mengenai pemerintahan negara atau terhadap negara lain. Di
dalam hal ini, yang dimaksud politik adalah semua usaha dan aktivitas manusia dalam rangka
memperoleh, menjalankan, dan mempertahankan kekuasaan dalam kaitannya dengan
penyelenggaraan pemerintahan negara.

Pranata politik adalah serangkaian peraturan, baik tertulis ataupun tidak tertulis yang
berfungsi mengatur semua aktivitas politik dalam masyarakat atau negara.

Di Indonesia, pranata politik tersusun secara hierarki, yaitu:

1. Pancasila
2. Undang-Undang Dasar 1945
3. Ketetapan MPR
4. Undang-Undang
5. Peraturan Pemerintan
6. Keputusan Presiden
7. Keputusan Menteri
8. Peraturan Daerah

Pranata-pranata tersebut diciptakan masyarakat Indonesia sesuai dengan jenjang


kewenangannya masing-masing, dan dimaksudkan untuk mengatur penyelenggaraan
pemerintahan negara.

a.Fungsi atau Peran Pranata Politik

Seperti halnya pranata sosial lainnya, pranata politik juga mempunyai peran atau fungsi.
Beberapa peran atau fungsi pranata politik, antara lain, meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Pelindung dan penyaluran aspirasi/hak asasi manusia

Sesuai dengan UUD’45, bahwa masyarakat mempunyai hak dan kewajiban yang sama
dalam hukum dan pemerintahan. Berdasarkan pengertian tersebut, maka rakyat berhak berpolitik
sejauh tetap mematuhi kaidah-kaidah politik yang telah ditetapkan.

2.Memberikan pembelajaran politik bagi masyarakat

Dalam hal ini rakyat secara langsung mulai dilibatkan dalam proses penentuan kebijakan.
Rakyat ditempatkan sebagai subjek dan bukannya objek kebijakan. Dengan cara ini, akan dapat
tercapai keberhasilan pembangunan dan meningkatkan stabilitas sosial.

3.Meningkatkan kesadaran berpolitik di kalangan masyarakat

Hal ini terlihat dari meningkatnya keikutsertaan masyarakat dalam pemilu, kesadaran
dalam mengawasi jalannya pemerintahan

4.Tujuan Pranata Sosial

Diciptakannya pranata sosial pada dasarnya mempunyai maksud serta tujuan yang secara
prinsipil  tidak  berbeda  dengan  norma-norma  sosial,  karena  pada  dasarnya pranata  sosial
merupakan seperangkat norma sosial. 

Secara umum, tujuan utama pranata sosial,  selain untuk  mengatur agar kebutuhan  hidup
manusia dapat terpenuhi secara memadai, juga sekaligus untuk mengatur agar kehidupan sosial 
para  warga  masyarakat  dapat  berjalan  dengan  tertib  dab  lancar  sesuai  dengan kaidah-
kaidah  yang  berlaku.  Contoh:  pranata  keluarga  mengatur  bagaimana  keluarga harus 
merawat  (memelihara)  anak.  Pranata  pendidikan  mengatur  bagaimana  sekolah harus
mendidik anak-anak sehingga dapat menghasilkan lulusan yang handal.

Tanpa  adanya  pranata  sosial,  kehidupan  manusia  dapat  dipastikan  bakal  porak 
poranda karena jumlah prasarana atau sarana untuk memenuhi kebutuhan manusia relatif
terbatas, sementara jumlah orang yang membutuhkan justru semakin lama semakin banyak.
Itulah mengapa  semakin  lama,  seiring  dengan  meningkatkan  jumlah  penduduk  suatu
masyarakat,  pranata  sosial  yang  ada  di  dalamnya  juga  semakin banyak  dan  kompleks.
Kompleksitas  pranata  sosial  pada  masyarakat  desa akan  lebih  rendah  dari pada masyarakat
kota.

6.Karakteristik Pranata Sosial

Karakteristik umum dari Pranata Sosial yang dikemukakan oleh Gillin and Gillin adalah
sebagai berikut:

1.Pranata Sosial terdiri dari seperangkat organisasi daripada pemikiran-pemikiran dan


pola-pola perikelakuan yang terwujud melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan. Karakteristik
ini menegaskan kembali bahwa pranata sosial terdiri dari sekumpulan norma-norma sosial dan
peranan sosial dalam kehidupan bermasyarakat. norma-norma sosial ini merupakan unsur
abstraknya dari pranata sosial, sedangkan sekumpulan dari peranan-peranan sosial seolah-olah
merupakan perwujudan konkret dari pranata sosial, karena menampakkan diri sebagai bentuk
assosiasi atau lembaga.

2.Pranata sosial itu relative mempunyai tingkat kekebalan tertentu. Artinya, pranata sosial
itu pada umumnya mempunyai daya tahan tertentu yang tidak lekas lenyap dalam kehidupan
bermasyarakat. panjangnya umur pranata sosial itu pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa
factor, diantaranya karena pranta sosial itu terdiri dari norma-norma sosial, dimana norma-norma
sosial ini terbentuk melalui proses yang tidak mudah dan relative lama. Sementara itu norma-
norma sosial itu pada umumnya berorientasi pada kebutuhan pokok dari kehidupan masyarakat,
sehingga sewajarnyalah apabila pranata sosial kemudian dipelihara sebaik-baiknya oleh setiap
warga masyarakat, karena pranata sosial itu memiliki nilai-nilai yang tinggi. Kekebalan pranata
sosial juga dipengaruhi oleh usaha dari para warga masyarakat untuk semangkin mengukuhkan
atau melestarikan bahwa ada kecenderungan manusia untuk memperoleh serta meningkatkan
kedudukan seseorang akan meningkat pula peranan yang dimainkan dalam kehidupannya.

3.Pranata sosial itu mempunyai tujuan yang ingin dicapai dan diwujudkan. Tujuan
dasarnya adalah merupakan pedoman serta arah yang ingin dicapai. Oleh Karena itu, tujuan akan
motivasi ataupun mendorong manusia untuk mengusahakan serta bertindak agar tujuan itu dapat
terwujud. Dengan tujuan inilah maka merangsang pranata sosial untuk dapat melaksanakan
fungsinya, akan tetapi hal ini bukanlah dimaksudkan bahwa adanya tujuan akan menjamin
berfungsinya pranata sosial. Oleh karena itu apabila pranata sosial telah mempunyai tujuan
tertentu yang akan dicapai, tetapi pranata sosial itu sendiri tidak dapat menjalankan fungsinya,
maka tujuan tersebut akan mandul atau steril. Tidaklah mungkin dapat terjadi ada pranata sosial
berfungsi, tetapi tidak mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Dengan demikian maka dapatlah
dikatakan bahwa tujuan paranata sosial itu dapat tercapai apabila fungsinya dapat berjalan
sebagaimana mestinya. Di dalam pranata sosial, yang dimaksud dengan tujuan adalah sesuatu
yang harus dicapai oleh golongan masyarakat tertentu dan golongan masyarakat yang
bersangkutan akan berpegang teguh padanya. Sebaliknya, yang dimaksud dengan fungsi pranata
sosial adalah merupakan peranan pranata dalam sistem sosial dan kebudayaan masyarakat.
Adakalanya fungsi pranata sosial itu tidak diketahui ataupun tidak disadari oleh sekelompok
masyarakat yang menjadi anggotanya, dan sering kali terjadi fungsi itu baru disadari setelah
diwujudkan dan ternyata berbeda dengan tujuannya.

4.Pranata sosial merupakan alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai


tujuannya. Alat-alat perlengkapan pranata sosial dimaksudkan agar pranata yang bersangkutan
dapat melaksanakan fungsinya guna mencapai tujuan yang diinginkan. Peralatan yang diperlukan
atau yang dimiliki setiap pranata sosial tergantung dari jenis pranata yang bersangkutan.
Peralatan pranata sosial dapat pula bersifat hardware maupun software, seperti adanya sarana
maupun prasarana yang harus tersedia untuik mewujudkan tujuan yang ingin dicapai.

5.Pranata sosial pada umumnya dilakukan dalam bentuk lambang-lambang. Lambang


disamping merupakan spesifikasi dari suatu pranata sosial, juga tidak jarang dimaksudkan untuk
pencerminan secara simbolis yang menggambarkan tujuan dan fungsi pranata sosial yang
bersangkutan. Lambang dari suatu pranata sosial dapat berupa gambar sesuatu, tulisan maupun
slogan-slogan. Lambang pranata sosial secara umum dapat dikategorikan dalam dua hal.
Pertama, lambang atau symbol yang bersifat presentasional, yaitu lambang yang dapat
menghadirkan pranata yang bersangkutan, misalnya burung garuda dan bendera merah putih
akan menghadirkan Negara Republik Indonesia. Lambang yang bersifat presentasional ini
biasanya mengandung nilai-nilai dari tujuannya juga bersifat sacral. Kedua, adalah lambing yang
bersifat discursive, yaitu lambang yang tidak ada kaitan atau tidak ada sambungannya dengan
tujuan, fungsi maupun nilai-nilai yang terkandung di dalam pranata sosial yang bersangkutan,
sehingga lambing yang dipergunakan itu biasanya sekedar untuk menunjukkan spesifikasi dari
pranata sosial yang bersangkutan.

6.Pranata sosial mempunyai dokumen baik yang tertulis maupun tidak. Dokumen ini
dimaksudkan menjadi suatu landasan atau pangkal tolak untuk mencapai tujuan serta
melaksanakan fungsinya. Oleh karena itu, dokumen yang tertulis dapat merupakan landasan
pranata yang autentik dipergunakan sebagai pedoman, dan dokumen ini sebenarnya adalah
merupakan konkretisasi dari karakteristik yang pertama.

7.Klasifikasi Pranata Sosial

Berikut ini beberapa tipe atau penggolongan pranata sosial.

a. Berdasarkan perkembangannya, pranata sosial dapat dibedakan menjadi crescive


institutions dan enacted institutions.

1) Crescive institutions adalah pranata sosial yang secara tidak sengaja tumbuh dari
kebiasaan masyarakat. Misalnya: tata cara perkawinan, norma-norma, dan berbagai upacara adat.

2) Enacted institutions adalah pranata sosial yang sengaja dibentuk untuk memenuhi
kebutuhan tertentu. Misalnya: lembaga pendidikan, lembaga keuangan, lembaga kesehatan, dan
lain-lain. Klasifikasi Pranata Sosial. Contoh lembaga pendidikan anak usia dini.

b. Berdasarkan sistem nilai/kepentingan yang diterima masyarakat, pranata sosial dapat


dibedakan menjadi basic institutions dan subsidiary institutions.
1) Basic institutions adalah pranata sosial yang dianggap penting dalam upaya
pengawasan terhadap tata tertib di masyarakat. Misalnya keluarga, sekolah, dan
Negara.
2) Subsidiary institutions adalah pranata yang dianggap kurang penting. Misalnya
tempat-tempat hiburan atau rekreasi.
c. Berdasarkan penerimaan masyarakat, pranata sosial dapat dibedakan menjadi approved
institutions dan unsanctioned institutions.
1) Approved institutions adalah bentuk pranata sosial yang diterima secara umum oleh
masyarakat. Misalnya lembaga pendidikan, lembaga peradilan, dan lainlain.
2) Unsanctioned institutions adalah bentuk pranata sosial yang secara umum ditolak oleh
masyarakat. Misalnya berbagai perilaku penyimpangan, seperti merampok, memeras,
pusat-pusat perjudian, prostitusi, dan lain-lain.
d. Berdasarkan faktor penyebarannya, pranata sosial dapat dibedakan menjadi general
institutions dan restricted institutions.
1) General institutions adalah bentuk pranata sosial yang diketahui dan dipahami
masyarakat secara umum. Misalnya keberadaan agama dalam kehidupan.
2) Restricted institutions adalah bentuk pranata sosial yang hanya dipahami oleh anggota
kelompok tertentu.Misalnya pelaksanaan ajaran agama Islam, Kristen, Katolik,
Hindu, Buddha, Kong Hu Cu, atau berbagai aliran kepercayaan lainnya.
e. Berdasarkan fungsinya, pranata sosial dapat dibedakan menjadi cooperative institutions
dan regulative institutions.
1) Cooperative institutions adalah bentuk pranata sosial yang berupa kesatuan pola dan
tata cara tertentu. Misalnya pranata perdagangan dan pranata industri.
2) Regulative institutions adalah bentuk pranata sosial yang bertujuan mengatur atau
mengawasi pelaksanaan nilai-nilai atau norma-norma yang berkembang di
masyarakat. Misalnya pranata hukum (kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan).

8.Ciri-Ciri Pranata Sosial

Ciri dari pranata sosial adalah sebagai berikut:

1.Mempunyai Masa Berlaku (Expired Time)


Masa berlaku dalam pranata sosial adalah masa kekekalan tertentu, yang mana sistem dan
keterikatan bisa diberlakukan selama sebuah karakteristik sosial itu ada. Kita ambil contoh
pranata keluarga, bentuk aturan, keterikatan dan hubungan sosial antar anggota keluarga yaitu
misal ayah,ibu dan anak akan berlaku sejauh unsur keluarga tersebut utuh. Apabila ada
perubahan misalkan ayah meninggal dunia maka peraturan dalam keluarga tersebut bisa saja
berubah. Begitu pula bila terjadi perceraian ataupun anak sudah menikah.

2.Mempunyai Tingkat Kekekalan Tertentu

Pranata sosial bisa dibilang adalah umur yang paling sangat tua dibandingkan dengan
manusia. Pada umumnya pranata sosial tidak mudah berganti dari masa ke masa bahkan
cenderung turun temurun. Hal ini disebabkan karena adanya sifat meniru dan mungkin
dipaksakan untuk melakukan sebuah tindakan atau tradisi dengan dalih adat istiadat. Juga
tergantung dari kondisi penduduk Indonesia yang menjadi karakteristik bangsa.

Sebagai ciri-ciri pranata Sosial memiliki contoh sebagai berikut: Tradisi mudik pada saat
lebaran, kemana pun tujuan untuk hidup, pada akhirnya ketika Idul Fitri tiba, dari dulu sampai
dengan sekarang, orang Indonesia cenderung mudik atau pulang kampung meskipun dengan
adanya unsuk memaksakan. Hal ini seolah menjadi sebuah keharusan ketika hari raya tiba.
Tradisi ini bisa jadi hilang dan musnah, namun akan sangat lama dan pada saat itu ada sebuah
perubahan tradisi misalnya orang tua kita bawa ke daerah dimana kita bekerja atau mencari
penghasilan, sehingga ketika lebaran tiba kita tidak memiliki alasan untuk pulang kampung. Hal
ini berkaitan dengan memiliki masa berlaku seperti diatas.

3.Memiliki Lambang atau Simbol

Ketika berbicara tentang karakteristik bangsa, maka biasanya memiliki keunikan


tersendiri. Salah satu pembedaan antara karakter satu dengan yang lainnya adalah adanya
lambang atau simbol. Kita ambil contoh dalam pranata ekonomi. Kita bukan akan membahas
apakah yang dimaksud dengan pranata ekonomi dan lainnya, ataupun juga tentang pranata
ekonomi berkaitan erat dengan kegiatan yang ada pada saat ini. Bukan, kita ingin melihat ciri
dari pranata ekonomi dalam hubungannya dengan memiliki lambang atau simbol, sebagai
berikut: Di Indonesia bahkan di dunia simbol dari alat timbang ataupun neraca seolah sudah
menjadi ciri khas dari pranata ekonomi. Tidak hanya secara material tetapi bentuk kegiatan juga
bisa dijadikan simbol, misalnya jual beli, tawar menawar, transaksi, teken kontrak merupakan
simbol dari sebuah pranata ekonomi. Meskipun dalam berpolitik juga terdapat istilah jual beli,
tawar menawar, dsb. Namun bila kita amati, kontrak politik merupakan sebuah kerjasama yang
sifatnya ekonomi atau bersifat uang.

4.Memiliki Tata Tertib

Dalam pranata sosial, tentunya terdapat sebuah aturan main atau kita kenal dengan tata
tertib. Karena dengan tata tertib inilah akan tercipta suatu keteraturan sosial. Bisa tertulis ataupun
tidak tertulis. Contohnya adalah, dalam pranata keluarga mempunyai sebuah aturan bahwa
seorang ayah wajib menafkahi anak dan istrinya. Bila aturan ini tidak dilaksanakan ataupun
dilanggar, maka pranata keluarga tidak akan utuh dan bisa jadi hancur. Begitu juga tata tertib
yang ada pada pranata politik ataupun pranata pendidikan.Terkadang dalam pelaksanaannya,
apabila terdapat suatu kelalaian ataupun pelanggaran, maka permasalahan hukum di Indonesia
akan diberlakukan.

5.Memiliki Tradisi

Sedikit berbeda dengan ciri pranata sosial yaitu memiliki tata tertib, pranata sosial juga
mempunyai tradisi. Dalam hal ini, tradisi tersebut adalah hal yang menjadi turun temurun.
Misalnya tradisi mengangkat pemimpin partai dari kalangan militer bagi partai politik tertentu,
atau kebiasaan mengucapkan salam bersama ketika guru datang dan memulai pelajaran pada saat
di sekolah. Biasanya tradisi ini tidak tertulis. Berbeda dengan tata tertib yang bisa tertulis
ataupun tidak tertulis.

6.Memiliki Tujuan

Ketika ada yang pertanyaan soal ataupun guru yang bertanya : jelaskan tujuan pranata
sosial dan jelaskan syarat-syarat aturan untuk menjadi pranata sosial! Pada hakikatnya ialah
bahwa pranata sosial memiliki tujuan yang jelas dan disepakati bersama. Misalnya ciri-ciri
pranata sosial dalam agama, bertujuan untuk mengatur pola kehidupan umat agar tidak
menyimpang dari ajaran agama tertentu. Dalam pranata ekonomi juga tidak hanya bertujuan
untuk mensejahterakan bersama, namun dalam hal transaksi misalnya kegiatan ekspor impor,
pranata ekonomi tetap mengedepankan tentang kesejahteraan.
7.Memiliki Nilai

Dalam hal ini sebuah pranata sosial tentunya memiliki nilai yang berlaku pada
masyarakat tertentu.Hal ini bisa secara langsung ataupun tak langsung mempengaruhi pranata
sosial yang ada. Berhubungan pula dengan adat istiada turun temurun. Misalnya menghormati
orang yang lebih tua ataupun orang lain dengan panggilan sopan dan tidak memanggil nama
langsung. Misalnya istila Tuan, bapak, ibu, mas, mbak yang diimbuhkan dalam nama orang.

8.Memiliki Alat dan Perlengkapan

Pranata sosial memiliki sarana atau prasarana yang akan menunjang dalam pencapaian
tujuan. Misal dalam pranata pendidikan, agar terciptanya perubahan kognitif dari tidak tahu
menjadi tahu, maka diperlukan media atau alat. Papan tulis, komputer maupun ruang kelas
adalah unsur dasar.

9.Mempunyai Kekhasan

Sebuah pranata sosial ataupun pranata lainnya memiliki suatu bentuk ciri khas yang bisa
menjadi identitas dari pranata terebut. Contohnya adalah dalam pranata pendidikan, memiliki ciri
adanya pakaian seragam bagi anggota dari pranata itu, dalam hal ini murid, guru, dsb. Kekhasan
itu juga bisa merupakan awal dari bagaimanakah terbentuknya pranata sosial.

10.Merupakan Sistem

Seperti halnya sebuah mesin, pranata sosial adalah sebuah sistem pula. Tidak mungkin
berjalan sendiri-sendiri tanpa adanya sebuah sistem. Contohnya adalah dalam pranata ekonomi
misalnya, tidak akan terwujud apabila didalamnya tidak ada salahsatu dari unsur penjual,
pembeli, barang, proses transaksi. Begitu pula dalam pranata pendidikan tidak akan pernah
terwujud apabila salah satu unsur dari siswa, guru, kelas, proses belajar mengajar tidak ada.

9.Konsep Sosial dan Pranata Sosial

Konsep sosial adalah sesuatu yang menyangkut masyarakat, misalnya hubungan


individu dengan individu, individu dengan kelompok, atau hubungan antara kelompok manusia.
Dalam sebuah puisi biasanya berupa kata-kata yang menunjukkan aktifitas suatu masyarakat
tertentu.
Pranata sosial dapat diartikan sebagai suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang
berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks khusus dalam
kehidupan masyarakat. Pranata sosial merupakan suatu kebutuhan sosial. Di dalam pranata
sosial terdapat seperangkat aturan yang berpedoman pada kebudayaan.Oleh karena itu pranata
sosial bersifat abstrakk karena merupakan seperangkat aturan.

Pranata sosial ialah sistem norma yang menata suatu rangkaian tindakan berpola guna
memenuhi kebutuhan pokok dari manusia dalam kehidupan masyarakat yang terbentuk melalui
proses pembelajaran.

Wujud dari pranata sosial adalah lembaga (institute). Meskipun demikian, pranata dan
lembaga memiliki makna yang berbeda. Pranata merupakan sistem norma atau aturan-aturan
yang mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus, sedangkan lembaga atau institute adalah
badan atau organisasi yang melaksanakan aktivitas itu.

PERTEMUAN KE- :9

HARI/TANGGAL : 07.30 – 9.30, SENIN/ 6 Maret 2018

DOSEN PEMBIMBING : Awaluddin,S.Sos,M.Pd

MATERI : Pranata Sosial


2.1 Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Budaya
Manusia adalah salah satu makhluk Tuhan di dunia. Makhluk Tuhan dialam fana ini ada
empat macam, yaitu alam, tumbuhan, binatang, dan manusia. Sifat–sifat yang dimiliki keempat
makhluk Tuhan tersebut sebagai berikut.
1.   Alam memiliki sifat wujud
2.   Tumbuhan memiliki sifat hidup dan wujud
3.   Binatang memiliki sifat wujud, hidup dan dibekali nafsu
4.   Manusia memiliki sifat  wujud, hidup dibekali nafsu serta akal budi
Akal budi merupakan pemberian sekaligus potensi dalam diri manusia yang tidak
dimiliki makhluk lain. Kelebihan manusia dibandingkan makhluk lain terletak pada akal budi.
Anugerah Tuhan akan akal budilah yang membedakan manusia dari makhluk lain. Akal adalah
kemampuan berpikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki. Berpikir merupakan perbuatan
operasional dari akal yang mendorong untuk aktif berbuat demi kepentingan dan peningkatan
hidup manusia. Jadi, fungsi dari akal adalah berpikir. Karena manusia yang dianugerahi akal
maka manusia dapat berpikir. kemampuan berpikir manusia juga digunakan untuk memecahkan
maslaah–masalah hidup yang dihadapi.
Dengan akal budinya, manusia mampu menciptakan, mengkreasi, memperlakukan,
memperbarui, memperbaiki, mengembangkan dan meningkatkan sesuatu yang ada untuk
kepentingan hidup manusia. Contohnya manusia bisa membangun rumah, membuat aneka
masakan, menciptakan beragam jenis       pakaian, membuat alat transportasi, sarana komunikasi
dan lain–lain. Binatang pun bisa membuat rumah dan mencari makan. Akan tetapi, rumah dan
makanan suatu jenis makanan tidak pernah berubah dan berkembang. Rumah burung (sarang)
dari dulu sampai sekarang tetap saja wujudnya, tidak ada pembaharuan dan peningkatan.
Manusia dengan kemampuan akal budinya bisa memperbaharui dan mengembangkan sesuatu
untuk kepentingan hidup.

Kebutuhan manusia dalam hidup dibagi menjadi lima tingkatan. Kelima tingkatan tersebut
adalah sebagai berikut :
1.  Kebutuhan psikologis (physiological needs). Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar,
primer dan vita. Kebutuhan ini menyangkut fungsi–fungsi biologis dasar dari organisme
manusia, seperti kebutuhan akan makanan, pakaian tempat tinggal, sembuh dari sakit,
kebutuhan seks dan sebagainya.
2. Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan (safety and security needs). Kebutuhan ini
menyangkut perasaan, seperti bebas dari rasa takut, terlindung dari bahaya dan ancaman
penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil dan sebagaimya.
3. Kebutuhan sosial (sosial needs). Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan dicintai,
diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa  setia   kawan, 
kerja  sama,  persahabatan,  interaki, dan  seterusnya.
4. Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs). Kebutuhan ini meliputi    kebutuhan
dihargainya kemampuan, kedudukan jabatan, status, pangkat, dan sebagainya.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization). Kebutuhan ini meliputi kebutuhan
untuk memaksimalkan penggunaan potensi–potensi, kemampuan, bakat, kreativitas,
ekspresi diri, prestasi dan sebagainya.

