Anda di halaman 1dari 4

TUGAS LAPORAN BACA BUKU

Buku : Teologia Kontemporer

Penulis : Prof. Dr. Harvie M. Conn

Dosen Pengampu : Dr. Ruben Nesimnasi, M.Th

Mata Kuliah : Teologi Kontemporer

Yang membuat laporan bacaan:

Nama : Demianus

Nim : 861012707961332

Prodi : Magister Teologi

Pasal 1

Teologi kontemporer dalam arti sesungguhnya baru lahir pada tahun 1919 yang dirintis oleh
pendeta muda Bernama Karl Barth (1886-1968). Teologi kontemporer dan teologi zaman modern
memiliki praanggapan yang sama. Dengan demikian pemikiran Barth sebenarnya sudah dimulai pada
zaman pencerahan dimana Imanuel Kant sebagai pengagasnya. Pencerahan dan otonomi menjadi
identic dan motto manusia menjadi modern “beranilah menggunakan pengertianmu sendiri”. Lalu dari
pemikiran itu muncul berbagai tema-tema yang baru seperti terdapat praanggapan agamawi baru yang
membentuk pikiran manusia modern, terdapat keyakinan yang dikembangkan dengan lebih konsisten
bahwa manusia adalah otonom, terdapat relativisme yang diperkembangkan dengan lebih konsekuen,
muncul metode kritik-historis, yang akhirnya mengakibatkan timbulnya radikal antara sejarah dan iman.

Pasal 2

Dalam 1919 sampai abad ke-20 Karl barth menjadi orang yang paling berpengaruh dalam dunia teologi.
Beberapa prinsip yang timbul dari pemikiran Barth menjadi pengaruh dalam perubahan baru teologi.
Ajaran Barth yang mula-mula adalah pemberontakan neo-ortodoxs terhadap liberalism. Berlawanan
dengan teologi liberalism, Barth menyatakan bahwa manusia memerlukan Wahyu oleh sebabnya Ia
memakai istilah teologi Firman Allah. dalam penafsiran Bart memperkenalkan teologia baru yang
dengan istilah Dialektia dan tafsiran Bart juga menekankan suatu sikap baru yang tidak peduli terhadap
sejarah dalam dunia teologia.

Pasal 3 Neo-ortodoksi

Karl Barth memulai suatu revolusi teologi melalui karyanya tentang surat Roma yang kemudian
diperhalus dan diperluas menjadi sebuah Gerakan dengan istilah neo-ortodox. Salah satu tema utama
neo-ortodox adalah konsep penyataan. Firman Allah bukan Alkitab itu sendiri, demikian pula pernyataan
Alkitab itu bukanlah penyataan. Pusat dari penyataan Allah adalah Yesus Kristus. Barth juga menolak
pandangan tradisional tentang dua macam keberadaan Kristus. Ajaran neo-ortodox tidak dapat
dikatakan sebagai ajaran yang Kembali kepada ajaran-ajaran reformasi karena ajarannya berpusatkan
pada pengalaman subyektifitas seseorang sebagai kriteria kebenaran.
Pasal 4 Kritik Bentuk Metode Bultmann

Praanggapan kritik bentuk ialah Alkitab tidak dapat diterima sebagai catatan dari kehidupan dan
pengajaran Kristus dan Rasul-rasulNya yang layak dipercaya. Berita tentang Yesus dalam Injil sinoptik
Sebagian besar tidak otentik melainkan telah diciptakan oleh iman orang Kristen mula-mula dalam
berbagai macam tingkatannya. Alkitab bukanlah pewahyuan Allah dalam pengertian obyektif karena
dipengaruhi sejarah dan agama kuno yang harus dinilai seperti literatur kuno. Anggapan dasar kritik
bentuk bahwa kitab Injil merupakan hasil redaksi dari gereja mula-mula yang menggunakan tradisi lisan
untuk diolah menjadi satu cerita dengan menambahkan lokasi. Sehingga tujuan dari metode kritik
bentuk adalah untuk menganalisa sejarah dari tradisi lisan yang mendasari kitab-kitab Injil. Bagi bultman
inti yang benar bersifat sejarah ditemukan dalam pengajaran Yesus bukan dalam catatan tentang
pebuatan-perbuatan atau penggambaran mengenai pribadinya.

