Anda di halaman 1dari 8

Petunjuk Praktikum 04

BLOK FUNGSI SISTIM STOMATOGNATI

Disusun oleh :

Dr. drg. Zahreni Hamzah, MS.


Dr. drg. Tecky Indriana, M.Kes.

BAGIAN BIOMEDIK – LAB. FISIOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS JEMBER
2021

1
4 SENSASI DAN PERSEPSI RONGGA MULUT
DALAM RONGGAMULUT
4. TEORI DASAR
4.1 Dasar Teori Sensasi di Rongga Mulut
Sensasi adalah proses manusia dalam menerima informasi sensoris (energi fisik dari lingkungan)
melalui penginderaan, yang diterjemahkan menjadi sinyal neural yang bermakna. Sensasi pada dasarnya
merupakan tahap awal penerimaan informasi dari lingkungan luar. Sensasi sebagai proses atau pengalaman
elementer timbul apabila satu jenis rangsangan merangsang satu reseptor.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh proses penginderaan, yaitu merupakan proses
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera (proses sensoris). Proses berikutnya merupakan
proses persepsi. Persepsi adalah proses pengorganisasian dan penafsiran pola stimulus dari lingkungan.
Persepsi mencakup penafsiran obyek, penerimaan stimulus (Input), pengorganisasian stimulus, dan
penafsiran terhadap stimulus yang telah diorganisasikan dengan cara mempengaruhi perilaku dan
pembentukan sikap.
Ambang pengecapan terdiri atas ambang pengenalan (ambang identifikasi) dan ambang pendeteksian
(ambang persepsi). Ambang identifikasi yaitu ambang (nilai terkecil) yang dapat diperoleh ketika seseorang
dapat dengan tepat menyebutkan rasa dari suatu larutan. Sedang, ambang persepsi yaitu ambang (nilai
terkecil) yang diperoleh seseorang ketika dapat mendeteksi larutan yang diminum, tetapi tidak dapat
menyebutkan rasanya dengan tepat.
Sensasi rongga mulut tergantung pada beberapa faktor, yaitu penyebaran reseptor pada berbagai
daerah, tingkat kepekaan reseptor, waktu adaptasi reseptor, dan jarak stimulus terhadap reseptor. Semakin
banyak jumlah reseptor pada suatu area akan menentukan kepekaan seseorang. Adaptasi reseptor terhadap
rangsangan, semakin cepat kemampuan adaptasinya maka kepekaan reseptor akan berkurang. Jumlah dan
sebaran reseptor, seperti panas, dingin, dan sentuhan berbeda pada setiap bagian tubuh manusia.

4.2 Persiapan Alat dan Bahan Percobaan


(1) Suntikan/syringe (6) Benda dengan berbagai bentuk, ukuran 2-3 mm
(bulat, lingkaran, kotak, silinder).
(2) Alkohol 70% (7) Air es 5oC
(3) Spatel lidah kayu (8) Air hangat ±80ºC
(4) Kaca mulut (9) Jangka
(5) Pinset (10) Sonde besar

2
4.3 Prosedur Percobaan
4.3.1 Pengenalan bentuk berbagai benda di rongga mulut dan area wajah
Pada saat melakukan percobaan ini, orang coba tidak diperkenankan mengetahui bentuk
manik yang akan dicobakan. Untuk itu, mata orang coba harus ditutup.
(1) Tutup mata orang coba (praktikan)
(2) Ambil salah satu bentukan yang sudah disediakan (cuci bersih lebih dahulu), letakkan di atas
lidah praktikan menggunakan pinset, letakkan perlahan dan jangan menyentuh lidah
sebelumnya.
(3) Praktikan mengenali benda yang di letakkan di atas lidahnya, gunakan seluruh organ dalam
rongga mulut untuk mengenali bentuk dan ukurannya (mm) (dengan mulut tertutup).
(4) Percobaan 1 – 3 dilakukan kembali untuk jenis benda bentuk yang lain sampai seluruh bentuk
yang tersedia habis.

