1. WAWAN SUKIRMAN
2. HARI SUSANTO
Kata Pengantar
Segala puji bagi Alloh swt yang telah memberikan segala nikmat kepadakita
semua. Sholawat dan salam marilah kita sanjungkan kepada junjungan Nabi
Muhammad saw yang telah membawa ajaran islam yang hakiki.
Sajian dalam makalah
dengan maksud agar mudah dalam penyajiannya serta dapat secara efektif
mencapai tujuan pembelajaran yang dimaksud. Dosen memberikan tugas kepada
kami selaku mahasiswa agar dapat mengembangkan sendiri pengalaman belajar
secara bermakna dengan tetap berpatokan pada tujuan dan materi pembelajaran
yang ada.
Dalam makalah ini kami mendapat tugas membahas salah satu kajian di
dalam mata kuliah Ilmu Sosial dan Kebudayaan pada bab III yaitu, manusia sebagai
makhluk individu, dan sosial.
Demikian makalah ini dibuat . Kami sadar dalam pembuatan makalah ini
masih banyak kekurangan untuk itu kami mohon saran dan kritik yang membangun
agar menjadi lebih baik di kemudian hari.
Hormat kami,
1. Wawan Sukirman
2. Hari Susanto
Daftar Isi
Bab II Pembahasan............................................................................................
a. Hakikat manusia sebagai individu dan makhluk sosial .
b. Fungsi dan peran manusia sebagai individu dan makhluk sosial...
c. Dinamika interaksi sosial ...
d. Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat ...
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seperti yang kita telah ketahui bahwa manusia merupakan makhluk Tuhan Yang
Maha Esa yang paling sempurna dari makhluk lainnya. Dengan segala kelebihan
yang dimiliki manusia dibanding makhluk lainnya membuat manusia memiliki
kedudukan atau derajat yang lebih tinggi. Manusia juga disertai akal, pikiran,
perasaan sehingga manusia dapat memenuhi segala keinginannya yang diberikan
Tuhan
YME. Kesempurnaan
yang dimiliki
oleh
manusia merupakan
suatu
konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka bumi ini. Tapi
banyak dari mereka yang menyalahgunakan kepemimpinannya untuk melakukan
perbuatan yang tidak baik bahkan ada juga dari mereka yang menghiraukan atau
tidak peduli sama sekali dengan kedudukannya sebagai khalifah di muka bumi
seperti yang sudah tertulis di dalam Al Quran.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka rumusan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini meliputi Hakikat Manusia sebagai Makhluk Individu
dan Sosial, Peranan Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial Manusia sebagai
Makhluk Individu dan Sosial, Dinamika Interaksi Sosial, Dilema Antara Kepentingan
Individu dan Kepentingan Masyarakat.
C. TUJUAN PENULISAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui Hakikat Manusia sebagai
Makhluk Individu dan Sosial, Peranan Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial
Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial, Dinamika Interaksi Sosial, Dilema
Antara Kepentingan Individu dan Kepentingan Masyarakat. Selain itu tujuan dari
penulisan ini adalah agar kita juga dapat mengetahui bahwa kedudukan manusia di
muka bumi ini juga telah tercantum di dalam Al Quran sehingga kepastiannya pun
tak diragukan lagi. Penulisan ini juga bertujuan untuk memenuhi tugas Ilmu Sosial
Budaya Dasar ( ISBD )
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL
1. Hakikat Manusia sebagai makhluk individu
Manusia adalah makhluk individu. Sebagai makhluk individu berarti makhluk
yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya.
Kata "individu" berasal dari kata latin individuum, artinya tidak terbagi. Jadi, kata itu
mengandung pengertian sebagai suatu sebutan yang dapat dipakai untuk
menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Dalam ilmu sosial paham
individu
kehidupan
sosial
kebersamaan.
Ketiga
aspek
tersebut
saling
mempengaruhi,
keguncangan pada satu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya
(Soelaeman, 2001:114).
Untuk menjadi suatu individu yang "mandiri" harus melalui proses yang
panjang. Tahap pertama, melalui proses pemantapan pergaulan yang dilakukan di
lingkungan keluarga. Dalam lingkungan keluarga ini secara bertahap karakter yang
khas akan terbentuk dan mengendap lewat sentuhan-sentuhan interaksi: etika,
estetika, dan moral agama. Sejak manusia dilahirkan, ia membutuhkan proses
pergaulan dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan batiniah dan lahiriah yang
5
membentuk dirinya. Menurut Sigmund Freud, super ego pribadi manusia sudah
mulai terbentuk pada saat manusia berumur 56 tahun (Gerungan, 1980:29).