Kebutuhan manusia pertama–tama diawali dari kebutuhan psiklogis atau paling


mendesak kemudian secara bertahap beralih ke kebutuhan tingkat di atasnya sampai tingkatan
tertinggi, yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Beliau menjelaskan bahwa kita tidak dapat memenuhi
kebutuhan kita yang lebih tinggi kalau kebutuhan yang lebih rendah belum terpenuhi. Itu berarti
kebuthan nomor lima akan diupayakan pemenuhannya kalau kita sudah memenuhi kebutuhan–
kebutuhan sebelumnya. Jadi, kebutuhan manusia bertingkat dan membentuk hirarki.
Dengan akal budi manusia mampu menciptakan kebudayaan. Kebudayaan pada dasarnya
adalah hasil akal budi manusia dalam interaksinya, baik dengan alam maupun manusia lainnya.
Manusia merupakan makhluk yang berbudaya. Manusia adalah pencipta kebudayaan.

Apresiasi Terhadap Kemanusiaan dan Kebudayaan

1.   Manusia dan Kemanusiaan


Istilah kemanusiaan berasal dari kata manusia mendapat tambahan awalan ke–dan
akhiran–an sehingga menjadikan kata benda abstrak. Manusia menunjuk pada benda konkret,
sedangkan kemanusiaan merupakan kata beda abstrak. Dengan demikian kemanusiaan disebut
dengan human.
Kemanusiaan berarti hakikat dan sifat–sifat khas manusia sebagai makhluk yang tinggi
harkat matabatnya. Kemanusiaan menggambarkan ungkapan akan hakikat dan sifat yang
seharusya dimiliki oleh makhluk yang bernama manusia. Kemanusiaan merupakan prinsip atau
nilai yang berisi keharusan/tutunan untuk berkesuaian dengan hakikat dari manusia.
Hakikat manusia Indonesia berdasarkan Pancasila sering dikenal sebagai sebutan hakikat
kodrat monopluralis.
Hakikat manusia terdiri atas :
a. Monodualis susunan kodrat manusia yang terdiri dari aspek keragaan, meliputi wujud
materi argonasis benda mati, vegetatif, dan animalis, serta aspek kejiwaan meliputi cipta,
rasa dan karsa.
b. Monodualis sifat kodrat manusa terdiri atas segi individu dan segi sosial.
c. Monodualis kedudukan kodrat meliputi segi keberadaan manusia sebagai makhluk yang
berkepribadian merdeka (berdiri sendiri) sekaligus juga menunjukkan keterbatasannya
sebagai makhluk Tuhan.

Karena manusia memiliki harkat dan derajat yang tinggi maka manusia hendaknya
mempertahankan hal tersebut. Dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan harkat dan
martabatnya tersebut, maka prinsip kemanusiaan berbicara. Prinsip kemanusiaan mengandung
arti adanya penghargaan dan penghormatan terhadap harkat dan martabat manusia yang luhur itu.
Semua manusia adalah luhur, karena itu manusia tidak harus dibedakan perlakuannya karena
perbedaan suku, ras, keyakinan status sosial ekonomi, asal–usul dan sebagainya.
Ada ungkapan bahwa the mankind is one ( Kemanusiaan adalah satu ). Dengan demikian,
sudah sewajarnya antar sesama manusia tidak saling menindas, tetapi saling menghargai dan
saling menghormati dengan pijakan prinsip kemanusiaan. Prinsip kemanusiaan yang ada dalam
diri manusia menjadi penggerak manusia untuk berperilaku yang seharusnya sebagai manusia.
Dalam pancasila sila kedua terdapat konsep kemanusiaan yang adil dan beradab.
Kemanusiaan yang adil dan beradab berarti sikap dan perbuatan manusia yang sesuai dengan
kodrat hakikat manusia yang sopan dan susila yang berdasarkan atas nilai dan norma moral.
Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kesadaran akan sikap dan perbuatan yang didasarkan
pada budi nurani manusia yang dihubungkan dengan norma–norma baik terhadap diri-sendiri,
sesama manusia, maupun terhadap lingkungannya.

2.      Manusia dan Kebudayaan


Kebudayaan berasal dari Bahasa Sansekerta, yaitu buddhayah yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi  (budi atau akal) diartikan sebagai hal–hal yang berkaitan dengan budi dan
akal. Ada pendapat lain mengatakan budaya berasal dari  kata budi dan daya. Budi merupakan
unsur rohani, sedangkan daya adalah unsur jasmani manusia. Dengan demikian, budaya
merupakan hasil budi dan daya dari manusia.
Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata latin colere,
yaitu mengolah dan mengerjakan. Dalam Bahsa Belanda, cultuur berarti sama dengan culture.
Culture atau cultuur bisa diartikan juga sebagi mengolah tanah dan bertani. Dengan demikian,
kata budaya ada hubungannya dengan kemampuan manusia dalam mengelola sumber–sumber
kehidupan, dalam hal ini pertanian. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai kultur dalam
bahasa Indonesia.

Wujud kebudayaan menjadi tiga, yaitu gagasan, aktivitas, dan artefak.


a. Gagasan (wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide, gagasan,
nilai,  norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak;  tidak   dapat diraba atau
disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala atau di alam pemikiran warga
masyarakat. Jika masyarakat tersebut  menyatakan  gagasan mereka itu dalam bentuk
tulisan, maka lokasi dari  kebudayaan ideal itu berada dalam  karangan  dan buku–buku  
hasil  karya  para penulis warga masyarakat tersebut.
b. Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam
bermasyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini
terdiri dari aktivitas–aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak,
serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola–pola tertentu yang berdasarkan adat
tata kelakuan. sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari–hari, dan dapat diamati
dan didokumentasikan.
c. Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan
karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda  benda atau hal–hal yang dapat
diraba, dilihat dan didokumentasikan. Sifatnya paling kongkret diantara ketiga wujud
kebudayaan,

Manusia merupakan pencipta kebudayaan karena manusia dianugerahi akal dan budi
daya. Dengan akal dan budi daya itulah manusia menciptakan dan mengembangkan kebudayaan.
Terciptanya kebudayaan adalah hasil interaksi manusia dengan segala isi alam raya ini. Hasil
interaksi binatang dengan alam  sekitar tidak membentuk kebudayaan, tetapi hanya
menghasilkan pembiasaan saja. Hal ini karena binatang tidak dibekali akal budi, tetapi hanya
nafsu dan naluri  tingkat rendah.
Karena manusia adalah pencipta kebudayaan maka manusia adalah makhluk berbudaya.
Kebudayaan adalah ekspresi eksistesi manusia di dunia. Dengan kebudayaannya manusia
mampu menampakkan jejak–jejaknya dalam panggung sejarah dunia.

Etika dan Estetika Kebudayaan


1.  Etika Manusia dalam Berbudaya
Kata etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos. Secara etimologis, etika adalah ajaran
tentang baik–buruk, yang diterima umum atau tentang sikap, perbuatan, kewajiban, dan
sebagainya. Etika bisa disamakan artinya dengan moral (mores dalam bahasa latin), akhlak, atau
kesusilaan. Etika berkaitan dengan masalah nilai, karena etika pada pokoknya membicarakan
masalah–masaah yang berkaitan dengan predikat nilai susila, atau tidak susila, baik dan buruk.
Dalam hal ini, etika termasuk dalam kawasan nilai, sedangkan nilai etika itu sendiri berkaitan
dengan baik–buruk perbuatan manusia.
Namun, etika memiliki makna yang bervariasi. Bertens menyebutkan ada tiga jenis
makna etika sebagai berikut :
a. Etika dalam arti nilai–nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
kelompok orang dalam mengatur tingkah laku.
b. Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral (yang dimaksud disini adalah kode etik)
c. Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang yang baik dan yang buruk . Disini etika sama
artinya dengan filsafat moral.

Etika sebagai nilai dan norma etik atau moral berhubungan dengan makna etika yang
pertama. Nilai–nilai etik adalah nilai tentang baik buruk kelakuan manusia. Nilai etik
diwujudkan kedalam norma etik, norma moral, norma kesusilaan.
Daerah berlakunya norma etik relatif universal, meskipun tetap dipengaruhi oleh ideologi
masyarakat pendukungya. Perilaku membunuh adalah perilaku yang amoral, asusila atau tidak
etis. Pandangan itu bisa diterima oleh orang dimana saja atau universal. Namun, dalam hal
tertentu, perilaku seks bebas bagi masyarakat penganut kebebasan kemungkinan bukan perilaku
yang amoral. Etika masyarakat Timur mungkin berbeda dengan etika masyarakat barat.
Contohnya, budaya perilaku berduaan dijalan antara sepasang muda mudi, bahkan
bermesraan di hadapan umum. Masyarakat individual menyatakan hal demikian bukanlah
perilaku yang etis, tetapi akan ada sebagian orang atau masyarakat yang berpandangan hal  
tersebut merupakan suatu  penyimpangan etik.

2.  Estetika Manusia dalam Berbudaya


Estetika dapat dikatakan sebagai teori tentang keindahan atau seni. Estetika berkaitan
dengan nilai indah–jelek (tidak indah). Nilai estetika berari nilai tentang keindahan.  Keindahan 
dapat diberi makna secara luas, secara sempit, dan estetik murni.
a. Secara  luas  keindahan  mengandung  ide  kebaikan,  bahwa   segala   sesuatunya yang
baik termasuk yang abstrak maupun nyata yang mengandung ide  kebaikan adalah indah.
Keindahan dalam arti luas meliputi banyak  hal, seperti watak yang indah, hukum yang
indah, ilmu yang indah, dan  kebajikan yang indah. Indah dalam arti luas mencakup
hampir seluruh yang ada apakah  merupakan  hasil  seni,  alam,  moral,  dan   intelektual.
b.  Secara sempit, yaitu indah yang terbatas pada lingkup persepsi penglihatan (bentuk dan
warna).
c.  Secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya
dengan segala sesuatu yang diresapinya melalui penglihatan, pendengaran perabaan dan
perasaan, yang semuanya dapat menimbulkan persepsi (anggapan) indah.
Estetika berifat subyektif,sehingga tidak bisa dipaksakan. Tetapi yang penting adalah
menghargai keindahan budaya yang dihasilkan oleh orang lain.

2.2 Pengertian Keragaman dan Kesetaraan

A. Keragaman

Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa    Indonesia
(KBBI) artinya :

1. tingkah laku
2. macam jenis.
3. lagu musik : langgam
4. warna :corak : ragi
5. laras (tata bahasa).

Keragaman adalah suatu  kondisi dalam masyarakat dimana terdapat perbedaaan2


dalam berbagai bidang terutamasuku bangsa, ras, agama, ideologi, budaya (masyarakat
yang majemuk). keragaman dalam masyarakat adalah sebuah keadaaan yang
emnunjukkan perbedaan yang cukup banyak macam atau jenisnya dalam masyarakat.

Ada tiga macam istilah yang digunakan untk menggambarkan masyarakat yang
majemuk yang terdiri dari ras, agama, bahasa dan budaya yang berbeda yaitu masyarakat
pural, masyaraakat heterogen, dan masyarakat multikultural.

1. Pluralitas : mengandaikan adanya hal-hal yang lebih dari satu (many)


2. Heterogen : menunjukan bahwa keberadaan yang lebih dari satu itu berbeda-beda,
bermacam-macam dan bahkan tidak dapat disamakan.
3. Multikultural :n inti dari multikulturalisme adalah kesediaan menerima kelompok
lain secara sama sebagai kesatuan tanpa memperdulikan perbedaan budaya ,etnik,
gender, bahasa maupun agama. Multikulturalisme memberikan penegasan bahwa
dengan segala perbedaannya itu mereka adalah sama di ruang publik, menekankan
pengakuan dan penghargaan pada perbedaan.
Keragaman disini memiliki makna sebagai suatu kondisi dalam masyarakat
dimana terdapat perbedaan-perbedaan dalam berbagai bidang, terutama suku bangsa dan
ras, agama dan keyakinan, ideology, adat kesopanan, serta situasi ekonomi. Sedangkan
kesederajatan memiliki makna sebagai suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan
keragaman yang ada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu
tingkatan hierarki.

Di Indonesia unsur keragamannya dapat dilihat dalam suku bangsa dan ras, agama
dan keyakinan, ideologi dan politik, tata karma, kesenjangan ekonomi, dan kesenjangan
sosial. Semua unsur tersebut merupakan hal yang harus dipelajari agar keragaman hal
tersebut tidak membawa dampak yang buruk bagi kehidupan bermasyarakat di Indonesia.

Agama sendiri adalah satu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
bermasyarakat. Dalam praktiknya fungsi agama dalam masyarakat adalah sebagai sesuatu
yang edukatif yaitu agama secara yuridis berfungsi menyuruh dan melarang. Agama juga
berfungsi sebagai penyelamat, perdamaian, sosial kontrol, pemupuk rasa solidaritas,
transformatif (membawa perubahan), kretif, dan agama berfungsi sublimatif (perubahan
ke tingkat yang lebih baik).

Dampak buruk dari tidak adanya sikap terbuka, logis, dan dewasa atas keragaman
masyarakat tersebut antara lain adalah disharmonisasi (tidak adanya penyesuaian atas
keragaman antara manusia dengan lingkungannya), perilaku diskriminatif terhadap
kelompok masyarakat tertentu, eksklusivisme/rasialis (menganggap derajat kelompoknya
lebih tinggi dari kelompok lain).

Untuk menghindari dampak buruk di atas, ada beberapa hal yang dapat dilakukan
yaitu dengan meningkatkan semangat religius, semangat nasionalisme, semangat
pluralism, semangat humanism, dialog antar- umat beragama, dan membangun suatu pola
komunikasi untuk interaksi maupun konfigurasi hubungan antar agama, media massa,
dan harmonisasi dunia.

B. Pengertian Kesetaraan
kesetaraan manusia bermakna bahwa manusia sebagai mahluk tuhan memiliki tingkat
atau kedudukanyang sama . tingkatan atau kedudukan yang sama. tingkatan atau kedudukan
yang sama bersumber dari pandangan bahwa semua manusia tanpa dibedakan adalah
diciptakan dengan kedudukan yang sama yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya
dibanding makhluk lain, dihadapan tuhan , semua manusia adalah sama derajat, kedudukan
atau tingkatannya. yang membedakannya adalah tingkat ketaqwaan manusia tsb terhadap
tuhan.

C. pengertian kesederajatan

adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada manusia tetap
memiliki suatu kedudukan yang sama dan satu tingkatan hierarki, kesederajatan adalah
persamaan harkat, nilai , harga, taraf yang membedakan makhul yang satu dengan yang
lainnya. kesederajatan dalam masyarakat adalah suatu keadaan menunjukan adanya
pemeliharaan krukunan dan kedamaian yang saling menjaga harkat dan martabatnya.

Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap seseorang


atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis, kelompok, golongan, status, dan
kelas sosial-ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik tubuh, usia, orientasi seksual, pandangan
ideologi dan politik, serta batas negara, dan kebangsaan seseorang. Diskriminasi itu sendiri
terjadi karena adanya persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan,
adanya tekanan dan intimidasi yang dilakukan oleh kelompok yang dominan terhadap
kelompok yang lebih lemah, ketidakberdayaannya golongan miskin akan intimidasi yang
mereka terima sehingga mereka menjadi korban diskriminasi.

Selain diskriminasi juga terdapat problematika lain yang harus diwaspadai yaitu
adanya disintegrasi bangsa. Ada enam faktor utama yang menjadi penyebab utama proses
tersebut yaitu kegagalan kepemimpinan, krisis ekonomi yang akut dan berlangsung lama,
krisis politik, krisis sosial, demoralisasi tentara dan polisi, dan intervensi asing.

Salah satu hal yang dapat dijadikan solusi adalah Bhineka Tunggal Ika yang
merupakan ungkapan yang menggambarkan masyarakat Indonesia yang majemuk
(heterogen). Masyarakat Indonesia terwujud sebagai hasil interaksi sosial dari banyak suku
bangsa dengan beraneka ragam latar belakang kebudayaan, agama, sejarah, dan tujuan yang
sama yang disebut Kebudayaan Nasional.

Perubahan sosial-budaya terjadi karena beberapa faktor yaitu :

1. faktor dari luar:


a. Akulturasi yaitu meleburnya suatu kebudayaan asing ke dalam kebudayaan sendiri
tetapi tidak menyebabkan hilangnya kepribadian
b. Difusi yaitu penyebaran unsur kebudayaan dari satu tempat ke tempat lain
c. Penetrasi yaitu masuknya unsur kebudayaan asing secara paksa sehingga merusak
kebudayaan sendiri
d. Invasi yaitu masuknya unsur kebudayaan asing melalui masa
peperangan/penjajahan
e. Asimilasi yaitu proses penyesuaian seseorang yang asing dengan kebudayaan
setempat
f. Hibridisasi yaitu perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan
campuran antara orang asing dengan penduduk setempat
g. Milenarisasi merupakan salah satu bentuk kebangkitan yang mengangkat golongan
bawah yang tertindas.

2. faktor dari dalam yang menyebabkan perubahan itu terjadi yaitu :

a. Sistem pendidikan yang maju yang terdiri dari inovasi (pembauran unsur teknologi
dan ekonomi dari kebudayaan)
b. Discovery (penemuan unsur kebudayaan yang baru),
c. Invention (perolehan hal baru yang dilakukan melalui usaha yang sungguh-
sungguh)
d. Enkulturasi (suatu proses manusia mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran
serta sikapnya dengan sistem norma yang tumbuh di dalam masyarakat).
2.3 Makna dan Hakekat Keragaman dan Kesetaraan

A. Makna Keragaman

Konsep keragaman mengandaikan adanya hal-hal  yang lebih dari satu, keragaman
menunjukan bahwa keeradaan yang lebih dari satu itu berbeda-beda, heterogen bahkan tidak bisa
disamakan. Keragaman Indonesia terlihat dengan jelas pada aspek-aspek geografis, etnis,
sosiokultural dan agama serta kepercayaan.

Makna Keragaman Manusia : Keragaman manusia dimaksudkan bahwa setiap manusia


memiliki perbedaan.Perbedaan itu ada karena manusia adalah makhluk individu yang setiap
individu memiliki ciri-ciri khas sendiri. Perbedaan utama ditinjau dari sifat-sifat pribadi,
misalnya sikap, watak,kelakuan, temperamen, dan hasrat. Jadi, sebagai manusia pribadi adalah
unik dan beragam.

B. Makna Kesederajatan

Kesederajatan berasal dari kata derajat. Dalam kamus besar bahasa indonesia derajat
berarti :

1) Tingkatan, martabat, pangkat,

2) Gelar yang diberikan oleh perguruan tinggikepada mahasiswa yang telah lulus ujian.

Sederajat berarti sama tingkatannya(pangkatnya, kedudukannya) dan kesederajatan


berarti perihal kesamaan tingkatan. Dengan demikian konteks kesederajatan disini adalah suatu
kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman yang ada pada manusia tetap memiliki satu
kedudukan yang sama dan satu tingkatan Hierarki. termasuk perlakuan yang sama dalam bidang
apapun tanpa membedakan jenis kelamin, keturunan, kekayaan, suku bangsa, daan lainnya.
Dalam pandangan Islam, kedudukan manusia itu sama dalam segala hal, dan yang paling mulia
kedudukannya dimata Tuhan, adalah didasarkan pada ketaqwaannya dan keimananya.

Konsep kesetaraan adalah konsep yang dipakai dalam sistem komunisme atau sentralistik
dan tentu saja konsep ini bertentangan dengan konsep keragaman. Kesetaraan lebih mengacu
pada bagaimana perbedaan yang ada harus hidup serasi dan selaras, tanpa harus meninggalkan
identitas perbedaan yang ada pada masing-masing individu tersebut.

Tuntutan kesetaraan mungkin belum beberapa abad terakhir ini di mulai oleh manusia.
Tentunya seruan dengan suara kecil malah yang hampir tidak terdengar, pada ribuan tahun yang
lalu sudah ada. Tingkatannya rakyat jelata, tetapi berkeinginan agar menjadi sepadan dengan
para bangsawan, dengan para orang kaya serta berkuasa bahkan menjadi anggota kalangan Sang
Baginda Raja. Kalau kita mau memikirkan masak-masak keinginan untuk setara itu, biasanya
dan selalu datang dari pihak yang kurang beruntung untuk menyamai kaum yang sedang atau
sudah beruntung.

Indikator kesedarajatan adalah sebagai berikut :

1. Adanya persamaan derajat dilihat dari agama, suku bangsa, ras, gender, dan golongan
2. Adanya persamaan hak dari segi pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan yang layak.
3. Adanya persamaan kewajiban sebagai hamba Tuhan, individu, dan anggota masyarakat.

Problema yang terjadi dalam kehidupan, umumnya adalah munculnya sikap dan perilaku
untuk tidak mengakui adanya persamaan derajat, hak, dan kewajiban anatr manusia atau antar
warga. Perilaku yang membeda-bedakan orang disebut diskriminasi.

Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentang HAM menyatakan bahwa diskriminasi


adalah setiap pembatasan, pelecehan, yang langsung ataupun tak langsung didasarkan pada
pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial.

Makna Kesetaraan Manusia : Kesetaraan manusia bermaknabahwa manusia sebagai


makhluk Tuhan memiliki tingkat ataukedudukan yang sama. Tingkatan atau kedudukan yang
samaitu bersumber dari pandangan bahwa semua manusia tanpadibedakan adalah diciptakan
dengan kedudukan yang sama,yaitu sebagai makhluk mulia dan tinggi derajatnya
disbandingmakhluk lain.

2.4 Problematika Keragaman Serta Solusinya Dalam Kehidupan


Pengertian Pengertian problematika adalah persoalan atau masalah yang belum
terpecahkan dan harus diselesaikan. Pengertian Keragaman adalah suatu kondisi dalam
masyarakat dimana terdapat perbedaan yang menyatu dalam berbagai bidang, terutama agama,
ras,bangsa, ideologi, budaya (masyarakat yang majemuk). Keragaman menyangkut tentang
sikap, tingkah laku, cara-cara, macam, jenis, tata bahasa dan lain sebagainya. 
Faktor-Faktor Yang Mendasari Terjadinya Problematika di Suatu Masyarakat Majemuk : 
a. Terjadinya segmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang sering kali memiliki
kebudayaan yang berbeda. 
b. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat
nonkomplementer. 
c. Kurang mengembangkan consensus diantara para anggota masyarakat tentang nilai-nilai
sosial yang bersifat dasar. 
d. Secara relative, sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan yang
lainnya. 
e. Integrasi sosial tumbuh karena adanya paksaan dan saling ketergantungan di dalam
bidang ekonomi.
f. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok lain.
 
Keragaman adalah modal, tetapi sekaligus potensi konflik. Keragaman budaya daerah
memang memperkaya khazanah budaya dan menjadi modal yang berharga untuk membangun
Indonesia yang multicultural. Namun, kondisi aneka budaya itu sangat berpotensi memecah
belah dan menjadi lahan subur bagi konflik dan kecemburuan sosial.
Konflik atau pertentangan sebenarnya terdiri dari dua fase, yaitu fase disharmoni dan fase
disintegrasi. Disharmoni menunjuk pada adanya perbedaan pandangan tentang tujuan, nilai,
norma, dan tindakan antarkelompok. Disintegrasi merupakan fase di mana sudah tidak dapat lagi
disatukannya pandangan, nilai, norma, dan tindakan kelompok yang menyebabkan pertentangan
antarkelompok.
Konflik horizontal yang terjadi bukan disebabkan oleh adanya perbedaan atau keragaman
itu sendiri. Adanya perbedaan ras, etnik, dan agama tidaklah harus menjadikan kita bertikai
dengan pihak lain. Yang menjadi penyebab adalah tidak adanya komunikasi dan pemahaman
pada berbagai kelompok masyarakat dan budaya lain, inilah justru yang dapat memicu konflik.
Kesadaranlah yang dibutuhkan untuk menghargai, menghormati, serta menegakkan prinsip
kesetaraan atau kesederajatan antar masyarakat tersebut. Satu hal yang penting adalah
meningkatkan pemahaman antar budaya dan masyarakat yang mana sedapat mungkin
menghilangkan penyakit budaya. Penyakit budaya tersebut adalah etnosentrisme stereotip,
prasangka, rasisme, diskriminasi, dan space goating. (Sutarno, 2007).
Seperti yang diungkapkan oleh Sutarno (2007), bahwa penyakit antar budaya atau konflik
antar kelompok dapat terjadi karena beberapa hal di bawah ini : 
a. Etnosentrisme Adalah kecendrungan untuk menetapkan semua norma dan nilai budaya
orang lain dengan standar budayanyasendiri. 
b. Stereotif Adalah pemberian sifat tertentu terhadap seseorang berdasarkan kategori yang
bersifat subjektif, karena dia berasal dari kelompok berbeda. 
c. Prasangka Prasangka yaitu suatu sikap emosi yang mengarah pada cara berpikir dan
pandangan secara negatif dan tidak melihat fakta yang nyata. 
d. Rasisme Mempunyai artian sebagai salah satu pihak yang tidak dapat menerima atau anti
terhadap budaya lain. 
e. Diskriminasi Merupakan tindakan yang membeda-bedakan dan kurang menghargai serta
bersahabat dari dari kelompok dominan ke kelompok subordinasinya. 
f. Space Goating Adanya sikap yang mempengaruhi kedua kelompok dengan membeda-
membedakan dan menjelek-jelekan keuanya dihadapan kedua kelompok tertentu (kambing
hitam).

