Anda di halaman 1dari 14

PENGANTAR KEPENDUDUKAN EKI 301 (G4)

“ UKURAN DASAR DEMOGRAFI “

Dosen Pengampu:

Dra. Ni Putu Martini Dewi, M.Si.

Disusun Oleh:

Kelompok 3

1. Bq. Nining Riskya Ramdhani (2007511054) (05)


2. Sang Ayu Made Dwi Marheni (2007511066) (06)
3. Dewa Barata (2007511175) (07)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan paper yang berjudul “Ukuran Dasar Demografi”
pada mata kuliah Pengantar Kependudukan.
Paper ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi penugasan mata kuliah Pengantar
Kependudukan yang membahas mengenai Ukuran Dasar Demografi. Kami harap, materi
yang tersaji dalam paper ini dapat menambah serta memperluas wawasan dan pengalaman
para pembaca mengenai Ukuran Dasar Demografi.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan paper terdapat kekurangan baik dari segi
isi maupun penulisan. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna menyempurnakan makalah ini. Akhirnya kami berharap semoga paper ini
dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Denpasar, 20 September 2022

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I.........................................................................................................................................1

PENDAHULUAN......................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................1

1.3 Tujuan...............................................................................................................................1

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN........................................................................................................................3

2.1 Pentingnya Ukuran Dasar Demografi...............................................................................3

2.2 Berbagai Ukuran Dasar yang Digunakan.........................................................................3

2.2.1 Rasio........................................................................................................................3

2.2.2 Tingkat..................................................................................................................................5

2.2.3 Proporsi dan Persentase.....................................................................................................6

2.2.4 Perhitungan Angka Pertumbuhan Penduduk....................................................6

2.2.5 Distribusi Frekuensi..............................................................................................8

BAB III.......................................................................................................................................9

PENUTUP..................................................................................................................................9

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................9

3.2 Saran 9

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Demografi berasal dari gabungan kata bahasa Yunani, yaitu demos memiliki arti
rakyat atau penduduk, sedangkan graphein memiliki arti tulisan atau catatan. Demografi
mempelajari tentang penduduk, yang paling utama adalah mempelajari tentang fertilitas
atau kelahiran, mortalitas atau kematian dan mobilitas. Demografi juga fokus mengkaji
permasalahan kependudukan secara kuantitatif, seperti jumlah, struktur, komposisi, dan
ukuran kependudukan sehingga teknik-teknik perhitungan data kependudukan. Demografi
sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil dan kualitas perhitungan yang baik.
Demografis juga menawarkan informasi mengenai wawasan berharga tentang
bagaimana populasi diorganisasikan, ukuran serta komposisinya. Demografi juga dibangun
pemerintah untuk membagi sumber daya, menyusun daerah pemilihan, merencanakan
inisiatif kebijakan, dan lain sebagainya. Selain itu demografi juga bisa digunakan untuk
mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dan berbagai
macam aspek sosial, ekonomi dan budaya. Selain itu demografi menjelaskan pertumbuhan
masa lalu dan memprediksi pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang. Demografi
juga dapat digunakan sebagai mempelajari secara kuantitas dan persebaran penduduk pada
suatu daerah tertentu.

