Anda di halaman 1dari 22

PENGANTAR KEPENDUDUKAN (EKI 301) KELAS GP2

KASUS 1 : ANALISIS SUMBER DATA KEPENDUDUKAN

Dosen pengampu:
Dr. Dra. Anak Agung Istri Ngurah Marhaeni, S.E., M.S.

Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Ni Luh Ellia Chandra Dewi (2007511076/07)
2. Tristia Izzatunnisa Azzahra Insan Putri (2007511081/08)
3. I Gusti Ayu Agung Wulan Ardia Paramitha (2007511082/09)
4. I Kadek Java Prawira Upadana (2007511085/10)
5. Ni Putu Yuni Sundari (2007511086/11)
6. Anak Agung Bagus Ngurah Nararya Nata (2007511094/12)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan studi kasus ini. Atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan studi kasus yang berjudul “Studi Kasus 1 : Analisis Data Kependudukan” dengan
tepat waktu.
Studi Kasus 1 : Analisis Data Kependudukan disusun guna memenuhi tugas Ibu Dr. Dra. Anak
Agung Istri Ngurah Marhaeni, S.E., M.S. selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar
Kependudukan Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana. Selain itu, penulis
juga berharap agar studi kasus ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca
khususnya mengetahui keunggulan dan kelemahan masing-masing sumber data kependudukan.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Dra. Anak Agung Istri
Ngurah Marhaeni, S.E., M.S. selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Kependudukan.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan tugas studi kasus ini. Penulis menyadari tugas studi kasus ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan tugas ini.

Denpasar, 18 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................1
1.1 Latar belakang ...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................2
1.3 Tujuan ...............................................................................................................................2
1.4 Manfaat .............................................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................................................4
2.1 Teori ..................................................................................................................................4
2.2 Sensus penduduk ...............................................................................................................4
2.3 Survei Penduduk ................................................................................................................5
2.4 Registrasi Penduduk ..........................................................................................................5
BAB III METODE PENELITIAN ..............................................................................................7
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................................................................7
3.2 Jenis dan Metode Penelitian ...............................................................................................8
3.3 Metode Pengumpulan Data ................................................................................................8
3.4 Jenis dan Sumber Data .......................................................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN ...........................................................................................................9
4.1 Analisis Sumber Data Kependudukan Provinsi Jawa Barat ................................................9
4.1.1 Sensus Penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun 2020......................................................9
4.1.2 Survei Penduduk Provinsi Jawa Barat (Menurut SUPAS 2015) ................................. 11
4.1.3 Registrasi Penduduk Provinsi Jawa Barat (Menurut SUPAS 2015) ............................ 12
4.2 Keunggulan dan Kelemahan Sumber Data Kependudukan ............................................... 15
4.2.1 Sensus Penduduk ....................................................................................................... 15
4.2.2 Survei Penduduk ....................................................................................................... 17
4.2.3 Registrasi Penduduk .................................................................................................. 17
BAB V SIMPULAN ................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Indonesia adalah Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat setelah China, India dan
Amerika Serikat.Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka 237.641.326
jiwa. Melihat hal itu, dengan besarnya jumlah penduduk di suatu negara kepulauan Indonesia
perlu adanya suatu sistem yang digunakan untuk mengolah data penduduk di setiap wilayah
bagian di Indonesia. Masalah kependudukan merupakan masalah yang sangat banyak mendapat
perhatian pemerintah. Para pemakai data kependudukan, khususnya para perencana, pengambil
kebijaksanaan,dan peneliti sangat membutuhkan data penduduk yang berkesinambungan dari
tahun ke tahun.

Sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk (SP) pada
tahun-tahun yang berakhiran dengan angka 0 (nol) dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
pada pertengahan dua sensus atau tahun-tahun yang berakhiran dengan angka 5 (lima). Sumber
data kependudukan yang lain yaitu registrasi penduduk masih belum sempurna cakupan
pencatatannya sehingga datanya belum dapat digunakan untuk perencanan pembangunan
nasional. Seperti diketahui bahwa hampir semua rencana pembangunan perlu ditunjang dengan
data jumlah penduduk, persebaran dan susunannya menurut umur penduduk yang relevan dengan
rencana tersebut.

