Anda di halaman 1dari 25

BAB 1

NEGARA DAN SYSTEM PEMERINTAHAN

A. Latar Belakang Perlunya Negara

Menurut ahli tata negara Sokrates, Anistoteles dan Plato (SPA), adanya negara dimulai 400 tahun SM.
Keberadaan negara di dalam masyarakat menurut Thomas Van Aquino didorong oleh dua hal yaitu
manusia sebagai makhluk sosial (animal social) dan manusia sebagai makhluk politik (animal
politicum).

B. Pengertian Dan Definisi Negara

Negara berasal dari kata State (Inggris), Staat (Belanda), dan Etat (Prancis), State, Staat dan Etat
berasal dari bahasa latin Status atau Statum yang berarti keadaan yang tegak dan tepat atau sesuatu
yang memiliki sifat-sifat yang tegak dan tepat.
1. Menurut John Locke (1 632-1 704) dan Rousseau (1 712-1 778) dalam buku Ilmu Negara
(1993), adalah suatu badan atau oranganisasi hasil dari pada perjanjian masyarakat.
2. Menurut Max Weber dalam buku Demokrasi, HAM, & Masyarakat Madani (2000) adalah
suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan fisik secara sah
dalam suatu wilayah.
3. Menurut Roger F. Soltau dalam buku Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani (2000)
adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan
persoalan-persoalan bersama, atas nama masyarakat.
4. Menurut Mac Iver dalam buku Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani (2000) adalah
suatu negara harus memenuhi tiga unsur pokok, yaitu pemerintahan, komunitas atau rakyat,
dan wilayah tertentu
C. Unsur-Unsur Negara

1. Penduduk.
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili serta menyatakan kesepakatan diri ingin
bersatu. Yang dimaksud dengan semua orang adalah penduduk Indonesia dan negara lain
(asing) yang sedang berada di Indonesia untuk wisata, bisnis, dan lainnya.
2. Wilayah.
Negara merniliki batas/teritorial yang jelas atas darat, laut, dan udara di atasnya. Wilayah
Indonesia terletak di antara dua benua yaitu benua Asia & Australia, dua samudra yaitu
samudra India dan Pasifik. Letak ini membuat Indonesia berada pada posisi strategis yang
menjadi jalur lalu lintas transportasi dunia. Di wilayah udara, Indonesia berada pada posisi
GSO (Ceo Stationery Orbit
3. Pemerintah.
Sistem pemerintahan yang dianut Indonesia adalah sistem pemerintahan presidensial. Dalam
sistem ini, presiden memiliki hak prerogatif untuk memilih & mengangkat serta
memberhentikan para menteri sebagai pembantunya.

D. Klafikasi Negara

1. Jumlah orang yang berkuasa dan orientasi kekuasaan

Jumlah orang yang berkuasa dapat berjumlah satu orang, sekelompok orang, atau banyak
orang. Orientasi kekuasaan juga ada dua yaitu berkuasa disebut bentuk negative & apabila
berorientasi demi kepentingan umum (rakyat) disebut bentuk positif
Berdasarkan jumlah orang yang berkuasa & orientasi kekuasaan terdapat enam bentuk
klasifikasi Negara.

Jumlah Penguasa Bentuk Positif Bentuk Negatif

Satu Orang Monarki Tirani

Sekelompok Orang Aristokrasi Oligarki

Banyak Orang Demokrasi Mobokrasi

Monarki adalah bentuk pemerintahan yang dipimpmn oleh satu orang (raja) untuk
kepentingan keseluruhan rakyat (bentuk positif). Tirani adalah bentuk pemerintahan yang
dipimpin oleh satu orang untuk kepentingan satu orang atau penguasa saja (bentuk negatif).
Aristokrasi adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh beberapa orang untuk
kepentingan keseluruhan rakyat (bentuk positif). Oligarki adalah bentuk pemerintahan yang
dipimpin oleh beberapa orang, namun untuk kepentingan beberapa orang tersebut (bentuk
negatif). Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh banyak orang untuk
kepentingan keseluruhan rakyat (bentuk positif), sedangkan Mobokrasi adalah bentuk
pemerintahan yang dipimpin oleh banyak orang untuk kepentingan penguasa saja (bentuk
negatif).

2. Bentuk negara ditinjau dari sisi konsep dan teori modern terbagi menjadi dua, yaitu:

a. Negara Kesatuan
adalah negara yang merdeka dan berdaulat, dengan satu pemerintah pusat yang berkuasa
dan mengatur seluruh daerah.

Dalam pelaksanaannya, negara kesatuan terbagi dua, yaitu:

1) Negara kesatuan dengan sistem sentralisasi dimana seluruh persoalan yang berkaitan
dengan negara langsung diatur dan diurus oleh pemerintah pusat.
2) Negara kesatuan dengan sistem desentralisasi dimana kepala daerah diberikan
kesempatan dan kekuasaan untuk mengurus rumah tangganya sendiri atau dikenal
dengan otonomi daerah atau swatantra/ekonomi.
b. Negara Serikat (Federasi)
adalah bentuk negara yang merupakan gabungan dari beberapa negara bagian dari
negara serikat. Kekuasaan asli dalam negara federasi merupakan negara bagian, karena ia
berhubungan langsung dengan rakyatnya. Sementara, negara federasi bertugas untuk
menjalankan hubungan luar negeri, pertahanan negara, keuangan, dan urusan pos.

3. Asas penyelenggaraan kekuasaan, yaitu berbagai tipe negara menurut kondisinya, seperti:
a. Menurut Ekonomi
Negara agraris, negara industri, negara berkembang, negara sedang berkembang, dan
negara belum berkembang. Selain itu, dikenal juga negara-negara utara dan negara-negara
selatan (negara utara: negara maju/kaya, negara selatan: negara sedang
berkembang/miskin).
b. Menurut Politik
Negara demokratis, negara otoriter, negara totaliter, negara satu partai, negara
multipartai, dan sebagainya.
c. Menurut Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan presidentil, parlementer, junta militer, dan sebagainya.
d. Menurut Ideologi Bangsa
Negara sosialis, negara liberal, negara komunis, negara fasis, Negara agama, dan
sebagainya.

E. Sifat Oranganisasi Negara

SIFAT NEGARA

1. MEMAKSA

Setiap Negara dapat memaksakan kehendak dan kekuasaannya, baik melalui jalur hukum
maupun jalur kekuasaan atau kekerasan.

2. SIFAT MONOPOLI

Setiap negara menguasai hal-hal tertentu demi tujuan negara tanpa ada saingan.

3. SIFAT TOTALITAS

Negara merupakan wadah yang memungkinkan seseorang dapat mengembangkan bakat dan
potensi. Negara dapat memungkinkan rakyatnya maju berkembang serta dalam
menyelenggarakan daya cipta atau kreativitasnya dengan bebas, bahkan negara melakukan
pembinaan.

F. Fungsi Negara
1. Fungsi Pertahanan dan Keamanan
Negara melindungi rakyat, wilayah & pemerintahan dari ancaman, tantangan, hambatan, &
gangguan, baik dari dalam & luar yang dapat mengganggu pertahanan & keamanan NKRI.
Contoh fungsi ini adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas penjagaan daerah perbatasan
oleh TNI.
2. Fungsi Pengaturan dan Ketertiban
Negara menciptakan UU & PP, serta menjalankannya demi terwujudnya tatanan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Contohnya antara lain, UU Sistem Pendidikan
Nasional, UU tentang Pemilu, dan sebagainya.
3. Fungsi Kesejahteraan dan Kemakmuran
Negara melakukan upaya eksplorasi SDA maupun SDM untuk meningkatkan pendapatan
masyarakat, sehingga terwujud kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat. Contohnya
antara lain, penguasaan SDA yang menguasai hajat hidup orang banyak seperti listrik, air, dan
bahan pangan.