1.2 Rumusan Masalah


1.1.1 Bagaimana pentingnya ukuran dasar dalam demografi?
1.1.2 Apa saja ukuran dasar yang digunakan dalam demografi?
1.1.3 Apa yang dimaksud Rasio?
1.1.4 Apa yang dimaksud Tingkat?
1.1.5 Apa yang dimaksud Proporsi dan Presentase?
1.1.6 Apa yang dimaksud Perhitungan Angka Pertumbuhan Penduduk?
1.1.7 Apa yang dimaksud Distribusi Frekuensi?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pentingnya ukuran dasar demografi.
1.3.2 Untuk mengetahui ukuran dasar dalam demografi.
1.3.3 Untuk mengetahui apa itu Rasio.
1.3.4 Untuk mengetahui apa itu Tingkat.
1.3.5 Untuk mengetahui apa itu Proporsi dan Presentase.
1.3.6 Untuk mengetahui apa itu Perhitungan Angka Pertumbuhan Penduduk.
1.3.7 Untuk mengetahui apa itu Distribusi Frekuensi.
1.4 Manfaat Penulisan
1.4.1 Dapat mengetahui pentingnya ukuran dasar demografi.
1.4.2 Dapat mengetahui berbagai ukuran dasar demografi.
1.4.3 Dapat mengetahui Rasio.
1.4.4 Dapat mengetahui Tingkat.
1.4.5 Dapat mengetahui Proporsi dan Persentase.
1.4.6 Dapat mengetahui Perhitungan Angka Pertumbuhan Penduduk.
1.4.7 Dapat mengetahui Distribusi Frekuensi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Ukuran Dasar Demografi


Berbagai ukuran dasar di bidang Ilmu Demografi di samping dimaksudnya untuk
mengetahui seberapa tinggi atau seberapa besar kondisi yang terjadi untuk situasi
kependudukan tertentu, juga menjadi ukuran untuk melakukan evaluasi terhadap berbagai
target/kondisi yang diinginkan pada masa yang akan datang. Dengan demikian ukuran
dasar di bidang demografi memiliki 2 manfaat yaitu untuk menilai kondisi yang terjadi dan
untuk menilai target capaian yang diharapkan untuk kondisi kependudukan/demografi
tertentu, sehingga evaluasi terhadap berbagai program di bidang kependudukan yang
direncanakan oleh pemerintah dapat diketahui pencapaiannya. Semua ukuran dasar
tersebut memiliki maknanya masing-masing yang mencerminkan kondisi yang
diwakilinya.
2.2 Berbagai Ukuran Dasar yang Digunakan

Beberapa peristiwa demografi dapat diukur dengan berbagai cara seperti absolut dan
relatif : rasio, proporsi, tingkat (rate). Setelah ukuran absolute, misalnya jumlah
penduduk, dikembangkan ukuran relative. Dalam mengukur peristiwa-peristiwa
demografi tersebut perlulah diketahui dengan pasti hal-hal berikut.

1. Pada periode waktu mana peristiwa tersebut terjadi

2. Kelompok penduduk mana yang mengalami peristiwa tersebut, sering dikatakan


kelompok penduduk mana yang mengalami resiko untuk mengalami peristiwa
tersebut

3. Peristiwa apa yang diukur

Ketiga hal tersebut akan menentukan kelompok penduduk mana yang memiliki
resiko untuk mengalami peristiwa-peristiwa tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa tidak
semua orang memiliki resiko yang sama untuk mengalami sebuah peristiwa. Berikut
disampaikan secara rinci tentang berbagai ukuran yang ada.
2.2.1 Rasio

Rasio didefinisikan sebagai bilangan yang menyatakan nilai relatif antara 2


bilangan. Beberapa contoh rasio yang sering digunakan diuraikan sebagai berikut.

1) Rasio jenis kelamin

Contoh: Di sebuah kelas ada 15 orang murid laki-laki dan 10 orang murid
perempuan. Perbandingan jenis kelamin (sex ratio) murid laki-laki terhadap
perempuan adalah 15/10= 1,5 artinya 1,5 murid laki-laki dibandingkan dengan 1
orang murid perempuan. Agar tidak terjadi pecahan desimal, angka ini dapat
dikalikan dengan 100, sehingga kelas tersebut memiliki sex ratio 150 laki-laki
dibanding dengan 100 perempuan. Bila murid laki-laki diberi simbul a dan murid
perempuan dengan simbul b, maka rasio jenis kelamin/sex ratio = a/b x 100.

2) Rasio Bebab Tanggungan/dependency ratio

Perbandingan jumlah penduduk di bawah umur 15 tahun dan di atas 65 tahun dengan
jumlah penduduk umur 15-64 tahun.

dimana:

P0= Jumlah penduduk di bawah umur 15 tahun

P65+= Jumlah penduduk di atas umur 65 tahun

P15-64= Jumlah penduduk umur 15-64 tahun

k= Bilangan konstan yang biasanya bernilai 100

3) Rasio Jenis Kelamin menurut kelompok umur tertentu:

Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dalam kelompok umur i dengan jumlah


penduduk perempuan dalam kelompok umur i.

dimana:

Pₘᵢ = Jumlah penduduk laki-laki dalam kelompok umur i

Pfᵢ= Jumlah penduduk perempuan dalam kelompok umur i

k= Bilangan konstan yang biasanya bernilai 100

4) Kepadatan penduduk

Perbandingan jumlah penduduk di wilayah i dengan jumlah luas wilayah i (dalam km²
atau mil² ).

dimana:

Pᵢ= Jumlah penduduk wilayah i

ɑᵢ= Jumlah luas wilayah i (dalam km2 atau mil2 )

k= Bilangan konstan yang biasanya bernilai 100

5) Rasio anak-anak dan wanita

Perbandingan antara jumlah anak-anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-4) dengan
jumlah wanita berumur 15-49 tahun.
dimana:
P0-4= Jumlah anak-anak yang berumur di bawah 5 tahun
Pf15-49= Jumlah wanita berumur 15-49 tahun
k= Bilangan konstan yang biasanya bernilai 100

2.2.2 Tingkat

Pada umumnya rasio dan proporsi digunakan untuk menganalisis komponen


demografi dari kelompok penduduk, sedangkan tingkat/rate digunakan untuk
menganalisis peristiwa-peristiwa demografis dalam jangka waktu tertentu.

Tingkat peristiwa demografis tertentu = jumlah peristiwa yang terjadi dalam jangka waktu
tertentu : jumlah penduduk yang mempunyai resiko dalam peristiwa tersebut dalam
jangka waktu tertentu x 1000

Perlu diperhatikan adalah penduduk yang mempunyai resiko (exposed to risk)


dalam peristiwa tersebut yang digunakan sebagai pembagi rumus tersebut. Konsep di sini
menggunakan konsep jumlah tahun kehidupan. Perhitungan jumlah tahun kehidupan
dengan cara ini untuk penduduk yang jumlahnya besar/banyak akan membutuhkan waktu
yang lama. Untuk keperluan ini diasumsikan bahwa jumlah kelahiran, kematian, migrasi
masuk dan migrasi keluar tersebar merata pada periode tahun yang dihitung, yang
jumlahnya tidak jauh berbeda dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Untuk
menghitung jumlah penduduk pertengahan tahun (Pm) dapat dilakukan dengan membagi
2 penjumlahan penduduk pada permulaan tahun (P1) dengan penduduk pada akhir tahun
(P2) atau dengan rumus dapat ditulis sbb: Penduduk pertengahan tahun (Pm) = (P1 + P2) :
2

Beberapa contoh perhitungan Tingkat (Rate)

1) Tingkat Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)

Jumlah kelahiran pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada pertengahan
tahun, pada tahun yang sama dikali k (1000)

CBR = B/Pm x k (1000)

Contoh: Jumlah kelahiran di suatu daerah (X) tahun 2014 sebanyak 7.500.000, sedangkan
jumlah penduduk pada pertengahan tahun sebanyak 210.300.500 jiwa, maka CBR, pada
tahun tersebut = 7.500.000 : 210.300.500 x 1000 = 36.

Ini berarti pada tahun 2014 tiap 1000 penduduk terdapat kelahiran bayi sebanyak 36

2) Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)

Adalah jumlah kematian pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan tahun pada tahun yang sama x k (1000).
CDR = D/Pm x k (1000).

Contoh: Jumlah kematian di suatu daerah pada tahun 2014 sebanyak 2.298.400 orang,
sedangkan jumlah penduduk pertengahan tahun pada tahun tersebut sebanyak
136.000.000 jiwa, maka CDR pada tahun tersebut adalah: (2.298.400 : 136.000.000) x
1000 = 16,9 Ini berarti pada tahun 2014 tiap 1000 penduduk terjadi kematian sebanyak
16,9 jiwa
2.2.3 Proporsi dan Persentase

Bila murid laki-laki dibagi oleh seluruh murid di kelas tersebut, maka hasilnya
adalah proporsi murid laki-laki di kelas tersebut. Jadi dari contoh tersebut proporsi murid
laki-laki adalah 15/25 = 0,6. Apabila pecahan tersebut dikalikan dengan angka 100, maka
proporsi tersebut berubah menjadi persentase. Dari contoh tersebut dapat dikatakan
bahwa 60 persen dari seluruh murid di kelas tersebut adalah laki-laki. Persentase murid
laki-laki= a/a+b x 100. Banyak perhitungan-perhitungan rasio dan proporsi yang
dipergunakan dalam pengukuran demografi.
2.2.4 Perhitungan Angka Pertumbuhan Penduduk

Tingkat pertumbuhan penduduk adalah sebuah indikator yang sangat penting yang
digunakan oleh berbagai negara didunia untuk melihat keberhasilan masing-masing
Negara dalam berbagai bidang pembangunan. Tingkat pertumbuhan penduduk merupakan
resultante atau hasil dari perubahan 3 komponen demografi utama, yaitu kelahiran
(fertilitas), kematian (mortalitas), dan migrasi (perpindahan penduduk). Tingkat kelahiran
atau fertilitas juga hasil dari berbagai kondisi di masyarakat yang akhirnya menentukan
tingkat pertumbuhan penduduk suatu daerah. Tingkat pertumbuhan penduduk di satu saat
tertentu sudah merupakan hasil akhir dari pertambahan karena peristiwa fertilitas,
pengurangan jumlah penduduk karena mortalitas, dan pengurangan atau penambahan
jumlah penduduk akibat migrasi neto yang negatif atau positif.

a. Kriteria pertumbuhan penduduk

Kembali pada angka pertumbuhan penduduk. Tingkat pertambahan penduduk


setiap tahun dalam jangka waktu tertentu disebut dengan angka pertumbuhan penduduk
yang dinyatakan dengan satuan persentase (%). Angka pertumbuhan penduduk ini
sekaligus mencerminkan laju pertumbuhan penduduk suatu wilayah setiap tahunnya.
Semakin tinggi angka pertumbuhan penduduk mengindikasikan semakin cepat laju
pertumbuhan penduduk. Sebaliknya, apabila angka pertumbuhan penduduk yang rendah
menunjukkan laju pertumbuhan penduduk yang lambat.

Berkenaan dengan angka pertumbuhan penduduk, kriteria laju pertumbuhan


penduduk dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

 Laju pertumbuhan cepat, apabila angka pertumbuhan penduduk mencapai lebih dari 2%
setiap tahunnya.
 Laju pertumbuhan sedang, apabila angka pertumbuhan penduduk berkisar antara 1% –
2% setiap tahunnya.
 Laju pertumbuhan lambat, apabila angka pertumbuhan penduduk kurang dari 1% setiap
tahunnya.

Semakin cepat laju pertumbuhan penduduk mengindikasikan bahwa jumlah


populasi suatu wilayah semakin banyak. Sebaliknya, laju pertumbuhan penduduk yang
lambat menunjukkan jumlah populasi suatu wilayah sedikit.

b. Cara menghitung pertumbuhan penduduk

Untuk mengetahui laju pertumbuhan penduduk suatu wilayah tergolong cepat,


sedang, ataukah lambat, tentu harus diketahui lebih dulu angka pertumbuhan
penduduknya.

Pertumbuhan penduduk alami hanya mempertimbangkan faktor kelahiran dan


kematian, sedangkan pertumbuhan penduduk total tak hanya mempertimbangkan faktor
kelahiran dan kematian saja, tetapi juga imigrasi dan emigrasi.

1) Pertumbuhan penduduk alami

Angka pertumbuhan penduduk yang dihitung berdasarkan pertumbuhan penduduk


alami diperoleh dari selisih antara jumlah kelahiran dengan jumlah kematian dalam
setahun. Adapun formulasi untuk menghitung angka pertumbuhan penduduk alami
dirumuskan sebagai berikut:

Pt = Po + (L – M)

% = {(L – M)/Po} x 100%

Keterangan:

Pt = jumlah penduduk di tahun akhir perhitungan


Po = jumlah penduduk di tahun awal perhitungan
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
% = persentase pertumbuhan penduduk

Contoh kasus:

Jumlah penduduk di Kota A pada tahun 2015 sebanyak 250.000 jiwa. Selama tahun 2015
hingga 2016 jumlah bayi lahir di kota tersebut sebanyak 18.000 jiwa, sedangkan jumlah
orang yang meninggal dunia sebanyak 7.500 jiwa. Berapa jumlah penduduk Kota A di
akhir tahun 2016 dan berapa persen pertumbuhan penduduknya?

Penyelesaian:

Pt = 250.000 + (18.000 – 7.500) = 250.000 + 10.500 = 260.500 jiwa

% = (10.500/250.000) x 100% = 4,2%

Jadi, pertumbuhan penduduk alami Kota A pada periode tahun 2015 – 2016 adalah
10.500 jiwa. Jumlah penduduk pada akhir tahun 2016 mencapai 260.500 jiwa. Sementara
angka pertumbuhan penduduknya sebesar 4,2%. Artinya laju pertumbuhan penduduk
Kota A tergolong cepat.

2) Pertumbuhan penduduk total


Angka pertumbuhan penduduk berdasarkan pertumbuhan total diperoleh dari selisih
jumlah kelahiran, kematian, imigrasi, dan emigrasi yang terjadi di suatu wilayah.
Perhitungan angka pertumbuhan penduduk total didasarkan pada formulasi berikut.

Pt = Po + (L – M) + (I – E)

% = {(L – M) + (I – E)/Po} x 100%

Keterangan:

Pt = jumlah penduduk di tahun akhir perhitungan


Po = jumlah penduduk di tahun awal perhitungan
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
I = jumlah imigrasi (jumlah penduduk yang masuk ke suatu wilayah)
E = jumlah emigrasi (jumlah penduduk yang keluar dari suatu wilayah)
% = persentase pertumbuhan penduduk total

Untuk memberikan ilustrasi tentang angka pertumbuhan penduduk yang dihitung


berdasarkan pertumbuhan penduduk total, berikut dapat diberikan contoh kasusnya.

Contoh kasus:

Pada tahun 2015 jumlah penduduk Kota B sebanyak 300.000 jiwa. Jumlah
kelahiran selama periode tahun 2015 – 2016 di kota tersebut sebanyak 15.000 jiwa,
sedangkan penduduk yang meninggal berjumlah 7.000 jiwa. Selama periode tahun
tersebut Kota B kedatangan penduduk yang menetap sebanyak 500 jiwa,sementara
yang pindah ke kota lain sebanyak 250 jiwa. Berapa jumlah penduduk Kota B pada
tahun 2016 dan berapa angka pertumbuhan penduduk totalnya?

Penyelesaian:

Pt = 300.000 + (15.000 – 7.000) + (500 – 250) = 300.000 + 8.000 + 250 = 308.250


jiwa

% = (8.250/300.000) x 100% = 2,75%

Jadi, pertumbuhan penduduk Kota B sebanyak 8.250 jiwa, sehingga


pertumbuhan penduduk total berjumlah 308.250 jiwa. Angka pertumbuhan penduduk
total sebesar 2,75%. Artinya, laju pertumbuhan penduduk di Kota B selama periode
tahun 2015 – 2016 tergolong cepat.

2.2.5 Distribusi Frekuensi


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Marhaeni, AA. I N., (2018). Pengantar Kependudukan Jilid 1. Denpasar: CV. Sastra Utama.
Mantra, I. B., 1985. Pengantar Studi Demografi. Yogyakarta: Nur Cahaya. Nilakusmawati, D.
P. E., 2009. Matematika Populasi. Badung: Udayana University Press.

Anda mungkin juga menyukai