Data yang diperukan tidak hanya menyangkut keadaan pada waktu rencana itu disusun, tetapi
juga informasi masa lampau dan yang lebih penting lagi adalah informasi perkiraan pada waktu
yang akan datang. Data penduduk pada waktu yang lalu dan waktu kini sudah dapat diperoleh
dari hasil-hasil survei dan sensus, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan data penduduk pada
masa yang akan datang perlu dibuat proyeksi penduduk yaitu perkiraan jumlah penduduk dan
komposisinya di masamendatang.

Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi suatu perhitungan
ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk, yaitu
kelahiran, kematian dan perpindahan (migrasi). Ketiga komponen inilah yang menentukan
besarnya jumlah penduduk dan struktur umur penduduk di masa yang akan datang.

1
Untuk menentukan asumsi dari tingkat perkembangan kelahiran, kematian dan perpindahan
di masa yang akan datang diperlukan data yang menggambarkan tren di masa lampau hingga saat
ini, faktor-faktor yang mempengaruhi masing-masing komponen itu, dan hubungan antara satu
komponen dengan yang lain serta target yang akan dicapai atau diharapkan pada masa yang akan
datang.

Mengetahui betapa pentingnya sumber-sumber data kependudukan, kami mencari contoh


hasil data kependudukan salah satu provinsi yang ada di Indonesia yakni Provinsi Jawa Barat.
Dengan adanya data kependudukan Provinsi Jawa Barat yang kami lampirkan, dapat diketahui
bagaimana kondisi penduduk di provinsi tersebut, baik dari sensus, survei penduduk antar sensus,
dan registrasi penduduk. Kami membandingkan sumber-sumber data yakni sensus penduduk,
survei penduduk antar sensus, dan registrasi penduduk di Provinsi Jawa. Dari membandingkan
sumber-sumber data tersebut, kami akan mencari kelemahan dan keunggulan dari masing-masing
sumber data kependudukan.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas, adapun beberapa masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai
berikut.

1. Apa saja jenis-jenis sumber data kependudukan?


2. Apa yang dimaksud dengan sensus penduduk, survei penduduk, dan registrasi penduduk?
3. Bagaimana data hasil sensus penduduk, survei penduduk, dan registrasi penduduk di
Provinsi Jawa Barat?
4. Bagaimana perbandingan antara sensus penduduk, survei penduduk, dan registrasi
penduduk?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui jenis-jenis sumber data kependudukan
2. Mengetahui yang dimaksud dengan sensus penduduk, survei penduduk, dan registrasi
penduduk
3. Mengetahui data hasil sensus penduduk, survei penduduk, dan registrasi penduduk di
Provinsi Jawa Barat

2
4. Mengetahui perbandingan sensus penduduk, survei penduduk, dan registrasi penduduk

1.4 Manfaat
Dengan terselesaikannya tugas studi kasus ini, diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan dan wawasan mengenai sumber-sumber data kependudukan, contoh data
kependudukan (data kependudukan Provinsi Jawa Barat), dan perbandingan antara sumber-
sumber data kependudukan yang memuat keunggulan dan kelemahan masing-masing sumber data
kependudukan

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori
Tiap-tiap negara ingin mengetahui jumlah peduduk di negara masing-masing, terutama
mengenai struktur dan proses. Untuk mendapatkan data tersebut dibuatlah suatu sistem
pengumpulan data penduduk. Pada umumnya ada tiga sistem pengumpulan dengan melaksanakan
cacah jiwa atau sensus penduduk yang dilaksanakan pada waktu tertentu (umumnya tiap sepuluh
tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka kosong). Yunus (1981:44) mengatakan sumber
data kependudukan dapat dikelompokkan menjadi tiga pengelompokkan besar yaitu sensus,
survei dan registrasi penduduk. Data kependudukan yang dikumpulkan melalui cara pengambilan
data kependudukan tersebut di atas dapat digunakan sebagai perencanaan pembangunan nasional
(BPS,2013:1).

2.2 Sensus penduduk


Sensus penduduk dalam artian modern telah dilaksanakan di Qeubec pada tahun 1666, dan di
swedia pada tahun 1749 (Pollard, et al. 1974). Di negara Amerika Serikat, sensus penduduk mulai
dilaksanakan pada tahun 1790, di Inggris pada tahun 1801 pelaksanaan sensus penduduk di
Inggris diikuti oleh negeri-negeri penjajahanya. Di Indonesia Raffles dalam masa pemerintahanya
jumlah penduduk di Jawa dan di India dilaksanakan pada tahun 1881 (Said Rusli, 1963) hingga
permulaan abad ke 20, sekitar 20 persen dari penduduk dunia telah menghitung lewat sensus
penduduk (Mantra, 1985).