Solusi lain yang dapat dipertimbangkan untuk memperkecil masalah yang diakibatkan
oleh pengaruh negates dari keragaman adalah sebagai berikut :
a. Religius 
Setiap orang mempunyai keyakinan terhadap Tuhan dalam agamanya masing-masing,
kepercayaan yang dimiliki akan sangat berdampak baik ketika kita menyadari bahwa ajaran
ajaran yang kita anut tidak pernah membeda-bedakan tentang persoalaan tersebut. 
b. Nasionlisme 
Dengan adanya sikap nasionalisme yang tinggi akan menumbuhkan rasa kesatuan setiap
rakyat, dan memandang perbedaan sebagai suatu rantai yang akan memperkuat pondasi
Negara Indonesia. 
c. Pluralisme 
Dalam ilmu sosial, pluralisme adalah sebuah kerangka dimana ada interaksi beberapa
kelompok-kelompok yang menunjukkan rasa saling menghormat dan toleransi satu sama
lain. Mereka hidup bersama (koeksistensi) serta membuahkan hasil tanpa konflik asimilasi. 
d. Komunikasi 
Komunikasi adalah media untuk menyampaikan suatu aspirasi atau pendapat seseorang
maupun kelompok dalam mencapai suatu tujuan. Dengan adanya komunikasi yang baik
antar kelompok kebudayaan diharapkan dapat memberikan penjelasan bahwa kebiasaan-
kebiasaan yang mereka lakukan tidak mengganggu kebiasaan dari kelompok lain dan
memberikan pemahaman terhadap arti, makna, dan tujuan yang dilakukan. Sehingga kedua
kelompok dapat mengetahui apa yang ada di dalam kebudayaan tersebut.

2.5 Pelapisan Sosial dan Kesamaan Derajat

A. Pelapisan Sosial

Pelapisan sosial adalah golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup
dalam kesadaran tertentu. Pelapisan sosial merupakan gejala yang bersifat keseluruhan .
Di dalam masyarakat mana pun, pelapisan sosial selalu ada .

Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyebut bahwa selama dalam


masyarakat ada sesuatu yang dihargai, maka dengan sendirinya pelapisan sosial terjadi.
Wujudnya bisa dilihat dalam lapisan-lapisan masyarakat diantaranya ada kelas sosial
tinggi, sedang dan rendah. Dasar tinggi dan rendahnya lapisan sosial seseorang itu
disebabkan oleh bermacam-macam perbedaan, seperti kekayaan di bidang ekonomi,
nilai-nilai sosial itu .

Pelapisan sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-
orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis
menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise. Pelapisan sosial menurut Pitirim A.
Sorokin adalah perbedaan penduduk / masyarakat ke dalam lapisan-lapisan kelas secara
bertingkat (hirarkis).

Pitirim A. Sorokin dalam karangannya yang berjudul “Social Stratification”


mengatakan bahwa sistem lapisan dalam masyarakat itu merupakan ciri yang tetap dan
umum dalam masyarakat yang hidup teratur. Dapat disimpulkan bahwa pelapisan sosial
adalah pembedaan antar warga dalam masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara
berkasta.

Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial

Ukuran yang dominan dalam pembentukan pelapisan sosial pada masyarakat


adalah sebagai berikut:

1. Ukuran kekayaan

Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota


masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki
kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem
pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan
digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat dari
tempat tinggal atau barang-barang tersier yang dimilikinya.

2. Ukuran kekuasaan dan wewenang

Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan


menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang
bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab
orang yang kaya dalam masyarakat biasanya dapat menguasai atau disegani
orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang
dapat mendatangkan kekayaan.

3. Ukuran kehormatan

Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan.


Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari
sistem pelapisan sosial masyarakatnya.
4. Ukuran ilmu pengetahuan

Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang


menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu
pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial
masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya
terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang
oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar
profesional seperti profesor.

Ukuran-ukuran diatas tidaklah bersifat limitatif (terbatas), tetapi masih ada ukuran-
ukuran lain yang dapat dipergunakan. Akan tetapi, ukuran-ukuran diatas yang menonjol sebagai
dasar timbulnya pelapisan sosial dalam masyarakat. Jadi kriteria pelapisan sosial pada
hakikatnya tergantung pada sistem nilai yang dianut oleh anggota-anggota masyarakat yang
bersangkutan.

Sifat Stratifikasi Sosial

1. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)


Pada stratifikasi sosial tertutup membatasi kemungkinan berpindahnya seseorang dari
satu lapisan ke lapisan lain baik yang merupakan gerak ke atas dan gerak ke bawah. Satu-
satunya jalan untuk menjadi anggota dalam stratifikasi sosial tertutup adalah kelahiran.
Stratifikasi sosial tertutup terdapat dalam masyarakat feodal dan masyarakat berkasta.

2. Stratifikasi Sosial Terbuka (Open Social Stratification)

Dalam stratifikasi sosial terbuka kemungkinan untuk pindah dari satu lapisan ke lapisan
lain sangat besar. Stratifikasi sosial terbuka memberikan kesempatan kepada seseorang
untuk berpindah lapisan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan bagi
masyarakat yang kurang cakap dan tidak beruntung bisa jatuh ke lapisan sosial di
bawahnya.

Beberapa Teori Tentang Pelapisan Sosial


Pelapisan masyarakat dibagi menjadi beberapa kelas :

1. Kelas atas (upper class)


2. Kelas bawah (lower class)
3. Kelas menengah (middle class)
4. Kelas menengah ke bawah (lower middle class)

Berikut pendapat dari beberapa ahli mengenai teori-teori tentang pelapisan masyarakat, seperti:

1. Aristotelesmembagi masyarakat berdasarkan golongan ekonominya sehingga ada yang


kaya, menengah, dan melarat.
2. Dr.Selo Sumardjandan Soelaiman Soemardi SH.MA menyatakan bahwa selama di dalam
masyarakat ada sesuatu yang dihargai olehnya dan setiap masyarakat pasti mempunyai
sesuatu yang dihargainya makan barang itu akan menjadi bibit yang dapat menumbuhkan
adanya sistem berlapis-lapis dalam masyarakat.
3. Vilfredo Paretomenyatakan bahwa ada 2 kelas yang senantiasa berbeda setiap waktu, yaitu
golongan elite dan golongan non elite.
4. Gaotano Mosoa, sarjana Italia. menyatakan bahwa di dalam seluruh masyarakat dari
masyarakat yang sangat kurang berkembang, sampai kepada masyarakat yang paling maju
dan penuh kekuasaan dua kelas selalu muncul ialah kelas yang pemerintah dan kelas yang
diperintah.
5. Karl Marx, menjelaskan secara tidak langsung tentang pelapisan masyarakat. Ia
menggunakan istilah kelas yang menurutnya, pada pokoknya ada 2 macam di dalam setiap
masyarakat yaitu kelas yang memiliki tanah dan alat-alat produksi lainnya dan kelas yang
tidak mempunyai dan hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan di dalam proses
produksi.

B. Kesamaan Derajat

Hubungan antara manusia dan lingkungan masyarakat pada umumya terjadi secara timbal
balik. Artinya, setiap orang sebagai anggota masyarakat, mempunyai hak dan kewajiban, baik
tehadap masyarakat maupun pemerintah negara. Beberapa hak dan kewajiban ditetapkan dalam
undang-undang sebagai hak dan kewajiban asasi. Kesamaan derajat ini terwujud dalam jaminan
hak yang diberikan dalam berbagai sektor kehidupan. Hak inilah yang banyak dikenal dengan
hak asasi manusia.

Persamaan derajat adalah persamaan yang dimiliki oleh diri pribadi kepada diri orang lain
ataupun masyarakat, biasanya persamaan derajat itu dapat dinyatakan dengan HAM (Hak Asasi
Manusia) yang telah diatur dalam UUD 45 pasal 1, pasal 2 ayat 1, pasal 7 tentang persamaan
hak.

1. Persamaan Hak

Adanya kekuasaan negara seolah-olah hak individu dirasakan sebagai sesuatu


yang mengganggu,karena dimana kekuasaan itu berkembang, terpaksalah ia memasuki
lingkungan hak manusia pribadi dan berkuranglah batas yang dimiliki hak-hak pribadi
yang dimiliki itu.

Persamaan derajat di Indonesia

Persamaan derajat adalah persamaan nilai, harga taraf yang membedakan


makhluk yang satu dengan makhluk yang lainnya. Harkat manusia adalah nilai manusia
sebagai makhluk tuhan yang dibekali cipta, rasa, karsa dan hak-hak serta kewajiban asasi
manusia. Martabat adalah tingkatan harkat kemanusiaan dan kedudukan yang
terhormat.sedangkan kesamaan derajat adalah tingkatan, martabat dan kedudukan
manusia sebagai makhluk tuhan yang memiliki kemampuan kodrat,hak dan kewajiban.

Pasal-Pasal Dalam UUD 1945 Tentang Persamaan Hak

a)  Pasal 27

Ayat 1, berisi mengenai kewajiban dasar dan hak asasi yang dimiliki warga negara
yaitu menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan
Ayat 2, berisi mengenai hak setiap warga negara atas pekerjaan dan  penghidupan yang
layak bagi kemanusiaan.
b)  Pasal 28

Ditetapkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul, menyampaikan pikiran


lisan dan tulisan.

c)   Pasal 29

Ayat 1 kebebasan memeluk agama bagi penduduk yang dijamin oleh negara.

d)   Pasal 31

Ayat 1 dan 2, yang mengatur hak asasi mengenai pengajaran.

2. Elite

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (edisi II – 1995) menyebut elite adalah
“orang orang terbaik atau pilihan di suatu kelompok,” dan “kelompok kecil orang
terpandang atau berderajat tinggi (kaum bangsawam, cendekiawan dan lain-lain)”.

Sumber lain mendefinisikan elite adalah sebagai suatu minoritas pribadi-pribadi


yang diangkat untuk melayani suatu konektivitas dengan cara yang bernilai sosial.

Golongan elite sebagai minoritas sering ditampakkan dengan beberapa bentuk


penampilan antara lain:

1. Elite menduduki posisi yang penting dan cenderung merupakan poros kehidupan
masyarakat secara keseluruhan.
2. Faktor utama yang menentukan kedudukan mereka adalah keunggulan dan
keberhasilan yang dilandasi oleh kemampuan baik yanag bersifat fisik maupun
psikhis, material maupun immaterial, merupakan heriditer maupun pencapaian.
3. Dalam hal tanggung jawab, mereka memiliki tanggung jawab yang lebih besar
jika dibandingkan dengan masyarakat lain.
4. Ciri-ciri lain yang merupakan konsekuensi logis dari ketiga hal di atas adalah
imbalan yang lebih besar yang diperoleh atas pekerjaan dan usahanya.
Dalam pengertian yang umum elite itu menunjukkan sekelompok orang yang
dalam masyarakat yang menempati kedudukan tertinggi. Dalam arti lebih yang khusus
dapat diartikan sekelompok orang terkemuka di bidang-bidang tertentu dan khususnya
golongan kecil yang memegang kekuasaan.

Dalam istilah yang lebih umum elite dimaksudkan kepada “posisi di dalam
masyarakat di puncak struktur-struktur sosial yang terpenting, yaitu posisi tinggi di dalam
ekonomi, pemerintahan aparat kemiliteran, politik, agama, pengajaran, dan pekerjaan-
pekerjaan dinas”.

Tipe masyarakat dan sifat kebudayaan sangat menentukan watak elite.


Contohnya : dalam masyarakat industri watak elitenya berbeda sama sekali dengan elite
di dalam masyarakat primitif. Di dalam suatu lapisan masyarakat tentu ada sekelompok
kecil yang mempunyai posisi kunci atau mereka yang memiliki pengaruh yang besar
dalam mengambil berbagai kebijaksanaan. mereka itu mungkin para pejabat, ulama, guru,
petani kaya, pedagang kaya, pensiunan dan lainnya lagi.

3. Massa

Istilah massa dipergunakan untuk menunjukkan suatu pengelompokkan kolektif lain yang
elementer dan spontan, yang dalam beberapa hal menyerupai keramaian, tapi yang secara
fundamental berbeda dengannya dalam hal-hal yang lain.

Massa diwakili oleh orang-orang yang berperan serta dalam perilaku massal
sepertinya mereka yang terbangkitkan minatnya oleh beberapa peristiwa nasional, mereka
yang menyebar di berbagai tempat, mereka yang tertarik pada suatu peristiwa
pembunuhan sebagai diberitakan dalam pers, atau mereka yang berperanserta dalam
suatu migrasi dalam arti luas.

Ciri-Ciri Massa

Terhadap beberapa hal yang penting sebagian ciri-ciri yang membedakan di dalam
massa :
a. Keanggotaannya berasal dari semua lapisan masyarakat atau strata sosial, meliputi
orang-orang dari berbagai posisi kelas yang berbeda, dari jabatan kecakapan,
tingkat kemakamuran atau kebudayaan yang berbeda-beda. Orang bisa mengenali
mereka sebagai massa misalnya orang-orang yang sedang mengikuti suatu proses
peradilan tentang pembunuhan misalnya melalui pers.
b. Massa merupakan kelompok yang anonim, atau lebih tepat, tersusun dari
individu-individu yang anonim.
c. Sedikit sekali interaksi atau bertukar pengalaman antara anggotaanggotanya.
d. Terdiri dari orang-orang dalam segala lapangan dan tingkatan sosial.
e. Anonim dan heterogen.
f. Tidak terdapat interaksi dan interelasi.
g. Tidak mampu bertindak secara teratur.
h. Adanya sikap yang kurang kritis, gampang percaya pada pihak lain, amat
sugestible (mudah dipengaruhi).

PERTEMUAN KE- :9

HARI/TANGGAL : 07.30 – 9.30, SENIN/ 19 Maret 2018

DOSEN PEMBIMBING : Awaluddin,S.Sos,M.Pd

MATERI : Manusia Cinta Kasih dan Keindahan

2.1. Manusia sebagai Makhluk Individu

Manusia adalah makhluk yang selalu berinteraksi dengan sesamanya. Manusia tidak
dapat mencapai apa yang diinginkan dengan dirinya sendiri. Karena manusia menjalankan
peranannya dengan menggunakan simbol untuk mengkomunikasikan pemikiran dan perasaanya.
Manusia tidak dapat menyadari individualitas, kecuali melalui medium kehidupan sosial.

Esensi manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya adalah kesadaran manusia
tentang status dan posisi dirinya adalah kehidupan bersama, serta bagaimana tanggungjawab dan
kewajibannya di dalam kebersamaan

a.  Manusia Sebagai Makhluk Individu

Individu berasal dari kata in dan devided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya


mengandung pengertian tidak, sedangkan devided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak
terbagi, atau satu kesatuan. Dalam bahasa latin individu berasal dari kata individium yang berarti
yang tak terbagi, jadi merupakan suatu sebutan yang dapat dipakai untuk menyatakan suatu
kesatuan yang paling kecil dan tak terbatas.

Manusia sebagai makhluk individu memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan
psikis, unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur
tersebut menyatu dalam dirinya. Jika unsur tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang
tidak disebut sebagai individu. Dalam diri individi ada unsur jasmani dan rohaninya, atau ada
unsur fisik dan psikisnya, atau ada unsur raga dan jiwanya.

Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang sama
persis. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
Seorang individu adalah perpaduan antara faktor fenotip dan genotip. Faktor genotip adalah
faktor yang dibawa individu sejak lahir, ia merupakan faktor keturunan, dibawa individu sejak
lahir. Kalau seseorang individu memiliki ciri fisik atau karakter sifat yang dibawa sejak lahir, ia
juga memiliki ciri fisik dan karakter atau sifat yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan (faktor
fenotip). Faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan karakteristik yang khas
dari seseorang. Istilah lingkungan merujuk pada lingkungan fisik dan lingkungan sosial.
Ligkungan fisik seperti kondisi alam sekitarnya. Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di
mana eorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan
anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.

Karakteristik yang khas dari seeorang dapat kita sebut dengan kepribadian. Setiap orang
memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang dipengaruhi oleh faktor bawaan genotip)dan
faktor lingkungan (fenotip) yang saling berinteraksi terus-menerus.

Menurut Nursid Sumaatmadja (2000), kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu


yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fiskal (fisik dan psikis) yang
terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan
perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan. Dia
menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip) ikut berperan dalam pembentukan
karakteristik yang khas dari seeorang.

2.2. Masyarakat dan Keindahan

Dalam kehidupan sebagai makluk individu dan sosial, manusia selalu berhubungan dan
tidak dapat lepas  dengan masyarakat dan komunitas. Sering kali penggunaan kedua istilah
tersebut tertukar dalam penggunaannya, padahal pada hakikatnya kedua istilah tersebut tidaklah
sama. Terdapat perbedaan mendasar antara kedua konsep tersebut, dan untuk mengetahui lebih
lanjut, berikut akan penulis sajikan beberapa devinisi masyarakat dan komunitas menurut para
ahli sebagai berikut.

a.      Masyarakat

Krech, Crutchfield, dan Ballachey (Effendi,2010:59) mengemukakan devinisi masyarakat


sebagai ”a society is that it is an organized collectivity of interacting people whose actives
become centered around a set of common goals, and who tend to share common beliefs,
attitudes, and of action.” Dari devinisi tersebut dapat ditarik kesimpulan unsur-unsur yanga ada
dalam masyarakat adalah kolektivitas interaksi manusia yang terorganisasi, kegiatannya yang
terarah pada sejumlah tujuan yang sama, memilikin kecenderungan untuk memiliki keyakinan,
sikap, dan bentuk tindakan yang sama. Dalam hal ini, interkasi dan tindakan itu tentu saja
interaksi serta tindakan sosial.

Menurut konsep di atas, karakteristik dari masyarakat itu adalah adanya sekelompok
manusia yang menunjukan perhatian bersama secara mendasar, pemeliharaan kekekalan
bersama, perwakilan menusia menurut sejenisnya yang berhubungan satu sama lain secara
berkesinambungan. Dengan demikian, relasi manusia sebagai suatu bentuk masyarakat itu tidak
terjadi dalam waktu yang singkat, melainkan secara berkesinambungan dalam waktu yang relatif
cukup lama.

Dari beberapa devinisi di atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat merupakan kelompok atau
kolektivitas manusia yang melakukan hubungan, bersifat kekal, berlandaskan perhatian dan
tujuan bersama, serta melakukan jalinan secara berkesinambungan dalam wkatu yang relatif
lama yang menempati kawasan tertentu. Apa itu Masyarakat: Pengertian Masyarakat

(Pengertian Masyarakat) Istilah “masyarakat” merupakan terjemahan dan kata society (Inggris).
Sedangkan istilah society berasal dan societas (Latin) yang berarti “kawan”. Lantas, apa
masyarakat itu?

Dalam literatur ilmu-ilmu sosial, ada banyak definisi mengenai masyarakat. Beberapa
pengertian Masyarakat menurut para ahli adalah sebagai berikut: 

1. Pengertian masyarakat adalah sejumlah besar orang yang tinggal dalam wilayah yang
sama, relatif independen dan orang orang di luar wilayah itu, dan memiliki budaya yang
relatif sama. (Richard T. Schaefer dan Robert P. Lamm, 1998).
2. Definisi Masyarakat adalah orang orang yang berinteraksi dalam sebuah wilayah
tertentu dan memiliki budaya bersama. (John J. Macionis, 1997).

3. Pengertian masyarakat adalah sekelompok individu yang memiliki kepentingan


bersama dan memiliki budaya serta lembaga yang khas. Masyarakat juga bisa dipahami
sebagai sekelompok orang yang terorganisasi karena memiliki tujuan bersama.
(Wikipedia) 
4. Adam smith menulis bahwa sebuah masyarakat dapat terdiri dari berbagai jenis
manusia yang berbeda, yang memiliki fungsi yang berbeda (as among different
merchants), yang terbentuk dan dilihat hanya dari segi fungsi bukan dari rasa suka
maupun cinta dan sejenisnya, dan hanya rasa untuk saling menjaga agar tidak saling
menyakiti “may subsist among different men, as among different merchants, from a sense
of its utility without any mutual love or affection, if only they refrain from doing injury to
each other.”
5. Pengertian Masyarakat Menurut An-Nabhani bahwa masyarakat adalah sekelompok
individu seperti manusia yang memiliki pemikiran perasaan, serta sistem/aturan yang
sama, dan terjadi interaksi antara sesama karena kesamaan tersebut untuk kebaikan
masyarakat itu sendiri dan warga masyarakat.

6. Pengertian masyarakat menurut Linton adalah sekelompok manusia yang telah cukup
lama hidup dan bekerja sama sehingga dapat terbentu organisasi yang mengatur setiap
individu dalam masyarakat tersebut dan membuat setiap individu dalam
masyarakatdapat mengatur diri sendiri dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan
sosial dengan batasan tertentu.
7. Menurut M,J. Heskovits, masyarakat adalah sebuah kelompok individu yang mengatur,
mengorganisasikan, dan mengikuti suatu cara hidup (the way life) tertentu.
8. Menurut S.R. Steinmentz, masyarakat didefinisikan sebagai kelompok manusia yang
terbesar meliputi pengelompokan-pengelompokan manusia yang lebih kecil yang
mempunyai perhubungan erat dan teratur
9. J.L Gillin mengartikan masyarakat sebagai sebuah kelompok manusia yang tersebar
yang memiliki kebiasaan (habit), tradisi (tradition), sikap (attitude) dan perasaan
persatuan yang sama.
10. Menurut Mack Ever, arti Masyarakat sebagai  suatu sistem dari cara kerja dan prosedur,
otoritas dan saling bantu-membantu yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagian-
pembagian sosial, sistem pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan. Sistem yang
kompleks dan selalu berubah dari relasi sosial.
11. Selo Soemardjan memberikan pengertian masyarakat sebagai orang-orang yang hidup
bersama dan menghasilkan kebudayaan.

Karakteristik masyarakat adalah: 

1. Aglomerasi dari unit biologis dimana setiap anggota dapat melakukan reproduksi dan
beraktivitas

2. Memiliki wilayah tertentu


3. Memiliki cara untuk berkomunikasi

4. Terjadinya diskriminasi antara warga masyarakat dan bukan warga masyarakat

5. Secara kolektif menghadapi ataupun menghindari musuh.

(Basic of Society oleh Ayodoha Prasad, goolebooks)

Dan berbagai definisi yang ada, dapat dicatat beberapa unsur penting masyarakat sebagai
berikut:

1. Adanya sekelompok manusia yang hidup bersama. Dalam hal ini, tidak dipersoalkan
berapa jumlah manusia yang hidup bersama itu. Sedikitnya ada dua orang.
2. Kehidupan hersama tersebut berlangsung dalam waktu yang cukup lama. Ungkapan
“cukup lama” bukanlah sebuah ukuran angka. Melainkan, hendak menunjukkan bahwa
kehidupan bersama tersebut tidak bersifat insidental dan spontan, namun dilakukan untuk
jangka panjang. 
3. Adanya kesadaran di antara anggota bahwa mereka merupakan satu kehidupan bersama.
Dengan demikian, ada solidaritas di antara warga dan kelompok manusia tersebut. 
4. Kelompok manusia tersebut merupakan sebuah kehidupan bersama. Maksudnya, mereka
memiliki budaya  bersama yang membuat anggota kelompok saling terikat satu sama
lain.

(Pengertian Masyarakat) Dalam kenyataan, ada perbedaan antara kelompok masyarakat yang
sama dengan kelompok masyarakat lainnya. Perbedaan itu terjadi karena masyarakat mengalami
evolusi, atau perkembangan secara lambat. Berdasarkan tahap yang dicapai dalam proses
evolusi, terdapat beberapa tipe kelompok masyarakat.

(Pengertian masyakat) Menurut Gerhard Lenski dan Jean Lenski (Macionis, 1997), tipe-tipe
kelompok masyarakat tersebut adalah masyarakat pemburu dan pengumpul, masyarakat
peladang dan peternak. masvarakat agraris, masyarakat industri, dan masyarakat pascaindustri. 

Berbagai tipe masyarakat ini memiliki beberapa persamaan Salah satunya adalah kesediaan
saling membantu antar-warga masyarakat ketika menghadapi kesulitan (krisis). Namun,
umumnya warga masyarakat akan enggan memberikan bantuan kepada anggota yang hidup tidak
sesuai dengan budaya dan norma yang berlaku dalarn masyarakat tersebut. Mekanisme ini relatif
sudah terlembaga dalam masyarakat.

