Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Udara merupakan media lingkungan yang merupakan kebutuhan dasar manusia


perlu mendapatkan perhatian yang serius. Baku mutu udara ambien adalah ukuran batas
atau kadar zat, energi atau komponen yang ada atau yang seharusnya ada atau unsur
pencemar yang ditenggang keberadaan nya dalam udara ambien (Sukirno, 2011).Yang
menjadi baku mutu udara ambient diantaranya adalah CO, NO dan SO.

Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senjawa karbon monoksida (CO)
sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbon dioksida (CO2) sebagai hasil
pembakaran sempurna. Karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak
berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Tidak seperti
senyawa CO mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya karena mampu
membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu haemoglobin.

Sumber CO dapat berasal dari sumber alami ataupun sumber antropogenik. Sumber
alami berupa pembakaran bahan fosil dengan udara, berupa gas buangan, misalnya dari
lautan, oksidasi metal di atmosfer, pegunungan, aktivitas gunung berapi dan kebakaran
hutan. Sedangkan sumber antropogenik antara lain berasal dari bermotor, terutama
pengguna bahan bakar bensin. Berdasarkan laporan WHO (1992), dinyatakan paling
tidak 90% dari CO di udara perkotaan berasal dari emisi kendaraan bermotor, sisanya
berasal dari sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara dan minyak dari industri
dan pembakaran sampah domestik.Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi
karbon monoksida di berbagai perkotaan.

Sumber CO dari dalam ruang (indoor) termasuk dari tungku dapur rumah tangga dan
tungku pemanas ruang. Dalam beberapa penelitian ditemukan kadar CO cukup tinggi di
dalam kendaraan sedan maupun bus. Sumber lain CO adalah gas arang batu yang
mengandung lebih 5% CO, yaitu alat pemanas berbahan bakar gas, lemari es gas,
kompor gas, dan cerobong asap yang bekerja tidak.

Oksida Nitrogen (NOx) adalah kelompok gas nitrogen yang terdapat di atmosfir
yang terdiri dari nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2). Walaupun ada

1
bentuk oksida nitrogen lainnya, tetapi kedua gas tersebut yang paling banyak diketahui
sebagai bahan pencemar udara. Nitrogen monoksida merupakan gas yang tidak berwarna
dan tidak berbau sebaliknya nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan dan berbau
tajam. Nitrogen monoksida terdapat diudara dalam jumlah lebih besar daripada nitrogen
dioksida. Pembentukan NO dan NO2 merupakan reaksi antara nitrogen dan oksigen
diudara sehingga membentuk NO, yang bereaksi lebih lanjut dengan lebih banyak
oksigen membentuk NO2.

Secara umum, sumber NOx di alam berasal dari bakteri dan akitivitas vulkanik,
proses pembentukan petir, dan emisi akibat aktivitas manusia (antropogenik). Emisi
antropogenik NOx terutama berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti
pembangkit tenaga listrik dankendaraan bermotor. Sumber lain di atmosfer berupa proses
tanpa pembakaran, contohnya dari hasil produksi asam nitrat, pengelasan, dan
penggunaan bahan peledak.Dari seluruh jumlah oksigen nitrogen (NOx) yang dibebaskan
ke udara, jumlah yang terbanyak adalah dalam bentuk NO yang diproduksi oleh aktivitas
bakteri. Akan tetapi pencemaran NO dari sumber alami ini tidak merupakan masalah
karena tersebar secara merata sehingga jumlahnya menjadi kecil. Yang menjadi masalah
adalah pencemaran NO yang diproduksi oleh kegiatan manusia karena jumlahnya
akanmeningkat pada tempat tertentu.

Sulfur dioksida adalah salah satu spesies dari gas-gas oksida sulfur (SOx). Gas ini
sangat mudah terlarut dalam air, memiliki bau, dan tidak berwarna. Sebagaimana O3,
pencemar sekunder yang terbentuk dari SO2, seperti partikel sulfat, dapat berpindah dan
terdeposisi jauh dari sumbernya. SO2 dan gas-gas oksida sulfur lainnya terbentuk saat
terjadi pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur. Sulfur sendiri terdapat
dalam hampir semua material mentah yang belum diolah seperti minyak mentah, batu
bara, dan bijih-bijih yang mengandung metal seperti alumunium, tembaga,seng,timbal,
dan besi.Di daerah perkotaan, yang menjadi sumber sulfur utama adalah kegiatan
pemangkit tenaga listrik, terutama yang menggunakan batu bara ataupun minyak diesel
sebagai bahan bakarnya, juga gas buang dari kendaraan yang menggunakan diesel dan
industri-industri yang menggunakan bahan bakar batu bara dan minyak mentah.

Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur
bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3),
yang keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Pengaruh utama polutan SOx terhadap

2
manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi
tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa
individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar yang
berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami
penyakit khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pemeriksaan kadar CO,NO dan SO.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui alat dan bahan dalam pemeriksaan CO,SO,dan NO.


2. Untuk mengetahui cara kerja dalam pemeriksaan CO,SO,dan NO.
3. Untuk mengetahui hasil pemeriksaan CO,SO,dan NO.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Udara Dan Gas


Udara adalah campuran dari berbagai gas secara mekanis dan bukan merupakan
senyawa kimia yang merupakan komponen yang membentuk atmosfer bumi dan zona
kehidupan pada permukaan bumi.
Udara dapat dibedakan menjadi 2, yaitu :
1. Udara bersih
Udara yang bersih adalah udara yang belum tercampur dengan gas-gas
yang berbahaya. Ciri-ciri udara bersih yaitu: tidak berwarna, tidak berbau, terasa
segar, ringan saat dihirup, dll.
2. Udara kotor
Udara kotor adalah udara yang sudah terpapar atau tercampur dengan gas-
gas yang berbahaya.ciri-cirinya yaitu : berbau( biasanya tidak enak baunya),
berwarna(seperti pada asap kendaraan bermotor).
Gas adalah suatu fase benda dalam ikatan molekul yang sangat renggang pada
suhu tertentu, biasanya titik uap suatu zat. Gas mempunyai kemampuan untuk mengalir
dan dapat berubah bentuk. Namun berbeda dari cairan yang mengisi pada besaran
volume tertentu, gas selalu mengisi suatu volume ruang, mereka mengembang dan
mengisi ruang di manapun mereka berada. Tenaga gerak/energi kinetis dalam suatu gas
adalah bentuk zat terhebat kedua (setelah plasma). Karena penambahan energi kinetis
ini, atom-atom gas dan molekul sering memantul antara satu sama lain, apalagi jika
energi kinetis ini semakin bertambah. Larutanpenyerap gas terbagitigayaitu NO2, SO2,
dan CO dan yang digunakan hanya salah satu.

2.2 Nitrogen Dioksida (NOx)

Oksida Nitrogen (NOx) adalah kelompok gas nitrogen yang terdapat di atmosfir
yang terdiri dari nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2). Walaupun ada
bentuk oksida nitrogen lainnya, tetapi kedua gas tersebut yang paling banyak diketahui
sebagai bahan pencemar udara. Nitrogen monoksida merupakan gas yang tidak berwarna
dan tidak berbau sebaliknya nitrogen dioksida berwarna coklat kemerahan dan berbau
tajam.

4
Secara umum, sumber NOx di alam berasal dari bakteri dan akitivitas vulkanik,
proses pembentukan petir, dan emisi akibat aktivitas manusia (antropogenik). Emisi
antropogenik NOx terutama berasal dari pembakaran bahan bakar fosil seperti
pembangkit tenaga listrik dankendaraan bermotor. Sumber lain di atmosfer berupa proses
tanpa pembakaran, contohnya dari hasil produksi asam nitrat, pengelasan, dan
penggunaan bahan peledak.

Dari seluruh jumlah oksigen nitrogen (NOx) yang dibebaskan ke udara, jumlah yang
terbanyak adalah dalam bentuk NO yang diproduksi oleh aktivitas bakteri. Akan tetapi
pencemaran NO dari sumber alami ini tidak merupakan masalah karena tersebar secara
merata sehingga jumlahnya menjadi kecil. Yang menjadi masalah adalah pencemaran
NO yang diproduksi oleh kegiatan manusia karena jumlahnya akanmeningkat pada
tempat tertentu.

