Anda di halaman 1dari 6

KLIPING

SIKAP YANG PERLU DIHINDARI


DALA MASYARAKAT
MMULTIKULTURAL

DISUSUN OLEH :
Erianto sitinjak
XII MIPA 1

Guru Pembimbing :
Sabam Sitinjak, S.Th.

Makalah ini dibuat sebagai media pembelajaran untuk


memenuhi tugas mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen

SMAS TUNAS BARU JIN-SEUNG BATAM


Tahun Ajaran 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas kemurahanNya
sehingga kliping “Sikap yang Perlu Dihindari dari Masyarakat Multikultural” dapat
diselesaikan dengan baik. Kliping ini ditulis untuk memenuhi syarat nilai mata pelajaran
Pendidikan Agama Kristen dan sebagai media pembelajaran.
Kliping ini akan membahas tentang beberapa sikap yang harus dihindari dalam
masyarakat multikultural atau masyarakat majemuk. Mengapa masalah ini penting
dibahas? Masalah ini penting dibahas karena mengingat bahwa negara Indonesia memiliki
masyarakat yang majemuk yang memiliki banyak keberagaman, baik itu suku, agama, ras,
adat istiadat, dan lainnya.
Penulis juga tidak lupa atas bimbingan Pak Sabam Sitinjak, S.Th. yang setia
membimbing penulis untuk menyelesaikan kliping ini.
Seperti gading yang tak retak, demikian juga dengan karya ini tentunya tidak lepas
dari kekurangan. Oleh karena itu penulis sebagai pemula dalam berkarya, mohon maaf dan
menunggu adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk memajukan penulis
dalam berkarya demi mencapai kliping yang sempurna. Penulis berharap karya tulis ini
dapat bermanfaat bagi banyak pihak.

Batam, Januari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
1. 1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2 Manfaat............................................................................................................................4
BAB II ..........................................................................................................................................
ISI...............................................................................................................................................5

2
2.1. Kasus yang berkaitan dengan sikap primodialisme........................................................5
2.2. Kasus yang berkaitan dengan sikap etnosentrisme........................................................5
2.3. Kasus yang berkaitan dengan sikap diskriminasi...........................................................6
2.4. Kasus yang berkaitan dengan sikap stereotip.................................................................6
BAB III .........................................................................................................................................
PENUTUP..................................................................................................................................7

BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Bangsa Indonesia memiliki warisan budaya yang kaya. Wilayah kepulauan
yang membentang dari Sabang hingga Merauke membuat Indonesia memiliki
keragaman budaya dari berbagai suku bangsa. Berdasarkan sensus Badan Pusat
Statistik pada tahun 2010, ada lebih dari 300 kelompok etnik atau 1.340 kelompok
suku bangsa di Indonesia. Berbagai keragaman tersebut melahirkan bentuk keragaman
budaya Indonesia. Keragaman budaya tersebut beraneka macam, seperti rumah adat,
upacara adat, pakaian adat tradisional, tarian adat tradisional, alat musik dan lagu
tradisional, senjata tradisional, bahkan beragam makanan khas. Oleh sebab itulah
bangsa Indonesia disebut juga bangsa multikultural.
Ciri-ciri masyarakat multikultural antara lain keberagaman yang berbeda,
memiliki norma yang telah disepakati bersama, bersatu melalui waktu yang lambat,
perbedaan masyarakat memicu konflik sosial, terjadinya dominasi kelompok.
Beberapa manfaat masyarakat multikulturalisme yakni munculnya rasa
penghargaan terhadap budaya lain sehingga muncul sikap toleransi yang merupakan
syarat utama dari masyarakat multikultural, merupakan benteng pertahanan terhadap
ancaman yang timbul dari budaya kapital yang cenderung melumpuhkan budaya yang
beragam, masyarakat multikultural menganggap bahwa dengan saling mengenal dan
menghargai budaya lain sehingga tercipta masyarakat yang aman dan sejahtera, dan
melalui hubungan yang harmonis antar masyarakat dapat digali kearifan budaya yang
dimiliki oleh setiap budaya.

3
1.2 Manfaat
1. Bagi Penulis
a. Penulis menggunakan makalah ini sebagai syarat untuk memperoleh nilai
keterampilan dari guru pembimbing.
b. Penyusunan makalah ini sebagai tolak ukur atau alat evaluasi untuk
mengetahui kemampuan penulis dalam sikap yang perlu dihindari dari
masyarakat multikultural.
c. Penulis memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam tentang sikap yang
perlu dihindari dari masyarakat multikultural.
2. Bagi Pembaca
Setelah membaca karya ini, pembaca diharapkan dapat mengerti dan
memperoleh gambaran mengenai bagaimana sikap yang perlu dihindari dari
masyarakat multikultural.

BAB II
ISI
2.1. Kasus yang berkaitan dengan sikap primodialisme
Primordialisme merupakan sebuah pandangan atau paham yang memegang
erat hal-hal yang dibawa sejak kecil. Baik itu mengenai adat-istiadat, tradisi,
kepercayaan, dan hal lain yang sudah ada di dalam lingkungan pertamanya. Paham
tersebut merupakan faktor penting yang digunakan sebagai identitas sebuah
masyarakat atau golongan.
` Primordialisme yang terjadi di Indonesia ini bisa dibilang terbagi menjadi dua, yaitu
primordial dengan dasar kesamaan suku, ras, atau budaya, serta primordial secara
keseluruhan atau atas dasar kecintaan terhadap negara Indonesia itu sendiri.