4. Fungsi Keadilan Menurut Hak dan Kewajiban


Negara menciptakan & menegakkan hukum secara tegas & tanpa pilih kasih menurut hak dan
kewajiban yang telah dikontribusikan kepada bangsa dan negara. Contohnya adalah negara
menegakkan sistem hukum melalui lembaga peradilan.
G. Elemen Kekuatan Negara

1. Sumber Daya Manusia


Kekuatan negara tergantung pada jumlah penduduk, tingkat pendidikan warga, nilai budaya
masyarakat, dan kondisi kesehatan masyarakat. Semakin banyak jumlah penduduk, semakin
berkualitas SDM, dan semakin tinggi tingkat kesehatan, maka negara akan semakin maju dan
kuat.
2. Teritorial Negara
Kekuatan negara juga tergantung seberapa luas wilayah negara, yang terdiri atas darat, laut
dan udara, letak geografis dan situasi Negara tetangga. Semakin luas dan strategis, maka
negara tersebut akan semakin kuat.
3. Sumber Daya Alam
Kekuatan negara tergantung pada kondisi alam atau material buminya, berupa kandungan
mineral, kesuburan, kekayaan laut, dan hutan. Semakin tinggi kekayaan alam, maka negara
tersebut semakin kuat, negara yang kaya akan minyak, agroindustri, dan manufaktur akan
menjadi negara yang tangguh.
4. Kapasitas Pertanian dan Industri
Sektor pertanian memengaruhi kekuatan negara, karena pertanian memasok kebutuhan
pokok seperti beras, sayur mayur, dan lauk pauk. Tingkat budaya, usaha warga negara dalam
bidang pertanian, industri dan perdagangan yang maju, menjamin kecukupan pangan atau
swasembada pangan sehingga negara menjadi kuat.
5. Kekuatan Militer dan Mobilitasnya
Kekuatan militer dan mobihtasnya sangat menentukan kekuatan negara. negara yang
mempunyai jumlah anggota militer, dan kualitas personel dan peralatan yang baik akan
meningkatkan kemampuan militer dalam mempertahankan kedaulatan negara.
6. Elemen Kekuatan yang Tidak Berwujud
Segala faktor yang mendukung kedaulatan negara, berupa kepribadian dan kepemimpinan,
efisiensi birokrasi, persatuan bangsa, dukungan internasional, reputasi bangsa (nasionalisme),
dan sebagainya.

H. Hubungan negara dengan warga negara

Dalam UUD 45, kewajiban negara terhadap warga negara adalah meliputi pemberian jaminan
dalam menjalankan agama, memberikan pendidikan, memajukan kebudayaan nasional,
kesejahteraan sosial, memelihara fakir miskin dan anak terlantar, serta menyelenggarakan
pertahanan negara.

I. System Pemerintahan

1. Badan Legislatif
Adalah badan yang berfungsi sebagai pembuat undang-undang (UU) atau peraturan daerah
(Perda) yang pengesahannya dilakukan bersama dengan Presiden atau Kepala Daerah.
Lembaga ini meliputi DPR, DPRD I, dan DPRD II yang masing-masing menjalankan tugas &
fungsinya menurut tingkatannya. Badan lain yang memiliki hubungan langsung dengan DPR
adalah Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Badan ini memiliki fungsi sebagai auditor
(pemeriksa) keuangan negara, yang hasil pemeriksaannya disampaikan secara rutin setiap tiga
bulan kepada DPR sbg bahan masukan bagi DPR untuk mengawasi penggunaan keuangan
negara.
2. Badan Eksekutif
Adalah badan yang berfungsi menjalankan undang-undang yang mendapat persetujuan
secara bersama-sama antara DPR dengan presiden. Lembaga ini meliputi presiden, wakil
presiden, para menteri departernen dan nondepartemen, gubernur beserta muspida, bupati/
walikota beserta muspida, camat, lurah/desa.
3. Badan Yudikatif
Adalah badan yang berfungsi mengadili penerapan undang-undang. Lembaga ini meliputi
Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Komisi Yudisial. Secara khusus, tugas dan fungsi
ketiga lembaga tersebut adalah sebagai berikut:

Mahkamah Agung (MA)

berfungsi memberi pertimbangan kpada presiden ttg pemberian grasi, amnesti, abolisi, rehabilitasi
yang merupakan hak prerogatif presiden dalam bidang hukum. Di samping juga menjalankan tinjauan
yudisial (yudicial review) yaitu melakukan uji peraturan pemerintah yang bertentangan dengan UU
yang ada di atasnya.

Mahkamah Konstitusi (MK)

berfungsi melakukan uji undang-undang terhadap UUD 1945, menyelesaikan konflik antarlembaga
negara dan melakukan pembubaran Partai Politik bila melakukan pelanggaran UUD 1945.

Komisi Yudisial (KY)

berwenang merekrut & menyeeksi calon Hakim Agung. Fungsi pengawasan Hakim & tingkat
Pengadilan Negeri sampai Mahkamah Agung maupun Hakim Konstitusi yang semula dilakukan oleh
Komisi Yudisial telah dibatalkan oleh Mahkamah Kontitusi, sehingga fungsi pengawasan Hakim
dikembahkan ke Mahkamah Agung di bawah tanggungjawab Wakil Ketua MA bidang Yudisial.

Badan/lembaga penegak hukum yang berada langsung di bawah kendali pemerintahan negara adalah
Kepolisian Negara, Kejaksaan Agung, dan Pengadilan.
BAB 2
PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

A. Sejarah Lahirnya Pancasila

lstilah “Pancasila” pertama kali dapat ditemukan dalam buku “Sutasoma” karya Mpu Tantular
yang ditulis pada zaman Majapahit (abad ke14). Dalam buku itu istilah Pancasila diartikan sbg
perintah kesusilaan yang jumlahnya lima (Pancasila karma) & berisi lima larangan untuk: 1.
melakukan kekerasan, 2. mencuri, 3. berjiwa dengki, 4. berbohong, dan 5. mabuk akibat minuman
keras. Selanjutnya, istilah “sila” itu sendiri dapat diartikan sebagai aturan yang melatar betakangi
perilaku seseorang atau bangsa; kelakuan atau perbuatan yang menurut adab (sopan santun);
dasar adab; akhlak; dan moral.

Pancasila sbg dasar negara pertama kali diusulkan oleh lr. Soekarno pada tgl 1 Juni 1945 di
hadapan sidang Badan Penyelidik usaha-usaha Persiapan kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Menurut beliau, istilah Pancasila tersebut diperoleh dari para sahabatnya yang merupakan ahli
bahasa. Rumusan Pancasila yang dikemukakan tersebut terdiri atas: 1. Kebangsaan Indonesia, 2.
Internasional atau kemanusiaan, 3. Mufakat atau demokrasi, 4. Kesejahteraan sosial, dan 5.
Ketuhanan yang berkemanusiaan.

Pada tgl 22 Juni 1945, tokoh-tokoh BPUPKI yang diberi nama Panitia Sembilan mengadakan
pertemuan untuk membahas pidato serta usul-usul mengenai dasar negara yang telah
dikemukakan dalam sidang-sidang BPUPKI. Panitia Sembilan tersebut adalah 1. Ir. Soekarno, 2.
Drs. Moh. Hatta, 3. Mr. A.A Maramis, 4. Abikoesno Tjokrosoejoso, 5. Abdoel Kahar Muzakar, 6.
Haji Agus Salim, 7. Mr. Achmad Soebardjo, 8. K.H. Wachid Hasjim, dan 9. Mr. Muh. Yamin.

Dalam pembahasan tsb, disusunlah sebuah piagam yang diberi nama Piagam Jakarta, yang di
dalamnya terdapat rumusan & sistematika Pancasila sebagai berikut: 1. Ketuhanan, dengan
kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, 2. Kemanusiaan yang adil dan
beradab, 3. Persatuan Indonesia, 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, dan 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Jadi dapat disimpulkan bahwa (1) Secara historis, Pancasila lahir tanggal 1 Juni 1945, (2) Secara
yuridis, Pancasila lahir tanggal 18 Agustus 1945.

B. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia

1. Pengertian Ideologi

Secara etimologis, ideologi berasal dan bahasa Yunani yaitu eidos dan logos. Eidos berarti
gagasan dan logos berarti berbicara (ilmu). Maka secara etimologis ideologi adalah berbicara
tentang gagasan/ilmu yang mempelajari tentang gagasan. Gagasan yang dimaksud disini
adalah gagasan yang murni ada dan menjadi landasan atau pedoman dalam kehidupan
masyarakat yang ada atau berdomisili dalam wilayah Negara di mana mereka berada.