Makna manusia menjadi individu apabila pola tingkah lakunya hampir identik
dengan tingkah laku masa yang bersangkutan. Proses yang meningkatkan ciri-ciri
individualitas pada seseorang sampai menjadi dirinya sendiri disebut proses
individualisasi atau aktualisasi diri. Individu dibebani berbagai peranan yang berasal
dari kondisi kebersamaan hidup, maka muncul struktur masyarakat yang akan
menentukan kemantapan masyarakat. Individu dalam bertingkah laku menurut
pribadinya ada tiga kemungkinan: menyimpang dari norma kolektif, kehilangan
individualitasnya atau takhluk terhadap kolektif, dan mempengaruhi masyarakat
seperti adanya tokoh pahlawan atau pengacau. Mencari titik optimum antara dua
pola tingkah laku (sebagai individu dan sebagai anggota masyarakat) dalam situasi
yang senantiasa berubah, memberi konotasi "matang" atau "dewasa" dalam konteks
sosial. Sebutan "baik" atau "tidak baik" pengaruh individu terhadap masyarakat
adalah relatif (Soelaeman, 2001:114). Bertolak dari proses penjabaran individualisasi
manusia dalam masyarakat tersebut menunjukkan bahwa manusia memiliki perilaku
yang didorong oleh aspek individu dan aspek sosial.
Meskipun semua manusia sebagai individu memiliki unsur jiwa dan raga yang
menyatu, tetapi antara satu orang dengan orang yang lainnya memiliki perbedaan
dan kekhasannya baik secara fisik dan psikis. Secara fisik misalnya, ada yang
berambut ikal tetapi juga ada yang berambut lurus, ada yang gemuk atau kurus,
tinggi atau pendek, dan seterusnya. Secara psikis juga ada perbedaan, misalnya ada
yang pemalu, pemarah, penyabar, periang, dan lain-lain. Dengan kata lain, individu
dapat dikenali dengan mudah melalui aspek fisik maupun psikisnya. Manusia selaku
makhluk individu di samping memiliki keinginan-keinginan atau motif-motif juga
memiliki kebutuhan-kebutuhan secara pribadi. Motif-motif yang melatarbelakangi
manusia selaku individu berbuat sesuatu memiliki ciri-ciri sebagai berikut: bisa
bersifat majemuk, berubah-ubah, dan berbeda-beda, atau bahkan bisa jadi tidak
disadari oleh individu.
Adapun manusia selaku individu juga membutuhkan berbagai kebutuhan,
antara lain: kebutuhan fisiologis (pakaian, pangan, tempat, seks, dan kesejahteraan
individu), yang kemudian disebut sebagai kebutuhan primer; kebutuhan rasa aman;
6
kebutuhan akan rasa afeksi (yaitu kebutuhan untuk menjalin hubungan atau
keakraban dengan orang lain); kebutuhan akan harga diri (esteem needs);
kebutuhan untuk mengetahui dan memahami (need to know and understand);
kebutuhan rasa estetika (aesthetic needs); kebutuhan untuk aktualisasi diri (self
rasa religiusitas
(order); kebutuhan untuk menarik perhatian orang lain dan berusaha menjadi pusat
perhatian (exhibition); kebutuhan untuk mandiri, tidak mau tergantung orang lain
dan tidak mau diperintah orang lain (autonomy); kebutuhan untuk menjalin
persahabatan dengan orang lain, kesetiaan, berpartisipasi (affiliation); kebutuhan
untuk memahami perasaan dan mengetahui tingkah laku orang lain (intraception);
kebutuhan untuk mendapatkan simpati, bantuan, dan kasih sayang orang lain
yang
secara
pribadi
dimiliki.
Secara
alami
keberadaan
manusia
agama Islam."
Sementara itu, pengertian masyarakat secara luas adalah menunjuk pada
sekelompok orang yang memiliki perasaan tertentu, sehingga menimbulkan keeratan
hubungan di antara anggota-anggotanya. Mereka memiliki rasa persatuan karena
memiliki kebiasaan atau kebudavaan yang sama, logat bahasa yang sama, asal-usul
yang sama, dan bertempat tinggal dalam batas geografis yang sama. Keeratan
hubungan ini lebih dirasakan anggota masyarakatnya daripada oleh orang lain.
Mereka memiliki ikatan norma-norma dan adapt istiadat yang sama, sehingga
masing-masing merasa memiliki dan merasa bertanggung jawab atas keutuhan
masya-rakatnya.
Kesadaran manusia sebagai anggota masyarakat ini dalam lingkup yang lebih
besar lagi adalah bangsa, dan negara. Sebagai makhluk sosial, manusia menyadari
keberadaannya berdasarkan keturunan dari pendahulunya yang memiliki identitas
asal-muasal suku bangsa sehingga memiliki kapasitas tanggung jawab terhadap
kelangsungan suku bangsanya. Demikian juga dalam hal kehidupan bernegara,
manusia sebagai makhluk sosiai tidak terlepas dari kehidupan bernegara. Mereka
memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan warga negara lainnya.
Untuk itu, mereka juga harus memenuhi tanggung jawabnya sebagai warga
negara yang baik. Tugas dan tanggung jawab manusia sebagai warga negara adalah
ikut menjaga keutuhan serta tegaknya negara, dan memenuhi segala peraturan
perundang-undangan yang berlaku
manusia
memilki
harkat
dan
martabat
yang
mempunyai
hak-hak
dasar,dimana setiap manusia memiliki potensi diri yang khas,dan setiap manusia
memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Secara sosial sebenarnya
manusia merupakan mahluk individu dan sosial yang mempunyai kesempatan yang
sama dalam berbagai hidup dan kehidupan dalam masyarakat. Artinya setiap
individu manusia memiliki hak, kewajiban dan kesempatan yang sama dalam
menguasai sesuatu, misalnya bersekolah, melakukan pekerjaan, bertanggung jawab
dalam keluarga serta berbagai aktivitas ekonomi, politik dan bahkan beragama.
Namun demikian, kenyataannya setiap individu tidak dapat menguasai atau
mempunyai kesempatan yang sama. Akibatnya, masing-masing individu mempunyai
peran dan kedudukan yang tidak sama atau berbeda. Banyak faktor yang
menyebabkan itu bisa terjadi, misalnya kondisi ekonomi (ada si miskin dan si kaya),
sosial (warga biasa dengan pak RT, dll), politik (aktivis partai dengan rakyat biasa),
budaya (jago tari daerah dengan tidak) bahkan individu atau sekelompok manusia
itu sendiri. Dengan kata lain, stratifikasi sosial mulai muncul dan tampak dalam
kehidupan masyarakat tersebut.
Sebagai makhluk individu manusai berperan untuk mengwjudkan hal-hal sebagai
berikut :
kebudayaan
sendiri
tanpa
menyebabkan
hilangnya
identitas
kebudayaan asli. Contoh yang muncul adalah ketika pihak pribumi mulai menerima
penggunaan gaya hidup, seperti bahasa, mode pakaian, dan sopan santun ala barat.
Kajian akulturasi meliputi lima hal pokok, demikian yang dikemukakan
Koentjaraningrat (1997):
1. Masalah mengenai metode untuk mengobservasi, mencatat dan
melukiskan suatu proses akulturasi dalam suatu masyarakat.
2. Masalah mengenai unsur-unsur kebudayaan yang mudah diterima dan
yang sukar diterima oleh masyarakat penerima.
3. Masalah unsur kebudayaan mana saja yang mudah diganti dan diubah
dan unsur kebudayaan mana saja yang tidak mudah diganti dan
diubah oleh unsur-unsur kebudayaan asing.
4. Masalah mengenai individu-individu apa yang mudah dan cepat
menerima, dan individu-individu apa yang sukar dan lambat menerima
unsur-unsur kebudayaan asing.
5. Masalah mengenai ketegangan-ketegangan sosial yang timbul akibat
adanya akulturasi.
Dampak akulturasi terhadap masyarakat meniscayakan seorang peneliti perlu
memerhatikan beberapa hal berikut:
11
12
Penjaminan hak milik perorangan yaitu hak pribadi tidak berlaku hak milik
berfungsi sosial.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari Pembahasan diatas kami dapat mengambil kesimpulan bahwa setiap
manusia itu mempunyai kepentingan individu dan kepentingan sosial. Kepentingan
individu manusia akan mempertahankan harkat dan martabatnya. Oleh karena
manusia tidak bias hidup sendiri maka manusia akan memerluka bantuan orang lain
, dan akan berinteraksi sosial membentuk kehiupan berkelompok dengan manusia.
Namun akan muncul beberapa dilemma antara kepentingan individu dengan
kepentingan sosial. Dan memnculkan dua pandangan yang bertolak belakang yaitu :
1. Pandangan Individualisme
2. Pandangan Sosialisme
B. Saran
Makalah ini berisi materi dari kajian pustaka yang bertujuan untuk
menambah wawasan dan sebagai acuan dalam pembelajaran. Namun, makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan sebagai mana manusia yang tidak luput dari
kesalahan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca untuk kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya.
15
DAFTAR PUSTAKA
16