Sensus penduduk merupakan suatu proses keseluruhan dari pengumpulan, pengolahan,


penyajian, dan penilaian data penduduk yang menyangkung antara lain ciri-ciri demografi, sosial
ekonomi, dan lingkungan hidup. Sensus penduduk bertujuan untuk mencacah seluruh penduduk
yang ada di suatu negara, ini berarti pada hari pelaksanaan sensus, petugas sensus akan datang ke
rumah tangga-rumah tangga untuk mencacah seluruh anggota rumah tangga yang ada.

Pendekatan de jure dan de facto diterapkan untuk mencakup semua orang dalam area
pencacahan. Mereka yang mempunyai tempat tinggal tetap didekati dengan pendekatan de jure,
dimana mereka dicatat sesuai dengan tempat tinggal mereka secara formal; sedangkan mereka

4
yang yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap didekati dengan pendekatan de facto dan dicatat
dimana mereka berada. Semua anggota kedutaan besar dan keluarganya tidak tercakup dalam
sensus.

2.3 Survei Penduduk


Hasil sensus penduduk dan registrasi penduduk mempunyai keterbatasan. Mereka hanya
menyediakan data stastistik kependudukan, dan kurang memberikan informasi tentang sifat dan
perilaku penduduk setempat. Untuk mengatasi keterbatasan ini, perlu dilaksanakanya survei
penduduk yang sifatnya lebih terbatas dan informasi yang dikumpulkan lebih luas dan mendalam.
Biasanya survei penduduk yang dilaksanakan dengan sistem sampel atau dalam bentuk studi
kasus. Menurut BPS, Survei penduduk antar sensus dilaksanakan di pertengahan periode antara
dua sensus penduduk. Rumah tangga terpilih diwawancarai guna mendapatkan informasi
mengenai kondisi kependudukan misalnya fertilitas, mortalitas dan migrasi. Survei penduduk
adalah proses pengambilan data penduduk menggunakan sampel data. Jadi menggunakan
perhitungan statistik data sampel diambil, sampel tersebut mewakili beberapa kelompok
penduduk.

2.4 Registrasi Penduduk


Komponen penduduk yang dinamis seperti kelahiran, kematian, mobilitas penduduk,
perkawinan, perceraian, perubahan pekerjaan, yangd apat terjadi setiap saat tidak dapat terjaring
di dalam sensus penduduk. Untuk menjaring data ini maka diadakanya cara pengumpulan data
baru yang disebut segistrasi penduduk. Registrasi penduduk ini dilaksanakan oleh Kantor
Pemerintahan Dalam Negeri, dengan ujung tombak pelaksanaannya adalah kepala desa. Berbeda
dengan sensus penduduk yang pelaksanaannya dengan sistem aktif, registrasi penduduk dilakukan
dengan sistem pasif. Penduduk yang boleh mencatatkan peristiwa-peristiwa demografi atau
peristiwa vital adalah penduduk de jure saja, itulah sebabnya jumlah penduduk di suatu wilayah
yang didapatkan dari hasil sensus penduduk jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan jumlah
penduduk dari hasil registrasi. Di Indonesia registrasi penduduk sudah dilakukan sejak abad ke-
19. Registrasi penduduk adalah kegiatan yang dilakukan pemerintah setempat bekerja sama
dengan keluarga mencatat peristiwa penting kelahiran, kematian, pernikahan, pengangkatan anak

5
(adopsi) dan peristiwa penting lainnya. Tujuan dari registrasi adalah pengumpulan data yang bisa
di proses guna perencanaan lebih lanjut dalam sebuah pemerintahan. Proses registrasi penduduk
sendiri masih terdapat berbagai kelemahan yang terjadi seperti, data yang kurang tepat sehingga
tidak mencerminkan data sebenarnya.