Proses Terbentuknya Masyarakat

Dalam mempelajari proses terbentuknya masyarkat, perlu dilakukan analis dari berbagi proses
yang ada seperti proses belajar kebudayaan sendiri, proses evolusi sosial, proses difusi,
akulturasi, dan pembauran serta invovasi.

1. Proses Belajar Kebudayaan Sendiri

a. Proses Internalisasi. 

Manusia mempunyai bakat tersendiri dalam DNA nya untuk mengembangkan berbagai macam
perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi pribadinya. Akan tetapi bentuk atau perwujudan dari
kepribadiannya itu sangat dipengaruhi oleh berbagai macam stimulasi yang ada di sekitar alam
dan lingkungan sosial dan budayanya. 

Maka proses internalisasi yang dimaksud adalah proses yang panjang sejak individu tersebut
dilahirkan hingga dipenujung ajalnya , dimana manusia atau individu tersebut belajar
menanamkan dalam kepribadiannya segala hasrat, perasaan, nafsu, serta emosi yang diperlukan
sepanjang hidupnya.

b. Proses Sosialisasi 

Proses Sosialisasi berhubungan dengan proses belajar kebudayaan dalam sistem sosial. Dalam
proses tersebut, individu sejak masa anak-anak hingga masa tuanya mempelajari pola-pola
tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu di sekililingnya.

c. Proses Enkulturasi

Dalam proses Enkulturasi, individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya
dengan adat-istiadat, sistem norma, serta peraturan-peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.
Kata enkulturasi  juga berarti “pembudayaan”.

2.  Proses Evolusi Sosial


Proses evolusi dari suatu masyarakat dan kebudayaan dapat dianalisis oleh seorang peneliti
seolah-olah dari dekat secara detail, atau dapat juga dipandang dari jauh hanya dengan
memperhatikan perubahan-perubahan yang besar saja. 

3. Proses Difusi

Penyebaran Manusia. Ilmu Paleo antropologi memprediksi bahwa manusia muncul untuk
pertama kali di daerah Sabana tropikal di Afrika Timur, dan kemudian, manusia sekarang ini
telah menduduki hampir seluruh permukaan bumi ini. Hal ini dapat diterangkan dengan dengan
adanya proses reproduksi dan gerakan  penyebaran atau migrasi-migrasi yang disertai dengan
proses adaptasi fisik dan sosial budaya dan perkembangan teknologi transportasi.

4.Akulturasi  atau Asimilasi

Pengertian akulturasi adalah sebuah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia
dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing
dengan demikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing tersebut lambat laun diterima dan
diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu
sendiri.

Asimilasi adalah Proses sosial yang timbul bila ada golongan-golongan manusia dengan latar
kebudayaan yang berbeda-beda.  

5. Pembauran atau Inovasi

Inovasi merupakan suatu proses pembaruan dari penggunaan sumber-sumber alam, energi dan
modal, pengaturan baru dari tenaga kerja dan penggunaan teknologi baru yang semua akan
menyebabkan adanya sistem produksi, dan dibuatnya produk-produk baru. 

b.      Keindahan atau keelokan merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau
gagasan yang memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang,
cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian dari estetika, sosiologi,
psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan yang ideal" [1] adalah sebuah entitas yang
dikagumi, atau memiliki fitur yang dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu,
untuk kesempurnaannya.

Pengalaman "keindahan" sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang seimbang dan
selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik dan ketenteraman emosional.
Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering dikatakan bahwa beauty is in the eye of the
beholder atau "keindahan itu berada pada mata yang melihatnya.""[1]

Kata benda Yunani klasik untuk "keindahan " adalah κάλλος, kallos, dan kata sifat untuk "indah"
itu καλός, kalos. Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios,[2] kata sifat
etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti "jam." Dalam bahasa Yunani Koine,
keindahan demikian dikaitkan dengan "berada di jam (waktu) yang sepatutnya."[3]

  Pengertian Cinta Kasih dan Sayang

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian cinta kasih. Menurut Kamus Umum Bahasa
Indonesia karangan W.J.S. Purwodarminta, cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau rasa
sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih,
artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti
cinta dan kasih itu hamper sama sehingga kata kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa
cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada
seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hamper sama, antara keduanya terdapat
perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam, sedangkan
kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang atau yang
dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat diwujudkan
secara nyata.
Erich Fromm (1983: 24-27) dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa cinta itu
terutama member, bukan menerima, dan member merupakan ungkapan yang paling tinggi dari
kemampuan. Yang paling penting dalam member adalah hal-hal yang sifatnya manusiawi, bukan
materi. Cinta selalu menyertakan unsure-unsur dasar tertentu, yaitu pengasuhan, tanggung jawab,
perhatian, dan pengenalan.
Dr. Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga unsure, yaitu
ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya bersama dia,
segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku
yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia sudah tidak ada jarak lagi sehingga panggilan-
panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan dengan sekedar memanggil nama atau
sebutan seperti sayang. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa ingin membelai atau dibelai,
rasa kangen jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa
sayang. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika salah satu unsur cinta itu tidak ada maka
cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan cinta.
Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur terikatan,
keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai dengan belas kasihan,
pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab. Tanggung jawab
yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan, menciptakan
keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.

2.2  Pengertian Kasih Sayang


Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S Poerwadaminta
yitu perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka pada seseorang. Dalam berumah tangga
kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari
cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran,
saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduannya merupakan suatu kesatuan
yang utuh. Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis, berandalan dan sebagainya itu disebabkan
karena kekurangan perhatian dan kasih sayang dalam kehidupan keluarga.

2.3  Macam-macam Cinta


Menurut Erich Fromm (1983 : 54) dalam bukunya Seni Mencintai mengemukakan tentang
adanya berbagai macam-cinta yang dapat di uraikan sebagai berikut :

1. Cinta Diri Sendiri

Secara alami manusia mencintai dirinya sendiri (self love) dan banyak orang yang menafsirkan
cinta diri sendiri diidentikan dengan egoistis. Jika demikian cinta diri sendiri ini bernilai negatif.
Namun apabila diartikan bahwa cinta diri sendiri adalah mengurus dirinya sendiri, sehingga
kebutuhan jamsmani dan rohaninya terpenuhi seimbang ini bernilai positif. Dengan demikian
cinta terhadap dirinya tidak harus dihilangkan tetapi harus berimbang dengan cinta kepada orang
lain untuk berbuat baik.

2. Cinta Sesama Manusia / Persaudaraan

Cinta kepada sesama manusia atau persaudaraan (agape. Bahasa Yunani) itu merupakan watak
manusia itu sendiri dan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatannya kepada sesama
manusia. Perbuatan dan perlakuan yang baik kepada sesama manusia bukan berarti karena
seseorang itu membela, menyetujui, mendukung dan berguna, bagi dirinya, melainkan dating
dari hati nuraninya yang ikhlas disertai tujuan yang mulia. Motivasi perbuatan dan perlakuan
seseorang mencintai sesama manusia itu disebabkan karena pada dasarnya manusia tidak dapat
hidup sendirian (manusia sebagai makhluk social) dan sudah merupakan suatu kewajiban.

3. Cinta Erotis

Cinta yang erat dorongannya dengan dorongan seksual (sifat membirahikan) ini merupakan sifat
eksklusif (khusus) yang bias memperdayakan cinta yang sebenarnya. Hal itu dikarenakan cinta
dan nafsu tersebut letaknya tidak berbeda jauh. Disi lain Cinta erotis jika didasari dengan cinta
ideal, kasih sayang, keserasian maka berfungsi dalam melestarikan keturunan dalam ikatan yang
sah yaitu pernikahan. Sebaliknya jika tidak didasari kasih sayang yaitu nafsu yang membutakan
akal pikiran sehingga yang ada hanya nafsu birahi didalamnya akan timbul rasa ketidak puasan
bias berakhir dengan sebuah perceraian bahkan akan mungkin timbul juga perselingkuhan atau
ke tempat pelacuran yang didalamnya tidak mungkin akan timbul rasa kasih sayang karena yang
ada hanya nafsu birahi berhubungan badan saja, dengan uang sebagai bayarannya.

4. Cinta Keibuaan

Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada diri
seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang ibu
akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan naluri alami seorang
ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukan
karena fisologis, melainkan dorongan psikis.
5. Cinta terhadap Allah

Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat memberikan
tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan sosial. Cinta yang
ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta menjadi kekuatan pendorong yang
mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua bentuk cinta yang lain.

6. Cinta terhadap Rasul

Ini merupakan ideal yang sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun
berbagai sifat luhur lainnya.

2.4  Mewujudkan Cinta Kasih


Untuk dapat mewujudkan cinta kasih dan sayang dalam kehidupan agar tentram damai dan
bahagia dapat dengan cara :

1. Cara mewujudkan cinta diri sendiri

Dapat dilakukan dengan mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jasmani dan rohani
dirinya sendiri terpenuhi secara wajar. Contohnya mandi, menyisir rambut, memaka wangi-
wangian, mengenakan baju yang sopan tidak melanggar adat atau norma yang ada.

2. Cara mewujudkan cinta sesama manusia / persaudaraan

Dapat dilakukan dengan perbuatan yang bersifat sosial dan kemanusian. Contohnya saling tolong
menolong, kerja bakti, saling tepo seliro, Jean Henry Dunant ( 1882-1910) seorang bankir dan
penulis berkebangsaan Swiss yang atas suka relanya menolong setiap orang yang menderita
luka-luka dalam pertempuran Solferino (1859) mendirikan Palang Merah International (1863)

3. Cara mewujudkan cinta erotis

Dapat dilakukan apabila dilandasi dasar cinta kasih yang bertanggung jawab dan tidak melanggar
adat atau norma yang ada. Contohnya cinta eotis seorang lelaki terhadap perempuan yang di
sudah di ikat pernikahan di dasari percintaan.
4. Cara mewujudkan Cinta Keibuan

Dapat dilakukan dengan dilandasi kasih sayang ibu yang tak terhingga terhadap anaknya dari
sejak dikandung, melahirkan, dan mengurus sampai menikahkan dengan tanpa pamrih sedikitpun
dan doanya yang selalu menginginkan dan melihat anaknya bahagia di jauhkan dari segala
kesusahan.

5. Cara mewujudkan Cinta kepada Allah

Dapat dilakukan dengan dilandasi cinta yang teramat sangat dan meniadakan Tuhan selain Allah
dengan beraqidah yang kokoh dan bertaqwa atau menjalankan segala perintah dan menjauhi
larangan yang sudah di tentukan Nya.

6. Cara mewujudkan Cinta kepada Rasull

Dapat dilandasi dengan cinta dengan mencontoh suri teladan yang baik yang ada pada diri rasul
yaitu sidiq, tablig, amanah, dan fatonah yang di laksanakan setiap saat selama masih diberi
kehidupan oleh sang maha hidup.

PERTEMUAN KE- : 10

HARI/TANGGAL : 07.30 – 9.30, SENIN/ 26 Maret 2018

DOSEN PEMBIMBING : Awaluddin,S.Sos,M.Pd

MATERI : Manusia dan Keindahan serta Harapan

2.1 Pengertian Cinta Kasih


Ada beberapa pendapat mengenai pengertian cinta kasih, yaitu :
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia karangan J.S. Purwodarminta, cinta adalah
rasa sangat suka (kepada) atau rasa sayang (kepada), ataupun rasa sangat kasih atau sangat
tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau
menaruh belas kasihan. Dengan demikian, arti cinta dan kasih itu hamper sama sehingga kata
kasih dapat dikatakan lebih memperkuat rasa cinta. Oleh karena itu, cinta kasih dapat
diartikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh
belas kasihan.
Walaupun cinta dan kasih mengandung arti yang hamper sama, antara keduanya
terdapat perbedaan, yaitu cinta lebih mengandung pengertian tentang rasa yang mendalam,
sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan rasa, mengarah pada orang
atau yang dicintai. Dengan kata lain, bersumber dari cinta yang mendalam itulah kasih dapat
diwujudkan secara nyata.
Erich Fromm (1983: 24-27) dalam bukunya Seni Mencintai menyebutkan bahwa cinta
itu terutama member, bukan menerima, dan member merupakan ungkapan yang paling tinggi
dari kemampuan. Yang paling penting dalam member adalah hal-hal yang sifatnya
manusiawi, bukan materi. Cinta selalu menyertakan unsure-unsur dasar tertentu, yaitu
pengasuhan, tanggung jawab, perhatian, dan pengenalan.
Sarlito W. Sarwono mengemukakan bahwa cinta itu memiliki tiga unsure, yaitu
ketertarikan, keintiman, dan kemesraan. Keterikatan adalah perasaan untuk hanya bersama
dia, segala prioritas hanya untuk dia. Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan
tingkah laku yang menunjukan bahwa antara Anda dan dia sudah tidak ada jarak lagi
sehingga panggilan-panggilan formal seperti Bapak, Ibu, Saudara digantikan dengan sekedar
memanggil nama atau sebutan seperti sayang. Sedangkan kemesraan adalah adanya rasa
ingin membelai atau dibelai, rasa kangen jika jauh dan lama tidak bertemu, adanya ucapan-
ucapan yang mengungkapkan rasa sayang. Ketiga unsur cinta tersebut sama kuatnya, jika
salah satu unsur cinta itu tidak ada maka cinta itu tidak sempurna atau dapat disebut bukan
cinta.
Secara sederhana cinta kasih adalah perasaan kasih sayang yang dibarengi unsur
terikatan, keintiman dan kemesraan (Cinta Ideal / Segitiga Cinta) di sertai dengan belas
kasihan, pengabdian yang diungkapkan dengan tingkah laku yang bertanggung jawab.
Tanggung jawab yang diartikan akibat yang baik, positif, berguna, saling menguntungkan,
menciptakan keserasian, keseimbangan dan kebahagiaan.
2.2 Macam-macam Cinta Menurut Ajaran Agama
Ada yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami dengan mudah tanpa dikaitkan
dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia masih mendambakan tegaknya cinta
dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta didengkan dengan lagu dan organisasi perdamaian
dunia, tetapi di pihak lain dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh dari
kenyataan. Atas dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia.
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan diri dalam berbagai bentuk. Kadang-
kadang seseorang mencintai dirinya sendiri. Kadang- kadang mencintai orang lain, atau juga
istri dan anaknya, harta, atau Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita
dapatkan dalam kitab suci Al-Qur’an.
1. Cinta Diri
Cinta diri erat kaitannya dengan menjaga diri. Manusia senang untuk tetap
hidup,mengembangkan potensi dirinya,dan meng aktualisasikan dirinya dan ia pun mencintai
segala sesuatu yang mendatangkan kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala
sesuatu yang menghalanginya untuk hidup. Berkembang, mengaktualisasikan diri,
mendatangkan rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al –Qur’an telah mengungkapkan cinta
alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk menuntut segala
sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari dari segala sesuatu yang
membahayakan keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammad SAW, bahwa
seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang
baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
“Diantara gejala yang menunjukkan kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah
kecintaannya yang sangat terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan
memudahkan baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan hidup.”
(QS,al-Adiyat, 100:8)
“Diantara gejala lain yang menunjukkan kecintaan manusia pada dirinya sendiri ialah
permohonannya yang terus menerus agar dikaruniai harta, kesehatan, dan berbagai kebaikan
dan kenikmatan hidup lainnya. Dan apabila tertimpa bencana, keburukan, atau kemiskinan, ia
merasa putus asa dan ia mengira tidak akan bisa memperoleh karunia lagi,” (QS,Fushilat,
41:49)
Namun hendaknya cinta manusia pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan
melewati batas. Sepatutnya cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain
dan cinta berbuat kebajikan pada mereka.
2. Cinta kepada Sesama Manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia
lainnya , ia tidak boleh tidak harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya.
Oleh karena itu,Allah ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri,
seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang
terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian
karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberikan pujian kepada orang-
orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada dirinya sendiri dan
melepaskan diri dari gejala-gejala itu adalah dengan melalui iman, menegakkan sholat,
memberikan zakat, bersedekah terhadap orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi
segala larangan Allah.
Keimanan yang demikian ini akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri
sendiri dan cintanya pada orang lain, dan dengan demikian bisa merelisasikan kebaikan
individu dan masyarakat. Al-Qur’an juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar
saling mencintai seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu
sesungguhnya terkandung pengarahan kepada mukmin agar tidak berlebih-lebihan dalam
mencintai diri sendiri.
3. Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam
melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama antar suami dan istri. Ia merupakan
faktor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasanNya ialah Dia yang menciptakan untukmu istri-istri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung, dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-
Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.” (QS,Ar-Rum, 30:12)
Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting yaitu melahirkan keturunan demi
kelangsungan jenis.
4. Cinta Keibuan
Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan, yang paling asli dan yang terdapat pada
diri seorang ibu terhadap anaknya sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi.
Seorang ibu akan memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan
naluri alami seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa
dorongan kebapakan bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.
5. Cinta Kebapakan
Mengingat bahwa antar ayah dan anak-anaknya tidak terjalin oleh ikatan-ikatan
fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dan anaknya , maka para ahli ilmu jiwa modern
berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya
dorongan keibuan, melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas dalam cinta bapak
kepada anak-anaknya , karena mereka sumber kesenangan, kegembiraan baginya , kekuatan,
kebanggan ,dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan kehidupan dan
tetap terkenangnya setelah dia meninggal dunia.
Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam kisah Nabi Nuh as. Betapa
cintanya ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa
cinta,kasih sayang, belas kasihan, untuk naik perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak:
“…Dan Nuh memanggil anaknya – sedang anak itu berada di trmpat yang jauh
terpencil – : “Hai ..anakku naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada
bersama-sama orang-orang yang kafir.” (QS, Yusuf, 12:84)
Biasanya cinta kebapakan nampak dalam perhatian seorang bapak kepada anak-
anaknya, asuhan, nasehat, dan pengarahan yang diberiaknnya kepada mereka , demi kebaikan
dan kepentingan mereka sndiri.
6. Cinta Kepada Allah
Merupakan puncak cinta manusia, yang paling jernih, spiritual dan yang dapat
memberikan tingkat perasaan kasih sayang yang luhur, khususnya perasaan simpatik dan
sosial. Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinyta menjadi
kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua
bentuk cinta yang lain. Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah,
mengharapkan penerimaan dan ridha-Nya :
“Katakanlah : “Jika kamu (benar-benar)mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha pengampun lagi maha penyayang”
(QS Ali Imran, 3:31)
Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah akan membuat cinta itu menjasi
kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam kehidupannya dan menundukkan semua
bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga akan membuatnya menjadi seorang yang cinta
pada sesama manusia, hewan, semua makhluk Allah dan seluruh alam semesta.
7. Cinta Kepada Rasul
Cinta kepada rasul, yang diutus Allah sebagai rahmah bagi seluruh alam semesta,
menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal
sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.

2.3 Pengertian Kasih Sayang


Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S
Poerwadaminta yaitu perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka pada seseorang.
Dalam berumah tangga kasih sayang merupakan kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini
merupakan pertumbuhan dari cinta. Dalam kasih sayang sadar atau tidak dituntut tanggung
jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga
keduannya merupakan suatu kesatuan yang utuh. Seorang remaja menjadi frustasi, morfinis,
berandalan dan sebagainya itu disebabkan karena kekurangan perhatian dan kasih sayang
dalam kehidupan keluarga.
Kasih sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan
orang tuanya pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang
orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lepas dari kasih sayang
dan perhatian orang tuanya. Suatu hubungan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi
secara timbal balik antara orang tua dan anak.

2.4 Mewujudkan Cinta Kasih


Untuk dapat mewujudkan cinta kasih dan sayang dalam kehidupan agar tentram damai
dan bahagia dapat dengan cara :
1. Cara mewujudkan cinta pada diri sendiri
Dapat dilakukan dengan mengurus dirinya sendiri, sehingga kebutuhan jasmani dan
rohani dirinya sendiri terpenuhi secara wajar. Contohnya mandi, menyisir rambut,
memaka wangi- wangian, mengenakan baju yang sopan tidak melanggar adat atau norma
yang ada.
2. Cara mewujudkan cinta pada sesama manusia
Dapat dilakukan dengan perbuatan yang bersifat sosial dan kemanusian. Contohnya
saling tolong menolong, kerja bakti, saling tepo seliro, Jean Henry Dunant ( 1882-1910)
seorang bankir dan penulis berkebangsaan Swiss yang atas suka relanya menolong setiap
orang yang menderita luka-luka dalam pertempuran Solferino (1859) mendirikan Palang
Merah International (1863).
3. Cara mewujudkan cinta seksual
Dapat dilakukan apabila dilandasi dasar cinta kasih yang bertanggung jawab dan tidak
melanggar adat atau norma yang ada. Contohnya cinta eotis seorang lelaki terhadap
perempuan yang di sudah di ikat pernikahan di dasari percintaan.
4. Cara mewujudkan cinta keibuan
Dapat dilakukan dengan dilandasi kasih sayang ibu yang tak terhingga terhadap anaknya
dari sejak dikandung, melahirkan, dan mengurus sampai menikahkan dengan tanpa
pamrih sedikitpun dan doanya yang selalu menginginkan dan melihat anaknya bahagia di
jauhkan dari segala kesusahan.
5. Cara mewujudkan cinta kebapakan
Dapat dilakukan dengan dilandasi rasa menghhormati, kasih sayang kepada anaknya
dengan cara mencari nafkah, memerhatikan perkembangan anak, mengetahui apa yang
diperlukan oleh anaknya.
6. Cara mewujudkan cinta kepada Allah
Dapat dilakukan dengan dilandasi cinta yang teramat sangat dan meniadakan Tuhan
selain Allah dengan beraqidah yang kokoh dan bertaqwa atau menjalankan segala
perintah dan menjauhi larangan yang sudah di tentukan Nya.
7. Cara mewujudkan cinta kepada Rasul
Dapat dilandasi dengan cinta dengan mencontoh suri teladan yang baik yang ada pada
diri rasul yaitu sidiq, tablig, amanah, dan fatonah yang di laksanakan setiap saat selama
masih diberi kehidupan oleh sang maha hidup.

2.5 Manusia dan Keadilan


Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat
kepentingan yang besar. Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan
manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah diantara kedua ujung ekstrem yang terlalu
banyak dan terlalu sedikit yang menyangkut dua orang atau benda.
Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan,
maka masing-masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelanggaran
terhadap proposi tersebut berarti ketidakadilan.
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan
dan perlakuan yang seimbang antara hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada
keharmonisan menuntut hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan
adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi haknya dan setiap orang
memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
Sikap – sikap yang harus dipupuk guna mewujudkan keadilan antara lain :
1. Perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan,
2. Sikap adil terhadap sesama,
3. Sikap suka memberikan pertolongan kepada yang membutuhkan,
4. Sikap suka bekerja keras, dan
5. Sikap menghargai karya orang lain.
Berbagai Macam Keadilan
1. Keadilan Legal atau keadilan Moral
2. Keadilan Distributif
3. Keadilan Komutatif

Kejujuran

Kejujuran atau jujur artinya apa yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya, apa
yang dikatakannya sesuai dengan kenyataan yang ada. Sedang kenyataan yang ada itu adalah
kenyataan yang benar-benar ada. Sikap jujur perlu dipelajari oleh setiap orang, sebab
kejujuran mewujudkan keadilan, sedang keadilan menuntut kemulian abadi, jujur
memberikan keberanian dan ketentraman hati, agama dengan sempurna, apabila lidahnya
tidak suci.

Kecurangan
Pengertian kecurangan adalah Apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hati nurani.
Tujuan seseorang melakukan kecurangn adalah memperoleh segala sesuatu hal yang
diinginkan tapi dilakukan dengan cara yang sah.

Faktor – Faktor yang menyebabkan seseorang berlaku curang antara lain :


1. Faktor Ekonomi,
2. Faktor Kebudayaan,
3. Faktor Peradaban, dan
4. Faktor Teknologi

Pemulihan Nama Baik


Pengertian pemulihan nama baik adalah nama yang tak tercela. Penjagaan nama baik erat
hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan nama baik atau tidak
baik itu adalah tingkah laku atau perbuatannya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik
adalah kesadaran manusia akan segala kesalahannya, bahwa apa yang diperbuatnya tidak
sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan akhlak.