2. Definisi Ideologi

a. Definisi Ideologi menurut BP-7 Pusat (kini telah dilikuidasi)


Ideologi adalah ajaran, doktrin, teori yang diyakini kebenarannya yang disusun secara
sistematis dan diberi petunjuk pelaksanaan dalam menanggapi dan menyelelesaikan
masalah yang dihadapi dalam masayarakat, berbangsa, dan bernegara.
b. Definisi yang dikemukakan oleh Prof. Dr. Maswadi Rauf, ahli limu Politik Universitas
Indonesia.
Ideologi adalah rangkaian (kumpulan) nilai yang disepakati bersama untuk menjadi
landasan atau pedoman dalam mencapai tujuan atau kesejahteraan bersama, sehingga
dapat disimpulkan bahwa Pancasila adalah kumpulan nilai/norma yang meliputi sila-sila
Pancasila sebagaimana yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945, alinea IV yang telah
ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945.
3. Pancasila sebagai Ideologi Terbuka

Ideologi terbuka adalah ideologi yang dapat berinteraksi dengan ideologi yang lain. Artinya,
ideologi Pancasila dapat mengikuti perkembangan yang terjadi pada negara lain yang memiliki
ideologi yang berbeda dengan Pancasila dalam berbagai aspek kehidupan mayarakat. Hal ini
disebabkan karena ideologi Pancasila memiliki nilai-nilai yang meliputi:

a. Nilai Dasar
Nilai dasar adalah nilai yang ada dalam ideologi Pancasila yang merupakan representasi &
nilai atau norma dalam masyarakat, bangsa, dan negara. Nilai dasar merupakan nilai yang
tidak bisa berubah sepanjang bangsa Indonesia berpedoman pada nilai tersebut. Contoh
nilai dasar adalah sila-sila Pancasila yang ada dalam alinea IV, UUD 1945 yang ditetapkan
pada tanggal 18 Agustus 1945.
b. Nilai Instrumental
Nilai Instrumental adalah nilai yang merupakan pendukung utama dari nilai dasar. Nilai ini
dapat mengikuti setiap perkembangan zaman. Nilai ini dpat berupa Tap MPR, UU, PP &
peraturan perundangan yang ada.
c. Nilai Praktis
Nilai ini adalah nilai yang harus ada dalam praktik penyelenggaraan negara. Sifat nilai ini
adalah abstrak. Artinya berupa semangat para penyelenggara negara dan pusat hingga ke
tingkat terbawah dalam struktur sistem pemerintahan. Semangat yang dimaksud adalah
semangat para penyelenggara negara Untuk membangun sila-sila dalam Pancasila secara
konsekuen dan istiqomah.
4. Fungsi dan Peranan Pancasila dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara

a. Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia.


b. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia.
c. Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia.
d. Pancasila sebagai sumber dan segala sumber hukum di Indonesia.
e. Pancasila sebagai perjanjian luhur Indonesia.
f. Pancasila sebagai pandangan hidup yang mempersatukan bangsa Indonesia.
g. Pancasila sebagai cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.
h. Pancasila sebagai moral pembangunan.
i. Pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.

C. Implementasi Pancasila Dalam Kehidupan Masyarakat

1. Implementasi Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Ketuhanan yang Maha Esa, sila ini menghendaki setiap warga negara untuk menjunjung tinggi
agama & kepercayaan terhadap Tuhan yang Maha Esa. Setiap warga negara diharapkan
mempunyai keyakinan akan Tuhan yang menciptakan manusia & dunia serta isinya. Keyakinan
akan Tuhan tersebut diwujudkan dengan memeluk agama serta kepercayaan kepada Tuhan
Yang Maha Esa. Dalam rangka menjalankan kehidupan beragama & kepercayaan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, terdapat beberapa pedoman yang dapat dilakukan oleh warga negara,
yaitu:

a. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
b. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan penganut
kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
c. Saling menghormati dan kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
2. Implementasi Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Sila kedua Pancasila ini mengandung makna warga negara Indonesia mengakui adanya
manusia yang bermartabat (bermartabat adalah manusia memiliki kedudukan, dan derajat
yang lebih tinggi dan harus dipertahankan dengan kehidupan yang layak). Butir-butir
implementasi sila kedua adalah sebagai berikut:

a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban antara sesama
manusia. Butir ini menghendaki bahwa Setiap manusia mempunyai martabat, sehingga
tidak boleh melecehkan manusia yang lain.
b. Saling mencintai sesama manusia. Kata cinta menghendaki adanya suatu keinginan yang
sangat besar untuk memperoleh sesuatu dan rasa untuk memiliki dan kalau perlu
berkorban untuk mempertahankannya.
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa. Tenggang rasa menghendaki adanya usaha dan
kemauan dan setiap manusia Indonesia untuk menghargai dan menghormati perasaan
orang lain.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain. Semena-mena berarti Sewenang-wenang, berat
sebelah, dan tmdak berimbang.
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. Setiap warga negara harus menjunjung tinggi dan
melaksanakan nilai-nilai emanusiaan dengan baik seperti: (1) mengakui adanya
masyarakat yang bersifat majemuk dan saling menghargai adanya perbedaan tersebut,
(2) melakukan musyawarah dengan dasar kesadaran dan kedewasaan untuk menerima
kompromi, (3) melakukan sesuatu dengan pertimbangan moral dan ketentuan agama, (4)
melakukan perbuatan dengan jujur dan kompetisi yang sehat, (5) memerhatikan
kehidupan yang layak antarsesama, dan (6) melakukan kerja sama dengan itikad baik dan
tidak curang.
f. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan diartikan suka sekali melakukan kegiatan
kemanusiaan sehingga setiap manusia dapat hidup layak, bebas, dan aman.
g. Berani membela kebenaran dan keadilan. Butir ini menghendaki setiap manusia Indonesia
untuk mempunyai hati yang mantap (tidak ragu-ragu) dan percaya diri dalam menegakkan
kebenaran dan keadilan.
h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu
dikembangkan sikap saling menghormati dengan bangsa lain. Butir ini menghendaki
bahwa sesama negara, sama halnya dengan sesama manusia harus saling menghormati.
3. Implementasi Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

Sila Persatuan Indonesia merujuk pada persatuan yang utuh dan tidak terpecah belah atau
bersatunya bermacam-macam perbedaan suku, agama, dan lain-lain yang berada di wilayah
Indonesia. Butir-butir implementasi sila ke tiga adalah sebagai berikut:

a. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan serta keselamatan bangsa dan negara


di atas kepentingan pribadi ataü golongan. Butir ini menghendaki warga negara Indonesia
menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Butir ini menghendaki setiap
warga negara rela memberikan sesuatu sebagai wujud kesetiaan kepada negara.
Pengorbanan kepada negara ini dapat dilakukan dengan menjadi militer sukarela,
menjaga keamanan lingkungan, menegakkan disiplin, dan bagi sebagian besar warga
negara dilakukan dengan bekerja keras dan taat membayar pajak sebagai kewajiban
warga negara.
c. Cinta tanah air dan bangsa. Butir ini menghendaki setiap warga negara mencintai atau
adanya keinginan setiap warga negara memiliki rasa ke-lndonesiaan. Kecintaan akan
Indonesia dapat dilakukan dengan mengagungkan nama Indonesia dalam berbagai
kegiatan, seperti olimpiade olahraga maupun ilmu pengetahuan, meningkatkan
kemampuan sumber daya manusia, dan melestarikan kekayaan alam dan budaya
Indonesia.
d. Bangga sebagai bangsa Indonesia bertanah air Indonesia. Butir ini menghendaki adanya
suatu sikap yang terwujud dan tampak dari setiap warga negara Indonesia untuk
menghargai tanah air Indonesia, mewarisi budaya bangsa, hasil karya, dan hal-hal yang
menjadi milik bangsa Indonesia.
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal
Ika. Butir ini menghendaki adanya pergaulan, dan hubungan baik ekonomi, politik, dan
budaya antarsuku, pulau dan agama, sehingga terjalin masyarakat yang rukun, damai, dan
makmur.