6
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5º50'- 7º50' Lintang Selatan dan 104º
48'- 108º 48' Bujur Timur, dengan luas wilayah daratan 3.710.061,32 hektar. Jumlah penduduknya
pada tahun 2011 mencapai 46.497.175 jiwa (Sumber : Database SIAK Provinsi Jawa Barat Tahun
2011).

Figure 1: Peta Provinsi Jawa Barat Beserta Kota/Kabnupaten

Secara administratif sejak tahun 2008, kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat berjumlah
26 kabupaten/kota terdiri atas 17 kabupaten dan 9 kota dengan 625 kecamatan dan 5.877
desa/kelurahan. Jawa Barat terbagi dalam 4 Badan Koordinasi Pemerintahan Pembangunan (Bakor
PP)Wilayah, sebagai berikut wilayah I Bogor meliputi Kab.Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kab.
sukabumi, Kota sukabumi dan Kab. Cianjur. Wilayah II Purwakarta meliputi Kab. Purwakarta,
Kab. Subang, Kab. Karawang, Kab. Bekasi, dan Kota Bekasi. Wilayah III Cirebon meliputi Kab.
Cirebon, Kota Cirebon, Kab. Indramayu, Kab. Majalengka, dan Kab. Kuningan. Wilayah IV
Priangan meliputi Kab. Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kab. Bandung Barat, Kab.
Sumedang, Kab. Garut, Kab. Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kab. Ciamis, dan Kota Banjar.

7
Adapun waktu penelitian ini adalah dimulai pada Jumat, 18 Maret 2022 hingga Kamis, 31
Maret 2022. Pengerjaan studi kasus ini dilakukan secara berkelompok, yakni oleh kelompok 3.
Kelompok 3 terdiri dari 5 orang anggota.

3.2 Jenis dan Metode Penelitian


Adapun metode penelitian yang digunakan dalam pengerjaan studi kasus 1 ini adalah metode
deskriptif kualitatif. Digunakannya metode tersebut dikarena penulis ingin menggambarkan,
melukiskan, menerangkan, dan menjelaskan tentang berbagai sumber-sumber data kependudukan
yang diamati dan mengetahui bagaimana perbandingannya melalui contoh data kependudukan
salah satu provinsi yang ada di Indonesia, yakni Provinsi Jawa Barat. Dengan melakukan
perbandingan, dapat diketahui keunggulan dan kelemahan masing-masing sumber data
kependudukan yang ada.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data yang digunakan pada studi kasus ini adalah metode studi pustaka.
Studi pustaka merupakan langkah awal dalam metode pengumpulan data. Studi pustaka
merupakan metode pengumpulan data yang diarahkan kepada pencarian data dan informasi
melalui dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, foto-foto, gambar, maupun dokumen
elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan.”Hasil penelitian juga akan semakin
kredibel apabila didukung foto-foto atau karya tulis akademik dan seni yang telah
ada.”(Sugiyono,2005:83). Studi pustaka merupakan Maka dapat dikatakan bahwa studi pustaka
dapat memengaruhi kredibilitas hasil penelitian yang dilakukan.

3.4 Jenis dan Sumber Data


Data merupakan sumber informasi yang didapatkan oleh penulis melalui penelitian yang
dilakukan. Data yang diperoleh nantinya akan diolah sehingga menjadi informasi baru yang dapat
dimanfaatkan oleh pembacanya. Dalam penelitian ini, data diperoleh melalui data sekunder. Data
sekunder yaitu data yang diperoleh penulis untuk mendukung data primer. Data sekunder ini
seperti buku-buku mengenai teori-teori perpustakaan dan buku-buku lain sejenis yang
berhubungan dengan kenyamanan membaca pemustaka.

8
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Analisis Sumber Data Kependudukan Provinsi Jawa Barat


4.1.1 Sensus Penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun 2020
SP2020 mencatat penduduk Jawa Barat pada bulan September 2020 sebanyak
48,27 juta jiwa. Sejak Indonesia menyelenggarakan Sensus Penduduk yang pertama pada
tahun 1961, jumlah penduduk Jawa Barat terus mengalami peningkatan. Hasil SP2020
dibandingkan dengan SP2010 memperlihatkan penambahan jumlah penduduk sebanyak
5,2 juta jiwa atau rata-rata sebanyak 0,44 juta setiap tahun.