Nitrogen monoksida terdapat diudara dalam jumlah lebih besar daripada NO2.
Pembentukan NO dan NO2 merupakan reaksi antara nitrogen dan oksigen diudara
sehingga membentuk NO, yang bereaksi lebih lanjut dengan lebih banyak oksigen
membentuk NO2. Udara terdiri dari 80% Volume nitrogen dan 20% Volume oksigen.
Pada suhu kamar, hanya sedikit kecendrungan nitrogen dan oksigen untuk bereaksi satu
sama lainnya. Pada suhu yang lebih tinggi (diatas 1210°C) keduanya dapat bereaksi
membentuk NO dalam jumlah banyak sehingga mengakibatkan pencemaran udara.
Dalam proses pembakaran, suhu yang digunakanbiasanya mencapai 1210 – 1.765 °C,
oleh karena itu reaksi ini merupakan sumber NO yang penting. Jadi reaksi pembentukan
NO merupakan hasil samping dari proses pembakaran.

1. Sumber Dan Distribusi

Dari seluruh jumlah oksigen nitrogen ( NOx ) yang dibebaskan ke udara, jumlah
yang terbanyak adalah dalam bentuk NO yang diproduksi oleh aktivitas bakteri. Akan
tetapi pencemaran NO dari sumber alami ini tidak merupakan masalah karena tersebar
secara merata sehingga jumlah nya menjadi kecil. Yang menjadi masalah adalah
pencemaran NO yang diproduksi oleh kegiatan manusia karena jumlahnya akan
meningkat pada tempat-tempat tertentu.

Kadar NOx diudara perkotaan biasanya 10–100 kali lebih tinggi dari pada di
udara pedesaan. Kadar NOx diudara daerah perkotaan dapat mencapai 0,5 ppm (500

5
ppb). Seperti halnya CO, emisi NOx dipengaruhi oleh kepadatan penduduk karena
sumber utama NOx yang diproduksi manusia adalah dari pembakaran dan
kebanyakan pembakaran disebabkan olehkendaraan bermotor, produksi energi dan
pembuangan sampah. Sebagian besar emisi NOx buatan manusia berasal dari
pembakaran arang, minyak, gas, dan bensin.

Kadar NOx di udara dalam suatu kota bervariasi sepanjang hari tergantung dari
intensitas sinar mataharia dan aktivitas kendaraan bermotor. Perubahan kadar NOx
berlangsung sebagai berikut :

1. Sebelum matahari terbit, kadar NO dan NO2 tetap stabil dengan kadar sedikit
lebih tinggi dari kadar minimum sehari-hari.
2. Setelah aktifitas manusia meningkat ( jam 6-8 pagi ) kadar NO meningkat
terutama karena meningkatnya aktivitas lalulintas yaitu kendaraan bermotor.
Kadar NO tetinggi pada saat ini dapat mencapai 1-2 ppm.
3. Dengan terbitnya sinar matahari yang memancarkan sinar ultra violet kadar
NO2 ( sekunder ) kadar NO2 pada saat ini dapat mencapai 0,5 ppm.
4. Kadar ozon meningkat dengan menurunnya kadar NO sampai 0,1 ppm.
5. Jika intensitas sinar matahari menurun pada sore hari ( jam 5-8 malam ) kadar
NO meningkat kembali.
6. Energi matahari tidak mengubah NO menjadi NO2 (melalui reaksi
hidrokarbon) tetapi O3 yang terkumpul sepanjang hari akan bereaksi dengan
NO. Akibatnya terjadi kenaikan kadar NO2 dan penurunan kadar O3.
7. Produk akhir dari pencemaran NOx di udara dapat berupa asam nitrat, yang
kemudian diendapkan sebagai garam-garam nitrat didalam air hujan atau debu.
Merkanisme utama pembentukan asam nitrat dari NO2 di udara masih terus
dipelajari Salah satu reaksi dibawah ini diduga juga terjadi diudara tetapi
diudara tetapi peranannya mungkin sangat kecil dalam menentukan jumlah
asam nitrat di udara.
8. Kemungkinan lain pembentukan HNO3 didalam udara tercemar adalah adanya
reaksi dengan ozon pada kadar NO2 maksimum O3 memegang peranan
penting dan kemungkinan terjadi tahapan reaksi sebagai berikut :
O3 + NO2 ----‡ NO3 + O2

NO3 + NO2 -----‡N2O5

6
N2O5 + 2HNO3 ----‡ 2HNO3

Reaksi tersebut diatas masih terus dibuktikan kebenarannya, tetapi


yang penting adalah bahwa proses-proses diudara mengakibatkan perubahan
NOx menjadi HNO3 yang kemudian bereaksi membentuk partikel-partikel.

2. Dampak Terhadap Kesehatan

Oksida nitrogen seperti NO dan NO2 berbahaya bagi manusia. Penelitian


menunjukkan bahwa NO2 empat kali lebih beracun daripada NO. Selama ini
belum pernah dilaporkan terjadinya keracunan NO yang mengakibatkan kematian.
Diudara ambien yang normal, NO dapat mengalami oksidasi menjadi NO2 yang
bersifat racun. Penelitian terhadap hewan percobaan yang dipajankan NO dengan
dosis yang sangat tinggi, memperlihatkan gejala kelumpuhan sistim syarat dan
kekejangan.

Penelitian lain menunjukkan bahwa tikus yang dipajan NO sampai 2500 ppm
akan hilang kesadarannya setelah 6-7 menit, tetapi jika kemudian diberi udara
segar akan sembuh kembali setelah 4–6 menit. Tetapi jika pemajanan NO pada
kadar tersebut berlangsung selama 12 menit, pengaruhnya tidak dapat dihilangkan
kembali, dan semua tikus yang diuji akan mati.

NO2 bersifat racun terutama terhadap paru. Kadar NO2 yang lebih tinggi dari
100 ppm dapat mematikan sebagian besar binatang percobaan dan 90% dari
kematian tersebut disebabkan oleh gejala pembengkakan paru ( edema pulmonari ).
Kadar NO2 sebesar 800 ppm akan mengakibatkan 100% kematian pada binatang-
binatang yang diuji dalam waktu 29 menit atau kurang. Pemajanan NO2 dengan
kadar 5 ppm selama 10 menit terhadap manusia mengakibatkan kesulitan dalam
bernafas.

3. Pengendalian

1. Pencegahan

a. Penanaman pohon dipinggir jalan dan sekitar rumah


b. Mengurangi penggunaan minyak bumi dan bahan bakar fosil
c. Tidak membakar sampah dilapangan terbuka
d. Melakukan pengawasan ketet diwilayah hutan rawan terbakar

7
Manusia

Apabila kadar NO2 dalam udara ambien telah melebihi baku mutu ( 150
mg/Nm3 dengan waktu pengukur 24 jam) maka untuk mencegah dampak kesehatan
dilakukan upaya-upaya :

a. Menggunakan alat pelindung diri, seperti masker gas.


b. Mengurangi aktifitas di luar rumah.

2. Penanggulangan

a. Mengatur pertukaran udara di dalam ruang, seperti mengunakan exhaust-fan.


b.Bila terjadi korban keracunan, maka lakukan :
 Berikan pengobatan atau pernafasaan buatan.
 Kirim segera ke Rumah Sakit atau Puskesmas terdekat.
2.3 Sulfur Dioksida (SO)

Pencemaran oleh sulfur oksida terutama disebabkan oleh dua komponen sulfur
bentuk gas yang tidak berwarna, yaitu sulfur dioksida (SO2) dan Sulfur trioksida (SO3),
dan keduanya disebut sulfur oksida (SOx). Sulfur dioksida mempunyai karakteristik bau
yang tajam dan tidak mudah terbakar diudara, sedangkan sulfur trioksida merupakan
komponen yang tidak reaktif.

Pembakaran bahan-bahan yang mengandung Sulfur akan menghasilkan kedua


bentuk sulfur oksida, tetapi jumlah relatif masing-masing tidak dipengaruhi oleh jumlah
oksigen yang tersedia. Di udara SO2 selalu terbentuk dalam jumlah besar. Jumlah
SO3yang terbentuk bervariasi dari 1 sampai 10% dari total SOx.

Mekanisme pembentukan SOx dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi sebagai
berikut :

S + O2 < --------- > SO2

2 SO2 + O2 < --------- > 2 SO3

SO3 di udara dalam bentuk gas hanya mungkin ada jika konsentrasi uap air sangat
rendah. Jika konsentrasi uap air sangat rendah. Jika uap air terdapat dalam jumlah cukup,
SO3 dan uap air akan segera bergabung membentuk droplet asam sulfat (H2SO4) dengan
reaksi sebagai berikut : SO SO2 + H2O2------------ > H2SO4

8
Komponen yang normal terdapat di udara bukan SO3 melainkan H2SO4Tetapi
jumlah H2SO4 di atmosfir lebih banyak dari pada yang dihasilkan dari emisi SO3 hal ini
menunjukkan bahwa produksi H2SO4juga berasal dari mekanisme lainnya. Setelah
berada diatmosfir sebagai SO2 akan diubah menjadi SO3 (Kemudian menjadi H2SO4)
oleh proses-proses fotolitik dan katalitik Jumlah SO2 yang teroksidasi menjadi SO3
dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk jumlah air yang tersedia, intensitas, waktu
dan distribusi spektrum sinar matahari, Jumlah bahan katalik, bahan sorptif dan alkalin
yang tersedia. Pada malam hari atau kondisi lembab atau selama hujan SO2 di udara
diaborpsi oleh droplet air alkalin dan bereaksi pada kecepatan tertentu untuk membentuk
sulfat di dalam droplet.

