Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

FILSAFAT PENDIDIKAN

Tentang

Hakekat Manusia dan Eksistensinya

dalam Pendidikan

Oleh :

Marhatun Fauziah

2020116

Kelas : PGSD D

Dosen Pengampu : Ena Suma Indrawati, M.Pd

Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar

UNIVERSITAS ADZKIA

2023
Mendidik Manusia Secara Manusiawi

A. Hakikat Manusia, Tugas dan Fungsi Manusia


1. Hakikat Manusia
Menurut ahli psikologi menyatakan bahwa hakikat manusia adalah rohani, jiwa atau
psikis.Hakikat manusia adalah sebagai makhuk yang diberikan kesempurnaan dari seluruh
makhluk yang telah diciptakan, dilengkapi dengan alat indera yang memungkinkan untuk dapat
bertahan hidup dengan kemampuan akal sebagai anugerah terbesar.Manusia merupakan makhluk
Allah SWT yang paling sempurna dan sebaik-baik ciptaan yang dilengkapi dengan akal pikiran.
Hakikat manusia adalah kompleksitas yang mencakup dimensi fisik, emosional,
intelektual, sosial, dan spiritual.Manusia bukan hanya entitas biologis, tetapi juga makhluk yang
memiliki kapasitas untuk berpikir, merasakan, dan bertindak.Dalam inti eksistensinya, manusia
adalah makhluk yang terus berkembang, memiliki kemampuan untuk belajar, beradaptasi, dan
mengubah lingkungan sekitarnya.
Aspek fisik manusia memainkan peran dalam keterbatasan dan kekuatan yang dimiliki
individu.Namun, lebih dari sekadar organ dan sistem tubuh, hakikat fisik manusia juga
mencakup peranannya sebagai wadah bagi pengalaman manusia di dunia ini.Kesehatan fisik
merupakan bagian integral dari keberadaan manusia, memengaruhi kualitas hidup dan
kemampuan individu dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
Selain dimensi fisik, hakikat manusia juga melibatkan dimensi emosional.Manusia
memiliki beragam perasaan, dari kegembiraan hingga kesedihan, dari rasa takut hingga rasa
cinta.Emosi memainkan peran penting dalam mempengaruhi perilaku, keputusan, dan interaksi
sosial manusia. Pemahaman akan emosi membantu individu dalam mengelola konflik,
mengembangkan empati, dan membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.
Dimensi intelektual manusia merupakan ciri khas yang membedakan dari makhluk lain di
planet ini. Kemampuan untuk berpikir, belajar, memecahkan masalah, dan mencipta merupakan
aspek penting dari hakikat manusia.Ini melibatkan pengembangan pengetahuan, keterampilan,
dan pemahaman terhadap dunia di sekitarnya.
Sosialitas juga merupakan bagian tak terpisahkan dari hakikat manusia. Manusia
merupakan makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang lain untuk berkembang
dan bertahan. Hubungan manusia dengan sesama menciptakan jaringan sosial yang penting
untuk pertumbuhan pribadi dan perkembangan masyarakat.
Di luar dimensi-dimensi tersebut, hakikat manusia juga mencakup aspek spiritual. Ini
bukan hanya tentang kepercayaan agama, tetapi juga tentang pencarian makna, pemahaman akan
diri, dan hubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari dirinya sendiri. Spiritualitas memainkan
peran penting dalam memberikan orientasi dan tujuan hidup bagi individu.
Keseluruhan, hakikat manusia adalah kompleksitas yang memadukan beragam dimensi
dan aspek yang saling terkait. Pemahaman akan hakikat manusia membantu dalam
pengembangan pribadi, menjembatani hubungan dengan orang lain, serta menciptakan
peradaban yang lebih baik dan berkelanjutan.Manusia merupakan makhluk Allah SWT yang
paling sempurna dan sebaik-baik ciptaan yang dilengkapi dengan akal pikiran.

