Anda di halaman 1dari 7

DEMITOLOGISASI

1. Istilah “demitologisasi” dipopulerkan oleh


Rudolf Bultmann tahun 1941 dan
dilanjutkan penggunaannya oleh John
Robinson dari Inggris (1963).
A. Istilah 2. Demitologisasi merupakan penafsiran
Demitologisasi Alkitab menurut pengertian manusia
terhadap keberadaannya sendiri, dan
dengan istilah-istilah yang dapat
dipahami oleh orang-orang modern
sendiri.
B. Latar 2. Latar belakang mitos adalah cerita
yang tidak bersifat fakta, yang
Belakang berasal dari jaman pra –ilmiah.
1. Tujuan utama demitologisasi adalah untuk
mencari dan menafsirkan mitos-mitos yang ada
dalam Alkitab.
2. ujuan mitos adalah untuk menyatakan
pengertian manusia tentang dirinya sendiri,
C. Tujuan bukan untuk menyajikan gambaran objektif
tentang dunia.
Mitos 3. Mitos menggunakan perumpamaan-
perumpamaan dan istilah – istilah yang diambil
dari dunia ini untuk menyatakan keyakinan-
keyakinan mengenai pengertian manusia akan
dirnya sendiri.
1. Alkitab bukan hanya dianggap berisi
kesaksian manusia tentang Firman Allah
saja, tetapi mitos (dongeng).
2. Teologi yang dibangun berpusat pada
D. Dogma manusia (anthroposentris), bukan Allah
(Teosentris).
Demitologisasi
3. Tidak menghargai sifat sejarah dalam
kekristenan, karena itu semua di dalam
Alkitab diturunkan menjadi mitos – mitos
saja.
4. Pengaruh Kristus dalam agama Kristen
diminimalkan sehingga tidak lagi menjadi
pusat berita Injil, tapi hanya sebagai manusia
Dogma biasa.
Demitologisasi 5. Demitologisasi membawa sikap skeptis
(2) terhadap semua pekerjaan Allah yang bersifat
supranatural.
6. Demitologisasi mengubah iman menjadi sifat-
sifat manusia yang tidak lagi tergantung pada
realita yang nyata.
Teologi “demitologisasi” merupakan
D. Kesimpulan “penggabungan” antara Teologi
Liberal dan Neo Ortodoks.

Anda mungkin juga menyukai