4. Implementasi Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan

Sila keempat ini mempunyai makna bahwa kekuasaan ada di tangan rakyat, dan dalam
melaksanakan kekuasaannya, rakyat menjalankan sistem perwakilan (rakyat memilih wakil-
wakilnya melalui pemilhan umum) dan keputusan-keputusan yang diambil dilakukan dengan
jalan musyawarah yang dikendalikan dengan pikiran yang sehat, jernih, logis, serta penuh
tanggung jawab baik kepada Tuhan maupun rakyat yang diwakilinya. Butir-butir implementasi
sila keempat adalah sebagai berikut:

a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat. Butir ini menghendaki masyarakat


harus mengawal wakil rakyat yang dipilih lewat pemilu, agar setiap keputusan wakil rakyat
mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain. Butir ini menghendaki setiap warga
negara untuk tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, menghormati setiap
perbedaan, dan dengan akal sehat melakukan kompromi demi kebaikan masyarakat dan
negara.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
Butir ini menghendaki adanya musyawarah yaitu pembahasan secara bersama-sama atas
suatu penyelesaian masalah.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan. Butir ini
menghendaki agar pengambilan keputusan secara bersama-sama didasarkan semangat
kekeluargaan. yaitu hubungan kekerabatan yang sangat erat dan mendasar di
masyarakat.
e. Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah. Butir ini menghendaki, setiap keputusan yang diambil dalam
musyawarah untuk diterima dan dilaksanakan dengan baik.
f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat & sesuai hati nurani yang luhur. Butir ini
menghendaki prinsip musyawarah dalam memecahkan masalah bukan menang dan
kalah, serta kepentingan golongan, tetapi dengan menggunakan akal sehat sehingga
Segala keputusan tidak akan bertentangan dengan hukum Tuhan dan kemaslahatan umat
manusia.
g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat martabat manusia serta nilai-nili kebenaran dan
keadilan.

5. Implementasi Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seturuh Rakyat Indonesia

Sila ini mempunyai makna bahwa seluruh rakyat Indonesia mendapatkan perlakuan yang adil
dalam bidang hukum, politik, ekonomi, kebudayaan, dan kebutuhan spiritual rohani sehingga
tercipta masyarakat yang adil dan makmur. Butir-butir implementasi sila kelima adalah
sebagai berikut:

a. Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan


suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Butir ini menghendaki agar setiap warga
negara berbuat baik satu sama lain. Perbuatan luhur dalam pengertian seperti apa yang
diperintahkan Tuhan dan menjauhi yang dilarang.
b. Bersikap adil. Butir ini menghendaki dalam melaksanakan kegiatan antarmanusia untuk
tidak saling pilih kasih. Pengertian adil juga sesuai dengan kebutuhan manusia untuk hidup
layak, dan tidak diskriminatif terhadap sesama manusia yang akan ditolong.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. Butir ini menghendaki bahwa manusia
Indonesia jangan hanya mendahulukan hak-haknya seperti hak hidup bebas, berserikat,
perlakuan yang sama, kepemilikan, dan lain-lain, tetapi menjaga kewajiban secara
seimbang.
d. Menghormati hak-hak orang lain. Butir ini menghendaki setiap manusia untuk
menghormati hak orang dan memberikan peluang orang lain dalam mencapai hak, dan
tidak berusaha menghalang-halangi hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain. Butir ini sebenarnya mengembangkan
sikap dan budaya bangsa yang saling tolong-menolong seperti gotong royong, dan
menjauhkan diri dari sikap egois dan individualistis.
f. Menjauh sikap pemerasan terhadap orang lain. Butir ini menghendaki, manusia Indonesia
bukanlah homo hominilupus (manusia yang memakan manusia lain). Manusia Indonesia
tidak boleh memeras orang lain demi kepentingan sendiri.
g. Tidak bersikap boros. Butir ini menghendaki manusia Indonesia tidak memakai atau
mengeluarkan uang, barang, dan sumber daya secara berlebih-lebihan. Pemborosan akan
menguras sumber daya, menimbulkan banyak utang, dan menciptakan beban berat bagi
masa depan.
h. Tidak bergaya hidup mewah. Butir ini menghendaki manusia Indonesia untuk tidak
bergaya hidup mewah, tetapi secukupnya sesuai dengan kebutuhan. Ukuran mewah
memang relatif, namun dapat disejajarkan dengan tingkat kehidupan dan keadilan pada
setiap strata kebutuhan manusia.
i. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum. Butir ini menghendaki
warga negara Indonesia menjaga kepentingan umum dan prasarana umum, sehingga
sarana tersebut berguna bagi masyarakat Iuas.
j. Suka bekerja keras. Butir ini menghendaki warga negara lndonesia untuk bekerja keras,
berusaha secara maksimal dan tidak hanya pasrah terhadap takdir. Sebagai manusia yang
bertakwa kepada Tuhan, diwajibkan berusaha dan diiringi dengan doa.
k. Menghargai karya orang lain. Butir mi menghendaki setiap warga negara Indonesia untuk
menghargai hasil karya orang lain, sebagai bagian dari penghargaan atas hak cipta. Proses
penciptaan suatu karya membutuhkan suatu usaha yang keras dan tekun, oleh Sebab itu
harus dihargai.
l. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Butir ini menghendaki adanya usaha bersamasama antarwarga negara dalam mencapai
masyarakat yang adil dan makmur.
BAB III
IDENTITAS NASIONAL

A. Identitas Nasional

Pengertian identitas nasional pada hakikatnya adalah manifestasi nilai-nilai budaya yang
tumbuh dan berkembang dalam aspek kehidupan suatu bangsa (nation) dengan ciri-ciri khas
dan dengan ciri-ciri yang khas tadi suatu bangsa berbeda dengan bangsa lain dalam
kehidupannya” (Wibisono Koento: 2005).
Identitas berasal dan kata identity yang berarti ciri-ciri, tanda-tanda, atau jati diri yang melekat
pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Dalam terminologi
antropologi, identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri
pribadi sendiri, golongan, kelompok, komunitas, atau negara sendiri.
Kata ‘nasional’ dalam identitas nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-
kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik fisik seperti, budaya,
agama, bahasa maupun nonfisik seperti, keinginan, cita-cita, dan tujuan.
B. Parameter Identitas Nasional
Parameter identitas nasional adlh suatu ukuran atau patokan yang dapat digunakan untuk
menyatakan sesuatu adalah menjadi ciri khas suatu bangsa. Sesuatu yang diukur adalah unsur
suatu identitas seperti kebudayaan yang menyangkut norma, bahasa, adat istiadat dan
teknologi, sesuatu yang alami atau ciri yang sudah terbentuk seperti geografis.

Sesuatu yang terjadi dalam suatu masyarakat dan mencari ciri atau identitas nasional biasanya
mempunyai indikator sebagai berikut:
1. Identitas nasional menggambarkan pola perilaku yang terwujud melalui aktivitas masyarakat
sehari-harinya. Identitas ini menyangkut adat-istiadat, tata kelakuan, dan kebiasaan.
2. Lambang-lambang yang merupakan ciri dan bangsa dan secara simbolis menggambarkan
tujuan dan fungsi bangsa. Lambang-lambang negara mi biasanya dinyatakan dalam undang-
undang seperti Garuda Pancasila, bendera, bahasa, dan lagu kebangsaan.
3. Alat-alat pelengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan seperti bangunan,
teknologi, & peralatan manusia. Identitas yang berasal dan alat perlengkapan ini seperti
bangunan yang merupakan tempat ibadah, peralatan manusia (pakaian adat), & teknologi .
4. Tujuan yang ingin dicapai suatu bangsa. Identitas yang bersumber dan tujuan ini bersifat
dinamis & tidak tetap seperti budaya unggul, prestasi dalam bidang tertentu, seperti di
Indonesia dikenal dengan bulu tangkis.
1. Suku bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus dan bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama
coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Indonesia dikenal bangsa dengan banyak suku
bangsa, dan menurut statistik hampir mencapai 300 suku bangsa.
2. Kebudayaan
Kebudayaan menurut ilmu sosiologis termasuk kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi, dan adat-
istiadat. Kebudayaan sebagai parameter identitas nasional bukanlah sesuatu yang bersifat
individual. Apa yang dilakukan sebagai kebiasaan pribadi bukanlah suatu kebudayaan.