Figure 2: Jumlah Penduduk Jawa Barat, 1961-2020

Dalam kurun waktu 2010- 2020, laju pertumbuhan penduduk Jawa Barat sebesar
1,11 persen poin per tahun. Terdapat perlambatan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,79
persen poin jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk pada periode 2000-
2010 yang sebesar 1,90 persen.

Table 1: Jumlah Penduduk Jawa Barat menurut Kabupaten/Kota dan Kesesuaian Alamat

9
SP2020 mencatat sebesar 91,7 persen atau sekitar 44,28 juta penduduk berdomisili
sesuai Kartu Keluarga (KK) *). Sementara sebesar 8,3 persen atau sekitar 3,99 juta
penduduk lainnya berdomisili tidak sesuai KK. Jumlah ini mengindikasikan banyaknya
penduduk yang berpindah dari wilayah tempat tinggal sebelumnya karena sekarang sudah
tidak tinggal pada alamat yang tercatat pada Kartu Keluarga (KK).

Figure 3: Sebaran penduduk Jawa Barat menurut Wilayah Kabupaten/Kota, 2020

10
Jumlah penduduk Jawa Barat paling besar di Kabupaten Bogor. Dengan luas
geografis sebesar 7,66 persen wilayah Jawa Barat, Kabupaten Bogor dihuni oleh 5,43 juta
penduduk atau 11,24 persen penduduk Jawa Barat. Jumlah penduduk terbesar kedua
terdapat di Kabupaten Bandung dengan jumlah penduduk sebanyak 3,62 juta orang, yaitu
sebesar 7,51 persen. Sementara jumlah penduduk paling kecil di Kota Cirebon dan Kota
Banjar dengan jumlah penduduk masing-masing sebanyak 333,3 ribu atau sebesar 0,69
persen dan 200,97 ribu atau sebesar 0,42 persen.

4.1.2 Survei Penduduk Provinsi Jawa Barat (Menurut SUPAS 2015)


Berdasarkan hasil SUPAS2015 jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat diperkirakan
sebanyak 46.668.214 jiwa, dimana jumlah penduduk perkotaan sebanyak 33.757.973 jiwa,
sedangkan jumlah penduduk daerah pedesaan sebesar 12.910.241 jiwa. Bila dibandingkan
dengan hasil pendataan penduduk wilayah perkotaan sebesar 6% poin dimana pada tahun
2010 jumlah peduduk wilayah perkotaan sebesar 66% menjadi 72% pada tahun 2015.

Figure 4: Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun 2000-2015 (juta jiwa)

Bila dibandingkan dengan sensus maupun survei penduduk sebelumnya, dapat


dilihat bahwa jumlah penduduk provinsi jawa barat terus mengalami peningkatan. Dalam
jangka waktu 15 tahun yaitu tahun 2000 hingga 2015, jumlah penduduk provinsi Jawa
Barat mengalami penambahan sekitar 10.944.741 jiwa atau rata-rata 729,65 ribu jiwa
setiap tahun.
Secara nasional selama 5 tahun (2010-2015), jumlah penduduk provinsi Jawa Barat
adalah terbesar kemudian diikuti oleh provinsi jawa timur dan jawa tengah. Apabila dilihat

11
menurut kabupaten/kota, 3 kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terbanyak adalah
kabupaten Bogor, kabupaten Bandung dan kabupaten Bekasi.

Table 2: Tiga Kabupaten/Kota Dengan Jumlah Penduduk Terbesar

Begitu pula bila dibandingkan dengan hasil SP2010, 3 kabupaten tersebut juga
mengalami penambahan jumlah pednuduk. Dan penambahan penduduk terbesar di
kabupaten Bogor, sedangkan penambahan terkecil di kabupaten Bandung. Kabupaten/kota
dengan penduduk terendah adalah kota Banjar (181.331 jiwa).

4.1.3 Registrasi Penduduk Provinsi Jawa Barat (Menurut SUPAS 2015)


Salah satu ukuran fertilitas di Provinsi Jawa Barat dapat dilihat dari jumlah rata-
rata anak lahir hidup (ALH). Anak lahir hidup mencerminkan banyaknya kelahiran hidup
sekelompok atau beberapa kelompok perempuan pada saat memasuki reproduksi hingga
pada saat pengumpulan data dilakukan. ALH disebut juga ukuran paritas.

