0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
335 tayangan18 halaman
Teologi Liberal menolak ajaran Alkitab dan menggantikannya dengan pemikiran rasionalisme. Mereka meyakini bahwa Alkitab bukanlah wahyu ilahi melainkan hasil karya manusia biasa yang dapat dianalisis secara ilmiah.
Teologi Liberal menolak ajaran Alkitab dan menggantikannya dengan pemikiran rasionalisme. Mereka meyakini bahwa Alkitab bukanlah wahyu ilahi melainkan hasil karya manusia biasa yang dapat dianalisis secara ilmiah.
Teologi Liberal menolak ajaran Alkitab dan menggantikannya dengan pemikiran rasionalisme. Mereka meyakini bahwa Alkitab bukanlah wahyu ilahi melainkan hasil karya manusia biasa yang dapat dianalisis secara ilmiah.
1. Dasar pemikiran Teologi Liberal (TL) mulai sejak abad 15-16, berbarengan dengan kesadaran kepentingan manusia atas rasio/ ilmu pengetahuan (Gerakan Renaissance) dan moral/agama (Gerakan Reformasi). Walaupun lahir dalam waktu yang sama, tetapi kedua gerakan tersebut memiliki perbedaan yang hakiki. Berpusat pada Allah Berpusat pada (Teosentris / Solus manusia Christus) (Antroposentris) Kembali kepada Alkitab Kembali pada (Sola Scriptura) kebudayaan manusia Berpangkal pada iman Berpangkal pada (Sola Fide) Menekankan pada kuasa rasio (rasionalisme). Allah (Sola Gratia) Menekankan pada Tujuan untuk kemampuan manusia memuliakan Allah (Soli Tujuan untuk Deo Gloria) memuliakan manusia REFORMASI RENAISSANCE 3. Gerakan Renaissance dan rasionalismelah yang memberikan pengaruh yang sangat hebat lahirnya Teologi Liberal. 4. Lahirnya teori evolusi Charles Darwin (abad 19) merupakan gebrakan yang sangat kuat yang menyerang prinsip-prinsip Alkitab tentang penciptaan dan hakikat manusia. 5. Dampak teori evolusi dalam kemasyarakatan, lahirlah sistem sosialisme “Karl Mark” yang semakin menjauhkan manusia dari agama, khusunya agama Kristen. – agama dianggap sebagai candu bagi kaum kapitalis untuk menipu rakyat. 6. Dorongan yang lebih kuat lagi dari “Sigmund Freud”, bahwa agama pada dasarnya adalah cermin dari perasaan takut dan hormat akan sesuatu yang lebih kuat dari diri manusia dan alam semesta. Jika manusia telah dapat mengatasi perasaan takutnya tersebut maka pada dasarnya tidak memerlukan agama lagi (Komunis)
7. Lahirnya metode Higher Criticism (bedah Alkitab)
yang berdampak pada “Alkitab tidak lagi diterima sebagai Firman Tuhan yang berortoritas, sebagai inspirasi Roh Kudus, tetapi hanya dianggap sebagai buku biasa yang bisa dibedah dibawah penerangan rasio (otak) manusia saja” (Historis Kritis) 8. Metode Higher Criticism mencapai puncak dengan lahirnya Metode Historis Kritis dalam mempelajari Alkitab.
9. Akibat metode Historis Kritis, kekristenan
merangkul filsafat-filsafat dunia, disinilah teologi liberal bertumbuh dengan subur. 1. Supaya dapat diterima oleh orang modern maka TL memakai cara pemikiran modern, 2. Rasio manusia adalah otonomi untuk menilai Alkitab, 3. Aspek latar belakang budaya harus didahulukan bukan arti/doktrinnya, 4. Tujuan mempelajari Alkitab bukan untuk mencari kebanaran Wahyu Illahi, melainkan pengalaman keagamaan. 1. Tidak mempercayai tentang Wahyu Allah,
2. Yesus adalah tokoh moral yang patut
diteladani
3. Dalam mempelajari Alkitab harus
menggunakan metode ilmiah. 1. Doktrin Alkitab: ❑ Alkitab adalah buah pikiran manusia, sama dengan buku-buku lain, oleh karena itu ia tidak luput dari kesalahan. ❑ Fakta Alkitab yang berbau khayalan religius harus dibersihkan, ❑ Urutan sejarah dlm Alkitab harus ditolak, karena tidak sesuai denga ajaran evolusi dlm sejarah, ❑ Sehingga urutan itu harus disusun ulang (dekonstruksi). ❑ Alkitab hanyalah pengalaman dan pikiran manusia saja, dengan demikian mereka menggantikan Allah dengan pikiran dan perasaan manusia. 2. Doktrin Tentang Allah: o Allah adalah pangkal dari segala sesuatu dan merupakan kekuatan kekal o Allah tidak beroknum, tetapi eksistensinya secara objektif berada di benak manusia. o Dunia dan segala isinya bukan ciptaan Allah tetapi terjadi oleh karena evolusi. 3. Doktrin Tentang Yesus Kristus o Yesus Kristus bukan Allah dan juga bukan Anak Allah yang dilahirkan oleh dara Maria, o Kebenaran tentang “dilahirkan oleh anak dara” hanyalah cerita alegoris saja.
oKebenaran tentang “Firman menjadi
Manusia” hanyalah buah pikiran filsafat. o Mereka tidak menyangkal Yesus sebagai guru yang agung – orang saleh yang memiliki moral dan tingkah laku yang baik – o Yesus manusia yang sempurna – tidak memiliki cacat cela. o Dari sisi kehidupan-Nya itulah menimbulkan kekaguman bagi para murid dan kemunian meninggikanNya sebagai Allah. 4. Doktrin Tentang Roh Kudus • Yang dimaksud dengan Roh Kudus adalah perasaan keadilan yang ada dalam diri manusia dan bukan sebagai Oknum ketiga dari Allah Tritunggal,
• Dengan kata lain, Roh Kudus adalah
hati nurani manusia. 5. Doktrin Tentang Dosa • Manusia tidak pernah berdosa – bahkan semakin hari semakin maju dan mencapai kesempurnaan (evolusi) • Kesalahan yang dilakukan manusia hanya karena keadaan sosial, jika keadaan sosial diperbaiki maka semuanya menjadi baik, • Untuk menyokong itu, mereka mengadakan gerakan Pekabaran Injil Sosial (Sosial Gospel). 6. Doktrin Tentang Keselamatan • Tuntutan Tuhan atas diri manusia, yaitu berbuat amal dan menjadi manusia baik, • Manusia harus giat beramal, karena amal dapat mempengaruhi keselamatan manusia. • Injil keselamatan dengan darah sudah ketinggalan jaman, “Cerita tragis tentang Yesus Kristus disalib tidak dapat diterima, karena cerita ini dari pengaruh takahyul abad pertengahan”. 7. Doktrin Tentang Penghakiman • Tokoh Liberal Schleiermacher dan Ritschl menyatakan bahwa keberadaan dosa itu bersifat subyektif dari ingatan manusia, karena kerisauan hati manusia terhadap kemurkaan Allah. Ritschl berkata bahwa manusia tidak perlu takut terhadap murka dan hukuman Allah, karena Allah yang yang Mahakasih tidak mungkin akan marah terhadap manusia dan lebih tidak mungkin sampai menghukum dan membuang manusia ke dalam api neraka.