3. Bahasa
Bahasa adalah identitas nasional yang bersumber dan salah satu lambang suatu negara. Bahasa
adalah merupakan satu keistimewaan manusia, khususnya dalam kaitan dengan hidup bersama
dalam masyarakat adalah adanya bahasa.
4. Kondisi Geografis
Kondisi geografis merupakan indentitas yang bersifat alamiah. Kedudukan geografis wilayah
negara menunjukkan tentang lokasi negara dalam kerangka ruang, tempat, dan waktu, sehingga
untuk waktu tertentu menjadi jelas batas-batas wilayahnya di atas bumi.

C. Unsur Unsur Pembentuk Identitas Nasional


1. Unsur Sejarah
Bangsa Indonesia mengalami kehidupan dalam beberapa situasi & kondisi sosial yang berbeda
sesuai perubahan jaman. Bangsa Indonesia secara ekonomis dan politik pernah mencapai era
kejayaan di wilayah Asia Tenggara. Kejayaan dalam bidang ekonomi bangsa Indonesia pada
era pemerintahan kerajaan Majapahit dan Sriwijaya, rakyat mengalami kehidupan ekonomi
yang sejahtera, sedangkan dalam bidang politik memiliki kekuasaan negara hingga seluruh
wilayah nusantara yang meliputi wilayah jajahan Belanda hingga wilayah negara Filipina,
Singapura, Malaysia, bahkan sebagian wilayah Thailand. Namun, kejayaan ini mengalami
keruntuhan akibat menghilangnya jiwa kebersamaan di antara bangsa dalam pemerintahan
Majapahit & Sriwijaya tersebut.
Keruntuhan pemerintahan Majapahit dan Sriwijaya ini berimplikasi ada terciptanya
pemerintahan kerajaan di masing-masing daerah di seluruh wilayah Indonesia, Sistem
pemerintahan kerajaan ini menyebabkan bangsa Indonesia menjadi makin lemah untuk
mengahadapi ancaman, tantangan, hambatan & gangguan dari negara lain yang ingin mencari
sumber energi baru bagi negaranya.
Perjuangan demi perjuangan bangsa Indonesia di atas pada akhirnya menjadi suatu nilai yang
mengkristal dalam jiwa bangsa Indonesia bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa pejuang.
Sekaligus semangat juang yang dimiliki oleh bangsa Indonesia tersebut menjadi kebanggaan
sebagai identitas nasional bagi bangsa Indonesia yang membedakan dengan bangsa lain di
ASEAN dan dunia pada umumnya. Sejarah telah memberikan identitas nasional bahwa bangsa
Indonesia adalah bangsa pejuang.
2. Kebudayaan
Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional adalah meliputi tiga
unsur yaitu:
a. Akal Budi
Akal budi adalah sikap & perilaku yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dalam interaksinya
antara sesama (horizontal) maupun antara pimpinan dengan staf, anak dengan orang tua
(vertical), atau sebaliknya. Bentuk sikap dan perilaku sebagaimana yang tersebut di atas,
adalah hormat menghormati antar sesama, sopan santun dalam sikap & tutur kata, dan
hormat pada orang tua.

b. Peradaban (civility)
Peradaban yang menjadi identitas nasional bangsa Indonesia adalah dapat dilihat dari
beberapa aspek yang meliputi aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial, dan hankam.
c. Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional meliputi: (1) Prestasi anak
bangsa dalam bidang olahraga bulutangkis dunia, (2) Karya anak bangsa dalam bidang
teknologi pesawat terbang, yaitu. pembuatan pesawat terbang CN 235, di IPTN Bandung,
Jawa Barat, (3) Karya anak bangsa dalam bidang teknologi kapal laut, yaitu pembuatan
kapal laut Phinisi, dan (4) Prestasi anak bangsa dalam menjuarai lomba olimpiade fisika
dan kimia, dan sebagainya.
3. Budaya Unggul
Budaya unggul adlh semangat & kultur kita untuk mencapai kemajuan dengan cara “kita harus
bisa, kita harus berbuat terbaik, kalau orang lain bisa, mengapa kita tidak bisa.” Dalam UUD
1945, menyatakan bahwa bangsa Indonesia berjuang & mengembangkan dirinya sebagai
bangsa yang merdeka, berdaulat, bersatu, maju, makmur serta adil atau berkesejahteraan.
4. Suku Bangsa
Identitas nasional dalam aspek suku bangsa adlh adanya suku bangsa yang majemuk.
Majemuk atau aneka ragamnya suku bangsa dimaksud adalah terlihat dan jumlah suku bangsa
lebih kurang 300 suku bangsa dengan bahasa dan dialek yang berbeda.
5. Agama
Identitas nasional dalam aspek agama adalah masyarakat agamis dan memiliki hubungan
antarumat seagama dan antarumat beragama yang rukun. Di samping itu, menurut UU no.
16/1 969, negara Indonesia mengakui multiagama yang dianut oleh bangsanya yaitu Islam,
Katholik, Kristen, Hindu, Budha, dan Kong Hu Cu. Pada Era Orde Baru, agama Kong Hu Cu tidak
diakui sebagai agama resmi negara Indonesia, tetapi sejak pemerintahan Presiden
Abdurrahman Wahid, diperbolehkan.
6. Bahasa
Bahasa adalah salah satu atribut bangsa di samping sebagai identitas nasional. Bahasa
Indonesia dikenal sebagai bahasa melayu yang merupakan bahasa penghubung (lingua
franca) berbagai etnis yang mendiami kepulauan nusantara. Bahasa melayu ini pada tahun
1928 ditetapkan oleh pemuda dari berbagai suku bangsa Indonesia dalam peristiwa Sumpah
Pemuda sebagai bahasa persatuan bangsa Indonesia.
BAB IV
DEMOKRASI : ANTARA TEORI & PELAKSANAANNYA DI INDONESIA

A. Pengantar, Arti, Makna dan Manfaat Demokrasi

1. Arti Demokrasi

Demokrasi berasal dan kata Yuriani demos dan kratos. Demos artinya rakyat, kratos berarti
pemerintahan. Jadi, demokrasi berarti pemerinntahan rakyat, yaitu pemerintahan yang
rakyatnya memegang peranan yang sangat menentukan.

2. Makna dan manfaat Demokrasi

Kehidupan masyarakat yang demokratis, di mana kekuasaan Negara berada di tangan rakyat
dan dilakjkan dengan sistem perwakilan

Manfaat demokrasi di antaranya adalah sebagai berikut:


a. Kesetaraan sebagai Warga Negara
b. Memenuhi Kebutuhan-kebutuhan Umum
c. Pluralisme dan Kompromi
d. Menjamin Hak-hak Dasar
e. Pembaruan Kehidupan Sosial

B. Nilai Nilai Demokrasi

Demokrasi memerukan usaha nyata setiap warga negara dan perangkat pendukungnya dan
dijadikannya demokrasi sebagai pandangan hidup (way of life) dalam kehidupan bernegara. Nilai-
nilai dan demokrasi membutuhkan hal-hal berikut:

1. Kesadaran akan puralisme.


Masyarakat yang hidup demokratis harus menjaga keberagaman yang ada di masyarakat.
Demokrasi menjamin keseimbangan hak dan kewajiban setiap warga negara. Maka kesadaran
akan pluralitas sangat penting dimiliki bagi rakyat indonesia sebagai bangsa yang sangat
beragam dan sisi etnis, bahasa, budaya, agama, dan potensi alarnnya.
2. Sikap yang jujur dan pikiran yang sehat.
Pengambilan keputusan didasarkan pada prinsip musyawarah mufakat, dan memerhatikan
kepentingan masyarakat pada umumnya. Pengambilan keputusan dalam demokrasi
membutuhkan kejujuran, logis atau berdasar akal sehat dan tercapai dengan sumber daya
yang ada. Demokrasi membutuhkan sikap tulus setiap orang untuk beritikad baik.
3. Demokrasi membutuhkan kerja sama antarwarga masyarakat dan sikap serta itikad baik.
Demokrasi membutuhkan kerja sama antar anggota masyarakat, untuk mengambil keputusan
yang disepakati semua pihak. Masyarakat yang terkotak-kotak dan penuh curiga kepada
masyarakat lainnya mengakibatkan demokrasi tidak berjalan dengan baik.
4. Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan.
Demokrasi mengharuskan adanya kesadaran untuk dengan tulus menerima kemungkinan
kompromi atau kekalahan dalam pengambilan keputusan. Semangat demokrasi menuntut
kesediaan masyarakat untuk memberikan kritik yang membangun, disampaikan dengan cara
yang sopan dan bertanggung jawab untuk kemungkinan menerima bentuk-bentuk tertentu.
5. Demokrasi membutuhkan pertimbangan moral.
Demokrasi mewajibkan adanya keyakinan bahwa cara mencapai kemenangan haruslah
Sejalan dengan tujuan dan berdasarkan moral serta tidak menghalalkan Segala cara.
Demokrasi memerlukan pertimbangan moral atau keluhuran akhlak menjadi acuan dalam
berbuat dan mencapai tujuan.
C. Prinsip Dan Parameter Demokrasi
PRINSIP DEMOKRASI
1. Adanya kontrol atau kendali atas keputusan pemerintahan.
2. Adanya pemilihan yang teliti dan jujur.
3. Adanya hak mernilih dan dipilih.
4. Adanya kebebasan menyatakan pendapat tanpa ancaman.
5. Adanya kebebasan mengakses informasi.
6. Adanya kebebasan berserikat yang terbuka.