Table 3: Anak Lahir Hidup (ALH) Rata-rata per Perempuan Pernah Kawin, Provinsi
Jawa Barat 2015

12
Tabel diatas menunjukkan bahwa semakin tua umur perempuan maka semakin
besar jumlah ALH rata-rata, bervariasi dari 0,54 anak per ibu pada kelompok umur 15-19
tahun, ke 2,94 anak per ibu pada kelompok umur 45-49 tahun. Oleh karena itu, jumlah
ALH rata-rata adalah ukuran yang bersifat kumulatif, yakni banyaknya kelahiran sejak
perempuan menikah pertama kali sampai usia pada saat pencacahan.
Berdasarkan hasil SUPAS 2015, di Provinsi Jawa Barat, persentase wanita pernah
kawin berumur 10-54 tahun yang anaknya sudah meninggal sebesar 6,91 persen. Di
perkotaan, persentasenya sebesar 6,15 persen, sedangkan di perdesaan sebesar 8,81 persen.
Di perkotaan, persentase wanita pernah kawin berumur 10-54 tahun yang anaknya sudah
meninggal lebih sedikit dibandingkan dengan yang di perdesaan. Hal ini menunjukkan
kualitas kesehatan di perkotaan relatif lebih baik dibandingkan dengan yang di perdesaan.

Figure 5: Persentase Wanita Pernah Kawin Berumur 10-54 yang Anaknya Sudah
Meninggal Provinsi Jawa Barat 2015

Seluruh kejadian migrasi yaitu migrasi seumur hidup dan migrasi kembali/migrasi
pulang disebut sebagai migrasi total. Untuk mengetahui banyaknya migran total dapat
dilihat dari banyaknya jumlah penduduk yang berbeda tempat tinggal sekarang dengan
tempat tinggal sebelumnya tanpa memperhitungkan waktunya lagi. Seseorang dikatakan
sebagai migran total apabila pemah tinggal di suatu tempat yang berbeda dengan tempat
tinggal sekarang. Jumlah migran total akan lebih besar dibandingkan dengan migran risen.
Hasil Supas 2015 menunjukkan bahwa jumlah migran total Provinsi Jawa Barat
sebesar 5,1 juta orang atau sekitar 10,93 persen dari total penduduk Jawa Barat angka
migran total per kabupaten/kota menunjukan bahwa Kota Bekasi, Kota Depok dan Kota
Cimahi memiliki jumlah migran total terbesar. Di Kota Bekasi sekitar 1.37 juta orang yang
tinggal di kota ini adalah migran total atau sekitar 50,60 persen dari total penduduknya.

13
Sementara itu di Kota Depok tercatat sebanyak 1 juta migran total atau 48.68 persen dan
total penduduknya dan Kota Cimahi sebesar 44 52 persen dari total penduduknya.

Table 4: Penduduk Menurut Stastus Migrasi Total dan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa
Barat, 2015

Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa migran total adalah penggabungan dari
migran seumur hidup dan migran pulang/kembali. Definisi migrasi seumur hidup adalah
migran yang tempat kelahirannya berbeda dengan tempat tinggal sekarang. Sedangkan
migran kembali adalah migran yang tempat lahirnya sama dengan tempat tinggal sekarang
tetapi pernah tinggal di tempat lain.

Table 5: Penduduk Menurut Stastus Migrasi Total dan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa
Barat 2015

14
Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa migran total Provinsi Jawa Barat yang
berstatus sebagai migran seumur hidup sebesar 97,28 persen sedangkan persentase migran
kembali hanya sebesar 2,72 persen. Persentase migran seumur hidup yang paling tinggi
terdapat di Kota Bekasi (99,32 persen), Kota Depok (99,26 persen) dan Kabupaten Bekasi
(99,17 persen). Artinya hampir semua migran total berstatus migran seumur hidup hanya
sedikit yang migran kembali. Sementara angka migran kembali yang cukup tinggi terdapat
di Kabupaten Majalengka (45,36 persen), Kabupaten Indramayu (33,07 persen) dan
Kabupaten Garut (30,16 persen).

4.2 Keunggulan dan Kelemahan Sumber Data Kependudukan


4.2.1 Sensus Penduduk
Kelebihan serta kekurangan dari data sensus penduduk adalah sebagai berikut ini.
Beberapa keunggulan tersebut antara lain:
A. Coverage error yang rendah, jadi kesalahan karena kurangnya cakupan dapat
diminimalisir atau bahkan mungkin tidak ada.

