Anda di halaman 1dari 6

Laporan Pendahuluan

Keperawatan Medikal Bedah III


“Praktikum Pengkajian Mata”

Dosen Pengampu : Ns. Boby Febri Krisdianto, S. Kep., M. Kep.

SALSABILA RAHMADANI
2011312004
A3 2020

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
PENGKAJIAN MATA
1. Media mata
Mata dibantu oleh kelenjar saraf motorik untuk menghasilkan fungsi sebagai media
untuk melihat. Mata dilapisi konjungtiva dan mukosa membran.

2. Bayangan Tepat Retina


Diantara kornea dan iris terdapat fosfor yang dihasilkan oleh sel siliaris mata.
Bayangan jatuh tepat pada retina
Nervus optikus/ Nervus II : sensorik penerima rangsang cahaya
Pengkajian Gangguan pada Indra Penglihatan
I. Riwayat Keperawatan Opthalmik
1. Riwayat Keluhan Utama Problem Mata
a) Perubahan tajam penglihatan
b) Penglihatan kabur, kesulitan membaca
c) Epifora (mata berair), akibat dermatitis/trauma
d) Fotophobia
e) Rasa Nyeri
f) Penglihatan Ganda
g) Ada kilatan cahaya
2. Informasi Penurunan Visus serta Alasan Periksa Mata
a) Apakah menggunakan obat-obatan ata
b) Apakah memakai lensa kontak/kacamata
c) Pernahkah menjalani operasi mata
d) Apa sedang dalam perawatan mata
e) Kapan periksa mata terakhir
3. Riwayat Medis yang berkaitan
Penyakit terkait :
a) Diabetes Mellitus
b) Hipertensi
c) Apa ada riwayat trauma
d) Orbitopati Grave (Penyakit kronik autoimun)
4. Riwayat Keluarga
5. Riwayat Diet
6. Status Sosial Ekonomi
7. Riwayat Psikososial
II. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan :
Palpebra : Simetris, Bengkak, spasme, in/extropion, trikiasis
Konjungtiva : Hiperemi
Iris : Mata dan bentuk
Lensa : Jernih/keruh
Cranial Nerve II (Pemeriksaan Nervus Optikus)
Identifikasi adanya nystagmus
Pemeriksaan visus
- Optotype Snellen
- Hitungan Jari
- Goyangan Tangan
- Melihat cahaya/senter
Cara menguji snellen chart :
 Visus OD : 6/30
Pada jarak 6 m pasien hanya dapat membaca huruf yang seharusnya
dapat dibaca pada jarak 30
 Visus OS : 6/6
Pada jarak 6 m pasien dapat membaca huruf yang seharusnya dapat
dibaca pada jarak 6 m (Emetropia / N)
 Bila pada jarak 6 m tidak dapat membaca yang seharusnya
dibaca pada jarak 60 m, pasien diminta hitung jari (N pada
jarak 60 m)
 Bila pada jarak 3 m dapat hitung jari maka visus : 3/60
 Bila pada jarak 1 m pasien sudah tidak dapat hitung jari, pasien
diminta lihat gerakan tangan (N pada jarak 300 m)
 Bila pasien melihat gerakan tangan maka visus : 1/300
 Bila pasien tidak melihat gerakan tangan pakai senter yang
menyala
 Bila pasien bisa elihat senter maka visus : 1/~ (light pperception
+/ LP+)
 Bila pasien sudah tidak bisa membedakan gelap/terang maka
visus LP-
Orang Normal 40 m
Klien 6 m

Usia 1-3 tahun kita berikan simbol


Usia 3-5 tahun kita menggunakan gambar
Usia lebih dari 5 tahun menggunakan snellen chart
Koreksi
Contoh : Miopia
Pasien dengan visus 6/20
Koreksi S - 0.50 = 6/10
S - 0.75 = 6/8.5
S - 1.00 = 6/7,5
S - 1.25 = 6/6
S - 1.50 = 6/6
Contoh Hipermetropia
Koreksi S + 0.50 = 6/15
S + 0.75 = 6/12
S + 1.00 = 6/10
S + 1.25 = 6/7.5
S + 1.50 = 6/6
S + 1.75 = 6/6
S + 2.00 = 6/75
Koreksi S + 1.75
Contoh Presbiopia
Parameter
Umur, jarak baca
- 40 tahun ~ S + 1.00 D
- 45 tahun ~ S + 1.50 D
- 50 tahun ~ S + 2.00 D
- 55 tahun ~ S + 2.50 D
- 60 tahun ~ S + 3.00 D
III. Pemeriksaan Khusus
Tonometri
4 bentuk tonoetri atau pengukur tekanan bola mata :
1. Digital (palpasi) tonometri kurang tepat target faktor subyektif
2. Schiotz tonometri, memberi beban pada perukaan kornea
3. Aplanasi tonometri, mendatarkan permukaan kecil kornea
4. Tonometri udara (air puff tonometry)
Teknik :
1. Pasien diminta melonggarkan pakaian termasuk dasi
2. Tidur terlentang di tempat tidur
3. Mata ditetesi oantokain 0.5%
4. Ditunggu sampai tidak merasa pedas
5. Palpebra dibuka dengan jari telunjuk dan ibu jari (jangan menekan bola
mata)
6. Pasien diminta meletakkan ibu jari di depan mata atau melihat langit
langit
7. Telapak tonometer diletakkan pada permukaan kornea
8. Tonometer menunjukkan angka tetap dibaca
Pembacaan :
1. Jarum tonometer menunjukkan angka 5 beban 5,5 tekanan 5/5.5
Cari label 17.3 mmHg
2. Jarum menunjuk angka antara 1-3, tambah beban 7,5 ex. Menunjuk
angka 4 aka TIO 4/7,5
3. Bila jarum dengan beban 7.5 menunjukkan kurang dari4, ganti beban 10
ex: menunjuk angka 3 maka TIO ditulis 3/10 cari skala = 50,6
Uji Anal (Anal Test)
Tujuan : untuk melihat fungsi ekresi sistem lakrimal
Alat :
1. Anestesi lokal
2. Semprit dengan garam fisiologis
3. Delatator
Teknik :
1. Pasien duduk atau tidur
2. Tetesi anestesi lokal
3. Ditunggu sampai rasa pedas hilang
4. Pungtum diperlebar dengan delatator
5. Masukkan jarum anal ke pungtum
6. Garam fisiologis masuk ke dalam saccus
7. Pasien ditanya apa merasa ada sesuatu yang masuk ke tenggorokan

Uji Flouresin
Tujuan : tes untuk mengetahui terdapatnya kerusakan epitel kornea
Alat :
1. Zat warna flouresin 0,5% tetes atau kertas floresin
2. Obat tetes anestesi pantokain
Teknik :
1. Mata ditetesi pantokain
2. Zat warna diteteskan pada fornik inferior tunggu 20 detik
3. Zat warna di irigasi
4. Dilihat bagian kornea berwarna hijau

Anda mungkin juga menyukai