1. Sumber Dan Distribusi

Sepertiga dari jumlah sulfur yang terdapat di atmosfir merupakan hasil kegiatan
manusia dan kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga hasil kegiatan manusia dan
kebanyakan dalam bentuk SO2. Dua pertiga bagian lagi berasal dari sumber-sumber
alam seperti vulkano dan terdapat dalam bentuk H2S dan oksida. Masalah yang
ditimbulkan oleh bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah ditimbulkan oleh
bahan pencemar yang dibuat oleh manusia adalah dalam hal distribusinya yang tidak
merata sehingga terkonsentrasi pada daerah tertentu.Sedangkan pencemaran yang
berasal dari sumber alam biasanya lebihtersebar merata.

Tetapi pembakaran bahan bakar pada sumbernya merupakan sumber pencemaran


Sox, misalnya pembakaran arang, minyak bakar gas, kayu dan sebagainya Sumber
SOx yang kedua adalah dari proses-proses industri seperti pemurnian petroleum,
industri asam sulfat, industri peleburan baja dan sebagainya. Pabrik peleburan baja
merupakan industri terbesar yang menghasilkan Sox. Hal ini disebabkan adanya
elemen penting alami dalam bentuk garam sulfida misalnya tembaga (CUFeS2 dan
CU2S ), zink (ZnS), Merkuri (HgS) dan Timbal (PbS).

Kerbanyakan senyawa logam sulfida dipekatkan dan dipanggang di udara untuk


mengubah sulfida menjadi oksida yang mudah tereduksi. Selain itu sulfur merupakan
kontaminan yang tidak dikehandaki didalam logam dan biasanya lebih mudah untuk
menghasilkan sulfur dari logam kasar dari pada menghasilkannya dari produk logam
akhirnya. Oleh karena itu SO2 secara rutin diproduksi sebagai produk samping dalam
industri logam dan sebagian akan terdapat di udara.

9
2. Dampak Terhadap Kesehatan

Pencemaran SOx menimbulkan dampak terhadap manusia dan hewan,


kerusakan pada tanaman terjadi pada kadasr sebesar 0,5 ppm. Pengaruh utama
polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistim pernafasan. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2sebesar 5 ppm atau
lebih bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm.
SO2 dianggap pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua
dan penderita yang mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan
kadiovaskular. Individu dengan gejala penyakit tersebut sangat sensitif terhadap
kontak dengan SO2, meskipun dengan kadar yang relatif rendah. Kadar SO2 yang
berpengaruh terhadap gangguan kesehatan adalah sebagai berikut :

Konsentrasi ( ppm ) Pengaruh

3 – 5 Jumlah terkecil yang dapat dideteksi dari baunya

8 – 12 Jumlah terkecil yang segera mengakibatkan iritasi tenggorokan

20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan iritasi mata

20 Jumlah terkecil yang akan mengakibatkan batuk

20 Maksimum yang diperbolehkan untuk konsentrasi dalam waktu lama

50 – 100 Maksimum yang diperbolehkan untuk kontrak singkat ( 30 menit )

400 -500 Berbahaya meskipun kontak secara singkat

3. Pengendalian

1. Pencegahan

a) Tidak membakar arang


b) Mengurangi penggunaan bahan bakar gas dan kayu
c) Tiap industri yang menghasilkan buangan sulfur harus memiliki filter udara /
memasang scruber pada cerobong asap industri.
d) Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara berkala.
e) Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar sulfur rendah.

10
Bahan Baku

a) Pengelolaan bahan baku SO2 sesuai dengan prosedur pengamanan.


Manusia

Apabila kadar SO2 dalam udara ambien telah melebihi Baku Mutu
(365mg/Nm3 udara dengan rata-rata waktu pengukuran 24 jam) maka untuk
mencegah dampak kesehatan, dilakukan upaya-upaya :

a. Menggunakan alat pelindung diri (APD), seperti masker gas.


b. Mengurangi aktifitas diluar rumah.

4. Penanggulangan

a. Memperbaiki alat yang rusak


b. Menggunakan masker
c. Penggantian saringan/filter
d. Bila terjadi/jatuh korban, maka lakukan :
 Pindahkan korban ke tempat aman/udara bersih.
 Berikan pengobatan atau pernafasan buatan.
 Kirim segera ke rumah sakit atau Puskesmas terdekat.

2.4 Carbon Monoksida (CO)

Karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak berasa dan pada
suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Tidak seperti senyawa CO
mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya karena mampu membentuk ikatan
yang kuat dengan pigmen darah yaitu haemoglobin.

Karbon dan Oksigen dapat bergabung membentuk senjawa karbon monoksida (CO)
sebagai hasil pembakaran yang tidak sempurna dan karbon dioksida (CO2) sebagai hasil
pembakaran sempurna. Karbon monoksida merupakan senyawa yang tidak berbau, tidak
berasa dan pada suhu udara normal berbentuk gas yang tidak berwarna. Tidak seperti
senyawa CO mempunyai potensi bersifat racun yang berbahaya karena mampu
membentuk ikatan yang kuat dengan pigmen darah yaitu haemoglobin.

1. Sumber Dan Distribusi

11
Karbon monoksida di lingkungan dapat terbentuk secara alamiah, tetapi sumber
utamanya adalah dari kegiatan manusia, korban monoksida yang berasal dari alam
termasuk dari lautan, oksidasi metal di atmosfir, pegunungan, kebakaran hutan dan
badai listrik alam. Sumber CO buatan antara lain kendaraan bermotor, terutama yang
menggunakan bahan bakar bensin. Berdasarkan estimasi, jumlah CO dari sumber
buatan diperkirakan mendekati 60 juta Ton per tahun. Separuh dari jumlah ini berasal
dari kendaraan bermotor yang menggunakan bakan bakar bensin dan sepertiganya
berasal dari sumber tidak bergerak seperti pembakaran batubara dan minyak dari
industri dan pembakaran sampah domestik.

Didalam laporan WHO (1992) dinyatakan paling tidak 90% dari CO diudara
perkotaan berasal dari emisi kendaraan bermotor. Selain itu asap rokok juga
mengandung CO, sehingga para perokok dapat memajan dirinya sendiri dari asap
rokok yang sedang dihisapnya.Sumber CO dapat berasal dari sumber alami ataupun
sumber antropogenik.

Sumber alami berupa pembakaran bahan fosil dengan udara, berupa gas
buangan, misalnya dari lautan, oksidasi metal di atmosfer, pegunungan, aktivitas
gunung berapi dan kebakaran hutan. Sedangkan sumber antropogenik antara lain
berasal dari bermotor, terutama pengguna bahan bakar bensin. Berdasarkan laporan
WHO (1992), dinyatakan paling tidak 90% dari CO di udara perkotaan berasal dari
emisi kendaraan bermotor, sisanya berasal dari sumber tidak bergerak seperti
pembakaran batubara dan minyak dari industri dan pembakaran sampah
domestik.Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di
berbagai perkotaan.

Data mengungkapkan bahwa 60% pencemaran udara di Indonesia disebabkan


karena benda bergerak atau transportasi umum yang berbahan bakar solar terutama
berasal dari Metromini. Formasi CO merupakan fungsi dari rasio kebutuhan udara dan
bahan bakar dalam proses pembakaran di dalam ruang bakar mesin diesel.
Percampuran yang baik antara udara dan bahan bakar terutama yang terjadi pada
mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge merupakan salah satu strategi untuk
meminimalkan emisi CO.

Sumber CO dari dalam ruang (indoor) termasuk dari tungku dapur rumah
tangga dan tungku pemanas ruang. Dalam beberapa penelitian ditemukan kadar CO

12
cukup tinggi di dalam kendaraan sedan maupun bus. Sumber lain CO adalah gas
arang batu yang mengandung lebih 5% CO, yaitu alat pemanas berbahan bakar gas,
lemari es gas, kompor gas, dan cerobong asap yang bekerja tidak.Sumber CO dari
dalam ruang (indoor) termasuk dari tungku dapur rumah tangga dan tungku pemanas
ruang. Dalam beberapa penelitian ditemukan kadar CO yang cukup tinggi didalam
kendaraan sedan maupun bus. Kadar CO diperkotaan cukup bervariasi tergantung dari
kepadatan kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar bensin dan umumnya
ditemukan kadar maksimum CO yang bersamaan dengan jam-jam sibuk pada pagi
dan malam hari.