Pembalasan
Pembalasan adalah reaksi atas perbuatan orang lain yang dilakukan kepada kita yang kita
ungkapkan baik secara positif maupun negative. Pembalasan disebabkan oleh adanya
pergaulan , pergaulan yang bersabahat mendapat balasan yang bersahabat, sebaliknya,
pergaulan yang penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak bersahabat pula.
Manusia tidak akan lepas dan sangat membutuhkan keadilan dalam kehidupannya,karena
manusia memiliki Hak Asasi Manusia yang merupakan suatu kodrati yang dimiliki seseorang
sejak ia dilahirkan,salah satunya adalah hak untuk mendapatkan suatu keadilan.
Dengan terciptanya keadilan di kehidupan ini,pastinya akan tercipta suatu keadaan yang
tentram,aman dan indah karena setiap individu akan merasakan rasa “adil” dalam dirinya.

2.6 Manusia dan Harapan


Harapan berasal dari kata harap yaitu keinginan supaya sesuatu terjadi atau sesuatu
terjadi atau suatu yang belum terwujud. Harapan dapat diartikan sebagai menginginkan
sesuatu yang dipercayai dan dianggap benar dan jujur oleh setiap manusia dan agar harapan
dapat tercapai diperlukan kepercayaan kepada diri sendiri, kepercayaan kepada orang lain
dan tentunya kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Contoh: Darto seorang mahasiswa Universitas Gunadarma fakultas psikologi, ia belajar
dengan rajin dengan harapan agar sewaktu ujian semester ia memperoleh nilai A.
Menurut kodratnya dalam diri manusia terdapat dua dorongan, yaitu dorongan kodrat
serta dorongan kebutuhan hidup. Menurut Abraham Maslow kebutuhan hidup manusia
dibagi menjadi 5, yaitu;
1. Harapan untuk memperoleh kelangsungan hidup
2. Harapan untuk memperoleh keamanan
3. Hak untuk mencintai dan dicintai
4. Harapan diterima lingkungan
5. Harapan memperoleh perwujudan cita-cita
Dalam mencukupi kebutuhan kodrat maupun kebutuhan, manusia membutuhkan orang lain.

HARAPAN SEBAGAI FENOMENA NASIONAL

Artinya harapan adalah sesuatu yang wajar berkembang dalam diri manusia dimanapun
berada. Mengutip pandangan dan teori A.F.C. Wallace dalam bukunya culture and
personality, menegaskan bahwa kebutuhan merupakan salah satu isi pokok dari unsur
kepribadian yang merupakan sasaran dari kehendak, harapan, keinginan, serta emosi
seseorang. Kebutuhan individu dapat dapat dijabarkan lebih lanjut menjadi:
a)Kebutuhan Organik Individu :
1. Kebutuhan individu bernilai positif.
2. Kebutuhan individu bernilai negatif.
b) Kebutuhan psikologi individu :
1. Kebutuhan psikologi indifidu bersifat positif.

KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya,artinya mengakui atau meyakini akan sesuatu
hal yang benar. Kepercayaan adalah suatu hal yang berhubungan dengan pengakuan atau
keyakinan akan kebenaran.
Menurut pandangan bidang logika kebenaran memiliki pengertian yang tidak jauh
berbeda yaitu menyesuaikan kesamaan pemahaman antara keputusan dengan objek yang
diketahui benar-benar terbukti (kebenaran logis). Kebenaran logis disebut juga kebenaran
objektif dan kebenaran etis juga disebut kebenaran subjektif. Jika tidak ada kesamaan
pemahaman antara keputusan dan objeknya yang diketahui, maka terdapat dua kemungkinan,
yaitu:
Orang yang mengutarakan putusan keliru.
Orang yang mengutarakan putusan sengaja mengutarakan tidak sesuai dengan realita yang
diketahuinya.
Dasar kepercayaan ialah kebenaran dan sumber kebenaran adalah manusia, oleh karena
itu kepercayaan terdiri atas:
Kepercayaan pada diri sendiri, yaitu kepercayaan yang harus ditanamkan pada setiap
pribadi manusia. hakekatnya kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kepercayaan pada orang lain, yaitu percaya pada kata hatinya yang berbentuk pada
perbuatan kebenaran kepada orang lain. Misalnya pada saudara, teman, orang tua atau siapa
saja.
Kepercayaan pada pemerintah, Menurut buku etika, Filsafat Tingkah karya Prof. I.R.
poedjawiyatnya. Negara itu berasal dari Tuhan. Setidaknya kedaulatan tertinggi ada pada
Tuhan. Namaun pada pandsangan demokratis mengatakan bahawa kedaulatan adalah milik
rakyat. Dan penjelmaan rakyat adalah negar melelui pemerintahan khusus.
Kepercayaan kepada Tuhan, yaitu meyakini bahwa manusia diciptakan oleh tuhan dan
manusia harus bertakwa pada tuhannya. Salah satu cara bertakwa adalah mengukuhkan
imannya bahwa tuhan merupakan zat yang merupakan kebenaran mutlak

MANUSIA DAN HARAPAN


Harapan itu bersifat manusiawi dan berhak dimiliki semua orang. Manusia tidak bisa
terlepas dari harapan. Harapan adalah bagian hidup dari manusia. Manusia yang tidak
memiliki harapan sama saja seperti orang yang mati. Harapan adalah awal menuju tujuan
hidup manusia yang bermacam-macam.
Jika manusia mengingat bahwa kehidupan tidak hanya di dunia saja namun di akhirat
juga, maka sudah selayaknya “harapan” manusia untuk hidup berikutnya ditempat tersebut
juga akan mendapatkan kebahagiaan. Dengan begitu manusia dapat menyelaraskan
kehidupan antara dunia dan akhirat dan selalu berharap bahwa “hari esok lebih baik dari pada
hari ini dan menjadikan masa lalu sebagai cermin untuk meraih masa depan yang lebih baik”,
namun kita harus sadar bahwa harapan tidak selamanya menjadi kenyataan.

HARAPAN TERAKHIR
Menurut Aristoteles, kehidupan ini berasal dari generatio spontanea, artinya kehidupan
itu terjadi dengan sendirinya. Aristoteles pada zamannya belum sampai pada pemikiran
bahwa segala sesuatu yang ada di bumi dan jagad raya ini berasal dari Tuhan Yang Maha
Kuasa.
Manusia memiliki kebutuhan jasmani, diperoleh dengan mencukupi kebutuhan hidup
yang bersifat kebendaan, sedangkan kebutuhan rohaninya dicukupi dengan hal-hal yang
sifatnya rohani, khususnya keagamaan. Ada manusia yang dalam pandangan hidupnya hanya
ingin memuaskan kehidupan duniawi sehingga manusia tersebut hanyalah memuaskan diri
pada semua kenikmatan jasmaninya. Ada pula manusia yang pandangan hidupnya justru
sebaliknya. Agama Islam mengajarkan manusia tidak hanya mengejar kebutuhan yang
bersifat duniawi saja, tetapi juga bersifat ukhrowi (kehidupan akhirat).
Semakin tinggi kesadaran kehidupan beragama seseorang, maka semakin yakinlah
mereka, bahwa semua manusia akhirnya akan meninggal dan kembali kepada Tuhan Yang
Maha Kuasa.
Dunia yang serba gemerlap akan ditinggalkan dan akan hidup di dalam akhirat yang
abadi.
Bagi orang atheis dengan pandangan matrealistis, mereka tidak percaya akan adanya
Tuhan. Bagi mereka mati bukan karena rohnya kembali kepada Tuhan, tetapi karena
jantungnya berhenti berdenyut. Sebaliknya, bagi yang percaya pada Tuhan, meyakini bahwa
seseorang yang meniggal akan kembali kepada asalnya, yaitu Tuhan.
Dengan pengetahuan dan pengertian agama tentang kehidupan abadi setelah orang
meninggal, manusia menjalankan ibadahnya. Ia menjalankan perintah Tuhan melalui agama,
dan menjauhi larangan-Nya. Manusia menjalankan hal itu karena sadar sebagai makhluk
kecil yang tidak akan berdaya terhadap kekuasaan Tuhan. Kehidupan dunia yang sifatnya
sementara dikalahkan demi kehidupan abadi di akhirat karena tahu bagaimana beratnya
siksaan di neraka dan bagaimana bahagianya di surga. Kebaikan di surga yang abadi inilah
yang merupakan harapan terkhir manusia.

2.7 Dinamika Interaksi Sosial


A. Pengertian Interaksi sosial
Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak
terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia
Karp dan Yoels menunjukkan beberapa hal yang dapat menjadi sumber informasi bagi
dimulainya komunikasi atau interaksi sosial. Sumber Informasi tersebut dapat terbagi dua,
yaitu Ciri Fisik dan Penampilan. Ciri Fisik, adalah segala sesuatu yang dimiliki seorang
individu sejak lahir yang meliputi jenis kelamin, usia, dan ras. Penampilan di sini dapat
meliputi daya tarik fisik, bentuk tubuh, penampilan berbusana, dan wacana.
Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi ruang dan
dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I. Thomas. Hall membagi
ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak, yaitu jarak intim, jarak pribadi, jarak
sosial, dan jarak publik. Selain aturan mengenai ruang Hall juga menjelaskan aturan
mengenai Waktu. Pada dimensi waktu ini terlihat adanya batasan toleransi waktu yang dapat
mempengaruhi bentuk interaksi. Aturan yang terakhir adalah dimensi situasi yang
dikemukakan oleh W.I. Thomas. Definisi situasi merupakan penafsiran seseorang sebelum
memberikan reaksi. Definisi situasi ini dibuat oleh individu dan masyarakat.
Dalam kamus Bahasa Indonesia Interaksi didefinisikan sebagai hal saling melalkukan
akasi , berhubungan atau saling mempengaruhi. Dengan demikian interaksi adalah hubungan
timbal balik (sosial) berupa aksi salaing mempengaruhi antara individu dengan individu,
antara individu dankelompok dan antara kelompok dengan dengan kelompok.
Gillin mengartikan bahwa interaksi sosial sebagai hubungan-hubungan sosial dimana
yang menyangkut hubungan antarandividu , individu dan kelompok antau antar kelompok.
Menurut Charles P. loomis sebuah hubungan bisa disebut interaksi jika memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
jumlah pelakunya dua orang atau lebih adanya komunikasi antar pelaku dengan
menggunakan simbul atau lambing-lambang adanya suatu demensi waktu yang meliputi, asa
lalu, masa kini, dan masa yang akan datang . adanya tujuan yang hendak dicapai.
Jadi Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis.
Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan
individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara
kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan
sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang
menggunakannya.

B. Faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya interaksi sosial yaitu :


Imitasi
Imitasi yaitu tindakan meniru orang lain. Faktor imitasi mempunyai peranan sangat
penting dalam proses interaksi sosial. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat
membawa seseorang untuk mematuhi kaidah – kaidah yang berlaku. Faktor ini telah
diuraikan oleh Gabriel Tarde yang beranggapan bahwa seluruh kehidupan sosial itu
sebenarnya berdasarkan pada faktor imitasi saja.
Sugesti
Sugesti ini berlangsung apabila seseorang memberikan pandangan atau sikap yang
dianutnya, lalu diterima oleh orang lain. Biasanya sugesti muncul ketika sipenerima sedang
dalam kondisi yang tidak netral sehingga tidak dapat bewrfikir rasional.
Biasanya sugesti berasal dari orang-orang sebagai berikut:
orang yang berwibawa, karismatik dan punya pengaruh terhadap yang disugesti, misalnya
orang tua, ulama, dsb.
Orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi dari pada yang disugesti.
Kelompok mayoritas terhadap minoritas.
Reklame atau iklan media masa.

Identifikasi yaitu merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang untuk menjadi sama
dengan pihak lain (meniru secara keseluruhan).

Simpati yaitu merupakan suatu proses dimana seorang merasa tertarik kepada pihak lain.
Melalui proses simpati orang merasa dirinya seolah-olah dirinya berasa dalam keadaan orang
lain.
Empati yaitu merupakan simpati yang menfdalam yang dapat mempengaruhi kejiwaan dan
fisik seseorang.

C. Syarat terjadinya interaksi adalah :


1. Adanya kontak social
Kata kontak dalam bahasa inggrisnya “contack”, dari bahasa lain “con” atau “cum” yang
artinya bersama-sama dan “tangere” yang artinya menyentuh . Jadi kontak berarti sama-
sama menyentuh.Kontak social ini tidak selalu melalui interaksi atau hubungan fisik, karena
orang dapat melakuan kontak social tidak dengan menyentuh, misalnya menggunakan HP,
telepon dsb.
Kontak sosial memiliki sifat-sifat sebagai berikut :
a. Kontak sosial bisa bersifat positif dan bisa negative. Kalau kontak social mengarah pada
kerjasama berarti positif, kalau mengarah pada suatu pertentangan atau konflik berarti
negative.
b. Kontak social dapat bersifat primer dan bersifat skunder. Kontak social primer terjadi apa
bila peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misanya kontak antara guru dengan
murid dsb. Kalau kontak skunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui perantara.
Missal percakapan melalui telepon, HP dsb.
2. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi dari satu pihak kepihak yang lain
dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Ada lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu :
a. Komunikator yaitu orang yang menyampaikan informasi atau pesan atau perasaan atau
pemikiran pada pihak lain.
b. Komunikan yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, informasi.
c. Pesan yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator kepada komunikan.
d. Media yaitu alat untuk menyampaiakn pesan
e. Efek/feed back yaitu tanggapan atau perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan
setelah mendapat pesan dari komunikator.
Ada tiga tahapan penting dalam komunikasi:
a. Encoding
Pada tahap ini gagssaan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat
atau gambar. dalam tahap ini komunikator harus memilih kata atau istilah, kalimat dan
gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan
kode-kode yang membingungkan komunikan.
b. Penyampaian
Pada tahap ini istilah atau gagasan yang telah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar
disampaiakan . Penyampaian dapat berupa lisan dan dapat berupa tulisan atau gabungan dari
duanya.
c. Decoding
Pada tahap ini dilakukan proses mencerna fdan memahami kalimat serta gambar yang
diterima menuruy pengalaman yang dimiliki.

D. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial


Bentuk-bentuk interaksi sosial yang berkaitan dengan proses asosiatif dapat terbagi atas
bentuk kerja sama, akomodasi, dan asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha bersama
individu dengan individu atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan.
Bentuk interaksi yang berkaitan dengan proses disosiatif ini dapat terbagi atas bentuk
persaingan, kontravensi, dan pertentangan.
Untuk tahapan proses-proses asosiatif dan disosiatif Mark L. Knapp menjelaskan tahapan
interaksi sosial untuk mendekatkan dan untuk merenggangkan. Tahapan untuk mendekatkan
meliputi tahapan memulai (initiating), menjajaki (experimenting), meningkatkan
(intensifying), menyatupadukan (integrating) dan mempertalikan (bonding). Sedangkan
tahapan untuk merenggangkan meliputi membeda-bedakan (differentiating), membatasi
(circumscribing), memacetkan (stagnating), menghindari (avoiding), dan memutuskan
(terminating).
Pendekatan interaksi lainnya adalah pendekatan dramaturgi menurut Erving Goffman.
Melalui pendekatan ini Erving Goffman menggunakan bahasa dan khayalan teater untuk
menggambarkan fakta subyektif dan obyektif dari interaksi sosial. Konsep-konsepnya dalam
pendekatan ini mencakup tempat berlangsungnya interaksi sosial yang disebut dengan social
establishment, tempat mempersiapkan interaksi sosial disebut dengan back region/backstage,
tempat penyampaian ekspresi dalam interaksi sosial disebut front region, individu yang
melihat interaksi tersebut disebut audience, penampilan dari pihak-pihak yang melakukan
interaksi disebut dengan team of performers, dan orang yang tidak melihat interaksi tersebut
disebut dengan outsider.
Erving Goffman juga menyampaikan konsep impression management untuk menunjukkan
usaha individu dalam menampilkan kesan tertentu pada orang lain. Konsep expression untuk
individu yang membuat pernyataan dalam interaksi. Konsep ini terbagi atas expression given
untuk pernyataan yang diberikan dan expression given off untuk pernyataan yang terlepas.
Serta konsep impression untuk individu lain yang memperoleh kesan dalam interaksi.
Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua
macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial :
1. Proses-proses yang Asosiatif
a. Kerja Sama (Cooperation)
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu
atau beberapa tujuan bersama. Bentuk kerja sama tersebut berkembang apabila orang dapat
digerakan untuk mencapai suatu tujuan bersama dan harus ada kesadaran bahwa tujuan
tersebut di kemudian hari mempunyai manfaat bagi semua.
Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-
nya) dan kelompok lainya (yang merupakan out-group-nya). Kerja sama akan bertambah
kuat jika ada hal-hal yang menyinggung anggota / perorangan lainnya.
Fungsi Kerjasama digambarkan oleh Charles H.Cooley ”kerjasama timbul apabila orang
menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat
yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri
untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-
kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta penting dalam
kerjasama yang berguna”

Macam - macam bentuk kerjasama :


1. Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa
antara 2 organisasi atau lebih
2. Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk
menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan
Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai
tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk
sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut
yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karenamaksud utama adalah untuk
mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah kooperatif.
2. Akomodasi (Accomodation)
Istilah Akomodasi dipergunakan dalam dua arti : menujuk pada suatu keadaan dan Untuk
menujuk pada suatu proses. Akomodasi menunjuk pada keadaan, adanya suatu keseimbangan
dalam interaksi antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya
dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Sebagai
suatu proses akomodasi menunjuk pada usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu
pertentangan yaitu usaha-usaha manusia untuk mencapai kestabilan.
Bentuk-bentuk Akomodasi:
1. Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan,
2. Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi
tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
3. Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan
tidak sanggup mencapainya sendiri
4. Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak
yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
5. Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
6. Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai
kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
7. Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan
Proses Disosiatif
Proses disosiatif sering disebut sebagai oppositional proccesses, yang persis halnya dengan
kerjasama, dapat ditemukan pada setiap masyarakat, walaupun bentuk dan arahnya
ditentukan oleh kebudayaan dan sistem sosial masyarakat bersangkutan. Oposisi dapat
diartikan sebagai cara berjuang melawan seseorang atau sekelompok manusia untuk
mencapai tujuan tertentu. Pola-pola oposisi tersebut dinamakan juga sebagai perjuangan
untuk tetap hidup (struggle for existence). Untuk kepentingan analisis ilmu pengetahan,
oposisi proses-proses yang disosiatif dibedkan dalam tiga bentuk, yaitu :
1. Persaingan (Competition)
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau
kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan
yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun
kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam
prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.
2. Kontraversi (Contravetion)
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara
persaingan dan pertentangan atau pertikaian. Bentuk kontraversi menurut Leo von Wiese dan
Howard Becker ada 5 : yang umum meliputi perbuatan seperti penolakan, keenganan,
perlawanan, perbuatan menghalang-halangi, protes, gangguang-gangguan, kekerasan,
pengacauan rencana, yang sederhana seperti menyangkal pernyataan orang lain di muka
umum, memaki-maki melalui surat selebaran, mencerca, memfitnah, melemparkan beban
pembuktian pada pihak lain, dst. yang intensif, penghasutan, menyebarkan desas desus yang
mengecewakan pihak lain, yang rahasia, mengumumkan rahasian orang, berkhianat. yang
taktis, mengejutkan lawan, mengganggu dan membingungkan pihak lain.
3. Pertentangan (Pertikaian atau conflict)
Pertentangan dapat pula menjadi sarana untuk mencapai keseimbangan antara kekuatan-
kekuatan dalam masyarakat. Timbulnya pertentangan merupakan pertanda bahwa akomodasi
yang sebelumnya telah tercapai.
Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus:
a. Pertentangan pribadi,
b. Pertentangan Rasial : dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan
antara mereka yang menimbulkan pertentangan,
c. Pertentangan antara kelas-kelas sosial : disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan,
d. Pertentangan politik : menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu masyarakat,
maupun antara negara-negara yang berdaulat,
e. Pertentangan yang bersifat internasional : disebabkan perbedaan-perbedaan kepentingan
yang kemudian merembes ke kedaulatan Negara. Akibat-akibat bentuk pertentangan:
a. Tambahnya solidaritas in-group.
Apabila pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu,
akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut.
b. Perubahan kepribadian para individu.
c. Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia.
d. Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak.

DILEMA ANTARA KEPENTINGAN INDIVIDU DAN KEPENTINGAN


MASYARAKAT
Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada pertanyaan
mana yang harus saya utamakan, kepentingan saya selaku individu atau kepentingan
masyarakat tempat saya hidup bersama? Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau
masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran
bahkan ideologi yang dipegang oleh suatu kelompok masyarakat.
1. Pandangan Individualisme
Individualisme berpangkal dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk
individu yang bebas. Paha mini memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan
lengkap terlepas dari manusia yang lain.
Pandangan individualisme berpendapat bahwa kepentingan indidulah yang harus
diutamakan. Yang menjadi sentral individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk
merealisasikan dirinya. Paham individualisme menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini
bisa disebut juga ideologi individualisme liberal.
Paham individualisme liberal muncul di Eropa Barat (bersama paham sosialisme) pada abad
ke 18-19. Yang dipelopori oleh Jeremy Betham, John Stuart Mill, Thomas Hobben, John
Locke, Rousseau, dan Montesquieu. Beberapa prinsip yang dikembangkan ideologi
liberalisme adalah sebagai berikut.
a. Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini , pemilikan sepenuhnya berada pada
pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial,
b. Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan,
c. Pemberian kebebasan penuh pada individu,
d. Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing.
Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan persaingan dan
dinamika kebebasan antar individu. Menurut paham liberalisme, kebebasan antar individu
tersebut bisa diatur melalui penerapan hukum. Jadi, negara yang menjamin keadilan dan
kepastian hukum mutlak diperlukan dalam rangka mengelola kebebasan agar tetap
menciptakan tertibnya penyelenggaraan hidup bersama.
2. Pandangan Sosialisme
Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858), Lousi Blanc, dan
Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan.
Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak
individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam
suatu komunitas atau kelompok.
Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras,
bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat produksi.
Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan terutama
yang tersisih oleh system liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan.
Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus
diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas. Dalam sosialisme yang
radikal/ekstem (marxisme/komunisme) cara untuk meraih hal itu adalah dengan
menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi oleh perorangan. Paham
marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx (1818-1883).
Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam memandang
hakikat manusia. Dalam Declaration of Independent Amerika Serikat 1776, orientasinya
lebih ditekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk individu yang bebas merdeka,
manusia adalah pribadi yang memiliki harkat dan martabat yang luhur. Sedangkan dalam
Manifesto Komunisme Karl Marx dan Engels, orientasinya sangat menekankan pada hakikat
manusia sebagai makhluk sosial semata. Menurut paham ini manusia sebagai makhluk
pribadi yang tidak dihargai. Pribadi dikorbankan untuk kepentingan negara.
Dari kedua paham tersebut terdapat kelemahannya masing-masing. Individualisme liberal
dapat menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi, imperialisme,
dan kolonialisme, liberalisme mungkin membawa manfaat bagi kehidupan politik, tetapi
tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial. Sosialisme dalam bentuk yang ekstrem, tidak
menghargai manusia sebagai pribadi sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam
negara komunis mungkin terjadi kemakmuran, tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu
terjamin.
Dalam negara Indonesia yang berfalsafahkan Pancasila, hakikat manusia dipandang
memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Manusia bukanlah makhluk individu
dan sosial, tetapi manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Frans Magnis
Suseno, (2001) menyatakan bahwa manusia adalah individu yang secara hakiki bersifat sosial
dan sebagai individu manusia bermasyarakat.
Bung Karno menerangkan tentang seimbangnya dua sifat tersebut dengan ungkapan
“Internasianalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam buminya nasionalisme.
Nasionalisme tidak hidup subur kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalisme”
(Risalah Sidang BPUPKI-PPKI, 1998). Paduan harmoni antara individu dan sosial dalam diri
bangsa Indonesia diungkap dalam sila kedua dan ketiga Pancasila. Bangsa Indonesia
memiliki prinsip menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan. Namun demi kepentingan bersama tidak dengan mengorbankan hak-hak dasar
setiap warga negara.

2.8 Dilema antara Kepentingan Individu dan Mayarakat


Setiap yang disebut manusia selalu terdiri dari dua kepentingan, yaitu kepentingan individu
yang termasuk kepentingan keluarga, kelompok atau golongan dan kepentingan masyarakat
yang termasuk kepentingan rakyat . Dalam diri manusia, kedua kepentingan itu satu sama
lain tidak dapat dipisahkan. Apabila salah satu kepentingan tersebut hilang dari diri manusia,
akan terdapat satu manusia yang tidak bisa membedakan suatu kepentingan, jika kepentingan
individu yang hilang dia menjadi lupa pada keluarganya, jika kepentingan masyarakat yang
dihilangkan dari diri manusia banyak timbul masalah kemasyarakatan contohnya korupsi.
Inilah yang menyebabkan kebingungan atau dilema manusia jika mereka tidak bisa membagi
kepentingan individu dan kepentingan masyarakat.
Dilema anatara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada pertanyaan
mana yang harus diutamakan, kepentingan manusia selaku individu atau kepentingan
masyarakat tempat saya hidup bersama? Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau
masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran
bahkan ideologi yang dipegang oleh suatu kelompok masyarakat.