No. Jenis benda Bentuk Ukuran (mm) Waktu


mengenali (dtk)

4.3.2 Two Point Discrimination di Rongga Mulut dan Area Wajah


Pada saat melakukan percobaan ini, praktikan tidak diperkenankan mengetahui apa yang
akan dicobakan. Untuk itu, mata praktikan harus ditutup. Praktikan istirahat dahulu sebelum
melakukan percobaan berikutnya kurang lebih 15 menit).
(1) Praktikan menutup mata. Selanjutnya dibantu oleh orang lain untuk mengukur.
(2) Ambil jangka (kedua ujungnya pakai pensil yang ujungnya agak di runcingkan) ukur dengan
jarak 1 mm, letakkan di atas lidah sesuai pembagian pada Gambar 2.1 dan 2.2 (pada praktikum
sebelumnya). Letakkan di atas lidah orang coba perlahan-lahan.

3
(3) Minta orang coba menyebutkan berapa titik yang dia rasakan.
(4) Ulangi percobaan butir 1 – 3 pada mukosa pipi dan pipi
(6) Ulangi percobaan butir 1 – 3 dengan penambahan jarak 2 hingga 5 mm (setiap selang 1 mm)
(7) Lakukan penambahan sampai orang coba mampu mengenali kedua titik jangka sebagai 2 titik
(centang, jarak yang dikenali sebagai 2 titik
LETAK LEBAR UJUNG JANGKA (mm)
1 2 3 4 5 Dst.
RA no 1
RA no 2
RA no 3
RB no 1
RB no 2
RB no 3
Mukosa pipi
Pipi

4.3.3 Pengenalan Suhu di rongga mulut dan area wajah.


Pada saat melakukan percobaan ini, praktikan tidak diperkenankan mengetahui apa yang
akan dicobakan. Untuk itu, tutup mata praktikan. Praktikan istirahat 15 menit, setiap pergantian
percobaan.
(1) Rendam ujung jangka pada air es (5oC)
(2) Letakkan pada lidah bagian ujung depan, tengah, dan posterior lidah

(3) Praktikan menyebutkan apa yang dirasakan. catat

(4) Letakkan pula pada palatum bagian ujung depan, tengah, dan posterior lidah

4
(5) Ulangi perlakuan tersebut pada bibir dan pipi (setiap pergantian perlakuan ujung jangka
direndam dulu dalam air es)

(5) Ulangi percobaan butir 1 – 3 dengan menggunakan air panas ± 800c

(6) perendaman alat dengan air dingin dan hangat dilakukan secara acak, catat hasil praktikum
pada tabel di bawah ini (lembar kerja)

Suhu (oC) dan Waktu (detik)


No. lokasi
Air es Air panas
LAKI-LAKI/PEREMPUAN
1. Anterior lidah
2. Posterior lidah
3. Samping kanan lidah
4. Samping kiri lidah
5. Mukosa pipi kiri
6. Mukosa pipi kanan
7. Gusi
8. Palatum
9. Hidung
10. Cuping telinga
11. Bibir atas
12. Bibir bawah
13. Leher bagian belakang
14 Pipi kiri
15. Pipi kanan
16. dagu
17. Dahi
URUTAN KEPEKAAN

5
4.3.4 Rasa Nyeri Pada Jaringan Rongga Mulut dan Area Wajah
Orang coba pada percobaan ini hendaknya berbeda dengan orang coba pada percobaan
sebelumnya (kalau org coba sama dgn perlakuan sebelumnya, di suruh istirahat dulu kurang lebih
15 menit).
Percobaan dilakukan dorsal lidah dan area wajah

A. Rangsangan Tekanan
(1) Ambil sonde besar (Pakai handle.nya kaca mulut), tekankan pada bagian-bagian yang telah
tersebut di bawah (lihat tabel) secara bergantian pada setiap kedalaman (mulai dari 1 mm),
(2) Tingkatkan kedalaman penekanan sonde, hingga kedalaman tertentu yang menimbulkan rasa
nyeri
(3) Catat kedalaman yang menimbulkan rasa nyeri.
(5) Ulangi percobaan 1- 3 pada bagian-bagian lidah yang lain dan area wajah.
(6) Catat area mana yang lebih sensitif terhadap tekanan.