Pasal 5 Demitologisasi: Berita Bultmann

Menemukan dua hal dalam PB yaitu Injil Kristen & pandagan orang abad pertama yang bercirikan mitos.
Baginya mitos adalah cerita yang tidak membedakan fakta dari yang bukan fakta dalam isinya. Pribadi
Yesus dalam sejarah telah diubah menjadi mitos dalam kekristenan yang mula-mula menjadi Yesus yang
datang menjadi manusia, mati untuk dosa, dan bangkit ,lalu naik ke sorga dan akan Kembali dari sana
untuk menghakimi manusia. Cerita itu juga ditambahkan dengan bumbu cerita mujizat, suara dari sorga,
kemenangan atas iblis dll. Pemikiran mitos ini untuk mengerti diri sendiri dengan lebih baik. Itu semua
mitos dan tidak cocok lagi dengan abad-20 yang percaya kepada rumah sakit, dan bukan mujizat,
penisilin dan bukan doa. Untuk mengupas mitos dari PB dan mencoba menyingkapkan tujuan dibalik
mitos itu proses penyingkapan itu disebut demitologisasi.

Pasal 6 Sejarah Keselamatan

Dr. Oscar Cullman dianggap yang paling berpengaruh dalam memberikan arti yang sepenuhnya. Baginya
Perjanjian Baru harus dipahami sesuai dengan ajaran perjanjian baru sendiri. Ia menekankan pentingnya
sejarah untuk mendapatkan pengertian tentang Alkitab yang memadai. Namun yang menjadi
kelemahannya adalah karna penekanannya pada sejarah sebagai sarana wahyu maka Alkitab bukanlah
landasan dasar bagi agama Kristen (landasan dasar itu adalah sejarah suci). Wahyu diberikan di dalam
Tindakan-tindakan sejarah bukan dalam kata-kata. Bagi cullman eskatologi mencakup semua sejarah
penyelamatan (dari kelahiran sampai kedatangan kedua kali).

Pasal 7 Teologia Sekularisasi

Pernyataan yang paling berani tentang manusia “sekularis yang meninggalkan Allah” muncul dalam
teologi sekularisasi. Dr. John Robinson dalam bukunya mengatakan bahwa konsep tentang Allah “yang
diatas sana” sudah using, tidak berarti, dan salah. Ia menyebut Allah sebagai dasar dari keberadaan kita
dan gereja Tuhan tidak pernah dimaksudkan sebagai suatu organisasi manusia yang religious. Semboyan
bagi orang Kristen baru adalah “kasihilah Allah dan berbuatlah sesukamu”. Menurut Harvey Cox dalam
bukunya sekularisasi adalah buah Injil. Pusat perhatiannya adalah dunia bukan gereja atau dunia
supranatural. Jadi Allah adalah Allah dari dunia ini bukan Allah yang terpagar dalam suatu lingkup
religious.
Pasal 8 Etika Situasi

Etika situasi mengontraskan dirinya dengan etika tradisional dalam banyak hal. Menurut robinson
moralitas lama adalah deduktif, dimulai dari standar absolut, berlaku selamanya, tidak berubah.
Moralitas baru adalah induktif, dimulai dari perorangan untuk menegaskan prioritas manusia lebih dari
prinsip-prinsip. Moralitas Kristen tradisional sebagai anti humanis, berorientasi pada prinsip
supranatural yang kadang-kadang lebih dipentingkan dari pada manusianya, dan disana mereka harus
menaatinya tanpa menghiraukan situasi. Moralitas baru ini menekankan situasi “realitas eksistensial”.
Sesuatu dapat dikatan salah berdasarkan situasi. Kriteria untuk menentukan perilaku bukan kode etik
tetapi kasih.

Pasal 9 Teologia Pengharapan

Pada tahun 1965 saat gencar-gencarnya Gerakan Allah mati , maka di jerman terdengarlah suatu nada
baru dari seorang professor teologia dari universitas tubingen yang Bernama Jurgen Moltman. Dalam
gagasannya Moltman mengatakan bahwa Allah harus tunduk terhadap proses dan waktu. Dalam proses
ini Allah tidaklah sepenuhnya Allah karena Allah adalah satu bagian dari waktu yang sedang mendesak
maju ke masa yang akan datang.