2. Tugas Manusia
Tugas manusia merupakan serangkaian tanggung jawab yang terkait dengan eksistensi
dan peran mereka dalam kehidupan.Secara umum, tugas manusia dapat dikelompokkan ke dalam
beberapa aspek yang mencakup dimensi pribadi, sosial, moral, dan lingkungan.
1) Tugas Pribadi: Ini meliputi tanggung jawab individu terhadap dirinya sendiri. Tugas ini
mencakup pengembangan potensi diri, menjaga kesehatan fisik dan mental, serta
pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang dapat memperkaya kehidupan
individu. Selain itu, tugas pribadi juga mencakup pengelolaan waktu, kemampuan
untuk mengelola emosi, dan mengejar kehidupan yang seimbang dan bermakna.
2) Tugas Sosial: Manusia adalah makhluk sosial, sehingga memiliki tanggung jawab
terhadap interaksi mereka dengan orang lain. Tugas sosial ini termasuk membangun
hubungan yang sehat, memberikan dukungan kepada sesama, dan berpartisipasi aktif
dalam kehidupan masyarakat. Ini juga mencakup tanggung jawab terhadap keluarga,
membantu orang lain, dan menjadi bagian dari komunitas yang inklusif.
3) Tugas Moral: Manusia memiliki tanggung jawab moral terhadap tindakan dan
keputusan yang mereka ambil. Ini mencakup mempraktikkan nilai-nilai seperti
kejujuran, keadilan, empati, dan integritas dalam interaksi sehari-hari. Tanggung jawab
moral juga berkaitan dengan kesadaran akan dampak dari tindakan mereka terhadap
orang lain dan lingkungan.
4) Tugas Lingkungan: Manusia memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan di
sekitarnya. Ini melibatkan pelestarian alam, pengelolaan sumber daya secara bijaksana,
serta partisipasi aktif dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Tanggung jawab ini
termasuk kesadaran akan dampak aktivitas manusia terhadap ekosistem dan kewajiban
untuk melindungi bumi bagi generasi mendatang.

3. Fungsi Manusia
Tujuan manusia adalah sebagai berikut :
a. Menjadi ‘Abdullah, hal ini merujuk pada ayat Alquran surat az-Zariyat: 56, yang
bunyinya “tujuan utama penciptaan manusia ialah agar menusia beribadah kepada-Nya”.
Karena tujuan beribadah dalam Islam bukan hanya membentuk kesalehan individual,
tetapi juga kesalehan sosial, yang keduanya tidak dapat dipisahkan.
b. Sebagai Khalifah, merujuk pada surat al-Baqarah: 30, Yunus: 14, dan surat al An’am:
165 yang berbunyi: “manusia diciptakan untuk diperankan sebagai wakil Tuhan di muka
bumi”. Karena Allah Zat yang menguasai dan memelihara alam semesta, maka tugas
manusia sebagai wakil Tuhan ialah menata dan memelihara serta melestarikan dan
menggunakan alam ini dengan sebaik- baiknya.
c. Jika tujuan yang pertama dan kedua lebih difokuskan pada tanggung jawab individu,
tujuan penciptaan yang ketiga ini menegaskan perlunya tanggung jawab bersama dalam
menciptakan tatanan kehidupan dunia yang damai.Hal ini merujuk pada surat al-Hujurat:
13 seperti yang sudah disebutkan sebelumnya. Hal ini berimplikasi, bahwa jika manusia
dipandang sebagai sosok individual- religiustik, bukan sebagai sosok Insān-sosial
religiustik, akan membatalkan fungsi manusia sebagai “wakil Tuhan” dimuka bumi guna
memakmurkan alam semesta. Sebab dalam pelaksanaannya manusia senantiasa tetap
memerlukan interaksi dari orang lain atau makhluk lainnya.
Fungsi manusia mencakup serangkaian proses biologis, psikologis, dan sosial yang
memungkinkan mereka bertahan hidup, berinteraksi dengan lingkungan, dan berkontribusi dalam
masyarakat. Fungsi-fungsi utama manusia dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori
yang meliputi:
1) Fungsi Biologis: Ini mencakup berbagai proses tubuh yang memungkinkan kehidupan.
Fungsi biologis melibatkan sistem organ tubuh seperti sistem pencernaan, pernapasan,
peredaran darah, dan reproduksi. Setiap sistem ini memiliki peran penting dalam
mempertahankan kehidupan manusia.
2) Fungsi Kognitif: Manusia memiliki kemampuan kognitif yang luas, seperti pemikiran,
persepsi, memori, bahasa, dan kemampuan belajar. Fungsi kognitif memungkinkan
manusia untuk mengumpulkan informasi, memprosesnya, dan membuat keputusan
yang tepat. Kemampuan ini juga memungkinkan mereka untuk berkembang secara
intelektual.
3) Fungsi Emosional: Fungsi emosional mencakup kemampuan untuk merasakan,
mengungkapkan, dan mengelola emosi. Ini termasuk mengenali dan mengatur emosi,
serta mengekspresikan perasaan dengan tepat dalam berbagai situasi. Kemampuan ini
memungkinkan manusia untuk memahami diri sendiri dan orang lain.
4) Fungsi Sosial: Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan akan interaksi
dan koneksi dengan orang lain. Fungsi sosial mencakup kemampuan untuk
berkomunikasi, bekerja sama, berkolaborasi, dan membangun hubungan interpersonal
yang sehat. Ini juga melibatkan pemahaman tentang norma sosial, peran, dan tanggung
jawab dalam masyarakat.
5) Fungsi Adaptasi Lingkungan: Manusia memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan
lingkungan mereka. Ini termasuk kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan lingkungan, memanfaatkan sumber daya yang ada, dan mengembangkan
teknologi serta strategi untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Fungsi-fungsi ini bekerja bersama-sama membentuk eksistensi manusia yang
kompleks.Mereka tidak hanya memungkinkan individu untuk bertahan hidup, tetapi juga
untuk berkembang, berinteraksi, dan memberikan kontribusi positif dalam masyarakat.
Pengetahuan akan fungsi-fungsi ini membantu dalam memahami bagaimana manusia
beroperasi secara holistik dalam berbagai konteks kehidupan mereka.

B. Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Filosofi


Pengembangan sumber daya manusia dari perspektif filosofi melibatkan pemahaman
mendalam akan esensi manusia dan tujuan keberadaannya. Filosofi mendukung ide bahwa
pengembangan sumber daya manusia tidak hanya berkaitan dengan peningkatan keterampilan
teknis, tetapi juga memperhatikan pertumbuhan spiritual, moral, dan intelektual individu. Ini
melibatkan pengakuan akan nilai-nilai, prinsip, dan tujuan yang membimbing proses
pengembangan manusia. Filosofi memberikan landasan bagi proses refleksi diri yang mendalam,
memungkinkan individu untuk mengeksplorasi makna keberadaannya dan perannya dalam
masyarakat.
Pengembangan sumber daya manusia dari perspektif filosofi juga mengedepankan
pentingnya pendidikan sebagai sarana untuk mencapai potensi tertinggi manusia.Filosofi
pendidikan menekankan pada kebebasan individu untuk belajar dan berkembang, serta
mempromosikan gagasan bahwa pendidikan harus memperkaya jiwa dan membantu manusia
dalam menemukan makna hidupnya. Sumber daya manusia yang berkembang dengan baik bukan
hanya yang memiliki keahlian teknis yang tinggi, tetapi juga memiliki pemahaman yang dalam
akan moralitas, etika, dan nilai-nilai kemanusiaan.
Filosofi juga menekankan pentingnya konteks sosial dalam pengembangan sumber daya
manusia.Ini berarti tidak hanya melihat individu secara terpisah, tetapi juga memperhatikan
bagaimana individu tersebut berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.Pengembangan sumber
daya manusia dalam perspektif filosofi mengajarkan pentingnya keadilan, kebebasan, dan
tanggung jawab sosial.Hal ini mendorong individu untuk berkontribusi secara positif bagi
masyarakat, tidak hanya untuk kepentingan pribadi, tetapi juga untuk kesejahteraan bersama.
Pada intinya, filosofi dalam pengembangan sumber daya manusia menekankan pada
pentingnya melihat manusia sebagai entitas yang kompleks dan multidimensional.
Pengembangan sumber daya manusia tidak hanya tentang peningkatan kapasitas individu dalam
bidang tertentu, tetapi juga tentang pengembangan moralitas, spiritualitas, dan kesadaran akan
keberadaan sebagai makhluk sosial. Filosofi memberikan landasan yang kuat bagi upaya
pengembangan sumber daya manusia yang holistik, memastikan pertumbuhan manusia secara
keseluruhan yang mampu memberikan kontribusi positif bagi dirinya sendiri dan
masyarakat.Pengembangan sumber daya manusia dari perspektif filosofi melibatkan pemahaman
mendalam akan esensi manusia dan tujuan keberadaannya. Filosofi mendukung ide bahwa
pengembangan sumber daya manusia tidak hanya berkaitan dengan peningkatan keterampilan
teknis, tetapi juga memperhatikan pertumbuhan spiritual, moral, dan intelektual individu. Ini
melibatkan pengakuan akan nilai-nilai, prinsip, dan tujuan yang membimbing proses
pengembangan manusia. Filosofi memberikan landasan bagi proses refleksi diri yang mendalam,
memungkinkan individu untuk mengeksplorasi makna keberadaannya dan perannya dalam
masyarakat.
C. Hakikat Pendidikan
Istilah pendidikan berasal dari Bahasa Yunani “Paedagogie” yang akar katanya adalah
“pais” yang berarti anak dan “again” yang berarti bimbingan. Jadi paedagogie berarti bimbingan
yang diberikan kepada anak. Sementara itu, dalam Bahasa Inggris, pendidikan disebut dengan
Education, yang berasal dari Bahasa Yunani “Educare” yang memiliki arti membawa keluar