Tabel Rangsangan Tekanan


lokasi Tingkat
Kedalaman (mm) saat terasa nyeri
LAKI-LAKI/PEREMPUAN
1 Anterior lidah
2 Posterior lidah
3 Samping kanan lidah
4 Samping kiri lidah
5 Mukosa pipi kiri
6 Mukosa pipi kanan
7 Gusi
8 Palatum
9 Hidung
10 Cuping telinga
11 Bibir atas
12 Bibir bawah
13 Leher bagian belakang
14 Pipi kiri

6
15 Pipi kanan
16 dagu
17 Dahi
URUTAN KEPEKAAN

B. Rangsangan Panas dan Dingin


(1) Rendam sonde besar (handle kaca mulut) pada air es dan air panas 800c
(2) Tutup mata orang coba
(3) Ambil sonde KG (pakai handelnya kaca mulut),, letakkan pada bagian lidah ke – 1
(4) Minta orang coba menyebutkan timbulnya rasa nyeri pada suhu yang mana?.
(5) Catat pula waktu timbulnya rasa nyeri pada menit keberapa.
(6) Ulangi percobaan 1-5 pada bagian lidah ke-2; dan seterusnya sampai seluruh bagian lidah dan
area wajah lainnya sesuai tabel dilembar kerja
(7) Minta orang coba membedakan sensitivitas pada masing-masing bagian. Sebutkan urutan
sensitivitasnya.
Berdasarkan data yang tersaji dari seluruh hasil percobaan, buatlah kesimpulan.
TABEL Rangsangan Panas dan Dingin

Suhu (oC)/ Waktu-terasa nyeri


lokasi (detik)

LAKI-LAKI/PEREMPUAN Air es Air panas


1 Anterior lidah
2 Posterior lidah
3 Samping kanan lidah
4 Samping kiri lidah
5 Mukosa pipi kiri
6 Mukosa pipi kanan
7 Gusi
8 Palatum
9 Hidung
10 Cuping telinga
11 Bibir atas

7
12 Bibir bawah
13 Leher bagian belakang
14 Pipi kiri
15 Pipi kanan
16 dagu
17 Dahi
URUTAN KEPEKAAN

PUSTAKA.

1. Hamzah Z., Indriana T., Endahyani DE., (2020). Barid Izzata. Fungsi Stomatognati (Pengunyahan,
Penelanan dan Bicara). Edisi 1, Deepublish, Yogyakarta, Indonesia, 235 hal.
2. Engelen L. and Bilt AV. Oral physiology and texture perceptionof semisolids. Journal of Texture
Studies39(2008) 83–113.

PERTANYAAN :
(1) Bagian mulut dan wajah yang mana yang lebih sensitive terhadap pengenalan bentuk benda?
(2) Bagian mulut dan wajah yang mana yang lebih sensitive mengenali jarak antar dua titik?
Jelaskan mengapa?
(3) Bagian RM mana yang lebih sensitive terhadap suhu? jelaskan mengapa?
(4) Bagian RM mana yang lebih sensitive terhadap nyeri? Jelaskan mengapa?

CATATAN

1. Mahasiswa bertindak sebagai orang yang melakukan kegiatan praktikum


2. Praktikan bisa minta tolong pada salah satu anggota keluarga atau teman untuk
membantu mengukur
3. Hasil dari praktikum di tulis dalam lembar kegiatan dan di bahas hasil praktikum
tersebut dengan mencantumkan referensinya
4. Pertanyaan juga harus di jawab
5. Laporan di tulis dengan font time new roman 12, spasi 1,5
6. Tuliskan nama serta kelas praktikum dan tanggal pelaksanaan praktikum
7. Laporan secara individu dikumpulkan 2 hari setelah pelaksanaan praktikum

Anda mungkin juga menyukai