15
B. Sampling error menjadi sangat rendah atau bahkan mungkin tidak ada, karena tidak
ada pengambilan sampel (semua orang dicacah/sehingga sering disebut cacah jiwa).
C. Hasilnya dapat dibandingkan dengan negara-negara lainnya.

Selain itu sensus penduduk juga memiliki beberapa kelemahan yaitu:


A. Membutuhkan waktu yang lama dan dana yang sangat besar, hal ini disebabkan
dalam SP meliputi seluruh penduduk, atau coverage atau cakupannya lengkap,
sehingga membutuhkan dana yang jauh lebih banyak dibandingkan dengan
pelaksanaan survai.
B. Hanya menyajikan data dasarnya saja, dalam SP data yang diperoleh berupa data
dasar saja seperti umur penduduk, jenis kelamin, daerah tempat tinggal, pendidikan.
Data lainnya seperti data ketenagakerjaan, kondisi fertilitas, mortalitas, maupun
migrasi penduduk akan dikumpulkan melalui survai sampel.
C. Ada beberapa kesalahan dalam pelaksanaan sensus seperti:
a) Kesalahan cakupan (error of coverage)
Kesalahan karena tidak seluruh penduduk dicacah, dan ada kemungkinan
mereka dicacah dua kali, hal ini terjadi jika ada mobilitas yang tinggi pada
penduduknya. Beberapa hambatan yang mungkin terjadi dalam
pelaksanaan SP tersebut dapat mempengaruhi kualitas data hasil SP yang
pada akhirnya menentukan kualitas kebijakan yang dibuat berdasarkan
hasil SP tersebut.
b) Kesalahan isi pelaporan (error of content)
Kesalahan ini meliputi kesalahan pelaporan dari responden, misalnya
kesalahan pelaporan tentang umur. Dengan pendidikan yang relatif
rendah, sebagian mereka tidak mengetahui umurnya, dan ada juga
kemungkinan responden tidak jujur. Kesalahan pelaporan umur untuk
negara-negara sedang berkembang banyak terjadi mengingat kualitas
penduduk atau pendidikannya yang masih rendah. Kebijakan untuk
meningkatkan derajat pendidikan penduduk menjadi program yang sangat
strategis dalam rangka meningkatkan kualitas data penduduk.
c) Kesalahan ketepatan pelaporan (estimating error)

16
Hal ini dapat terjadi baik karena petugas ataupun responden. Dapat terjadi
karena kesalahan editing ataupun coding. Proses pengolahan data yang
dilakukan juga dapat menjadi sumber kesalahan jika dilakukan dengan
tidak hati-hati dan sesuai dengan kaidah keilmuan yang berlaku. Jika tidak
hati-hati, maka kesalahan dalam pengolahan termasuk entry data
mempengaruhi kualitas data yang dihasilkan.

4.2.2 Survei Penduduk


Kelebihan serta kekurangan dari data survei penduduk adalah sebagai berikut ini.
Beberapa keunggulan tersebut antara lain:
A. Menghemat biaya
B. Pertanyaan dalam survei dapat lebih mendetail dan spesifik
C. Dilaksanakan pada saat diperlukan
D. Hasil lebih cepat didapat dan lebih intensif

Selain itu survei penduduk juga memiliki beberapa kelemahan yaitu:


A. Memiliki sampling error
B. Data umumnya sangat khusus, sehingga datanya tidak dapat dipakai untuk
keperluan lain
C. Daerah/cakupan wilayahnya terbatas

4.2.3 Registrasi Penduduk


Kelebihan dari registrasi penduduk cenderung mudah untuk dilakukan karena dapat
dicatat dari kantor urusan negara terendah seperti RW, RT, lurah, kecamatan, dan
seterusnya. Selain itu, ata bersifat lebih faktual, berkelanjutan dan "real time" perubahan
data lebih up to date, karena setiap ada perubahan data dapat langsung tercatat apabila
penduduk langsung melakukan pendataan, dapat menggambarkan data hingga tingkat
pemerintahan terendah, biaya yang dikeluarkan lebih murah. Akan tetapi registrasi
penduduk juga memiliki kekurangan, registrasi penduduk seringkali terkendala karena
kualitas sumber daya manusia yang mencatat.

