Komunikasi berasal dari kata communicare yang artinya adalah berpartisipasi atau mmeberitahukan atau berpartisipasi atau memberitahukan atau communis yang artinya milik Bersama atau berlaku di mana-mana. Komunikasi dilakukan dengan 2 cara yaitu verbal dan nonverbal. Umumnya komunikasi ini dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Namun jika tidak ada Bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik tubuh atau menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, dan mengangkat bahu atau yang kita kenal dengan komunikasi dengan Bahasa nonverbal. Dimana dalam kegiatan-kegiatan kesehatan, komunikasi adalah sesuatu yang sangat penting. misalnya dalam kegiatan penyuluhan tentang kesehatan kepada masyarakat.
B. Tujuan Komunikasi kesehatan
Komunikasi itu sendiri memiliki beberapa tujuan yaitu melakukan sebuah tindakan, membuat kebutuhan dan persyaratan yang diketahui, pertukaran informasi, gagasan, sikap dan kepercayaan, memberikan pengertian dan membangun atau memelihara hubungan (US Office Of Disease Prevention dan Promosi Kesehatan, 2004). Menurut perannya, komunikasi juga memiliki peran dalam menyampaikan layanan dan promosi kesehatan. Komunikasi kesehatan merupakan pertukaran pesan, informasi, maupun gagasn mengenai kesehatan. Karena kesehatan merupakan satu hal penting bagi kehidupan. Dengan adanya komunikasi ini, kita bias men-sharing banyak hal tentang kesehatan yang kita ketahui. Komunikasi ini juga dapat menjadi wadah kita untuk bertukar pikiran mengenai tentang kesehatan. Kita dapat membahas nya dalam sebuah kelompok- kelompok masyarakat dan sebagainya. Misalnya penyuluhan atau pembahasan mengenai kesehatan meliputi, pola hidup sehat, cara menjaga kesehatan, dan bagaimana cara menangani sebuah penyakit. Dengan adanya komunikasi kesehatan ini kita dapat memberi sebuah wawasan kepada masyarakat awam yang tidak banyak tau akan hal yang menyangkut kesehatan. Komunikasi kesehatan ini termasuk ke dalam komunikasi yang tergolong persuasif, karena di lihat dari tujuannya yaitu mengajak audiens untuk merubah sikap dan perilaku hidup sehat. C. Kegiatan Komunikasi Kesehatan Kegiatan dari komunikasi kesehatan ini sendiri memiliki banyak fungsi dan maanfaat. Dari melakukan penyuluhan kecil sampai penyuluhan besar mengenai tentang kesehatan. Atapun melakukan penelitian dan penggunaan strategi dimana hal ini dimaksudkan untuk memengaruhi audiens melalui pengetahuan dan perawatan kesehatan yang jarang di pahami oleh masyarakat awam. Hal tersebut dituangkan melalui kampanye-kampanye Pendidikan publik dengan tujuan untuk mengubah kebiasaan lama masyarakat yang acuh akan kesehatan menuju perilaku sehat, menciptakan kesadaran, mengubah sikap, dan memotivasi individu mengadopsi perilaku yang di rekomendasikan. Seiring dengan berkembangnya zaman, sekarang komunikasi tidak hanya dilakukan secara langsung. Kegiatan kampanye kesehatan ini bahkan dapat dilakukan dengan mudah tanpa harus bertemu dengan langsung, dimana hal ini membuat komunikasi kesehatan menjadi lebih mudah dan efisien dalam berbagai hal. Dimana dengan memanfaatkan media social, audiens yang di dapatkan relative lebih banyak, dikarenakan pada saat ini hampir seluruh masyarakat menggunakan media social dan sebagainya. Dimana hal ini memudahkan para audiens untuk bertukar pikitan dan men-share hal seputar kesehatan secara berkelanjutan. Contohnya seperti edukasi yang sering kita temukan dalam blog atau artikel-artikel yang sangat mudah kita jumpai di internet. Bukan hanya itu saja, kita juga dapat memberikan pengumuman layanan masyarakat dengan mudah melalui media sosial, radio ataupun papan rekalme.
D. Hambatan dalam melakukan Komunikasi Kesehatan
Sebelum melakukan kegiatan komunikasi, hal yang harus kita perhatikan adalah bagaimana cara kita melakukan pendekatan kepada sebuah kelompok masyarakat atau pun pribadi. Pendekatan ini harus kita lakukan agar mendapat kepercayaan dari orang tersebut. Dalam melakukan komunikasi kita juga harus memperhatikan hal-hal penting dalam berkomunikasi, agar tidak terjadi kesalah pahaman. Karena intonasi saja mempengaruhi komunikasi. Oleh karena itu penting sekali bapi pembicara untuk mencari tau hal-hal tersebut dan menerapkannya. Tidak semua hambatan komunikasi disebabkan oleh manusia itu sendiri, terkadang faktor lingkungan atau daerah dapat menjadi sebuah hambatan. Pesan yang disampaikan oleh pembicara dapat mengalami rintangan yang dipicu oleh faktor lingkungan yaitu latar belakang fisik atau situasi dimana komunikasi terjadi. Hambatan lingkungan ini mencakup tingkat aktifitas, tingkat kenyamanan, gangguan, serta waktu. Misalnya, daerah pelosok akan susah untuk melakukan penyuluhan, baik langsung maupun tidak. Dikarenan sarana transpportasi ataupun kurang maju nya perkembangan digital pada daerah tersebut. Screnshoot