Pasal 10 Teologia Sejarah

Gerakan teologia sejarah dibuat dalam bentuk yang sangat sistematis oleh Wolfhart Pannenberg di Univ.
Mainz. Menurut pannenberg, iman berhubungan dengan masa yang lalu. Menurutnya terjadinya
kebangkitan tubuh dalam sejarah sebagai hal yang penting dan bersifat inti dalam kekristenan perjanjian
baru. Seperti moltman, pannenberg bersikeras akan kembalinya kepada pertanyaan dasar mengenai
sejarah dan iman.

Pasal 11 Teologi Evolusi

Pierre Teilhard de Chardin (1881-1955) sebagai pendiri teologi evolusi yang dilarang oleh gereja katolik
roma untuk menerbitkan bukunya karena dianggap sesat. Sumbangsinya dalam dunia teologia adalah ia
seorang tokoh mistik yang berusaha menggabungkan hal-hal yang terbaik dalam dua dunia yakni evolusi
dan gereja katolik roma. Titik tolak pemikirannya dalah evolusi yang ia namakan suatu terang yang
menerangi semua fakta, suatu garing lengkung yang harus diikuti oleh semua garis”.

Pasal 12 Teologia Proses

Teolog proses menolak konsep Alkitabiah mengenai Allah sebagai oknum yang melampaui dan diatas
alam semesta. Sebaliknya bagi mereka segala sesuatu terjadi di dalam Allah. seperti yang dikatakan
seorang penulis “ Allah bukanlah suatu oknum melainkan sebagai suatu kuasa dibalik evolusi yang terus
menerus muncul di dalam segala sesuatu dalam sejarah dan alam.

Pasal 13 Teologia “ADA”

Menurut Tillich kita harus memulai dengan mendefinisikan ulang makna agama karena agama bukanlah
sekedar kepercayaan-kepercayaan atau perbuatan-perbuatan tertentu. Sebab seorang bisa disebut
beragama bilamana dia berprihatin secara mendasar. Keprihatinan secara mendasar itu ialah yang
menetukan apakah kita ada atau tidak ada.
Pasal 14 Dispensasionalisme

Pada abad 19 di inggris dan irlandia, bangkitlah sebuah Gerakan penafsiran Alkitab yang baru ditengah
kaum konservatif. Tokohnya yang Bernama John Nelson Darby (1800-1882). Menghimpun orang yang
merasa tidak puas, untuk mengadakan penelaan Alkitab serta mengadakan perjamuan kudus setiap
minggu. Cara penafsiran dispensasionalisme adalah menafsir nubuat-nubuatan Alkitabiah. Penganut
dispensasionalisme selalu menegaskan penafsiran Alkitab secara harafiah.

Pasal 15 Neo-Fundamentalisme

Neo-fundamentalisme berusaha menyebarkan dan membela Injil, tetapi pada akhirnya pembelaan Injil
lebih ditekankan dari pada penyebaran. Neo-fundamentalisme cenderung memperlihatkan pietis yang
kuat atas pengalaman agamawi pribadi, sementara pada saat yang sama memperingan penekanan atas
perintah-perintah kekristenan terhadap kebudayaan dan masyarakat.

Pasal 16 Neo-Evangelikalisme

Tahun 1948 pembukaan semester di Fuller Theological seminary di California Dr. Harold Ockegan
memperkenalkan sebuah kata baru untuk dunia teologia “Neo-Evangelikalisme”. Didalam kalangan
teolog neo-evangelikalisme ada tanda-tanda berada dalam bahaya mengkompromikan agama Kristen.
Dimana pemimpin-pemimpinnya telah menghimbau dibukanya Kembali suatu debat Injili tantang
otoritas dan inspirasi Alkitab.

Pasal 17 Keyakinan Reform

Kata reform itu menyatakan ciri gereja-gereja pada abad ke 16 yang bangkit untuk memprotes
kekeliruan dan penyimpangan yang menguasai gereja katolik roma pada abad pertengahan. Gereja
reformasi menganut hanya satu tujuan yaitu hidup menurut firman Tuhan baik dalam lingkup luas
kehidupan gereja, maupun dalam lingkup pribadi kehidupan orang percaya.

Anda mungkin juga menyukai