Selain cuaca, variasi dari kadar CO juga dipengaruhi oleh topografi jalan dan
bangunan disekitarnya. Pemajanan CO dari udaraambien dapat direfleksikan dalam
bentuk kadar karboksi-haemoglobin (HbCO) dalam darah yang terbentuk dengan
sangat pelahan karena butuh waktu 4-12 jam untuk tercapainya keseimbangan antara
kadar CO diudara dan HbCO dalam darah oleh karena itu kadar CO didalam
lingkungan, cenderung dinyatakan sebagai kadar rata-rata dalam 8 jam pemajanan
Data CO yang dinyatakan dalam rata-rata setiap 8 jam pengukuran sepajang hari
(moving 8 hour average concentration) adalah lebih baik dibandingkan dari data CO
yang dinyatakan dalam rata-rata dari 3 kali pengukuran pada periode waktu 8 jam
yang berbeda dalam sehari. Perhitungan tersebut akan lebih mendekati gambaran dari
respons tubuh manusia terhadap keracunan CO dari udara.

Karbon monoksida yang bersumber dari dalam ruang ( indoor) terutama berasal
dari alat pemanas ruang yang menggunakan bahan bakar fosil dan tungku masak.
Kadar nya akan lebih tinggi bila ruangan tempat alat tersebut bekerja, tidak memadai
ventilasinya. Namun umunnya pemajanan yang berasal dari dalam ruangan kadarnya
lebih kecil dibandingkan dari kadar CO hasil pemajanan asap rokok.

Beberapa Individu juga dapat terpajan oleh CO karena lingkungan kerjanya.


Kelompok masyarakat yang paling terpajan oleh CO termasuk polisi lalu lintas atau
tukang pakir, pekerja bengkel mobil, petugas industri logam, industri bahan bakar
bensin, industri gas kimia dan pemadam kebakaran.

Pemajanan CO dari lingkungan kerja seperti yang tersebut diatas perlu


mendapat perhatian. Misalnya kadar CO di bengkel kendaraan bermotor ditemukan
mencapai setinggi 600 mg/m3 dan didalam darah para pekerja bengkel tersebut bisa

13
mengandung HbCO sampai lima kali lebih tinggi dari kadar nomal. Para petugas yang
bekerja dijalan raya diketahui mengandung HbCO dengan kadar 4–7,6% (porokok)
dan 1,4–3,8% (bukan perokok) selama sehari bekarja. Sebaliknya kadar HbCO pada
masyarakat umum jarang yang melampaui 1% walaupun studi yang dilakukan di 18
kota besar di Amerika Utara menunjukan bahwa 45 % dari masyarakat bukan perokok
yang terpajan oleh CO udara, di dalam darahnya terkandung HbCO melampaui 1,5%.
Perlu juga diketahui bahwa manusia sendiri dapat memproduksi CO akibat proses
metabolismenya yang normal. Produksi CO didalam tubuh sendiri ini (endogenous)
bisa sekitar 0,1+1% dari total HbCO dalam darah.

2. Dampak Terhadap Kesehatan

Karakteristik biologik yang paling penting dari CO adalah kemampuannya


untuk berikatan dengan haemoglobin, pigmen sel darah merah yang mengakut
oksigen keseluruh tubuh. Sifat ini menghasilkan pembentukan karboksihaemoglobin
(HbCO) yang 200 kali lebih stabil dibandingkan oksihaemoglobin (HbO2).
Penguraian HbCO yang relatif lambat menyebabkan terhambatnya kerja molekul sel
pigmen tersebut dalam fungsinya membawa oksigen keseluruh tubuh.

Kondisi seperti ini bisa berakibat serius, bahkan fatal, karena dapat
menyebabkan keracunan. Selain itu, metabolisme otot dan fungsi enzim intra-seluler
juga dapat terganggu dengan adanya ikatan CO yang stabil tersebut. Dampat
keracunan CO sangat berbahaya bagi orang yang telah menderita gangguan pada otot
jantung atau sirkulasi darah periferal yang parah.

Dampak dari CO bervasiasi tergangtung dari status kesehatan seseorang pada


saat terpajan .Pada beberapa orang yang berbadan gemuk dapat mentolerir pajanan
CO sampai kadar HbCO dalam darahnya mencapai 40% dalam waktu singkat. Tetapi
seseorang yang menderita sakit jantung atau paru-paru akan menjadi lebih parah
apabila kadar HbCO dalam darahnya sebesar 5–10%. Pengaruh CO kadar tinggi
terhadap sistem syaraf pusat dan sistem kardiovaskular telah banyak diketahui.
Namun respon dari masyarakat berbadan sehat terhadap pemajanan CO kadar rendah
dan dalam jangka waktu panjang, masih sedikit diketahui.

Misalnya kinerja para petugas jaga, yang harus mempunyai kemampuan untuk
mendeteksi adanya perubahan kecil dalam lingkungannya yang terjadi pada saat yang

14
tidak dapat diperkirakan sebelumnya dan membutuhkan kewaspadaan tinggi dan terus
menerus, dapat terganggu/ terhambat pada kadar HbCO yang berada dibawah 10%
dan bahkan sampai 5% (hal ini secara kasar ekivalen dengan kadar CO di udara
masing-masing sebesar 80 dan 35 mg/m3) Pengaruh ini terlalu terlihat pada perokok,
karena kemungkinan sudah terbiasa terpajan dengan kadar yang sama dari asap rokok.

Beberapa studi yang dilakukan terhadap sejumlah sukarelawan berbadan sehat


yang melakukan latihan berat (studi untuk melihat penyerapan oksigen maksimal)
menunjukkan bahwa kesadaran hilang pada kadar HbCO 50% dengan latihan yang
lebih ringan, kesadaran hilang pada HbCo 70% selama 5-60 menit. Gangguan tidak
dirasakan pada HbCO 33%, tetapi denyut jantung meningkat cepat dan tidak
proporsional. Studi dalam jangka waktu yang lebih panjang terhadap pekerja yang
bekerja selama 4 jam dengan kadar HbCO 5-6% menunjukkan pengaruh yang serupa
terhadap denyut jantung, tetapi agak berbeda.

Hasil studi diatas menunjukkan bahwa paling sedikit untuk para bukan
perokok, ternyata ada hubungan yang linier antara HbCO dan menurunnya kapasitas
maksimum oksigen. Walaupun kadar CO yang tinggi dapat menyebabkan perubahan
tekanan darah, meningkatkan denyut jantung, ritme jantung menjadi abnormal gagal
jantung, dan kerusakan pembuluh darah periferal, tidak banyak didapatkan data
tentang pengaruh pemajanan CO kadar rendah terhadap sistim kardiovaskular.

Hubungan yang telah diketahui tentang merokok dan peningkatan risiko


penyakit jantung koroner menunjukkan bahwa CO kemungkinan mempunyai peran
dalam memicu timbulnya penyakit tersebut (perokok berat tidak jarang mengandung
kadar HbCO sampai 15 %). Namun tidak cukup bukti yang menyatakan bahwa
karbon monoksida menyebabkan penyakit jantung atau paru-paru, tetapi jelas bahwa
CO mampu untuk mengganggu transpor oksigen ke seluruh tubuh yang dapat
berakibat serius pada seseorang yang telah menderita sakit jantung atau paru-paru.

Studi epidemiologi tentang kesakitan dan kematian akibat penyakit jantung


dan kadar CO di udara yang dibagi berdasarkan wilayah, sangat sulit untuk
ditafsirkan. Namun dada terasa sakit pada saat melakukan gerakan fisik, terlihat jelas
akan timbul pada pasien yang terpajan CO dengan kadar 60 mg/m3 yang
menghasilkan kadar HbCO mendekati 5%. Walaupun wanita hamil dan janin yang
dikandungnya akan menghasilkan CO dari dalam tubuh (endogenous) dengan kadar

15
yang lebih tinggi,pajanan tambahan dari luar dapat mengurangi fungsi oksigenasi
jaringan dan plasental, yang menyebabkan bayi dengan beratbadan rendah.

Kondisi seperti ini menjelaskan mengapa wanita merokok melahirkan bayi


dengan berat badan lebih rendah dari normal. Masih ada dua aspek lain dari pengaruh
CO terhadap kesehatan yang perlu dicatat. Pertama, tampaknya binatang percobaan
dapat beradaptasi terhadap pemajanan CO karena mampu mentolerir dengan mudah
pemajanan akut pada kadar tinggi, walaupun masih memerlukan penjelasan lebih
lanjut.

Kedua, dalam kaitannya dengan CO di lingkungan kerja yang dapat


menggangggu pertubuhan janin pada pekerja wanita, adalah kenyataan bahwa paling
sedikit satu jenis senyawahidrokarbon-halogen yaitu metilen khlorida
(dikhlorometan), dapat menyebabkan meningkatnya kadar HbCO karena ada
metobolisme di dalam tubuh setelah absorpsi terjadi.

Karena senyawa diatas termasuk kelompok pelarut (Sollvent) yang banyak


digunakan dalam industri untuk menggantikan karbon tetrakhlorida yang beracun,
maka keamanan lingkungan kerja mereka perlu ditinjau lebih lanjut.

3. Pengendalian

1. Pencegahan

Sumber Bergerak

a. Merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik.


b. Melakukan pengujian emisi dan KIR kendaraan secara berkala.
c. Memasang filter pada knalpot.
Sumber Tidak Bergerak

a. Memasang scruber pada cerobong asap.


b. Merawat mesin industri agar tetap baik dan lakukan pengujian secara
berkala.
c. Menggunakan bahan bakar minyak atau batu bara dengan kadar CO
rendah

16
Manusia

Apabila kadar CO dalam udara ambien telah melebihi baku mutu (


10.000 ug/Nm3 udara dengan rata-rata waktu pengukuran 24 jam ) maka untuk
mencegah dampak kesehatan dilakukan upaya-upaya:

a. Menggunakan alat pelindung diri ( APD ) seperti masker gas.


b. Menutup / menghindari tempat-tempat yang diduga mengandung CO
seperti sumur tua , Goa , dll.

2. Penanggulangan

a. Mengatur pertukaran udara didalam ruang seperti mengunakan exhaust-fan.


b. Bila terjadi korban keracunan maka lakukan :
 Berikan pengobatan atau pernafasan buatan
 Kirim segera ke rumah sakit atau puskesmas terdekat.

2.5 Metode pemeriksaan kadar CO, NO dan SO Pada Sampel Udara

A. Metode Midget Impinger

Midget Impinger ( alat untuk mengukur kandungan SO2, NO2, Hidrocarbon dan
Ozone). Awalnya digunakan untuk sampling partikulat, namun saat kini lebih banyak
digunakan untuk absorpsi gas. Umumnya jumlah cairan yang digunakan adalah 10 –
20 ml . Jika digunakan cairan terlalu banyak dapat menyebabkan kehilangan sampel.
25 ml standar Midget Impinger adalah 2 bagian kaca impinger dengan bertahap 5ml.
Juga tersedia dalam konfigurasi fritted.

Impingers adalah Pyrex tabung gelembung kaca yang dirancang untuk koleksi
bahaya udara menjadi medium cair. Bila menggunakan sampler udara pribadi, volume
yang diketahui gelembung udara dipompa melalui tabung gelas yang berisi cairan
ditentukan dalam metode. Cairan tersebut kemudian dianalisis untuk menentukan
konsentrasi udara. Sebuah impinger dapat dipasang pada sisi pompa sampel udara
atau dimasukkan ke sarungnya dan diletakkan di dekat zona bernapas pekerja.

1) Komponen Midget Impinger


a. Pompa vakum : dibuat dengan sistem vibrasi ganda yang tahan korosi.
Kecepatan hisap stabil dan dapat diatur dengan potensiometer

17
b. Tabung impinger : tempat reaksi antara kontaminan udara dengan larutan
penangkap. Dapat lebih dari satu tabung.
c. “ Moisture adsorber” : tabung berisi bahan penyerap uap air untuk
melindungi pompa dari korosi.
d. “ Flow meter” : alat pengukur kecepatan aliran udara dengan metoda “
buble flow”

2) Contoh Spesifikasi Midget ImpingerType CS-596 AC


1. Kapasitas Hisap : Maximum 2, 0 Liter udara/ menit tanpa beban
2. Teknologi Pengisap : Vibrasi katup ganda
3. Jumlah Pompa Hisap : 5 unit ( independent)
4. Pengatur Hisapan : Saklar putar bertahap ( independent)
5. Lubang Hisap : 5 buah ukuran 1/ 4 inch
6. Lubang Tiup/ Ukur : 5 buah ukuran 1/ 4 inch
7. Catu Daya : AC 220V/ 50Hz/ 25VA
8. Dimensi Mekanikal : Panjang 43 cm, Lebar 21 cm Tinggi 22 cm, Berat
+ / - 5 kg
9. Perlengkapan Utama : 5 unit tabung reaksi ( impinger) ; 5 unit tabung
pengaman 1 lot selang fleksibel ( 1/ 4 inch) , 1 buble flow meter.
10. Kemampuan Operasi : 24 Jam ( endurance test) .

3) Cara Kerja / Prinsip Kerja Midget Impinger

Teknik analisa udara dengan impinger pada hakekatnya terdiri dari


beberapa langkah yakni

a. Menarik udara contoh dengan pompa hisap ke dalam tabung impinger


yang berisi larutan penangkap.
b. Mengukur kontaminan yang tertangkap atau bereaksi dengan larutan
penangkap baik dengan metoda konvensional maupun instrumental.
c. Menghitung kadar kontaminan dalam udara berdasarkan jumlah udara
yang dipompa dan hasil pengukuran dari
4) Kalibrasi

18
Bukan merupakan alat kimia analitik, jadi pengkalibrasi dilakukan dengan
cara menghidupkan sesekali agar tidak ada kerusakan pada komponen midget
impinger. Tujuannya untuk mengecek pompa vacum dan perpipaan dalam keadaan
baik.

B. Metode Spektrofotometri
Spektorofotomeri adalah suatu metode analisis yang berdasarkan pada
pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada
panjang gelombang yang spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau
kisi difraksi dan detector vacuum phototube atau tabung foton hampa. Alat yang
digunakan adalah spektrofotometer, yaitu sutu alat yang digunakan untuk
menentukan suatu senyawa baik secara kuantitatif maupun kualitatif dengan
mengukur transmitan ataupun absorban dari suatu cuplikan sebagai fungsi dari
konsentrasi.Pada titrasi spektrofotometri, sinar yang digunakan merupakan satu
berkas yang panjangnya tidak berbeda banyak antara satu dengan yang lainnya,
sedangkan dalam kalorimetri perbedaan panjang gelombang dapat lebih besar.Dalam
hubungan ini dapat disebut juga spektrofotometri adsorpsi atomic.

Prinsip kerja spektrofotometri berdasarkan hokum Lambert-Beer, bila cahaya


monokromatik (I0),melalui suatu media (larutan), maka sebagian cahaya tersebut
diserap (Ia), sebagian dipantulkan (Ir), dan sebagian lagi dipancarkan (It).
Transmitans adalah perbandingan intensitas cahaya yang di transmisikan ketika
melewati sampel (It) dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum melewati sampel
(Io). Persyaratan hokum Lambert-Beer antara lain : Radiasi yang digunakan harus
monokromatik, rnergi radiasi yang di absorpsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi
kimia, sampel (larutan) yang mengabsorpsi harus homogeny, tidak terjadi flouresensi
atau phosphoresensi, dan indeks refraksi tidak berpengaruh terhadap konsentrasi, jadi
larutan harus pekat (tidak encer).

Beberapa larutan seperti larutan Timbal (Pb2+) dalam air tidak berwarna,
supaya timbul earna larutan Pb diekstraksi dengan dithizone sehinggaberubah
menjadi berwarna merah. Larutan berwarna merah akan menyerap radiasi pada
daerah hijau. Dalam hal ini larutan Pb menunjukkan absorbans maksimum pada
panjang gelombang 515 nm.

19
Spektrofotometri terdiri dari beberapa jenis berdasarkan sumber cahaya yang
digunakan.Diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Spektrofotometri Vis (Visible)


Pada spektrofotometri ini yang digunakan sebagai sumber sinar/energy
dalah cahaya tampak (Visible). Cahaya visible termasuk spectrum
elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata manusia.Panjang gelombang
sinar tampak adalah 380-750 nm.Sehingga semua sinar yang dapat dilihat oleh
mata manusia, maka sinar tersebut termasuk kedalam sinar tampak (Visible).
2) Spektrofotometri UV (Ultra Violet)
Berbeda dengan spektrofotometri Visible, pada spektrofometri UV
berdasarkan interaksi sampel dengan sinar UV.Sinar UV memiliki panjang
gelombang 190-380 nm.Sebagai sumber sinar dapat digunakan lampu
deuterium.Deuterium disebut juga heavy hydrogen. Dia merupakan isotop
hydrogen yang stabil tang terdapat berlimpah dilaut dan didaratan.
Karena sinar UV tidak dapat dideteksi oleh mata manusia maka
senyawa yang dapat menyerap sinar ini terkadang merupakan senyawa yang
tidak memiliki warna.Bening dan transparan.
3) Spektrofotometri UV-Vis
Spektrofotometri ini merupakan gabungan antara spektrofotometri UV
dan Visible.Menggunakan dua buah sumber cahaya berbeda, sumber cahaya UV
dan sumber cahaya visible.Meskipun untuk alat yang lebih canggih sudah
menggunakan hanya satu sumber sinar sebagai sumber UV dan Vis, yaitu
photodiode yang dilengkapi dengan monokromator.