PARAMETER UNTUK MENGUKUR DEMOKRASI

1. Pembentukan pemerintahan melalui pemilu.


Terbentuknya suatu pemerintahan dilakukan dalam sebuah pemilihan umum yang dilaksanakan
dengan jujur dan teliti. Pemerintahan yang dihasilkan diharapkan dapat menggambarkan
keinginan rakyat sehingga mencapai tujuan yang ingin dicapai rakyat.
2. Sistem pertanggungjawaban pemerintahan.
Pemerintah yang dihasilkan harus mempertanggungjawabkan kinerjanya scr transparan dalam
periode tertentu.
3. Pengaturan sistem dan distribusi kekuasaan negara.
Kekuasaan negara dijalankan scr distributif untuk menghindari penumpukan kekuasaan dalam
satu tangan.
4. Pengawasan oleh rakyat.
Demokrasi membutuhkan sistem pengawasan oleh rakyat terhadap jalannya pemerintahan,
sehingga terjadi mekanisme yang memungkinkan check and balance terhadap kekuasaan yang
dijalankan eksekutif dan legislatif.

D. Jenis Jenis Demokrasi


1. Demokrasi Berdasarkan Cara Menyampaikan Pendapat
a. Demokrasi langsung
Dalam demokrasi langsung rakyat diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan
untuk menjalankan kebijakan pemerintahan.
b. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan
Demokrasi ini dijalankan oleh rakyat melalui wakil rakyat yang dipilihnya melalui Pemilu
Rakyat memilih wakilnya untuk membuat keputusan politik. Aspirasi rakyat disalurkan
melalui wakil-wakil rakyat yang duduk di lembaga perwakilan rakyat.

c. Demokrasi perwakilan dengan sistem pengawasan langsung dan rakyat.


Demokrasi ini merupakan campuran antara demokrasi langsung dengan demokrasi
perwakilan. Rakyat memilih wakilnya untuk duduk di dalam lembaga perwakilan rakyat,
tetapi wakil rakyat dalam menjalankan tugasnya diawasi rakyat melalui referendum dan
inisiatif rakyat.
2. Demokrasi Berdasarkan Titik Perhatian atau Prioritas
a. Demokrasi formal
Demokrasi ini secara hukum menempatkan semua orang dalam kedudukan yang sama
dalam bidang politik, tanpa mengurangi kesenjangan ekonomi. Individu diberi kebebasan
yang luas, sehingga demokrasi ini disebut juga demokrasi liberal.
b. Demokrasi material
Demokrasi material memandang manusia mempunyai kesamaan dalam bidang sosial-
ekonomi, sehingga persamaan bidang politik tidak menjadi prioritas. Demokrasi semacam
ini dikembangkan di negara sosialis-komunis.
c. Demokrasi campuran
Demokrasi ini merupakan campuran dan kedua demokrasi tersebut di atas. Demokrasi ini
berupaya menciptakan kesejahteraan seluruh rakyat dengan menempatkan persamaan
derajat dan hak setiap orang.

3. Berdasarkan Prinsip Ideologi


a. Demokrasi liberal
Demokrasi memberikan kebebasan yang luas pada individu. Campur tangan pemerintah
diminimalkan bahkan ditotak.
b. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar
Demokrasi ini bertujuan menyejahterakan rakyat. Negara yang dibentuk tidak mengenal
perbedaan kelas. Semua warga negara mempunyai persamaan dalam hukum dan politik.
4. Berdasarkan Wewenang dan Hubungan antar Alat Kelengkapan Negara

a. Demokrasi sistem parlementer


Ciri-ciri pemerintahan parlementer antara lain:
1) DPR lebih kuat daripada pemerintah.
2) Kepala pemerintahan/kepala eksekutif disebut Perdana Menteri dan memimpin
kabinet dengan sejumlah menteri yang bertanggung jawab kepada DPR.
3) Program kebijakan kabinet disesuaikan dengan tujuan politik anggota parlemen.
4) Kedudukan kepala negara terpisah dan Kepala Pemenintahan, biasanya hanya
berfungsi sebagai simbol negara. Tugasnya sebagian besar bersifat seremonial,
seperti melantik kabinet dan Duta Besar sebagai Panglima Tertinggi Angkatan
Bersenjata (kehormatan).
5) Jika pemerintah dianggap tidak mampu, maka anggota DPR (parlemen) dapat
meminta mosi tidak percaya kepada parlemen untuk membubarkan pemerintah.

b. Demokrasi sistem presidensial


Ciri-ciri pemerintahan yang menggunakan sistem presidensial adalah sebagai berikut:
1) Negara dikepalai presiden
2) Kekuasaan eksekutif presiden dijalankan berdasarkan ke daulatan yang dipilih dan
dan oleh rakyat langsung atau melalui badan perwakilan.
3) Presiden mempunyai kekuasaan mengangkat dan memberhentikan menteri.
4) Menteri tidak bertanggung jawab kepada DPR melainkan kepada Presiden. Presiden
dan DPR mempunyai kedudukan yang sama sebagai lembaga negara, dan tidak dapat
saling membubarkan.
E. Pelaksanaan Demokrasi Di Indonesia
1. Demokrasi Parlementer (Liberal)
Pada masa berlakunya Demokrasi Parlementer (1945-1959), kehidupan politik dan
pemerintahan tidak stabil, sehingga program dan suatu pemerintahan tidak dapat
dilaksanakan dengan baik dan berkesinambungan.
2. Demokrasi Terpimpin
Secara konsepsional, demokrasi terpimpin memiliki kelebihan yang dapat mengatasi
permasalahan yang dihadapi masyarakat. Hal itu dapat dilihat dan ungkapan Presiden
Soekarno ketika memberikan amanat kepada konstituante tanggal 22 April 1959 tentang
pokok-pokok Démokrasi Terpimpin antara lain:
a) Demokrasi Terpimpin bukanlah diktator.
b) Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi yang cocok dengan kepribadian dan dasar hidup
bangsa Indonesia.
c) Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi di segala soal kenegaraan dan kemasyarakatan
yang meliputi bidang politik, ekonomi, dan sosial.
d) Inti daripada pimpinan dalam Demokrasi Terpimpin adalah permusyawaratan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan.
e) Oposisi dalam arti melahirkan pendapat yang sehat dan yang membangun diharuskan
dalam Demokrasi Terpimpin.

3. Demokrasi Pancasila pada Era Orde Baru


Latar belakang munculnya Demokrasi Pancasila adalah adanya berbagai penyelewengan dan
permasalahan yang dialami bangsa Indonesia pada masa berlakunya Demokrasi Parlementer
dan Demokrasi Terpimpin. Demokrasi Pancasila mengandung arti bahwa dalam menggunakan
hak-hak demokrasi haruslah disertai rasa tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa
menurut agama dan kepercayaan masing-masing, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan
sesuai dengan martabat dan harkat manusia, harusah menjamin persatuan dan kesatuan
bangsa, dan harus dimanfaatkan untuk mewujudkan keadilan sosial.
4. Demokrasi Langsung pada Era Orde Reformasi
Orde Reformasi ini merupakan konsensus untuk mengadakan demokratisasi dalam segala
bidang kehidupan. Di antara bidang kehidupan yang menjadi sorotan utama untuk direformasi
adalah bidang politik, ekonomi, dan hukum.