17
BAB V

SIMPULAN

Dari pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Terdapat tiga jenis sumber data kependudukan, yakni sensus, survei, dan registrasi
penduduk. Sensus penduduk merupakan suatu proses keseluruhan dari pengumpulan,
pengolahan, penyajian, dan penilaian data penduduk yang menyangkung antara lain ciri-
ciri demografi, sosial ekonomi, dan lingkungan hidup. Survei penduduk adalah proses
pengambilan data penduduk menggunakan sampel data. Registrasi penduduk adalah
kegiatan mencatat peristiwa penting kelahiran, kematian, pernikahan, pengangkatan anak
(adopsi) dan peristiwa penting lainnya.

2. SP2020 mencatat penduduk Jawa Barat pada bulan September 2020 sebanyak 48,27 juta
jiwa. SP2020 mencatat sebesar 91,7 persen atau sekitar 44,28 juta penduduk berdomisili
sesuai Kartu Keluarga (KK). 8,3 persen atau sekitar 3,99 juta penduduk lainnya tidak sesuai
KK. Jumlah penduduk Jawa Barat paling besar di Kabupaten Bogor. Berdasarkan hasil
SUPAS2015 jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat diperkirakan sebanyak 46.668.214
jiwa, di perkotaan sebanyak 33.757.973 jiwa, sedangkan di pedesaan sebesar 12.910.241
jiwa. Sebesar 5,1 juta orang atau sekitar 10,93 persen dari total penduduk Jawa Barat angka
migran total per kabupaten/kota menunjukan bahwa Kota Bekasi, Kota Depok dan Kota
Cimahi memiliki jumlah migran total terbesar.

3. Keunggulan sensus yakni coverage dan sampling error rendah, sedangkan kelemahannya
membutuhkan waktu lama dan dana sangat besar dan hanya menyajikan data dasarnya saja.
Keunggulan survei yakni lebih hemat biaya, data mendetail dan spesifik, dan hasil lebih
cepat didapat dan lebih intensif, sedangkan kelemahannya memiliki sampling error dan
daerah/cakupan wilayahnya terbatas. Keunggulan registrasi yakni cenderung mudah untuk
dilakukan karena dapat dicatat dari kantor urusan negara terendah seperti RW, RT, lurah,
kecamatan, dan bersifat real time, sedangkan kelemahannya seringkali terkendala karena
kualitas sumber daya manusia yang mencatat.

18
DAFTAR PUSTAKA

Mantra, I B. (2015) Demografi Umum Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Belajar.


Marhaeni, AA. I N. (2018) Pengantar Kependudukan. Jilid 1. Denpasar : CV Sastra Utama.
Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta.
Andika, Yoki. (2016). Sumber Data Kependudukan: Pengertian, Analisa Dan Fungsinya. Diakses
pada 19 Maret 2022 dari link: https://ilmugeografi.com/ilmu-sosial/sumber-
datakependudukan#:~:text=Fungsi%20Sumber%20Data%20Kependudukan&text=Meng
etahui%20Sebaran%20jumlah%20penduduk%3A%20Pemerintah,lebih%20memaksimal
kan%20pengembangan%20suatu%20daerah.
RISKY, D., & Dinny, K. (2019). Perancangan Sistem Sensus Penduduk Berbasis Web Di
Kelurahan Srimulya Kecamatan Sematang Borang Kota Palembang (Doctoral
dissertation, Universitas Bina Darma).
BPS Provinsi Jawa Barat. (2021). Potret Sensus Penduduk 2020 Provinsi Jawa Barat Menuju Satu
Data Kependudukan Indonesia. Diakses pada 19 Maret 2022 dari link:
https://jabar.bps.go.id.
BPS Provinsi Jawa Barat. (2016). Profil Penduduk Provinsi Jawa Barat Hasil SUPAS 2015.
Diakses pada 19 Maret 2022 dari link: https://jabar.bps.go.id.
Pratama, C D. (2020) Metode Pengumpulan Data Kependudukan. Diakses pada 19 Maret 2022
dari link: https://www.kompas.com.
Sekilas Jabar. (2017). Sekilas Jabar. Diakses pada 18 Maret 2022 dari link:
https://jabarprov.go.id/index.php/pages/id/1261.

19

Anda mungkin juga menyukai