1. Pandangan Individualisme
Individualisme berpangkal dari konsep bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk
individu yang bebas. Paham ini memandang manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan
lengkap terlepas dari manusia yang lain. Pandangan individualisme berpendapat bahwa
kepentingan individulah yang harus diutamakan. Yang menjadi sentral individualisme adalah
kebebasan seorang individu untuk merealisasikan dirinya. Paham individualisme
menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa disebut juga ideologi individualisme
liberal.
Paham individualisme liberal muncul di Eropa Barat (bersama paham sosialisme) pada abad
ke 18-19. Yang dipelopori oleh Jeremy Betham, John Stuart Mill, Thomas Hobben, John
Locke, Rousseau, dan Montesquieu. Beberapa prinsip yang dikembangkan ideologi
liberalisme adalah sebagai berikut.
Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini , pemilikan sepenuhnya berada pada
pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial,
Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan.
Pemberian kebebasan penuh pada individu
Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing.
Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan persaingan dan
dinamika kebebasan antar individu. Menurut paham liberalisme, kebebasan antar individu
tersebut bisa diatur melalui penerapan hukum. Jadi, negara yang menjamin keadilan dan
kepastian hukum mutlak diperlukan dalam rangka mengelola kebebasan agar tetap
menciptakan tertibnya penyelenggaraan hidup bersama.

2. Pandangan Sosialisme
Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen dari Inggris (1771-1858), Lousi Blanc, dan
Proudhon. Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan.
Kedudukan individu hanyalah objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak
individu sebagai hak dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam
suatu komunitas atau kelompok.

Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras,
bebas, dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat produksi.
Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan terutama
yang tersisih oleh system liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan.
Untuk meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus
diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas. Dalam sosialisme yang
radikal/ekstem (marxisme/komunisme) cara untuk meraih hal itu adalah dengan
menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi oleh perorangan. Paham
marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx (1818-1883).
Paham individualisme liberal dan sosialisme saling bertolak belakang dalam memandang
hakikat manusia. Dalam Declaration of Independent Amerika Serikat 1776, orientasinya
lebih ditekankan pada hakikat manusia sebagai makhluk individu yang bebas merdeka,
manusia adalah pribadi yang memiliki harkat dan martabat yang luhur. Sedangkan dalam
Manifesto Komunisme Karl Marx dan Engels, orientasinya sangat menekankan pada hakikat
manusia sebagai makhluk sosial semata. Menurut paham ini manusia sebagai makhluk
pribadi yang tidak dihargai. Pribadi dikorbankan untuk kepentingan negara.

Dari kedua paham tersebut terdapat kelemahannya masing-masing. Individualisme liberal


dapat menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi, imperialisme,
dan kolonialisme, liberalisme mungkin membawa manfaat bagi kehidupan politik, tetapi
tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial. Sosialisme dalam bentuk yang ekstrem, tidak
menghargai manusia sebagai pribadi sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam
negara komunis mungkin terjadi kemakmuran, tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu
terjamin.

3. Kehidupan di Indonesia
Dalam negara Indonesia yang berfalsafahkan Pancasila, hakikat manusia dipandang
memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Manusia bukanlah makhluk individu
dan sosial, tetapi manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Frans Magnis
Suseno, (2001) menyatakan bahwa manusia adalah individu yang secara hakiki bersifat sosial
dan sebagai individu manusia bermasyarakat.

Bung Karno menerangkan tentang seimbangnya dua sifat tersebut dengan ungkapan
“Internasianalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam buminya nasionalisme.
Nasionalisme tidak hidup subur kalau tidak hidup dalam taman sarinya internasionalisme”
(Risalah Sidang BPUPKI-PPKI, 1998). Paduan harmoni antara individu dan sosial dalam diri
bangsa Indonesia diungkap dalam sila kedua dan ketiga Pancasila. Bangsa Indonesia
memiliki prinsip menempatkan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan
golongan. Namun demi kepentingan bersama tidak dengan mengorbankan hak-hak dasar
setiap warga negara.
Akan tetapi pada masyarakat Indonesia sekarang lebih condong ke arah liberalisme
bagaimana tidak ? seorang pejabat pemerintah bisa mengkorupsi uang pajak untuk rakyat
sampai bermiliyar – miliyar rupiah itu yang torbongkar, belum lagi yang tidak terbongkar.
Dari yang terkecil seperti premanisme juga mengakar pada budaya kita. Semua itu tidak
dipungkiri masalah ekonomi Indonesia yang kurang baik, banyak suap dimana – mana , dari
jalan raya sampai gedung bertingkat, ada juga nipotisme yang masih banyak terjadi banyak
orang yang tidak berkompeten menjadi ketua organisasi karena saudaranya seorang pejabat
publik, akan tetapi jika sesorang itu ahli dibidangnya dan mendaptkan pekerjaaan di
bidangnya karena saudaranya malah dianjurkan.
Banyak juga orang yang mementingkan masyarakat dari pada diri sendiri seperti pekerja
sosial yang lupa pada keluarganya sehingga terlantar. Hal inilah yang harus dibenahi kita
harus kembali menengok kepada pancasila yang benar – benar memandang sifat pribadi
sekaligus sosial secara seimbang.

PERTEMUAN KE- : 11

HARI/TANGGAL : 07.30 – 9.30, SENIN/ 26 Maret 2018

DOSEN PEMBIMBING : Awaluddin,S.Sos,M.Pd

MATERI : Manusia dan Penderitaan


2.1 Pengertian Manusia dan Penderitaan

2.1.1 Pengertian Manusia

Manusia juga dapat diartikan berbeda-beda baik menurut sudut pandang biologis, rohani,
dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai
Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia
yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan
menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam
hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga
seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan
berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta
perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk
kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan. 

Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan potensinya
yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan,
mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah
hubungan timbal balik positif maupun negatif. Manusia adalah makhluk yang terbukti
berteknologi tinggi. Ini karena manusia memiliki perbandingan massa otak dengan massa tubuh
terbesar diantara semua makhluk yang ada di bumi. Walaupun ini bukanlah pengukuran yang
mutlak, namun perbandingan massa otak dengan tubuh manusia memang memberi kan petunjuk
dari segi intelektua lrelatif.

Pengertian Manusia Menurut Para Ahli:

a. Paula J. C. & Janet W. K.


Menurut Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan makhluk
yang terbuka, bebas memilih makna di dalam setiap situasi, mengemban
tanggung jawab atas setiap keputusan, yang hidup secara berkelanjutan,
serta turut menyusun pola hubungan antar sesama dan unggul
multidimensional dengan berbagai kemungkinan.

b. Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany


Menurut Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany, pengertian
manusia adalah makhluk yang mulia. Masuia merupakan makhluk yang
mampu berpikir, dan menusia merupakan makhluk 3 dimensi (yang terdiri
dari badan, ruh, dan kemampuan berpikir / akal). Manusia di dalam proses
tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor
keturunan dan faktor lingkungan.

c. Kees Bertens
Menurut Kees Bertens, manusia adalah setiap makhluk yang terdiri
dari dua unsur yang satuannya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk
apapun.

d. Upanisads
Menurut Upanisads, manusia merupakan sebuah kombinasi dari
beberapa unsur kehidupan seperti roh (atman), pikiran, jiwa, dan prana
(tubuh / fisik).

2.1.2 Pengertian Penderitaan

Penderitaan dari kata derita. Kata derita berasal dari kata bahasa
Sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung
atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau
batin, atau lahir batin. Yang termasuk penderitaan itu ialah keluh kesah,
kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dan lain-lain.

Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang


dialami manusia, yang berisi tentang peringatan bagi manusia.

Allah Berfirman yang artinya


Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam “
susah payah" (Q.S al-lahab)
Ayat tersebut harus diartikan, bahwa manusia harus bekerja keras untuk
dapat melangsungkan hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus
menghadapi alam (menaklukan alam), menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan
tidak boleh lupa untuk taqwa terhadap Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah
satu darinya, atau kurang sungguh-sungguh menghadapinya, maka akibatnya
manusia akan menderita. Bila manusia itu sudah berkeluarga, maka penderitaan
juga dialami oleh keluarganya. Penderitaan semacam itu karena kesalahanya
sendiri.
Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam
kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia
menghadapi penderitaan dalam hidupnya? Penderitaan fisik yang dialami manusia
tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya.
Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhannya terletak pada kemampuan si
penderita dalarn menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. Para ahli lebih
banyak membantu saja. Sekali lagi semuanya itu merupakan "resiko" karena
seseorang mau'hidup. Sehingga enak atau tidak enak, bahagia atau sengsara
merupakan dua sisi atau masalah yang wajib diatasi.

2.2 Hubungan Manusia dengan Penderitaan


Allah adalah pencipta segala sesuatu yang ada di alam semesta ini. Dialah yang maha
kuasa atas segala yang ada isi jagad raya ini. Beliau menciptakan mahluk yang bernyawa dan
tak bernyawa. Allah tetap kekal dan tak pernah terikat dengan penderitaan.
Mahluk bernyawa memiliki sifat ingin tepenuhi segala hasrat dan keinginannya. Perlu di
pahami mahluk hidup selalu membutuhkan pembaharuan dalam diri, seperti memerlukan
bahan pangan untuk kelangsungan hidup, membutuh air dan udara. Dan membutuhkan
penyegaran rohani berupa ketenangan. Apa bila tidak terpenuhi manusia akan mengalami
penderitaan. Dan bila sengaja tidak di penuhi manusia telah melakukang penganiayaan.
Namun bila hasrat menjadi patokan untuk selalu di penuhi akan membawa pada kesesatan
yang berujung pada penderitaan kekal di akhirat.
Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir, tidak hanya menggunakan insting
namun juga pemikirannya dan perasaanya. Tidak hanya naluri namun juga nurani.
Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling mulia namun manusia tidak dapat berdiri
sendiri secara mutlah. Manusia perlu menjaga dirinya dan selalu mengharapkan perlindungan
kepada penciptanya. Manusia kadang kala mengalami kesusahan dalam penghidupanya, dan
terkadang sakit jasmaninya akibat tidak dapat memenuhi penghidupanya.
Manusia memerlukan rasa aman agar dirinya terhidar dari penyiksaan. Karena bila tidak
dapat memenuhi rasa aman manusia akan mengalami rasa sakit. Manusia selau berusaha
memahami kehendak Allah, karena bila hanya memenuhi kehendak untuk mencapai hasrat,
walau tidak menderita didunia, namun sikap memenuhi kehendak hanya akan membawa pada
pintu-pintu kesesatan dan membawa pada penyiksaan didalam neraka.
Manusia didunia melakukan kenikmatan berlebihan akan membawa pada penderitaan dan
rasa sakit. Muncul penyakit jasmani juga terkadang muncul dari penyakit rohani. Manusia
mendapat penyiksaan di dunia agar kembali pada jalan Allah dan menyadari kesalahanya.
Namun bila manusia tidak menyadari malah semakin menjauhkan diri maka akan membawa
pada pederitaan di akhirat.
Banyak yang salah kaprah dalam menyikapi penderitaan. Ada yang menganhap sebagai
menikmati rasa sakit sehingga tidak beranjak dari kesesatan. Sangat terlihat penderitaan
memiliki kaitan dengan kehidupan manusia berupa siksaan, kemudian rasa sakit, yang
terkadang membuat manusia mengalami kekalutan mental. Apa bila manusia tidak mampu
melewati proses tersebut dengan ketabahan, di akherat kelak dapat menggiring manusia pada
penyiksaan yang pedih di dalam neraka.

2.3Sebab-Sebab Timbulnya Penderitaan

Sebab-sebab timbulnya penderitaan antara lain :

a. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia

Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi
dalam hubungan sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitar.
Karena perbuatan buruk antara sesama manusia yang mengakibatkan manusia lain
menderita antara lain :

1. TKW Indonesia yang dianiaya di Malaysia disiksa, disetrika, diperkosa


bahkan ada yang sampai meninggal dunia. Perbuatan buruk majikan yang
menyebabkan penderitaan bagi pembantunya sampai kehilangan
nyawanya.

2. Perbuatan buruk orang tua kepada anak kandung nya yang menganiaya
sampai mengakibatkan kematian. Orang tua yang seharusnya melindungi
dan menjadi contoh bagi anak nya malah memberikan penderitaan kepada
anak kandung nya sendiri.

3. Tawuran pelajar antara SMA 6 dan SMA 70 yang mengakibatkan dua


orang luka dan satu orang meninggal dunia. Tawuran pelajar yang
menyisakan penderitaan bagi keluarga maupun dirinya sendiri.

Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungan juga menyebabkan penderitaan


bagi manusia. Tetapi manusia tidak menyadari hal tersebut. Manusia baru
menyadari setelah bencana itu terjadi seperti :

1. Musibah banjir dan tanah longsor di Kota Ambon. Bencana ini memakan
korban sebanyak 5 orang meninggal akibat banjir dan 3 orang akibat tanah
longsor, belum terhitung lagi jumlah orang yang hilang dan kerusakan
harta benda yang diderita akibat bencana alam ini. Bencana alam ini
bermula karena penebangan hutan secara liar sehingga tanah tidak mampu
menampung debit air hujan dan berakibat banjir disertai tanah longsor.
Pemerintah dan segenap jajaran kesehatan dan tim SAR telah
mengevakuasi korban, memberikan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
dan klinik. Mereka bekerjasama untuk membantu korban keluar dari
penderitaan ini.
2. Bencana Lumpur Lapindo yang disebabkan karena kelalaian manusia
dalam pengeboran sumur di Sidoarjo Jawa Timur yang mengakibatkan
menyemburnya lumpur panas dari bawah tanah. Semburan lumpur panas
tersebut menyebabkan tergenangnya kawasan permukiman, pertanian, dan
perindustrian di tiga kecamatan di sekitarnya, serta memengaruhi aktivitas
perekonomian di Jawa Timur. Inilah penderitaan manusia akibat kelalaian
pekerja dan pimpinan perusahaan. Mereka harus bertanggung jawab untuk
memulihkan penderitaan warga sekitar.

b. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab Tuhan


Penderitaan juga dapat terjadi karena penyakit, siksaan / azab Tuhan.
Kesabaran, tawakal dan optimisme merupakan usaha manusia untuk mengatasi
penderitaan tersebut. Banyak contoh kasus penderitaan semacam ini antara lain :

1. Seorang anak laki-laki yang lahir tanpa tangan dan kaki. ia berjuang
mental dan emosional serta fisik nya. Awalnya dia seakan tidak
mempunyai harapan untuk hidup seakan hidup ini tidak ada artinya lagi.
Tetapi dia menyadari bahwa ada tangan Tuhan yang akan selalu
membantunya. Tuhan pasti akan menunjukan kebesaran dan kuasanya
bagi orang-orang yang tidak pernah mengenal putus asa. Dengan
kekuatannya itu dia mampu menyelesaikan study nya di Griffith
University dan sekarang dia menjadi seorang motivator Internasional. Dia
adalah Nicholas James Vujicic atau yang biasa sering dipanggil Nick
Vujicic.
2. Nabi ayub mengalami cobaan Tuhan yaitu dia menderita penyakit kulit
selama bertahun-tahun. Nabi ayub kehilangan masa kejayaannya,
keluarganya, teman dan kaum kerabatnya. Dengan penuh kesabaran dan
keihklasan Nabi ayub menjalankan cobaan dari Tuhan. Berkat kesabaran
dan keihlasannya beliau sembuh total dari penyakitnya dan Allah
memberikan kemulian yang berlipat-lipat sehingga Nabi Ayub tidak lagi
miskin.
3. Tenggelamnya fir’aun dilaut merah adalah azab yang dijatuhkan Tuhan
kepada orang yang angkuh dan sombong. Ketika fir’aun mengngejar Nabi
Musa dan pengikut-pengikutnya menyebrangi laut merah. Dengan tongkat
Nabi Musa laut itu terbelah, Nabi Musa dan para pengikutnya segera
menyebrangi laut tersebut. Ketika fir’aun dan tentaranya tepat berada
ditengah laut merah itu seketika itu juga laut merah tertutup lagi dan
fir’aun beserta bala tentaranya tenggelam didalamnya.

2.4 Upaya dalam Mengatasi Penderitaan

1) Mencari Cara Solusi Masalah di Internet


Di internet banyak terdapat tanya jawab atau konsultasi mengenai berbagai
permasalahan hidup yang terjadi pada diri manusia.  Mungkin ada satu atau beberapa
kasus yang mirip dengan kasus yang sedang kita hadapi dalam kehidupan kita.  Dengan
solusi-solusi yang sudah ada yang bisa dicoba untuk diterapkan mungkin ada yang cocok
dan bisa berhasil mengatasi masalah yang sedang dihadapi.

2) Konsultasi dengan Para Ahli


Jika di internet tidak ada yang jalan keluar cocok, maka bisa mencoba mencarinya
lewat para ahli.  Orang yang ahli dalam mencarikan jalan keluar masalah orang lain tidak
hanya profesional saja seperti psikolog, konselor, ustadz, ulama, dan lain-lain, namun
juga orang biasa yang punya banyak pengalaman hidup atau punya keahlian tersembunyi
di bidang konseling atau bidang lainnya.

3) Melakukan Analisis Ulang dan Pengaturan Strategi Baru


Ketika kita sudah melakukan berbagai upaya dalam menghilangkan masalah yang
membuat hidup kita menderita, maka cobalah lakukan kajian ulang.  Dengan melakukan
analisa ulang terhadap masalah-masalah yang sedang dihadapi diharapkan munculnya
ide-ide baru yang bisa dijadikan solusi untuk mengatasi masalah yang ada.  Identifikasi
semua masalah yang ada, lalu buat satu atau lebih solusi untuk mengatasi masalah yang
ada.  Buat jadwal yang realistis sebagai pedoman waktu pelaksanaan solusi yang telah
dibuat.  Semua itu hendaknya dituliskan lewat tulisan di atas kertas atau di perangkat
elektronik (hp, laptop, pda, netbook, smartphone, tablet, dan lain sebagainya).  Jika
rencana A gagal, maka lakukan rencana B atau rencana lainnya yang sesuai dengan
situasi dan kondisi yang ada.

4) Mengubah Pola Pikir Negatif menjadi Positif


Ada kalanya masalah yang ada muncul akibat adanya pikiran negatif atau gaya
hidup tidak sehat / gaya hidup tidak baik.  Dengan menerapkan pola hidup sehat dan
mengubah kebiasaan cara berpikir dengan membiasakan diri berpikir positif maka
diharapkan bisa mencegah timbulnya masalah baru dan secara otomatis mengatasi
berbagai masalah yang sedang dihadapi dengan sendirinya.  Di samping itu sangat
penting untuk mengubah sikap menjadi pribadi yang selalu bersyukur atas apa yang telah
dimiliki sehingga tidak menderita ketika melihat kebahagiaan yang didapatkan oleh orang
lain.

5) Bersabar sambil Berdoa dan Berusaha


Setiap segala sesuatunya datang dari Allah SWT.  Dengan begitu tentu saja setiap
masalah yang ada pada diri manusia akan menghilang atas seizin Allah SWT.  Mohonlah
ampunan dari Allah SWT, minta diberikan penyelesaian atas segala masalah yang ada.
Jangan lupa untuk berusaha sebisa mungkin untuk mengatasi permasalahan yang ada.
Setiap segala sesuatunya butuh proses sehingga dibutuhkan usaha yang keras untuk
mendapatkan hasil seperti apa yang diinginkan.
Itulah beberapa tips cara menghilangkan / cara mengatasi penderitaan hidup atau
masalah hidup yang dialami oleh manusia.  Mudah-mudahan bisa membantu anda dalam
mengatasi berbagai masalah pelik yang sedang dihadapi.  Hindari menyelesaikan masalah
dengan cara-cara yang tidak baik seperti hal-hal yang bertentangan dengan ajaran agama,
hukum, adat istiadat, normal, nilai, budaya, kebiasaan, dan lain sebagainya.  Selamat
mencoba dan semoga berhasil mengatasi penderitaan hidup atau permasalahan hidup
yang sedang dan yang akan anda hadapi di masa yang akan datang.  Terima kasih.

2.5 Macam-Macam Penderitaan

1. Penderitaan dari Kelahiran


Pada saat manusia dilahirkan dengan terlahir sebagai sesorang yang tidak normal
itu merupakan suatu penderitaan dari kelahiran mereka. Akibatnya, banyak bayi yang tak
tak dapat bertahan hidup setelah dilahirkan, tapi ada pula yang bertahan hidup setelah
dilahirkan walau akhirnya tak dapat bertahan lama. Namun diantaranya, ada pula
segelintir harapan untuk bayi-bayi tersebut di dalam hidupnya, yang akhirnya tetap dapat
berrtahan hidup selama bertahun-tahun lamanya.
Contohnya zaman sekarang banyak bayi bayi yang terlahir sebagai tak normal,
seperti bayi yang memiliki dua muka, bayi yang memiliki dua kepala, bayi yang memiliki
jantung diluar tubuh, bayi dengan berat badan yang melebihi batas wajarnya dan juga ada
bayi yang terkecil yakni lebih kecil dari ukuran normalnya
“Kecacatan embrio pada janin manusia sejak berada didalam kandungan memang
kadang terjadi. Hal ini akan menyebabkan kelahiran yang cacat terhadap bayi tersebut”

2. Penderitaan dari Ketuaan


Manusia yang usianya semakin bertambah akan menjadi semakin tua, jika
seseorang yang sudah semakin tua biasanya banyak penyakit yang dialaminya, itu terjadi
karena kinerja organ di dalam tubuh seseorang yang sudah tua berkurang atau sangat
berbeda jauh dengan dahulu pada saat muda. Terlebih lagi jika orang yang sudah tua
tersebut memiliki badan yang cukup besar karena badan yang besar biasanya mudah
untuk terserang penyakit apalagi di usia yang sudah semakin tua. Penyakit tersebut hadir
seiring berjalannya waktu tanpa disadari di usia yang semakin tua tubuh pun menjadi
sangat sensitive
Hal tersebut harus diperhatikan dengan baik agar tubuh tetap sehat meski usia
yang bertambah tua baiknya harus menjalani pola hidup sehat, makan makanan yang
sehat dan tidak mengandung sesuatu yang berlebihan, olahraga secara teratur, jangan
meforsir suatu keadaan atau keperluan secara berlebihan, istirahatlah secara teratur
karena harus memperhatikan kondisi diri sendiri.

3. Penderitaan dari Kesakitan


“Sakit adalah persepsi seseorang bila merasa kesehatannya terganggu. Penyakit
adalah proses fisik dan patofisiologis yang sedang berlangsung dan dapat menyebabkan
keadaan tubuh atau pikiran menjadi abnormal. Sakit dan penyakit itu beda. Seseorang
dapat agak merasa sehat (tidak ada sakit maupun penyakit), namun jika merasa tak sehat,
itulah sakit. Dengan cara serupa, seseorang yang fisiknya tidak sehat bisa mengidap
penyakit, namun jika merasa sepenuhnya sehat, mereka tidak sehat. Orang dapat
mengidap tekanan darah tinggi yang berbahaya, maupun ancaman serangan jantung
maupun stroke yang fatal, meskipun masih merasa sehat. Model biopsikososial
menjelaskan perbedaan antara proses patologis aktual yang menyebabkan penyakit, dan
persepsi pasien atas kesehatan dan pengaruh sakit terhadapnya, disebut sakit. Sakit lebih
dominan menyangkut sebuah tanda dari perasaan tidak enak yang kita rasakan. kita akan
menemukan obat dari rasa sakit kita apa bila kita tahu diagnosa sakit kita. dan Penyakit
itu adalah terserang apakah kita, dalam artian nama sakit yang kita derita, contoh saya
terserang penyakit demam berdarah, meski memang perbedaan antara sakit dan penyakit
tidak jauh berbeda alias tipis sekali, tapi penyakit dan sakit itu sangat jelas berbeda”
Berbagai penyakit yang dialami oleh manusia, mempunyai jenis kesakitan yang
berbeda beda dari mulai yang ringan, sedang, berat, hingga sangat berat.
Penderitaan dari kesakitan ini dialami oleh seluruh manusia, dari mulai anak kecil,
remaja, dewasa, orang tua, ya intinya semua manusia pasti mengalami penderitaan dari
kesakitan. Ada beberapa jenis tipe dari manusia yang menderita penyakit, yakni
menderita penyakit sesaat dan menderita penyakit yang berkelanjutan
Kesakitan yang timbul menyebabkan diri kita menjadi lemah, kelemahan yang terjadi
karna dipengaruhi oleh sakit tersebut, biasanya manusia yang sedang mengalami
kesakitan langsung di tangani dengan serius karena jika tidak, dapat mengakibatkan
penderitaan yang berkelanjutan.