F. Mengembangkan Sikap Demokrasi

Untuk mengembangkan sikap demokrasi, maka proses pembelajaran dan pendidikan akan lebih
efektif bila dimulai dari dalam keluarga dan dalam dunia pendidikan formal.

Untuk pembelajaran demokrasi di sekolah dan perkuliahan, maka ada beberapa hal khusus yang perlu
diperhatikan oleh para guru & dosen, yaitu:

1. Menjadikan siswa dan mahasiswa sebagai subjek atau teman dalam proses belajar atau
perkuliahan. Memberikan siswa dan mahasiswa kesempatan untuk mengungkapkan
pendapatnya sendiri dalam menjawab suatu pertanyaan.
2. Sebagai pendidik baik guru maupun dosen, sebaiknya belajar untuk berlapang dada dalam
menerima kritik murid. Usahakan kritik dianggap sesuatu yang wajar terjadi, dan sebagai
koreksi untuk memperbaiki kinerja guru dan dosen.
3. Guru dan dosen mengembangkan sikap adil, terbuka, konsisten, dan bijaksana dalam
memberikan hukuman kepada murid dan mahasiswa yang bersalah.
4. Guru dan dosen sebaiknya menghindari mencaci-maki atau memarahi murid dan mahasiswa
di hadapan teman-temannya, karena harga diri mereka akan terkoyak.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh siswa & mahasiswa adalah sebagai berikut:

1. Aktif mengungkapkan ide, gagasan, dan pikirannya kepada guru dan dosen.
2. Siswa dan mahasiswa mempunyai motivasi agar lebih maju dan dewasa.
3. Mengembangkan kepekaan terhadap lingkungan sekitarnya.
4. Mengembangkan derajat kesehatan sehingga sehat secara jasmani dan rohani.
5. Mengembangkan perasaan sehingga menjadi halus dan bisa memahami orang lain.
6. Mempunyai kemauan untuk belajar untuk mengetahui (to know), untuk melakukan sesuatu
(to do), dan menjadi din sendiri (to be), dan untuk hidup bersama (to live together).
7. Mempunyai kemauan untuk belajar beroranganisasi melalui wadah yang ada di sekolah dan
perguruan tinggi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan oleh masyarakat dan pemerintah dalam proses belajar demokrasi
antara lain:

1. Mendidik masyarakat untuk bersikap dewasa.


2. Mendorong sikap ksatria dengan mengakui kekalahan, atau bersikap siap menang dan siap
kalah.
3. Mengembangkan sikap menghargai perbedaan pendapat, perbedaan pendapat adalah suatu
rahmat, dan keputusan bersama adalah pilihan yang terbaik yang dihasilkan dari suatu
kompromi.
4. Menggunakan mekanisme demokrasi untuk mencari titik perbedaan pendapat.
5. Menghilangkan penggunaan tindakan kekerasan dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
6. Mengembangkan sikap yang sensitif dan empati terhadap kepentingan rakyat yang lebih luas.
7. Mengembangkan kerja sama antaranggota masyarakat dengan pikiran yang logis dan itikad
baik.
8. Mengembangkan masyarakat untuk aktif dalam membenikan pengawasan.
BAB V
HAK & KEWAJIBAN WARGA NEGARA

A. Pengertian Hak Dan Kewajiban Warga Negara

Pengertian Warga Negara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002) adalah penduduk
sebuah negara atau bangsa berdasarkan keturunan, tempat kelahiran, dan sebagainya, yang
mempunyai kewajiban dan hak penuh sebagai seorang warga dan negara itu. Sementara Dr. A.S
Hikam (2000) mendefinisikan Warga Negara (citizenship) adalah anggota dan sebuah komunitas
yang membentuk itu sendiri.

B. Asas Kewarganegaraan

Asas kewarganegaraan diperlukan untuk mengatur status kewarganegaraan seseorang. Hal ini
penting agar seseorang mendapatkan perlindungan hukum dan negara, serta menerima hak dan
kewajibannya. Dalam asas kewarganegaraan dalam UU Nomor 12 Tahun 2006, dikenai dua
pedoman yaitu: (1) asas kewarganegaraan umum dan (2) asas kewarganegaraan khusus.

1. Asas Kewarganegaraan Umum

a. Asas kelahiran (Ius Soil)

Ius soil berasal dan bahasa latin; ius berarti hukum atau pedoman, sedangkan soil dari kata
solum yang berarti negeri, tanah atau daerah. Jadi ius soil adalah penentuan status
kewarganegaraan berdasarkan tempat atau daerah kelahiran seseorang. jadi, seseorang
dapat menjadi warga negara di mana ia diahirkan, contoh jepang dan Amerika Serikat.

b. Asas keturunan (Ius Sa guinis)

Ius Sanguinis juga berasal dari bahasa latin, ius berarti hukum atau pedoman, sedangkan
Sanguinis dari kata sanguis yang berarti darah atau keturunan. Jadi, ius sanguinis adalah
asas kewarganegaraan yang berdasarkan darah atau keturunan. Asas ini menetapkan
Seseorang mendapatkan kewarganegaraan suatu negara, apabila orang tuanya adalah
warga negara suatu negara, sebagai contoh seseorang yang lahir di Indonesia, namun
orang tuanya berkewarganegaraan asing, maka Ia mendapatkan status kewarganegaraan
dari orang tuanya.

c. Asas Kewarganegaraan Tunggal

Asas ini adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap orang. Setiap
orang tidak dapat menjadi warga negara ganda atau lebih dari satu.

d. Asas Kewarganegaraan Ganda Terbatas

Asas ini adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda (lebih dari 1 warga negara)
bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU. Pada saat anak-anak ini
telah mencapai 18 tahun, maka harus menentukan salah satu kewarganegaraannya.
2. Asas Kewarganegaraan Khusus

a. Asas Kepentingan Nasional


Adlh asas yang menentukan bhw peraturan kewarganegaraan mengutamakan
kepentingan nasional Indonesia, yang bertekad mempertahankan kedaulatannya sbgi
negara kesatuan
b. Asas Perlindungan Maksimum
Adlh asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib memberikan perlindungan penuh
kepada setiap warga negara Indonesia dalam keadaan apapun, baik di dalam maupun di
luar negeri.
c. Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan
Adlh asas yang menentukan bhw setiap warga negara Indonesia mendapatkan perlakuan
yang sm di dalam hukum dan pemerintahan.
d. Asas kebenaran substantif
Adlh asas dimana prosedur kewarganegaraan seseorang tdk hanya bersifat administratif,
tetapi juga disertai substansi & syarat permohonan yang dapat di pertanggungjawabkan
kebenarannya.
e. Asas non-diskriminatif
Adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal ikhwal yang
berhubungan dengan warga negara atas dasar suku, ras, agama, golongan, jenis kelamin,
serta harus menjamin, melindungi, dan memuliakan HAM pada umumnya dan hak warga
negara pada khususnya.
f. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap HAM
Adalah asas yang dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus
menjamin, melindungi, dan memuliakan HAM pada umumnya, dan hak warga negara
pada khususnya.
g. Asas keterbukaan
Adalah asas yang menentukan bahwa segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga
negara harus dilakukan secara terbuka.
h. Asas pubsitas
Adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh dan atau kehilangan
kewarganegaraan RI akan diumumkan dalam berita negara RI agar masyarakat
mengetahuinya

C. Masalah Status Kewarganegaraan

Masalah status kewarganegaraan seseorang akan muncul apabila asas kewarganegaraan tersebut
di atas diterapkan secara tegas dalam sebuah negara, sehingga mengakthatkan terjadinya
beberapa kemungkinan berikut ini :
1. Apatride adalah seseorang yang tidak memiliki status kewarganegaraan.
Hal ini disebabkan karena orang tersebut lahir di negara yang menganut asas ius sanguinis.
2. Bipatride adalah seseorang yang memiliki dua kewarganegaraan.
Hal ini dimungkinkan apabila orang tersebut berasal dari orang tua yang negaranya menganut
san guinis sedangkan ia lahir di negara yang menganut.
3. Multipatride seseorang yang memiliki lebih dari dua status kewarganegaraan, yaitu seseorang
(penduduk) yang tinggal di perbatasan antara dua negara.
D. Syarat Daan Tata Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia

Untuk mengatasi masalah kewarganegaraan, maka Indonesia mengatur tata cara memperoleh
kewarganegaraan Indonesia dalam UU No. 62 Tahun 1958 dan diperbaharui dalam UU No. 12
Tahun 2006 yang meliputi delapan cara, yaitu:
1. Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin.
2. Pada waktu mengajukan permohonan kewarganegaraan telah tinggal di negara RI paling
singkat 5 tahur berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut.
3. Sehat jasmani dan rohani.
4. Dapat herbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UUD negara RI tahun
1945.
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana
penjara 1 tahun atau lebih.
6. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan RI, tidak menjadi berkewarganegaraan ganda.
7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.
8. Membayar uang pewarganegaraan ke Kas Negara.
Adapun tata caranya adalah sebagai berikut:
1. Permohonan diajukan di Indonesia oleh pemohon secara tertulis dalam bahasa Indonesia di
atas kertas bermeterai cukup kepada Presiden melalui menteri.
2. Berkas permohonan tersebut disampaikan kepada pejabat.
3. Permohonan disertai dengan pertimbangan kepada Presiden dalam watu paling lambat 3
bulan terhitung sejak tanggal permohonan diterima.
4. Permohonan dikenal biaya yang besarnya diatur dengan peraturan pemerintah.
5. Presiden dapat menerima dan menolak permohonan.
6. Pengabulan permohonan ditetapkan dengan Keputusan Presiden paling lambat 3 bulan
terhitung sejak permohonan diterima oleh menteri dan pemberitahuan kepada pemohon
paling lambat 14 hari terhitung sejak Keputusan Presiden ditetapkan.
7. Penolakan permohonan disertai alasan dan diberitahukan oleh menteri paling lambat 3 bulan
sejak tanggal permohonan diterima oleh menteri.
8. Keputusan Presiden mengenai pengabulan permohonan berlaku efektif terhitung sejak
tanggal pemohon mengucapkan sumpah atau menyatakan janji setia.
9. Paling lambat 3 bulan sejak Keputusan Presiden dikirim kepada pemohon, pejabat memanggil
pemohon untuk mengucapkan sumpah dan janji setia.
10. Apabila tidak hadir dalam pemanggilan tanpa alasan yang sah, maka Keputusan Presiden batal
demi hukum.
11. Apabila pelaksanaan sumpah/janji tidak dapat dilakukan karena kelalaian pejabat, maka
pemohon dapat menyatakan pengucapan sumpah/janji setia di hadapan pejabat lain yang
ditunjuk menteri.
12. Pejabat tersebut membuat berita acara pelaksanaan sumpah/janji.
13. Paling lambat 14 hari sejak tanggap pengucapan sumpah/janji, pejabat menyampaikan berita
acara yang tersebut.
14. Setelah pengucapan sumpah/janji, pemohon wajib menyerahkan dokumen keimigrasian atas
namanya kepada Kantor Imigrasi paling lambat 14 hari.
15. Salinan Keputusan Presiden tentang Pewarganegaraan menjadi bukti sah kewarganegaraan
sah seseorang.
16. Menteri mengumumkan nama orang yang telah memperoleh kewarganegaraan dalam berita
negara RI.
E. Hak Dan Kewajiban Warga Negara
1. Hak Warga Negara Indonesia menurut UUD 1945, adalah:

a. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.


b. Berhak untuk hidup dan mempertahankan kehidupan.
c. Berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan.
d. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang, serta
perlindungan terhadap kekerasan dan diskriminasi.
e. Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya.
f. Berhak mendapatkan pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan/atau demi kesejahteraan hidup manusia.
g. Setiap orang berhak memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif
untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.
h. Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang
adil serta perlakuan yang sama di depan hukum.
i. Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan yang adil
dan layak dalam hubungan kerja.
j. Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemeriritahan.
k. Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.
l. Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadah menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih
tempat tinggal di wilayah negara, dan meninggalkannya serta berhak kembali.
m. Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran, dan sikap,
sesuai dengan hati nuraninya.
n. Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.
o. Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari,
memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan
menggunakan Segala jenis saluran yang tersedia.
p. Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan
harta benda yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan
dan ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak
asasi.
q. Setiap orang berhak untuk bebas dan penyiksaan atau perlakuan yang merendahkan
derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dan negara lain.
r. Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
s. Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
t. Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
u. Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh
diambil alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.
v. Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak
beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan
hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi
manusia yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.
w. Setiap orang berhak bebas dan perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun
dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.
x. Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan
zaman dan peradaban.
2. Kewajiban warga negara meliputi :

a. Wajib membayar pajak sebagai kontrak utama antara negara dengan warga negara dan
membela tanah air (Pasal
b. Wajib membela pertahanan dan keamanan negara (Pasal 29).
c. Wajib menghormati hak asasi orang lain dan mematuhi pembatasan yang terutang dalam
peraturan (Pasal 28j).
d. Wajib menjunjung hukum dan pemerintah.
e. Wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.
f. Wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undangundang untuk
menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain.
g. Wajib mengikuti pendidikan dasar.

F. Hak Dan Kewajiban Negara / Pemerintah

1. Hak negara atau pemerintah adalah meliputi:


a. Menciptakan peraturan dan undang-undang yang dapat mewujudkan ketertiban dan
keamanan bagi keseluruhan rakyat.
b. Melakukan monopoli terhadap sumber daya yang menguasai hajat hidup orang banyak.
c. Memaksa setiap warga negara untuk taat pada hukum yang berlaku.
2. Kewajiban negara atau pemerintah sebagaimana yang tersebut dalam tujuan negara dalam
pembukaan UUD 1945 (point a, b, c,d) dan kewajiban negara menurut undang-undang serta
UUD meliputi:
a. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
b. Memajukan kesejahtraan umum.
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosial.
e. Negara menjamiri kemerdekaan tiap-tiap penduduk memeluk agama dan
kepercayaannya.
f. Negara atau pemerintah wajib membiayai pendidikan khususnya pendidikan dasar.
g. Pemerintah berkewajiban mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional.
h. Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dan anggaran
belanja negara dan belanja daerah.
i. Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-
nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat
manusia.
j. Negara memajukan kebudayaan manusia di tengah peradaban dunia dengan menjamin
kebebasan masyarakat dengan memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya.
k. Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan kebudayaan
nasional.
l. Negara menguasai cabang-cabang produksi terpenting bagi negara dan menguasai hidup
orang banyak.
m. Negara menguasai bumi, air, dan kekayaan alam demi kemakmuran rakyat.
n. Negara berkewajiban memelihara fakir miskin dan anak-anak terlantar.
o. Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu Sesuai dengan martabat kemanusiaan.
p. Negara bertanggung jawab atas persediaan fasilitas petayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak.

G. Karakteristik Warga Negara Yang Bertanggung Jawab


1. Memiliki rasa hormat dan tanggung jawab, Sifat ini adalah sikap dan perilaku sopan santun,
ramah tamah, dan melaksanakan semua tugas dan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
2. Bersikap kritis, Sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang valid
(sah) serta argumentasi yang akurat.
3. Melakukan diskusi dan dialog, Sifat ini adalah sikap dan perilaku dalam menyelesaikan
masalah (problem solving) hendaknya dilakukan dengan pola diskusi dan dialog untuk
mencari kesamaan pemikiran terhadap penyelesaian masalah yang dihadapi.
4. Bersikap terbuka, Sifat ini adalah sikap dan perilaku yang transparan serta terbuka, sejauh
masalah tersebut tidak bersifat rahasia.
5. Rasional, Sifat ini adalah pola sikap dan perilaku yang berdasarkan rasio atau akal pikiran
yang sehat.
6. Adil, Sifat ini adalah sikap dan perilaku menghormatm persamaan derajat dan martabat
kemanusiaan.
7. Jujur, Sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang sah dan akurat.

Sedangkan karakteristik warga negara yang mandiri meliputi:


a. Memiliki kemandirian.
b. Memiliki tanggung jawab pribadi, politik dan ekonomi sebgai warga negara.
c. Menghargai martabat manusia dan kehormatan pribadi.
d. Berpartisipasi dalam uruan kemasyarakatan dengan pikiran dan sikap yang santun.

Anda mungkin juga menyukai