Anda di halaman 1dari 6

ANATOMI FISOLOGI MANUSIA

LAPORAN PRAKTIKUM

KEGIATAN 4 :

HUBUNGAN INDERA PENGECAP DAN PEMBAU

Oleh :

NI MADE RINA PUSPITA DEWI

1813041053

6B PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI DAN PERIKANAN KELAUTAN

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2021
KEGIATAN 4

I. Judul : Hubungan Indera Pengecap dan Pembau

II. Landasan Teori:


Indera pengecap merupakan indera yang digunakan untuk merasakan rasa
tertentu. Organ tubuh yang berhubungan dengan indera pengecap adalah lidah.
Seorang manusia dapat menerima beratus-ratus pengecapan yang berbeda. Pada
bagian lidah memiliki beberapa kombinasi rasa dasar, yaitu manis, asam dan pahit.
Reseptor rasa pada lidah mencerminkan pola yang berbeda di syaraf otak yang
berfungsi mengenali rasa tersebut. Pengecapan adalah sensasi yang dirasakan oleh
kuncup kecap, yaitu reseptor yang terutama terletak pada lidah terdapat kurang lebih
10.000 kuncup kecap pada lidah manusia. Indera pembau merupakan indera yang
digunakan untuk mengenali lingkungan melalui aroma yang dihasilkan. Organ tubuh
yang berhubungan dengan indera penciuman adalah hidung. Indera pembau
merupakan kemoreseptor yang dapat menanggapi rangsangan kimiawi. Berbagai jenis
bau wangi maupun busuk dapat dicium melalui hidung. Ketika merasakan makanan
serta aroma minuman indera yang berperan pada saat itu ialah indera pengecap dan
pembau. Dalam hal ini terdapat hubungan antara indera pengecap dan pembau.

III. Tujuan : Memahami hubungan antara indera pengecap dan indera pembau

IV. Alat dan Bahan:


a. Alat
1) wadah
2) Selendang (penutup mata)
3) Tisu/ kapas
4) Tusuk gigi
5) Pisau

b. Bahan
1) Jeruk
2) Apel
3) Pisang
4) Tomat

V. Prosedur kerja
1) Menutup kedua lubang hidung praktikan dengan kapas kemudian mata praktikan
ditutup.
2) Membersihkan lidah praktikan menggunakan tisu
3) Meletakkan potongan bahan (apel, jeruk, pisang dan tomat) pada lidah yang
terjulur secara bergantian. Kemudian percobaan diulangi dengan keadaan lubang
hidung dibuka.
4) Mengulangi percobaan sebanyak dua kali untuk praktikan yang sama dan ulangi
percobaan pada praktikan lain. Mencatat dan membandingkan hasilnya.
VI. Hasil Pengamatan

Tabel pengamatan pada probandus 1 (Arma)


No Bahan Hidung Tertutup Hidung Terbuka
1 Pisang √ √
2 Jeruk X √
3 Apel √ √
4 Tomat X √

Tabel pengamatan pada probandus 2 (Dea)


No Bahan Hidung Tertutup Hidung Terbuka
1 Pisang √ √
2 Jeruk √ √
3 Apel √ √
4 Tomat √ √

VII. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan hubungan pengecap dan pembau dapat dilihat pada tabel
diatas. Percobaan dilakukan dengan menutup mata dan hidung kemudian mengecap
berbagai bahan yang telah disediakan dan mencatat rasa apa yang dikecap oleh lidah,
dan dibandingkan dengan tetap menutup mata tetapi tidak menutup hidung. Indra
pengecap dan pembau memiliki hubungan yang erat. Saat makan, aroma makanan
akan terhirup oleh hidung sehingga akan menggugah selera dan memakan makanan
tersebut, sedangkan lidah bertugas mengecap rasa makanan. Rangsangan aroma dari
makanan akan diteruskan ke hidung dan diterima oleh reseptor olfaktori, apabila
terjadi gangguan pada hidung misalnya pilek atau hidung tersumbat, reseptor olfaktori
mengalami gangguan sehingga aroma makanan tidak dapat diteruskan oleh reseptor
olfaktori ke otak sehingga otak tidak dapat merangsang kelenjar eksokrin untuk
mengeluarkan air liur padahal air liut tersebut membantu lidah dalam pengecapan dan
akhirnya makanan menjadi tidak menggugah selera dan terasa hambar. Lidah
memiliki bagian-bagian dalam merasakan manis, asin, asam, pahit, serta rasa umami
(gurih), namun kenikmatan rasa makanan tersebut tidak akan terasa apabila hidung
tidak dapat menghirup aroma makanan tersebut. Oleh karena itu, orang yang
mengalami flu/pilek/masalah hidung lainnya disertai dengan gangguan penciuman
juga akan mengalami gangguan pengecapan (Irianto, 2012). Kesalahan pengecapan
yang terjadi pada probandus disebabkan oleh terganggunya reseptor olfaktori akibat
hidung mengalami gangguan (ditutup) sehingga kemampuan lidah untuk mengecap
dan mendeteksi rasa menjadi berkurang