4. Penderitaan dari Kematian


Kematian atau ajal adalah akhir dari kehidupan, ketiadaan nyawa dalam
organisme biologis. Semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati secara permanen,
baik karena penyebab alami seperti penyakit atau karena penyebab tidak alami seperti
kecelakaan. Setelah kematian, tubuh makhluk hidup mengalami pembusukan.
Kematian pasti terjadi di setiap manusia, setiap manusia mengalami kematian
dengan cara yang berbeda. Beberapa jenis kematian jika dilihat dari keadaannya yaitu
kematian yang terjadi secara tiba-tiba dan kematian yang terjadi karena penyakit yang
dihadapinya dengan seiring waktu lalu terjadilah yang namanya kematian, ada pula
kematian yang terjadi karena dibunuh oleh seseorang, bahkan ada juga yang mati dengan
cara membunuh dirinya sendiri.
Biasanya jika suatu kematian datang secara tiba tiba, itu mengakibatkan
penderitaan di kalangan keluarga dan rekan-rekannya, mereka bisa saja shock atau
bahkan tidak percaya dengan apa yang terjadi. Kematian secara tiba tiba pun
mengakibatkan penderitaan bagi yang mengalaminya jika masih ada sesuatu atau janji
yang belum sempat dikerjakan atau dilaksanakan di dunia ini.

5. Penderitaan dari Kesedihan


Kesedihan adalah suatu emosi yang ditandai oleh perasaan tidak beruntung,
kehilangan, dan ketidakberdayaan. Saat sedih, manusia sering menjadi lebih diam, kurang
bersemangat, dan menarik diri. Kesedihan dapat juga dipandang sebagai penurunan
suasana hati sementara, sementara depresi sering dicirikan dengan penurunan suasana
hati yang persisten dan besar yang kadang disertai dengan gangguan terhadap
kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan hariannya.
Setiap manusia pasti pernah mengalami apa itu yang disebut dengan kesedihan,
kesedihan yang sedang terjadi mengakibatkan penderitaan apalagi jika kesedihan yang
berkepanjangan, hal tersebut dapat mengakibatkan penderitaan yang berkepanjangan
pula.
Kesedihan yang mendalam biasanya banyak terjadi di kalangan wanita, karena
sebagian besar wanita berfikir dengan melalui perasaannya, sehingga cukup sulit untuk
menghentikan sebuah kesedihan yang sedang mereka alami.
Kesedihan datang dengan berbagai cara, dan pasti akan dialami oleh setiap manusia dari
mulai bayi, anak kecil, remaja, dewasa hingga orang tua sekalipun pasti akan
mengalaminya

6. Penderitaan dari Jasmani dan Rohani


“Penderitaan adalah suatu hal yang sangat tidak menyenangkan. Dalam realita
kehidupan ini banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan suatu penderitaan.
Pengertian kata penderitaan bisa berbagai macam argumen. Sesuai dengan tingkat
kesulitan, biasanya seseorang akan mengatakan bahwa mereka sedang mengalami
penderitaan jika tingkat kesabaran mereka atas cobaan itu sudah pada tingkat teratas.
Penderitaan itu dirasaan oleh jasmani dan rohani.
Penderitaan yang dirasakan oleh jasmani misalnya adalah sebuah pukulan,
kejadian yang membuat tubuh cedera, atau kejadian-kejadian yang menimbulkan luka
atau rasa sakit yang tak terhingga pada tubuh, penderitaan pada jasmani ini biasanya
berbekas pada tubuh. Penderitaan pada jasmani bisa juga berbentuk penyakit atau hal
lainnya yang dirasakan secara langsung oleh fisik manusia.
Penderitaan yang dirasakan oleh rohani misalnya adalah sebuah perkataan yang
menusuk hati, suatu pikiran yang menimbulkan perasaan takut, bersalah, atau pun dosa.
Ini adalah sebuah penderitaan yang dirasakan oleh rohani, tidak hanya itu, lisan atau pun
caci maki dari orang lain pun bisa jadi penderitaan bagi rohani kita.”

7. Penderitaan dari Berkumpul dengan Orang yang tidak Kita Senangi


Setiap manusia pasti mempunyai pandangan yang berbeda. Dari pandangan
tersebut kadang memicu suatu masalah atau pertikaian dalam suatu hubungan, hal
tersebut menyebabkan masing-masing dari manusia yang sedang bertikai tersebut muncul
suatu rasa yang tidak disenangi.
Disaat suatu acara misalkan kita sedang berkumpul dengan teman-teman lalu
setelah beberapa saat muncullah seseorang yang mempunyai arti kurang baik dari diri
kita, jika hal itu terjadi akan membuat diri kita menjadi timbul perasaan risih, lalu jika
perasaan tersebut berlanjut maka akan mengakibatkan suatu penderitaan.

8. Penderitaan Akibat Berpisah dengan Sesuatu atau Seseorang yang Kita Sayangi
Setiap pertemuan pasti ada yang namanya perpisahan. Dalam suatu pertemuan
yang berlangsung singkat, sementara sebelumnya mereka sudah sangat jarang bertemu,
apalagi jika kita bertemunya dengan seseorang yang dicintai lalu pertemuan yang terjadi
sangat singkat sehingga harus terpisah. Hal tersebut mengakibatkan penderitaan.
Jika seseorang yang akan melakukan perjalanan panjang, yang tidak tahu kapan
akan kembali misalnya dia adalah keluarga kita, pasti penderitaan akibat berpisah akan
terjadi dan sangat terasa.

9. Penderitaan Akibat tidak Dicapai Apa yang Dicita-citakan


Setiap manusia pasti memiliki keinginan, keinginan mereka pun berbeda-beda,
jika sesuatu yang diinginkan manusia tersebut belum berhasil atau gagal, sementara
upaya yang dilakukan sudah maksimal, hal tersebut dapat mengakibatkan penderitaan.

10. Penderitaan dari Rasa Takut


Bila suatu saat kita dihadapkan pada pertanyaan ini : “Siapakah musuh
besarmu?”, maka jawaban apa uang akan kita berikan. Mungkin kita akan mengatakan
kejahatan, peperangan, penyakit, kemelaratan ataupun kelaparan sebagai musuh besar
kita. Tetapi sebenarnya karena menurut para ahli ini ada sesuatu yang lebih merupakan
musuh utama manusia yaitu RASA TAKUT.
Gangguan seperti penyakit, bencana kelaparan, ataupun peperangan tidak
selamanya mengganggu kita, mereka tidak setiap hari datangnya. Justru rasa takut lah
yang sebenarnya menghinggapi diri kita. Memang jika kita selidiki maka sebenarnya kita
justru lebih banyak menderita karena takut gagal, takut merasa sakit dan sebagainya. Kita
takut pada sesuatu, lama sebelum malapetaka itu sendiri datang mengganggu kita.
Sebagian besar manusia masih bisa juga dipermainnkan rasa takut. Mereka tidak
menyadari bahwa rasa takut itu datang dari khayalan sendiri. Sering pun karena kuatnya
daya khayal itu merasuk pada diri seorang maka bisa menyebabkan gangguan jiwa yang
disebut dengan PHOBIA.
Rasa takut atau kuatir membuat kita berhati-hati menyebrang jalan, membuat kita
perlu mmanggil ambulance jika ada kecelakaan, jadi rasa takut memperingatkan kita
setiap adanya bahaya. Tetapi jika PHOBIA adalah rasa takut yang terlalu dibesar-
besarkan, dimana sebenarnya ini pun tidak ada perlunya.

2.6 Pengertian Manusia dan Keadilan

2.5.1 Pengertian Manusia


Manusia juga dapat diartikan berbeda-beda baik menurut sudut pandang
biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia
diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies
primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal
kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam
agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup;
dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi
kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka
dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan
kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain
serta pertolongan. 

Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan
potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan,
perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan
lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif maupun negatif. Manusia
adalah makhluk yang terbukti berteknologi tinggi. Ini karena manusia memiliki
perbandingan massa otak dengan massa tubuh terbesar diantara semua makhluk yang ada
di bumi. Walaupun ini bukanlah pengukuran yang mutlak, namun perbandingan massa
otak dengan tubuh manusia memang memberi kan petunjuk dari segi intelektua lrelatif.

Pengertian Manusia Menurut Para Ahli:

a. Paula J. C. & Janet W. K.


Menurut Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas
memilih makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap
keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan antar
sesama dan unggul multidimensional dengan berbagai kemungkinan.

b. Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany


Menurut Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany, pengertian manusia adalah
makhluk yang mulia. Masuia merupakan makhluk yang mampu berpikir, dan menusia
merupakan makhluk 3 dimensi (yang terdiri dari badan, ruh, dan kemampuan berpikir /
akal). Manusia di dalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua faktor utama
yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan.

c. Kees Bertens
Menurut Kees Bertens, manusia adalah setiap makhluk yang terdiri dari dua unsur yang
satuannya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk apapun.

d. Upanisads
Menurut Upanisads, manusia merupakan sebuah kombinasi dari beberapa unsur
kehidupan seperti roh (atman), pikiran, jiwa, dan prana (tubuh / fisik).

2.5.2Pengertian Keadilan

Keadilan dalam bahasa sebenarnya adalah memberikan sesuatu pada tempatnya,


adil bukan berarti sama rata, melainkan memberikan sesuatu pada orang yang tepat sesuai
dengan aturan yang berlaku. Dalam pengertian keadilan ada beberapa macam pengertian
yang diungkapkan oleh para ahli ilmu kemanusiaan, berikut adalah beberapa pendapat dari
para ahli mengenai pengertian keadilan.

a. Pengertian keadilan menurut Aristoteles


Aristoteles mengemukakan epndapatnya mengenai pengertian keadilan
bahwa keadilan merupakan tindakan yang memberikan sesuatu kepada orang
yang memang menjadi haknya.
b. Pengertian keadilan menurut Frans Magnis Suseno
Sedangkan menurut Suseno, keadilan adalah  keadaan dimana sesama
manusia saling menghargai hak dan kewajiban masing-masing yang
membuat keadaan menjadi harmonis.
c. Pengertian keadilan menurut Thomas Hubbes
Menurut Hubbes, keadilan adalah sebuah keadaan dimana ada suatu
perjanjian yang kemudian isi perjanjian tersebut dijalankan sesuai dengan
aturan yang berlaku tanpa berat sebelah.

d. Pengertian keadilan menurut Plato


Dan pengertin yang terakhir adalah menurut Plato yaitu dimana keadilan
adalah mematuhi semua hukum dan perundangan yang berlaku.

 PERTEMUAN KE- : 12

HARI/TANGGAL : 07.30 – 9.30, SENIN/ 15 AGUSTUS 2016

DOSEN PEMBIMBING : Awaluddin,S.sos,M.Pd


MATERI : Manusia dan Pandangan Hidup

2.1 Hakikat Manusia

Dalam pikiran dan perasaan manusia, ada faktor penting yang harus menjadikan manusia sebagai
makhluk yang berakal, yakni : Pandangan Hidup

2.2 Pengertian Pandangan Hidup

         1. Menurut Koentjaraningrat dalam buku Ilmu Budaya Dasar yang disusun oleh Eddy
Subandrijo (2000: 90) Pandangan hidup (World View) adalah nilai-nilai yang dianut oleh suatu
masyarakat yang dipilih secara selekif oleh individu dan golongan di dalam masyarakat.

2. Menurut Manuel Kaisiepo dalam buku Ilmu Budaya Dasar yang disusun oleh Eddy
Subandrijo (2000: 90) Pandangan hidup mencerminkan citra diri seseorang karena pandangan
hidup itu mencerminkan cita-cita atau aspirasinya.

3. Menurut Lenski dalam buku Ilmu Budaya Dasar yang disusun oleh Eddy Subandrijo
(2000: 90) Pandangan hidup merupakan bagian dari ideologi.

Secara umum Pandangan Hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing
kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu,
masyarakat, atau negara. Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus
merupakan pancaran dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.

Pandangan hidup sering disebut filsafat hidup. Filsafat berarti cinta akan kebenaran, sedangkan
kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal inilah yang mengakibatkan pandangan hidup itu
perlu dimiliki oleh semua orang dan semua golongan.

MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

3.1 Pengertian manusia dan pandangan hidup


 Pengertian Manusia
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti
berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).
Secara umum manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang lain, oleh
karena itu manusia senantiasa membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain.
Seorang Antropologi Indonesia yaitu Koentjaraningrat menyatakan bahwa masyarakat adalah
kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang
bersifat terus menerus, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama. Pandangan yang
dikemukakan oleh Koentjaraningrat tersebut menegaskan bahwa di dalam masyarakat terdapat
berbagai komponen yang saling berinteraksi secara terus menerus sesuai dengan sistem nilai dan
sistem norma yang di anutnya. Interaksi antar komponen tersebut dapat terjadi antara individu
dengna individu, antara lain individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan
kelompok.

Pengertian Manusia Menurut Para Ahli


Berikut ini adalah pengertian dan definisi manusia menurut beberapa ahli:

 
 NICOLAUS D. & A. SUDIARJA
Manusia adalah bhineka, tetapi tunggal. Bhineka karena ia adalah jasmani dan rohani
akan tetapi tunggal karena jasmani dan rohani merupakan satu barang.
 ABINENO J. I
Manusia adalah “tubuh yang berjiwa” dan bukan “jiwa abadi yang berada atau yang
terbungkus dalam tubuh yang fana”.
 UPANISADS
Manusia adalah kombinasi dari unsur-unsur roh (atman), jiwa, pikiran, dan prana atau
badan fisik.
 SOKRATES
Manusia adalah mahluk hidup berkaki dua yang tidak berbulu dengan kuku datar dan
lebar.
 KEES BERTENS
Manusia adalah suatu mahluk yang terdiri dari 2 unsur yang kesatuannya tidak
dinyatakan.
 I WAYAN WATRA
Manusia adalah mahluk yang dinamis dengan trias dinamikanya, yaitu cipta, rasa dan
karsa.
 OMAR MOHAMMAD AL-TOUMY AL-SYAIBANY
Manusia adalah mahluk yang paling mulia, manusia adalah mahluk yang berfikir, dan
manusia adalah mahluk yang memiliki 3 dimensi (badan, akal, dan ruh), manusia dalam
pertumbuhannya dipengaruhi faktor keturunan dan lingkungan.
 ERBE SENTANU
Manusia adalah mahluk sebaik-baiknya ciptaan-Nya. Bahkan bisa dibilang manusia
adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan mahluk yang lain.
 PAULA J. C & JANET W. K
Manusia adalah mahluk terbuka, bebas memilih makna dalam situasi, mengemban
tanggung jawab atas keputusan yang hidup secara kontinu serta turut menyusun pola
berhubungan dan unggul multidimensi dengan berbagai kemungkinan.
 

 PENGERTIAN PANDANGAN HIDUP

   Setiap  manusia  mempunyai  pandangan  hidup.  Pandangan  hidup  itu bersifat  kodrati.
Karena  itu ia menentukan masa  depan  seseorang. Untuk  itu perlu  dijelaskan  pula apa  arti
pandangan hidup.  Pandangan hidup artinya pendapat atau pertimbangan yang dijadikan
pegangan, pedoman, arahan. Pendapat atau pertimbangan itu merupakan hasil pemikiran
manusia berdasarkan pengalaman sejarah  menurut  waktu  dan tempat  hidupnya.

   Dengan  demikian  pandangan  hidup  itu bukanlah  timbul  seketika  atau  dalam  waktu yang 
singkat saja, melainkan  melalui  proses  waktu yang lama dan  terus menerus,  sebingga basil 
pemikiran  itu dapat  diuji kenyataannya.Hasil pemikiran itu dapat diterima oleh akal, sehingga
diakui kebenarannya. Atas dasar ini manusia  menerima  hasil pemikiran  itu sebagai pegangan, 
pedoman,  arahan,  atau petunjuk yang disebut  pandangan  hidup.
3.2 Pandangan hidup dari agama
Pandangan hidup yang berasal dari agama yaitu pandangan hidup yang mutlak kebenarannya.
Sebagai contoh pandangan muslim (orang islam) bersumber dari Alquran dan sunnah rasul
(sikap, perkataan, dan perbuatan Nabi Muhammad SAW). Dengan demikian maka
pandangan hidup muslim adalah kesetiaannya kepada islam tentang berbagai masalah asasi
hidup manusia, yang merupakan jawaban muslim yang Islam Oriented mengenai berbagai
persoalan pokok hidup manusia yang tersimpul dalam Alquran dan Hadits.

3.3 Pandangan hidup dari idiologi


Pandangan hidup yang berupa ideologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang
terdapat pada negara tersebut.

Ideologi adalah gabungan antara pandangan hidup yang meruupakan yang merupakan
nilai –nilai yang telah mengkristal dari suatu bangsa serta Dasar Negara yang memiliki nilai-nilai
falsafah yang menjadi pedoman hidup suatu bangsa, selain itu, Idiologi adalah merupakan hasil
reflesi manusia berkat kemampuannya mengadakan distansi terhadap dunia kehidupannya. Maka
terdapat suatu yang bersifat dialektis antara idiologi dengan masyarat negara. Di suatu pihak
membuat idiologi semakin realistis dan pihak yang lain mendorong masyarakat mendekati
bentuk yang ideal. Ideologi mencerminkan cara berfikir masyarakat,bangsa maupun
negara,namun juga membentuk masyarakat menuju cita-citanya.

2 hak ideologi ideologi ada 2, yaitu


– ideologi hukum
– ideologi politik

3.4 Pandangan hidup dari renungan

Pandangan  hidup  hasil  renungan  yaitu pandangan  hidup yang  relatif kebenarannya. 
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung suatu 
organisasi,  maka  pandangan  hidup  itu disebut  ideologi.  Jika  organisasi  itu organisasi
politik,  ideologinya  disebut  ideologi  politik.  Jika organisasi  itu negara,  ideologinya 
disebut ideologi  negara. Pandangan   hidup  pada  dasarnya  mempunyai   unsur-unsur  yaitu 
cita-cita,  kebajikan, usaha,  keyakinan/kepercayaan. Keempat unsur ini merupakan satu
rangkaian kesatuan  yang tidak terpisahkan.  Cita – cita  ialah apa yang diinginkan  yang
mungkin  dapat  dicapai  dengan usaha  atau perjuangan.  Tujuan  yang  hendak  dicapai 
ialah kebajikan,  yaitu  segala  hal  yang baik yang membuat  manusia makmur, bahagia,
damai, tentram. Usaha atau peIjuangan  adalah kerja keras yang dilandasi
keyakinan/kepercayaan.  Keyakinan/kepercayaan diukur dengan kemampuan akal,
kemampuan  jasmani,  dan kepercayaan  kepada  Tuhan.

3.5 Manusia dan Ilmu Pengetahuan

Kemampuan manusia untuk menggunakan akal dalam memahami lingkungannya merupakan


potensi dasar yang memungkinkan manusia Berfikir, dengan Berfikir manusia menjadi mampu
melakukan perubahan dalam dirinya, dan memang sebagian besar perubahan dalam diri manusia
merupakan akibat dari aktivitas Berfikir, oleh karena itu sangat wajar apabila Berfikir merupakan
konsep kunci dalam setiap diskursus mengenai kedudukan manusia di muka bumi, ini berarti
bahwa tanpa Berfikir, kemanusiaan manusia  pun tidak punya makna bahkan mungkin tak akan
pernah ada.

Berfikir juga memberi kemungkinan manusia untuk memperoleh pengetahuan, dalam tahapan
selanjutnya pengetahuan itu dapat menjadi fondasi penting bagi kegiatan berfikir yang lebih
mendalam. Ketika Adam diciptakan dan kemudian ALLAH mengajarkan nama-nama, pada
dasarnya mengindikasikan bahwa Adam (Manusia) merupakan Makhluk yang bisa Berfikir dan
berpengetahuan, dan dengan pengetahuan itu Adam dapat melanjutkan kehidupannya di Dunia.
Dalam konteks yang lebih luas, perintah Iqra (bacalah) yang tertuang dalam Al Qur’an dapat
dipahami dalam kaitan dengan dorongan Tuhan pada Manusia untuk berpengetahuan disamping
kata Yatafakkarun (berfikirlah/gunakan akal) yang banyak tersebar dalam Al Qur’an. Semua ini
dimaksudkan agar manusia dapat berubah  dari tidak tahu menjadi tahu, dengan tahu dia berbuat,
dengan berbuat dia beramal bagi kehidupan. semua ini pendasarannya adalah penggunaan akal
melalui kegiatan berfikir. Dengan berfikir manusia mampu mengolah pengetahuan, dengan
pengolahan tersebut, pemikiran manusia menjadi makin mendalam dan makin bermakna, dengan
pengetahuan manusia mengajarkan, dengan berpikir manusia mengembangkan, dan dengan
mengamalkan serta mengaplikasikannya manusia mampu melakukan perubahan dan peningkatan
ke arah kehidupan yang lebih baik, semua itu telah membawa kemajuan yang besar dalam
berbagai bidang kehidupan manusia (sudut pandang positif/normatif).

Kemampuan untuk berubah dan perubahan yang terjadi pada manusia merupakan makna
pokok yang terkandung dalam kegiatan Berfikir dan berpengetahuan. Disebabkan kemampuan
Berfikirlah, maka manusia dapat berkembang lebih jauh dibanding makhluk lainnya, sehingga
dapat terbebas dari kemandegan fungsi kekhalifahan di muka bumi, bahkan dengan Berfikir
manusia mampu mengeksplorasi, memilih dan menetapkan keputusan-keputusan penting untuk
kehidupannya. Semua itu, pada dasarnya menggambarkan keagungan manusia berkaitan dengan
karakteristik eksistensial manusia sebagai upaya memaknai kehidupannya dan sebagai bagian
dari Alam ini.

Dalam konteks perbandingan dengan bagian-bagian alam lainnya, para akhli telah banyak
mengkaji perbedaan antara manusia dengan makhluk-makhluk lainnya terutama dengan makhluk
yang agak dekat dengan manusia yaitu hewan. Secara umum komparasi manusia dengan hewan
dapat dilihat dari sudut pandang Naturalis/biologis dan sudut pandang sosiopsikologis. Secara
biologis pada dasarnya manusia tidak banyak berbeda dengan hewan, bahkan Ernst
Haeckel (1834 – 1919) mengemukakan bahwa manusia dalam segala hal sungguh-sungguh
adalah binatang beruas tulang belakang, yakni binatang menyusui, demimikian
juga Lamettrie (1709 – 1751) menyatakan bahwa tidaklah terdapat perbedaan antara binatang
dan manusia dan karenanya manusia itu adalah suatu mesin.

Ilmu pengetahuan yang dimilki oleh manusia pada dasarnya dikembangkan dengan cara ; 

(1). menginformasikannya melalui alat komunikasi “bahasa”. Dengan bahasa maka ilmu
yang ada dalam pikiran dapat diinformasikannya atau dapat divisualisasikan. Dan

(2). Karena manusia memiliki akal dan pikiran yang dibangun oleh nalar atau sebuah alur
kerangka berfikirnya. Ilmu pengetahuan yang semakin berkembang selalu diciptakan manusia
demi mensejahterakan dan mempermudah proses hidupnya.Seperti filsafat, sains, teknologi,
sastra serta ilmu pengetahuan lainnya.

Ilmu pengetahuan memiliki posisi dan kedudukan yang sangat penting dalam menopang
kesejahteraan umat manusia karena dengan ilmu pengetahuan maka manusia selain dapat
mensejahterakan hidupnya dan mencari nilai – nilai hakiki serta memaknai arti sebuah kehidupan
dalam hidupnya. Ilmu pengetahuan yang tercipta dengan tujuan kesejahteraan serta mencari
kebenaran – kebenaran akan makna sebuah hidup yang selalu berkembang desebabkan karena
manusia itu sendiri secara berkelompok merupakan masyarakat pembelajar yang selalu belajar
dari sebuah pengalaman – pengalaman sebelumnya dan belajar dari apa – apa yang dilihatnya,
didengarnya, dirasakannya serta dilakukannya. Sedangkan secara personal ‘individu”, manusia
itu pun merupakan binatang “berakal” pembelajar yang baik dan selalu bersifat dinamis.

Di dalam Islam, orang-orang yang berilmu dan beriman akan mendapat martabat yang
tinggi di sisi Allah swt, kekayaan terbesar dalam islam adalah pengetahuan dan hikmah maka
doa yang dimintakan Allah agar kita mohonkan kepada-Nya ialah untuk menambah pengetahuan.
Oleh karena itu, dalam Islam menuntut ilmu hukumnya wajib sehingga dapat menyebarluaskan
ilmu tersebut kepada orang Dlain. Di dalam hidup agar dapat membuat keputusan yang benar
juga harus diiringi dengan pengetahuan sehingga terwujud kehidupan yang baik. Pengelolaan
sumber daya alam juga harus diiringi dengan pengetahuan yang memadai untuk pemanfaatan
yang benar dan sebagai pengelola bumi yang baik harus tak henti-hentinya belajar, karena ilmu
pengetahuan itu berubah. Ada yang ternyata salah dan harus di buang dan ada pula yang harus
ditambahkan.