Dengan adanya berbagai komunitas keturunan seperti komunitas keturunan


Tionghoa, India, Arab, dan etnis lain yang membuat masyarakat Indonesia sulit
memiliki pemahaman yang sama. Mengapa demikian? Karena komunitas-komunitas
tersebut menjunjung tinggi ikatan sosial yang berupa nilai-nilai, norma, dan
kebiasaan-kebiasaan yang bersumber dari etnik, ras, tradisi dan kebudayaan yang
dibawa sejak seorang baru dilahirkan.

2.2. Kasus yang berkaitan dengan sikap etnosentrisme


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian etnosentrisme
adalah sikap atau pandangan yang berpangkal kepada masyarakat dan kebudayaan
sendiri. Biasanya, sikap etnosentrisme disertai dengan sikap dan pandangan yang
meremehkan masyarakat dan kebudayaan lain.
Contoh kasus yang berkaitan dengan sikap etnosentrisme yang ada di
Indonesia yaitu kasus kerusuhan Sampit di Kalimantan Tengah yang dipicu oleh
ketegangan antara etnis Dayak dan Madura. Kerusuhan ini disebabkan oleh rasa tidak

4
saling menerima dan menghormati kebudayaan kedua suku tersebut di Kalimantan
Tengah.
Penggunaan koteka bagi laki-laki dewasa di Papua. Bagi masyarakat non
Papua pedalaman, penggunaan koteka mungkin merapakan hal yang memalukan.
Namun bagi masayarakat pedalaman Papua, menggunakan koteka sebagai penutup
kelamin mereka adalah hal wajar dan menjadi kebanggaan tersendiri.
Perilaku carok di Madura. Carok adalah sebuah upaya pembunuhan yang
dilakukan oleh laki-laki Madura ketika merasa harga dirinya terusik oleh orang lain.
Bagi masyarakat di luar Madura, mungkin perilaku tersebut dianggap sebagai bar-bar
dan brutal, namun bagi masyarakat Madura perilaku tersebut dianggap sakral dan
sangat dijunjung tinggi.
2.3. Kasus yang berkaitan dengan sikap diskriminasi
Diskriminasi adalah tindakan, sikap, atau perilaku yang dilakukan oleh
seseorang atau satu golongan untuk menyudutkan golongan lain. Biasanya
diskriminasi dilakukan oleh satu golongan dengan populasi lebih besar ke golongan
lain yang populasinya jauh lebih sedikit atau yang biasa kita sebut dengan istilah
minoritas.
Perilaku, sikap, dan tindakan menyudutkan ini sendiri dipicu oleh perbedaan
besar di antara dua golongan tersebut. Entah perbedaan suku, budaya, warna kulit,
status sosial hingga agama. Diskriminasi yang dibiarkan begitu saja bisa
menyebabkan terjadinya suatu konflik.
Salah satu contoh kasus yang berkaitan dengan sikap diskriminasi yang terjadi
di Indonesia yaitu kasus mahasiswa asal Papua yang mendapat diskriminasi di
Surabaya (16 Agustus 2019). Kejadian berawal dari adanya dugaan perusakan
Bendera Merah Putih yang dibuang di selokan depan asrama mahasiswa Papua di
Surabaya oleh oknum tidak bertanggung jawab. Hingga sebanyak 43 mahasiswa
dikepung, dipersekusi, serta dimaki dengan ucapan rasisme dan diancam oleh oknum
TNI, aparat kepolisian, Satpol PP, dan ormas reaksioner setempat.

2.4. Kasus yang berkaitan dengan sikap stereotip


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), stereotip adalah konsepsi
mengenai sifat, watak, dan perilaku sebuah golongan atau kelompok hanya
berdasarkan prasangka yang tidak benar. Stereotip sebenarnya ada yang positif,
namun sayangnya kebanyakan memberikan kesan negatif. Misalnya stereotip bahwa
semua orang Batak itu berwatak keras, atau stereotip bahwa orang berbadan gemuk itu
malas dan rakus.
Ada beberapa jenis stereotip yaitu stereotip suku, steriotip pekerjaan, dan
steriotip gender. Apa sih stereotip gender itu? Stereotip gender dapat kita artikan
sebagai stigma yang ada pada masyarakat yang melekatkan suatu hal dengan jenis
kelamin seseorang. Stereotip gender bisa disebut juga kepercayaan akan perbedaan
ciri antara oleh laki-laki dan perempuan.

5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan dan saran
Bahwa kita sebagai masyarakat Indonesia harus menghindari sikap-sikap yang
muncul akibat dari keberagaman yang ada di bangsa Indonesia. Karena masyarakat
multikultural Indonesia adalah sebuah masyarakat yang berdasarkan pada ideologi
multikulturalisme atau Bhinneka Tunggal Ika yang multikultural, yang melandasi
corak struktur masyarakat Indonesia pada tingkat nasional dan lokal.
Dalam masyarakat multikultural harus dikembangkan sikap toleransi atau
sikap saling pengertian dalam menghadapi segala perbedaan dalam nilai dan norma,
agama, kebudayaan, ras, suku bangsa, serta adat istiadat agar tercipta integrasi dalam
masyarakat.
Di negara kita, sikap toleransi sebenarnya sudah dikembangkan secara baik,
namun ada beberapa kelompok yang cenderung berupaya untuk merusak situasi yang
sudah kondusif ini dengan melakukan gerakan-gerakan yang berbasis agama, dengan
tujuan untuk menghancurkan agama lain. Hal seperti ini harus dihindari apabila kita
ingin mengembangkan sikap kritis kita dalam menghadapi segala perbedaan guna
menciptakan integrasi, keturunan, dan kedamaian hidup di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai