Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS KEPENDUDUKAN (D2)

UKURAN DASAR DATA KEPENDUDUKAN

Oleh Kelompok 3 :
1. Luthfia Qurrotu'aini 1907511016
2. Annisa Yulia Rahmah 1907511054

PROGRAM STUDI SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan
rahmat serta berkat-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Analisis
Kependudukan tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi
tugas pada mata kuliah Analisis Kependudukan program studi Ekonomi Pembangunan.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan
penulis. Adapun materi yang akan kami bahas yaitu “Ukuran Dasar Data Kependudukan”.
Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Kami
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Drs. I Ketut Sudibia, S.U. selaku dosen
mata kuliah Analisis Kependudukan yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Denpasar, 25 September 2021

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................... 2
2.1 Pentingnya Berbagai Ukuran Dasar di Bidang Demografi........................................ 2
2.2 Berbagai Ukuran Dasar Demografi........................................................................... 2
2.3 Kepadatan Penduduk................................................................................................. 8
2.4 Pertumbuhan Penduduk............................................................................................. 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................................. 10
3.1 Simpulan ................................................................................................................... 10
DAFTAR RUJUKAN ........................................................................................................... 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Demografi muncul karena adanya kesadaran bahwa data statistik kependudukan
dapat menjelaskan berbagai kondisi masyarakat dan perubahan-perubahannya.
Demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti “Demos” rakyat atau penduduk dan
“Grafein” menulis. Jadi Demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan
mengenai rakyat atau penduduk. Sedangkan pengukuran struktur penduduk adalah
sebuah pengukuran yang digunakan untuk mengumpulkan data-data tentang
kependudukan.
Berbagai ukuran dasar di bidang Ilmu Demografi di samping dimaksudnya untuk
mengetahui seberapa tinggi atau seberapa besar kondisi yang terjadi untuk situasi
kependudukan tertentu, juga menjadi ukuran untuk melakukan evaluasi terhadap
berbagai target/kondisi yang diinginkan pada masa yang akan datang. Dengan demikian
ukuran dasar di bidang demografi memiliki 2 manfaat yaitu untuk menilai kondisi yang
terjadi dan untuk menilai target capaian yang diharapkan untuk kondisi
kependudukan/demografi tertentu, sehingga evaluasi terhadap berbagai program di
bidang kependudukan yang direncanakan oleh pemerintah dapat diketahui
pencapaiannya. Semua ukuran dasar tersebut memiliki maknanya masing-masing yang
mencerminkan kondisi yang diwakilinya
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pentingnya berbagai ukuran dasar di bidang demografi?
1.2.2 Apa saja yang termasuk dengan berbagai ukuran dasar demografi?
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan kepadatan penduduk?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan penduduk?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui dan memahami pentingnya berbagai ukuran dasar di bidang
demografi.
1.3.2 Untuk mengetahui dan memahami berbagai ukuran dasar demografi.
1.3.3 Untuk mengetahui dan memahami kepadatan penduduk.
1.3.4 Untuk mengetahui dan memahami pertumbuhan penduduk.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pentingnya Berbagai Ukuran Dasar di Bidang Demografi


Berbagai ukuran dasar di bidang Ilmu Demografi di samping dimaksudnya untuk
mengetahui seberapa tinggi atau seberapa besar kondisi yang terjadi untuk situasi
kependudukan tertentu, juga menjadi ukuran untuk melakukan evaluasi terhadap
berbagai target/kondisi yang diinginkan pada masa yang akan datang. Dengan demikian
ukuran dasar di bidang demografi memiliki 2 manfaat yaitu untuk menilai kondisi yang
terjadi dan untuk menilai target capaian yang diharapkan untuk kondisi
kependudukan/demografi tertentu, sehingga evaluasi terhadap berbagai program di
bidang kependudukan yang direncanakan oleh pemerintah dapat diketahui
pencapaiannya. Semua ukuran dasar tersebut memiliki maknanya masing-masing yang
mencerminkan kondisi yang diwakilinya.

2.2 Berbagai Ukuran Dasar Demografi


Peristiwa-peristiwa demografis dapat diukur dengan berbagai cara, diantaranya:
rasio, proporsi, dan tingkat (rates). Di dalam pengukurannya perlu diketahui hal-hal: 1)
pada periode waktu mana peristiwa tersebut terjadi 2) kelompok penduduk mana yang
beresiko mengalami peristiwa tersebut, dan 3) peristiwa apa yang diukur. Pemilihan
macam pengukuran yang dipergunakan tergantung pada perbedaan-perbedaan dari ketiga
faktor yang diketahui diatas.
a. Rasio
Rasio adalah bilangan yang menyatakan nilai relatif antara dua bilangan.
Contoh :
Kalau jumlah murid laki-laki dinyatakan dengan symbol a, dan murid perempuan
dengan symbol b, maka perbandingan jenis kelamin dapat ditulis:

Apabila jumlah murid laki-laki dibagi seluruh murid di kelas tersebut, maka hasilnya
adalah proporsi murid laki-laki di kelas tersebut. Sehingga proporsi murid laki-laki
pada kelas tersebut: a / (a + b).
Apabila pecahan decimal dihilangkan dengan mengalikannya dengan bilangan 100,
maka proporsi tersebut menjadi presentase.

2
Presentasi murid laki-laki = (a / (a + b)) x 100.
Beberapa contoh rasio yang dipergunakan dalam demografi:
1) Rasio Beban Tanggungan
Perbandingan jumlah penduduk dibawah umur 15 tahun dan di atas 65 tahun
dengan jumlah penduduk umur 15-64 tahun.

Di mana:
P0-14 = Jumlah penduduk dibawah umur 15 tahun
P65+ = Jumlah penduduk diatas umur 65 tahun
P15-64 = Jumlah penduduk umur 15-64 tahun
k = Bilangan konstan yang biasanya bernilai 1.000

2) Rasio Jenis Kelamin


Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dalam kelompok umur i dengan jumlah
penduduk perempuan dalam kelompok umur i.

Di mana:
Pmi = Jumlah penduduk laki-laki dalam kelompok umur i
Pfi = Jumlah penduduk perempuan dalam kelompok umur i
k = Bilangan konstan yang biasanya bernilai 1.000

3) Kepadatan Penduduk
Perbandingan jumlah penduduk di wilayah i dengan jumlah luas wilayah i (dalam
km2 atau mil2).

Di mana:
Pi = Jumlah penduduk wilayah i
ai = Jumlah luas wilayah i (dalam km2 atau mil2)
k = Bilangan konstan yang biasanya bernilai 1.000

4) Rasio Anak-anak dan Wanita

3
Perbandingan antara jumlah anak-anak yang berumur di bawah 5 tahun (0-4)
dengan jumlah wanita berumur 15-49 tahun.

Di mana:
P0-4 = Jumlah anak-anak yang berumur di bawah 5 tahun
Pf15-49 = Jumlah wanita berumur 15-49 tahun
k = Bilangan konstan yang biasanya bernilai 1.000

b. Proporsi dan Persentase


Proporsi adalah suatu perbandingan antara suatu kelompok penduduk tertentu
dibandingkan dengan jumlah penduduk keseluruhan. Sedangkan persentase adalah
proporsi 100. Contohnya yaitu bila murid laki-laki dibagi oleh seluruh murid di kelas
tersebut, maka hasilnya adalah proporsi murid laki-laki di kelas tersebut. Jadi dari
contoh tersebut proporsi murid laki-laki adalah 15/25 = 0,6. Apabila pecahan tersebut
dikalikan dengan angka 100, maka proporsi tersebut berubah menjadi persentase. Dari
contoh tersebut dapat dikatakan bahwa 60 persen dari seluruh murid di kelas tersebut
adalah laki-laki. Persentase murid laki-laki = (a / (a + b)) x 100. Banyak perhitungan-
perhitungan rasio dan proporsi yang dipergunakan dalam pengukuran demografi.

c. Tingkat (Rates)
Pada umumnya, rasio dan proporsi digunakan untuk menganalisa komposisi
demografis dari kelompok penduduk, sedangkan tingkat (rates) digunakan untuk
menganalisa peristiwa-peristiwa demografis dalam jenjang waktu tertentu (Palmore,
1971 dalam Mantra 1985).
Tingkat (rates) secara umum didefinisikan sebagai berikut:

Sebagai pembagi adalah penduduk yang mempunyai resiko (exposed to risk)


dalam peristiwa tersebut. Sebagai contoh, dalam menghitung tingkat kematian
(mortality) untuk periode satu tahun. Semua penduduk yang hidup dalam seluruh

4
tahun mempunyai resiko meninggal, kelompok penduduk ini digunakan sebagai
pembagi dalam perhitungan tingkat mortalitas atas. Bagi penduduk yang meninggal
sebelum akhir tahun tidak mempunyai resiko kematian untuk seluruh tahun, begitu
juga bagi bayi-bayi yang lahir pada pertengahan tahun atau sebelumnya. Bagi
penduduk yang pindah ke wilayah tersebut beberapa bulan sebelum akhir tahun, tidak
mempunyai resiko kematian untuk seluruh tahun.
Konsep jumlah tahun kehidupan (person-years lived) sering digunakan dalam
menghitung jumlah penduduk yang mempunyai resiko terhadap suatu peristiwa
demografis. Tetapi perhitungan dengan cara ini untuk penduduk yang jumlahnya
besar, memakan waktu yang lama. Maka untuk keperluan ini dipergunakan perkiraan
(an approximation), dengan asumsi bahwa, jumlah kelahiran, kematian, migrasi
masuk, dan migrasi keluar tersebar merata pada periode tahun yang dihitung, maka
jumlah komulatif tahun kehidupan besarnya tidak jauh berbeda dengan jumlah
penduduk pertengahan tahun tersebut, disebut dengan penduduk pertengahan tahun
(midyear or central population).
Menghitung jumlah penduduk pertengahan tahun (Pm), dilakukan dengan
membagi dua penjumlahan penduduk pada permulaan tahun (P1) dengan jumlah
penduduk pada akhir tahun (P2):

Beberapa contoh perhitungan tingkat (rates):


1) Tingkat Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)
Jumlah kelahiran pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan tahun, pada tahun yang sama dikali k (1000).

Di mana:
B = Jumlah kelahiran pada tahun tertentu
Pm = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k = Bilangan konstan yang biasanya bernilai 1.000

5
Contoh: Jumlah kelahiran di suatu daerah (X) tahun 2014 sebanyak 7.500.000
jiwa, sedangkan jumlah penduduk pada pertengahan tahun sebanyak 210.300.500
jiwa, maka CBR pada tahun tersebut, yaitu:

Ini berarti pada tahun 2014 tiap 1000 penduduk terdapat kelahiran bayi sebanyak
36 jiwa.

2) Tingkat Kematian Kasar (Crude Death Rate/CDR)


Adalah jumlah kematian pada tahun tertentu dibagi dengan jumlah penduduk
pada pertengahan tahun pada tahun yang sama dikali k (1000).

Di mana:
D = Jumlah kematian pada tahun tertentu
Pm = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k = Bilangan konstan yang biasanya bernilai 1.000
Contoh: Jumlah kematian di suatu daerah pada tahun 2014 sebanyak 2.298.400
jiwa, sedangkan jumlah penduduk pertengahan tahun pada tahun tersebut
sebanyak 136.000.000 jiwa, maka CDR pada tahun tersebut adalah:

Ini berarti pada tahun 2014 tiap 1000 penduduk terjadi kematian sebanyak 17
jiwa.

Distribusi Frekuensi
Dalam ilmu kependudukan distribusi frekuensi merupakan alat untuk menggambarkan
profil penduduk menurut karakteristik tertentu. Karakteristik ini umpamanya umur, jenis
kelamin, daerah tempat tinggal, lapangan pekerjaan, agama, dan kewarganegaraan.
Tabel-tabel frekuensi hasil sensus penduduk, kadang-kadang dijumpai kategori yang
tidak terjawab (not stated). Kelompok yang tidak terjawab tersebut dapat disebarkan ke
kelompok-kelompok lainnya dengan menggunakan teknik pro rating. Jadi teknik pro
rating adalah tindakan mendistribusikan penduduk yang “Tak Terjawab” (not stated) ke
dalam struktur penduduk yang ada. Teknik ini dapat dikerjakan dengan dua cara yaitu:

6
1). Mengalikan masing-masing kelompok penduduk dengan suatu faktor pengali (R)

2). Jumlah kelompok umur tertentu ditambahkan dengan hasil perkalian proporsi
penduduk kelompok umur tersebut dengan jumlah penduduk yang tidak terjawab.

Sebagai contoh,

a. Cara I
Dimisalkan pro rating untuk kelompok umur 0-4 tahun.

R = 1,001264915
8.462 x 1,001264915 = 8.473
Dengan menggunakan faktor pengali tersebut dapat dihitung jumlah penduduk setelah
pro rating untuk setiap kelompok umur dengan cara mengalikan jumlah penduduk
sebelum pro rating dengan faktor pengali (R).
b. Cara II
Jumlah penduduk setelah di pro rating untuk kelompok penduduk 0-4 tahun

7
2.3 Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk adalah banyaknya penduduk per satuan unit wilayah, atau
dapat ditulis dengan rumus:

Sebagai pembilang dapat berupa jumlah seluruh penduduk di wilayah tersebut,


atau bagian-bagian penduduk tertentu, seperti penduduk daerah perdesaan atau penduduk
yang bekerja di bidang pertanian, sedangkan sebagai penyebut dapat berupa luas seluruh
wilayah, luas daerah pertanian, atau luas daerah pedesaan.
Kepadatan penduduk di suatu wilayah dapat dibagi menjadi:
1) Kepadatan Penduduk Kasar (Crude Density of Population)
Sering disebut kepadatan penduduk Arithmatika. Kepadatan penduduk kasar adalah
banyaknya perduduk per satuan luas.
2) Kepadatan Penduduk Fisiologi (Physiological Density)
Adalah jumlah penduduk tiap kilometer persegi tanah pertanian.

3) Kepadatan Penduduk Agraris (Agricultural Density)


Jumlah penduduk petani tiap km2 tanah pertanian.

4) Kepadatan Penduduk Ekonomi (Economical Density of Population)


Adalah besarnya jumlah penduduk suatu wilayah didasarkan atas kemmapuan wilayah
yang bersangkutan.

Keterangan:
@ = indek dari jumlah penduduk
Ǿ = indek umur dari produksi pada tahun yang sama

2.4 Pertumbuhan Penduduk


Pertumbuhan penduduk di suatu daerah dipengaruhi oleh besarnya kelahiran, kematian,
dan migrasi penduduk.
Cara Mengukur Pertumbuhan Penduduk :

8
a. Berdasarkan komponen pertumbuhan
Pertumbuhan penduduk yang terdiri dari 4 komponen yaitu Fertilitas (F), Mortalitas (M),
Migrasi masuk (MM), dan Migrasi keluar (MK), dapat dinyatakan sebagai berikut:
P2 = P1 + (F-M) + (MM-MK) disebut Balancing Equation
F-M = Pertumbuhan penduduk alami/Natural Increase (PA)
MM-MK = Migrasi Netto (MN)
Pertumbuhan penduduk atau tingkat pertumbuhan penduduk (r) yang dapat diukur atas dasar
komponen-komponennya sebagai berikut:
r = TPA ± TMN
di mana:
TPA (Tingkat Pertumbuhan Alami) = (F-M) / Pm
TMN (Tingkat Migrasi Netto) = (MM-MK) / Pm
Pm = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
b. Berdasarkan jumlah penduduk awal dan akhir suatu periode
Angka pertumbuhan penduduk dapat diperoleh secara langsung dari jumlah penduduk pada
awal dan akhir suatu periode tertentu. Dua macam ukuran pertumbuhan penduduk tersebut
adalah:
1. Pertumbuhan Geometri (geometric growth)
P2 = P1 (1 + r)t
2. Pertumbuhan Eksponensial (exponential growth)
P2 = P1 ert
Keterangan :
P1 = Jumlah penduduk pada sensus pertama
P2 = Jumlah penduduk pada sensus kedua
t = Jarak antara sensus pertama dan kedua
r = Tingkat pertumbuhan penduduk (dalam %)
e = Logaritma alami
Pertumbuhan penduduk geometri adalah pertumbuhan bertahap (discrete) di mana
setiap tahun merupakan satu tahap. Pertumbuhan penduduk eksponensial merupakan
pertumbuhan yang langsung terus menerus (continuous). Ukuran penduduk secara
eksponensial ini merupakan ukuran yang tepat.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
3.1.1 Pentingnya Berbagai Ukuran Dasar di Bidang Demografi
Ukuran dasar di bidang demografi memiliki 2 manfaat yaitu untuk menilai
kondisi yang terjadi dan untuk menilai target capaian yang diharapkan untuk
kondisi kependudukan/demografi tertentu, sehingga evaluasi terhadap berbagai
program di bidang kependudukan yang direncanakan oleh pemerintah dapat
diketahui pencapaiannya.

3.1.2 Berbagai Ukuran Dasar Demografi


Peristiwa-peristiwa demografis dapat diukur dengan berbagai cara,
diantaranya: rasio, proporsi, dan tingkat (rates). Di dalam pengukurannya
perlu diketahui hal-hal: 1) pada periode waktu mana peristiwa tersebut terjadi
2) kelompok penduduk mana yang beresiko mengalami peristiwa tersebut, dan
3) peristiwa apa yang diukur. Pemilihan macam pengukuran yang
dipergunakan tergantung pada perbedaan-perbedaan dari ketiga faktor yang
diketahui diatas.

3.1.3 Kepadatan Penduduk


Kepadatan penduduk adalah banyaknya penduduk per satuan unit wilayah.
Sebagai pembilang dapat berupa jumlah seluruh penduduk di wilayah tersebut,
atau bagian-bagian penduduk tertentu, seperti penduduk daerah perdesaan atau
penduduk yang bekerja di bidang pertanian, sedangkan sebagai penyebut dapat
berupa luas seluruh wilayah, luas daerah pertanian, atau luas daerah pedesaan.

3.1.4 Pertumbuhan Penduduk


Pertumbuhan penduduk di suatu daerah dipengaruhi oleh besarnya kelahiran,
kematian, dan migrasi penduduk.

10
DAFTAR RUJUKAN

Marhaeni, AA. I N. 2018. Pengantar Kependudukan. Jilid 1. Denpasar : CV Sastra Utama.


Eka Nilakusumawati, Desak Putu. 2009. Matematika Populasi. Denpasar: Udayana
University Press.

11

Anda mungkin juga menyukai