Pengetahuan mampu dikembangkan manusia disebabkan dua hal utama yakni,

 pertama, manusia mempunyai bahasa yang mampu mengkomunikasikan informasi dan


jalan pikiran yang melatarbelakangi informasi tersebut.
 Kedua, manusia mempunyai kemampuan berpikir menurut alur kerangka berpikir tertentu
yang disebut penalaran.
Kedua hal inilah yang memungkinkan manusia mengembangkan pengetahuannya.

Ilmu atau ilmu pengetahuan secara bahasa bisa diartikan sebagai memahami, mengerti, atau
mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu
pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan sebagainya.

ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan,


dan meningkatkan pemahaman manusiadari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Ilmu
pengetahuan adalah sarana atau definisi tentang alam semesta yang diterjemahkan kedalam
bahasa yang bisa dimengerti oleh manusia sebagai usaha untuk mengetahui dan mengingat
tentang sesuatu

Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan


pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan
seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu
terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.

Dengan ilmu pengetahuan maka terjawablah semua pertanyaan karena pada dasarnya ilmu
pengertahuan itu tercipta dari rasa penasaran seseorang,  kemudian ketika dia mencari tau
tentang seluk-beluk yang tidak dia ketahui maka dia akan mencari dengan segala cara agar rasa
penasarannya itu terpenuhi. Misalnya, ketika seorang bayi yang belum mengerti apa itu sebuah
bola karena akalnya baru bisa berfungsi, maka dia akan menjilati bola itu, merabanya, mencium
baunya kemudian memukul-mukulnya untuk mengetahui apa yang bakal terjadi terhadap bola.
Dan untuk seseorang tau akan suatu hal yang dia penasaran untuk ketahui tidak cukup sekali
proses, butuh beberapa kali percobaan agar rasa ingin tahunya itu terpuaskan, hal ini disebut
dengan eksperimen.

3.6 Manusia dan sain teknologi

Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan satu unsur kebudayaan. Mengingat iptek
merupakan unsur dari kebudayaan, maka unsur tersebut memiliki peran penting bagi manusia.
Kemudian eksistensi serta pengembangannya  saat ini menjadi salaah satu ciri khas atau tolak
ukur suatu masyarakat negara dikatakan maju salah satunya adalah memansyarakatnya inptek.
Iptek merupakan sarana penunjang hidup manusia agar dinamika persoalan hidup dapat
diselesaikan dengan mudah, walaupun efek dari penggunaan iptek bagi manusia dapat positif
maupun negatif. Jadi iptek juga dapat dikatakan memiliki “mata dua” tergantung bagaimana
menusia menggunakan.

Oleh karena itu, selama perjalanan sejarah ummat manusia telah berhasil menciptaka berbagai
macam kebudayaan. Berbagai macam atauragam kebudayaan tersebut meliputi tujuh unsur
kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan tersebut merupakan unsur-unsur pokok yang selalu ada
pada setiap kebudayaan masyarakat yang ada di belahan dunia.

Ketujuh unsur kebudayaan tersebut meliputi:

1. Peralatan hidup (teknologi)


2. Sistem mata pencaharian (ekonomi)
3. Sistem kemasyarakatan (organisasi sosial)
4. Sistem bahasa
5. kesenian (seni)
6. Sistem pengetahuan (ilmu pengetahuan/sains)
7. Sistem kepercayaan (religi)

3.7 Manusia Moral dan Hukum

1.      Hubungan Manusia dengan Hukum  


Manusia dan hukum adalah dua entitas yang tidak bisa dipisahkan. Bahkan dalam ilmu
hukum, terdapat adagium yang terkenal yang berbunyi: “ Ubi societas ibi jus ” (di mana ada
masyarakat di situ ada hukumnya). Artinya bahwa dalam setiap  pembentukan suatu bangunan
struktur sosial yang bernama masyarakat, maka selalu akan dibutuhkan bahan yang bersifat
sebagai “semen perekat” atas berbagai komponen pembentuk dari masyarakat itu, dan yang
berfungsi sebagai “semen perekat” tersebut adalah hukum.
           Manusia, disamping bersifat sebagai makhluk individu, juga berhakekat dasar sebagai
makhluk sosial, mengingat manusia tidak dilahirkan dalam keadaaan yang sama (baik fisik,
psikologis, hingga lingkungan geografis, sosiologis, maupun ekonomis) sehingga dari perbedaan
itulah muncul inter dependensi yang mendorong manusia untuk berhubungan dengan sesamanya.
Berdasar dari usaha pewujudan hakekat sosialnya di atas, manusia membentuk hubungan sosio-
ekonomis di antara sesamanya, yakni hubungan di antara manusia atas landasan motif
eksistensial yaitu usaha pemenuhan kebutuhan hidupnya (baik fisik maupun psikis).
             Untuk mewujudkan keteraturan, maka mula-mula manusia membentuk suatu struktur
tatanan (organisasi) di antara dirinya yang dikenal dengan istilah tatanan sosial
( social order ) yang bernama masyarakat Guna membangun dan mempertahankan tatanan sosial
masyarakat yang teratur ini, maka manusia membutuhkan pranata pengatur yang terdiri dari dua
hal: aturan (hukum) dan si pengatur(kekuasaan). Dari sinilah hukum tercipta.

        Untuk menciptakan keteraturan maka dibuatlah hukum sebagai alat pengatur, dan agar
hukum tersebut dapat memiliki kekuatan untuk mengatur maka perlu suatu entitas lembaga
kekuasaan yang dapat memaksakan keberlakuan hukum tersebut sehingga dapat bersifat
imperatif. Sebaliknya, adanya entitas kekuasaan ini perlu diatur pula dengan hukum untuk
menghindari terjadinya penindasan melalui kesewenang-wenangan ataupun dengan penyalah
gunaan wewenang. Mengenai hubungan hukum dan kekuasaan ini, terdapat adagium yang
populer: “Hukum tanpa kekuasaan hanyalah angan-angan, dan kekuasaan tanpa hukum adalah
kelaliman.”
        Komponen hukum yang pertama adalah substansi atau isi hukum yang bersangkutan.
Suatu hukum agar benar-benar mampu menciptakan keadilan bagi masyarakat, maka isi dari
hukum itu sendiri harus benar-benar berfungsi sebagai manifestasi nilai-nilai dan rasa keadilan
serta nilai-nilai normatif yang diidealkan masyarakat. Disamping itu, agar hukum tersebut dapat
berjalan, substansi hukum tersebut juga tidak boleh bertentangan dengan substansi hukum lain
yang telah ada. Sehingga suatu hukum agar dapat bekerja, maka ia harus bersifat koheren dengan
keseluruhan sistem norma sosial yang ada dalam lingkungan masyarakat yang bersangkutan.
        Komponen yang kedua adalah struktur, yaitu lembaga yang memiliki kewenangan untuk
menegakkan hukum. Sebuah hukum, sebaik apapun substansi yang dikandungnya tidak akan
mampu berjalan jika tidak ada lembaga yang memiliki kekuasaan untuk menjalankan hukum
tersebut. Lembaga yang memiliki kekuasaan untuk menjalankan hukum ini terdiri dari setiap
subyek yang memiliki kewenangan untuk itu, mulai dari instansi penyidik seperti aparat
kepolisian, instansi penuntut umum seperti kejaksaan, dan pengadilan.
                                  

Komponen yang ketiga sekaligus yang terakhir adalah komponen kultur atau budaya dari
masyarakat hukum yang bersangkutan. Suatu hukum yang ideal adalah hukum yang merupakan
produk langsung dari budaya masyarakat yang bersangkutan, sehingga sistem nilai yang diusung
oleh produk hukum tersebut akan sesuai (karena merupakan manifestasi) dengan kesadaran nilai
( value consciousness ) yang dimiliki masyarakat.
Dari penjabaran ini, maka diketahui bahwa kerja hukum sebagai alat pengaturan
masyarakat adalah bersifat sistemis. Yakni kerja sinergis yang sempurna antara komponen-
komponen yang dibutuhkan agar tujuan hukum dapat terlaksana dan mencapai sasarannya
(memberikan keadilan bagi individu-individu dalam masyarakat) yang satu sama lain tidak dapat
dipisah-pisahkan, yaitu: substansi hukum yang baik, struktur hukum yang kokoh (memiliki
kekuatan dan berintegritas), serta kultur yang kondusif (kesesuaian ideologi hukum dengan
budaya masyarakat yang bersangkutan) untuk penegakan hukum tersebut.
Pada akhirnya, bagaimana hukum itu dibuat dan untuk apa hukum itu ditujukan berpulang
sepenuhnya pada kesadaran (kehendak) manusia yang bersangkutan itu sendiri. Hukum dapat
bersifat membebaskan umat manusia dari ketertindasan, namun sebaliknya hukum juga dapat
juga digunakan sebagai sarana penindasan. Karena hukum hanyalah berfungsi sebagai alat
( tool ), yaitu alat manusia untuk menciptakan keteraturan dengan pewujudan keadilan atas
interaksi antar manusia tersebut, dan di atas dunia ini tidak ada satu alat pun yang tidak dapat
disalah gunakan. Begitu pula dengan hukum.     
     Kemudian masyarakat membentuk suatu system yang disebut dengan masyarakat hukum.
Kemudian membentuk budaya hukum. Maksud disini yaitu untuk menunjuk tradisi hukum yang
digunakan untuk mengatur kehidupan didalam suatu masyarakat
              Kesatuan hukum yang membentuk masyarakat hukum itu dapat berupa individu,
kelompok, organisasi atau badan hukum Negara, serta kesatuan-kesatuan lainnya sedangkan alat
yang dipergunakan untuk mengatur hubungan antar kesatuan hukum tersebut itu disebut hukum,
yaiut suatu kesatuan system hukum yang tersusun atas berbagai komponen serta diakui oleh
suatu Negara sebagai pengesahannya tersebut.

2.      Hubungan Hukum Dengan Moral


         Hukum Memiliki hubungan erat dengan moral karena sebuah hukum memerlukan moral.
Hukum tidak akan berarti apa-apa bila tidak disertai moralitas sehingga kualitas hukum sebagian
besar ditentukan oleh mutu moralnya. Sebaliknya moral juga membutuhkan hukum karena moral
akan berada di awang-awang bila tidak diungkapkan dalam masyarakat secara eksplisit dalam
bentuk hukum.
          Oleh karena itu, hukum bisa meningkatkan dampak moralitas. Sebagai contoh,
menghormati orang lain merupakan prinsip moral yang penting.Tidak semua moral harus
diterjemahkan dalam bentuk hukum karena hukum juga harus membatasi diri dengan mengatur
hubungan-hubungan antar manusia yang relevan. Bahkan tidak selalu antara moral dan hukum
saling berkaitan karena ada hukum yang berlaku (hukum positive) bertentangan dengan moral
sehingga harus ditolak.  

          Misalnya, di Negara Afrika Selatan pernah menerapkan hukum untuk membedakan warna
kulit (apartheid). Dipandang dari sisi hukum, politik apartheid tidak bermasalah karena
dijalankan dengan baik dan tidak sewenang-wenang, tetapi dari sudut moral, membedakan
manusia berdasarkan warna kulit itu adalah pelanggaran terhadap hak asasi manusia.
          Perbedaan antara hukum dan moral :
a.       Hukum cenderung eksplisit kedalam bentuk tulisan dan dijabarkan sangsinya bagi pelanggar
hukum. Moral tidak dituangkan dalam bentuk tulisan.
b.      Hukum hanya membatasi pada tingkah laku yang bersifat lahiriah sedangkan moral mencakup
perilaku lahiriah dan batiniah.
c.       Sangsi hukum dapat dipaksakan sementara sangsi moral tidak dapat dipaksakan, sangsi moral
berupa rasa malu, tercemar, atau merasa berdosa.
d.      Hukum didasarkan atas kehendak masyarakat/ Negara. Negara berfungsi mengesahkan
keberadaan hukum sementaara moral didasarkan pada norma-norma moral yang melebihi dari
individu dan masyarakat. 

3.8 Pandangan objektif dan subjektif manusia


a. objektif
Pandangan ini menganggap bahwa nilai suatu objek itu melekat pada objeknya dan tidak
tergantung pada subjek yang menilai. Maksudnya, setiap objek itu memiliki nilainya sendiri,
meskipun tidak diberi nilai oleh  seseorang/subjek, misalnya pemandangan proses terbenamnya
matahari pada waktu sore itu sesuatu yang indah. Siapapun jika melihatnya, penilaiannya akan
sama yaitu pemandangan proses terbenamnya matahari itu indah.
 

b. subjektif
Pandangan ini beranggapan bahwa nilai dari sesuatu itu tergantung pada
orang/subjek yang menilainya. Suatu objek yang sama dapat mempunyai
nilai yang berbeda bahkan bertentangan bagi orang yang satu dengan orang
yang lain. Suatu objek yang sama dapat dinilai baik atau buruk, benar atau
salah, serta berguna atau tidak berguna tergantung pada subjek yang
menilainya, misalnya seseorang menilai bahwa wanita yang berambut
panjang itu cantik dan menarik. Bagi orang lain mungkin akan menilai
bahwa wanita yang berambut panjang itu tidak cantik dan tidak menarik

PERTEMUAN KE- : 13
HARI/TANGGAL : 07.30 – 9.30, SENIN/ 22 Januari 2018

DOSEN PEMBIMBING : Awaluddin,S.Sos.M.Pd

MATERI : Manusia dan Tanggung jawab

Pengertian Manusia

Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk
lain).
Secara umum manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa membutuhkan orang
lain, oleh karena itu manusia senantiasa membutuhkan interaksi dengan manusia yang lain.
Seorang Antropologi Indonesia yaitu Koentjaraningrat menyatakan bahwa masyarakat
adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat
tertentu yang bersifat terus menerus, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.
Pandangan yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat tersebut menegaskan bahwa di dalam
masyarakat terdapat berbagai komponen yang saling berinteraksi secara terus menerus
sesuai dengan sistem nilai dan sistem norma yang di anutnya. Interaksi antar komponen
tersebut dapat terjadi antara individu dengna individu, antara lain individu dengan
kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok.
Sebagai seorang manusia, kita sudah sepantasnya memahami apa itu arti manusia
yang sesungguhnya. Akan tetapi, kenyataannya masih banyak sekali orang yang tidak
memahami makna dan arti kata manusia.

Berikut Beberapa Pengertian Manusia menurut Para Ahli :

1. Paula J. C. & Janet W. K.


Menurut Paula J. C. & Janet W. K. Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas
memilih makna di dalam setiap situasi, mengemban tanggung jawab atas setiap
keputusan, yang hidup secara berkelanjutan, serta turut menyusun pola hubungan antar
sesama dan unggul multidimensional dengan berbagai kemungkinan.
2. Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany
Menurut Omar Mohammad Al – Toumi Al – Syaibany, pengertian manusia adalah
makhluk yang mulia. Masuia merupakan makhluk yang mampu berpikir, dan menusia
merupakan makhluk 3 dimensi (yang terdiri dari badan, ruh, dan kemampuan
berpikir / akal). Manusia di dalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi oleh dua
faktor utama yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan.
3. Kees Bertens
Menurut Kees Bertens, manusia adalah setiap makhluk yang terdiri dari dua unsur
yang satuannya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk apapun.
4. Upanisads
Menurut Upanisads, manusia merupakan sebuah kombinasi dari beberapa unsur
kehidupan seperti roh (atman), pikiran, jiwa, dan prana (tubuh / fisik).
5. Nicolaus D. & A. Sudiarja
Menurut Nicolaus D. & A. Sudiarja, manusia adalah bhineka, akan tetapi tunggal.
Manusia disebut bhineka karena ia mempunyai jasmai dan rohani, sedangkan disebut
tunggal karena hanya berupa satu benda / barang saja.
6. Abineno J. I
Menurut Abineno J. I, manusia adalah “tubuh yang dilengkapi dengan jiwa / berjiwa”
dan bukan “jia abadi yang berada atau pun yang terbungkus di dalam sebuah tubuh /
badan yang fana / tidak nyata”.
7. Sokrates
Menurut Sokrates, pengertian manusia adalah makhluk hidup yang memiliki dua kaki,
yang tidak berbulu, dan memiliki kuku datar berukuran lebar.
8. I Wayan Watra
Menurut I Wayan Warta, manuisa merupakan makhluk yang dinamis yang menganut
trias dinamika yaitu cipta, karsa, dan rasa.
9. Erbe Sentanu
Menurut Erbe Sentanu, manusia merupakan makhluk sebaik – baiknya yang
diciptakan oleh Tuhan. Bahkan, dapat dikatakan manusia merupakan ciptaan Tuhan
yang paling sempurna jika dibandingkan dengan makhluk citaannya yang lain.

10. Agung. P. P.
Menurut Agung P. P., Manusia dapat diartikan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang
paling sempurna, yang tersusun atas kesatuan fisik, ruh / jiwa, dan akal pikiran yang
tumbuh dan berkembang sesuai dengan lingkungannya.

2.1 Pengertian Tanggung Jawab


Pengertian tanggung jawab dalam Kamus Umum Bahasa Besar Indonesia adalah
keadaan dimana wajib menanggung segala sesuatu, sehingga berkewajiban menanggung,
memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung
akibatnya.
Adapun tanggung jawab secara definisi merupakan kesadaran manusia akan tingkah
laku atau perbuatan baik yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban.
Tanggung jawab bersifat kodrati, yang artinya tanggung jawab itu sudah menjadi
bagian kehidupan manusia bahwa setiap manusia dan yang pasti masing-masing orang
akan memikul suatu tanggung jawabnya sendiri-sendiri. Apabila seseorang tidak mau
bertanggung jawab, maka tentu ada pihak lain yang memaksa untuk tindakan tanggung
jawab tersebut. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu:
1.Dari sisi yang berbuat
2.dari sisi yang kepentingan pihak lain.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa
bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk perbuatannyaitu, dan
menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian atau pengorbanannya. Untuk
memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha
melalui pendidikan, penyuluhan, keteladanan dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Berikut Pengertian Tanggung Jawab Menurut Para Ahli :


Dan untuk lebih jelasnya dalam memahami arti tanggung jawab, simak pengertian
tanggung jawab menurut para ahli dan pakar dibawah ini :
1. Menurut KBBI (Kamus Umum Bahasa Besar Indonesia)
Pengertian tanggung jawab adalah keadaan dimana wajib menanggung segala sesuatu,
sehingga berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya
atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
2. Menurut Friedrich August von Hayek
Pada hakikatnya hanya masing-masing individu yang dapat bertanggungjawab. Hanya
mereka yang memikul akibat dari perbuatan mereka. Oleh karenanya, istilah
tanggungjawab pribadi atau tanggungjawab sendiri sebenarnya “mubadzir”. Suatu
masyarakat yang tidak mengakui bahwa setiap individu mempunyai nilainya sendiri
yang berhak diikutinya tidak mampu menghargai martabat individu tersebut dan tidak
mampu mengenali hakikat kebebasan.
3. Menurut George Bernard Shaw
Orang yang dapat bertanggungjawab terhadap tindakannya dan
mempertanggungjawabkan perbuatannya hanyalah orang yang mengambil keputusan
dan bertindak tanpa tekanan dari pihak manapun atau secara bebas.
4. Menurut Carl Horber
Orang yang terlibat dalam organisasi-organisai seperti ini adalah mereka yang
melaksanakan tanggungjawab pribadi untuk diri sendiri dan orang lain.Semboyan
umum semua birokrat adalah perlindungan sebagai ganti tanggung jawab.

5. Menurut Sugeng Istanto


Pertanggungjawaban berarti kewajiban memberikan jawaban yang merupakan
perhitungan atas semua hal yang terjadi dan kewajiban untuk memberikan pemulihan
atas kerugian yang mungkin ditimbulkannya.

2.2 Jenis - Jenis Tanggung Jawab


Manusia itu berjuang adalah memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan
pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi
lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain
yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat
dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu
dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu
1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk
memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia
pribadi. Dengan demikian bisa memevahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai
dirinya sendiri menurur sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia
juga pribadi. Karena merupakan seorang pribasi maka manusia mempunyai pendapat
sendiri, perasaan sendiri, berangan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat,
perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia
tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja maupun yang tidak.
Misalnya sebagai seorang pelajar kita haruslah mengerti dan menyadari posisi kita
untuk senantiasa belajar dan mengerjakan segala pekerjaan rumah dengan penuh
dedikasi, karena hal-hal seperti itulah yang akan mempengaruhi kesuksesan kita sendiri
pada akhirnya. Hal-hal tersebut tidak ada kaitannya sama sekali dengan orang lain,
karena yang menentukan jalan hidup kita, masa depan kita adalah kita sendiri.

Contoh:
Manusia mencari makan, tidak lain adalah karena adanya tanggung jawab terhadap
dirinya sendiri agar dapat melangsungkan hidupnya
2. Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, ister, ayah,
ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut
nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan,
keselamatan dan kehidupan.
Misalnya seorang anak memiliki tanggung jawab kepada keluarganya untuk
selalu menjaga dan melindungi nama baik keluarganya setiap saat dengan cara
bertindak dan berperilaku dengan sopan dan santun sesuai dengan aturan yang ada
dalam masyarakat dan tidak melanggar aturan-aturan tersebut.
Contoh:

Seorang ayah rela bekerja membanting tulang demi memenuhi tanggung jawabnya
sebagai kepala keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

3. Tanggung jawab terhadap masyarakat


Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai
dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka
ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia disini
merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti
anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat
tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung
jawabkan kepada masyarakat.
Manusia sebagai mahkluk social tentunya tidak dapat hidup sendiri dan harus
bermasyarakat dengan individu lainnya, oleh karena itu setiap anggota masyarakat
memiliki tanggung jawab yang sama dalam masyarakat misalnya tanggung jawab untuk
menjaga kebersihan, keamanan, dan ketentraman di lingkungan masyarakat tersebut.

Contoh:

Seseorang yang menyediakan rumahnya sebagai tempat pelacuran pada lingkungan


masyarakat yang baik-baik, apapun alasannya tindakan ini termasuk tidak bertanggung
jawab terhadap masyarakat, karena secara moral psikologis akan merusak masa depan
generasi penerusnya di lingkungan masyarakat tersebut.

4. Tanggung jawab kepada Bangsa / Negara


Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara
suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia tidak dapat
berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka ia harus bertanggung jawab
kepada negara
Dalam bermasyarakat untuk mencapai tujuan kesejahteraan bersama maka
diadakannya kegiatan berbangsa dan bernegara. Dimana masing-masing dari kita
memiliki tanggung jawab yang sama untuk Negara yakni menjaga persatuan dan
kesatuan Negara dengan mengikuti hokum dan tata tertib bernagsa dan bernegara yang
diterapkan di Negara tersebut.

Contoh:

Dalam novel jalan tak ada ujung karya Muchtar Lubis, guru Isa yang terkenal guru
yang baik, terpaksa mencuri barang-barang milik sekolah demi rumah tangganya.
Perbuatan guru Isa ini harus pula dipertanggung jawabkan kepada pemerintah. Kalau
perbuatan itu di ketahui ia harus berurusan dengan pihak kepolisian dan pengadilan.

5. Tanggung jawab terhadap Tuhan


Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab,
melainkanuntuk mengisa kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab lngsung
terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan
yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama.
Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan
juga dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka
Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan
berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia
terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab,
manusia perlu pengorbanan.
Sebagai mahkluk yang telah di ciptakan oleh Tuhan di dunia ini, dilindungi dan
dibesarkan, diberikan akal sehat dan berbagai macam rahmat dan karunia-Nya maka
kita tentunya memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan segala sesuatu
yang telah diberikan-Nya kepada kita dan serta senantiasa mensyukuri apa yang telah
diberikan oleh Tuhan kepada kita dengan cara beribadah dan berdoa kepada-Nya.

Contoh:

Seorang biarawati dengan ikhlas tidak menikah selama hidupnya karena dituntut
tanggung jawabnya terhadap Tuhan sesuai dengan hukum-hukum yang ada pada
agamanya, hal ini dilakukan agar ia dapat sepenuhnya mengabdikan diri kepada Tuhan
demi rasa tanggung jawabnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawabnya ini ia
berkorban tidak memenuhi kodrat manusia pada umumya yang seharusnya meneruskan
keturunannya, yang sebetulnya juga merupakan sebagian tanggung jawabnya sebagai
makhluk Tuhan.

Anda mungkin juga menyukai