yang tersimpan dalam jiwa anak, untuk dituntun agar tumbuh dan berkembang (dalam Asfar,
dkk., 2020).
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia yang
berfikir bagaimana menjalani kehidupan dunia ini dalam rangka mempertahankan hidup dalam
hidup dan penghidupan manusia yang mengamban tugas dari sang kholiq untuk beribadah.
Hakikat Pendidikan adalah pendidikan untuk manusia dan dapat diperoleh selama
manusia lahir hingga dewasa. Pada hakikatnya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki potensi spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara (Achmad Munib, 2004: 142).
Hal di atas menjelaskan bahwa pendidikan merupakan suatu upaya yang terencana, yang
dilakukan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik.Potensi yang dimiliki
oleh setiap peserta didik tentu berbeda–beda, yang nantinya adalah tugas seorang pendidik untuk
mampu melihat dan mengasah potensi–potensi yang dimiliki peserta didiknya sehingga mampu
berkembang menjadi manusia berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan mempunyai tugas untuk menghasilkan generasi yang baik, manusia–manusia
yang lebih berbudaya, manusia sebagai individu yang memiliki kepribadian yang lebih baik.
Tujuan pendidikan di suatu negara akan berbeda dengan tujuan pendidikan di negara lainnya,
sesuai dengan dasar negara, falsafah hidup bangsa, dan ideologi negara tersebut.

D. Eksistensi Pendidikan Dalam Pengembangan Fitrah Manusia


Pendidikan memiliki peran penting dalam mengembangkan fitrah manusia.Konsep
eksistensi pendidikan tidak hanya terbatas pada pemahaman kognitif semata, tetapi juga
membentuk moral, nilai-nilai, dan kesadaran spiritual seseorang. Melalui proses pendidikan yang
holistik, manusia dapat menggali dan mengasah potensi fitrahnya. Pendidikan memfasilitasi
pemahaman akan nilai-nilai kebaikan, keadilan, dan empati, yang merupakan inti dari fitrah
manusia. Dengan demikian, pendidikan menjadi jembatan yang menghubungkan antara
kemampuan intelektual dan kepekaan moral, memungkinkan individu untuk tumbuh sebagai
manusia yang utuh.
Aspek fisik, mental, emosional, dan spiritual seseorang dihargai dalam pendidikan yang
bertujuan untuk memperkuat fitrah manusia.Ini berarti tidak hanya memberikan pengetahuan,
tetapi juga membangun keterampilan sosial, kepemimpinan, serta memperkuat koneksi individu
dengan lingkungan sekitarnya. Seiring dengan itu, pendidikan juga menjadi wahana untuk
mempertajam kesadaran akan peran manusia dalam menjaga alam dan keberlangsungan
lingkungan hidup.
Eksistensi pendidikan dalam mengembangkan fitrah manusia juga mencakup
pengembangan spiritualitas.Melalui pendidikan, individu diberi kesempatan untuk memahami
nilai-nilai spiritual, menemukan makna hidup, dan mengeksplorasi dimensi-dimensi yang lebih
dalam dari eksistensi manusia. Dengan memahami dan menghargai nilai-nilai ini, individu
menjadi lebih mampu mengatasi tantangan hidup dengan bijak dan menghadapi perubahan
dengan keteguhan batin.
Ketika pendidikan memperhatikan dan menghormati fitrah manusia, ia tidak hanya
menjadikan individu lebih kompeten secara intelektual, tetapi juga lebih bijaksana secara moral,
lebih berempati, dan lebih menyadari kedudukannya dalam lingkungan alam semesta. Fitrah
manusia yang dikembangkan melalui pendidikan yang menyeluruh memainkan peran krusial
dalam membentuk masyarakat yang beradab, penuh empati, serta lebih baik secara moral dan
etis.

