Dosen pengampu:
Dr. Dra. Anak Agung Istri Ngurah Marhaeni, S.E., M.S.
Disusun oleh :
Kelompok 3
1. Ni Luh Ellia Chandra Dewi (2007511076/07)
2. Tristia Izzatunnisa Azzahra Insan Putri (2007511081/08)
3. I Gusti Ayu Agung Wulan Ardia Paramitha (2007511082/09)
4. I Kadek Java Prawira Upadana (2007511085/10)
5. Ni Putu Yuni Sundari (2007511086/11)
6. Anak Agung Bagus Ngurah Nararya Nata (2007511094/12)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan studi kasus ini. Atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat
menyelesaikan studi kasus yang berjudul “Studi Kasus 1 : Analisis Data Kependudukan” dengan
tepat waktu.
Studi Kasus 1 : Analisis Data Kependudukan disusun guna memenuhi tugas Ibu Dr. Dra. Anak
Agung Istri Ngurah Marhaeni, S.E., M.S. selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar
Kependudukan Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana. Selain itu, penulis
juga berharap agar studi kasus ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca
khususnya mengetahui keunggulan dan kelemahan masing-masing sumber data kependudukan.
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Dra. Anak Agung Istri
Ngurah Marhaeni, S.E., M.S. selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Kependudukan.
Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan tugas studi kasus ini. Penulis menyadari tugas studi kasus ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi
kesempurnaan tugas ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................................................1
1.1 Latar belakang ...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................2
1.3 Tujuan ...............................................................................................................................2
1.4 Manfaat .............................................................................................................................3
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................................................4
2.1 Teori ..................................................................................................................................4
2.2 Sensus penduduk ...............................................................................................................4
2.3 Survei Penduduk ................................................................................................................5
2.4 Registrasi Penduduk ..........................................................................................................5
BAB III METODE PENELITIAN ..............................................................................................7
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................................................................7
3.2 Jenis dan Metode Penelitian ...............................................................................................8
3.3 Metode Pengumpulan Data ................................................................................................8
3.4 Jenis dan Sumber Data .......................................................................................................8
BAB IV PEMBAHASAN ...........................................................................................................9
4.1 Analisis Sumber Data Kependudukan Provinsi Jawa Barat ................................................9
4.1.1 Sensus Penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun 2020......................................................9
4.1.2 Survei Penduduk Provinsi Jawa Barat (Menurut SUPAS 2015) ................................. 11
4.1.3 Registrasi Penduduk Provinsi Jawa Barat (Menurut SUPAS 2015) ............................ 12
4.2 Keunggulan dan Kelemahan Sumber Data Kependudukan ............................................... 15
4.2.1 Sensus Penduduk ....................................................................................................... 15
4.2.2 Survei Penduduk ....................................................................................................... 17
4.2.3 Registrasi Penduduk .................................................................................................. 17
BAB V SIMPULAN ................................................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Sumber data penduduk yang tersedia hanya secara periodik, yaitu Sensus Penduduk (SP) pada
tahun-tahun yang berakhiran dengan angka 0 (nol) dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS)
pada pertengahan dua sensus atau tahun-tahun yang berakhiran dengan angka 5 (lima). Sumber
data kependudukan yang lain yaitu registrasi penduduk masih belum sempurna cakupan
pencatatannya sehingga datanya belum dapat digunakan untuk perencanan pembangunan
nasional. Seperti diketahui bahwa hampir semua rencana pembangunan perlu ditunjang dengan
data jumlah penduduk, persebaran dan susunannya menurut umur penduduk yang relevan dengan
rencana tersebut.
Data yang diperukan tidak hanya menyangkut keadaan pada waktu rencana itu disusun, tetapi
juga informasi masa lampau dan yang lebih penting lagi adalah informasi perkiraan pada waktu
yang akan datang. Data penduduk pada waktu yang lalu dan waktu kini sudah dapat diperoleh
dari hasil-hasil survei dan sensus, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan data penduduk pada
masa yang akan datang perlu dibuat proyeksi penduduk yaitu perkiraan jumlah penduduk dan
komposisinya di masamendatang.
Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi suatu perhitungan
ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk, yaitu
kelahiran, kematian dan perpindahan (migrasi). Ketiga komponen inilah yang menentukan
besarnya jumlah penduduk dan struktur umur penduduk di masa yang akan datang.