Penyerapan sinar uv dan sinar tampak oleh molekul, melalui 3 proses yaitu :

a. Penyerapan oleh transisi electron ikatan dan electron anti ikatan.


b. Penyerapan oleh transisi electron d dan f dari molekul kompleks
c. Penyerapan oleh perpindahan muatan.
4) Spektrofotometri IR (Infra Red)
Spektrofotometri ini berdasar kepada penyerapan panjang gelombang
Inframerah. Cahaya Inframerah, terbagi menjadi inframerah dekat, pertengahan
dan jauh. Inframerah pada spektrofotometri adalah adalah inframerah jauh dan
pertengahan yang mempunyai panjang gelombang 2.5-1000 mikrometer.Hasil

20
analisa biasanya berupa signalkromatogram hubungan intensitas IR terhadap
panjang gelombang. Untuk identifikasi, signal sampel akan dibandingkan
dengan signal standard.

21
BAB III
ISI
3.1 Waktu dan Tempat

Hari, tanggal : Kamis,5 April 2018


Pukul : 14.00-16.00 WIB
Lokasi Praktikum : Di dekat pos satpam
Materi : Pencemaran Lingkungan
RuangLingkup : Pelaksanaan Praktikum Pemeriksaan Kadar CO, NO
dan SO dalam Sampel udara

3.2 Pemeriksaan kadar nitrogen dioksida (NO)dalam sampel gas udara


3.2.1 Alat yang digunakan

No Nama Alat Banyak


1 Midget impinger 2 buah
2 Air polution pump 1 buah
3 Selang 4 buah
4 Pipet ukur 10 ml 1 buah
5 Karet hisap 1 buah
6 Labu ukur 6 buah
7 Spektrofotometer 1 buah
8 Kuvet 6 buah
9 Standar dan klem 1 buah
10 Labu semprot 1 buah
11 Anemometer 1 buah
12 Humiditymeter 1 buah

3.2.2 Bahan yang digunakan

No Nama Bahan Jumlah


1 Aquades 500 ml

22
2 Larutan penyerap NOx 50 ml
3 NaNO2 10 ml
4 Silika gel 5 gram

3.2.3 Prosedur Kerja


A. Cara I
I. Pengambilan sampel udara
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Masukkan absorban NO2yang telah dipersiapkan sebanyak 20 ml ke dalam
tabung midget impinger
c. Hubungkan Midget impinger dengan pompa penghisap (pompa vacum).
d. Pasang Midget impinger yang berisi absorban NO2 pada gas sampler
e. Pasang pula midget impinjer berisi silica gel pada gas sampler
f. Hubungkan selang input dan output pada midget impinjer absorban NO2
dan silica gel dengan benar
g. Bawa gas sampler ketempat atau titik pengambilan sampel
h. Letakkan gas sampler dengan ketinggian 1,5 meter dari permukaan tanah.
i. Hidupkan Pompa penghisap udara
j. Atur kecepatan aliran udara (flowrate) 2 L/menit yang terdapat pada gas
sampler, ambil sampel selama 1 jam
k. Setelah 1 jam matikan pompa penghisap.
l. Bawa sampel udara yang sudah diambil tadi ke laboratorium untuk
dianalisa.
II. Analisa kadar NO2 dengan spektrofotometer
a. Ambil gas NO2 yang sudah terperangkap dalam midget impinger
b. Pipet 10 ml absorban NO2 yang sudah berisi sampel tersebut dan masukkan
kedalam kuvet
c. Siapkan juga larutan absorban NO2 yang baru (blanko) dan masukkan
kedalam kuvet
b. Hidupkan spektrofotometer dengan menekan tombol on dan tunggu 15
menit
c. Atur alat ke absorban ( A )

23
d. Atur panjang gelombang dengan menekan tombol Go To kemudian
masukkan panjang gelombang yang akan digunakan yaitu 550 nm
e. Lap kering kuvet usahakan jangan tersentuh oleh tangan(gunakan tissue)
f. Masukkan kuvet berisi absorban NO2 (blanko) kedalam spektro sesuaikan
sejajar diamond dengan posisinya.
g. Tutup spektro dan tekan tombol zero
h. Ambil kuvet yang telah dimasukkan tadi dan lanjutkan dengan kuvet yang
berisi larutan absorban NO2 (sampel)
i. Lap kering kuvet usahakan jangan tersentuh oleh tangan(gunakan tissue)
j. Masukkan lagi kuvet kedalam spektro sesuaikan sejajar diamond dengan
posisinya
k. Catat absorban yang terbaca dilayar monitor spektrofotometer

B. Analisa Saltzman

a. Buat kurva kalibrasi yaitu dengan larutan standar Natrium nitrat (NaNO2).
b. Pipet larutan NaNO2 sebanyak berturut-turut 0 ml, 1 ml, 2 ml, 3 ml dan 4ml
masukkan ke dalam labu ukur 25 ml.
c. Tambahkan masing-masing dengan larutan penyerap, kemudian paskan
sampai tanda batas dengan aquadest.
d. Larutan dibiarkan selama 25 menit untuk menstabilkan.
e. Baca Absorbance (A) dengan menggunakan alat Spektrofotometer pada
panjang gelombang 550 nm.
f. Hitung kadar NOx dengan bantuan kurva kalibrasi larutan standar. Rumus :
kadar NO2= (A + 0,0007) x volume absorban x suhu (K) xvolume STP x 18.500
0,896 x f.rate x waktu sampling x 273 x BM NO2

3.3 Pemeriksaan kadar Sulfur dioksida (SO) dalam sampel gas udara
3.3.1 Alat yang digunakan

No Nama Alat Banyak


1 Midget impinger 2 buah
2 Air polution pump 1 buah
3 Selang 4 buah

24
4 Pipet ukur 10 ml 1 buah
5 Karet hisap 1 buah
6 Labu ukur 25 ml 6 buah
7 Spektrofotometer 1 buah
8 Kuvet 6 buah
9 Standar dan klem 1 buah
10 Labu semprot 1 buah

3.3.2 Bahan yang digunakan

No Nama Bahan Jumlah


1 Aquades 500 ml
2 Larutan penyerap SOx 50 ml
3 Larutan standar SO2 1000 ppm 100 ml
4 Na2SO2 25 ml
5 I2 0,01 N 50 ml
6 Amilum 10 ml
7 Silika gel 5 gram
8 Asam Sulfanilat 0,2 % 1 ml
9 Formaldehid 2 ml
10 PRA variasi A 5 ml

3.3.3 Prosedur Kerja


A. Cara I
1. Pengambilan sampel udara
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Masukkan absorban SOyang telah dipersiapkan sebanyak 20 ml ke dalam
tabung midget impinge
c. Hubungkan Midget impinger dengan pompa penghisap (pompa vacum).
d. Pasang Midget impinger yang berisi absorban SO pada gas sampler
e. Pasang pula midget impinjer berisi silica gel pada gas sampler

25
f. Hubungkan selang input dan output pada midget impinjer absorban SO dan
silica gel dengan benar
g. Bawa gas sampler ketempat atau titik pengambilan sampel
h. Letakkan gas sampler dengan ketinggian 1,5 meter dari permukaan tanah.
i. Hidupkan Pompa penghisap udara
j. Atur kecepatan aliran udara (flowrate) 2 L/menit yang terdapat pada gas
sampler, ambil sampel selama 1 jam.
k. Setelah 30 menit matikan pompa penghisap.
l. Bawa sampel udara yang sudah diambil tadi ke laboratorium untuk dianalisa

2. Analisa dengan Spektrofotometer


a. siapkan larutan absorban SO (sampel) dan larutan absorban SO (blanko)
b. pipet 10 ml larutan absorban tersebut dan masukkan kedalam labu ukur 25 ml
c. tambahkan 1 ml asam sulfanilat 0,6 % , 2 ml formaldehid 0,2 %, dan 5 ml
larutan PRA variasi A
d. Paskan larutan dalam labu ukur 25 ml tersebut dengan aquades sampai tanda
batas dan homogenkan
e. Diamkan larutan selama 30 menit
f. Ukur larutan dengan spektrofotometer panjang gelombang 548 nm
g. Hitung kadar SO
Kadar SO = (A + 0,0016) x volume absorban x suhu (K) x volume STP x 200.000
1,1326 x f.rate x waktu sampling x 273 x BM SO2