E. Hakikat Pengembangan pendidikan Secara Manusiawi


Pengembangan pendidikan secara manusiawi melibatkan pendekatan yang holistik,
mempertimbangkan tidak hanya aspek akademis, tetapi juga aspek-aspek psikologis, sosial, dan
moral manusia.Pendidikan manusiawi berfokus pada pengembangan individu secara
menyeluruh, mempersiapkan mereka untuk menjadi anggota masyarakat yang berdaya,
bertanggung jawab, dan berempati.
Aspek penting dari pendidikan manusiawi adalah penekanan pada pengembangan
karakter dan nilai-nilai.Ini melibatkan pembelajaran bukan hanya tentang ilmu pengetahuan dan
keterampilan, tetapi juga tentang etika, moralitas, kejujuran, dan empati. Pendidikan manusiawi
berusaha untuk menciptakan lingkungan di mana siswa dapat mengembangkan kepribadian
mereka, belajar menghargai perbedaan, serta menjadi individu yang sadar akan dampak tindakan
mereka terhadap dunia di sekitarnya.
Selain itu, pendidikan manusiawi menekankan pentingnya perkembangan sosial dan
keterampilan interpersonal. Siswa tidak hanya belajar untuk berhasil secara pribadi, tetapi juga
diajarkan untuk bekerja sama, berkolaborasi, dan berinteraksi secara produktif dengan orang lain
dalam berbagai konteks. Ini membantu mereka membangun hubungan yang sehat dan
berkontribusi positif dalam masyarakat.
Pendekatan manusiawi dalam pendidikan juga memperhatikan kebutuhan individu secara
unik. Setiap siswa dianggap memiliki kekuatan, minat, dan gaya belajar yang berbeda. Oleh
karena itu, metode pembelajaran yang beragam dan inklusif digunakan untuk mendukung
pertumbuhan serta potensi setiap siswa.
Pendidikan manusiawi bukan hanya tentang menyampaikan pengetahuan, tetapi juga
tentang membentuk karakter, nilai-nilai, keterampilan, serta kesiapan individu untuk menghadapi
tantangan kehidupan.Ini mendorong siswa untuk menjadi individu yang berpikiran terbuka,
kreatif, dan siap menghadapi dunia yang terus berkembang dengan segala kompleksitasnya.
DAFTAR PUSTAKA

Arfani, L. (2018). Mengurai hakikat pendidikan, belajar dan pembelajaran. Pelita Bangsa
Pelestari Pancasila, 11(2).
Mualimin, M. (2017).Konsep Fitrah Manusia Dan Implikasinya Dalam Pendidikan
Islam. KONSEP FITRAH MANUSIA DAN IMPLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN
ISLAM, 8(2), 249-266.
Nawangsih, E., & Achmad, G. H. (2022).Hakikat Manusia dalam Konteks Pendidikan
Islam. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 4(2), 3034-3044.
Octaviana, D. R., & Ramadhani, R. A. (2021). Hakikat Manusia: Pengetahuan (Knowladge),
Ilmu Pengetahuan (Sains), Filsafat Dan Agama. Jurnal Tawadhu, 5(2), 143-159.
Rahman, A. (2022). Tugas Manusia Dalam Perspektif Filsafat Pendidikan Islam. PESHUM:
Jurnal Pendidikan, Sosial Dan Humaniora, 1(3), 242-249.

Anda mungkin juga menyukai