1
Untuk menentukan asumsi dari tingkat perkembangan kelahiran, kematian dan perpindahan
di masa yang akan datang diperlukan data yang menggambarkan tren di masa lampau hingga saat
ini, faktor-faktor yang mempengaruhi masing-masing komponen itu, dan hubungan antara satu
komponen dengan yang lain serta target yang akan dicapai atau diharapkan pada masa yang akan
datang.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui jenis-jenis sumber data kependudukan
2. Mengetahui yang dimaksud dengan sensus penduduk, survei penduduk, dan registrasi
penduduk
3. Mengetahui data hasil sensus penduduk, survei penduduk, dan registrasi penduduk di
Provinsi Jawa Barat
2
4. Mengetahui perbandingan sensus penduduk, survei penduduk, dan registrasi penduduk
1.4 Manfaat
Dengan terselesaikannya tugas studi kasus ini, diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah
pengetahuan dan wawasan mengenai sumber-sumber data kependudukan, contoh data
kependudukan (data kependudukan Provinsi Jawa Barat), dan perbandingan antara sumber-
sumber data kependudukan yang memuat keunggulan dan kelemahan masing-masing sumber data
kependudukan
3
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori
Tiap-tiap negara ingin mengetahui jumlah peduduk di negara masing-masing, terutama
mengenai struktur dan proses. Untuk mendapatkan data tersebut dibuatlah suatu sistem
pengumpulan data penduduk. Pada umumnya ada tiga sistem pengumpulan dengan melaksanakan
cacah jiwa atau sensus penduduk yang dilaksanakan pada waktu tertentu (umumnya tiap sepuluh
tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka kosong). Yunus (1981:44) mengatakan sumber
data kependudukan dapat dikelompokkan menjadi tiga pengelompokkan besar yaitu sensus,
survei dan registrasi penduduk. Data kependudukan yang dikumpulkan melalui cara pengambilan
data kependudukan tersebut di atas dapat digunakan sebagai perencanaan pembangunan nasional
(BPS,2013:1).
Pendekatan de jure dan de facto diterapkan untuk mencakup semua orang dalam area
pencacahan. Mereka yang mempunyai tempat tinggal tetap didekati dengan pendekatan de jure,
dimana mereka dicatat sesuai dengan tempat tinggal mereka secara formal; sedangkan mereka
4
yang yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap didekati dengan pendekatan de facto dan dicatat
dimana mereka berada. Semua anggota kedutaan besar dan keluarganya tidak tercakup dalam
sensus.
5
(adopsi) dan peristiwa penting lainnya. Tujuan dari registrasi adalah pengumpulan data yang bisa
di proses guna perencanaan lebih lanjut dalam sebuah pemerintahan. Proses registrasi penduduk
sendiri masih terdapat berbagai kelemahan yang terjadi seperti, data yang kurang tepat sehingga
tidak mencerminkan data sebenarnya.
6
BAB III
METODE PENELITIAN
Secara administratif sejak tahun 2008, kabupaten dan kota di Provinsi Jawa Barat berjumlah
26 kabupaten/kota terdiri atas 17 kabupaten dan 9 kota dengan 625 kecamatan dan 5.877
desa/kelurahan. Jawa Barat terbagi dalam 4 Badan Koordinasi Pemerintahan Pembangunan (Bakor
PP)Wilayah, sebagai berikut wilayah I Bogor meliputi Kab.Bogor, Kota Bogor, Kota Depok, Kab.
sukabumi, Kota sukabumi dan Kab. Cianjur. Wilayah II Purwakarta meliputi Kab. Purwakarta,
Kab. Subang, Kab. Karawang, Kab. Bekasi, dan Kota Bekasi. Wilayah III Cirebon meliputi Kab.
Cirebon, Kota Cirebon, Kab. Indramayu, Kab. Majalengka, dan Kab. Kuningan. Wilayah IV
Priangan meliputi Kab. Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kab. Bandung Barat, Kab.
Sumedang, Kab. Garut, Kab. Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kab. Ciamis, dan Kota Banjar.
7
Adapun waktu penelitian ini adalah dimulai pada Jumat, 18 Maret 2022 hingga Kamis, 31
Maret 2022. Pengerjaan studi kasus ini dilakukan secara berkelompok, yakni oleh kelompok 3.
Kelompok 3 terdiri dari 5 orang anggota.
8
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam kurun waktu 2010- 2020, laju pertumbuhan penduduk Jawa Barat sebesar
1,11 persen poin per tahun. Terdapat perlambatan laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,79
persen poin jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan penduduk pada periode 2000-
2010 yang sebesar 1,90 persen.