B. Cara II
1. Penetapan kadarSO2 menggunakan Na2SO2
a. siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. siapkan Erlenmeyer yang sudah berlabel sampel dan blanko
c. masukkan 25 ml aquadest kedalam Erlenmeyer blanko
d. masukkan 25 ml Na2SO2 kedalam Erlenmeyer sampel
e. tambahkan kedalam masing-masing Erlenmeyer 50 ml larutan I2 0,01 N
f. f.tutup dan diamkan kedua Erlenmeyer berisi larutan selama 5 menit
g. siapkan buret yang sudah berisikan larutan natrium tio sulfat 0,01 N
h. titrasi larutan dalam Erlenmeyer menggunakan larutan tiosulfat diburet sampai
terjadi perubahan warna menjadi warna kuning

26
i. tambahkan amilum sebanyak 2-3 tetes akan terjadi perubahan warna menjadi biru tua
j. lanjutkan titrasi sampai warna berubah pertama kali menjadi bening.
k. Hitung kadar SO2 menggunakan rumus
SO2 (mg/L) =(A–B)xNxK
V (ml)
2. Pembuatan larutan standar SO2
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Hitung volume larutan standar SO2 1000 ppm yang akan diambil berdasarkan
konsentrasi larutan standar, yaitu konsentrasi 0,00 Ppm ( blanko ) ; 0,50 Ppm;
1,00 Ppm;1,50 Ppm; 2,00 Ppm; 2,50 Ppm.
Dengan rumus : V1. Ppm1 = V2. Ppm2

c. Siapkan labu ukur 25 ml sesuai keperluan dan beri label pada masing- masing
labu ukur sesuai dengan konsentrasi larutan
d. Masukkan larutan standar SO2 1000 Ppm ke dalam buret dan paskan pada
skala 0 ml diburet
e. Turunkanlarutanstandar SO2didalam buret ke dalam masing-masing labu ukur
25 ml sesuai dengan volume yang sudah dihitung tadi.
f. Kemudian tambahkan 1 ml asam sulfanilat 0,6 % , 2 ml formaldehid 0,2 %,
dan 5 ml larutan PRA variasi A
g. Paskan larutan dalam labu ukur 25 ml tersebut dengan aquades sampai tanda
batas dan homogenkan
h. Homogenkan larutan dengan cara dibolak balik sebanyak 12 kali
i. Ukur kadar SO2 menggunakan spektofotometer panjang gelombang 548 nm
j. Alurkan hasil pada kurva kalibrasi larutan standar.

3.4 Pemeriksaan kadar carbon dioksida (CO)dalam sampel gas udara

3.4.1Alat yang digunakan

No Nama Alat Banyak


1 Midget impinger 4 buah
2 Air polution pump 1 buah
3 Selang 4 buah

27
4 Pipet ukur 10 ml 1 buah
5 Karet hisap 1 buah
6 Spektrofotometer 1 buah
7 Kuvet 2 buah
8 Labu semprot 1 buah
9 Anemometer 1 buah
10 Humiditymeter 1 buah

3.4.2Bahan yang digunakan


No Nama Bahan Jumlah
1 Aquades 500 ml
2 Absorban CO (Perak Nitrat 10 ppm) 20 ml
3 Silika gel 5 gram

3.4.3 Prosedur kerja


1. Pengukuran Kecepatan angin (Anemometer)
a. Bawa alat ke tempat pengukuran kecepatan angin
b. Atur tinggi pengukuran setinggi 1,5 m diatas permukaan tanah
c. Arahkan alat kearah angin berhembus
d. Tekan tombol power pada alat
e. Lakukan pengukuran selama 30 menit.
f. Lihat angka yang sering muncul atau konstan
g. Kemudian catat hasil yang ada pada monitor setiap 1 menit sekali
h. Buat tabel pengamatan dan hitung rata-rata kecepatan angin.
2. Pembuatan Larutan Absorban Karbon Monoksida (CO)
a. Buat larutan perak nitrat 10 ppm.
b. Kemudian tambahkan larutan ammonia sampai larutan jenuh, dimana larutan
ammonia yang ditambahkan tidak larut lagi.
3. Pengambilan Sampel udara
a. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b. Masukkan absorban CO (larutan perak amoniakal) yang telah dipersiapkan
sebanyak 20 ml ke dalam tabung midget impinger

28
c. Hubungkan Midget impinger dengan pompa penghisap (pompa vacum).
d. Pasang Midget impinger yang berisi absorban CO pada gas sampler
e. Pasang pula midget impinjer berisi silica gel pada gas sampler
f. Hubungkan selang input dan output pada midget impinjer absorban CO dan
silica gel dengan benar
g. Bawa gas sampler ketempat atau titik pengambilan sampel
h. Letakkan gas sampler dengan ketinggian 1,5 meter dari permukaan tanah.
i. Hidupkan Pompa penghisap udara
j. Atur kecepatan aliran udara (flowrate) 2 L/menit yang terdapat pada gas
sampler, ambil sampel selama 1 jam
k. Setelah 1 jam matikan pompa penghisap.
l. Bawa sampel udara yang sudah diambil tadi ke laboratorium untuk dianalisa
4. Analisa kadar CO dengan spektrofotometer
a. Ambil gas CO yang sudah terperangkap dalam midget impinger
b. Pipet 10 ml absorban CO yang sudah berisi sampel tersebut dan masukkan
kedalam kuvet
c. Siapkan juga larutan absorban CO yang baru (blanko) dan masukkan kedalam
kuvet
d. Hidupkan spektrofotometer dengan menekan tombol on dan tunggu 15 menit
e. Atur alat ke absorban ( A )
f. Atur panjang gelombang dengan menekan tombol Go To kemudian masukkan
panjang gelombang yang akan digunakan yaitu 550 nm
g. Lap kering kuvet usahakan jangan tersentuh oleh tangan(gunakan tissue)
h. Masukkan kuvet berisi absorban CO (blanko) kedalam spektro sesuaikan
sejajar diamond dengan posisinya.
i. Tutup spektro dan tekan tombol zero
j. Ambil kuvet yang telah dimasukkan tadi dan lanjutkan dengan kuvet yang
berisi larutan absorban CO (sampel)
k. Lap kering kuvet usahakan jangan tersentuh oleh tangan(gunakan tissue)
l. Masukkan lagi kuvet kedalam spektro sesuaikan sejajar diamond dengan
posisinya
m. Catat absorban yang terbaca dilayar monitor spektrofotometer
n. Hitung kadar CO dengan rumus
Kadar CO (mg/L) =(A + 0,0021) x vol penyerap x 298 x 22,4 x 113.000

29
0,3897x f.rate x waktu x 273 x BM CO
Keterangan :
A = Absorbance yang terbaca pada spektrofotometer
22,4 = Volume udara
273 = Derjad kelvin
0,0021= Faktor koreksi

30
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan CO


Suhu = 38,360C
Kelembapan = 46,4 %
1. Perhitungan Absorban
Kadar CO = (A + 0,0007) x vol absorban x suhu (K) x vol. STP x 18.500
0,896 x f.rate x waktu sampling x 273 x BM NO2
= (0,017 + 0,0007) x 20 ml x 298 x 22,4 x 18.500
0,896 x 2 x 60 x 273 x 46
= (0,0177) x 20 x 298 x 22,4 x 18.500
0,896 x 2 x 60 x 273 x 46
= 43.715.884,8
1.350.236,16
= 32,3765 µg/m3

2. Perhitungan ISPU
Ia  Ib
I ( Xa  Xb)  Ib
Xa  Xb
300  200
I  (32.3765  17)  200
34  17
100
I  (15.376)  200
17
I  5.88(15.376)  200
I  290.41µg 3
m

3. Pembahasan
Analisis yang dilakukan pada praktikum ini ialah penentuan kadar CO dalam sampel
udara dengan teknik spektrofotometri. Dimana sampel udara kami ambil didepan gedung
direktorat Poltekkes Kemenkes Padang. Dari praktikum yang telah dilaksanakan di
laboratorium didapatkan kadar CO yang terdapat dalam sampel adalah 2.380,22 ug/Nm3.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang pengendalian
pencemaran udara kadar maksimum CO yang diperbolehkan untuk pengukuran selama 1

31
jam adalah 30.000 ug/Nm3. Jadi dapat disimpulkan sampel yang kita analisa berada
dalambaku mutu untuk CO dan tidak mencemari udara di lingkungan.
Apabila CO terlalu tinggi akan memberikan dampak yang bervasiasi tergangtung
dari status kesehatan seseorang pada saat terpajan .Pada beberapa orang yang berbadan
gemuk dapat mentolerir pajanan CO sampai kadar HbCO dalam darahnya mencapai 40%
dalam waktu singkat. Tetapi seseorang yang menderita sakit jantung atau paru-paru akan
menjadi lebih parah apabila kadar HbCO dalam darahnya sebesar 5–10%. Pengaruh CO
kadar tinggi terhadap sistem syaraf pusat dan sistem kardiovaskular telah banyak
diketahui. Namun respon dari masyarakat berbadan sehat terhadap pemajanan CO kadar
rendah dan dalam jangka waktu panjang, masih sedikit diketahui.
Berdasarkan ISPU terhitung terdapat hasil 290.41 µg/m3. Berdasarkan hasil ISPU
yang kami dapatkan yaitu melebihi ambang batas.Dan Udara tersebut termasuk kategori
sangat tidak sehat.Dapat merugikan kesehatan pada sejumlah segmen populasi yang
terpapar.