VIII. Kesimpulan
Hidung memiliki pengaruh terhadap indera pengecapan yang kita miliki,
kombinasi dari hidung dan lidah yang baik dapat memberikan rasa yang optimal pada
makanan yang kita makan

IX. Daftar Pustaka

Evelyn C.Pearce. 2008.Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: PT


Gramedia.

Irianto, K. (2012). Anatomi dan Fisiologi. Bandung: Alfabeta.

Sarwadi dan Erfanto Linangkangkung. 2014. Buku Pintar Anatomi Manusia.


Jakarta: Dunia Cerdas.

Soewolo. 2005. Fisiologi Manusia. Malang: FMIPA UNM.

Sukiniarti dkk. 2018. Modul Anatomi dan Fisiologi Manusia. Tanggerang:


Universitas Terbuka
LAMPIRAN

Jawaban Pertanyaan

1) Bagaimana hubungan antara indera pengecap dan pembau? Jelaskan


Jawaban :
Penciuman (Hidung) dan pengecap (Lidah) secara umum diklasifikasikan
sebagai indera visceral karena kaitannya yang erat dengan fungsi saluran
cerna. Indera pembau dan indera pengecap dapat saling bekerja sama.
Rangsangan bau dari makanan mencapai rongga hidung dan diterima oleh
reseptor olfaktori, lalu diteruskan pusat rasa dan bau di otak.

2) Mengapa jika kita mengalami flu/ pilek nafsu makan menjadi menurun?
Jawaban :
Ketika seseorang mengalami flu/pilek maka nafsu makan menjadi menurun,
hal ini dikarenakan makanan terasa hambar dan bau tidak dapat dicermati
dengan baik. Aroma makanan yang berada di rongga dalam hidung tidak dapat
tercium karena serabut saraf tertutup oleh lendir pilek. Di dalam rongga
hidung terdapat selaput lendir yang mengandung sel olfaktori. Pada sel-sel
pembau terdapat ujung-ujung saraf pembau atau saraf kranial (nervus
alfaktorius), yang selanjutnya akan bergabung membentuk serabut-serabut
saraf pembau untuk menjalin dengan serabut-serabut otak (bulbus alfaktorius).
Inilah salah satu fungsi hidung yaitu pemberi rasa pada makanan
Menurut Irianto (2012), kerjasama antara indera pengecap dan pembau dapat
mempengaruhi nafsu makan seseorang. Di samping itu juga mempengaruhi
produksi kelenjar air liur. Bila aroma makanan itu sedap dan rasanya lezat,
maka nafsu makan seseorang akan meningkat, dan produksi air liur juga akan
meningkat untuk ditelan. Sebaliknya jika suatu zat berbau busuk, maka nafsu
atau selera makan akan turun, tetapi produksi air liur akan meningkat untuk
ditelan

3) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai OFT dan ORT seseorang?
Jelaskan!
Jawaban :
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai OFT dan ORT seseorang :
 Kelainan pembau yang mungkin dialami oleh probandus seperti
hiposmia (berkurangnya kepekaan menghidung) akibat sakit atau pilek
 Bagian rongga hidung yang mengandung reseptor penciuman kurang
mengalami ventilasi
 Jenis kelamin, jumlah sel olfaktori (reseptor penciuman) pada wanita
terdapat lebih banyak dibandingkan laki-laki sehingga menurunkan
nilai ORT sebaliknya menaikkan nilai OFT wanita.

Anda mungkin juga menyukai