Anda di halaman 1dari 14

MANUSIA MENURUT AJARAN KRISTEN

PENDAHULUAN
A. Menelusuri Pemikiran-Pemikiran Modern tentang Manusia
1. Manusia menurut paham Komunis
Filsafat sosial dan politis komunis bersumber dari teori
antropologis Karl Marx (1818-1883).
Ada tiga ciri dari antropologi Marxist, yaitu :
Pertama, Manusia sebagai suatu produk alami (natural): bukan ciptaan
Tuhan (manusia ada dengan sendirinya dan tidak ada Allah yang
menciptakan manusia)
Kedua, manusia sebagai ciptaannya sendiri yang bekerja. Dalam istilah Marx
manusia adalah “homo faber” (pembuat), paham ini menjadikan manusia
seabagai pencipta.
Ketiga, manusia sebagai unit yang teralienasi, yaitu suatu sistim yang
membuat manusia menjadi tak manusiawi secara total , sebagai akibat
adanya feodalisme yang melahirkan kapitalis dengan banyak sekali kaum
proletariat (rakyat jelata yang miskin).
2. Manusia menurut paham Humanis
Humanisme adalah suatu pengakuan akan adanya rasa percaya
kepada hakikat manusia yang menolak ide tentang Allah sebagai hal
yang perlu karena manusia bisa membentuk kembali dirinya sendiri
lewat moralitas, ilmiah, positivisme, Estetika, liberal. Kadang-
kadang ide humanisme ini saling bertentangan satu sama lain
dengan dalam pengertian yang luas dengan Hahekat Allah itu
sendiri.
B. Pandangan Kristen tentang Hakikat Manusia
1. Manusia adalah Makhluk Ciptaan Allah Kej. 1 dan Kej. 2
2. Manusia diciptakan menurut Gambar Allah (Imago Dei)
Kej 1 : 26

Kalau kita menyebut diri kita Anak Allah harus serupa dengan Bapa kita
3. Manusia sebagai Makhluk Sosial .
4. Manusia sebagai Makhluk Rasional dan Berbudaya
Dalam kekristenan, kita mengenal “Hukum Kasih” yakni yang kita
sebut “Hukum Utama.” Dalam hukum utama Tuhan Yesus
menuntut agar kita “mengasihi Allah dengan segenap hati, dan
dengan segenap jiwa, dan dengan segenap akal budi” (lih.
Mat.22:37-38). Jadi, potensi rasional manusia dengan segala
produk dan hasilnya, perlu dipakai untuk mengasihi Allah juga.
Tanpa itu, kita akan berulang kali menyaksikan pemusnahan umat
manusia dan peradabannya seperti dalam pemboman Hiroshima
dan Nagasaki pada waktu yang lalu.
4. Manusia sebagai Makhluk Etis.
C. Paradoks dalam Kehidupan Manusia dan Masyarakat
Yang dimaksudkan paradoks adalah pada satu sisi penciptaan manusia sebagai
makhluk religius, sosial, rasional dan berbudaya serta etis menunjukkan sisi
keagungan manusia dibandingkan dengan ciptaan-ciptaan Tuhan yang lain. Kitab
Kej. 1:31 mengatakan: “maka Allah melihat segala sesuatu yang dijadikan- Nya itu,
sungguh amat baik.” Pada sisi yang lain, kita juga belajar atau menyaksikan dan
bahkan mengalami sendiri sisi-sisi kelam dari kehidupan manusia.
Dalam kekristenan dipercayai bahwa paradoks ini terjadi karena manusia telah
jatuh ke dalam dosa (lih. Kej. 3).
Gregory Baum dalam bukunya Religion And Alienation: A
Theological Reading of Sociology (1975, 201) juga mencoba
mendeskripsikan dosa sosial dalam berbagai level atau tingkatan.

Tingkatan pertama dari dosa sosial terdiri atas kecenderungan-kecenderungan


yang tidak adil dan tidak manusiawi (dehumanizing) yang terbangun dalam
berbagai institusisosial, politis, ekonomi, agamawi, yang merupakan perwujudan
dari kehidupan kolektif manusia.
Tingkatan kedua dari dosa sosial mengambil bentuk simbol-simbol kultural
dan agamawi, yang hidup dalam imajinasi dan didukung oleh masyarakat,
yang membenarkan serta memperkuat (reinforce) lembaga-lembaga
(institutions) yang tidak adil, dan karena itu memperburuk kerugian/
kerusakan terhadap banyak orang.
Tingkatan ketiga, dosa sosial merujuk kepada kesadaran palsu yang
diciptakan oleh institusi-institusi dan ideologi-ideologi yang digunakan umat
untuk melibatkan diri mereka secara kolektif, dalam tindakan-tindakan
destruktif seolah-olah mereka melakukan hal yang benar.

Tingkatan keempat, pada tingkat ini dosa sosial terdiri dari keputusan -
keputusan kolektif, yang diperkuat oleh kesadaran yang didistorsi, yang
meningkatkan ketidakadilan dalam masyarakat. Untuk memperkuat
kekuasaan. Ini adalah gambaran dari tren-tren dehumanisasi.
D. Membaharui Hubungan dengan Allah, Sesama, dan Alam
Ciptaan Tuhan.
Coba Anda baca dan diskusikan 2 Korintus 5:18-21 kemudian jawab pertanyaan berikut !:
1. Bagaimanakah perbaikan hubungan itu terjadi?
2. Inisiatif siapakah yang utama?
3. Apa dampak pendamaian dengan Allah terhadap tanggungjawab kita untuk tugas
pendamaian yang dipercayakan Tuhan kepada kita?
4. Apa saja dimensi dari pendamaian itu?
5. Silakan Anda membangun argumen yang solid bahwa manusia dimungkinkan untuk
membaharui hubungan dengan Allah, sesama dan alam ciptaan.
E. Pandangan-Pandangan Teologi Kontemporer tentang
Manusia dan Masa Depannya
Salah satu aspek yang penting dalam membicaraan manusia dan
hakikatnya adalah manusia dan pengharapannya.

Anda mungkin juga menyukai