4.2 Hasil dan Pembahasan NO


Suhu = 38,360C
Kelembapan = 46,4 %
1.Perhitungan Absorban
Kadar NO =(A + 0,0021) x vol absorban x suhu (K) x v.STP x 113.000

0,3897 x laju aliran udara x waktu x 273 x BM CO

= ( 0,012 + 0,0021) x 20 ml x 298 x 22,4 x 113.000


0,3897 x 2 L/menit x 30 menit x 273 x 28

= 0,0141 x 20 ml x 298 x 22,4 x 113.000


0,3897 x 2 x 30 x 273 x 28

= 212.711.923,2
178.732,008
= 1.190,11 µg/m3
Dikali 2 karena waktunya 60 menit;1.190,11x 2 = 2.380,22 µg/m3

32
2.Perhitungan ISPU
Ia  Ib
I ( Xa  Xb)  Ib
Xa  Xb
400  300
I  (2380.22  2260)  300
300  2260
100
I  (120.22)  300
740
I  0.13(120.22)  300
I  315.62 µg 3
m
3.Pembahasan
Analisis yang dilakukan pada praktikum ini ialah penentuan kadar NO x dalam sampel
udara dengan teknik spektrofotometri. Dimana sampel udara kami ambil didepan gedung
direktorat Poltekkes Kemenkes Padang. Dari praktikum yang telah dilaksanakan di
laboratorium didapatkan kadar NOx yang terdapat dalam sampel adalah 2.380,22 ug/Nm3.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang pengendalian
pencemaran udara kadar maksimum NOx yang diperbolehkan untuk pengukuran selama 1
jam adalah 400 ug/Nm3. Jadi dapat disimpulkan sampel yang kita analisa tidak berada dalam
baku mutu untuk NOx dan dikategorikan mencemari udara di lingkungan.
Apabila kadar NO terlalu tinggi dapet menyebabkan keracunan NO yang mengakibatkan
kematian. Diudara ambien yang normal, NO dapat mengalami oksidasi menjadi NO2 yang
bersifat racun.Penelitian terhadap hewan percobaan yang dipajankan NO dengan dosis yang
sangat tinggi, memperlihatkan gejala kelumpuhan sistim syarat dan kekejangan.
Berdasarkan ISPU terhitung terdapat hasil 315,62µg/m3.Berasarkan hasil ISPU yang
didapatkan melebihi ambang batas. Dan termasuk kategori berbahaya dan secara umum dapat
merugikan kesehatan.

33
4.3 Hasil dan Pembahasan SO
Suhu = 38,360C
Kelembapan = 46,4 %
1.Perhitungan Absorban
Kadar SO = ( A + 0,0016 ) x volume absorban x 298 x volume STP x 200.000

1,1326 x f.rate x waktu x 273 x BM (SO)

= ( 0,001 + 0,0016 ) x 20 ml x 298x 22,4x 200.000

1,1326 x 2 L/menit x 30 x 273 x 64


= 0,0026 x 20 x 298 x 22,4 x 200.000
1,1326 x 2 x 30 x 273 x 64

= 69.422,080
1.187.327,23
= 58,469 µg/m3
Dikali 2 karena waktunya 60 menit :58,469x2=116,94 µg/m3

2.Perhitungan ISPU
Ia  Ib
I ( Xa  Xb)  Ib
Xa  Xb
100  50
I  (116.94  80)  50
365  80
50
I  (36.94)  50
285
I  0.175(36.94)  50
I  56.46 µg 3
m
3.Pembahasan
Analisis yang dilakukan pada praktikum ini ialah penentuan kadar SOx dalam sampel
udara dengan teknik spektrofotometri. Dimana sampel udara kami ambil didepan
gedungdirektorat Poltekkes Kemenkes Padang. Dari praktikum yang telah dilaksanakan di
laboratorium didapatkan kadar SOx yang terdapat dalam sampel adalah 116,94 ug/Nm3.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 Tahun 1999 tentang pengendalian
pencemaran udara kadar maksimum SOx yang diperbolehkan untuk pengukuran selama 1 jam

34
adalah 900 ug/Nm3. Jadi dapat disimpulkan sampel yang kita analisa berada dalam baku mutu
untuk SOx dan belum dikategorikan mencemari udara di lingkungan.
Apabila kadar SO terlalu tinggi SO dapat menimbulkan dampak terhadap manusia dan
hewan, kerusakan pada tanaman terjadi pada kadasr sebesar 0,5 ppm. Pengaruh utama
polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistim pernafasan. Beberapa penelitian
menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar SO2 sebesar 5 ppm atau lebih
bahkan pada beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap
pencemar yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang
mengalami penyakit khronis pada sistem pernafasan kadiovaskular.
Hasil ISPU terhitung yaitu 56.46 µg/m3.Berdasarkan hasil ISPU yang didapatkan udara
tersebut termasuk dalam kategori sedang.Tidak berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun
hewan.

35
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1 Alat yang digunkan dalam pemeriksaan CO,NO,dan SO pada sampel gas di udara
adalah Midget Impinger ,Air polution pump,spektrofotometer,Anemometer,dan
Humiditymeter.sedangkan bahan yang kita butuhkan adalah Aquades,silika
gel,Larutan penyerap NO,Larutan penyerap SO dan Absorban CO (perak nitrat
10 ppm).
2 Dalam pemeriksaan sampel gas CO,SO dan NO,ada beberapa metode yaitu dari
dapartemen kesehatan dan prosedur SNI,serta membandingkan hasil yang
didapatkan dengan metode ISPU(indeks standar pencemaran udara).
3 Dari hasil pemeriksaan sampel gas CO,NO dan SO dari perhitungan ISPU di
peroleh sebagai berikut:CO → 290.41 µ/m³ , SO → 56.46 µ/m³ dan NO →
315.62 µ/m³ .

5.2 Saran
5.2.1 Mahasiswa
a. Dalam pengukuran sampel gas CO,NO dan SO ,yang didapatkan apabila
melebihi standar maka wajib dilakukan pengolahan,pengendalian ataupun
pencegahan.
b. Saat melakukan praktikum sebaiknya lakukan dengan serius dan tidak main-
main,supaya didapatkan hasil yang benar/akurat.

5.2.2 Kampus
a. Seharusnya alat yang lama sebaiknya diperbaiki/diservice agar didapatkan hasil
pengukuran yang akurat.

36
DAFTAR PUSTAKA

http://puu-pi.menlh.go.id/pdf/ind/IND-PUU-3-1999-PP-41-1999.pdf

http://blogdewianisa.blogspot.co.id/2013/05/instrument-midget-impinger.html

https://www.google.co.id/search?q=http://bioryzarticle.blogspot.co.id/2012/01/pengukuran-
kualitasudara.html+(Diakses+tanggal+23+Maret+2018)&spell=1&sa=X&ved=0ahUKEwj
945b2nNLaAhUILY8KHYbgBk4QBQgkKAA&biw=1366&bih=677

SNI 19-7119.4-2005, tentang cara uji kadar Udara Ambien

http://www.academia.edu/6888547/Air-
pollution_analyses_SOx_NOx_and_CO_gasses(Diakses tanggal 27 Maret 2018)

http://aldilah-bagas-d.blog.ugm.ac.id/2012/06/17/pencemaran-udara/ (Diakses tanggal 23


Maret 2018)

http://bioryzarticle.blogspot.co.id/2012/01/pengukuran-kualitas-udara.html

37

Anda mungkin juga menyukai