Table 1: Jumlah Penduduk Jawa Barat menurut Kabupaten/Kota dan Kesesuaian Alamat
9
SP2020 mencatat sebesar 91,7 persen atau sekitar 44,28 juta penduduk berdomisili
sesuai Kartu Keluarga (KK) *). Sementara sebesar 8,3 persen atau sekitar 3,99 juta
penduduk lainnya berdomisili tidak sesuai KK. Jumlah ini mengindikasikan banyaknya
penduduk yang berpindah dari wilayah tempat tinggal sebelumnya karena sekarang sudah
tidak tinggal pada alamat yang tercatat pada Kartu Keluarga (KK).
10
Jumlah penduduk Jawa Barat paling besar di Kabupaten Bogor. Dengan luas
geografis sebesar 7,66 persen wilayah Jawa Barat, Kabupaten Bogor dihuni oleh 5,43 juta
penduduk atau 11,24 persen penduduk Jawa Barat. Jumlah penduduk terbesar kedua
terdapat di Kabupaten Bandung dengan jumlah penduduk sebanyak 3,62 juta orang, yaitu
sebesar 7,51 persen. Sementara jumlah penduduk paling kecil di Kota Cirebon dan Kota
Banjar dengan jumlah penduduk masing-masing sebanyak 333,3 ribu atau sebesar 0,69
persen dan 200,97 ribu atau sebesar 0,42 persen.
Figure 4: Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Barat Tahun 2000-2015 (juta jiwa)
11
menurut kabupaten/kota, 3 kabupaten/kota dengan jumlah penduduk terbanyak adalah
kabupaten Bogor, kabupaten Bandung dan kabupaten Bekasi.
Begitu pula bila dibandingkan dengan hasil SP2010, 3 kabupaten tersebut juga
mengalami penambahan jumlah pednuduk. Dan penambahan penduduk terbesar di
kabupaten Bogor, sedangkan penambahan terkecil di kabupaten Bandung. Kabupaten/kota
dengan penduduk terendah adalah kota Banjar (181.331 jiwa).
Table 3: Anak Lahir Hidup (ALH) Rata-rata per Perempuan Pernah Kawin, Provinsi
Jawa Barat 2015
12
Tabel diatas menunjukkan bahwa semakin tua umur perempuan maka semakin
besar jumlah ALH rata-rata, bervariasi dari 0,54 anak per ibu pada kelompok umur 15-19
tahun, ke 2,94 anak per ibu pada kelompok umur 45-49 tahun. Oleh karena itu, jumlah
ALH rata-rata adalah ukuran yang bersifat kumulatif, yakni banyaknya kelahiran sejak
perempuan menikah pertama kali sampai usia pada saat pencacahan.
Berdasarkan hasil SUPAS 2015, di Provinsi Jawa Barat, persentase wanita pernah
kawin berumur 10-54 tahun yang anaknya sudah meninggal sebesar 6,91 persen. Di
perkotaan, persentasenya sebesar 6,15 persen, sedangkan di perdesaan sebesar 8,81 persen.
Di perkotaan, persentase wanita pernah kawin berumur 10-54 tahun yang anaknya sudah
meninggal lebih sedikit dibandingkan dengan yang di perdesaan. Hal ini menunjukkan
kualitas kesehatan di perkotaan relatif lebih baik dibandingkan dengan yang di perdesaan.
Figure 5: Persentase Wanita Pernah Kawin Berumur 10-54 yang Anaknya Sudah
Meninggal Provinsi Jawa Barat 2015
Seluruh kejadian migrasi yaitu migrasi seumur hidup dan migrasi kembali/migrasi
pulang disebut sebagai migrasi total. Untuk mengetahui banyaknya migran total dapat
dilihat dari banyaknya jumlah penduduk yang berbeda tempat tinggal sekarang dengan
tempat tinggal sebelumnya tanpa memperhitungkan waktunya lagi. Seseorang dikatakan
sebagai migran total apabila pemah tinggal di suatu tempat yang berbeda dengan tempat
tinggal sekarang. Jumlah migran total akan lebih besar dibandingkan dengan migran risen.
Hasil Supas 2015 menunjukkan bahwa jumlah migran total Provinsi Jawa Barat
sebesar 5,1 juta orang atau sekitar 10,93 persen dari total penduduk Jawa Barat angka
migran total per kabupaten/kota menunjukan bahwa Kota Bekasi, Kota Depok dan Kota
Cimahi memiliki jumlah migran total terbesar. Di Kota Bekasi sekitar 1.37 juta orang yang
tinggal di kota ini adalah migran total atau sekitar 50,60 persen dari total penduduknya.
13
Sementara itu di Kota Depok tercatat sebanyak 1 juta migran total atau 48.68 persen dan
total penduduknya dan Kota Cimahi sebesar 44 52 persen dari total penduduknya.
Table 4: Penduduk Menurut Stastus Migrasi Total dan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa
Barat, 2015
Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa migran total adalah penggabungan dari
migran seumur hidup dan migran pulang/kembali. Definisi migrasi seumur hidup adalah
migran yang tempat kelahirannya berbeda dengan tempat tinggal sekarang. Sedangkan
migran kembali adalah migran yang tempat lahirnya sama dengan tempat tinggal sekarang
tetapi pernah tinggal di tempat lain.
Table 5: Penduduk Menurut Stastus Migrasi Total dan Kabupaten/Kota Provinsi Jawa
Barat 2015
14
Pada Tabel diatas dapat dilihat bahwa migran total Provinsi Jawa Barat yang
berstatus sebagai migran seumur hidup sebesar 97,28 persen sedangkan persentase migran
kembali hanya sebesar 2,72 persen. Persentase migran seumur hidup yang paling tinggi
terdapat di Kota Bekasi (99,32 persen), Kota Depok (99,26 persen) dan Kabupaten Bekasi
(99,17 persen). Artinya hampir semua migran total berstatus migran seumur hidup hanya
sedikit yang migran kembali. Sementara angka migran kembali yang cukup tinggi terdapat
di Kabupaten Majalengka (45,36 persen), Kabupaten Indramayu (33,07 persen) dan
Kabupaten Garut (30,16 persen).
15
B. Sampling error menjadi sangat rendah atau bahkan mungkin tidak ada, karena tidak
ada pengambilan sampel (semua orang dicacah/sehingga sering disebut cacah jiwa).
C. Hasilnya dapat dibandingkan dengan negara-negara lainnya.
16
Hal ini dapat terjadi baik karena petugas ataupun responden. Dapat terjadi
karena kesalahan editing ataupun coding. Proses pengolahan data yang
dilakukan juga dapat menjadi sumber kesalahan jika dilakukan dengan
tidak hati-hati dan sesuai dengan kaidah keilmuan yang berlaku. Jika tidak
hati-hati, maka kesalahan dalam pengolahan termasuk entry data
mempengaruhi kualitas data yang dihasilkan.
17
BAB V
SIMPULAN
1. Terdapat tiga jenis sumber data kependudukan, yakni sensus, survei, dan registrasi
penduduk. Sensus penduduk merupakan suatu proses keseluruhan dari pengumpulan,
pengolahan, penyajian, dan penilaian data penduduk yang menyangkung antara lain ciri-
ciri demografi, sosial ekonomi, dan lingkungan hidup. Survei penduduk adalah proses
pengambilan data penduduk menggunakan sampel data. Registrasi penduduk adalah
kegiatan mencatat peristiwa penting kelahiran, kematian, pernikahan, pengangkatan anak
(adopsi) dan peristiwa penting lainnya.
2. SP2020 mencatat penduduk Jawa Barat pada bulan September 2020 sebanyak 48,27 juta
jiwa. SP2020 mencatat sebesar 91,7 persen atau sekitar 44,28 juta penduduk berdomisili
sesuai Kartu Keluarga (KK). 8,3 persen atau sekitar 3,99 juta penduduk lainnya tidak sesuai
KK. Jumlah penduduk Jawa Barat paling besar di Kabupaten Bogor. Berdasarkan hasil
SUPAS2015 jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat diperkirakan sebanyak 46.668.214
jiwa, di perkotaan sebanyak 33.757.973 jiwa, sedangkan di pedesaan sebesar 12.910.241
jiwa. Sebesar 5,1 juta orang atau sekitar 10,93 persen dari total penduduk Jawa Barat angka
migran total per kabupaten/kota menunjukan bahwa Kota Bekasi, Kota Depok dan Kota
Cimahi memiliki jumlah migran total terbesar.
3. Keunggulan sensus yakni coverage dan sampling error rendah, sedangkan kelemahannya
membutuhkan waktu lama dan dana sangat besar dan hanya menyajikan data dasarnya saja.
Keunggulan survei yakni lebih hemat biaya, data mendetail dan spesifik, dan hasil lebih
cepat didapat dan lebih intensif, sedangkan kelemahannya memiliki sampling error dan
daerah/cakupan wilayahnya terbatas. Keunggulan registrasi yakni cenderung mudah untuk
dilakukan karena dapat dicatat dari kantor urusan negara terendah seperti RW, RT, lurah,
kecamatan, dan bersifat real time, sedangkan kelemahannya seringkali terkendala karena
kualitas sumber daya manusia yang mencatat.
18
DAFTAR PUSTAKA
19